Sie sind auf Seite 1von 7

LAPORAN HASIL DISKUSI

ETIKA KEPERAWATAN
BIOETIK

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Sifa Nova Rahmawati
Anggia Auliya
Anisa Nurul
Dedi Nugraha
Dhia Oryza S
Diana Arfiana
Neliana
Vina Elvira
Windi Restu R
Siti Yunia

Kelas 1C
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2017
ALAT KONRASEPSI
Suatu masalah khusus dalam etika biomedis di Indonesia adalah kesenjangan yang dalam
beberapa hal terdapat antara hukum kita dan kesadaran etis dalam masyarakat luas. hal itu
terutama meliputi bidang alat kontrasepsi disertai dengan masalah KUHP. Alat kontrasepsi
adalah sebuah alat yang bertujuan untuk tidak terjadi pembuahan saat berhubungan intim dan
ntuk mencegah terjadinya kehamilan.
JENIS JENIS ALAT KONTRASEPSI
1) Pil KB
alat kontrasepsi ini di dalamnya terdapat kandungan hormon, alat ini digunakan oleh
wabita yang harus di minum secara rutin agar tidak mengalami kemungkinan hamil, jika
tidak teratur maka akan membuat kemungkinan kehamilan tetap terjadi. manfaat pil KB
adalah membuat menstruasi menjadi teratur, mengurangi rasa sakit dan kram saat
mentruasi.

2) Suntik KB
suntik KB ini dilakukan untuk mencegah ovulasi atau pelepasan sel telur. suntik KB ini
dilakukan oleh wanita yang mengikuti progam KB setiap 3 bulan dalam suntik KB juga
terdapat efek samping dalam penggunaannya.

3) IUD/Spiral/AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)


IUD merupakan singkatan dari Intra Uterine Device yang disebut juga dengan spiral hal
ini dikarenakan bentuk kotrasepsi spiral. cara menggunakannya yaitu dengan memasukan
alat kontrasepsi wanita ke dalam rahim, dengan bantuan dokter dan alat tertentu. Fungsi
dari IUD untuk mencegah sperma bersarang dan bersatu dengan sel telur dalam rahim.

4) KONDOM
alat kontrasepsi ini dilakukan oleh pria untuk mencegah kehamilan dengan cara menutupi
bagian alat kelamin pria agar sperma yang keluar tidak bersatu dengan sel telur yang ada
di rahim wanita.

5) NORPLANT/SUSUK/IMPLANT
alat kontrasepsi ini dirangsang dibawah kulit biasanya di dalam norplant terdapat kapsul
yang lentur yang memiliki kandungan progestin levonogestrel. Norplant ini biasanya
akan tampak seperti adanya benjolan dalam tunuh si pemakai.
6) KONTAP (Kontrasepsi Mantap)
tubektoni ini dilakukan pada perempuan fasektomi dilakukan pada laki-laki
ABORSI
Aborsi adalah keluarnya atau dikeluarkannya hasil konsepsi dari kandungan seorang ibu
sebelum waktunya. Aborsi atau abortus dapat terjadi secara spontan dan aborsi buatan.
Aborsi secara spontan merupakan mekanisme alamiah keluarnya hasil konsepsi yang
abnormal (keguguran). Sedangkan abortus buatan atau juga disebuat terminasi
kehamilan,yang mempunyai 2 macam,yakni:
1) Bersifat legal
Aborsi legal dimiliki oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang berkompeten
berdasarkan indikasi medis,dan dengan persetujuan ibu yang hamil dan atau suami.
Aborsi legal sering juga disebut aborsi buatan atau pengguguran dengan indikasi
medis. Meskipun demikian,tidak setiap tindakan aborsi yang sudah mempunyai
indikasi medis ini dapat dilakuakn aborsi buatan. Persyaratan lain yang harus dipenuhi
sebuah aborsi adalah:
 Aborsi hanya dilakukan sebagai tindakan terapeutik
 Disetujui secara tertulis oleh dua orang dokter yang berkompeten
 Dilakukan ditempat pelayanan kesehatan yang diakui oleh suatu otoritas yang sah
2) Bersifat illegal
Aborsi illegal dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis yang tidak
kompeten,melalui cara-cara diluar medis (pijat,jamu atau ramu-ramuan),dengan atau
tanpa persetujuan ibu hamil dan atau suaminya. Aborsi illegal sering juga dilakukan
oleh tenaga medis yang kompeten,tetapi tidak mempunyai indikasi medis.

