Sie sind auf Seite 1von 12

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017: 77-88

DOI: 10.22435/kespro.v8i1.6753.77-88  

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP


PERILAKU PERSALINAN DI PERDESAAN DAERAH
ANGKA KEMATIAN IBU RENDAH DAN TINGGI

The Infuence of Social Economic and Cultural Factors on Childbirth Behavior


in Rural Area with High and Low Maternal Mortality Ratio

Yekti Widodo1, Siti Amanah2, Nurmala K Pandjaitan2, Djoko Susanto2


1
Peneliti Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes, Kemenkes.
2
Staf Pengajar Dept. Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, FEMA, IPB

Naskah masuk 12 Mei 2017; review 15 Juni 2017; disetujui terbit 28 Juni 2017

Abstract
Background: Maternal complications are the risk of maternal death. Unsafe childbirth behavior is still a
major challenge in Indonesia that is influenced by social, economic and cultural factors.
Objective: The study aimed to identify socio-economic and cultural influences on the behavior of childbirth
in rural areas with low and high maternal mortality
Method: Cross-sectional study was conducted in rural areas with low and high maternal mortality. The
sample of the study were nursing mothers. The sample size of each research area is 120, bringing the total to
240 samples. Data were collected through interviews using questionnaires and interview guidelines. Data
analysis was done descriptively and analytically with multiple regression test.
Results: In the low maternal mortality areas, almost all (99.2%) of the samples performed safe deliveries.
Safe delivery was influenced by the equality of the mother's social status with her husband, social support for
healthy behaviors, and high maternal social value for the family. In the high maternal mortality areas, the
majority (66.6%) of the samples performed unsafe childbirth. Unsafe childbirth behavior was influenced by
strong social support to unhealthy behavior and low husband's financial support.
Conclusion: Safe childbirth behavior in low maternal mortality area was influenced by mother's social
status, social support to healthy behavior, and mother's social value. Unsafe childbirth behavior in high
maternal mortality areas was influenced by social support for unhealthy behaviors and financial support.

Keywords: socioeconomic culture, childbirth behavior, maternal mortality

Abstrak
Latar belakang: Komplikasi maternal merupakan risiko terjadinya kematian ibu. Perilaku persalinan tidak
aman masih merupakan tantangan besar di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan
budaya.
Tujuan: Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh sosial ekonomi dan budaya terhadap perilaku
persalinan di perdesaan daerah angka kematian ibu rendah dan tinggi.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan di perdesaan daerah angka kematian ibu rendah dan tinggi.
Sampel penelitian adalah ibu menyusui. Jumlah sampel masing-masing daerah penelitian 120, sehingga
totalnya 240 sampel. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pedoman
wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan uji regresi ganda.
Hasil: Pada daerah angka kematian ibu rendah, hampir seluruh (99,2%) sampel melakukan persalinan aman.
Perilaku persalinan aman dipengaruhi oleh kesetaraan status sosial ibu dengan suami, dukungan sosial
kepada perilaku sehat, dan nilai sosial ibu yang tinggi bagi keluarga. Pada daerah angka kematian ibu tinggi
sebagian besar (66,6%) sampel melakukan persalinan tidak aman. Perilaku persalinan tidak aman
dipengaruhi oleh kuatnya dukungan sosial kepada perilaku kurang sehat dan rendahnya dukungan finansial
suami.
Kesimpulan: Perilaku persalinan aman di daerah angka kematian ibu rendah dipengaruhi status sosial ibu,
dukungan sosial kepada perilaku sehat, dan nilai sosial ibu. Perilaku persalinan tidak aman di daerah angka
kematian ibu tinggi dipengaruhi dukungan sosial kepada perilaku kurang sehat dan dukungan finansial.

