Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DOI: 10.22435/kespro.v8i1.6753.77-88
Naskah masuk 12 Mei 2017; review 15 Juni 2017; disetujui terbit 28 Juni 2017
Abstract
Background: Maternal complications are the risk of maternal death. Unsafe childbirth behavior is still a
major challenge in Indonesia that is influenced by social, economic and cultural factors.
Objective: The study aimed to identify socio-economic and cultural influences on the behavior of childbirth
in rural areas with low and high maternal mortality
Method: Cross-sectional study was conducted in rural areas with low and high maternal mortality. The
sample of the study were nursing mothers. The sample size of each research area is 120, bringing the total to
240 samples. Data were collected through interviews using questionnaires and interview guidelines. Data
analysis was done descriptively and analytically with multiple regression test.
Results: In the low maternal mortality areas, almost all (99.2%) of the samples performed safe deliveries.
Safe delivery was influenced by the equality of the mother's social status with her husband, social support for
healthy behaviors, and high maternal social value for the family. In the high maternal mortality areas, the
majority (66.6%) of the samples performed unsafe childbirth. Unsafe childbirth behavior was influenced by
strong social support to unhealthy behavior and low husband's financial support.
Conclusion: Safe childbirth behavior in low maternal mortality area was influenced by mother's social
status, social support to healthy behavior, and mother's social value. Unsafe childbirth behavior in high
maternal mortality areas was influenced by social support for unhealthy behaviors and financial support.
Abstrak
Latar belakang: Komplikasi maternal merupakan risiko terjadinya kematian ibu. Perilaku persalinan tidak
aman masih merupakan tantangan besar di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan
budaya.
Tujuan: Penelitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh sosial ekonomi dan budaya terhadap perilaku
persalinan di perdesaan daerah angka kematian ibu rendah dan tinggi.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan di perdesaan daerah angka kematian ibu rendah dan tinggi.
Sampel penelitian adalah ibu menyusui. Jumlah sampel masing-masing daerah penelitian 120, sehingga
totalnya 240 sampel. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pedoman
wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan uji regresi ganda.
Hasil: Pada daerah angka kematian ibu rendah, hampir seluruh (99,2%) sampel melakukan persalinan aman.
Perilaku persalinan aman dipengaruhi oleh kesetaraan status sosial ibu dengan suami, dukungan sosial
kepada perilaku sehat, dan nilai sosial ibu yang tinggi bagi keluarga. Pada daerah angka kematian ibu tinggi
sebagian besar (66,6%) sampel melakukan persalinan tidak aman. Perilaku persalinan tidak aman
dipengaruhi oleh kuatnya dukungan sosial kepada perilaku kurang sehat dan rendahnya dukungan finansial
suami.
Kesimpulan: Perilaku persalinan aman di daerah angka kematian ibu rendah dipengaruhi status sosial ibu,
dukungan sosial kepada perilaku sehat, dan nilai sosial ibu. Perilaku persalinan tidak aman di daerah angka
kematian ibu tinggi dipengaruhi dukungan sosial kepada perilaku kurang sehat dan dukungan finansial.
Yekti Widodo, Siti Amanah, Nurmala K. Pandjaitan, Djoko Susanto)
Sebagian besar keputusan tentang kesehatan Istimewa Yogyakarta, mewakili daerah AKI
reproduksi perempuan ditentukan oleh rendah, dan Kabupaten Pandeglang, Provinsi
suami.19 Kurangnya dukungan sosial Banten mewakili daerah AKI tinggi di Pulau
merupakan faktor risiko penting bagi perilaku Jawa. Pada masing-masing kabupaten dipilih
ibu hamil dan berdampak buruk terhadap empat wilayah Puskesmas dengan cakupan
proses persalinan dan bayi yang dilahirkan.20 persalinan ditolong petugas kesehatan tinggi
Dukungan masyarakat terhadap sistem dan tidak ada kasus kematian ibu, dan empat
rujukan kesehatan dapat membantu wilayah Puskesmas dengan cakupan
menurunkan morbiditas dan kematian ibu.21 persalinan ditolong petugas kesehatan rendah
Fakta tersebut menunjukkan bahwa perilaku dan jumlah kasus kematian ibu tinggi. Pada
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu masing-masing wilayah Puskesmas, dipilih
dipengaruhi faktor sosial ekonomi dan dua desa mewakili desa dengan cakupan
budaya. Teori perilaku kesehatan Model program kesehatan ibu tinggi dan rendah,
Lingkungan Psikososial menyatakan bahwa sehingga jumlah desa yang tercakup pada
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh penelitian ini adalah 32 desa.
