Sie sind auf Seite 1von 12

PENERAPAN METODE HIRADC SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MESIN REWINDER

Septyani Prihatiningsih, Tjipto Suwandi


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email: septyani.prihatiningsih@gmail.com

ABSTRACT
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang is one of the largest paper mills in Indonsia. In this project,
there are many types of high risk working activities, especially slliter knife in rewinder macine. The purposes of
this study is to applied Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Controls (HIRADC) in rewinder
machine NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang. This research was
conducted by observational with cross-sectional design. Observation was held the sources of hazards and effort
to control. Interviews were conducted to workers of rewinder machine NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills 2 Karawang. Variabel of the research are activities in rewinder machine, hazard
identification, risk assessment, risk control effectiveness and residual risk. The result of hazard identification,
showed that there were 44 potential hazards that cause 44 risk. Risk assessment that has been done conclude
that there were 3 very high risk, 8 priority 1 risk, 26 substantial risk, and 7 priority 3 risk. Risk control
effectiveness was resulted by risk operator, equipment, and environmetof rewinder machine which ranged from
0% until 100%. Risk management assessment resulted residual risks consist of 12 substantial risk, 4 priority 3
risk and 28 acceptable risk. The suggestion can be given of this study is ISD of PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Mills 2 should develop more regulation of working with rewinder machine and evaluate their implementation of
risk control to minimize residual risk of this activities.

Keywords: hiradc, rewinder machine, risk

ABSTRAK
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 Karawang adalah salah satu perusahaan kertas terbesar di Indonesia. Pada
proses produksi pabrik ini terdapat berbagai jenis aktivitas yang berisiko tinggi terutama pada penggunaan slitter
knife mesin rewinder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode Hazard Identification, Risk
Assessment and Determining Control (HIRADC) sebagai upaya pencegahan kecelakan kerja pada pekerja Mesin
Rewinder NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2. Penelitian ini dilaksanakan secara
observasional dengan rancangan cross sectional. Observasi dilaksanakan terhadap sumber bahaya dan upaya
pengendalian. Wawancara dilakukan kepada pekerja di mesin rewinder NCR Carbonless Division PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Mills 2. Variabel penelitian adalah pekerjaan pada mesin rewinder, hazard, identifikasi
bahaya, risk assessment, efektivitas pengendalian risiko dan residual risk. Hasil dari identifikasi bahaya yang
telah dilakukan, diketahui terdapat 44 potensi bahaya yang dapat menimbulkan 44 risiko. Risk assessment yang
dilakukan didapatkan tingkat risiko yaitu 3 risiko very high, 8 risiko priority 1, 26 risiko substantial, dan 7 risiko
priority 3. Efektivitas pengendalian risiko yang dilakukan berdasarkan hasil inspeksi baik pada operator, alat dan
lingkungan berada pada rentang 0% sampai dengan 100%. Penilaian manajemen risiko menunjukkan masih
terdapat residual risk yaitu 12 risiko substantial , 4 risiko priority 3 and 28 risiko acceptable. Saran yang dapat
diberikan dari penelitian ini adalah ISD PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 perlu mengembangkan peraturan
yang lebih spesifik mengenai pekerjaan dengan mesin rewinder dan mengevaluasi upaya pengendalian risiko
yang diterapkan untuk mengurangi residual risk.

Kata kunci: hiradc, mesin rewinder, risiko

73
74 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

PENDAHULUAN orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang


per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang
Manajemen risiko keselamatan dan
berkaitan dengan pekerjaan mereka
kesehatan kerja adalah suatu upaya
(Suardi, 2007). Data PT. Jamsostek
pengelolaan bahaya yang berpotensi
menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan
menimbulkan risiko terhadap keselamatan
kerja Indonesia selama periode 2012
dan kesehatan kerja untuk mencegah
mencapai 103.000 kasus atau meningkat
terjadinya kecelakaan yang tidak
dibandingkan periode 2011 sebanyak
diinginkan secara komperehensif,
96.400 kasus dan 2010 sebanyak
terencana dan terstruktur dalam suatu
mencapai 86.693 kasus. Dari 96.400
kesisteman yang baik. Besarmya potensi
kecelakaan kerja di periode 2011,
ditentukan oleh kemungkinan terjadinya
sebanyak 2.144 tercatat meninggal dunia
suatu kecelakaan insiden dan keparahan
dan 42 lainnya cacat. . Dengan mengambil
yang diakibatkannya (Ramli, 2010).
asumsi 264 hari kerja dalam 1 tahun, maka
OHSAS 18001 merupakan salah satu
dapat disimpulkan bahwa rata-rata pada
sistem manejemen K3 yang sudah banyak
periode 2012 setiap hari ada 9 pekerja
diterapkan di kalangan industri dunia.
peserta Jamsostek yang meninggal dunia
Sesuai persyaratan OHSAS 18001 klausul
akibat kecelakaan kerja, sementara total
4.3.1 bahwa organisasi harus menetapkan
kecelakaan kerja pada tahun 2012
prosedur dan melakukan Identifikasi
sebanyak 103.000 kasus (Jamsostek
Bahaya (Hazards Identification), Penilaian
2013)..
Risiko (Risk Assessment) dan Pengendalian
Berdasarkan data Dinas Tenaga
Risiko (Deterimining Control) atau
Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
disingkat HIRADC.
Provinsi Jawa Barat jumlah kasus
HIRADC merupakan elemen penting
kecelakan kerja yang terjadi di Jawa Barat
dalam sistem manajemen keselamatan dan
pada periode 2013 sebanyak 22.438 kasus,
kesehatan kerja karena berkaitan langsung
pada periode 2012 sebanyak 22.172 dan
dengan upaya pencegahan dan
periode 2011 sebanyak 25.648 kasus.
pengendalian bahaya yang digunakan
Sedangkan di wilayah pantura (Bekasi,
untuk menentukan objektif dan rencana
Cikarang, Karawang dan Purwakarta)
K3. Sistem Manajemen K3 yang
terdapat 10.109 kasus kecelakaan kerja
diterbitkan oleh pemerintahan Indonesia
selama 2012 (Jamsostek, 2013). Data
dan wajib diterapkan oleh beberapa
tersebut menunjukkan banyaknya kejadian
industri adalah Sistem Manajemen K3
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50
adanya hazard atau bahaya yang tidak
Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
dikendalikan secara optimal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
(SMK3). Dalam peraturan tersebut pada
2 merupakan salah satu perusahaan kertas
lampiran II point 2.1.2 menyebutkan
terbesar di Indonesia yang mengolah bahan
bahwa identifikasi potensi bahaya,
baku yaitu pulp menjadi beberapa macam
penilaian dan pengendalian risiko K3 harus
jenis kertas. Produk yang di hasilkan
dipertimbangkan pada saat merumuskan
meliputi kertas printing, kertas non
strategi rencana K3 menyatakan perlu
printing baik yang dilapisi ataupun tidak
diadakan identifikasi sumber bahaya,
dilapisi, carton box, tissue, dan carbonless.
analisis dan pengendalian risiko oleh
Penghargaan yang berhasil diraih PT.
petugas yang berkompeten.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 dalam
Angka kecelakaan kerja di kalangan
bidang K3 adalah Sertifikasi SMK3
industri masih cukup tinggi. ILO
OHSAS 18001 pada tahun 2013 dan
(International Labour Organization)
Penghargaan Sertifikat dan Bendera Emas
membuktikan bahwa setiap hari rata-rata
atas Penerapan SMK3 Tahun 2011
6.000 meninggal dunia, setara dengan 1
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 75

