Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENELITIAN
MUTU PELAYANAN FARMASI UNTUK KEPUASAN PASIEN
RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
SWASTA
Yulyuswarni*
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu
pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke
paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan farmasi yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan di
rumah sakit swasta X di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik (survey research
method) kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel diambil secara kuota sampling. Analisis data secara
univariat, bivariat dan multivariat menggunakan uji Chi Square pada tingkat kesalahan 5% dan logistik regresi
pada tingkat kesalahan 5%.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara dimensi mutu pelayanan farmasi
dengan kepuasan pasien rawat jalan yaitu dimensi tangibles (bukti fisik) (p-value=0,001), reliability
(kehandalan) (p-value=0,004), responsiveness (daya tanggap) (p-value= 0,000), assurance (jaminan) (p-value=
0,005). Dimensi mutu bukti fisik paling dominan (OR=4,024) berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien
rawat jalan.
[110]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi dengan logistik regresi pada tingkat
layanan kesehatan, dan sekaligus kesalahan 5%.
diinginkan oleh pasien/konsumen ataupun
masyarakat serta terjangkau oleh daya beli HASIL
masyarakat (Pohan, 2007). Menurut
Parasuraman dalam Lupiyoadi (2006) Analisa Univariat
terdapat lima dimensi mutu
pelayanan/kualitas jasa yang dikenal Tabel 1: Distribusi Frekuensi Dimensi
dengan model Servqual (Service Quality) Mutu Pelayanan Farmasi
yang dikaitkan dengan kepuasan konsumen
yaitu berwujud/bukti fisik (tangibles), Dimensi Mutu Pelayanan f %
keandalan (reliability), ketanggapan Bukti Fisik (tangibles)
(responsiveness), kepastian (assurance), Baik 62 57,4
Tidak Baik 46 42,6
dan empati (empaty). Total 108 100
Rumah Sakit X adalah rumah sakit Keandalan (reliability)
Swasta tipe B yang sedang maju dan Baik 43 39,8
berkembang pesat di Bandar Lampung. Tidak Baik 65 60,2
Berdasarkan beberapa masukan pasien Total 108 100
melalui kotak saran terdapat masukan Ketanggapan (responsivenes)
Baik
untuk instalasi farmasi terkait waktu 49 45,4
tunggu pelayanan obat yang dinilai pasien Tidak Baik 39 54,6
cukup lama, harga obat mahal, jumlah Total 108 100
Keyakinan (Assurance)
petugas apotek kurang. Data pra survey Baik 39 36,1
menunjukkan tingginya resep pasien rawat Tidak Baik 69 63,9
jalan yang tidak terlayani oleh Instalasi Total 108 100
Farmasi yang dapat mengakibatkan Empati (Emphaty)
ketidakpuasan pasien. Penelitian ini Baik 39 36,1
bertujuan untuk mengetahui variabel mutu Tidak Baik 69 63,9
pelayanan farmasi yang paling dominan Total 108 100
Kepuasan Pasien
berpengaruh terhadap kepuasan pasien
Puas 46 42,6
rawat jalan di instalasi farmasi rumah sakit Tidak Puas 62 57,4
X di Bandar Lampung tahun 2011. Total 108 100
METODE
Dimensi mutu pelayanan farmasi
Metode penelitian ini adalah metode bukti fisik (tangibles) dirasakan responden
survey analitik (survey research method) baik adalah 57,4%. Responden dalam
kuantitatif dengan desain cross sectional. menilai keandalan (reliability) tidak baik
Populasi penelitian adalah semua pasien sebanyak 60.2 %, lebih banyak
dari unit rawat jalan dari poliklinik umum dibandingkan baik yaitu 39.8% sedangkan
dan spesialis rumah sakit swasta X ketanggapan tidak baik lebih banyak
dan/atau keluarganya yang mendapatkan daripada baik yaitu 54,6%, keyakinan
pelayanan farmasi di Instalasi Farmasi. tidak baik sebanyak 63,9 % dan empati
Sampel diambil dengan metode kuota (emphaty) tidak baik juga 63.9% lebih
sampling sebanyak 108 pasien. banyak dibandingkan baik. Responden
Pengumpulan data menggunakan lebih banyak menyatakan tidak puas
kuesioner, dengan pertanyaan tertutup. (57,4%) terhadap mutu pelayanan di
Data dianalisis secara univariat, bivariat Instalasi Farmasi dibandingkan dengan
dengan menggunakan uji Chi Square pada yang menyatakan puas (42,6%).
