Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1 Maret 2009
ABSTRACT
Chronic Renal Failure (CRF) patient who had routine Haemodialisis (HD) usually
experiencing the over volume extracellular fluid because degradation of kidney`s ability to
excreting fluid. Patient obidience to intake less fluid is the top priority for Nursing diagnosis on
HD nurse to give the best medical servise. dominant factor that influencing patien`s obedience
is not positively understandable yet. It might influenced by any other factors.
The aim of this study is to analyze influencing patient compliance factors toward fluid
intake for chronic renal failure patients who undergo hemodialisis at Margono Soekardjo
Hospital of Purwokerto Analytic descriptive with cross-sectional design was used in this study.
Data collected by closed ended questioners to the target subjects (routine HD patient) at
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto on September-October 2008.
The result show that age, length of hemodialisis, education, nurses involvement,
family patient involvement, self concept, knowledge level have significant level at, p= 0,100,
0,074, 0,000, , 0,000, 0,000, 0,016 and 0.001 respectively. There are five factors (education,
nurses involvement, family patient involvement, and knowledge level) that have significant
factor toward fluid intake. Meanwhile, two factors have no significant factor toward fluid intake
as age, and length of f hemodialisis
20
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
21
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Nopember 2009
Pada penelitian ini didapat hasil uji sementara pada penderita yang tidak
analisis bivariate menggunakan Chi- patuh dipandang sebagai seorang yang
Square antara usia yang patuh dengan lalai lebih mengalami depresi, ansietas,
usia yang tidak patuh dengan nilai (sig) sangat memperhatikan kecemasannya ,
atau þ= 0,100 berarti tidak ada pengaruh dan memiliki keyakinan ego yang lebih
antara usia pasien dengan kepatuhan lemah ditandai dengan kekurangan dalam
dalam mengurangi asupan cairan. Hal ini hal pengendalian diri sendiri dan
dikarenakan baik pada penderita yang kurangnya penguasaan terhadap
patuh maupun yang tidak patuh memiliki lingkungan, dan bukan hanya karena
faktor yang lebih dominan dalam pengaruh tingkat usia penderita.
mempengaruhi kepatuhan asupan cairan. Hasil ini didukung oleh pendapat
Ketaatan merupakan suatu hal yang Dunbar & Waszak (1990) yang
menetap dan bersifat problematis, usia menunjukkan bahwa ketaatan terhadap
merupakan lamanya individu menjalani aturan pengobatan pada anak-anak dan
kehidupan. Pada usia yang lebih tua remaja merupakan persoalan yang sama
belum tentu akan lebih mengetahui bila dengan ketaatan pada pasien dewasa
tidak ditunjang dengan pengetahuan dan (Niven, N, 2002).
pengalaman yang pernah dialami,
2. Faktor Pendidikan
Tabel 6: Kepatuhan responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Pendidikan Patuh Tidak patuh
N % N %
Dasar 1 3 16 100
Lanjut 34 97 0 0
T otal 35 100 16 100
Sumber: Data Primer.
Hasil uji analisis antara yang mudah mengerti tentang apa yang
patuh dengan yang tidak patuh dengan dianjurkan oleh petugas kesehatan, akan
nilai ( sig) atau þ= 0,000 berarti ada dapat mengurangi kecemasan sehingga
pengaruh antara pendidikan pada pasien dapat membantu individu tersebut dalam
dengan kepatuhan. Pada penderita yang membuat keputusan. Hasil penelitian ini
memiliki pendidikan lebih tinggi akan didukung dengan teori dimana
mempunyai pengetahuan yang lebih luas pengetahuan atau kognitif merupakan
juga memungkinkan pasien itu dapat domain yang sangat penting untuk
mengontrol dirinya dalam mengatasi terbentuknya suatu tindakan, perilaku
masalah yang di hadapi, mempunyai rasa yang didasari pengetahuan akan lebih
percaya diri yang tinggi, berpengalaman, langgeng daripada yang tidak didasari
dan mempunyai perkiraan yang tepat pengetahuan (Notoatmodjo, S. 1985).
bagaimana mengatasi kejadian serta
3. Faktor lama menjalani HD
Tabel 7: Kepatuhan responden berdasarkan tingkat lama menjalani HD.
