Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SAIN VETERINER
ISSN : 0126 - 0421
Abstract
Sustainable insect supply is a routine activity in research of pest control, experimental insecticide bioassay,
entomophatogen, parasitoid, and nature of competitor. Armyworm (Spodoptera litura Fabr.) is one of the
alternative test insect. A mass rearing method is required to provide high demands of S. litura. A life table of
insect is regularly used to study several biological parameters including the net reproduction rate of population
(Ro), the mean length of life period in one generation (T), reproduction potential value of one generation from a
population (rm), and the potential of a population to multiply in one generation (ë). The aim of this study were to
asses the development time and reproduction potential of S. litura which different of artificial diets. Results
showed that S. litura on artificial diet in recipe of Singh and Moore is T = 29,90, Ro = 2692,33, rm = 0,26, ë = 1,29,
whereas artificial diet in recipe of Waldbauer et al. is 32,29, Ro = 891,99, rm = 0,21, ë = 1,23.
Key words: life table, Spodoptera litura, artificial diets, test insect, population
Abstrak
Penyediaan serangga telah menjadi kegiatan rutin dalam penelitian pengendalian serangga hama, pengujian
suatu insektisida, entomopatogen, parasitoid, maupun musuh alami. Ulat grayak (Spodoptera litura Fabr.)
merupakan salah satu alternatif serangga uji. Metode perbanyakan massa dibutuhkan S. litura dalam jumlah
banyak. Tabel hidup sering digunakan untuk mengetahui beberapa parameter biologis termasuk kecepatan
pertumbuhan populasi dalam satu generasi (R0), periode hidup rata-rata suatu populasi dalam satu generasi (T),
konstanta potensial reproduktif suatu populasi dalam satu generasi (rm), dan kemampuan suatu populasi pada
satu generasi untuk perbanyakan diri per satuan waktu (ë). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
lama waktu pengembangan dan potensi reproduksi S. litura yang diberi pakan buatan yang berbeda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa S. litura yang diberi pakan buatan yang mengacu pada resep Sing dan Moore
adalah T = 29,90, Ro = 2692,33, rm = 0,26, ë = 1,29, sedangkan yang diberi pakan buatan yang mengacu pada resep
Waldbauer et al. adalah 32,29, Ro = 891,99, rm = 0,21, ë = 1,23.
Kata kunci: tabel hidup, Spodoptera litura, pakan buatan, serangga uji, populasi
166
Sri Lestari et al.
167
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
secara berkesinambungan. Hal ini didukung oleh dengan menggunakan modifikasi dari resep
Gupta et al. (2005) yang menyatakan bahwa untuk Waldbauer et al. (1984), namun ada pakan buatan
melakukan pengujian dengan serangga maka harus lain yang dapat digunakan dalam pemeliharaan S.
ada jumlah yang cukup dari serangga yang litura yaitu pakan modifikasi resep Singh and
diinginkan dan pemeliharaan dapat dilakukan Moore (1985). Perbedaan kedua resep tersebut
dengan pakan alami maupun pakan buatan. adalah pada kandungan proteinnya. Protein dalam
Hal yang sangat berperan dalam penyediaan pakan dapat mempengaruhi perkembangan dan
serangga uji dalam jumlah banyak dan tersedia fekunditas suatu organisme. Menurut Savopoulou et
secara berkesinambungan adalah pakan. Oomen al. (1994), masa perkembangan yang lama dan
(1982) menyatakan bahwa pakan berperan untuk fekunditas yang rendah berkaitan dengan kandungan
menyediakan protein dan energi bagi kelangsungan protein. Kandungan protein dalam pakan ikut
berbagai proses dalam tubuh, memperbaiki jaringan mempengaruhi proses pertumbuhan larva untuk
tubuh yang rusak serta mengatur kelestarian proses mencapai tahap perkembangan akhir. Protein
tubuh dan kondisi lingkungan tubuh. merupakan senyawa pembangun tubuh yang
Serangga mengkonsumsi dan menggunakan menyediakan banyak materi untuk pertumbuhan,
pakan yang dikonsumsinya untuk pertumbuhan, bagi serangga yang membutuhkan pakan dengan
perkembangan, disimpan sebagai cadangan, kandungan protein yang tinggi akan memanfaatkan
pergerakan, pertahanan, dan reproduksi (Slansky, ketersediaan senyawa tersebut untuk pembentukan
1993). Komposisi pakan dapat mempengaruhi tabel jaringan lebih banyak sehingga larva lebih cepat
hidup suatu organisme. Wibowo et al. (1995) mencapai tahap instar akhir.