aksesibilitas informasi, dukungan sosial,
otonomi personal, dan kondisi yang Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi
memungkinkan untuk bertindak.22 Upaya faktor sosial ekonomi dan budaya yang
meningkatkan cakupan persalinan yang aman mempengaruhi perilaku persalinan, di daerah
telah banyak dilakukan melalui penyediaan AKI rendah dan tinggi. Data dan indikator
dan peningkatan kualitas pelayanan variabel penelitian dengan fokus tersebut
kesehatan, bantuan jaminan biaya persalinan, dapat diperoleh secara lengkap dari sampel
dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil. ibu yang sudah melahirkan atau ibu
Faktanya, perilaku persalinan tidak aman di menyusui, untuk merepresentasi perilaku
perdesaan dan kesenjangan antar daerah persalinan. Populasi penelitian adalah semua
masih tinggi. Perilaku persalinan yang aman, ibu menyusui bayi 0-11 bulan di desa
yaitu persalinan di fasilitas kesehatan yang terpilih. Sampel penelitian adalah semua ibu
memadai, merupakan salah satu kunci sukses menyusui bayi 0-11 bulan yang memenuhi
dalam upaya mencegah kematian ibu.23 Oleh kriteria inklusi sebagai sampel. Pengambilan
karena itu, dilakukan penelitian yang sampel dilakukan secara acak terstratifikasi
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor (stratified random sampling) berdasarkan
sosial ekonomi dan budaya yang daftar nama ibu menyusui bayi 0-11 bulan,
mempengaruhi perilaku persalinan di memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi
perdesaan pada daerah angka kematian ibu sampel adalah ibu menyusui bayi 0-11 bulan
tinggi dan rendah. Informasi yang ditemukan dan telah tinggal di desa tersebut minimal
dapat digunakan untuk menyusun rencana selama enam bulan. Kriteria eksklusi sampel
penyuluhan kesehatan ibu hamil, guna adalah keluarga menolak atau ibu menyusui
meningkatkan persalinan yang aman di bayi 0-11 bulan dalam keadaan sakit.
fasilitas kesehatan sehingga dapat membantu
mencegah kematian ibu. Jumlah responden dihitung berdasarkan
rumus Slovin.24 Dasar asumsi untuk
menghitung sampel adalah perkiraan jumlah
METODE populasi keluarga ibu menyusui bayi 0-11
bulan di setiap desa sekitar tujuh keluarga
Desain penelitian adalah potong lintang. dan batas toleransi tingkat kesalahan lima
Penelitian dilakukan di perdesaan daerah persen. Berdasarkan rumus dan asumsi
AKI rendah dan tinggi. Daerah penelitian tersebut diperoleh jumlah sampel di setiap
adalah Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah desa adalah tujuh sampel. Jumlah sampel dari
masing-masing kabupaten adalah 112 dan Analisis data dilakukan secara deskriptif dan
dibulatkan menjadi 120, sehingga total analitik menggunakan uji statistik regresi
sampel di kedua daerah penelitian adalah 240 ganda. Analisis regresi ganda dilakukan
sampel. untuk mengukur pengaruh variabel sosial
ekonomi dan budaya terhadap perilaku ibu
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah menyusui dalam melakukan persalinan yang
perilaku persalinan ibu menyusui. Variabel aman. Analisis data bukan ditujukan untuk
perilaku persalinan diukur dengan metode membandingkan kondisi antar daerah karena
skoring, yaitu skor tempat persalinan, skor kedua daerah dipilih secara purposif,
penolong persalinan, dan skor jaminan biaya sehingga generalisasi hasil penelitian
persalinan. Variabel bebas yaitu sosial cenderung terbatas pada daerah dengan
ekonomi dan budaya yang meliputi: 1) kondisi yang serupa. Data hasil analisis
tingkat pendidikan; 2) tingkat pendapatan disajikan menurut daerah penelitian yaitu
perkapita; 3) dukungan suami terdiri dari daerah AKI rendah (Kabupaten Bantul) dan
dukungan finansial, dan emosional; 4) daerah AKI tinggi (Kabupaten Pandeglang)
dukungan lingkungan sosial kepada perilaku tanpa melakukan uji beda karena daerah
persalinan aman (persalinan di fasilitas penelitian yang dipilih adalah daerah yang
kesehatan) dan perilaku persalinan tidak yang memiliki kesenjangan perilaku
aman (persalinan di rumah); 5) persepsi persalinan aman dan angka kematian ibu
terhadap status istri dalam keluarga dan yang rendah dan tinggi.