Lama HD Patuh Tidak patuh
N % N %
<6 11 31,4 10 62,5
>6 24 68,6 6 37,5
T otal 35 100 16 100
Sumber: Data Primer.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Nopember 2009
Hasil uji analisis antara besar dari 0,05 yang berarti tidak ada
yang patuh dengan yang tidak patuh pengaruh antara lama menjalani HD
dengan nilai ( sig) atau þ= 0,074 lebih dengan kepatuhan.
24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
masalah yang di hadapi, mempunyai terhadap faktor-faktor apa saja yang dapat
rasa percaya diri yang tinggi, mempengaruhi kepatuhan, dengan
berpengalaman, dan mempunyai observasi langsung oleh peneliti sehingga
perkiraan yang tepat bagaimana mendapatkan data yang lebih akurat.
mengatasi kejadian serta mudah
mengerti tentang apa yang dianjurkan DAFTAR PUSTAKA
oleh petugas kesehatan, akan dapat Sidabutar, 1983, Gagal ginjal Kronik: Ilmu
mengurangi kecemasan sehingga Penyakit Dalam, Jilid II, Buku
dapat membantu individu tersebut Kedokteran, EGC, Jakarta.
dalam membuat keputusan. Hasil Susalit, E, 2003, disampaikan dalam
penelitian ini didukung dengan teori Simposium Nasional
dimana pengetahuan atau kognitif Keperawatan Ginjal dan
merupakan domain yang sangat Hipertensi, Audotorium RSPAD
penting untuk terbentuknya suatu Gatot Subroto, Jakarta.
tindakan, perilaku yang didasari Kresnawan, T, 2001, Pengatur Makanan
pengetahuan akan lebih langgeng (Diet) Pada Pasien Gagal Ginjal
daripada yang tidak didasari Kronik yang Menjalani
pengetahuan (Notoatmodjo, S. 1985). Hemodialisa dengan terapi
Konservatif dan terapi Pengganti,
SIMPULAN DAN SARAN Instalasi gizi, RSCM, Jakarta.
Ada beberapa kesimpulan yang Ikaristi, S, 2003, Kepatuhan Diet dan
dapat ditarik dari penelitian faktor-faktor Kualitas Hidup penderita gagal
yang mempengaruhi kepatuhan dalam ginjal Kronik yang dilakukan terapi
mengurangi asupan cairan yaitu faktor Hemodialisa di Rumah sakit Panti
usia dan Lama menjalani terapi HD tidak Rapih, Skripsi, PSIK Fakultas
mempengaruhi kepatuhan dalam Kedokteran UGM, Yogyakarta.
mengurangi asupan cairan. Sedangkan Niven, N, 2002, Psikologi Kesehatan, Edisi
faktor pendidikan, konsep diri, II, Buku Kedokteran EGC,
pengetahuan pasien, keterlibatan tenaga Jakarta.
kesehatan dan keterlibatan keluarga Notoatmodjo, S. 1985, Pengantar ilmu
mempengaruhi kepatuhan dalam perilaku Kesehatan, Badan
mengurangi asupan cairan. Penerbit Kesehatan Masyasrakat,
Perlu memperhatikan faktor-faktor Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang mempengaruhi kepatuhan dalam Universitas Indonesia, Jakarta.
memberikan asuhan keperawatan, Kubler-Ross, E, 1998, on Death and Dying
diantaranya faktor Pendidikan, keterlibatan (Kematian sebagai Bagian
keluarga dan juga keterlibatan tenaga Kehidupan), PT. Gramedia
kesehatan yang merupakan usaha Pustaka Utama, Jakarta.
perawat dalam memotivasi pasien supaya Notoatmodjo S. 2002. Metode penelitian
termotivasi untuk mengikuti anjuran. Perlu Kesehatan. Rhineka Cipta, Jakarta.
adanya penelitian yang lebih lanjut
25
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
ABSTRACT
Hiperuricemia is one of strong predictor to the cardiovascular mortality. Hiperuricemia
was caused by high purin synthetic because of not in orderly diet and interference of uric acid
excretion process. Several factors are predict associate with uric acid level increased. This
research aimed to know several factors that influence uric acid level in office workers in
Karang Turi countryside, Bumiayu subdistric, Brebes Regency.The correlation between the
factors and uric acid level use analitic method with cross sectional. 50 people were taken as the
sample. Conclusion: the purin consumption, alkohol consumption, activity and age were not
related with uric acid level in office worker in Karang Turi Countryside, Bumiayu Subdistric,
Brebes Regency.
26
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
Menurut data yang diperoleh dari ginjal. Sedangkan Krisnatuti dkk (1997)
Rumah Sakit Nasional Cipto mengatakan salah satu penyebab yang
Mangunkusumo, Jakarta, penderita penyakit mempengaruhi kadar asam urat adalah
gout dari tahun ketahun semakin meningkat olah raga atau aktivitas fisik. Peningkatan
dan terjadi kecenderungan diderita pada kadar asam urat dalam darah Selain
usia yang semakin muda. Hal ini tebukti menyebabkan gout, peningkatan kadar
dengan hasil rekam medik RSCM pada asam urat dalam darah atau hiperuricemia
tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu menurut suatu penelitian merupakan salah
pada tahun 1993 tercatat 18 kasus, pria 13 prediktor kuat terhadap kematian karena
kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus umur 2- kerusakan kardiovaskuler. Angka kejadian
25 tahun, 12 kasus umur 30-50 tahu, dan 5 kadar asam urat yang meningkat inilah yang
kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 menjadi alasan mengapa penulis merasa
jumlah kasus yang tercatat adalah 46 kasus, tertarik untuk melakukan penelitian lebih
37 pria dan 9 wanita ( 2 kasus umur 2-25 lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah
tahun, 40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 yang mempengaruhi kadar asam urat pada
kasus umur > 65 tahun.( Krisnatuti at al, masyarakat khususnya pekerja kantoran di
1997). Jadi prevalensi kejadian gout lebih Desa karang Turi, Kecamatan Bumiayu,
banyak terjadi antara umur 30-50 tahun. Kabupaten Brebes.
Sedangkan di Bumiayu pada bulan
Januari sampai Maret 2008 tercatat 220 METODE PENELITIAN
orang yang memeriksakan kadar asam Desain penelitian ini adalah
uratnya dan dari seluruh pemeriksaan penelitian analitik kuantitatif dengan
ditemukan sekitar 52 orang atau 22,8% menggunakan rancangan penelitian
mengalami kadar asam urat diatas normal. Cross_Sectional, yaitu melakukan
Kemudian bulan Mei sampai Juli 2008 pengukuran atau pengamatan pada saat
tercatat 121 orang yang memeriksakan yang bersamaan atau sekali waktu, (Aziz,
kadar asam uratnya dan dari semua 2003). Dalam hal ini peneliti melakukan
pemeriksaan ditemukan 36 orang atau pengukuran kadar asam urat pada tenaga
29,75% yang mengalami kadar asam urat kerja kantor di Desa karang Turi,
diatas normal. Dari data tersebut didapat Kecamatan Bumiayu, Kabupaten
bahwa selama kurun waktu 3-4 bulan Brebes.Populasi dalam penelitian ini adalah
ditemukan kenaikan pemeriksaan kadar PNS yang berdomisili di desa Karangturi,
asam urat dengan hasil diatas normal kecamata Bumiayu, Kabupaten Brebes.