Dasar Hukum Aborsi


Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 15:
“Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Kemudian dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, Pasal mengenai aborsi ini
lebih dipertegas lagi. Dalam pasal 75 ayat 1 dinyatakan dengan tegas bahwa “setiap orang
dilarang melakukan aborsi”.
Selanjutnya dijelaskan bahwa tindakan medis tertentu atau aborsib yang dimaksud hanya
dapat dilakukan:
 Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut.
 Oleh gtenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan.
 Disetujui oleh ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
 Pada sarana kesehatan tertentu.
Ketentuan tentang larangan aborsi ini dikecualikan berdasarkan UU Kesehatan No. 36 Tahun
2009 Pasal 75 Ayat 2, berdasarkan:
 Indikasi kegawatdaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan atau
cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut
hidup di luar kandungan.
 Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
Sebagai penjelasan tentang hal ini bahwa tindakan aborsi ini hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan atau penasihatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca
tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
Apabila kekecualian tindakan aborsi ini terpaksa dilakukan, maka beberapa persyaratan lain
harus dipenuhi, antara lain (pasal 76 UU no. 36 tahun 2009):
 Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali
dalam hal kedaruratan
 Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan, yakin isertifikat
yang ditetapkan oleh menteri
 Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
 Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan
 Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan.

Sanksi Pidana
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
EUTANASIA
Eutanasia berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata “eu” yang artinya baik, tanpa
penderitaan, dan “tanathos” yang artinya mati. Jadi, euthanasia artinya mati dengan baik, atau
mati dengan tanpa penderitaan atau mati ceoat tanpa derita. Dari pandangan dokter,
EUtanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup
seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri
hidup seorang pasien, dan dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.

Jenis-jenis Eutanasia
a. Eutanasia Dilihat dari Cara Dilaksanakannya
Dari cara pelaksanaannya, euthanasia dibedakan menjadi:
 Eutanasia pasif
Adalah mengakhiri atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang sedang
berlangsung untuk mempertahankan hidupnya.
 Eutanasia aktif
Adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja secara medis melalui intervensi
aktif oleh seorang petugas kesehatan atau dokter dengan tujuan untuk mengakhiri
hidup manusia (pasien).
b. Ditinjau dari Permintaan
Berdasarkan kondisi ini, maka euthanasia dibedakan menjadi:
 Eutanasia voluntir
Adalah euthanasia yang dilakukan oleh petugas medis berdasarkan permintaan
dari pasien sendiri. Permintaan dari pasien ini dilakukan dalam kondisi sadar.
 Eutanasia involuntir
DIlakukan oleh petugas medis pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan
biasanya dilakukan oleh keluarga pasien, dengan berbagai alas an, antara lain:
biaya perawatan, kasihan kepada pasien, dan sebaginya.
Aspek Hukum Eutanasia
Ketentuan hukum yang berkaitan langsung dengan euthanasia terdapat dalam beberapa pasal
dalam KUHP, yakni:
 Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri,
yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya 12 tahun (KUHP Pasal 344)
 Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa
orang lain, dihukum karena pembunuhan direncakan dengan hukuman mati atau
penjara selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya 20
tahun (KUHP Pasal 340)
 Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan matinya orang lain dihukum
penjara selama-lamanya 5 tahun atau kurungan selama-lamanya setahun. (KUHP
Pasal 359)
 Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu, dan memberikan daya upaya itu jadi bunuh
diri, dihukum penajara selama-lamanya 4 tahun.

Das könnte Ihnen auch gefallen