Sie sind auf Seite 1von 9

EFEKTIVITAS DESAIN ALAT DESINFEKSI DALAM MENURUNKAN

CEMARAN candida,sp PADA AIR SUNGAI UNTUK KEPERLUAN JAMBAN


UMUM PASAR BANJARMASIN

Isnawati, Syarifuddin Ansyari dan Sulaiman Hamzani

Poltekkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan, Kalimantan Selatan

EFFECTIVENESS APPLIANCE DISINFECTAN OF DESIGN IN DEGRADING


CONTAMINATION OF Candida,sp OF RIVER WATER FOR PUBLIC TOILET OF
MARKET IN BANJARMASIN

Abstract. Behavior of public toilet user often cause of diseases which can be contagious
through public facilities, such a,s Candidiasis which is caused by mikosis often ,found in
Indonesia. The user growth of Candida,sp can be overcome with addition of czipro
sulphate (CuSO,) user used to treat water of swimming pool. Addition of cupro sulphate
into water ofpublic toilet is needed .Also the accuracy of cupro sulphate dose should be
tested of appliance through various models efJicient and effective used disinfectant.
The aim of this reseurch,for to test the efectiveness in degrading the contaminution of
Candida,sp in river water.for public toilet qf market in Banjarmasin.
This is an experimental research with random device and design group ' p r e test und post
test with control"
Temperature and pH of water didn't change at appliance disinfictant attempt process
with active substance addition combination ofcupro sulphate. i%e parameter of turbidity
experience of degradation up to more than 72%. The used of disinfectant can degrade
contamination ofCandida,sp in water for public toilet about 75.66% - 96.26%. Ejfictivity
of disinfecting appliance had combination to disinfectant cupro sulphate was caused by
active charcoalfilter and cupro .sulphate at dose 0.25 and 0.50 mg/lt.
It can be proved that disinfecting appliance have combination with active substance o f
cupro sulphate can degrade contamination of Candida.sp in water for fublic toilet of
market in Banjarmasin, so that the organizer qfpublic loilet can upply the result of this
research and can protect the community.

Keyword : River water, Candida sp, CuSO,

genus jamur yang termasuk golongan


PENDAHULUAN
khamir dan dapat men yebabkan
Air merupakan sarana pokok kandidiasis, maka air tersebut dapat
untuk menunjang kebutuhan manusia, menjadi sumber infeksi bagi pengguna-
baik untuk mandi, mencuci maupun untuk anya. Beberapa peneliti melaporkan
memasak dan minum, tetapi bila air ini adanya jamur Candida ,sp di air, misalnya
tercemar oleh sejenis jamur, misalnya dalam air kolam renang dan kamar mandi
Candida sp yang merupakan salah satu di sekolah serta air dari kamar mandi
umum di Jakarta ('I. Air bak jamban diturunkan sampai ke tingkat yang tidak
umum pasar Banjarbaru dan Martapura membahayakan dengan penambahan
positif Candida sp sebesar 92 %. (*). Cupro Sulfat dengan dosis sekitar 25
Candida sp dapat ditemukan pada kuku mgllt. Pemberian Cupro Sulfat pada bak
penderita Vuginitis, bila tangan dan kuku jamban umum diperlukan rekayasa
yang mengandung Candida sp secara sanitasi tepat guna untuk memudahkan
tidak sengaja men-cemari air di toilet pengelola dalam pengoperasian serta
umum maka akan menjadi sumber infeksi pemeliharaannya. Demikian pula alat
bagi orang lain (3). yang dirancang untuk keperluan peng-
aturan ketepatan dosis Cupro Sulfat ter-
Parameter kualitas air minumlair
bersih yang ditetapkan dalam Permenkes sebut perlu dirancang suatu alat dengan
berbagai variasi model dan variasi desin-
hanya mencantumkan Coli tinja dan total
Coliforms sebagai indikator parameter fectan yang efektif dan efisien.
mikrobiologis. Di luar negeri, misalnya Penggunaan cupro sulfat pada bak
Government of British Columbia me- WC umum dengan cara pembubuhan me-
masukkan E coli, Enterococci, Pseudo- mungkinkan tidak dapat kontinyu dilaku-
rnonas uerogenosa, dan Fecal coliforms kan oleh pengelola, disamping itu dosis-
sebagai kriteria indikator mikrobiologi, nya menjadi tidak tepat karena penerapan
disamping merekomendasikan memonitor di lapangan sulit, untuk itu perlu pem-
secara berselang-seling, diantaranya buatan alat sederhana dalam penentuan
adalah Candida albicans (4). dosis agar pembubuhan cupro sulfat pada
Pasar tradisional di Banjarmasin bak jamban umum dengan alat yang
divariasi dalam ha1 model dan jenis bahan
merupakan salah satu jenis Tempat-
Tempat Umum (TTU) yang masih meng- akti fnya.
gunakan bak untuk menampung air untuk
keperluan di kamar mandinya di mana air CARA
A. Kerangka Konsep
yang digunakan bukan untuk air minum.
bak yang terbuka sangat riskan tercemar
Chndida,sp oleh pengguna WC umum.
Candida albicans merupakan jamur
komensal pada manusia dan binatang. sungai untuk Perlakuan Yg sdh
jamban Model alat diolah
Menurut A. Tower et. a1 (1988) per- Umum yang dan Jenis
tumbuhan golongan dapat diatasi dengan
pemberian Cupro Sulfat (CuS04) di mana
larutan ini biasanya ditambahkan pada air
Gambar .l. Kerangka Konseptual
kolam renang. Pada kolam renang kadar
Cupro Sulfat yang maksimal dibolehkan
B. Hipotesis
sebesar 1,5 mgllt (Permenkes no.
4 1 6/Menkes/Per/IX/ 1990). Berdasarkan Desain alat disinfektan efektif
hasil penelitian Isnawati, 2007 (" kan- dapat menurunkan cemaran C'undiu'u, .sp
dungan Candida, sp berkisar antara 94 - pada air sungai untuk keperluan bak
193 koloni per 100 ml air dan dapat jamban umum di pasar Banjarmasin
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 50 - 5 8