berdasarkan Permenaker RI No. berbentuk jumbo roll akan di teruskan ke


Per.05/MEN/1996 tentang Sistem mesin rewinder untuk di potong dan dibuat
Manajemen K3. Selain itu pihak menjadi roll yang lebih kecil atau sesuai
perusahaan memperoleh penghargaan Zero permintaan customer. Pemotongan jumbol
Accident pada Tahun 2013 dari roll menjadi roll yang lebih kecil tersebut
Kementrian Tenaga Kerja dan dilakukan pada selanjutnya menggunakan
Transmigrasi Republik Indonesia. mesin rewinder. Kecelakaan kerja yang
Program zero accident (kecelakaan terjadi di NCR atau Carbonless Division
nihil) ialah tanda penghargaan tersebut sebanyak 15 kasus di unit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang rewinder, 3 kasus di unit coater, 3 kasus
diberikan pemerintah kepada manajemen di unit finishing, 3 kasus di cuttersize, dan
perusahaan yang telah berhasil dalam 1 kasus di unit colour kitchen,.
melaksanakan program Keselamatan dan Berdasarkan observasi awal yang
Kesehatan Kerja sehingga mencapai nihil dilakukan, salah satu pekerjaan yang
kecelakaan (zero accident) dan mencegah memiliki risiko tinggi kecelakaan pada unit
terjadinya kecelakaan kerja di tempat NCR ini adalah pekerjaan yang
kerja tanpa menghilangkan waktu kerja. berhubungan dengan benda tajam seperti
Perusahaan besar seperti PT. Pindo Deli pengaturan slitter pada mesin rewinder.
Pulp and Paper Mills 2 dapat memperoleh Bahaya tersayat merupakan salah satu
penghargaan tersebut apabila tidak terjadi bahaya utama yang terdapat pada kegiatan
kecelakaan kerja (insiden) yang di unit ini. Misalnya pada kegiatan
menghilangkan waktu kerja berturut-turut pengaturan slitter knife yang dilakukan
selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai sebelum menjalankan mesin rewindder.
6.000.000 (enam juta) jam kerja tanpa Pengaturan slitter knife yang cukup tajam
kecelakaan kerja (insiden) yang tanpa ada pelindung, kondisi lingkungan
menghilangkan waktu kerja. kerja dengan penerangan yang belum
Walaupun tidak terjadi kecelakaan memenuhi, dan postur kerja dengan cara
kerja fatal yang mengakibatkan hilangnya membungkuk yang menyebabkan postur
waktu kerja sebanyak 6.000.000 jam kerja kerja tersebut tidak ergonomis merupakan
selama tiga tahun berturut-turut, masih beberapa potensi bahaya yang dapat
terdapat kecelakaan kerja yang terjadi di berdampak pada keselamatan dan
perusahaan. Berdasarkan data sekunder kesehatan pekerja.
Industrial Safety Department diperoleh Tujuan dari penelitian ini adalah
bahwa selama bulan Januari- Desember menerapkan metode Hazard Identification,
Tahun 2013 ada 116 kasus yang terdiri dari Risk Assessment dan Determining Control
50 kasus luka ringan, 62 kasus luka (HIRADC) pada pekerja Mesin Rewinder
sedang, dan 4 kasus luka berat. Data NCR Carbonless Division PT. Pindo Deli
sekunder perusahaan menunjukkan Pulp and Paper Mills 2 Karawang Jawa
bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di barat.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2
Tahun 2013 paling banyak terjadi pada
METODE
Unit Kerja NCR atau disebut juga
Carbonless Division yaitu sebanyak 24 Berdasarkan cara pengambilan data,
kasus kecelakaan kerja. maka penelitian ini bersifat observasional,
Salah satu bagian atau unit dalam karena data diperoleh melalui pengamatan
NCR carbonless division adalah bagian dan tidak dilakukan perlakuan terhadap
rewinder. Rewinder merupakan tahapan objek penelitian selama penelitian
proses lanjutan setelah proses coating di berlangsung. Berdasarkan waktu
carbonless division . Kertas carbonless penelitian, maka penelitian ini bersifat
atau NCR hasil produksi dari unit coater cross sectional, karena pengumpulan data
76 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