Kata kunci: sosial ekonomi budaya, perilaku persalinan, kematian ibu

 
Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

PENDAHULUAN di rumah dan 6,7 persen ditolong oleh


dukun.2 Perilaku persalinan di Kabupaten
Hasil estimasi Angka Kematian Ibu (AKI), Bantul, 98,9 persen dilakukan di fasilitas
atau disebut juga Maternal Mortality Ratio kesehatan dan 100 persen ditolong oleh
(MMR) negara-negara di dunia menyatakan petugas kesehatan,11 sedangkan di Kabupaten
bahwa terdapat 8800 kematian ibu di Pandeglang 68,7 persen dilakukan di rumah
Indonesia. Laporan ini juga mencantumkan dan 40,6 persen ditolong oleh dukun.12
bahwa Indonesia merupakan negara dengan
AKI yang termasuk tinggi di Asia Tenggara.1 Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai
AKI di Indonesia berdasarkan hasil Survei dan peningkatan kualitas pelayanan
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) kesehatan ternyata belum cukup untuk
2012 menunjukkan tingkat kematian yang mempercepat penurunan angka kematian ibu.
lebih tinggi dibandingkan hasil SDKI 20072,3 Pada Rencana Strategis Kementerian
Tingkat kematian ibu di Indonesia juga Kesehatan tahun 2015-2019 terdapat
bervariasi antar daerah.4 Kesenjangan kasus indikator persentase persalinan oleh tenaga
kematian ibu antar daerah di Indonesia juga kesehatan di fasilitas kesehatan.13 Kebijakan
lebar, seperti halnya di Kabupaten Bantul dan Kementerian Kesehatan sebelumnya
Kabupaten Pandeglang. Kasus kematian ibu menggunakan indikator cakupan persalinan
di Kabupaten Bantul pada tahun 2014 adalah oleh tenaga kesehatan. Kondisi persalinan
14 kasus5, sedangkan kasus kematian ibu di merupakan proses yang sulit diprediksi dan
Kabupaten Pandeglang pada tahun 2014 perdarahan masih merupakan satu dari tiga
adalah 47 kasus.6 Upaya mencegah kematian penyebab kematian utama di Indonesia, yang
ibu dan menurunkan AKI dilakukan melalui memerlukan penanganan yang cepat dan
pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas, fasilitas yang memadai sehingga apabila
persalinan yang ditolong oleh petugas mengalami kondisi kegawatdaruratan
kesehatan terampil, pemberian bantuan maternal dapat segera mendapat pelayanan
jaminan biaya persalinan, dan penyuluhan dibandingkan bila melahirkan di rumah.
kesehatan untuk perubahan perilaku dan Hasil studi follow-up data SP 2010 tersebut
pemberdayaan masyarakat.7 Fakta juga melaporkan bahwa sebagian besar
menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen kematian ibu terjadi pada masa nifas tidak
kematian ibu di Indonesia terjadi di fasilitas lama setelah bersalin.4 Pendekatan yang
kesehatan dan merupakan kasus rujukan.8,9,10 mengutamakan pelayanan medis, menjadi
tidak berarti ketika ibu bersalin tidak berdaya
Kondisi tersebut menunjukkan tingginya memanfaatkan pelayanan kesehatan, karena
perilaku persalinan tidak aman, yaitu faktor ekonomi, budaya dan persepsi
persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun. terhadap kualitas pelayanan kesehatan.14,15
Perilaku persalinan di Indonesia 36 persen Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
dilakukan di rumah dan 13,5 persen ditolong pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil
oleh dukun. Perilaku persalinan di perdesaan dipengaruhi otonomi perempuan dan
52,4 persen dilakukan di rumah dan 20,5 partisipasi perempuan dalam mengambil
persen ditolong oleh dukun, sedangkan di keputusan.16,17,18
perkotaan 19,3 persen persalinan dilakukan
______________________________
*
Corresponding author
(Email: fat_han_an@yahoo.co.id)
a
Contributed equally in writing manuscript

© National Institute of Health Research and Development


ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)

78 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017


  Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  
Yekti

Sebagian besar keputusan tentang kesehatan Istimewa Yogyakarta, mewakili daerah AKI
reproduksi perempuan ditentukan oleh rendah, dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi
suami.19 Kurangnya dukungan sosial Banten mewakili daerah AKI tinggi di Pulau
merupakan faktor risiko penting bagi perilaku Jawa. Pada masing-masing kabupaten dipilih
ibu hamil dan berdampak buruk terhadap empat wilayah Puskesmas dengan cakupan
proses persalinan dan bayi yang dilahirkan.20 persalinan ditolong petugas kesehatan tinggi
Dukungan masyarakat terhadap sistem dan tidak ada kasus kematian ibu, dan empat
rujukan kesehatan dapat membantu wilayah Puskesmas dengan cakupan
menurunkan morbiditas dan kematian ibu.21 persalinan ditolong petugas kesehatan rendah
Fakta tersebut menunjukkan bahwa perilaku dan jumlah kasus kematian ibu tinggi. Pada
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu masing-masing wilayah Puskesmas, dipilih
dipengaruhi faktor sosial ekonomi dan dua desa mewakili desa dengan cakupan
budaya. Teori perilaku kesehatan Model program kesehatan ibu tinggi dan rendah,
Lingkungan Psikososial menyatakan bahwa sehingga jumlah desa yang tercakup pada
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh penelitian ini adalah 32 desa.
aksesibilitas informasi, dukungan sosial,
otonomi personal, dan kondisi yang Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi
memungkinkan untuk bertindak.22 Upaya faktor sosial ekonomi dan budaya yang
meningkatkan cakupan persalinan yang aman mempengaruhi perilaku persalinan, di daerah
telah banyak dilakukan melalui penyediaan AKI rendah dan tinggi. Data dan indikator
dan peningkatan kualitas pelayanan variabel penelitian dengan fokus tersebut
kesehatan, bantuan jaminan biaya persalinan, dapat diperoleh secara lengkap dari sampel
dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil. ibu yang sudah melahirkan atau ibu
Faktanya, perilaku persalinan tidak aman di menyusui, untuk merepresentasi perilaku
perdesaan dan kesenjangan antar daerah persalinan. Populasi penelitian adalah semua
masih tinggi. Perilaku persalinan yang aman, ibu menyusui bayi 0-11 bulan di desa
yaitu persalinan di fasilitas kesehatan yang terpilih. Sampel penelitian adalah semua ibu
memadai, merupakan salah satu kunci sukses menyusui bayi 0-11 bulan yang memenuhi
dalam upaya mencegah kematian ibu.23 Oleh kriteria inklusi sebagai sampel. Pengambilan
karena itu, dilakukan penelitian yang sampel dilakukan secara acak terstratifikasi
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor (stratified random sampling) berdasarkan
sosial ekonomi dan budaya yang daftar nama ibu menyusui bayi 0-11 bulan,
mempengaruhi perilaku persalinan di memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
perdesaan pada daerah angka kematian ibu sampel adalah ibu menyusui bayi 0-11 bulan
tinggi dan rendah. Informasi yang ditemukan dan telah tinggal di desa tersebut minimal
dapat digunakan untuk menyusun rencana selama enam bulan. Kriteria eksklusi sampel
penyuluhan kesehatan ibu hamil, guna adalah keluarga menolak atau ibu menyusui
meningkatkan persalinan yang aman di bayi 0-11 bulan dalam keadaan sakit.
fasilitas kesehatan sehingga dapat membantu
mencegah kematian ibu. Jumlah responden dihitung berdasarkan
rumus Slovin.24 Dasar asumsi untuk
menghitung sampel adalah perkiraan jumlah
METODE populasi keluarga ibu menyusui bayi 0-11
bulan di setiap desa sekitar tujuh keluarga
Desain penelitian adalah potong lintang. dan batas toleransi tingkat kesalahan lima
Penelitian dilakukan di perdesaan daerah persen. Berdasarkan rumus dan asumsi
AKI rendah dan tinggi. Daerah penelitian tersebut diperoleh jumlah sampel di setiap
adalah Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah desa adalah tujuh sampel. Jumlah sampel dari

