Sie sind auf Seite 1von 27

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Kanker endometrium merupakan tumor ganas primer yang berasal dari

endometrium atau miometrium. Sebagian besarnya merupakan

adenokarsinoma (90%). Karsinoma endometrium terutama adalah penyakit

pada wanita pascamenopause, walaupun 25% kasus terdapat pada wanita yang

berusia kurang dari 50 tahun dan 5% kasus terdapat pada usia dibawah 40

tahun (Patofisiologi, Konsep klinis Proses-proses Penyakit.hal 1984).

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ

endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim

yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya

janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada

sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel

miometrium. Kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena

sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau

setelah menopause (Whoellan 2009).

B. Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker

endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan

estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker

endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan

munculnya kanker endometrium :

1. Obesitas atau kegemukan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi

konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini

ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama

pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan

berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali

lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat

badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9

kali lipat.

2. Haid pertama (menarche)

Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun

mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai

riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span

merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia

saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span

(MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko

terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.

3. Tidak pernah melahirkan

Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik

sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan.

Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak

pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan

bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah

melahirkan (paritas).

4. Penggunaan estrogen

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon.

Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko

kanker endometrium.

5. Hiperplasia endometrium

Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari

jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat

rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut

neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai

sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium

sebesar 23%.

6. Diabetes mellitus (DM)

Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml

merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian

diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar

antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar

antara 17-64%.

7. Hipertensi

50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan

dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian

hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi

secara bermakna daripada populasi kontrol.

8. Faktor lingkungan dan diet

Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka

kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara

yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika

Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan

menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya

perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan

kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro

yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga

terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan

merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila

dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada

di negara-negara Asia lainnya.

9. Riwayat keluarga

Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, Jika terdapat

anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun presentasinya sangat

kecil.

10. Tumor memproduksi estrogen

Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel

granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C. Patofisiologi

Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium

yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di

daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari

semua kanker rahim yang terbentuk di endometrium. Profesional medis tidak

tahu persis apa yang menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan

dengan estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Ini adalah

ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi

hormon lain yang disebut progesteron yang membantu untuk

menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
banyak estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh,

sehingga meningkatkan risiko kanker endometrium. Ada faktor lain yang

meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan

lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan

asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama

dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas.

Makanan ini harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka

yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak,

menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi

makanan dengan lemak tinggi.

Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak.

Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang

baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi.

Gejala lain dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan,

nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual.

Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause.

Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun (Corwin: 1999).

D. Manifestasi Klinis

Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah

perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan

perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan

keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan utama.

Gejalanya bisa berupa:

1. Perdarahan rahim yang abnormal

2. Siklus menstruasi yang abnormal

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
3. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih

mengalami menstruasi)

4. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause

5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia

diatas 40 tahun)

6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

7. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)

8. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih

9. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

(Isdaryanto: 2010)

E. Klasifikasi Stadium

Saat ini, stadium kanker endometrium ditetapkan berdasarkan surgical

staging, menurut The International Federation of Gynecology and Obstetrics

(FIGO) 1988 :

Tingkat Kriteria

0 Karsinoma In Situ, lesiparaneoplastik seperti hyperplasia

adenomatosa endometrium atau hyperplasia endometrium atipik

I Proses masih terbatas pada korpus uteri

IA Tumor terbatas pada endometrium (miometrium intak)

IB Invasi miometrium minimal, kurang dari separuh miometrium

IC Invasi miometrium lebih dari separuh tebal miometrium

II Proses sudah meluas ke servik, tapi tidak meluas ke atas uterus

IIA Keterlibatan kelenjar endoserviks

IIB Sudah melibatkan stroma serviks

III Proses sudah keluar uterus,tapi masih berada dalam panggul


IIIA kecil

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
Invasi cairan serosa uterus, adneksa, atau hasil positif pada

IIIB sitologi cairan peritoneum

IIIC Invasi ke vagina

IV Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau paraaorta

IVA Proses sudah keluar dari panggul kecil

IVB Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum

Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguinal

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pelvic exam, dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah


terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika

diraba. Untuk daerah kandungan bagian atas dokter menggunakan alat

speculum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin dilakukan oleh

wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya (Hidayat: 2009).

2. USG

Transvaginal untrasound, adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam

rahim dan berfungsi untuk mengetahui ketebalan dinding rahim. Ketebalan

dinding yang terlihat abnormal akan dicek lanjutan dengan pap smear atau

biopsi. Pada pemeriksaan USG didapatkan tebal endometrium di atas 5

mm pada usia perimenopause. Pemeriksaan USG dilakukan untuk

memperkuat dugaan adanya keganasan endometrium dimana terlihat

adanya lesi hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium yang

inhomogen bertepi rata dan berbatas tegas dengan ukuran 6,69 x 4,76 x

5,67 cm. Pemeriksaan USG transvaginal diyakini banyak penelitian

sebagai langkah awal pemeriksaan kanker endometrium, sebelum

pemeriksaan-pemeriksaan yang invasif seperti biopsi endometrial,

meskipun tingkat keakuratannnya yang lebih rendah, dimana angka false

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
reading dari strip endometrial cukup tinggi. Sebuah meta-analisis

melaporkan tidak terdeteksinya kanker endometrium sebanyak 4% pada

penggunaan USG transvaginal saat melakukan pemeriksaan pada kasus

perdarahan postmenopause, dengan angka false reading sebesar 50%. USG

transvaginal dengan atau tanpa warna, digunakan sebagai tehnik skrining.

Terdapat hubungan yang sangat kuat dengan ketebalan endometrium dan

kelainan pada endometrium. Ketebalan rata-rata terukur 3,4±1,2 mm pada

wanita dengan endometrium atrofi, 9,7±2,5 mm pada wanita dengan

hiperplasia, dan 18,2±6,2mm pada wanita dengan kanker endometrium.

Pada studi yang melibatkan 1.168 wanita, pada 114 wanita yang menderita

kanker endometrium dan 112 wanita yang menderita hiperplasia,

mempunyai 5 mm. Metode non-invasif lainnya adalah sitologi  ketebalan

endometrium endometrium namun akurasinya sangat rendah (Hidayat:

2009).

3. Pap Smear

Adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh Georgias

Papanikolaou, untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh

human papilomavirus. Pengambilan sampel endometrium, selanjutnya di

periksa dengan mikroskop (PA). Cara untuk mendapatkan sampel adalah

dengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction biopsy) menggunakan

suatu kanul khusus. Alat yang digunakan adalah novak, serrated novak,

kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet (Hidayat: 2009).

4. Dilatasi dan Kuretase (D&C)

Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian

hiperplasianya dikuret. Hasil kuret lalu di cek di lab Patologi.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
Memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim lewat vagina. Dilakukan

juga pengambilan sampel untuk di cek di lab Patologi (Hidayat: 2009).

5. Biopsi endometrium

Endometrial biopsi, teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel

jaringan rahim yang bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya

dilakukan pada pasien yang beresiko tinggi (Hidayat: 2009).

G. Komplikasi

1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.

2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat

menekan usus.

3. Depresi sum-sum tulang disebabkan factor penghasil sel darah merah dari

sum-sum tulang sebagai system imun. Sel darah merah berusaha untuk

menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.

4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat

menyebabkan ruptur

H. Prognosis

Lebih atau kurang 80.000 wanita didiagnosis dengan kanker pada tahun

2005 (panggul ginekologi keganasan) dan banyak kasus ini kanker rahim.

Kanker Serviks Stadium Prognosis Dari rahim Kanker sekitar 95% adalah

endometrium. kanker rahim kebanyakan terjadi pada wanita menopause dan

pada dasarnya adalah pertumbuhan sel yang abnormal di dalam rahim

(neoplasma).

Setelah masalah di diagnosis adalah perawatan yang tepat dapat dimulai.

Para gejala yang paling umum dalam kanker rahim adalah perdarahan

postmenopause dan mayoritas perempuan akan mengidentifikasi ini sebagai

tanda peringatan bahwa mereka mungkin memiliki masalah dan membutuhkan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
bantuan medis. Untungnya hanya 10% sampai 20% wanita dengan gejala

perdarahan postmenopause sebenarnya memiliki pertumbuhan ganas -

perdarahan abnormal harus dievaluasi medis tanpa penundaan seperti ini

sering hasil dalam diagnosis penyakit pada tahap pertama ketika itu berpotensi

dapat disembuhkan dan sangat diobati.

Beberapa faktor risiko kanker endometrium infertilitas (atau tidak ada

anak), estrogen dihambat, menopause terlambat, obesitas, diabetes, diet tinggi

lemak hewani, hipertensi dan terapi radiasi.

I. Penatalaksanaan

1. Medis

Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan

pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,

sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan

pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan

umum adenokarsinoma endometrium.

a. Pembedahan

Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan

rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-

ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan

sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan

akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika

ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor,

maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah

ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker

telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu

menjalani pengobatan lainnya.

b. Radioterapi

Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-

sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang

sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan

terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada

pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien

dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum

pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan

(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara

medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah

(stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca

operasi.

Radiasi adjuvan diberikan kepada :

1) Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau

invasi melebihi setengah miometrium.

2) Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.

Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri

(Prawirohardjo, 2006).

Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati

kanker endometrium :

a) Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar

untuk mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya

dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal

tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.

b) Radiasi internal (AFL): digunakan sebuah selang kecil yang

mengandung suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina

dan dibiarkan selama beberapa hari. Selama menjalani radiasi

internal, penderita dirawat di rumah sakit.

c. Kemoterapi

Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi

merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai

sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.

Tujuan Kemoterapi:

1) Membunuh sel-sel kanker.

2) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

3) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

Jenis kemoterapi:

1) Terapi adjuvant

Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau

bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang

telah bermetastase.

2) Terapi neoadjuvan

Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa

tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.

3) Kemoterapi primer

Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan

kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk

mengontrol gejalanya.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
4) Kemoterapi induksi

Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.

5) Kemoterapi kombinasi

Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

Kemoterapi pada Kanker Endometrium

Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2,

Cisplatinum 60 mg/m2 dengan

interval 3 minggu)

Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap


minggu (5-6 minggu)

Xelloda 500-1000mg/hari (oral)

Gemcitabine 300mg/m2

Paclitacel 60-80 mg/m2, setiap

minggu (5-6 minggu)

Docetaxel 20 mg/m2setiap minggu

(5-6 minggu)

Peran kemoterapi dalam pengobatan kanker endometrium sedang dalam

penelitian clinical trial fase II . Kemoterapi yang dipakai antara lain Daxorubicin,

golongan platinum, fluorouracil, siklofosfamid, ifosfamid, dan paclitaxel. Hasil

penelitian menunjukkan kanker endometrium pasca operasi yang diikuti

kemoterapi kombinasi memiliki angka survival lebih tinggi.Berikut ini

rekomendasi pemberian kemoterapi:

Karakteristik penderita Rekomendasi

Tumor stadium lanjut atau rekuren Kemoterapi

(cisplatin/doxorubicin/paclitaxel)

Tumor stadium lanjut atau rekuren Hormonal therapy (oral progestin atau

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
dengan reseptor positif dan/atau grade magestrol asetat)

1 atau 2

Tumor stadium III-IVA Operasi diikuti kemoterapi

11.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. DATA SUBYEKTIF

a. Identitas

1) Nama Ibu : Nama Suami :

2) Umur : Wanita yang menopause Umur :

secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko jika dibandingkan

sebelum usia 49 tahun.


3) Suku /bangsa :

4) Agama :

5) Pendidikan : Pendidikan dan status social ekonomi

diatas rata-rata meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium

akibat konsumsi terapi pengganti estrogen dan rendahnya paritas.

6) Pekerjaan : Pekerjaan :

7) Alamat : Alamat :

8) No Telp : No Telp :

b. Keluhan Utama

Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah

perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan

perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan

keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan

utama.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
c. Status Kesehatan

1) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Usia menarche dini (<12 tahun) berkaitan dengan

meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun tidak selalu

konsisten.

b) Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus haid

dan lebih panjang (banyak atau bercak).

c) Jumlah : lebih banyak

d) Lamanya : dapat memanjang

e) Sifat Darah : encer atau bergumpal

f) Teratur / tidak : mengalami perubahan

g) Dismenorhea : dapat terjadi

h) Fluor albus : berlebihan, berbau, purulen, bercampur darah

i) HPHT :

2) Riwayat Penyakit yang lalu

Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh ibu

khususnya penyakit ginekologi, diabetes dan hipertensi.

3) Riwayat penyakit keluarga

Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium

berisiko pada wanita yang memiliki riwayat genetik.

4) Riwayat Sosial Budaya

a) Status Emosional :

Menggali kondisi emosional ibu yang berkaitan dengan

penyakitnya.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
b) Tradisi :

Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya (merokok atau

perokok pasif), sirkumsisi.

5) Riwayat Penyakit Sekarang:

Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan

perubahan pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya

keputihan, keluhan lain yang disebabkan oleh penekanan tumor pada

vesika urinaria, uretra, ureter, rectum, pembuluh darah dan limfe.

d. Pola Fungsi kesehatan Gordon

1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan

Kanker endometrium dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik

pada daerah kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih

vagina yang mengandung zat – zat kimia juga dapat mempengaruhi

terjadinya kanker endometrium.

2) Pola istirahat dan tidur

Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat

progresivitas dari kanker endometrium gangguan pola tidur juga dapat

terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh pasien.

3) Pola Nutrisi

Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan oleh

peran nutrisi, terutama tingginya kandungan lemak hewani dalam diet.

Konsumsi sereal, kacang-kacangan, sayuran dan buah terutama yang

tinggi lutein, menurunkan risiko kanker yang memproteksi melalui

pitoestrogen.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
4) Pola Eliminasi

Pola eliminasi yang dialami oleh ibu. Apakah ibu mengalami obstipasi,

retensi urine, poliuri yang dapat disebabkan metastase sel kanker.

5) Pola kognitif – perseptual

Pada klien dengan kanker endometrium biasanya tidak terjadi

gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran,

penciuman, perabaan, pengecap.

6) Pola persepsi dan konsep diri

Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai

penyakit kanker endometrium, akibat dari persepsi yang salah dari

masyarakat. Meskipun penyakit ini tidak disebabkan dari berganti –

ganti pasangan.

7) Pola aktivitas dan latihan.

Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola

aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0=

mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain

dan alat, 4= tergantung total).

Pasien dengan kanker endometrium wajar jika mengalami perasaan

sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang akibat dari

terapi yang dijalaninya, selain itu pasien juga akan merasa sangat

lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat

melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker

endometrium sehingga harus beristirahat total.

8) Pola seksualitas dan reproduksi

Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien

selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat

melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan

setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang

berbau busuk dari vagina. Kaji Riwayat penggunana kontrasepsi

Menggali jenis dan lama kontasepsi yang digunakan (pemakaian KB

suntik 3 bulan lebih dari 6 tahun, KB IUD).

9) Pola manajemen koping stress

Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana

manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya

setelah sakit.

10) Pola peran – hubungan

Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau

lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola

peran dan hubungannya. Pasien dengan kanker endometrium harus

mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya

karena itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan pasien. Biasanya

koping keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada

yang menderita penyakit kanker endometrium.

11) Pola keyakinan dan nilai

Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai

yang diyakini.

2. DATA OBYEKTIF

a. PEMERIKSAAN UMUM

1) KU :

2) Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita

pasca menopause dengan obesitas.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
3) Denyut nadi :

4) Pernapasan :

5) Suhu :

6) Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker

endometrium. Kelebihan 13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko

sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di atas 23 kg akan

meningkatkan risiko sampai 10x lipat.

b. PEMERIKSAAN FISIK

1) Muka

Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi

2) Dada

Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).

3) Abdomen

Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya massa.

4) Genetalia

Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan, berbau amis

atau busuk, dapat bercampur darah, purulent), perdarahan.

Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller, tumor eksofitik

5) Ekstremitas

Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut/kronis

2. Gangguan citra tubuh

3. Ansietas

4. Gangguan pola tidur

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Nyeri akut/kronis NOC NIC Label >> Pain management

1. Discomfort level 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif

2. Pain level terhadap nyeri, meliputi lokasi, karasteristik,

3. Pain Control onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama nyeri, serta faktor-faktor yang dapat memicu

1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau nyeri.

terkontrol, dengan kriteria hasil: 2. Observasi tanda-tanda non verbal atau isyarat

1. Pasien tidak mengeluh nyeri dari ketidaknyamanan.

2. Pasien tidak gelisah 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik dalam

3. Wajah pasien tampak relaks mengkaji pengalaman nyeri dan

4. Pasien melaporkan nyeri terkontrol menyampaikan penerimaan terhadap respon

5. Tanda-tanda vital dalam batas normal klien terhadap nyeri.

- 4. Kaji tanda-tanda vital klien.

- 5. Kaji pengetahuan dan pengalaman klien


- terhadap nyeri klien.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
6. Diskusikan bersama klien mengenai faktor-

faktor yang dapat memperburuk nyeri klien

7. Evaluasi bersama klien dan tim medis

mengenai riwayat keefektifan intervensi nyeri

yang pernah diberikan pada klien.

8. Kontrol faktor lingkungan yang dapat

menyebabkan ketidaknyamanan, seperti suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan).

9. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri non

farmakologi, (mis: teknik terapi musik,


distraksi, guided imagery, masase dll).

10. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai

indikasi.

2 Gangguan citra tubuh NOC NIC label >>Active Listening

1. Adaptation to Physical Disability 1. Tentukan tujuan interaksi.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
2. Body Image 2. Tunjukan rasa tertarik pada pasien.

3. Coping 3. Fokus interaksi, seperti tidak menjudge.

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x24 jam 4. Gunakan interaksi berseri atau kontinu kepada

diharapkan: pasien.

1. Mengungkapkan secara verbal untuk mengatur NIC label >> Body Image Enhancement

ketidakmampuan 1. Jelaskan ekspektasi citra tubuh pasien

2. Mampu beradaptasi dari ketebatasan fungsi berdasarkan stase perkembangan.

tubuh 2. Gunakan pedoman antisipasi untuk prediksi

3. Mampu menyentuh bagian tubuh yang perubahan pada citra tubuh.

berpengaruh pada citra tubuh NIC label >> Coping Enhancement


4. Mampu mengidentifikasi pola koping yang 1. Gunakan pendekatan yang tenang.

efektif 2. Sediakan atmosfer penerimaan.

5. Melaporkan penurunan stress 3. Bantu pasien untuk identifikasi informasi yang

6. Melaporkan peningkatan kenyamanan didapat padanya.

psikologi 4. Kurangi stimulasi lingkungan yang dapat

mengakibatkan misinterpretasi perawatan.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
5. Evaluasi kemampuan pasien dalam mengambil

keputusan.

NIC label >> Emotional Support

1. Diskusi dengan pasien tentang pengalaman

emosinya.

2. Buat pernyataan suportif dan empati.

3. Identifikasi kemarahan dan frustasi pasien.

4. Sediakan asisten dalam membuat keputusan.

3 Ansietas NOC NIC label >> Anxiety Reduction

1. Anxiety self-control 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Anxiety level 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

3. Coping pelaku pasien

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

1x24 jam diharapkan ansietas berkurang, dengan dirasakan selama prosedur

kriteria hasil: 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan dan mengurangi takut

mengungkapkan gejala cemas 5. Dorong keluarga untuk menemani pasien

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 6. Dengarkan dengan penuh perhatian

menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas 7. Instruksikan pasien untu menggunakan teknik

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal relaksasi yaitu teknik napas dalam atau

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh imajinasi terbimbing

dan tingkat aktivitas menunjukkan 8. Dorong pasien untuk mengungkapkan

berkurangnya kecemasan perasaan, ketakutan, persepsi

9. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

NIC label >> Relaxation Therapy


1. Jelaskan alasan untuk mengenal relaksasi,

manfaat, batas dan jenis relaksasi yang

tersedia

2. Menciptakan lingkungan yang tenang, dengan

cahaya redup dan suhu senyaman mungkin

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
4 Gangguan pola tidur NOC NIC label >> Sleep Enhancement

1. Rest : Extern and Pattern 1. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola

2. Sleep : Extern and Pattern tidur

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

1x24 jam diharapkan gangguan pola tidur 3. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas

berkurang, dengan kriteria hasil: sebelum tidur

1. Jumlah jam tidur dalam batas normal 4. Ciptakan lingkungan yang yaman

2. Pola tidur dan kualitas tidur dalam batas 5. Kolaborasi pemberian obat tidur

normal

3. Perasaan rileks sesudah tidur/istirahat


4. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang

meningkatkan tidur

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek M.Gloria, dkk. 2013. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition
5. United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.

Brunner and Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3.

Jakarta : EGC

Corwin, Elizabeth. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Doengoes, Marylynn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :

EGC

Guyton and Hall. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC

Hamilton, Persis. 1995. Dasar - Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6. Jakarta :

EGC

Isdaryanto. 2010. Tanda-Tanda Kanker Endometrium | Gejala Kanker Mulut

Rahim. http://www.isdaryanto.com/cara-mencegah-kanker-endometrium.

[Akses: 25 Februari 2018]

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Jakarta : Media

Ausculapius

Morhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America:

Mosby Elseveir Acadamic Press.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.


Price, Sylvia. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6,

Volume 2. Jakarta : EGC

Robbins. 1999. Dasar Patologi Penyakit Edisi 5. Jakarta : EGC

Sjaifoellah Noer. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta : FKUI

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk. XIII


Samranah, S.Kep (70900117012)

Das könnte Ihnen auch gefallen