masyarakat; 6) diskriminasi terhadap
perempuan dalam keluarga, 7) otoritas
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan
HASIL
8) nilai ibu bagi keluarga dari aspek
psikologis, ekonomi, dan sosial. Indikator
Karakteristik Sampel
variabel dukungan suami, dukungan
lingkungan sosial, status istri dalam keluarga Umur sampel dikategorikan menjadi tiga
dan masyarakat, diskriminasi terhadap kelompok yaitu: <18 tahun, 18-35 tahun,
perempuan, otoritas pengambilan keputusan dan >35 tahun. Umur sampel terlalu muda
dalam keluarga, dan nilai ibu diukur (<18 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun)
menggunakan skor dengan skala 1 sampai 5. merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
komplikasi pada ibu bersalin. Umur termuda
Data dikumpulkan melalui wawancara sampel di daerah AKI rendah adalah 17 tahun
menggunakan kuesioner, wawancara dan tertua 44 tahun, sedangkan umur termuda
mendalam dan pengamatan. Wawancara sampel di daerah AKI tinggi adalah 15 tahun
mendalam dilakukan untuk memperoleh dan tertua 46 tahun. Karakteristik sampel
informasi tentang alasan informan tidak penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
dan persepsi informan terhadap persalinan di
fasilitas kesehatan.
Sebagian besar sampel di daerah AKI rendah yang memadai sesuai dengan faktor risiko
mempunyai tingkat pendidikan SMA ke atas, ibu hamil serta didukung dengan jaminan
sedangkan sampel di daerah AKI tinggi biaya yang mencukupi. Fakta menunjukkan
mempunyai tingkat pendidikan SMP ke bahwa di daerah dengan AKI tinggi masih
bawah. Tingkat pendapatan perkapita banyak ibu hamil melakukan persalinan di
sebagian besar keluarga sampel di daerah rumah dan ditolong oleh dukun atau paraji.
AKI rendah adalah kuintil 3 ke atas, Alasan tidak melakukan persalinan di
sedangkan di daerah AKI tinggi pada kuintil fasilitas kesehatan dan ditolong oleh petugas
3 ke bawah. Artinya sebagian besar keluarga kesehatan karena biaya mahal, cukup rasional
sampel di daerah AKI rendah termasuk bagi keluarga ibu hamil dengan jaminan
kelompok dengan tingkat pendapatan biaya persalinan dari dana pribadi. Faktanya
perkapita menengah ke atas, sedangkan di masih ada ibu hamil yang mempunyai
daerah AKI tinggi termasuk kelompok jaminan biaya persalinan gratis tidak
menengah ke bawah. Berdasarkan tingkat melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
pendidikan dan pendapatan perkapita, sampel
di daerah AKI rendah mempunyai kondisi Secara garis besar jaminan biaya persalinan
sosial ekonomi relatif lebih baik daripada di dikategorikan menjadi tiga, yaitu jaminan
daerah AKI tinggi. biaya pribadi, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan-Penerima Bantuan Iuran
(BPJS-PBI), dan Badan Penyelenggara
Perilaku Persalinan di Daerah AKI Jaminan Sosial Kesehatan-Bukan Penerima
Rendah dan Tinggi Bantuan Iuran (BPJS-BPBI). Proporsi sampel
menurut perilaku persalinan dan jaminan
Perilaku persalinan yang aman adalah
biaya persalinan disajikan pada Tabel 2.