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017 79


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

masing-masing kabupaten adalah 112 dan Analisis data dilakukan secara deskriptif dan
dibulatkan menjadi 120, sehingga total analitik menggunakan uji statistik regresi
sampel di kedua daerah penelitian adalah 240 ganda. Analisis regresi ganda dilakukan
sampel. untuk mengukur pengaruh variabel sosial
ekonomi dan budaya terhadap perilaku ibu
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah menyusui dalam melakukan persalinan yang
perilaku persalinan ibu menyusui. Variabel aman. Analisis data bukan ditujukan untuk
perilaku persalinan diukur dengan metode membandingkan kondisi antar daerah karena
skoring, yaitu skor tempat persalinan, skor kedua daerah dipilih secara purposif,
penolong persalinan, dan skor jaminan biaya sehingga generalisasi hasil penelitian
persalinan. Variabel bebas yaitu sosial cenderung terbatas pada daerah dengan
ekonomi dan budaya yang meliputi: 1) kondisi yang serupa. Data hasil analisis
tingkat pendidikan; 2) tingkat pendapatan disajikan menurut daerah penelitian yaitu
perkapita; 3) dukungan suami terdiri dari daerah AKI rendah (Kabupaten Bantul) dan
dukungan finansial, dan emosional; 4) daerah AKI tinggi (Kabupaten Pandeglang)
dukungan lingkungan sosial kepada perilaku tanpa melakukan uji beda karena daerah
persalinan aman (persalinan di fasilitas penelitian yang dipilih adalah daerah yang
kesehatan) dan perilaku persalinan tidak yang memiliki kesenjangan perilaku
aman (persalinan di rumah); 5) persepsi persalinan aman dan angka kematian ibu
terhadap status istri dalam keluarga dan yang rendah dan tinggi.
masyarakat; 6) diskriminasi terhadap
perempuan dalam keluarga, 7) otoritas
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan
HASIL
8) nilai ibu bagi keluarga dari aspek
psikologis, ekonomi, dan sosial. Indikator
Karakteristik Sampel
variabel dukungan suami, dukungan
lingkungan sosial, status istri dalam keluarga Umur sampel dikategorikan menjadi tiga
dan masyarakat, diskriminasi terhadap kelompok yaitu: <18 tahun, 18-35 tahun,
perempuan, otoritas pengambilan keputusan dan >35 tahun. Umur sampel terlalu muda
dalam keluarga, dan nilai ibu diukur (<18 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun)
menggunakan skor dengan skala 1 sampai 5. merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
komplikasi pada ibu bersalin. Umur termuda
Data dikumpulkan melalui wawancara sampel di daerah AKI rendah adalah 17 tahun
menggunakan kuesioner, wawancara dan tertua 44 tahun, sedangkan umur termuda
mendalam dan pengamatan. Wawancara sampel di daerah AKI tinggi adalah 15 tahun
mendalam dilakukan untuk memperoleh dan tertua 46 tahun. Karakteristik sampel
informasi tentang alasan informan tidak penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
dan persepsi informan terhadap persalinan di
fasilitas kesehatan.

80 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

Tabel 1. Karakteristik sampel menurut kondisi dan daerah penelitian

Daerah AKI rendah Daerah AKI tinggi


Karakteristik sampel
N % N %
Kelompok umur sampel
< 18 tahun 2 1,7 3 2,5
18 - 35 tahun 91 75,8 101 84,2
˃ 35 tahun 27 22,5 16 13,3
Tingkat pendidikan sampel
Tamat SD 12 10,0 57 47,5
Tamat SMP 24 20,0 43 35,8
Tamat SMA 59 49,2 13 10,8
Tamat PT 25 20,8 7 5,8
Tingkat pendapatan keluarga sampel
Kuintil 1 9 7,5 43 35,8
Kuintil 2 25 20,8 32 26,7
Kuintil 3 28 23,3 19 15,8
Kuintil 4 26 21,7 17 14,2
Kuintil 5 32 26,7 9 7,5