dilakukan sekaligus pada saat itu juga. Jika HASIL


ditinjau berdasarkan analisis maka
Aktivitas kerja yang ada pada area
penelitian ini merupakan penelitian
mesin rewinder NCR terdiri dari sebelas
deskriptif yaitu menggambrakan proses
aktivitas kerja baik rutin maupun nonrutin,
tanpa melakukan analisis hubungan
aktivitas kerja tersebut meliputi memilih
variabel.
roll jumbo untuk dijalankan di mesin,
Populasi penelitian ini adalah seluruh
memindahkan roll jumbo ke unwind
pekerja (operator) dan koordinator safety
cameron menggunakan hoist,mengatur
yang bertanggung jawab pada Mesin
slitter knife sesuai ukuran dari Roll
Rewinder NCR Carbonless Division PT.
Pesanan, memasukkan core yang telah
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 yang
dipotong sesuai roll pesanan ke dalam
berjumlah 10 orang. Pengambilan sampel
shaft, memindahkan shaft berisi core ke
untuk penelitian ini dilakukan dengan
mesin rewinder mengggunakan hoist,
menggunakan metode total sampling yaitu
menjalankan mesin rewinder,
sampel yang digunakan dalam penelitian
memindahkan roll jadi ke area turn table
berasal dari seluruh anggota populasi.
menggunakan hoist, mengganti pisau
Metode ini digunakan karena jumlah
slitter yang telah tumpul,membersihkan
populasi yang sangat kecil yaitu 10 orang.
mesin dan area sekitar mesin dan
Lokasi penelitian di bagian rewinder
memindahkan roll trim ke area baller
Unit NCR PT. Pindo Deli Pulp and Paper
secara manual (didorong, dan
Mills 2 di Karawang Jawa Barat. Lokasi
memindahkan roll Resize ke area mesin
ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena
Gawan dan Salvage menggunakan
belum pernah dilakukan penelitian sejenis
conveyor.
sebelumnya. dilaksanakan bulan oktober
Identifikasi bahaya dilakukan pada
2013 sampai juni 2014.Variabel yang
sebelas aktivitas kerja baik rutin maupun
digunakan dalam penelitian adalah
non rutin pada pada pekerjaan di mesin
pekerjaan di mesin rewinder NCR, hazard,
rewinder NCR dengan menggunakan
identifikasi bahaya, analisis risiko, evaluasi
metode Job Safety Analysis (JSA). Berikut
risiko, pengendalian risiko, penilaian
identifikasi bahaya pada tiap aktivitas kerja
pengendalian dan residual risk.
pada mesin rewinder NCR. Berdasarkan
Data yang dikumpulkan dalam
hasil identifkasi bahaya diperoleh potensi
penelitian ini adalah data primer dan data
bahaya yang ada pada pekerja mesin
sekunder. Data primer didapat melalui
rewinder NCR adalah 44 potensi bahaya
hasil wawancara dan observasi.
yang terdapat dari semua aktivitas kerja
Wawancara dilakukan dengan pekerja
yang dapat menimbulkan 44 risiko.
mesin rewinder NCR dan koordinator
Setelah dilakukan identifikasi bahaya
safety setempat . Observasi dilakukan
pada pekerja Rewinder NCR Carbonless
untuk mendapat tentang proses kerja,
Division langkah selanjutnya adalah
lingkungan kerja, kondisi kerja, bahaya
melakukan penilaian risiko atau risk
dan risiko yang ada di area kerja mesin
assessment. Dalam melakukkan risk
rewinder NCR. Data sekunder diperoleh
assessment terdapat dua tahap yakni
dari data yang ada di Industrial Safety
analisis dan evaluasi risiko. Risk
Department (ISD). Data hasil wawancara
assessment yang dilakukan dalam
dan observasi disajikan dalam bentuk
penelitian ini menggunakan metode
narasi dan tabel. Hasil dari analisis data
analisis risiko semikuantitatif Fine yang
secara deskriptif digunakan untuk menarik
terdiri dari tiga aspek penilaian. Tiga aspek
kesimpulan.
yang dinilai dan di evaluasi dalam metode
analisis risiko semikuantitatif tersebut
meliputi likelihood, exposure dan
consequence.
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 77

Tabel 1. Hasil Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Aktivitas Kerja Potensi Bahaya


Memilih roll jumbo untuk dijalankan di Tumpukan Roll Jumbo
mesin Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Pinggiran Kertas Rol Jumbo
Memindahkan roll jumbo ke unwind Konsleting hoist
camerom menggunakan hoist Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Operator hoist tidak memilik SIO
Kabel Hoist putus
Tumpukan Roll Jumbo
Mengatur slitter knife sesuai ukuran dari Bagian tajam Slitter knife
Roll pesanan Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Landasan/lantai berlubang
Berat Shaft
Memasukan core yang telah dipotong sesuai Berat Shaft
Roll Pesanan ke dalam shaft Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Memindahkan shaft berisi core ke mesin Konsleting Hoist
rewinder menggunakan hoist Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Operator hoist tidak memiliki SIO
Kabel Hoist Putus
Berat Shaft
Menjalankan mesin rewinder Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Penerangan agak remang
Bising mesin
Konsleting Mesin
Pinggiran Kertas Roll Jumbo
Memindahkan roll jadi ke area turn table Berat Shaft
menggunakan hoist Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Turn table beroperasi
Mengganti pisau slitter yang telah tumpul Bagian Tajam Pisau Slitter
Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Landasan/lantai berlubang
Penerangan agak remang
Membersihkan mesin dan area sekitar mesin Paparan debu
Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Slitter di Mesin
Penerangan agak remang
Memindahkan roll trim ke area baller secara Mendorong roll trim
manual (di dorong) Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Landasan/lantai berlubang
Paparan debu
Paparan bahan kimia kertas NCR
Pinggiran Kertas Roll Trim
Memindahkan roll Resize ke area mesin Berat Roll trim
Gawan dan Salvage menggunakan conveyor Postur Kerja tidak ergonomis (membungkuk, memuntir
badan, ekstensi, fleksi)
Conveyor
78 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