C. Jenis Penelitian disinfeksi dan penambahan cupro


sulfat.
Jenis penelitian adalah eksperi-
mental dan desain atau Rancangan pe- 2. Perlakuan I adalah air sungai untuk
nelitian ini adalah 'Rancangan acak keperluan jamban umum dengan
kelompok' yaitu rancangan penelitian penambahan cupro sulfat dosis 0,25
dengan dua jenis perlakuan yaitu per- mg!lt.
lakuan terhadap model alat dan dosis 3. Perlakuan I1 adalah air sungai untuk
disinfektan (Pretest & Post test with keperluan jamban umum dengan
Control design). penambahan cupro sulfat dosis 0,SO
D. Skema Rancangan Penelitian mgllt.
Kelompok Eksperimen model alat 4. Perlakuan Ill adalah air sungai untuk
: Oeal X 1,2,3 Oea2. Kelompok Eks- keperluan jamban umum dengan
perimen dosis disinfektan : Oecl X 1,2,3 menggunakan alat tipe A yaitu
Oec2. Kelompok Control dosis saringan karbon aktif tanpa
disinfektan : 01 0 2 . Kelompok Control penambahan cupro sulfat.
model alat disinfektan : 01 0 2 5. Perlakuan IV adalah air sungai untuk
E. Jumlah Perlakuan dan Replikasi keperluan jamban umum dengan
menggunakan alat tipe B saringan
Dalam penelitian ini penelitian
pasir lokal tanpa penambahan cupro
memanipulasi 3 variasi model alat, jenis
sulfat.
dan dosis desinfektan ditambah 1 kontrol
jenis dan dosis disinfektan, kontrol model 6. Perlakuan V adalah air sungai untuk
disinfektan dengan 3 kali pengulangan keperluan jamban umum dengan
pada air sungai untuk keperluan jamban menggunakan alat tipe A saringan
umum pasar tradisional Banjarmasin yang pasir lokal penambahan cupro sulfat
merupakan Tempat Tempat Umum 0,25 mgllt.
(TTU). Sehingga jumlah sampel seluruh- 7. Perlakuan VI adalah air sungai untuk
nya adalah 49 sampel keperluan jamban umum dengan
Adapun untuk pengulangan! menggunakan alat tipe A saringan
replikasi perlakuan setiap sampel dapat pasir lokal dengan penambahan cupro
dihitung dengan rumus sebagai berikut sulfat 0,50 mg!lt.
(Hanafi, Kemas Ali, 1993) 8. Perlakuan VII adalah air sungai untuk
(t-1) (r-1) 2 1 5 keperluan jamban umum dengan
(6-1) (r-1)215 menggunakan alat tipe B saringan
5(r- 1 )L15 dan (r- 1) > 3 atau 4 pasir lokal dengan penambahan cupro
Ket : t : banyaknya perlakuan dan sulfat 0,25 mg/lt.
r: replikasi. 9. Perlakuan IV adalah air sungai untuk
Rincian sampel adalah sebagai berikut: keperluan jamban umurn dengan
1 . Kontrol adalah sumber air sungai menggunakan alat tipe B saringan
untuk keperluan wc umum tanpa alat pasir lokal dengan penambahan cupro
Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan . ..... ...(Nits)