Sebagian besar sampel di daerah AKI rendah yang memadai sesuai dengan faktor risiko
mempunyai tingkat pendidikan SMA ke atas, ibu hamil serta didukung dengan jaminan
sedangkan sampel di daerah AKI tinggi biaya yang mencukupi. Fakta menunjukkan
mempunyai tingkat pendidikan SMP ke bahwa di daerah dengan AKI tinggi masih
bawah. Tingkat pendapatan perkapita banyak ibu hamil melakukan persalinan di
sebagian besar keluarga sampel di daerah rumah dan ditolong oleh dukun atau paraji.
AKI rendah adalah kuintil 3 ke atas, Alasan tidak melakukan persalinan di
sedangkan di daerah AKI tinggi pada kuintil fasilitas kesehatan dan ditolong oleh petugas
3 ke bawah. Artinya sebagian besar keluarga kesehatan karena biaya mahal, cukup rasional
sampel di daerah AKI rendah termasuk bagi keluarga ibu hamil dengan jaminan
kelompok dengan tingkat pendapatan biaya persalinan dari dana pribadi. Faktanya
perkapita menengah ke atas, sedangkan di masih ada ibu hamil yang mempunyai
daerah AKI tinggi termasuk kelompok jaminan biaya persalinan gratis tidak
menengah ke bawah. Berdasarkan tingkat melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
pendidikan dan pendapatan perkapita, sampel
di daerah AKI rendah mempunyai kondisi Secara garis besar jaminan biaya persalinan
sosial ekonomi relatif lebih baik daripada di dikategorikan menjadi tiga, yaitu jaminan
daerah AKI tinggi. biaya pribadi, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan-Penerima Bantuan Iuran
(BPJS-PBI), dan Badan Penyelenggara
Perilaku Persalinan di Daerah AKI Jaminan Sosial Kesehatan-Bukan Penerima
Rendah dan Tinggi Bantuan Iuran (BPJS-BPBI). Proporsi sampel
menurut perilaku persalinan dan jaminan
Perilaku persalinan yang aman adalah
biaya persalinan disajikan pada Tabel 2.
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017 81


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

Tabel 2. Proporsi sampel menurut perilaku persalinan, jaminan biaya persalinan, dan daerah
penelitian
Jaminan biaya persalinan sampel
Tempat dan penolong Daerah AKI rendah Daerah AKI tinggi
persalinan Pribadi BPJS- BPJS- Pribadi BPJS- BPJS-
(n=31) PBI BPBI (n=54) PBI BPBI
(n=69) (n=20) (n=62) (n=4)
Rumah ditolong dukun/paraji 0,0 0,0 0,0 8,3 15,0 1,7
Rumah ditolong bidan 0,8 0,0 0,0 28,4 13,4 0,0
Puskesmas/klinik ditolong bidan 9,2 20,0 5,0 8,3 20,8 0,8
Rumah sakit ditolong bidan 3,3 9,2 0,0 0,0 0,8 0,8
Rumah sakit ditolong dokter 12,5 28,3 11,7 0,0 1,7 0,0

Perilaku persalinan di daerah AKI rendah 3,4 persen. Fakta menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa 99,2 persen sampel perilaku persalinan tidak aman masih banyak
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. dilakukan ibu bersalin di daerah AKI tinggi,
Tabel 2 secara tersirat menunjukkan bahwa meskipun memiliki jaminan biaya
di daerah AKI rendah, total proporsi sampel perasalinan gratis. Sampel dengan jaminan
yang melahirkan di rumah sakit mencapai dana pribadi tidak ada yang melakukan
65,0 persen, dengan rincian 12,5 persen persalinan di rumah sakit. Sampel yang
ditolong oleh bidan dan 52,5 persen ditolong bersalin di rumah sakit adalah yang
oleh dokter kandungan. Proporsi persalinan mempunyai jaminan biaya dari BPJS-PBI
di rumah sakit yang tinggi, terjadi karena ada dan merupakan kasus rujukan.
rujukan dari Puskesmas atau klinik bidan ke
rumah sakit, khususnya para pasien BPJS- Hasil wawancara mendalam menunjukkan
PBI dan BPJS-BPBI. Proprosi persalinan bahwa alasan ibu hamil di daerah angka
yang dirujuk ke rumah sakit sebagai pasien kematian ibu tinggi, melahirkan di rumah dan
BPJS-PBI adalah 35,0 persen dan 10,8 pasien ditolong dukun atau bidan meskipun
BPJS-BPBI. Hanya ada satu sampel yang memiliki jaminan biaya persalinan dari
melahirkan di rumah, karena tinggal BPJS-PBI atau BPJS-BPBI adalah agar tidak
bersebelahan dengan klinik bidan praktik repot mengurus keluarga, kesulitan biaya
swasta, sehingga bidan yang datang ke rumah transportasi dan biaya lain selama di fasilitas
sampel. Pada daerah AKI rendah semua kesehatan, masih banyak tetangga melahirkan
sampel pemilik jaminan biaya persalinan di rumah, takut tidak dilayani dengan baik,
melahirkan di fasilitas kesehatan. Kondisi takut disuruh membayar, tidak sempat
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dibawa ke fasilitas kesehatan, dan tidak
ibu hamil di daerah AKI rendah telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
melakukan persalinan aman. Bahkan keluarga ibu hamil di daerah AKI
tinggi ada yang mempunyai persepsi sebagai
Kondisi perilaku ibu bersalin yang sebaliknya berikut:
dijumpai pada sampel di daerah AKI tinggi. “Kalau masih bisa melahirkan di rumah
Sebagian besar sampel (66,6%) masih mengapa harus ke Puskesmas”,
melakukan persalinan tidak aman, yaitu “Kalau masih bisa melahirkan ditolong
melakukan persalinan di rumah dan ditolong dukun mengapa harus memanggil bidan”,
dukun atau bidan. Proporsi sampel yang dan
melakukan persalinan di Puskesmas hanya
30,0 persen dan yang bersalin di rumah sakit