menyatakan bahwa pada pakan yang kurang sesuai Salah satu aspek penting dalam penyediaan
maka pertumbuhan dan proses reproduksi akan hewan uji secara massal adalah informasi mengenai
berjalan lebih lambat. Ada beberapa jenis pakan potensi biologis serangga. Tabel hidup sering
yang dapat digunakan dalam pemeliharaan S. litura digunakan untuk mengetahui potensial reproduktif
secara massal, yaitu pakan alami maupun pakan serangga. Permana (1998) dalam : Puspasari et al.
buatan. Pakan buatan sering di pilih banyak peneliti (2003) menyatakan bahwa tabel hidup merupakan
untuk memelihara serangga karena mudah untuk sebuah tabel yang memuat data dasar mengenai
disiapkan, dan tersedia di musim (Elvira et al., keterangan biologis dalam bidang dinamika
2010), selain itu juga menurut Sumarni (2000) tabel populasi terutama dinamika populasi hama.
hidup larva S. litura yang diberi pakan buatan Informasi yang dapat diperoleh dari suatu tabel
dengan resep Waldbauer et al. (1984) yang hidup meliputi kecepatan pertumbuhan populasi
dimodifikasi memberikan nilai yang lebih baik dalam satu generasi (R0), periode hidup rata-rata
daripada tabel hidup larva S. litura yang diberi pakan suatu populasi dalam satu generasi (T), konstanta
alami berupa daun kedelai dan daun bayam. potensial reproduktif suatu populasi dalam satu
Pakan buatan yang selama ini digunakan dalam generasi (rm), dan kemampuan suatu populasi pada
pemeliharaan S. litura di laboratorium adalah satu generasi untuk perbanyakan diri per satuan
168
Sri Lestari et al.
169
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
kemudian dihaluskan kembali. Larutan agar pada Telur-telur S. litura dipisahkan dan dibagi dua
0
tahap pertama yang telah bersuhu 60 C dan adonan kelompok. Larva instar satu yang menetas dari setiap
yang lain tadi dimasukkan dalam blender dan kelompok diberi pakan yang berbeda. Kelompok A
ditambahkan 8 g asam askorbat, 15 ml vitamin dan diberi pakan buatan yang mengacu kepada resep
15 g yeast. Adonan tersebut dihaluskan hingga Singh and Moore (1985) yang dimodifikasi,
homogen dan kemudian dituang dalam cetakan sedangkan kelompok B diberi pakan buatan yang
pakan buatan untuk diberikan dalam bentuk mengacu kepada resep Waldbauer et al. (1984) yang
potongan-potongan. dimodifikasi.
Gambar 1. Kandang perkawinan imago S. litura (A) Kandang perkawinan, (B) Baki plastik
Larva instar satu dari kelompok yang diberi Berdasarkan pengamatan tersebut dapat diketahui
pakan buatan yang mengacu kepada resep Singh and usia dan masa perkembangan hewan uji. Beberapa
Moore (1985) dipindahkan dan dimasukkan satu parameter lain yang diperlukan yaitu : pengukuran
persatu dalam vial plastik, demikian pula larva dari lebar kapsul kepala, pengamatan mortalitas,
kelompok yang diberi pakan buatan yang mengacu pengamatan fekunditas imago betina.
kepada resep Waldbauer et al. (1984). Pemeliharaan Perhitungan tabel hidup akan menunjukkan
dilakukan secara individual. Pengamatan periode beberapa parameter biologis. Masing-masing
hidup hewan uji dilakukan dengan mencatat tanggal parameter tersebut dihitung berdasarkan rumus
penetasan telur, pergantian kutikula, pembentukan sebagai berikut :
pupa, dan kemunculan pupa menjadi imago.
