Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Alamat Koresponden
Haryanti Haris
Makassar, Sulawesi Selatan
STIKES Mega Rezky Makassar
HP: 082199814420
Email : Haryanti.asdin@yahoo.com
Abstrak
Pelaksanaan dokumentasi merupakan aspek penting dari praktik keperawatan dengan format dan kualitas yang terus
menerus berkembang, tapi fokusnya berdampak fositif terhadap kualitas palayanan/perawatan klien. Penelitian ini
bertujuan mengetahui hubungan pemberian reward dan beban kerja terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan. Metode Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan Sampel 30 orang perawat
pelaksana di RS Islam Faisal Makassar. Besar sampel ditentukan secara seimbang berdasarkan jumlah perawat
dimasing-masing ruangan. Pengumpulan data melalui kuesioner wawancara, dan Observasi. Data dianalisis melalui
uji Chi-Square, Fisher's Exact Test, Regresi Logistik metode backward. Hasil penelitian : 22 orang (73,3%)
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatannya baik, dan yang kurang sebanyak 8 (26,7%) pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatannya kurang. Hasil analisis bivariat variabel independen dengan dependen :
ada hubungan antara pemberian reward dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p=0.000), dan
ada hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p=0.002).
Kesimpulan : ada hubungan pemberian reward dan beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan. Faktor paling berpengaruh adalah penmberian reward Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pengelola rumah sakit untuk meningkatkan kinerja staf keperawatannya dalam melaksanakan
sistem pendokumentasian keperawatan.
Kata kunci : Pemberian Reward, Beban Kerja, Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan keperawatan
Abstract
Implementation documentation is an important aspect of nursing practice with the format and quality of this
constantly evolving, but the focus fositif impact on the quality palayanan / client care. This study aims to determine
the relationship of the reward system and the workload on the implementation of nursing care documentation.
Methods The study used a cross sectional sample of 30 people in hospital nurses Faisal Islam Makassar. Sample
size was determined based on the number of nurses in a balanced manner in each of the rooms. Data collection
through questionnaire interviews, and observations. Data were analyzed by Chi-square test, Fisher's Exact Test,
backward logistic regression method. Results of the study: 22 men (73.3%) documenting the implementation of
good nursing care, and less by 8 (26.7%) documenting the implementation of nursing care less. The results of
bivariate analysis of independent variables with the dependent: there is a relationship between the reward system
with the implementation documentation of nursing care (p = 0.000), and there is a relationship between workload
with implementation documentation of nursing care (p = 0.002). Conclusion: there is a relationship of the reward
system and workload with implementation of nursing care documentation. The most influential factor is the reward
penmberian Suggestions The results of this study are expected to be the input for hospital managers to improve the
performance of nursing staff in implementing nursing documentation system.
HASIL
Penyajian hasil penelitian ini meliputi analisis univariat, dan bivariat dimana tujuannya
untuk melihat hubungan pemberian reward dan beban kerja terhadap pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
Analisis Univariat
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa terdapat 30 jumlah perawat, sebanyak 21
(70,0%) perawat yang pemberian rewardnya ada, sebanyak 9 (30,0%) perawat yang pemberian
rewardnya tidak ada
Tabel 2 menunjukan bahwa bahwa terdapat 30 jumlah perawat, sebanyak 15 (50,0%)
perawat yang beban kerjannya tinggi, sebanyak 15 (50,0%) perawat yang beban kerjanya kurang.
Tabel 3 menunjukan bahwa terdapat 30 jumlah perawat, sebanyak 19 (63,3%) perawat
yang pelaksanaan asuhan keperawatan pengkajiannya lengkap, sebanyak 11 (36,7%)
pelaksanaan asuhan keperawatan pengkajiannya tidak lengkap. Sebanyak 24 (80,0%) perawat
yang pelaksanaan asuhan keperawatan diagnosanya lengkap, sebanyak 6 (20,0%) pelaksanaan
asuhan keperawatan diagnosanya tidak lengkap. Sebanyak 22 (73,3%) perawat yang pelaksanaan
asuhan keperawatan perencanaannya lengkap, sebanyak 8 (26,7%) pelaksanaan asuhan
keperawatan perencanaannya tidak lengkap. Sebanyak 22 (73,3%) perawat yang pelaksanaan
asuhan keperawatan tindakannya lengkap, sebanyak 8 (26,7%) pelaksanaan asuhan keperawatan
tindakannya tidak lengkap. Sebanyak 24 (80,0%) perawat yang pelaksanaan asuhan keperawatan
evaluasinya lengkap, sebanyak 6 (20,0%) pelaksanaan asuhan keperawatan evaluasinya tidak
lengkap.
Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden terdapat 21 (70,0%)
responden yang pemberian rewardnya ada, dan sebanyak 20 (66,7%) responden yang
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap, dan sebanyak 1 (3,3%) responden
yang pelaksanaan asuhan keperawatannya tidak lengkap. Sedangkan dari 9 (30,0%) responden
yang pemberian rewardnya tidak ada, sebanyak 2 (6,7%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya lengkap, dan sebanyak 7 (23,3%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya tidak lengkap.