82 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

“Di sini masih banyak yang melahirkan di lingkungan sosial, status istri dalam keluarga,
rumah dan ditolong dukun/paraji tetap diskriminasi terhadap perempuan, otoritas
lancar dan selamat”.
pengambilan keputusan kesehatan
reproduksi, dan nilai ibu bagi keluarga dari
Pengaruh sosial ekonomi dan budaya
aspek psikologis, ekonomi, dan sosial. Hasil
terhadap perilaku persalinan
analisis pengaruh faktor sosial ekonomi dan
Variabel sosial dan budaya yang diduga budaya terhadap perilaku persalinan di
dapat mempengaruhi perilaku persalinan daerah AKI rendah dan tinggi disajikan pada
meliputi dukungan suami, dukungan Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap perilaku persalinan yang aman

Koefisien Nilai
Perilaku persalinan (Y) Faktor yang mempengaruhi perilaku persalinan (X)
regresi (B) R dan R2

Perilaku persalinan aman di Konstanta 0,829 R = 0,518


daerah dengan AKI rendah Status sosial istri/ibu dalam keluarga 0,250 R2 = 0,250
Dukungan sosial kepada perilaku persalinan aman 0,297
Nilai sosial ibu bagi keluarga 0,368

Perilaku persalinan tidak aman Konstanta 9,988 R = 0,553


di daerah AKI tinggi Dukungan sosial kepada perilaku persalinan tidak aman 0,466 R2 = 0,294
Dukungan finansial dari suami -0,274

Perilaku persalinan aman di daerah AKI melakukan tugas sosial di masyarakat,


rendah dipengaruhi oleh status sosial istri/ibu menjaga nama baik suami dan keluarga,
dalam keluarga yang setara dengan suami, memberikan kesempatan suami melakukan
kuatnya dukungan lingkungan sosial kepada hobinya, dan memberikan kesempatan suami
perilaku persalinan aman, dan nilai sosial ibu bertemu dengan temannya. Nilai R = 0,518
yang tinggi bagi keluarga, dengan nilai R = menunjukkan bahwa kekuatan korelasi faktor
0,518 dan R2 = 0,250. Kesetaraan status status sosial ibu dalam keluarga, dukungan
sosial ibu/istri dalam keluarga ditunjukkan sosial kepada perilaku persalinan aman, dan
oleh kedudukan dan fungsi istri/ibu yang nilai sosial ibu dengan perilaku persalinan
setara dengan suami, sehingga istri diberi aman di daerah AKI rendah termasuk
otoritas yang setara bahkan lebih dominan kategori sedang. Nilai R2 = 0,250
dalam menentukan tempat dan penolong menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh
persalinan dan keselamatan istri ketika faktor-faktor tersebut terhadap perilaku
melahirkan harus diprioritaskan. Dukungan persalinan aman di daerah AKI rendah, hanya
sosial yang kuat ditunjukkan oleh banyaknya 25,0 persen dan termasuk kategori rendah.
tetangga, kader, pamong desa, dan petugas
kesehatan yang menyarankan agar Perilaku persalinan tidak aman di daerah AKI
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, tinggi dipengaruhi olah masih kuatnya
memfasilitasi dalam mengurus jaminan biaya dukungan lingkungan sosial terhadap
persalinan, serta banyak saudara dan tetangga perilaku persalinan tidak aman dan dukungan
yang siap membantu mengurus anggota finansial dari suami yang kurang memadai
keluarga ketika ditinggal bersalin di fasilitas dengan nilai R = 0,553 dan R2 = 0,294.
kesehatan. Nilai sosial ibu yang tinggi Dukungan sosial terhadap perilaku persalinan
ditunjukkan oleh nilai ibu dalam hal tidak aman ditunjukkan oleh masih banyak
meneruskan garis keturunan, membantu keluarga ibu bersalin merasa bersyukur jika