170
Sri Lestari et al.
171
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
Tabel 1. Tabel hidup S. litura yang diberi pakan buatan yang mengacu pada resep Singh and Moore (1985)
yang dimodifikasi
Jumlah
X Kelulushidupan
lx telur/ Mx lx.mx x.lx.mx
(hari) betina
betina
26 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
27 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
28 1,00 1,00 640,80 384,48 384,48 10765,44
29 1,00 0,98 1473,20 883,92 866,24 25121,01
30 1,00 0,92 1177,00 706,20 649,70 19491,12
31 1,00 0,64 942,00 565,20 361,73 11213,57
32 0,60 0,52 922,30 553,38 287,76 9208,24
33 0,60 0,26 782,60 469,56 122,09 4028,82
34 0,40 0,06 565,50 339,30 20,36 692,17
35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
? = 2.692,35 ? = 80520,37
Tabel 2. Tabel hidup S. litura yang diberi pakan buatan yang mengacu pada resep Waldbauer et al. (1984)
Jumlah
X Kelulushidupan
lx telur/ mx lx.mx x.lx.mx
(hari) betina
betina
29 1,00 0,98 0,00 0,00 0,00 0,00
30 1,00 0,98 0,00 0,00 0,00 0,00
31 1,00 0,98 524,20 267,44 262,09 8.124,83
32 1,00 0,76 892,20 455,20 345,95 11.070,46
33 0,80 0,68 371,00 189,28 128,71 4.247,44
34 0,80 0,64 310,75 158,54 101,47 3.449,83
35 0,60 0,58 99,66 50,84 29,49 1.032,05
36 0,40 0,22 167,50 85,45 18,80 676,76
37 0,40 0,10 108,00 55,10 5,51 203,87
38 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
? = 892,02 ? = 28.805,25
172
Sri Lestari et al.
Parameter
Resep pakan
R0 T rm ?
Salah satu komponen yang diamati dalam didapat bahwa pada resep Singh and Moore (1985)
penelitian ini yaitu rata-rata masa larva per instar. kandungan proteinnya 11,37 % per 10 gram berat
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa basah, sedangkan pada resep Waldbauer et al. (1984)
rata-rata masa larva per instar S. litura pada kedua adalah 9,72% per 100 gram berat basah. Hal ini
pakan menunjukkan hasil yang berbeda (Gambar 2). sesuai pendapat Slansky and Rodriquest dalam
Perbedaan hasil yang ada kemungkinan disebabkan Wibowo et al. (1995) bahwa pertumbuhan,
oleh jenis pakan yang dikonsumsi. White (1970) perkembangan, serta masa perkembangan serangga
menyatakan bahwa nutrisi merupakan faktor penting akan lebih cepat bila mendapatkan pakan yang
yang mengatur pertumbuhan, reproduksi dan sesuai. Hal ini sesuai pula dengan House dalam
keragaman. Hasil pengamatan yang tertera pada Savopoulou et al. (1994) bahwa tingkat kualitas
Tabel 4 menunjukkan, bahwa periode larva S. litura pakan yang kurang sesuai akan menghasilkan
yang singkat adalah pada larva yang diberi pakan serangga yang kurang subur dan perkembangannya
buatan yang mengacu kepada resep Singh and lebih lama.
Moore (1985) yang dimodifikasi dengan rata-rata Menurut Afify et al. (1970), perbedaan periode
periode larvanya 16,72 hari. Periode larva yang lama larva ulat grayak dapat dikaitkan dengan
terjadi pada larva yang diberi pakan buatan yang perbedaan nutrisi dalam pakan yang diberikan.
