Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract. Behavior of public toilet user often cause of diseases which can be contagious
through public facilities, such a,s Candidiasis which is caused by mikosis often ,found in
Indonesia. The user growth of Candida,sp can be overcome with addition of czipro
sulphate (CuSO,) user used to treat water of swimming pool. Addition of cupro sulphate
into water ofpublic toilet is needed .Also the accuracy of cupro sulphate dose should be
tested of appliance through various models efJicient and effective used disinfectant.
The aim of this reseurch,for to test the efectiveness in degrading the contaminution of
Candida,sp in river water.for public toilet qf market in Banjarmasin.
This is an experimental research with random device and design group ' p r e test und post
test with control"
Temperature and pH of water didn't change at appliance disinfictant attempt process
with active substance addition combination ofcupro sulphate. i%e parameter of turbidity
experience of degradation up to more than 72%. The used of disinfectant can degrade
contamination ofCandida,sp in water for public toilet about 75.66% - 96.26%. Ejfictivity
of disinfecting appliance had combination to disinfectant cupro sulphate was caused by
active charcoalfilter and cupro .sulphate at dose 0.25 and 0.50 mg/lt.
It can be proved that disinfecting appliance have combination with active substance o f
cupro sulphate can degrade contamination of Candida.sp in water for fublic toilet of
market in Banjarmasin, so that the organizer qfpublic loilet can upply the result of this
research and can protect the community.
HASIL PENELITIAN
1. Alat Disinfeksi Air
Alat Disinfeksi yang digunakan
Perlakuan
untuk melakukan percobaan pengolahan
air sungai sebagai bahan baku untuk
keperluan jamban umum di pasar Gambar. 3. Suhu Air pada Percobaan Alat
Banjarmasin terdiri dari alat penampung, Disinfeksi
injeksi, koagulasi (CuS04), saringanlfilter
Bul. Penelit. Kesehat. Suplemen, 2010: 50 -58
Air untuk keperluan jamban umum sehingga kalau dilihat dari turunnya
Banjarmasin yaitu 5,7 selama proses per- angka kekeruhan yang paling besar
cobaan. Air sungai belum ada pe- memang terjadi pada perlakuan 2, 6 dan 7
nambahan klor yang sedianya akan meng- yaitu pada perlakuan dengan saringan
oksidasi material organik dan inorganik arang aktif, kombinasi saringan arang
perlu kontak lebih lama dan diperlukan aktif plus CuS04 0,25 ppm dan Saringan
terus sampai reaksi selesai. Tapi karena arang aktif plus CuS04 0,50 ppm.
air yang yang digunakan untuk keperluan Terjadinya penurunan kekeruhan pada
-jamban yang merupakan air baku tanpa penelitian ini adalah adanya proses
dibarengi dengan kontak yang terus- koagulasi dengan CuS04 pada dosis 0.25
menerus sehinggga ha1 ini berpengaruh ppm dan 0,50 ppm proses filtrasi dengan
pada chlorine demand dari air tidak saringan arang aktif. dengan penurunan
tercukupi dan juga pH yang tidak tersebut mencapai 72,6%.
mengalami perubahan saat dilakukan Turunnya kekeruhan juga di-
proses penambahan CuS04 tersebut ha1 barengi dengan turunnya Cundidu,.sp pada
ini karena CuS04 yang bersifat garam percobaan alat disinfeksi, tetapi kalau
netral di dalam air tidak melepaskan ion dilihat dari besarnya pengaruh antara koa-
H' dan OH- sehinga pH air kemungkinan gulasi dengan disinfektan dan filtrasi ter-
akan tetap, seperti pada penelitian ini. pH nyata memang lebih besar pengaruh
air tidak mengalami perubahan dan sama disinfektan terlihat pada Gambar 7
seperti kondisi awal sebelum ditambah- dimana perlakuan nomor 5 yaitu peng-
kan CuS04 demikian juga dengan gunaan CuS04 dosis 0,50 ppm, ha1 ini
kombinasi penggunaan alat disinfeksi. dimungkinkan pada saringan masih dapat
Dibandingkan dengan batasan yang ada ditembus. Ukuran butiran saringan pasir
pada air kolam renang (Permenkes RI no berkisar antara 0,5-1 mm dan saringan
4161 Menkesl PerllXl1990) maka pH ini arang aktif antara 2-5 mm sedangkan
masih memenuhi batas yang diperboleh- ukuran Cundida albicuns 2-5 p x 3-6 p
kan terutama digunakan untuk air hingga 2-5,5p x 5-28 p.
keperluan jamban umum tersebut.
4. Efektivitas alat disinfeksi dengan
3. AIat Disinfeksi dan Kekeruhan Candida, sp
dengan Candida, sp
Efektivitas alat desinfeksi dalam
Kekeruhan air merupakan sifat menurun kan c a n d i u p secara fisi k
optis dari suatu larutan, yaitu hamburan berkisar antara 75.56% - 9626%. Secara
dan absorpsi cahaya yang melaluinya, statistik kemampuan alat disinfeksi
Percobaan dengan alat disinfeksi me- tersebut signifikan (p value= 0,00) atau
nunjukkan rata-rata kekeruhan terjadi efektif dapat menurunkan cemaran
penurunan sampai pada tingkat 4,l NTU Cundidu sp pada sumber air sungai untuk
- 5.2 NTU. Pada percobaan yang di- keperluan jamban umum di pasar
lakukan dengan mengunakan alat disin- Banjarmasin. Dari berbagai perlakuan
leksi kekeruhan dapat diturunkan dengan pada percobaan alat disinfeksi tersebut
saringan atau dengan disinfektan, dapat dipilih perlakuan mana saja yang
dapat diterapkan di lapangan nantinya. disinfeksi dan Efektivitas alat disinfeksi
Pada Tabel 2 terlihat secara statistik yang dikombinasi dengan bahan aktif
bahwa penggunaan saringan baik pasir cupro sulfat (CuS04) adalah pada
lokal maupun arang aktif dapat digunakan saringan arang aktif dan dosis 0,25 mgllt
untuk menurunkan Candida, sp dan kom- atau pada dosis 0,50 mgllt.