Risk Assessment pada pekerja Mesin priority 3 dan 28 risiko dengan peringkat
Reiwnder Carbonless Division dilakukan risiko acceptable.
pada aktivitas kerja selama
mengoperasikan mesin rewinder. Hasil risk
PEMBAHASAN
assessment yang dilakukan pada pekerja
Mesin Rewinder NCR Carbonless Division Identifikasi Bahaya (Hazard
akan digunakan sebagai landasan dalam Identification)
menentukan upaya pengendalian yang Menurut Ramli (2010) dalam
tepat untuk mengevaluasi risiko yang ada melakukan identifikasi bahaya terdapat
sehingga dapat mencegah terjadinya tiga teknik yang digunakan yaitu metode
kecelakaan kerja dan PAK. Berdasarkan pasif, metode semiproaktif, dan metode
hasil risk assessment yang dilakukan pada proaktif. PT. Pindo Deli Pulp and Paper
seluruh aktivitas kerja terdapat 44 risiko Mills sudah melakukan identifikasi bahaya
dengan peringkat risiko terdiri dari 3 risiko menggunakan metode proaktif sesuai
peringkat risiko very high, 8 risiko dengan yang disebutkan dalam klausul
peringkat risiko priority 1, 26 risiko 4.3.1 OHSAS 18001:2007. Metode yang
peringkat risiko substansial, dan 7 digunakan dalam mengidentifikasi bahaya
peringkat risiko priority. pada bagian Rewinder NCR Carbonless
Risk control yang dilakukan pihak Division adalah metode proaktif yang
Industrial Safety Department (ISD) PT. dilakukan sebagai usaha preventif dan
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 dan perbaikan sebelum bahaya tersebut
koordinator safety setempat bersifat menimbulkan kerugian. Teknik yang
dinamis. Hal ini karena risk control digunakan adalah Job Safety Analysis
dilakukan berdasarkan temuan hasil (JSA) yang dilakukan pada tiap aktivitas
observasi dan inspeksi terbaru di lapangan. kerja yang ada dalam proses rewinder..
Pengendalian bahaya dilakukan Potensi bahaya yang terdapat pada
berdasarkan hierarki pengendalian bahaya aktivitas kerja memilih roll jumbo untuk
seperti eliminasi, subtitusi, rekayasa dijalankan di mesin antara lain tumpukan
teknik, administratif dan APD. Hasil roll jumbo dengan berat ± 33 ton yang
penilaian penerapan pengendalian risiko dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
pada pekerja mesin rewinder NCR (baik luka ringan memar hingga patah
Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp tulang) apabila pekerja terjepit, tertimpa
and Paper Mills 2 menunjukkan efektifitas dan terbentur roll jumbo tersebut. Potensi
pengendalian bahaya dengan ada tidaknya bahaya yang kedua berasal dari pinggiran
risiko sisa atau residual risk dengan tingkat kertas roll jumbo yang tajam dan dapat
risiko tertentu sehingga menunjukkan menyebabkan pekerja tersayat apabila
upaya perbaikan pengendalian bahaya tidak hati-hati saat memilih roll jumbo.
yang perlu dilakukan lebih lanjut untuk Selain itu, postur kerja yang tidak
menurunkan tingkat risiko hingga batas ergonomis yaitu leher yang menengadah
yang dapat diterima. dan memuntir badan saat memilih roll
Analisa residual risk dilakukan jumbo juga berpotensi menimbulkan
dengan mengalikan selisih dari hasil gangguan nyeri muskuloskeletal.
penilaian penerapan pengendalian dengan Aktivitas kerja memindahkan roll
nilai risiko awal. Berdasarkan hasil jumbo ke unwind cameron menggunakan
pengendalian yang sudah diterapkan hoist potensi bahaya yang terdapat pada
terdapat 44 risiko dengan risiko sisa aktivitas kerja ini bersumber dari hoist, roll
(residual risk) yang berhasil diturunkan jumbo dan perilaku pekerja. Potensi
menjadi 12 peringkat risiko substansial, bahaya pertama adalah konsleting pada
sebanyak 4 risiko dengan peringkat hoist saat digunakan yang dapat
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 79