sulfat 0,50 mgllt. ( saringan arang aktif dan saringan pasir


F. Variabel Penelitian lokal).

1. Variabel bebas : Variasi model alat


desinfeksi dan variasi dosis.
2. Variabel terikat: cemaran Candida,
SP
3. Variabel antara lpenyela : pH air, suhu
air, kekeruhan air sungai.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi tentang sumber air untuk
keperluan jamban umum pasar
Banjarmasin.
2. Wawancara dengan pengelola Gambar 2. Alat Disinfeksi Air
jamban umum
3. Pengukuran di lapangan untuk data 2. Alat Disinfeksi dengan dan Suhu
suhu, pH dan kekeruhan air dan Air
laboratorium untuk data pH, suhu Suhu air dalam seri percobaan
dan kekeruhan air dan Candida,sp. dengan alat disinfeksi berkisar antara
28°C - 30°C dimana suhu awal per-
H. Analisis Data cobaan sebagai kontrol, saat penambahan
Data dikumpulkan, diolah dan CuS04 baik 0,25 dan 0,50 ppm adalah
dianalisis. Untuk mengukur perbedaan 28"C, tetapi saat penggunaan saringan
dosis yang efektif adalah menggunakan baik arang aktif maupun pasir lokal suhu
Friedman test, Wilcoxon sign rank test air 30°C terlihat pada Gambar 3 berikut.
dan Friedman test Sedangkan nilai
parameter suhu, pH air dibandingkan
dengan Standar Kualitas Air Bersih sesuai I Suhu Air pda PsrcabaanAlat Desinfeksi
I
Permenkes RI no. 4 16/IX/1990.

HASIL PENELITIAN
1. Alat Disinfeksi Air
Alat Disinfeksi yang digunakan
Perlakuan
untuk melakukan percobaan pengolahan
air sungai sebagai bahan baku untuk
keperluan jamban umum di pasar Gambar. 3. Suhu Air pada Percobaan Alat
Banjarmasin terdiri dari alat penampung, Disinfeksi
injeksi, koagulasi (CuS04), saringanlfilter
Bul. Penelit. Kesehat. Suplemen, 2010: 50 -58

3. Alat Disinfeksi dan pH Air jamban umum di pasar Banjarmasin me-


I pH ak pad. P m b u n Aht D..lnhk.l
I nunjukkan terj adi penurunan Candida,sp
dari air baku yang diolah dengan hasil
sebagai berlkut :

Gambar 4. pH Air pada Percobaab Alat


Disinfeksi
Adapun PH air dalam percobaan
alat desinfeksi relatif tidak ada perubahan :
dari pH awal (kontrol) di semua per- Gambar 6. Candida,sp pada air Percobaan
lakuan seperti pada Gambar 4 di atas Alat Disinfeksi