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017 83


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

bisa melahirkan di rumah dan ditolong oleh BPJS-PBI bahkan jaminan BPJS-BPBI,
dukun, di sekitar lingkungan tempat tinggal namun melakukan persalinan di rumah dan
masih banyak ibu bersalin di rumah ditolong ditolong dukun. Hal tersebut membuktikan
dukun lancar dan selamat, dan di sekitar bahwa alasan biaya mahal bukan satu-
tempat tinggal sampel masih banyak tetangga satunya alasan tidak melakukan persalinan di
ibu bersalin yang tidak mempersiapkan uang fasilitas kesehatan. Khusus di daerah AKI
persalinan yang memadai. Dukungan tinggi, masih banyak ibu hamil yang
finansial yang kurang memadai ditunjukkan melakukan tindakan coba-coba (trial and
oleh tingginya ibu hamil yang tidak error) yaitu melakukan persalinan di rumah
mempersiapkan biaya yang cukup untuk dan ditolong dukun, dan jika terjadi masalah,
bersalin di fasilitas kesehatan. Nilai R = baru memanggil bidan, jika bidan tidak
0,553 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi mampu mengatasi, baru dibawa ke fasilitas
faktor dukungan sosial terhadap perilaku kesehatan atau dirujuk ke rumah sakit. Ada
persalinan tidak aman dan dukungan finansial harapan dari ibu hamil dan keluarga agar
suami yang kurang memadai dengan perilaku jangan sampai melahirkan di rumah sakit,
persalinan tidak aman di daerah AKI tinggi karena melakukan persalinan di fasilitas
termasuk kategori sedang. Nilai R2 = 0,294 kesehatan atau rumah sakit dipersepsikan
menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh bahwa ibu bersalin dalam kondisi berbahaya.
kedua faktor tersebut terhadap perilaku
persalinan tidak aman di daerah AKI tinggi, Fakta tersebut menunjukkan bahwa akar
sebesar 29,4 persen dan termasuk kategori masalah ibu hamil tidak melakukan
rendah. persalinan yang aman adalah kurang
dukungan keluarga, kurang dukungan
lingkungan sosial, kekhawaritan adanya
diskrimisasi dalam pelayanan, ketidakpastian
PEMBAHASAN
biaya pelayanan, dan persyaratan dokumen
Perilaku persalinan dipengaruhi oleh untuk kelengkapan administrasi. Akar
berbagai faktor, baik langsung maupun tidak masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi
langsung. Selain faktor sosial ekonomi dan hanya dengan penyediaan fasilitas kesehatan,
budaya, perilaku persalinan juga dipengaruhi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
oleh dukungan kebijakan, serta ketersediaan pemberian bantuan biaya persalinan, serta
fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah penyuluhan yang didominasi oleh topik yang
diakses. Fokus analisis artikel ini adalah bersifat medis. Upaya yang paling efisien
pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
terhadap perilaku persalinan di daerah AKI pelayanan penyuluhan untuk meningkatkan
rendah dan tinggi. Hasil penelitian lain dukungan keluarga dan dukungan lingkungan
menunjukkan bahwa Program Perencanaan sosial, memberikan jaminan kesetaraan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kualitas pelayanan dan kepastian biaya
(P4K) belum tentu dapat mengubah perilaku pelayanan, serta memfasilitasi kelengkapan
ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan administrasi.
dan ditolong petugas kesehatan, karena
Faktor yang mempengaruhi perilaku
alasan utama ibu hamil tidak memanfaatkan
persalinan aman di daerah AKI rendah dan
pelayanan kesehatan adalah mahal dan
AKI tinggi berbeda. Semua persalinan
berkualitas rendah.25
sampel di daerah AKI rendah ditolong
Fakta penelitian menunjukkan bahwa di petugas kesehatan, karena sejak tahun 2004,
daerah AKI tinggi masih banyak ibu hamil dukun tidak boleh menolong persalinan.
yang memiliki jaminan biaya persalinan dari Hasil penelitian membuktikan bahwa

84 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

perilaku persalinan aman memerlukan dapat mengambil keputusan sendiri ketika


dukungan lingkungan sosial kepada perilaku memerlukan pertolongan kesehatan. Status
sehat serta mengurangi dukungan lingkungan atau kedudukan perempuan dalam keluarga
sosial kepada perilaku kurang sehat. Upaya juga dapat dicerminkan dalam bentuk
mengubah perilaku akan lebih efektif jika dukungan suami kepada ibu hamil.32
dilakukan dengan meningkatkan kondisi
pendukung perilaku positif dan mengurangi Fakta menunjukkan bahwa dukungan
pendukung perilaku negatif.26 Salah satu finansial suami dan dukungan emosional
kunci sukses melakukan perubahan perilaku suami berpengaruh nyata terhadap perilaku
dan pemberdayaan adalah melakukan persalinan aman. Dukungan suami kepada
perubahan dengan menghimpun sumber ibu hamil mempunyai hubungan nyata
dukungan dari lingkungan sosial.27 Dukungan dengan hasil kehamilan dan persalinan.33
politik juga menentukan pelaksanaan di Dukungan finansial dari suami berhubungan
lapangan, sebagaimana pada daerah AKI nyata dengan kesehatan mental dan depresi
rendah terdapat peraturan yang melarang ibu hamil menjelang persalinan.34,35
dukun untuk membantu persalinan. Hal ini Dukungan emosional suami berpengaruh
juga terlihat bahwa cakupan persalinan di terhadap tingkat kesejahteraan ibu hamil dan
fasilitas kesehatan Provinsi Daerah Istimewa pasca persalinan.36 Berdasarkan hasil
Yogyakarta termasuk tertinggi di Indonesia.11 penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa
dukungan finansial dan emosional suami
Status perempuan dalam keluarga dapat mengurangi stress dan meningkatkan
berpengaruh nyata terhadap perilaku kesejahteraan ibu hamil. Kondisi tersebut
persalinan yang aman. Hasil penelitian dapat mengurangi risiko terjadinya perilaku
sebelumnya menyatakan bahwa status sosial tidak sehat atau tidak mau melakukan
perempuan yang rendah, ketidaksetaraan perilaku sehat.30,31 Oleh karena itu,
gender, dan tingkat keberdayaan perempuan penyuluhan kesehatan ibu hamil harus dapat
yang rendah berdampak terhadap status meningkatkan dukungan suami dan
kesehatan perempuan dan pemanfaatan mengurangi dominasi suami dalam
pelayanan kesehatan ibu;28 dan tindakan mengambil keputusan kesehatan reproduksi.
tanpa diskriminasi berdampak positif Dimensi pemberdayaan perempuan yang
terhadap peningkatan kesehatan perempuan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
baik mental maupun fisik.29 Tindakan kesehatan ibu adalah dukungan suami dan
diskriminatif terhadap perempuan dalam keluarga, serta bebas dari dominasi suami
keluarga berpengaruh nyata terhadap perilaku dalam mengambil keputusan di dalam rumah
persalinan aman. Mekanisme pengaruh tangga.37 Perhatian terhadap faktor-faktor
diskriminasi adalah timbul stres secara sosial tersebut sangat berperan dalam upaya
psikologis dan fisiologis. Stres yang kronis penurunan AKI di Indonesia. Budaya di tiap
atau yang berat dapat memicu terjadinya daerah yang spesifik memerlukan pendekatan
perilaku tidak sehat atau tidak mau khusus. Desentralisasi berperan dalam upaya
melakukan perilaku sehat, termasuk perilaku spesifik lokal agar masing-masing daerah
persalinan tidak aman.30,31 berkontribusi terhadap penurunan AKI
provinsi dan AKI nasional. Kondisi AKI
Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil
Indonesia yang masih tinggi di Indonesia
dipengaruhi oleh persepsi terhadap status
memerlukan upaya yang luar biasa dan
perempuan, otonomi perempuan dan
pendekatan khusus agar percepatan
partisipasi perempuan dalam mengambil
penurunan AKI dapat tercapai.
keputusan.13 Sistem nilai bahwa istri harus
menghargai dan patuh kepada suami bisa
mengakibatkan istri tidak berani dan tidak