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Tabel 2. Proporsi sampel menurut perilaku persalinan, jaminan biaya persalinan, dan daerah
penelitian
Jaminan biaya persalinan sampel
Tempat dan penolong Daerah AKI rendah Daerah AKI tinggi
persalinan Pribadi BPJS- BPJS- Pribadi BPJS- BPJS-
(n=31) PBI BPBI (n=54) PBI BPBI
(n=69) (n=20) (n=62) (n=4)
Rumah ditolong dukun/paraji 0,0 0,0 0,0 8,3 15,0 1,7
Rumah ditolong bidan 0,8 0,0 0,0 28,4 13,4 0,0
Puskesmas/klinik ditolong bidan 9,2 20,0 5,0 8,3 20,8 0,8
Rumah sakit ditolong bidan 3,3 9,2 0,0 0,0 0,8 0,8
Rumah sakit ditolong dokter 12,5 28,3 11,7 0,0 1,7 0,0
Perilaku persalinan di daerah AKI rendah 3,4 persen. Fakta menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa 99,2 persen sampel perilaku persalinan tidak aman masih banyak
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. dilakukan ibu bersalin di daerah AKI tinggi,
Tabel 2 secara tersirat menunjukkan bahwa meskipun memiliki jaminan biaya
di daerah AKI rendah, total proporsi sampel perasalinan gratis. Sampel dengan jaminan
yang melahirkan di rumah sakit mencapai dana pribadi tidak ada yang melakukan
65,0 persen, dengan rincian 12,5 persen persalinan di rumah sakit. Sampel yang
ditolong oleh bidan dan 52,5 persen ditolong bersalin di rumah sakit adalah yang
oleh dokter kandungan. Proporsi persalinan mempunyai jaminan biaya dari BPJS-PBI
di rumah sakit yang tinggi, terjadi karena ada dan merupakan kasus rujukan.
rujukan dari Puskesmas atau klinik bidan ke
rumah sakit, khususnya para pasien BPJS- Hasil wawancara mendalam menunjukkan
PBI dan BPJS-BPBI. Proprosi persalinan bahwa alasan ibu hamil di daerah angka
yang dirujuk ke rumah sakit sebagai pasien kematian ibu tinggi, melahirkan di rumah dan
BPJS-PBI adalah 35,0 persen dan 10,8 pasien ditolong dukun atau bidan meskipun
BPJS-BPBI. Hanya ada satu sampel yang memiliki jaminan biaya persalinan dari
melahirkan di rumah, karena tinggal BPJS-PBI atau BPJS-BPBI adalah agar tidak
bersebelahan dengan klinik bidan praktik repot mengurus keluarga, kesulitan biaya
swasta, sehingga bidan yang datang ke rumah transportasi dan biaya lain selama di fasilitas
sampel. Pada daerah AKI rendah semua kesehatan, masih banyak tetangga melahirkan
sampel pemilik jaminan biaya persalinan di rumah, takut tidak dilayani dengan baik,
melahirkan di fasilitas kesehatan. Kondisi takut disuruh membayar, tidak sempat
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dibawa ke fasilitas kesehatan, dan tidak
ibu hamil di daerah AKI rendah telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
melakukan persalinan aman. Bahkan keluarga ibu hamil di daerah AKI
tinggi ada yang mempunyai persepsi sebagai
Kondisi perilaku ibu bersalin yang sebaliknya berikut:
dijumpai pada sampel di daerah AKI tinggi. “Kalau masih bisa melahirkan di rumah
Sebagian besar sampel (66,6%) masih mengapa harus ke Puskesmas”,
melakukan persalinan tidak aman, yaitu “Kalau masih bisa melahirkan ditolong
melakukan persalinan di rumah dan ditolong dukun mengapa harus memanggil bidan”,
dukun atau bidan. Proporsi sampel yang dan
melakukan persalinan di Puskesmas hanya
30,0 persen dan yang bersalin di rumah sakit
“Di sini masih banyak yang melahirkan di lingkungan sosial, status istri dalam keluarga,
rumah dan ditolong dukun/paraji tetap diskriminasi terhadap perempuan, otoritas
lancar dan selamat”.