tingkat kesalahan 5% dan multivariate
[111]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[112]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[113]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
Hermanto (2010) yang menyatakan ketersediaan sarana fisik yang baik akan
terdapat hubungan yang signifikan antara mempengaruhi kepuasan pasien sebesar
jaminan/kepastian dengan kepuasan pasien 4,024 kali untuk puas terhadap pelayanan
di rumah sakit. Dari hasil penelitian 63,9 Instalasi Farmasi dibandingkan dengan
% responden menilai dimensi mutu kesediaan sarana fisik (tangibles) yang
jaminan/ kepastian tidak baik. Tampak tidak baik setelah dikontrol oleh faktor
disini pasien, membutuhkan petugas keandalan (reliability), daya tanggap
farmasi yang memiliki keterampilan yang pegawai (responsivenes),
tinggi, sopan, ramah, dan dapat jaminan/kepastian (assurance), dan empati
memberikan konseling pasien sehingga pegawai (empaty).
meningkatkan pengetahuan dan Hal senada disampaikan Ifmaily
pemahaman pasien dalam penggunaan obat (2006) yang menyatakan penampilan fisik
yang akhirnya akan meningkatkan IFRS ternyata berhubungan secara
kepatuhan pasien dalam menggunakan bermakna terhadap minat beli obat ulang di
obat. instalasi farmasi RS Ibnu Sina Padang.
Demikian juga Samosir (2009)
Hubungan dimensi empati dengan menyatakan bukti fisik merupakan variabel
kepuasan pasien mutu pelayanan yang paling dominan
mempengaruhi pemanfaatan instalasi
Empati (empathy) adalah kesediaan farmasi di RS. Pandan Medan. Dahlan
untuk peduli dan memberikan perhatian (2006) dalam penelitiannya menyebutkan
pribadi kepada pengguna jasa. Pelayanan terdapat hubungan yang positif dan
yang empatik sangat memerlukan signifikan antara kondisi lingkungan
sentuhan/perasaan pribadi. Dimensi empati dengan kepuasan pasien.
adalah dimensi yang memberikan peluang
besar untuk menciptakan pelayanan yang KESIMPULAN
“surprise” yaitu sesuatu yang tidak
diharapkan pengguna jasa tetapi ternyata Ada hubungan signifikan antara 5
diberikan oleh penyedia jasa. Hasil uji dimensi mutu yaitu sarana fisik (tangibles)
statistik diperoleh p-value sebesar 0,005 yang tidak baik setelah dikontrol oleh
yang artinya ada hubungan yang signifikan faktor keandalan (reliability), daya tanggap
antara dimensi empati pegawai terhadap pegawai (responsivines), jaminan/
kepuasan pasien. kepastian (assurance), dan empati pegawai
Hasil penelitian ini sesuai dengan (empaty) dengan kepuasan pasien rawat
penelitian Purwastuti (2005) dan Samosir jalan di rumah sakit swasta X di Bandar
(2009) yang menyatakan bahwa empati Lmapung tahun 2011
petugas farmasi memiliki hubungan yang Variabel dimensi bukti fisik paling
signifikan terhadap kepuasan pasien dan dominan (OR=4,024) berhubungan
akan meningkatkan pemanfaatan instalasi dengan kepuasan pasien rawat jalan yang
farmasi. Demikian juga Dahlan (2006) dan mendapatkan pelayanan farmasi di
Hermanto (2010) menyatakan bahwa instalasi farmasi Rumah Sakit.
empati petugas memiliki hubungan yang Disarankan bagi rumah sakit X hasil
signifikan terhadap kepuasan pasien di penelitian ini kiranya dapat menjadi
rumah sakit. masukan dalam merumuskan kebijakan
Hasil analisa multivariat dengan dan strategi peningkatan mutu pelayanan
menggunakan regresi logistik didapatkan farmasi terutama dimensi bukti fisik yang
variabel yang paling dominan merupakan variabel paling dominan
mempengaruhi kepuasan pasien rawat berhubungan dengan kepuasan pasien.
jalan adalah dimensi bukti fisik (tangibles). Peningkatan sarana fisik seperti kebersihan
Besarnya pengaruh tersebut adalah dan kenyamanan ruang tunggu,
sebesar 4,024 yang artinya peluang ketersediaan peralatan penunjang,
[114]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
[115]