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017 85


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

KESIMPULAN Melibatkan ibu yang telah melakukan


persalinan di fasilitas kesehatan untuk
Pada daerah AKI rendah, hampir seluruh berbagi pengalaman dan mengajak ibu hamil
persalinan termasuk perilaku persalinan lain agar melakukan persalinan di fasilitas
aman, sedangkan di daerah AKI tinggi kesehatan.
sebagai besar persalinan termasuk perilaku
persalinan tidak aman. Faktor sosial ekonomi
dan budaya memberikan pengaruh nyata
UCAPAN TERIMA KASIH
terhadap perilaku persalinan di perdesaan
daerah AKI rendah dan tinggi. Perilaku Penulis menyampaikan terima kasih kepada
persalinan aman di perdesaan daerah AKI komisi pembimbing, Kepala Pusat Penelitian
rendah dipengaruhi oleh kesetaraan status dan Pengembangan Upaya Kesehatan
sosial istri/ibu dengan suami dalam keluarga Masyarakat, Badan Penelitian dan
dan masyarakat, kuatnya dukungan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
lingkungan sosial kepada perilaku sehat, dan Kesehatan, serta semua anggota tim
nilai sosial ibu yang tinggi bagi keluarga. penelitian, atas semua masukan dan
Perilaku persalinan tidak aman di perdesaan bantuannya.
daerah AKI tinggi, dipengaruhi oleh kuatnya
dukungan lingkungan sosial kepada perilaku
tidak sehat dan dukungan finansial suami
DAFTAR PUSTAKA
yang kurang memadai.
1. WHO. UNICEF. The World Bank. UN
Population Division. Trends in maternal
SARAN mortality: 1990 to 2013: estimates by
WHO, UNICEF, UNFPA, The World
Bank and the United Nations Population
Upaya yang perlu dilakukan untuk membantu
Division [Internet]. World Health
mengatasi akar masalah perilaku persalinan Organization; 2014. Available from:
tidak aman di perdesaan, yang terkait dengan http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/
faktor sosial ekonomi dan budaya adalah: 1) 112682/2/9789241507226_eng.pdf
Melakukan penyuluhan kesehatan ibu hamil 2. Badan Pusat Statistik-Statistics
dengan melibatkan suami untuk Indonesia. National Famility Planning
meningkatkan dukungan keluarga dan Coordinating Board. Ministry of Health.
ICF Macro. Indonesia Demographic and
mempersiapan biaya persalinan; 2) Petugas
Health Survey 2012 [Internet]. Macro
kesehatan harus melibatkan kader, tokoh Inc. 2013. Available from:
masyarakat, pamong desa, tetangga ibu http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/
hamil, dan suami ibu hamil agar ikut 112682/2/9789241507226_eng.pdf
menyarankan ibu hamil untuk melakukan 3. BPS, BKKBN., DepartemenKesehatan.,
persalinan di fasilitas kesehatan; 3) Setiap MacroORC. Survei Demografi dan
petugas kesehatan harus mampu memberikan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007.
2008.
jaminan kepastian kesetaraan kualitas
4. Afifah T, Tejayanti T, Saptarini I,
pelayanan dan kepastian biaya pelayanan, Rizkianti A, Usman Y, Senewe FP, et al.
khususya kepada keluarga ibu hamil yang Maternal Death in Indonesia: Follow-Up
mempunyai jaminan biaya persalinan gratis Study of The 2010 Indonesia Population
atau BPJS-PBI; 4) Petugas kesehatan, Census. J Kesehat Reproduksi [Internet].
khususnya bidan desa, sebaiknya membantu 2016;7(1):1–13. Available from:
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/inde
memfasilitasi keluarga ibu hamil dalam
x.php/kespro/article/view/5102
melengkapi persayaratan administrasi untuk 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
pelayanan kesehatan gratis; dan 5) Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Data