binasi dengan disinfektan terutama Rekomendasi dari penelitian ini
saringan arang aktif dan CuS04 0,25 adalah penurunan cemaran canu'idu,.sp
ppm. Walaupun secara fisik dan statistik dapat dimaksimalkan lagi dengan me-
alat disinfeksi tersebut sudah efektif
nambah waktu kontak disinfektan, pe-
dalam menurunkan cemaran Candida,sp
meliharaan sumber air mutlak dilakukan
pada air sungai, tetapi karena tidak 100%
terutama dalam ha1 mengurangi pen-
mampu menurunkan Candida,sp tersebut
cemaran air sungai dari sampah dan
maka keberadaannya masih memungkin- limbah kamar mandi, dan gunakan air
kan untuk masih menimbulkan masalah.
yang memenuhi syarat untuk meminimal-
Hal ini dapat diatasi dengan penambahan
kan keberadaan Candidu, sp dalam air
waktu kontak pada sistem koagulasinya,
yang digunakan atau air yang mengalir,
disamping itu perlu diperhatikan juga
perlu pengembangan peralatan yang
masalah air baku yang digunakan dimana
sederhana dan aplikatif untuk kondisi
apakah perlu perlakuan awal dahulu jamban umum yang berbeda dalam proses
sebelum dilakukan proses tersebut. Peng- penambahan bahan aktif cupro sulfat. dan
gunaan air yang ada di jamban umum sehingga memudahkan bagi pengelola
setelah proses sedimentasi ini diharafkan dalam penerapan di lapangan.
langsung dari kran outletnya, karena
memang sebagian besar WC umum di
pasar Banjarmasin tidak memiliki bak UCAPAN TERIMAKASIH
yang permanen, ha1 ini adalah untuk Penulis mengucapkan terimakasih
menghindari perilaku pengunjung yang kepada Kementrian Kesehatan dalam ha1
tidak sehat yang memungkinkan dapat ini Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan
menularkan kandidiasis lewat air. (Risbinakes) sebagai penyandang dana
dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat di-
ketahui Suhu air dan pH air tidak meng- DAFTAR RUJUKAN
alami perubahan yang berarti pada proses 1. Mulyati, Aulung Agus, Susilo Jan, Air
percobaan alat disinfeksi, tetapi ke- sebagai Sumber Penularan Penyakit Jamur,
keruhan dapat diturunkan sampai lebih Dalam : Majalah Kesehatan Masyarakat
Indonesia, N o 1 Tahun XX1,1993 ha1 14-6.
dari 72%, penggunaan alat disinfeksi ber-
kombinasi penambahan bahan aktif 2. Lutpiatina Leka, Studi Tentang Cemaran
CuS04 pada air untuk keperluan jamban Candida,sp pada Air Bak WC Umum di
Pasar Martapura dan Banjarbaru tahun 2003.
umum dapat menurunkan cemaran Skripsi, STlKES Banjarmasin, 2003
Candida sp berkisar antara 75,66% -
96,26 % pada semua perlakuan alat
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 50 - 58
3. Syarifuddin Padji K., Kartanegara D., dan 9. Lubis Padapotan, Perumahan Sehat, Proyek
Susilo Jan, Keberadaan Candida sp Di Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi
bawah Kuku Tangan Pada Penderita Pusat, Pusdiknakes Depkes, Jakarta. 1985
Vaginitis, Dalam: Majalah Kesehatan 10. Onggowaluyo,J.S., Parasitologi Medik
Masyarakat Indonesia, N o 2 Tahun XXIII, (Mikologi), Pendidikan Ahli Madya Analis
1995. Kesehatan Depkes RI Bandung, Bandung,
4. Warrington.P, 1993
http://walpwww.gov.bc.ca/wat/wq/bcquideli 1 I. Palar, Heryando, Pencemaran dan
nes/microbiologi.htm1 toksikologi logam berat, Rineka Cipta,
5. Isnawati, Pengaruh Bahan aktif Cupro Sulfat Jakarta, 2004
(CuS04) dalam Menurunkan Cemaran 12. Sidney Siegel, Non Parametrik Statististics
candida. S p pada Air Bak W C Umum Pasar for the behavioral sciences, Mc Craw-Hill
Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura, Book Company, New York, Second Edition.
Risbinakes, Banjarbaru, 2007. 1970.
6. Conny Riana T , Karakteristik Candida 13. Sutrisno Totok, dkk., Teknologi Penyediaan
albicans, Cermin dunia Kedokteran, nomor Air Bersih, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
15 1, Jakarta, 2006
14. Winato H. dan Wibowo N.,Peran lmunitas
7. Gaspersz, Vincent, Metode Perancangan Seluler Lokal Pada Kandidosis Vulvovagina
Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu- Rekurens, Dalam : Medika, N o 3 Tahun
llmu Teknik, dan Biologi, CV. Armico, edisi XXIX, 2003, hal. 170.
kesatu, Bandung, 199 1.
8. Jawetz E., Melnick J.L.,Adelberg E.A.,
Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi
16, Penerbit Buku Kedokteran ECC, Jakarta,
1986, hal. 382-384.