?. Alat Disinfeksi dan Kekeruhan 6. Efektivitas Alat Disinfeksi pada


Penurunan Candida, sp

Gambar 5. Kekeruhan Air pada Percoba-


an Alat Disnfeksi Gambar 7. Efektivitas Alat Disinfeksi
Pada beberapa perlakuan terjadi Efektivitas alat disinfeksi dapat
penurunan kekeruhan dan pada perlakuan dilihat pada Gambar 7 pada percobaan di
6 dan 7 yaitu pada saringan arang aktif lapangan menunjukan penurunan
dengan CuS04 dosis 0,25 ppm dan Candida,sp dari kontrol rata-rata antara
saringan arang aktif dengan CuS04 dosis 75,56% - 96,26%, dimana efektivitas
0,25 ppm bahkan terlihat sudah menurun tertinggi pada perlakuan 5 yaitu pada
antara 4,l - 5,2 NTU penambahan CuS04 dengan dosis 0,50
mlllt.
5. Alat Disinfeksi dan Candida, sp
Untuk uji komparasi dengan data
Pada proses percobaan alat yang tidak normal data yang berpasangan
desinfeksi dan penambahan bahan aktif lebih dari 2 kelompok digunakan uji
CuS04 pada air untuk keperluan bak Friedman dengan hasil sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Tabel l.Uji Efektivitas Alat Disinfeksi
1. Alat Disinfeksi dan Suhu air
dengan Candida, sp
Chi-square 8 1 .000 Proses penurunan cemaran
Candida,sp pada air sungai untuk ke-
.000 perluan jamban umum pasar Banjarmasin
pada masing-masing perlakuan tidak
mengalami perubahan pada suhu air
Tabel 1 menunjukkan desain alat dimana suhu air tersebut di akhir waktu
disinfeksi efektif dapat menurunkan masing-masing perlakuan tidak meng-
cemaran Candida sp pada sumber air alami perubahan yang berarti bahkan
sungai untuk keperluan jamban umum di hampir tidak mengalami peri~bahan dari
pasar Banjarmasin dengan p value suhu awalnya yang berkisar pada suhu
0.OO.Kondisi ini menunjukkan bahwa normal yaitu 28 "C - 30 'C. Perubahan
hipotesis penelitian yang menyatakan suhu air pada saat proses percobaan
bahwa alat disinfeksi tersebut efektif berlangsung lebih disebabkan karena alat
mengurangi cemaran Chndida sp dalam penampung air yang terkena langsung
air baku tersebut. Untuk mengetahui pengaruh sinar matahari. Walaupun pada
Kelompok mana yang berbeda diuji lagi saat proses penurunan cemaran ('undidu,
dengan u-ji beda ganda untuk non sp dengan menggunakan bahan aktif
parametrik dalam memilih perlakuan cupro sulfat terjadi flok-flok setelah
yang paling efektif dan efisien digunakan proses flokulasil pengadukan dengan cara
Wilcoxon sign rank test untuk melihat injeksi dan penyaringan dengan saringan
kelompok mana yang berbeda dengan arang aktif maupun saringan pasir lokal,
hasil terdapat lima pasangan sebagai tetapi kondisi tersebut tidak berpengaruh
berikut pada tabel 2. pada suhu air di semua perlakuan. Pada
kondisi ini kehidupan ('undidu, . ~ pyang
Tabel 2. Uji Beda Ganda Non Parametrik termasuk dalam salah satu genus jamur
pada Alat Disinfeksi golongan khamir tetap dapat berjalan
ASYM. Sig.
dengan normal pula saat suhu air dalam
KE:I.OI\lPOK %
(2- tailed) keadaan normal.
I Sarlngan pasir lohal -2 69 007
- sarlngan arang a k t ~ f
2 C u S 0 4 0.25 ppln- -2 6'1-1 007 2. Alat Disinfeksi dan pH Air dengan
sarlngan arang ahtlf- - Candida, sp
3 Sar~nganarang
ah11f + CuS04 0,25 -1 956 050 Konsentrasi ion hydrogen akan
ppm- Sar~nganarang
akt~f mempengaruhi pH air dan selan.ji1tnq.a.
4 Sar~nganarang Pada proses penambahan bahan aktif
akt~+ f CuSO4 0.5 028
ppm - sarlngan arang cupro sulfat (CuS04) dan penggunaan
saringat~ ataupun kombinasi keduanya
5 sarlngan pasir lokal
05 I tidak mengalami perubahan pada pll air
untuk setiap perlakuan pada sstiap lokasi.
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 50 - 58