menimbulkan kebakaran ringan hingga mengatur slitter knife. Postur kerja yang
parah. Potensi bahaya kedua adalah tidak ergonomis saat mengatur slitter knife
putusnya kabel hoist dan dapat yaitu membungkuk dapat menyebabkan
menyebabkan roll jumbo yang ada jatuh gangguan nyeri muskuloskeletal
menimpa pekerja dan material lainnya. Potensi bahaya yang terdapat pada
Potensi bahaya ketiga yang tidak kalah aktivitas kerja memasukkan core yang
pentingnya adalah operator hoist yang telah dipotong sesuai roll pesanan ke
tidak memiliki SIO. Apabila hoist dalam shaft berasal dari shaft dengan berat
dikendalikan oleh operator yang tidak ±30 kg pada mesin rewinder diantara yang
memiliki SIO dan belum pernah digunakan untuk cetakan atau penyusunan
mengoperasikan hoist maka dapat core untuk roll kertas mini dapat
menimbulkan penyalahgunaan dan kesalah menyebabkan pekerja terbentur bahkan
saat mengendalikan dan mengoperasikan tertimpa shaft. Postur kerja yang tidak
hoist. Hal tesebut dapat menimbulkan ergonomis yaitu saat memasukkan core
suatu kejadian yang tidak diinginkan dan yang telah dipotong ke dalam shaft dapat
menimbulkan kerugian. menyebabkan gangguan nyeri
Potensi bahaya keempat adalah muskuloskeletal.
tumpukan roll jumbo dengan berat ± 33 Potensi bahaya yang terdapat pada
ton yang dapat mengakibatkan kecelakaan aktivitas kerja memindahkan shaft berisi
kerja (baik luka ringan memar hingga core ke mesin rewinder mengggunakan
patah tulang) apabila pekerja terjepit, hoist bersumber dari hoist, roll jumbo dan
tertimpa dan terbentur roll jumbo tersebut. perilaku pekerja. Potensi bahaya pertama
Potensi bahaya lainnya postur kerja yang adalah konsleting pada hoist saat
tidak ergonomis saat mengoperasikan hoist digunakan yang dapat menimbulkan
yaitu leher yang menengadah saat harus kebakaran ringan hingga parah. Potensi
mengoperasikan hoist khususnya saat roll bahaya kedua adalah putusnya kabel hoist
jumbo yang akan dipindah berada pada dan dapat menyebabkan shaft dengan berat
ketingggian >2meter berpotensi ±30 kg yang ada jatuh menimpa pekerja
menimbulkan gangguan nyeri dan material lainnya.
muskuloskeletal. Pada aktivitas kerja selanjutnya
Aktivitas kerja yang ketiga yaitu yaitu, menjalankan mesin rewinder potensi
mengatur slitter knife sesuai ukuran dari bahaya yang ada adalah konsleting pada
Roll Pesanan. Slitter knife pada mesin mesin rewinder yang dapat menimbulkan
rewinder yang digunakan untuk memotong kebakaran dan kerusakan material dan
roll jumbo menjadi roll kertas mini peralatan yang ada serta kecelakaan kerja
memiliki tingkat ketajaman yang cukup pada pekerja di area tersebut. Selain itu
tinggi. Bagian tajam pada slitter knife bising yang timbul dari mesin rewinder
tersebut dapat menyebabkan pekerja yang beroperasi dapat mengganggu
tersayat dan mengalami luka sayat ringan pendengaran pekerja. Potensi bahaya yang
hingga berat saat melakukan aktivitas kerja ketiga berasal dari pinggiran kertas roll
pengaturan slitter knife. Potensi bahaya jumbo tajam terbentang saat roll jumbo
lainnya adalah landasan/lantai di dekat diproses menjadi roll kertas mini. Hal
mesin rewinder yang dapat menyebabkan tersebut dapat menyebabkan pekerja
pekerja terperosok ke dalam lubang tersayat apabila tidak hati-hati.
tersebut dan mengalami luka ringan hingga Postur kerja yang tidak ergonomis
patah tulang. Selain itu, potensi bahaya saat mengoperasikan mesin rewinder yaitu
juga ditimbulkan oleh shaft dengan berat leher yang menengadah saat harus
±30 kg pada mesin rewinder diantara melakukan pengecekan roll jumbo yang
slitter knife dapat menyebabkan pekerja dioperasikan pada mesin dan membungkuk
terbentur bahkan tertimpa shaft saat saat mengoperasikan mesin rewinder
80 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

berpotensi menimbulkan gangguan nyeri gangguan nyeri muskuloskeletal. Potensi


muskuloskeletal. Potensi bahaya lainnya bahaya lainnya dari lingkungan kerja
dari lingkungan kerja adalah penerangan di adalah penerangan di area rewinder yang
area rewinder yang agak remang sehingga agak remang sehingga berpotensi
berpotensi menyebabkan pekerja terjepit menyebabkan pekerja terjepit dan
dan terbentuk mesin serta peralatan di area terbentuk mesin serta peralatan di area
tersebut saat mengoperasikan mesin tersebut saat mengoperasikan mesin
rewinder. rewinder.
Potensi bahaya yang terdapat pada Aktivitas kerja membersihkan mesin
aktivitas kerja memindahkan roll jadi ke dan area sekitar mesin merupakan aktivitas
area turn table menggunakan adalah Turn non rutin yang hanya dilakukan saat satu
table yang beroperasi. Turn table yang kali dalam satu bulan. Potensi bahaya yang
beroperasi dapat menyebabkan anggota terdapat pada aktivitas kerja ini adalah
badan pekerja seperti tangan terjepit turn Bagian tajam pada slitter knife tersebut
table dan mengalami luka ringan hingga dapat menyebabkan pekerja tersayat dan
berat. Postur kerja yang tidak ergonomis mengalami luka sayat ringan hingga berat
saat mengoperasikan mesin rewinder yaitu saat membersihkan mesin. Paparan debu
leher yang membungkuk saat harus. yang dapat menyebabkan gangguan
Selanjutnya memindahkan roll jadi ke area saluran pernapasan pada pekerja. Selain
turn table berpotensi menimbulkan itu, postur kerja yang tidak ergonomis saat
gangguan nyeri muskuloskeletal. Potensi membersihkan mesin rewinder dan area
bahaya lainnya adalah shaft dengan berat ± mesin rewinder yaitu membungkuk dapat
30 kg yang dapat mengakibatkan menyebabkan gangguan nyeri
kecelakaan kerja (baik luka ringan memar muskuloskeletal. Potensi bahaya lainnya
hingga patah tulang) apabila pekerja dari lingkungan kerja adalah penerangan di
terjepit, tertimpa dan terbentur shaft area rewinder yang agak remang sehingga
tersebut saat dipindahkan menggunakan berpotensi menyebabkan pekerja terjepit
hoist. dan terbentuk mesin serta peralatan di area
Aktivitas kerja mengganti pisau tersebut saat mengoperasikan mesin
slitter yang telah tumpul merupakan rewinder.
aktivitas non rutin yang hanya dilakukan Potensi bahaya pada aktivitas kerja
saat pisau slitter tumpul (biasanya dua kali memindahkan roll trim ke area baller
dalam satu bulan). Potensi bahaya pada secara manual (didorong) adalah
aktivitas kerja ini bersumber slitter knife mendorong roll trim dengan berat ±20 kg
pada mesin rewinder yang digunakan menyebabkan pekerja terjepit dan terbentur
untuk memotong roll jumbo menjadi roll roll trim. Potensi bahaya yang kedua
kertas mini memiliki tingkat ketajaman adalah landasan/lantai di dekat mesin
yang cukup tinggi. Bagian tajam pada rewinder yang dapat menyebabkan pekerja
slitter knife tersebut dapat menyebabkan terperosok ke dalam lubang tersebut dan
pekerja tersayat dan mengalami luka sayat mengalami luka ringan hingga patah
ringan hingga berat saat melakukan tulang. Postur kerja yang tidak ergonomis
aktivitas kerja penggantian slitter knife saat mendorong roll trim yaitu
yang tumpul. Potensi bahaya kedua adalah membungkuk dapat menyebabkan
landasan/lantai di dekat mesin rewinder gangguan nyeri muskuloskeletal. Potensi
yang dapat menyebabkan pekerja bahaya lainnya dari lingkungan kerja
terperosok ke dalam lubang tersebut dan adalah penerangan di area rewinder yang
mengalami luka ringan hingga patah agak remang sehingga berpotensi
tulang. Postur kerja yang tidak ergonomis menyebabkan pekerja terjepit dan
saat mengatur slitter knife yaitu terbentuk mesin serta peralatan di area
membungkuk dapat menyebabkan tersebut saat mengoperasikan mesin
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 81

rewinder. Selain itu paparan debu dan yang diterapkan perusahaan. Penentuan
paparan bahan kimia kertas NCR dapat kriteria peringkat risiko berdasarkan
menyebabkan gangguan saluran metode semikuantitatif Fine (1970), hasil
pernapasan pada pekerja. perkalian dari kemungkinan kejadian
Potensi bahaya pada aktivitas dengan tingkat paparan dan keparahan
Memindahkan roll Resize ke area mesin
Gawan dan Salvage menggunakan Risk = Likelihood x Exposure x Consequence
conveyor adalah mesin conveyor yang
sedang beroperasi dapat menyebabkan Hasil risk assesment terdapat 44
pekerja jatuh akibat terpeleset berjalan risiko dengan peringkat risiko terdiri dari 3
diatasnya. Selain itu roll trim dengan berat risiko very high, 8 risiko priority 1, 26
±20 kg dapat menyebabkan pekerja terjepit risiko substansial, dan 7 priority yang
dan terbentur roll trim. Potensi bahaya tersaji pada tabel 1 Risiko dengan
lainnya yaitu postur kerja yang tidak peringkat very high (nilai hasil perkalian
ergonomis saat mendorong roll trim yaitu >350) meliputi risiko tertimpa roll jumbo
membungkuk dapat menyebabkan dan hoist sebagai akibat dari bahaya
gangguan nyeri muskuloskeletal. operator hoist yang tidak memiliki SIO dan
risiko luka sayat akibat tersayat atau teriris
Penilaian Risiko (Risk Assessment) bagian tajam slitter knife pada mesin
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills rewinder. Menurut Cross dalam Pratama
2 mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001: (2012), aktivitas kerja dengan peringkat
2007 pada tahun 2013. Hal tersebut risiko vey high tidak boleh dilanjutkan
menunjukkan bahwa pihak perusahaan kembali dan dihentikan sementara. Namun
sudah menerapkan risk management atau aktivitas kerja tersebut bisa dilanjutkan
HIRADC dengan baik serta penilaian kembali setelah dilakukan pengendalian
risiko dengan objektif dan definisi risiko hingga mencapai tingkat risiko minimal
yang sama dengan definisi diatas. yang dapat diterima oleh pekerja.
Penilaian risiko yang sudah dilakukan oleh Risiko dengan peringkat priority 1
pihak Industrial Safety Department PT. (nilai hasil perkalian 180-350) meliputi
Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2 risiko kebakaran pada hoist akibat
berdasarkan dengan menggunakan matriks konsleting, tertimpa roll jumbo dan hoist
risiko AS/NZS 4460:2004 yang terdiri dari akibat putusnya kabel hoist, luka memar
kriteria likelihood dan consequences. Salah hingga patah tulang akibat terbentur atau
satu klausul 4.3.2 OHSAS 18001:2007 tertimpa shaft yang mempunyai berat ±30
menyebutkan bahwa HIRADC yang kg dan ketulian akibat bising yang berasal
diterapkan oleh suatu perusahaan dapat dari mesin rewinder. Menurut Cross dalam
dilakukan dengan berbagai metode Pratama (2012), aktivitas kerja dengan
identifikasi bahaya yang proaktif dan peringkat risiko priority 1 membutuhkan
penilaian risiko serta pengendalian yang penanganan dari pihak manajemen atau
sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada perusahaan secepatnya agar tidak
saat ini. menimbulkan risiko dan kecelakaan yang
Penilaian Risiko (Risk Assessment) lebih fatal.
yang dilakukan dalam penelitian ini Sedangkan untuk risiko dengan
merupakan pengembangan metode peringkat substansial (nilai hasil perkalian
penilaian yang sudah diterapkan oleh pihak 70-180) meliputi risiko terbentur atau
perusahaan untuk menyesuaikan dengan tertimpa roll akibat tumpukan roll jumbo,
kondisi yang ada. Dalam penelitian ini gangguan otot (nyeri otot, keseleo, dan
terdapat komponen exposure atau tingkat lain-lain) akibat postur kerja yang tidak
paparan suatu risiko yang belum terdapat ergonomis seperti membungkuk, memuntir
dalam penilaian risiko (Risk Assessment) badan, ekstensi dll, risiko luka sayat ringan
82 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

hingga berat akibat tersayat pinggiran tersebut tidak memungkinkan. Hal tersebut
kertas pada roll jumbo, terperosok atau disebabkan potensi bahaya yang ada
jatuh akibat landasan/lantai berlubang di bersumber dari bahan, alat, mesin dan
area mesin rewinder dan berjalan diatas peralatan yang ada di area kerja mesin
turn table yang sedang beroperasi, luka rewinder. Selain itu, pengendalian dengan
memar ringan hingga berat akibat tertimpa menggunakan tiga hierarki pengendalian
dan terbentur shaft dengan berat lebih dari tersebut membutuhkan dana yang tidak
25 kg, dan terpeleset bahkan terjepit sedikit. Perusahaan menerapkan hierarki
conveyor. Menurut Cross dalam Pratama pengendalian bahaya secara administratif
(2012), aktivitas kerja dengan peringkat dan penggunaan Alat Pelindung Diri
risiko substansial mengharuskan adanya (APD).
perbaikan secara teknis untuk mencegah Upaya pengendalian yang dilakukan
terjadinya risiko dengan nilai yang lebih oleh PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 2
besar dan menimbulkan kerugian yang dalam upaya pencegahan kecelakaan dan
lebih besar bagi perusahaan. kesehatan kerja khususnya pada pekerja
Hasil risk assessment dengan mesin rewinder meliputi pengendalian
peringkat risiko paling rendah yaitu administratif dan penggunaan Alat
priority 3 (nilai hasil perkalian 20-70) Pelindung Diri (APD). Pengendalian
meliputi risiko pada aktivitas kerja non administratif yang dilakukan perusahaan
rutin yang memiliki nilai kategori tingkat untuk meminimalisasi kecelakaan akibat
pajanan atau exposure yang jauh lebih pekerjaan pada mesin rewinder yaitu
kecil dibandingkan aktivitas lainnya. adanya instruksi kerja, Standar
Aktivitas kerja non rutin yang dimaksud Operasional Prosedur (SOP), inspeksi K3,
adalah mengganti pisau slitter yang telah memberikan Rambu K3, briefing K3 Rutin
tumpul dan membersihkan area di sekitar dan training K3
mesin rewinder. Risiko yang termasuk Upaya pengendalian lainnya adalah
dalam peringkat risiko priority 3 meliputi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)/
gangguan otot (nyeri otot, keseleo dll) APD merupakan alternatif terakhir setelah
akibat postur kerja yang tidak ergonomis hierarki pengendalian sebelumnya tidak
seperti membungkuk, memuntir badan, dapat menurunkan bahaya secara
ekstensi dll, gangguan saluran pernapasan signifikan (Ramli, 2010). Dalam konsep
akibat paparan debu disekitar area mesin K3 penggunaan APD merupakan pilihan
yang belum dibersihkan dan bahan kimia terakhir dalam upaya pencegahan
pada kertas NCR kecelakaan. Selain itu, penggunaan APD
yang digunakan pada aktivitas kerja di area
Pengendalian Risiko (Determining mesin rewinder meliputi penggunaan
Control) safety shoes dan safety helmet pada semua
Upaya pengendalian risiko aktivitas kerja di area kerja dan
(Determining Control) yang sudah penggunaan APD earplug untuk
dilakukan oleh pihak Industrial Safety mengurangi intesitas kebisingan. APD
Department (ISD) PT. Pindo Deli Pulp and yang digunakan untuk aktifitas kerja yang
Paper Mills 2 sudah dilakukan berdasarkan berhubungan dengan penggunaan sliiter
hierarki pengendalian bahaya yang ada knife adalah sarung tangan logam atau
pada klausul 4.3.3 OHSAS 18001:2007 sarung dari bahan kulit. Selain itu
yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian penggunaan APD masker di area kerja
enginering, administratif dan Alat khususnya pada aktifitas yang terpapar
Pelindung Diri (APD). Untuk debu.
pengendalian bahaya secara eliminasi, Efektifitas dari upaya pengendalian
substitusi dan pengendalian enginering risiko yang sudah dilakukan oleh pihak
tidak dilakukan oleh perusahaan karena hal perusahaan dapat diketahui dengan
Septyani Prihatiningsih dan Tjipto Suwandi, Penerapan Metode HIRADC Sebagai… 83