pengambilan keputusan kesehatan
reproduksi, dan nilai ibu bagi keluarga dari
Pengaruh sosial ekonomi dan budaya
aspek psikologis, ekonomi, dan sosial. Hasil
terhadap perilaku persalinan
analisis pengaruh faktor sosial ekonomi dan
Variabel sosial dan budaya yang diduga budaya terhadap perilaku persalinan di
dapat mempengaruhi perilaku persalinan daerah AKI rendah dan tinggi disajikan pada
meliputi dukungan suami, dukungan Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap perilaku persalinan yang aman
Koefisien Nilai
Perilaku persalinan (Y) Faktor yang mempengaruhi perilaku persalinan (X)
regresi (B) R dan R2
bisa melahirkan di rumah dan ditolong oleh BPJS-PBI bahkan jaminan BPJS-BPBI,
dukun, di sekitar lingkungan tempat tinggal namun melakukan persalinan di rumah dan
masih banyak ibu bersalin di rumah ditolong ditolong dukun. Hal tersebut membuktikan
dukun lancar dan selamat, dan di sekitar bahwa alasan biaya mahal bukan satu-
tempat tinggal sampel masih banyak tetangga satunya alasan tidak melakukan persalinan di
ibu bersalin yang tidak mempersiapkan uang fasilitas kesehatan. Khusus di daerah AKI
persalinan yang memadai. Dukungan tinggi, masih banyak ibu hamil yang
finansial yang kurang memadai ditunjukkan melakukan tindakan coba-coba (trial and
oleh tingginya ibu hamil yang tidak error) yaitu melakukan persalinan di rumah
mempersiapkan biaya yang cukup untuk dan ditolong dukun, dan jika terjadi masalah,
bersalin di fasilitas kesehatan. Nilai R = baru memanggil bidan, jika bidan tidak
0,553 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi mampu mengatasi, baru dibawa ke fasilitas
faktor dukungan sosial terhadap perilaku kesehatan atau dirujuk ke rumah sakit. Ada
persalinan tidak aman dan dukungan finansial harapan dari ibu hamil dan keluarga agar
suami yang kurang memadai dengan perilaku jangan sampai melahirkan di rumah sakit,
persalinan tidak aman di daerah AKI tinggi karena melakukan persalinan di fasilitas
termasuk kategori sedang. Nilai R2 = 0,294 kesehatan atau rumah sakit dipersepsikan
menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh bahwa ibu bersalin dalam kondisi berbahaya.
kedua faktor tersebut terhadap perilaku
persalinan tidak aman di daerah AKI tinggi, Fakta tersebut menunjukkan bahwa akar
sebesar 29,4 persen dan termasuk kategori masalah ibu hamil tidak melakukan
rendah. persalinan yang aman adalah kurang
dukungan keluarga, kurang dukungan
lingkungan sosial, kekhawaritan adanya
diskrimisasi dalam pelayanan, ketidakpastian
PEMBAHASAN
biaya pelayanan, dan persyaratan dokumen
Perilaku persalinan dipengaruhi oleh untuk kelengkapan administrasi. Akar
berbagai faktor, baik langsung maupun tidak masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi
langsung. Selain faktor sosial ekonomi dan hanya dengan penyediaan fasilitas kesehatan,
budaya, perilaku persalinan juga dipengaruhi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
oleh dukungan kebijakan, serta ketersediaan pemberian bantuan biaya persalinan, serta
fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah penyuluhan yang didominasi oleh topik yang
diakses. Fokus analisis artikel ini adalah bersifat medis. Upaya yang paling efisien
pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
terhadap perilaku persalinan di daerah AKI pelayanan penyuluhan untuk meningkatkan
rendah dan tinggi. Hasil penelitian lain dukungan keluarga dan dukungan lingkungan
menunjukkan bahwa Program Perencanaan sosial, memberikan jaminan kesetaraan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kualitas pelayanan dan kepastian biaya
(P4K) belum tentu dapat mengubah perilaku pelayanan, serta memfasilitasi kelengkapan
ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan administrasi.
dan ditolong petugas kesehatan, karena
Faktor yang mempengaruhi perilaku
alasan utama ibu hamil tidak memanfaatkan
persalinan aman di daerah AKI rendah dan
pelayanan kesehatan adalah mahal dan
AKI tinggi berbeda. Semua persalinan
berkualitas rendah.25
sampel di daerah AKI rendah ditolong
Fakta penelitian menunjukkan bahwa di petugas kesehatan, karena sejak tahun 2004,
daerah AKI tinggi masih banyak ibu hamil dukun tidak boleh menolong persalinan.
yang memiliki jaminan biaya persalinan dari Hasil penelitian membuktikan bahwa