Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga akan
menyebabkan kerusakan saraf optik. Dapat pula terjadi tekanan bola matanya
masih normal tetapi tetap terjadi kerusakan saraf optik yang disebabkan kerusakan
mata dengan neuropati (kelainan saraf) optik disertai kelainan bintik buta (lapang
pandang) yang khas. Faktor utamanya adalah tekanan bola mata yang tinggi.1-4
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil
disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar dan
berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya
cacat lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi
cukup banyak orang yang menjadi buta karenanya. Pada glaukoma kronik dengan
1
sudut bilik mata depan terbuka misalnya, kerusakan pada saraf optik terjadi
pendidikannya masih kurang, dokter perlu secara aktif dapat menemukan kasus
glaukoma1.
penyebab kebutaan nomor dua (0,2 %) setelah katarak. Berbeda dengan kebutaan
permanen.6
deteksi dini glaukoma untuk mencegah kerusakan saraf mata lebih lanjut menjadi
sangat penting
dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. 1-4
atau stadium akhir semua glaukoma yang tidak terkontrol, yaitu dengan kebutaan
wanita berusia 28 tahun yang datang ke Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. W
Usia : 28 tahun
Status : Kawin
ANAMNESIS
gelap, tidak seperti dulu. Sedangkan mata kanan os masih dapat melihat
dengan baik. Os merasa adanya nyeri pada matanya. Selain itu pada mata
kirinya terasa gatal dan panas jika terkena sinar matahari. Os juga mengeluh
3
kadang-kadang kepalanya nyeri menyeluruh. 10 tahun yang lalu, Os pernah
mengalami sakit mata, ada riwayat mata merah, gatal dan berair. Kelopak
mata os tidak ada mengalami bengkak dan tidak ada riwayat trauma
semakin kabur. Os pernah berobat ke dokter dan diberi obat tetes (Os lupa
nama obatnya) dan vitamin. Setelah itu pandangan os tetap kabur tetapi
waktu yang lama. Dan sekarang, karena mata kiri os tidak dapat melihat lagi,
sering nyeri kepala, dan warna seluruh bola mata os berubah menjadi putih
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Komposmentis
Status Generalis :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
4
RR : 20 x/menit
T : 36,4oC
Status Lokalis :
OD Pemeriksaan Mata OS
5/5 Visus 0
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Skiaskopi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (-) Konj. Bulbi Hiperemi (-)
Hiperemi (-) Konj. Fornices Hiperemi (-)
Putih Sklera Hiperemi
Jernih Kornea Putih keruh
Kamera Okuli
Dalam Dangkal
Anterior
Reguler Iris Kelabu
Reflek cahaya (+) Sulit dievaluasi
Pupil
5
DIAGNOSA KERJA
Glaukoma Absolut
PENATALAKSANAAN
Per oral :
Topikal :
Kontrol Rutin
6
BAB III
DISKUSI
neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandangan yang khas dan utamanya
dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
yang dikeluhkan sehingga pasien datang ke rumah sakit adalah mata kiri tidak
dapat melihat. Hal tersebut terjadi secara perlahan-lahan. Os juga merasakan ada
pandangannya gelap, tidak seperti dulu. Sedangkan mata kanan os masih dapat
melihat dengan baik. Os merasa adanya nyeri pada matanya. Selain itu pada mata
kirinya terasa gatal dan panas kalau terkena sinar matahari. Os juga mengeluh
mengalami sakit mata, ada riwayat mata merah, gatal dan berair. Kelopak mata
7
os tidak ada mengalami bengkak dan tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Os
awalnya tidak merasakan itu sebagai sesuatu yang mengganggu. Namun karena
ke dokter dan diberi obat tetes (Os lupa nama obatnya) dan vitamin. Setelah itu
pandangan os tetap kabur tetapi karena alasan ekonomi, os tidak pernah lagi
obatan dalam jangka waktu yang lama. Dan sekarang, karena mata kiri os tidak
dapat melihat lagi, sering nyeri kepala, dan warna seluruh bola mata os berubah
yaitu mata berair, fotophobia, nyeri menyeluruh pada mata. Gejala-gejala terjadi
iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik 2,3,7.
8
Pada pasien ini terjadinya glaukoma absolut diduga disebabkan oleh
glaukoma primer yang kronis yang berjalan lambat dan sering tidak diketahui
kapan mulainya, karena keluhan pasien sangat sedikit atau samar. Misalnya mata
dengan anamnesis yang tidak khas. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan
berat. Pada glaukoma simpleks (glaukoma primer yang ditandai dengan sudut
bilik mata terbuka) ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi berjalan
terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolut.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kiri adalah 0 (nol), terdapat
hiperemi pada sklera, dan kornea berwarna putih keruh. Pada pemeriksaan
tekanan intraokular dengan tonometri diperoleh nilai TIO mata kiri pasien adalah
81,7 mmHg.
dapat dilakukan1-3:
selalu diteliti keadaan lapang pandangan perifer dan juga sentral. Pada
9
macam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang pandang perifer juga
atas. Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang
2. Pemeriksaan oftalmoskopi
Pada pemeriksaan ini, akan terlihat penggaungan dan atrofi tampak pada
papil N. II. Ada yang mengatakan, bahwa pada glaukoma sudut terbuka,
dengan obat– obatan ataupun dengan operasi. Juga penderita dengan kelainan
kelainan saraf optik, akibat kenaikan tekanan intraokuler, dari pada yang lain.
lebih besar dari 0.5, dan asimetri CDR antara dua mata 0.2 atau lebih.
3. Pemeriksaan Gonioskopi
Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat
kornea setelah diberikan local anestesi. Lensa ini dapat digunakan untuk
10
4. Pemeriksaan Tonometri
5. Tes Provokasi
Tes provokasi yang sering dilakukan adalah uji kopi, uji minum air, uji
berkisar antara 15-20 mmHg (dengan Schiotz). Umumnya tekanan 24,4 mmHg
masih dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22 mmHg dianggap high normal
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
11
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi
atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi
Pada pasien ini diberikan obat peroral dan topical. Obat peroral yang
mefenamat diberikan 3 x 500 mg, sesuai untuk dosis dewasa. Selain itu, obat oral
lain yang diberikan adalah asetazolamid yang berfungsi untuk menekan produksi
humor akueus . Dosis asetazolamid 125-250 mg sampai 3x sehari peroral atau 500
mg sekali atau 2x sehari atau secara IV (500 mg). Pemberian obat ini dapat
Obat topical yang diberikan pada pasien antara lain Timolol 0,5 % ed 2 dd
tekanan intraokular dengan menarik cairan dari dalam mata, menekan produksi
12
humor akueus dan juga mendilatasikan pupil untuk mencegah terbentuknya
yang digunakan untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata
dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol
maleate mengurangi tekanan pada mata akibat glaukoma. Selain itu diberikan pula
Cendo carpine 2-4 %, 3-6 kali satu tetes sehari berfungsi membesarkan
beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
13
BAB IV
PENUTUP
intarokular baik topikal maupun sistemik dan mendilatasi pupil untuk melepaskan
14
DAFTAR PUSTAKA
3. Ilyas R. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2009
6. Mansjoer Arif, dkk. Ilmu Penyakit Mata dalam: Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3. Jakarta, FKUI, 2001 hal 109-110
15