melakukan observasi dan penilaian berhasil menghilangkan nilai risiko hingga


terhadap implementasi pengendalian menjadi nilai risiko nol dengan peringkat
risiko. Berdasarkan kriteria implementasi risiko acceptable sebanyak 28 potensi
penilaian risiko menurut Siswanto dalam bahaya dan risiko. Sedangkan 16 potensi
Wulandari (2013), hasil penilaian bahaya dan risiko lainnya membutuhkan
penerapan pengendalian risiko upaya untuk menurunkan nilai risiko sisa
menunjukkan nilai antara 0%-100%. baik dengan memaksimalkan penerapan
Secara umum pengendalian risiko yang pengendalian risiko yang sudah ada
dilakukan pada pekerja mesin rewinder ataupun menggunakan teknik pengendalian
NCR Carbonless Division PT.Pindo Deli yang lain.
Pulp and Paper Mills 2 adalah dengan Berdasarkan hasil analisis data diatas
melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP apabila dihubungkan dengan evaluasi
yang sudah ada, briefing rutin untuk peringkat risiko menurut Cross dalam
memastikan pekerjaan telah berjalan sesuai Pratama (2012), peringkat risiko
dengan prosedur yang aman dan substansial mengartikan risiko
penggunaan APD. mengharuskan adanya perbaikan secara
teknis. Sedangkan pada 4 risiko dengan
Risiko Sisa (Residual Risk) peringkat risiko priority 3 menunjukkan
Residual risk adalah wujud efektif bahwa pekerjaan terebut masih perlu
atau tidaknya manajemen risiko yang diawasi dan diperhatikan secara
sudah diterapkan. Menurut Manajemen berkelanjutan untuk mencegah terjadinya
risiko adalah upaya secara komprehensif, risiko kecelakaan dan keselamatan kerja.
terencana dan terstruktur mengelola risiko Pada 28 potensi bahaya dengan peringkat
K3 dari suatu potensi bahaya untuk risiko acceptable maka risiko tersebut
mencegah terjadinya kecelakaan (Ramli, dapat diterima dengan mengurangi
2010). Residual risk merupakan tahap intensitas kegiatan yang mungkin
akhir dari manajemen risiko dan dilakukan menimbulkan risiko seminimal mungkin
untuk mendapatkan hasil efektifitas
pengendalian risiko. Dalam OHSAS
SIMPULAN
18001:2007 dan AS/NZS 4360:2004 tidak
disebutkan metode khusus untuk Identifikasi bahaya yang telah
melakukan perhitungan nilai risiko sisa dilakukan diperoleh 44 potensi bahaya
atau residual risk. Namun OHSAS yang terdapat di bagian rewinder NCR dari
18001:2007 menyebutkan bahwa “residual semua aktivitas kerja yang dapat
risk is often used to describe the risk that menimbulkan 44 risiko.
remains after controls have been Hasil dari risk assessment yang
implemented”. Residual risk atau risiko dilakukan terdapat 44 risiko dengan
sisa merupakan istilah yang digunakan peringkat risiko terdiri dari 3 risiko
untuk menunjukkan besar risiko setelah peringkat risiko very high , 8 risiko
upaya pengendalian diterapkan. peringkat risiko priority 1, 26 risiko
Hasil analisis Residual risk pada peringkat risiko substansial, dan 7
tabel 1 terdapat 44 risiko dengan risiko sisa peringkat risiko priority 3.
(residual risk) yang berhasil diturunkan Pengendalian risiko (risk control) pada
menjadi 12 peringkat risiko substansial, pekerja di bagian Rewinder NCR
sebanyak 4 risiko dengan peringkat Carbonless Division PT. Pindo Deli Pulp
priority 3 dan 28 risiko dengan peringkat and Paper Mills 2 sudah dilakukan
risiko acceptable. Hal tersebut berdasarkan hierarki pengendalian risiko
menunjukkan bahwa pengendalian risiko yaitu tindakan administratif dan
yang sudah diterapkan untuk 44 potensi penggunaan APD.
bahaya dan risiko tergolong baik dan
84 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 73-84

Risiko sisa (residual risk) dari 44 Pratama, Khurnia K. A. P. 2012. Identifikasi


potensi bahaya dan risiko yang ada Dan Analisis Risiko Keselamatan Dan
berhasil diturunkan menjadi 12 peringkat Kesehatan Kerja Pada Area Produksi Di
risiko substansial, sebanyak 4 risiko Rumah Potong Ayam PT. Sierad
dengan peringkat priority 3 dan 28 risiko Produce, Tbk. Skripsi. Depok,
Universitas Indonesia:
dengan peringkat risiko acceptable. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja
DAFTAR PUSTAKA OHSAS 18001. PT. Dian Rakyat.
Jakarta: 18-65
Anonim, OHSAS 18001. 2007. Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Occupational Health and Safety Manajemen Risiko dalam Perspektif K3
Management System Requirements OHSAS 18001. PT. Dian Rakyat.
18001:2007. Jakarta: 15-155
http://nuruddinmh.files.wordpress.co Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen
m/2013/08/ohsas-18001-2007-dual- Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
language.pdf (tanggal sitasi 20 April Jakarta; PPM: 69-106
Wulandari, Retno. 2013. Penilaian Manajemen
2014) Risiko Pada Pekerja Gondola Paket III
Anonim, Jamsostek. Angka Kecelakaan Proyek Pengembangan Bandara
Kerja.http://www.jamsostek.co.id/co Internasionaal Ngurah Rai-Bali. KSO
ntent/ news.php?id=3955 (tanggal Adhi-WIKA. Skripsi. Surabaya,
sitasi 20 April 2014) Universitas Airlangga:
Fine, Williamt. 1970. ”Matematical Evaluation Zevalitos, Carmen G/Risk Management
For Controlling Hazard. Journal Safety Guidelines Companion to AS/NZS
Research (Central Quensland university) 4360:2004. http://
3 Desember 1971:157-166
http://bch.cbd.int/database/attachment/?i
http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/72
2011.pdf (tanggal sitasi 12 Februari d=12285 (tanggal sitasi 20 April 2014)
2014) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
Madill, Ken/AS/NZS 4360:1999 Risk 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Management/4360:1999 Sistem Manajemen Keselamatan dan
http://www.schleupen.de/content/schleu Kesehatan Kerja.
pen/schleupen013223/A.4.1.4_Australia Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.
_and_New_Zealand_Methodology_AS_ 05/MEN/1996 tentang Sistem
NZ%25204360_1999.pdf. (tanggal sitasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
20 April 2014) Kerja

Das könnte Ihnen auch gefallen