Tabel 5 menunjukan bahwa dari 30 jumlah responden terdapat 15 (50,0%) responden
yang beban kerjanya tinggi, sebanyak 15 (50,0%) responden yang pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap, dan sebanyak 0 (0,0%) responden yang
pelaksanaan asuhan keperawatannya tidak lengkap. Sedangkan dari 15 (50,0%) responden yang
beban kerjanya kurang, sebanyak 7 (23,3%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya lengkap, dan sebanyak 0 (0,0%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya tidak lengkap.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terlihat bahwa Berdasarkan hasil penelitian terdapat 30 jumlah
responden terdapat 21 (70,0%) responden yang pemberian rewardnya ada, dan sebanyak 20
(66,7%) responden yang pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap, hal ini
disebabkan karena tingkat pengetahuan perawat terkait dengan pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan selalu mendukung dengan pemberian reward yang selalu diterapkan di
ruangan ketika melakukan pendokumentasian keperawatan, dan sebanyak 1 (3,3%) responden
yang pelaksanaan asuhan keperawatannya tidak lengkap. Sedangkan dari 9 (30,0%) responden
yang pemberian rewardnya tidak ada, sebanyak 2 (6,7%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya lengkap, hal ini disebabkan karena selalu ada motivasi yang selalu diterapkan
pada dirinya agar selalu melaksanakan tindakan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada
walaupun pemberian rewardnya kurang dan sebanyak 7 (23,3%) responden yang pelaksanaan
asuhan keperawatannya tidak lengkap, hal ini disebabkan kerana kurang pemahaman perawat
terkait dengan pemberian reward dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien sehingga
pelaksanaan asuhan keperawatannya dinilai selalu kurang.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan koreksi
fisher’s exact test antara variabel beban kerja dan variabel terhadap pelaksanaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan diperoleh nilai p = 0,002 lebih kecil dari nilai α=0,05.
Hasil tersebut memberikan makna bahwa hipotesis alternatif diterima yang berarti bahwa ada
hubungan antara beban kerja terhadap pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
perawat selama bertugas disuatu unit pelayanan keperawatan dalam penerapan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Beban kerja (workload) diartikan sebagai patient
days yang merujuk pada sejumlah prosedur dan pemeriksaan saat dokter berkunjung ke
pasien, (Nursalam, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 30 jumlah responden terdapat 15 (50,0%)
responden yang beban kerjanya tinggi, dan sebanyak 15 (50,0%) responden yang pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap, hal ini disebabkan karena sistem kerja yang
sering dilakukan betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasien sehingga
pelaksanaan asuhan keperawatan selalu nilai dengan baik, dan sebanyak 0 (0,0%) responden
yang pelaksanaan asuhan keperawatannya tidak lengkap. Sedangkan dari 15 (50,0%) responden
yang beban kerjanya kurang, sebanyak 7 (23,3%) responden yang pelaksanaan asuhan
keperawatannya lengkap, hal ini disebabkan karena tingginya dorongan perawat dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan walaupun beban kerjanya kurang dan sebanyak 8
(26,7%) responden yang pelaksanaan asuhan keperawatannya tidak lengkap, hal ini disebabkan
adanya faktor kebiasaan malas dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan tersebut sehingga
beban kerja yang selalu diharapakan sangat kurang, (Swanburg, 1993).
Menurut Pamela (2006), Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian reward dalam
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu diawali dengan tahapan pengkajian,
diagnose, perencanaan, implementasi dan evaluasi, hal ini sering berpengaruh pada kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keparawatan kepada pasien. Faktor lain biasanya
berpengaruh pada sistem manajmen pemberian reward seperti proses rekruitmen, seleksi, kontrak
kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan
sebelum membuka ruang kerja dan setiap ada penambahan perawat baru.
Menurut penelitian Kristiano (2009), Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kepala
ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan
perawat pelaksana sebagian besar juga datang tepat waktu saat timbang terima di dapatkan
(100%). Hasil statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian reward ucapan
terima kasih dengan kedisiplinan waktu saat mengikuti timbang terima perawat di ruang bedah
RSUP dr. Kariadi Semarang.
Meliala (2010), mengatakan bahwa penyempurnaan bentuk dokumentasi keperawatan di
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Aceh adalah 49,07%. Karakteristik perawat tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Tidak ada
akurasi data dalam catatan dokumentasi asuhan keperawatan dan penyelesaian dokumentasi
asuhan keperawatan tidak dibuat setelah ada intervensi keperawatan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perawat dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Aceh adalah bentuk sistematis dokumentasi, kurangnya pelatihan, monitoring
kurang optimal, kurangnya motivasi, kurangnya pengetahuan dan kompetensi perawat, pekerjaan
overload, waktu yang terbatas , dan tidak adanya reward yang solid dan sistem hukuman serta
sikap undecisive dari pemimpin dalam pelaksanaan pencatatan asuhan keperawatan.
Pemberian Reward N %
Ada 21 70,0
Tidak ada 9 30,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Beban Kerja N %
Tinggi 15 50,0
Kurang 15 50,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2014
Pelaksanaan Asuhan N %
Keperawatan Perawat
Pengkajian
Lengkap 19 63,3
Tidak Lengkap 11 36,7
Diagnosa
Lengkap 24 80,0
Tidak Lengkap 6 20,0
Perencanaan
Lengkap 22 73,3
Tidak Lengkap 8 26,7
Tindakan
Lengkap 22 73,3
Tidak Lengkap 8 26,7
Evaluasi
Lengkap 24 80,0
Tidak Lengkap 6 20,0
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 4 : Hubungan Antara Pemberian Reward Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar