Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995 menunjukan bahwa tuberculosis merupakan penyebab
kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan.
TB Paru juga menempati nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan
rantai penularan dilakukan dengan cara penemuan dini diikuti dengan pengobatan
tepat dan cukup masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
menghilangkan sumber penularan secepatnya.
1
Berdasarkan hal ini maka perlu ditingkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
tuberculosis itu sendiri. Makalah ini dibuat agar masyarakat umum terutama para
petugas kesehatan dapat memahami lebih mendalam mengenai tuberculosis yang
dapat menyerang siapa saja.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari TB paru
2. Untuk mengetahui etiologi dari TB paru
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari TB paru
4. Untuk mengetahui apa saja manifestasi dari TB paru
5. Untuk mengetahui kompilkasi dari TB paru
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari TB Paru
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari TB paru
8. Untuk mengetahui apa saja pencegahan dari TB paru
2
BAB II
KONSEP MEDIK
Kuman ini mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan Ziehl neelsen, oleh karena itu disebut pula sebagai basil tahan asam
(BTA). Kuman dapat bertahan hidup dalam suhu yang sangat rendah yaitu antara
2°C sampai -70°C, namun sangat peka terhadap panas sinar matahari dan
ultraviolet. Didalam dahak pada suhu 30°-37°C kuman cepat mati dalam waktu
seminggu, sedangkan apabila terpapar sinar ultraviolet secara langsung sebagian
besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit (Tuberculosis, From Basic
Science to Patient Care, 2007).
2.2. Etiologi
3
darah, system saluran getah bening atau menyebar langsung ke bagian-bbagian
tubuh lainnya.
Daya penularan dari sesorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan parunya serta system kekebalan dari orang yang akan ditularkannya.
Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
2.3. Patofisiologi
Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TB. Droplet yang terhirup ukurannya sangat kecil (1-5 mikron), sehingga
dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus dan terus berjalan
sehingga sampai dialveoulus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman
TB berhasil berkembangbiak dengan cara pembelahan diri di paru yang
mengakibatkan radang didalam paru. Aliran getah bening akan membawa
kuman TB ke kelanjar getah bening disekitar hilus paru, ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
4
Tuberkulosis pasca primer (post primary TB)
2.5. Komplikasi
5
c. Bronkietasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
d. Pneumotoraks (udara di dalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan
karena bullae yang pecah.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya.
f. Insufisiensi kardio pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)
g. TB yang resisten terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galur lain yang
resisten obat dapat terjadi.
6
8. Elektrosit; misalnya: hiponatremia karena retensi air tidak normal didapat
pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan
kerusakan sisa pada paru.
9. Pemeriksaan fungsi pada paru
2.7. Penatalaksanaan
A. Farmakologi
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian:
1. Jangka pendek
Dengan tata cara pengobatan: setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan.
a. Streptomycin inj 750 mg
b. Pas 10 mg
c. Ethambutol 1000 mg
d. Isoniazid 400 mg
a. INH
b. Rifampicin
c. Ethambutol
7
B. Non Farmakologi
1. Mengkonsumsi makanan bergizi
Salah satu penyebab munculnya TBC adalah kekurangan gizi
seperti mineral dan vitamin. Maka dari itu akan sangat pentng
bilamana penderita secara rutin mengkonsumsi makanan bergizi,
makanan gizi tersebut seperti buah, sayur, dan ikan laut.
2. Menempati tempat tinggal yang sehat
Lingkungan yang sehat akan membantu penderita penyakit TBC
untuk segera sembuh, karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri
sehingga jika penderita berada dilingkungan yang kotor maka akan
menyebabkan bakteri tersebut semakin berkembang sehingga akan
memperburuk keadaan
3. Olahraga secara rutin
Dengan melakukan olahraga secara rutin maka akan membantu
peredaran darah dan metabolism dalam tubuh menjadi lancer sehingga
bakteri penyebab TBC tidak akan mampu berkembang atau duplikasi
diri menjadi banyak.
4. Mengurangi makanan bernatrium dan kafein
Penyakit TBC akan semakin parah apabila penderita masih secara
rutin mengonsumsi makanan yang banya mengandung natrium dan
kafein. Dengan menghindari makanan yang bernatrium atau berafein
tinggi maka penyembuhan penyakit TBC akan berjalan dengan baik.
4.1. Pencegahan
1. Upaya pencegahan penularan penyakit TB:
a. Mengobati pasien TB paru BTA positif sampai sembuh ( merupakan
upaya terpenting)
b. Menganjurkan kepada pasien agar menutup mulut dengan sapu tangan
bila batuk atau bersin dan tidak membuang dahak di lantai atau di
sembarang tempat.
8
c. Perbaikan perumahan dan lingkungan, peningkatan status gizi dan
peningkatan pelayanan kesehatan.
2. Upaya untuk mencegah terjadinya TB:
a. Meningkatkan gizi
b. Memberikan pengobatan pencegahan pada anak balita tanpa gejala TB
tapi mempunyai kontak atau serumah dengan pasien TB paru BTA
positif.
c. Imunisasi BCG
9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Tanda :
b. Sirkulasi
Tanda : pucat
c. Eliminasi
Gejala : urine berwarna jingga, pekat dan berbau
Tanda :
d. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, mual
Tanda : -
e. Neurosensory
Gejala : -
Tanda : -
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada
Tanda :
g. Pernafasan
Gejala : dispnea
Tanda :
h. Keamanan
Gejala :
Tanda :
10
i. Seksualitas
Gejala : -
Tanda : -
j. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :
Tanda : -
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1. Ketidaksimetrisan rongga dada
2. Pelebaran interkostal space ( ICS )
3. Sesak napas
4. Peningkatan frekuensi napas
5. Retraksi otot pernapasan
b. Palpasi
1. Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan
c. Perkusi
1. Resonan atau sonor pada seluruh paru
2. Bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi
cairan di rongga pleura
3. Bunyi hiper resonan jika ada pneumothoraks
d. Auskultasi
1. Bunyi napas tambahan (ronkhi)
11
3.2 Rencana Keperawatan
12
3. Perubahan pada irama - Menunjukan status Mandiri : jalan udaraaaa
dan frekuensi pernapasan : kepatenan 5. Manajemen jalan napas 6. Mengeluarkan secret dari
pernafasan jalan napas, yang 6. Pengisapan jalan napas jalan napas dengan
4. Batuk tidak ada atau dibuktikan oleh 7. Kewaspadaan aspirasi memasukan keteter
tidak efektif indicator gangguan 8. Manajemen asma penghisap kedalam jalan
5. Sianosis sebagai berikut : 9. Peningkatan batuk napas oral dan atau trakea.
6. Kesulitan untuk kemudahan bernapas, 10. Pengaturan posisi 7. Mencegah dan
berbicara frekuensi dan irama 11. Pemantauan pernapasan meminimalkan faktor resiko
7. Penurunan suara nafas pernapasan, pergerakan 12. Bantuan ventilasi pada pasien yang beresiko
8. Ortophnea sputum keluar dari jalan aspirasi.
9. Gelisah napas, pergerakan HE :. 8. Mengidentifikasi, menangani
10. Sputum berlebihan sumbatan keluar dari 13. Informasikan kepada dan mencegah inflamasi atau
11. Mata terbelalak jalan napas pasien dan keluarga tentang kontriksi didalam jalan
larangan merokok di dalam napas.
Faktor yang ruang perawatan, beri 9. Meningkatkan inhalasi dalam
berhubungan : penyuluhan tentang pada paien yang memiliki
1. Lingkungan pentingnya berhenti riwayat keturunan
2. Obstruksi jalan napas merokok mengalami tekanan
3. Fisiologis 14. Instruksikan kepada pasien intratoraksik dan kompresi
13
tentang batuk dan teknik parenkim paru yang
napas dalam untuk mendasari untuk pengerahan
memudahkan pengeluaran tenaga dalam
secret. mengehembuskan udara
15. Ajarkan pasien untuk 10. Mengubah posisi pasien atau
mengganjal luka insisi pada bagian tubuh pasien secara
saat batuk sengaja untu memfasilitasi
16. Ajarkan pasien dan kesejahteraan fisiologis dan
keluarga tentang makna psikologis
perubahan pada sputum, 11. Mengumpulkan dan
seperti warna, karakter, menganalisis data pasien
jumlah, dan bau. untuk memastikan kepatenan
jalan napas dan pertukaran
Kolaborasi : gas yang adekuat
17. Rundingkan dengan ahli 12. Meningkatkan pola napas
terapi pernapasan, jika spontan yang optimal, yang
perlu. memaksimalkan pertukaran
Berikan udara atau oksigen oksigen dan karbondioksida
tang telah dihumidifikasi dalam paru
14
(dilembabkan) sesuai HE :
dengan kebijaksanaan 13. Agar keluarga tahu efek
institusi. dari merokok
18. Beritahu dokter tentang 14. Untuk memudahkan
hasil tes darah yang pengeluaran secret
abnormal 15. Agar tidak aan terjadi luka
pada saluran pernapasan
16. Agar dapat mengetahui
perubahan pada sputum
dan apa dampaknya
Kolaboratif :
17. Untuk memperbaiki proses
bernapas
18. Agar dapat mengetahui hasil
pemeriksaan
15
2 Gangguan pertukaran NOC NIC Observasi :
gas ( 00030 ) - Respon alergi : sistemik Observasi : 1. Untuk mengetahui
Domain 3 Eliminasi dan - Keseimbangan elektrolit 1. Kaji suara paru, frekuensi keefektifan penggunaan alat
pertukaran dan asam basa napas, kedalaman, dan penunjang.
Kelas 4 Fungsi pernafasan - Respon ventilasimekanis usaha napas, dan produksi 2. Untuk mengetahui hasil gas
Definisi : Kelebihan atau : orang dewasa sputum sebagai indicator darah
deficit oksigenasi dan atau - Status pernapasan : keefektifan pengguanaan 3. Untuk mengetahui kadar
eliminasi karbondioksida pertukaran gas alat penunjang elektrolit.
pada membrane alveolar - Status pernapasan : 2. Pantau hasil gas darah 4. Untuk mengathui status
kapiler ventilasi 3. Pantau kadar elektrolit mental pasien.
Batasan karakteristik : - Perfusi jaringan : paru 4. Pantau status mental 5. Untuk mengatahui apakah
1. Diaphoresis - Tanda-tanda vital 5. Observasi terhadap pasien terjadi sianosis atau
2. Dipsnea sianosis, terutama tidak.
3. Gangguan penglihatan membrane mukosa mulut 6. Untuk mengetahui kebutuhan
4. Gas darah arteri Krtiteria hasil: 6. Manajemen jalan napas : pasien terhadap pemasangan
abnormal Setelah dilakukan tindakan identifikasi kebutuhan jalan napas actual.
5. Gelisah keperawatan selama …x24 pasien terhadap
6. Hiperkapnea jam diharapakan klien dapat : pemasangan jalan napas
7. Hipoksemia - Gangguan pertukaran gas actual atau potensial, Mandiri :
16
8. Hipoksia akan berkurang, yang auskultasi suara napas, 7. Memfasilitasi kepatenan
9. Iritailitas dibuktikan oleh tidak tandai area penurunan atau jalan napas.
10. Konfusi terganggunya respon hilangnya ventilasi dan 8. Meningkatkan keadekuatan
11. Napas cuping hidung alergi : sistemik, adanya bunyi tambahan, ventilasi dan perfusi
12. Penurunan karbon keseimbangan elektrolit pantau status pernapasan jaringan untuk individu
dioksida dan asam basa, respon dan oksigenasi, sesuai yang mengalami reaksi
13. pH darah arteri ventilasi mekanis : orang dengan kebutuhan alergi .
abnormal dewasa, status 9. Mengidentifikasi,
14. Pola pernapasan pernapasan : pertukaran Mandiri : mengatasi, dan mencegah
abnormal (mis, gas, status pernapasan : 7. Manajemen jalan napas reaksi terhadap inflamasi.
kecepatan, irama, ventilasi, perfusi jaringan 8. Manajemen anafilaksis 10. Meningkatkan
kedalaman) paru, dan tanda-tanda 9. Manajemen asma keseimbanganelektrolit dan
15. Sakit kepala saat vital 10. Manajemen elektrolit mencegah komplikasi
bangun - Status pernapasan : 11. Perawata emboli : paru akibat kadar elektrolit
16. Sianosis pertukaran gas tidak akan 12. Pengaturan hemodinamik serum yang tidak normal.
17. Somnolen terganggu yang 13. Ventilasi mekanis 11. Membatasi komplikasi
18. Takikardia dibuktikan oleh indicator 14. Terapi oksigen pada pasien yang
19. Warna kulit abnormal gangguan sebagai berikut mengalami atau beresiko
(mis, pucat, : Status kognitif HE : terhadap oklusi sirkulasi
17
kehitaman) - Status pernapasan : 15. Menjelaskan pengguanaan paru.
pertukaran gas tidak akan alat bantu yang diperluan 12. Mengoptimalkan frekuensi
Faktor yang terganggu yang (oksigen, pengisap, jantung, preload, afterload,
berhubungan : dibuktikan oleh indicator spirometer, dan IPPB) dan kontraktilitas jantung.
1. Ketidakseimbangan gangguan sebagai berikut 16. Ajarkan kepada pasien 13. Untuk penggunaan alat
ventilasi perfusi : dipsnea saat istrahat, teknik bernapas dan buatan untuk membantu
2. Perubahan membrane dipsnea saat aktivitas relaksasi pasien bernapas.
alveolar-kapiler berat, gelisah, sianosis, 17. Menjelaskan kepada 14. Memberikan oksigen dan
dan somnolen pasien dan keluarga alasan memantau efektivitasnya.
- Status penpasan : pemberian oksigen dan
ventilasi tidak akan tindakan lainnya HE :
terganggu yang 18. Informasikan kepada 15. Agar pasien tahu cara
dibuktikan oleh indiktaor pasien dan keluarga menggunakan alat bantu
gangguan sebagai berikut bahwa merokok itu di yang diperlukan.
: frekuensi pernapsan, larang 16. Agar pasien dan keluarga
irama pernapasan, 19. Manajemen jalan napas : tahu tekni bernapas dan
kedalaman inspirasi, ajarkan tentang batuk relaksasi yang baik.
ekspulsi udara, dipsnea efektif, ajarkan kepada 17. Agar pasien dan keluarga
saat istrahat, bunyi napas pasien bagaimana bisa tahu tentang
18
auskultasi mengguanakan inhaler penanganan pemberian
yang di anjurkan, sesuai oksigen
dengan kebutuhan 18. Agar pasien dan keluarga
tahu tentang bahaya
Kolaborasi : merokok
20. Konsultasikan dengan 19. Agar pasien tahu tentang
dokter tentang pentingnya batuk yang efektif
pemeriksaan gas darah
arteri (GDA) dan Kolaboratif :
pengguanaan alat bantu 20. Agar dapat mengetahui
yang di anjurkan sesuai tentang hasil dari
dengan adanya perubahan pemeriksaan
kondisi pasien 21. Agar dapat mengetahui
21. Laporkan perubahan pada perubahan yang akan terjadi
data pengkajian terkait 22. Agar dapat
22. Berikan obat yang mempertahankan asam basa
diresepkan (Natrium 23. Agar dapat memperbaiki
Bikarbonat) untuk proses pernapasan menjadi
mempertahankan lebih baik
19
keseimbangan asam basa 24. Agar tidak terjadi
23. Manajemen jalan napas : peningkatan denyut jantung
berikan udara yang
dilembabkan atau oksigen
jika perlu, berikan obat
bronchodilator jika perlu,
berikan terapi aerosol jika
perlu, berikan terapi
nebulasi ultrasonic jika
perlu
24. Pengaturan hemodinamik :
berikan obat antiaritmia
jika perlu
3 Nyeri Akut (00132) NOC Observasi : Observasi :
Domain 12 - Tingkat kenyamana 1. Pantau TTV 1. untuk mengetahui tanda-tanda
Kelas 1 Kenyamanan Fisik - Pengendalian nyeri 2. Manajemen nyeri : vital
- Tingkat nyeri a. Kaji penyebab nyeri 2. Manajemen nyeri :
Definisi : Pengalaman b. Kaji gambaran nyeri a. untuk mengetahui penyebab
sensori dan emosional yang Krtiteria hasil: c. Kaji dimana tempat nyeri nyeri
20
tidak menyenangkan yang Setelah dilakukan tindakan d. Kaji skala nyeri b. untuk mengetahui proses
muncul akibat kerusakan keperawatan selama …x24 e. Kaji kapan terjadinya nyeri yang dirasakan pasien
jaringan yang actual atau jam diharapakan klien dapat : nyeri c. untuk mengetahui letak
potensial, atau - Memperlihatkan tingkat nyeri
digambarkan dengan istilah kenyamanan Mandiri : d. untuk mengetahui tingkat
seperti awitan yang tiba- - Mengontrol nyeri 3. Manajemen medikasi nyeri
tiba atau perlahan dengan - Nyeri berkurang 4. Manajemen nyeri : e. untuk mengatasi nyeri yang
intensitas ringan sampai a. Dengan melakukan timbul pada saat yang
berat dengan akhir yang teknik relaksasi berbeda
dapat diantisipasi atau b. Dengan melakukan
dapat diramlkan dan teknik distraksi Mandiri :
durasinya kurang dari 6 c. Dengan melakukan 3. untuk memfasilitasi
bulan teknik imajinasi penggunaan obat resep atau
terbimbing obat bebas secara aman dan
efektif
Batasan karakteristik : HE : 4. Manajemen nyeri :
1. Mengungkapkan secara 5. Informasikan kepada pasien a. Untu dapat melauan tekni
verbal atau melaporkan tentang prosedur yang dapat relaksasi
nyeri dengan isyarat meningkatkan nyeri. b. Untuk mengetahui tenik
21
2. Posisis untuk 6. Instruksikan kepada pasien distraksi
menghindari nyeri untuk menginformasikan c. Untu mengetahui teknik
3. Perubahan tonus otot kepada perawat jika peredaan imajinasi terbimbing
4. Respon autonomic nyeri tidak dapat dicapai.
5. Perubahan selera 7. Manajemen nyeri : HE :
makan a. Berikan informasi tentang 5. Untuk menghindari rasa nyeri
6. Perilaku distraksi nyeri, seperti penyebab yang berlebihan
7. Perilaku eksperesif nyeri, berapa lama akan 6. Untuk segera menggantikan
8. Bukti nyeri yang dapat berlangsung, dan tindakan yang cepat untuk
diamati antisipasi ketidaknymanan dapat mengatasi nyeri
akibat prosedurz 7. Untuk mengetahui jenis nyeri
Faktor yang 8. Manajemen nyeri : dan berapa lama nyeri akan
berhubungan : a. Ajarkan penggunaan berkurang
1. Agen-agen penyebab tekhnik non farmakologi 8. Untuk mengetahui cara
cedera b.Distraksi peredaan nyeri tanpa
c. Imajinasi terbimbing penggunaan obat
Kolaboratif : Kolaboratif :
9. Kolaborasi dengan tim medis 9. Untuk mengatasi rasa nyeri
22
dan paramedis untuk
pemberian analgesic
23
4. kejang atau konfulsi peningkatan suhu kulit, Mandiri : Mandiri :
5. kulit teraba hangat hipertermi, dehidrasi, 5. Untuk penatalaksanaan 5. Untuk penatalaksanaan
6. takipnea berkeringat sangat pasien yang mengalami pasien yang mengalami
7. takikardia panas hiperpireksia akibat faktor hiperpireksia akibat faktor
- Pasien akan selain lingkungan selain lingkungan
Faktor yang menunjukan 6. Untuk mencapai atau 6. Untuk mencapai atau
berhubungan : termoregulasi yang mempertahankan suhu mempertahankan suhu
1. Dehidrasi dibuktikan oleh tubuh dalam rentang tubuh dalam rentang
2. Penyakit atau trauma indicator berikut : normal normal
3. Peningkatan laju berkeringat saat panas, 7. Untuk mengumpulkan dan 7. Untuk mengumpulkan dan
metabolisme denyut nadi radialis, mengnalisis data mengnalisis data
4. Terpajan pada frekuensi pernapasan cardiovaskuler, cardiovaskuler, pernapasan,
lingkungan yang panas pernapasan, dan suhu dan suhu tubuh untuk