Air untuk keperluan jamban umum sehingga kalau dilihat dari turunnya
Banjarmasin yaitu 5,7 selama proses per- angka kekeruhan yang paling besar
cobaan. Air sungai belum ada pe- memang terjadi pada perlakuan 2, 6 dan 7
nambahan klor yang sedianya akan meng- yaitu pada perlakuan dengan saringan
oksidasi material organik dan inorganik arang aktif, kombinasi saringan arang
perlu kontak lebih lama dan diperlukan aktif plus CuS04 0,25 ppm dan Saringan
terus sampai reaksi selesai. Tapi karena arang aktif plus CuS04 0,50 ppm.
air yang yang digunakan untuk keperluan Terjadinya penurunan kekeruhan pada
-jamban yang merupakan air baku tanpa penelitian ini adalah adanya proses
dibarengi dengan kontak yang terus- koagulasi dengan CuS04 pada dosis 0.25
menerus sehinggga ha1 ini berpengaruh ppm dan 0,50 ppm proses filtrasi dengan
pada chlorine demand dari air tidak saringan arang aktif. dengan penurunan
tercukupi dan juga pH yang tidak tersebut mencapai 72,6%.
mengalami perubahan saat dilakukan Turunnya kekeruhan juga di-
proses penambahan CuS04 tersebut ha1 barengi dengan turunnya Cundidu,.sp pada
ini karena CuS04 yang bersifat garam percobaan alat disinfeksi, tetapi kalau
netral di dalam air tidak melepaskan ion dilihat dari besarnya pengaruh antara koa-
H' dan OH- sehinga pH air kemungkinan gulasi dengan disinfektan dan filtrasi ter-
akan tetap, seperti pada penelitian ini. pH nyata memang lebih besar pengaruh
air tidak mengalami perubahan dan sama disinfektan terlihat pada Gambar 7
seperti kondisi awal sebelum ditambah- dimana perlakuan nomor 5 yaitu peng-
kan CuS04 demikian juga dengan gunaan CuS04 dosis 0,50 ppm, ha1 ini
kombinasi penggunaan alat disinfeksi. dimungkinkan pada saringan masih dapat
Dibandingkan dengan batasan yang ada ditembus. Ukuran butiran saringan pasir
pada air kolam renang (Permenkes RI no berkisar antara 0,5-1 mm dan saringan
4161 Menkesl PerllXl1990) maka pH ini arang aktif antara 2-5 mm sedangkan
masih memenuhi batas yang diperboleh- ukuran Cundida albicuns 2-5 p x 3-6 p
kan terutama digunakan untuk air hingga 2-5,5p x 5-28 p.
keperluan jamban umum tersebut.
4. Efektivitas alat disinfeksi dengan
3. AIat Disinfeksi dan Kekeruhan Candida, sp
dengan Candida, sp
Efektivitas alat desinfeksi dalam
Kekeruhan air merupakan sifat menurun kan c a n d i u p secara fisi k
optis dari suatu larutan, yaitu hamburan berkisar antara 75.56% - 9626%. Secara
dan absorpsi cahaya yang melaluinya, statistik kemampuan alat disinfeksi
Percobaan dengan alat disinfeksi me- tersebut signifikan (p value= 0,00) atau
nunjukkan rata-rata kekeruhan terjadi efektif dapat menurunkan cemaran
penurunan sampai pada tingkat 4,l NTU Cundidu sp pada sumber air sungai untuk
- 5.2 NTU. Pada percobaan yang di- keperluan jamban umum di pasar
lakukan dengan mengunakan alat disin- Banjarmasin. Dari berbagai perlakuan
leksi kekeruhan dapat diturunkan dengan pada percobaan alat disinfeksi tersebut
saringan atau dengan disinfektan, dapat dipilih perlakuan mana saja yang
dapat diterapkan di lapangan nantinya. disinfeksi dan Efektivitas alat disinfeksi
Pada Tabel 2 terlihat secara statistik yang dikombinasi dengan bahan aktif
bahwa penggunaan saringan baik pasir cupro sulfat (CuS04) adalah pada
lokal maupun arang aktif dapat digunakan saringan arang aktif dan dosis 0,25 mgllt
untuk menurunkan Candida, sp dan kom- atau pada dosis 0,50 mgllt.
binasi dengan disinfektan terutama Rekomendasi dari penelitian ini
saringan arang aktif dan CuS04 0,25 adalah penurunan cemaran canu'idu,.sp
ppm. Walaupun secara fisik dan statistik dapat dimaksimalkan lagi dengan me-
alat disinfeksi tersebut sudah efektif
nambah waktu kontak disinfektan, pe-
dalam menurunkan cemaran Candida,sp
meliharaan sumber air mutlak dilakukan
pada air sungai, tetapi karena tidak 100%
terutama dalam ha1 mengurangi pen-
mampu menurunkan Candida,sp tersebut
cemaran air sungai dari sampah dan
maka keberadaannya masih memungkin- limbah kamar mandi, dan gunakan air
kan untuk masih menimbulkan masalah.
yang memenuhi syarat untuk meminimal-
Hal ini dapat diatasi dengan penambahan
kan keberadaan Candidu, sp dalam air
waktu kontak pada sistem koagulasinya,
yang digunakan atau air yang mengalir,
disamping itu perlu diperhatikan juga
perlu pengembangan peralatan yang
masalah air baku yang digunakan dimana
sederhana dan aplikatif untuk kondisi
apakah perlu perlakuan awal dahulu jamban umum yang berbeda dalam proses
sebelum dilakukan proses tersebut. Peng- penambahan bahan aktif cupro sulfat. dan
gunaan air yang ada di jamban umum sehingga memudahkan bagi pengelola
setelah proses sedimentasi ini diharafkan dalam penerapan di lapangan.
langsung dari kran outletnya, karena
memang sebagian besar WC umum di
pasar Banjarmasin tidak memiliki bak UCAPAN TERIMAKASIH
yang permanen, ha1 ini adalah untuk Penulis mengucapkan terimakasih
menghindari perilaku pengunjung yang kepada Kementrian Kesehatan dalam ha1
tidak sehat yang memungkinkan dapat ini Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan
menularkan kandidiasis lewat air. (Risbinakes) sebagai penyandang dana
dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat di-
ketahui Suhu air dan pH air tidak meng- DAFTAR RUJUKAN
alami perubahan yang berarti pada proses 1. Mulyati, Aulung Agus, Susilo Jan, Air
percobaan alat disinfeksi, tetapi ke- sebagai Sumber Penularan Penyakit Jamur,
keruhan dapat diturunkan sampai lebih Dalam : Majalah Kesehatan Masyarakat
Indonesia, N o 1 Tahun XX1,1993 ha1 14-6.
dari 72%, penggunaan alat disinfeksi ber-
kombinasi penambahan bahan aktif 2. Lutpiatina Leka, Studi Tentang Cemaran
CuS04 pada air untuk keperluan jamban Candida,sp pada Air Bak WC Umum di
Pasar Martapura dan Banjarbaru tahun 2003.
umum dapat menurunkan cemaran Skripsi, STlKES Banjarmasin, 2003
Candida sp berkisar antara 75,66% -
96,26 % pada semua perlakuan alat
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 50 - 58