86 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

Tahun 2014. Bantul; 2015. International Public Policy, Osaka


6. Dinas Kesehatan Kabupaten University; 2010.
Pandeglang. Profil Kesehehatan 18. Wado YD. Women’s Autonomy and
Kabupaten Pandeglang tahun 2014. Reproductive Healthcare-Seeking
Pandeglang; 2015. Behavior in Ethiopia. Maryland; 2013.
7. Kementerian Kesehatan Republik 19. Rizvi N, Khan KS, Shaikh BT. Gender:
Indonesia. Rencana Aksi Percepatan shaping personality, lives and health of
Penurunan Angka Kematian Ibu di women in Pakistan. BMC Womens
Indonesia. In Jakarta: Jakarta: Health. 2014;14(1):53.
Kementerian Kesehatan RI; 2013. 20. Elsenbruch S, Benson S, Rücke M, Rose
8. Rokhmah D. Kesehatan Ibu: Sebuah M, Dudenhausen J, Pincus-Knackstedt
Perspektif Gender (Studi di Wilayah MK, et al. Social support during
Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten pregnancy: effects on maternal
Jember). 2013; depressive symptoms, smoking and
9. Santy GDI, Hakimi M. Pencegahan pregnancy outcome. Hum Reprod.
Keterlambatan Rujukan Maternal di 2006;22(3):869–77.
Kabupaten Majene. J Manaj Pelayanan 21. Lassi ZS, Das JK, Salam RA, Bhutta
Kesehat. 2008;11(3):122–9. ZA. Evidence from community level
10. Qomariyah N, Purnami SW, Purnomo S. inputs to improve quality of care for
Pemodelan Faktor-Faktor Yang maternal and newborn health  :
Mempengaruhi Jumlah Kematian Ibu Di interventions and findings. Reprod Heal
Jatim Dengan Pendekatan GWPR Bio Med Cent [Internet]. 2014;11(Suppl
(Geographically Weighted Poisson 2):1–19. Available from:
Regression). J Sains dan Seni ITS. http://reproductive-health-
2013;2(2):D311–6. journal.biomedcentral.com/articles/10.1
11. Kementerian Kesehatan Republik 186/1742-4755-11-S2-S2
Indonesia. Riskesdas dalam Angka 22. Kar SB. Psychological Environment: A
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Health Promotion Model. Int Q
Tahun 2013. Jakarta; 2013. Community Health Educ.
12. Kementerian Kesehatan Republik 1984;4(4):311–41.
Indonesia. Riskesdas Dalam Angka 23. Campbell OMR, Graham WJ, Group
Provinsi Banten 2013. Jakarta; 2013. LMSS steering. Strategies for reducing
13. Kementerian Kesehatan. Rencana maternal mortality: getting on with what
Strategis Kementerian Kesehatan 2015- works. Lancet. 2006;368(9543):1284–
2019 [Internet]. Jakarta; 2015. Available 99.
from: 24. Nazir M. Metode Penelitian. Cetakan ke.
http://www.depkes.go.id/resources/down Bogor: Galia Ilmu; 2011.
load/info-publik/Renstra-2015.pdf 25. Maine D. Detours and shortcuts on the
14. McCarthy J, Maine D. A framework for road to maternal mortality reduction.
analyzing the determinants of maternal Lancet. 2007;370(9595):1380.
mortality. Stud Fam Plann. 26. Pratt C, Bowman S. Principles of
1992;23(1):23–33. effective behavior change: Application
15. Thaddeus S, Maine D. Too far to walk: to extension family educational
maternal mortality in context. Soc Sci programming. Journal of Extension.
Med. 1994;38(8):1091–110. 2008.
16. Simkhada B, Teijlingen ER van, Porter 27. Grenny J, Patterson K, Maxfield D,
M, Simkhada P. Factors affecting the McMilan R SA. Infleuncer: Ilmu Baru
utilization of antenatal care in dalam Memimpin Perubahan. Edisi ke-
developing countries: systematic review 2. Jakarta: Dunamis Publishing; 2013.
of the literature. J Adv Nurs. 28. Shen C, Williamson JB. Maternal
2008;61(3):244–60. mortality, women’s status, and
17. Kamiya Y. Endogenous women’s economic dependency in less developed
autonomy and the use of reproductive countries: a cross-national analysis. Soc
health services: Empirical evidence from Sci Med. 1999;49(2):197–214.
Tajikistan. Osaka: Osaka School of 29. Wang G. Testing the impact of gender

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017 87


  Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)  

equality on reproductive health: An social support predicts birth weight and


analysis of developing countries. Soc fetal growth in human pregnancy.
Sci J. 2007;44(3):507–24. Psychosom Med. 2000;62(5):715–25.
30. Williams DR, Neighbors HW, Jackson 35. Leahy‐Warren P, McCarthy G, Corcoran
JS. Racial/ethnic discrimination and P. First‐time mothers: social support,
health: findings from community maternal parental self‐efficacy and
studies. Am J Public Health. postnatal depression. J Clin Nurs.
2003;93(2):200–8. 2012;21(3‐4):388–97.
31. Pascoe EA, Smart Richman L. Perceived 36. Stapleton LRT, Schetter CD, Westling
discrimination and health: a meta- E, Rini C, Glynn LM, Hobel CJ, et al.
analytic review. Psychol Bull. Perceived partner support in pregnancy
2009;135(4):531. predicts lower maternal and infant
32. Igberase G. Harmful cultural practices distress. J Fam Psychol. 2012;26(3):453.
and reproductive health in Nigeria. Cont 37. Kawaguchi L, Fouad NAM, Chiang C,
J Trop Med. 2012;6(1):27. Elshair IHH, Abdou NM, El Banna SR,
33. Haobijam J, Sharma U, David S. An et al. Dimensions of Women’s
exploratory study to assess the Family Empowerment and Their Influence on
support and its effect on Outcome of the Utilization of Maternal Health
Pregnancy in terms of Maternal and Services in an Egyptian Village: A
Neonatal health in a selected Hospital, Multivariate Analysis. Nagoya J Med
Ludhiana Punjab. Nurs Midwifery Res J. Sci. 2014;76(1–2):161.
2010;6(4).
34. Feldman PJ, Dunkel-Schetter C,
Sandman CA, Wadhwa PD. Maternal
 

88 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017

Das könnte Ihnen auch gefallen