5. Obat atau anastesia tubuh untuk menentukan menentukan serta
6. Aktifitas yang serta mencegah mencegah komplikasi
berlebihan komplikasi
7. Ketidakmampuan atau HE :
penurunan kemampuan Health education (HE) : 8. Agar pasien atau keluarga
untuk berkeringat 8. Agar pasien atau bisa mengetahui cara
24
keluarga bisa mengukur suhu untuk
mengetahui cara mengenal secara dini atau
mengukur suhu untuk mencegah hipertermia
mengenal secara dini
atau mencegah Kolaboratif :
hipertermia 9. Untuk menurunkan suhu
tubuh pasien
Kolaboratif :
9. Untuk menurunkan suhu
tubuh pasien
25
5. Ketidakseimbangan NOC Observasi : Observasi :
nutrisi kurang dari - status gizi 1. Untuk mengatur pola makan 1. Untuk mengatur pola
kebutuhan tubuh (00002) - selera makan pasien makan pasien
Domain 2 nutrisi - berat badan : massa tubuh 2. Untuk menyeimbangkan 2. Menyeimbangkan
Kelas 1 ingesti kebutuhan nutrisi pasien kebutuhan nutrisi pasien
Definisi : Asupan nutrisi Krtiteria hasil: 3. Untuk mengatur kebutuhan 3. Untuk mengatur
tidak mencukupi untuk Setelah dilakukan tindakan unutrisi pasien kebutuhan unutrisi pasien
memenuhi kebutuhan keperawatan selama …x24 4. Untuk mengetahui nilai dari 4. Untuk mengetahui nilai
metabolic jam diharapakan klien dapat : transferin, albumin, dan dari transferin, albumin,
Batasan karakteristik : - Memperlihatkan status elektrolit dan elektrolit
1. Kram abdomen gizi : asupan makanan
2. Nyeri abdomen dan cairan Mandiri : Mandiri :
3. Menolak makan 5. Untuk mencegah dan 5. Untuk mencegah dan
4. Persepsi menangani pembatasan diet menangani pembatasan diet
ketidakmampuan yang sangat ketat dan yang sangat ketat dan
untuk mencerna aktivitas berlebihan aktivitas berlebihan
makanan 6. Untuk mengumpulkan dan 6. Untuk mengumpulkan dan
5. Merasa cepat menganalisis data pasien menganalisis data pasien
kenyang setelah untuk mengatur untuk mengatur
26
mengonsumsi keseimbangan cairan keseimbangan cairan
makanan 7. Untuk membantu atau 7. Untuk membantu atau
6. Bising usus hiperaktif menyediakan asupan menyediakan asupan
7. Membran mukosa makanan dan cairan diet makanan dan cairan diet
pucat seimbang pada klien seimbang pada klien
8. Rongga mulut terluka 8. Untuk mengumpulkan dan 8. Untuk mengumpulkan dan
(inflamasi) menganalisis data pasien menganalisis data pasien
9. Kelemahan otot yang untuk mencegah dan untuk mencegah dan
berfungsi untuk meminimalkan kurang gizi meminimalkan kurang gizi
menelan atau
mengunyah HE : HE :
9. Agar keluarga dapat 9. Agar keluarga dapat
Faktor yang mengatur kadar nutrisi dari mengatur kadar nutrisi dari
berhubungan : pada pasien pada pasien
1. Kesulitan mengunyah 10. Untuk mengatur 10. Untuk mengatur
atau menelan keseimbangan nutrisi pasien keseimbangan nutrisi
2. mual dan muntah agar pasien tidak malnutrisi pasien agar pasien tidak
3. hilang nafsu makan 11. Untuk pemenuhan nutrisi malnutrisi
4. akses terhadap dan bagaimana 11. Untuk pemenuhan nutrisi
27
makanan terbatas meningkatkan dan bagaimana
5. kebutuhan metabolic keseimbangan nutrisi meningkatkan
tinggi keseimbangan nutrisi
Kolaboratif :
12. Untuk mengetahui asupan Kolaboratif :
nutrisi yang baik pada 12. Untuk mengetahui asupan
pasien nutrisi yang baik pada
13. Untuk mencegah cara diet pasien
yang tidak baik pada pasien 13. Untuk mencegah cara diet
14. Untuk mengetahui yang tidak baik pada pasien