3. Syarifuddin Padji K., Kartanegara D., dan 9. Lubis Padapotan, Perumahan Sehat, Proyek
Susilo Jan, Keberadaan Candida sp Di Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi
bawah Kuku Tangan Pada Penderita Pusat, Pusdiknakes Depkes, Jakarta. 1985
Vaginitis, Dalam: Majalah Kesehatan 10. Onggowaluyo,J.S., Parasitologi Medik
Masyarakat Indonesia, N o 2 Tahun XXIII, (Mikologi), Pendidikan Ahli Madya Analis
1995. Kesehatan Depkes RI Bandung, Bandung,
4. Warrington.P, 1993
http://walpwww.gov.bc.ca/wat/wq/bcquideli 1 I. Palar, Heryando, Pencemaran dan
nes/microbiologi.htm1 toksikologi logam berat, Rineka Cipta,
5. Isnawati, Pengaruh Bahan aktif Cupro Sulfat Jakarta, 2004
(CuS04) dalam Menurunkan Cemaran 12. Sidney Siegel, Non Parametrik Statististics
candida. S p pada Air Bak W C Umum Pasar for the behavioral sciences, Mc Craw-Hill
Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura, Book Company, New York, Second Edition.
Risbinakes, Banjarbaru, 2007. 1970.
6. Conny Riana T , Karakteristik Candida 13. Sutrisno Totok, dkk., Teknologi Penyediaan
albicans, Cermin dunia Kedokteran, nomor Air Bersih, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
15 1, Jakarta, 2006
14. Winato H. dan Wibowo N.,Peran lmunitas
7. Gaspersz, Vincent, Metode Perancangan Seluler Lokal Pada Kandidosis Vulvovagina
Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu- Rekurens, Dalam : Medika, N o 3 Tahun
llmu Teknik, dan Biologi, CV. Armico, edisi XXIX, 2003, hal. 170.
kesatu, Bandung, 199 1.
8. Jawetz E., Melnick J.L.,Adelberg E.A.,
Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi
16, Penerbit Buku Kedokteran ECC, Jakarta,
1986, hal. 382-384.

Das könnte Ihnen auch gefallen