mengacu kepada resep Waldbauer et al. (1984) yang Protein merupakan salah satu nutrisi pembangun
dimodifikasi dengan rata-rata periode larva tubuh yang menyediakan banyak materi untuk
mencapai 18,97 hari. Atas dasar durasi pertumbuhan. Hal ini didukung oleh Hariyadi (1998)
perkembangan larva ini maka dapat yang menyatakan bahwa bagi serangga yang
dikatakan,bahwa resep Singh and Moore (1985) membutuhkan pakan dengan kandungan protein
yang dimodifikasi lebih sesuai daripada resep yang tinggi akan memanfaatkan ketersediaan
Waldbauer et al. (1984). Berdasarkan hasil analisis senyawa tersebut untuk pembentukan jaringan,
kandungan protein dari kedua jenis pakan tersebut sehingga larva lebih cepat mencapai tahap instar
173
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
akhir. Protein banyak menyediakan substansi dasar diketahui bahwa larva S. litura mengalami pelepasan
untuk pembentukan jaringan tubuh larva yang kapsul kepala sebanyak lima kali pada masing-
digunakan untuk melampaui tahap demi tahap instar masing perlakuan seperti yang tertera pada Tabel 5.
selama perkembangannya, sedangkan karbohidrat Kapsul kepala merupakan parameter pertumbuhan
cenderung lebih berperan sebagai sumber bagi serangga. Blackford et al. (1996) menyatakan
energi.Pergantian dari instar 1 ke instar 2, 3, 4, dan 5 bahwa perbedaan ukuran kapsul kepala serangga
dapat diketahui dari perbedaan ukuran kapsul dapat digunakan untuk menentukan tingkatan instar
kepala. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari serangga tersebut.
Rata-rata masa larva (hari)
Instar
174
Sri Lestari et al.
Tabel 5.Rata-rata lebar kapsul kepala larva S. litura (mm ± SD) pada masing-masing resep pakan buatan
Instar Resep Singh and Moore (1985) Resep Waldbauer et al. (1984)
1 0,12 ± 0 0,12 ± 0
2 1,07 ± 0,35 0,34 ± 0,02
3 1,43 ± 0,02 1,42 ± 0,02
4 2,62 ± 0,04 2,61 ± 0,05
5 2,99 ± 0,02 2,98 ± 0,02
Keterangan : - Jumlah hewan percobaan pada resep Singh and Moore (1985) adalah 50
- Jumlah hewan percobaan pada resep Waldbauer et al. (1984) adalah 49
Komponen lain yang juga diamati selain rata- pradewasa pada perlakuan ini juga menunjukkan
rata masa larva per instar yaitu mortalitas dan nisbah tingkat mortalitas yang tertinggi jika dibandingkan
kelamin S. litura. Tingkat mortalitas tertinggi dengan larva yang diberi pakan buatan yang
terdapat pada larva yang diberi pakan buatan yang mengacu kepada resep Singh and Moore (1985)
mengacu kepada resep Waldbauer et al. (1984) yang yang dimodifikasi, yaitu sebesar 0,16% seperti
dimodifikasi yaitu mencapai 0,01% pada instar 1 dan yaang terlihat pada Tabel 6.
0% pada instar 2, 3, 4, dan instar 5. Mortalitas
Tabel 6.Mortalitas dan nisbah kelamin S. litura pada masing-masing resep pakan buatan
1 0 0,01
2 0 0
Mortalitas
3 0 0
larva (%)
4 0 0
5 0 0
Mortalitas pupa (%) 0 0
Mortalitas immature (%) 0 0,16
175
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
Mortalitas yang lebih tinggi pada larva yang Fekunditas total setiap imago betina yang
diberi pakan buatan yang mengacu pada resep diberi pakan buatan yang mengacu pada resep
Wa l d b a u e r e t a l . ( 1 9 8 4 ) k a r e n a p a k a n Waldbauer et al. (1984) lebih rendah jika
terkontaminasi dengan jamur. Hal ini ditandai dibandingkan dengan fekunditas total setiap imago
dengan adanya bercak-bercak hitam pada pakan. betina yang diberi pakan buatan yang mengacu pada
Samuel (1994) dalam Ambarningrum (2001) resep Singh and Moore (1985) memberikan
menyatakan, bahwa jamur merupakan salah satu fekunditas total setiap imago betina sebanyak 5293,8
mikroorganisme yang menentukan faktor kematian butir dengan fekunditas rata-rata harian per betina
larva dalam ordo Lepidoptera. sebanyak 756,257 butir, sedangkan pada pakan
Fekunditas imago betina juga diamati dalam buatan yang mengacu pada resep Waldbauer et al.