penyebab gangguan nutrisi 14. Untuk mengetahui
penyebab gangguan nutrisi
28
6. Resiko Infeksi ( 00004 ) NOC Observasi Observasi
Domain 11 - pengendalian resiko 1. Pantau tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda
Keamanan/perlindungan komunitas : penyakit infeksi(misalnya suhu dan gejala infeksi
Kelas 1 Infeksi menular tubuh, denyut jantung, 2. Untuk mengetahui faktor
Definisi : - status imun drainase, penampilan luka, yang dapat meningkatkan
Beresiko terhadap infasi - keperahan infeksi sekresi, penampilan urin, resiko infeksi
organism pathogen. - keparahan infeksi : suhu kulit, lesi 3. Untuk pertahanan dan
bayi baru lahir kulit,keletihan, dan malaise) perlindungan terhadap
Faktor resiko : - pengendalian resiko : 2. Kaji faktor yang dapat infeksi
1. Penyakit kronis penyakit menular meningkatkan kerentanan
2. Penekanan sistem seksual (pms) terhadap infeksi (misalnya Mandiri
imun - penyembuhan luka : usia lanjut, usia kurang dari 4. Untuk menghindari
3. Ketidakadekuatan primer 1 tahun, luluh imun, dan mal penyakit menular
imunitas dapatan - penyembuhan luka : nutris) 5. Untuk deteksi dini penyakit
4. Pertahanan primer sekunder 3. Amati penampilan praktik 6. Untuk pengemdalian
tidak adekuat hygiene personal untuk infeksi
5. Pertahanan lapis Krtiteria hasil: perlindungan terhadap 7. Untuk perlindungan
kedua yang tidak Setelah dilakukan tindakan infeksi terhadap infeksi
memadai keperawatan selama …x24 8. Mengetahui perawatan luka
29
6. Peningkatan jam diharapakan klien dapat : Mandiri secara mandiri efek dari
pemajanan - faktor resiko infesi 4. Manajemen penyakit infeksi ini
lingkungan akan hilang, menular
terhadap pathogen dibuktikan oleh 5. Skrining kesehatan HE
9. Supaya pasien dan keluarga
7. Pengetahuan yang pengendalian resiko 6. Pengendalian infeksi
mengetahui mengapa sakit
kurang untuk komunitas : penyakit 7. Perlindungan infeksi
atau terapi meningkatkan
menghindari menular, status imun, 8. Perawatan luka
resiko terhadap infeksi
pajanan pathogen keparahan infeksi,
10. Untuk deteksi dini terhadap
8. Prosedur infasi keparahan infesi : HE
infeksi
9. Mal nutrisi bayi baru lahir, 9. Jelaskan kepada pasien
11. Untuk mengendalikan
10. Agensi farmasi pengendalian resiko : dan keluarga mengapa
infeksi yang dialami pasien
11. Kerusakan jaringan penyakit menular sakit atau terapi
12. Truma seksual, dan meningkatkan
Kolaborasi
penyembuhan luka : resikoterhadap infeksi 12. Untuk pengendalian
luka primer dan 10. Instruksikan untuk infeksi,dan mengurangi
sekunder. menjaga hygiene personal infeksi dengan pemberian
- Pasien akan untuk melindungi tubuh antibiotic
memperlihatkan terhadap infeksi ( mencuci
pengendalian resiko : tangan )
30
penyakit menular 11. Pengendalian infeksi :
seksual (pms), yang ajaran pasien tenik
dibuktikan oleh mencuci tangan yang
indicator sebagai benar, ajarkan kepada
berikut : memantau pengunjung untuk
perilaku seksual mencuci tangan sewaktu
terhadap resiko masuk dan meninggalkan
pajanan pms, ruang pasien
mengikuti
strategipengendalian Kolaborasi
pemajanan, 12. Pengendalian infeksi :
menggunakan metode berikan terapi antibiotic
pengendalian jika diperlukan
penularan pms.
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
32
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
RI, K. K. (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien TB. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC.
33