penelitian ini. Penentuan nilai fekunditas harian S. (1984) fekunditas total setiap imago betina sebanyak
litura dengan pemberian pakan buatan yang berbeda 2133,2 butir dengan fekunditas rata-rata harian per
dilakukan dengan menghitung jumlah telur yang betina sebanyak 304,742 butir (Tabel 7). Perbedaan
dihasilkan oleh 5 ekor imago betina yang jumlah fekunditas ini dikarenakan berbedanya
dikawinkan dengan 5 ekor imago jantan yang komposisi pakan yang diberikan. Menurut Bae and
menetas pada hari yang sama. Menurut Price dalam Park (1999) fekunditas rata-rata harian per betina S.
Subagiyo (1995), fekunditas adalah jumlah telur litura yang diberi pakan buatan akan berbeda
yang dihasilkan dari dalam ovarium ngengat betina. tergantung dengan komposisi pakan yang
Fekunditas pada kedua perlakuan dari hari diberikan.Fekunditas pada kedua perlakuan
pertama sampai hari terakhir masa posisi menunjukkan pola yang sama. Selain perbedaan
memperlihatkan pola yang sama dan kecenderungan jumlah telur yang dihasilkan juga terdapat perbedaan
menurun (Gambar 3). pada saat awal reproduksi, saat awal reproduksi pada
Rata-rata masa larva (hari)
Instar
Gambar 3. Fekunditas harian S. litura dengan pakan buatan yang berbeda
176
Sri Lestari et al.
S. litura yang diberi pakan buatan yang mengacu kandungan karbohidratnya 5,31% dan protein
pada resep Singh and Moore (1985) pada usia 28 hari sebanyak 9,72%. Wibowo et al. (1995) menyatakan
dan pada S. litura yang diberi pakan buatan yang bahwa pada pakan yang kurang sesuai maka
mengacu pada resep Waldbauer et al. (1984) pada pertumbuhan dan proses reproduksi kurang baik dan
usia 31 hari. Sumarni (2000) menyatakan bahwa berjalan lambat, pada keadaan ini serangga akan
perbedaan pada saat awal reproduksi pada keadaan menunda saat peletakan telur sampai telur-telur
pakan yang berbeda merupakan usaha bagi S. litura dalam ovari benar-benar matang.
untuk menghasilkan keturunan yang baik. House Berdasarkan hasil penelitian, pemberian
dalam Savopaulou et al. (1994) menyatakan bahwa jenis pakan yang berbeda pada pemeliharaan S.
masa perkembangan yang lama dan fekunditas yang litura di laboratorium menyebabkan perbedaan nilai
rendah berkaitan dengan kandungan protein dalam beberapa parameter populasi S. litura. Hal ini
pakan. disebabkan S. litura lebih cocok pada jenis pakan
Menurut Slansky and Panizzi dalam Wibowo tertentu yaitu pakan buatan yang mengacu pada
et al. (1995), pertumbuhan dan reproduksi serangga resep Singh and Moore (1985) yang dimodifikasi
sangat dipengaruhi nutrisi yang diperoleh baik pada daripada pakan buatan yang mengacu pada resep
masa larva maupun saat serangga dewasa. Hal ini Waldbauer et al. (1984) yang dimodifikasi.
didukung oleh House dalam Kartosuwondo (1993) Pemberian jenis pakan yang berbeda pada
yang menyatakan bahwa larva serangga pemeliharaan S. litura di laboratorium juga
memerlukan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, menyebabkan perbedaan nilai beberapa parameter
mineral, dan air dalam jumlah yang berimbang untuk populasi S. litura. Hal ini disebabkan S. litura lebih
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. cocok pada jenis pakan tertentu yaitu pakan buatan
Kandungan karbohidrat setiap 10 g pada pakan yang mengacu pada resep Singh and Moore (1985)
buatan yang mengacu pada resep Singh and Moore yang dimodifikasi daripada pakan buatan yang
(1985) sebanyak 7,89% dan protein sebanyak mengacu pada resep Waldbauer et al. (1984) yang
11,37%, sedangkan pada pakan buatan yang dimodifikasi.
mengacu pada resep Waldbauer et al. (1984) Berdasarkan hasil penelitian dapat
177
Tabel Hidup Spodoptera litura Fabr. dengan Pemberian Pakan Buatan
Blackford, M., Clarke, B. and Dinan, L. (1996) Marwoto dan Suharsono. (2008) Strategi dan
Tolerance of the egyptian cotton leafworm Komponen Teknologi Pengendalian Ulat
Spodoptera littoralis (Lepidoptera : noctuidae) Grayak (Spodoptera litura Fabricius) pada
178
Sri Lestari et al.
Tanaman Kedelai. J. Litbang. Pertanian. 27: Sintim, H.O., Tashiro, T. and Motoyama, N. (2009)
131-136. Response of the cutworm Spodoptera litura to
sesame leaves or crude extracts in diet. 13pp. J.
Metcalf, R.L and Luckmann., W.H. (1982) Insect Sci. 9: 52.
Introduction To Insect Pest Management. John
Willey and Sons, New York, USA. Slansky, F. (1993) Nutritional Ecology: The
Fundamental Quest For Nutrient. Champman
Miyahara, Y., Wakikado, T. and Tanaka, A. (1971) and Hall, New York.
[Seasonal changes in the number and size of the
egg-masses of Prodenia litura]. Japanese J. Subagiyo, R.Y. (1995) Tabel Hidup Heliothis
Appl. Entomol. Zool. 15: 139-143. armigera Hubner Di Laboratorium. Skripsi
(Tidak Dipublikasikan). Institut Teknologi
Murata and Tojo. (2002) Utilization of Lipid for Bandung.
Flight and Reproduction Spodoptera litura
(Lepidoptera : Noctuidae). J. Entomol. 99: 221- Sumarni. (2000) Perbandingan Tabel Hidup
224. Spodoptera litura Fabr. (Lepidoptera:
Noctuidae) Yang Diberi Pakan Alami dan
Nakasuji, F. (1976) Factors responsible for change in Buatan Dalam Kondisi Laboratorium. Skripsi
the pest status of the tobacco cutworm (Tidak Dipublikasikan). Universitas Lampung,
Spodoptera litura. Physiol. Ecol. Japan 17: Lampung.
527-533.
Tarumingkeng, R.C. (1994) Dinamika Populasi.
Oomen, P.A. (1982) Studies On Population Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen
Dynamics of Scarlet Mite, Brevipalpus Krida Wacana, Jakarta.
phoenicis, A Pest of Tea In Indonesia. Meded
Landbouwhoge School Wagengingen, 82: 1-82. Waldbauer, G.P., Cohen, R.W. and Friedman, S.
(1984) An Improved Procedure For Laboratory
Puspasari, L.S., Hoerujaman dan Utama, A.S. Rearing Of The Corn Earworm Heliothis zea
(2003) Pemanfaatan Tungau Amblyseius (Lepidoptera : Noctuidae). The Great Lakes
deleoni Muma et Denmark Untuk Entomologist 17: 113-118.
Mengendalikan Tungau Hama Pada Tanaman
Teh. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Biologi (Tidak Wibowo, L., Martono, E. and Yusuf, E. (1995)
Dipublikasikan). Unsoed, Purwokerto. Laju Pertumbuhan Intrinsik Nezara viridula
Pada Kedelai, Kacang Panjang, dan Buncis.
Savopoulou-soultoni, M., Stavridis, D.G., Vassillou, Program Studi Ilmu Hama Tumbuhan. UGM.
A., Stafilidis, J.E. and Irakiidis, J. (1994) Yogyakarta.
Response Of Lobesia botrana (Lepidoptera :
Tortricidae) To Levels Of Sugar and Protein In White, T.C.R. (1970) Some aspects of the life
Artificial Diets. Laboratory Of Applied history, host selection, dispersal and oviposition
Zoology and Parasitology Faculty Of of adult Cardiaspina densidextra. Australian J.
Geotechnical Science. Aristotelian University Zool. 18: 105-117.
Of Thessalonik. Thessalonik Greece. P. 85-89.
179