sebesar 6,95%. (Data terolah puskesmas Jumlah populasi PNS di desa karang turi
kecamatan Bumiayu, 2008). Jika ditilik dari diketahui kurang lebih 200 orang.
hasil pemeriksaan laboratorium diatas maka Pengambilan sampel dilakukan secara
kemungkinan masyarakat terkena penyakit purposive sample dengan besar sampel 50
asam uratpun semakin meningkat. Hal ini orang dengan kriteria pria berumur 30 – 60
disebabkan oleh beberapa faktor yang bisa tahun, bukan penderita obesitas dan tidak
mempengaruhi peningkatan kadar asam menderita penyakit (Gout, riwayat
urat. hipertensi, gangguan ginjal, gangguan usus,
Menurut tim vitahealth (2004) faktor penyakit jantung paru dan kanker), berada
risiko yang menyebabkan orang terserang ditempat saat penelitian dan bersedia
penyakit asam urat adalah usia, asupan menjadi responden.
senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol Kadar asam urat adalah jumlah
berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi kadar asam urat dalam darah setelah
dan penyakit jantung, obat-obatan tertentu dihitung dengan menggunakan AU Sure
(terutama diuretika) dan gangguan fungsi digital asam urat dl yang dinyatakan dalam
27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
satuan mg/dl. Dibagi kedalam dua kategori umur kurang dari 50 tahun yang mewakili
yaitu hiperuricemia (pemeriksaan golongan muda. Kedua umur diatas 50
menunjukan hasil diatas 7,2) dan kategori tahun yang mewakili golongan tua.
dalam batasa normal ( pemeriksaan Konsumsi alkohol adalah asupan alkohol
menunjukan hasil 5.0 – 7,2) Konsumsi purin yang dikonsumsi oleh responden. Dibagi
adalah konsumsi makan yang dimakan kedalam dua kategori yaitu mengkonsumsi
setiap hari dalam hal ini makanan yang alkohol dan tidak mengkonsumsi alkohol.
mengandung purin tinggi ( contoh: seafood, Analisis data menggunakan analisa
daging, jerohan, emping, durian, alpukat, univariate ini untuk mengetahui gambaran
mentega/gorengan) Aktivitas adalah semua atau deskripsi dan analisa bivariate adalah
kegiatan yang memerlukan kerja otot. untuk melihat hubungan antara 2 variabel.
Aktivitas dibagi kedalam dua kategori yaitu Analisa yang digunakan koefisien
aktivitas berat (melakukan semua aktivitas kontingensi dengan kriteria nilai p untuk
dari menulis, mengajar, bertani, olah melihat signifikasi hubungan melalui
raga/fitness) dan aktivitas sedang program SPSS Jika nilai p < 0,05 dianggap
(melakukan aktivitas menulis, baca koran, hubungan yang ada signifikan atau
membersihkan rumah, dan mengajar tanpa bermakna, sedangkan untuk nilai p > 0,05
bertani dan olah raga/fitness) Umur adalah dianggap hubungan tidak signifikan atau
lama hidup yang dijalani oleh responden tidak bermakna.
sampai dengan penelitian ini dilakukan.
Umur dibagi kedalam dua kategori, pertama
HASIL DAN BAHASAN
Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat pada
pekerja kantor di Desa Karang Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.
Variabel Asam urat X2 X P value
Normal (%) Hiperuricemia (%) Hitung T abel
Umur
< 50 tahun 9 (45) 15 (50) 0,120 3,481 0,729
≥ 50 tahun 11 (55) 15 (50)
Konsumsi purin
Tinggi 14 (70) 27 (90) 3,252 3,481 0,071
Rendah 6 (30) 3 (10)
Aktivitas
Rendah-berat 11 (55) 16 (53,3) 0,013 3,481 0,908
Rendah-sedang 9 (45) 14 (46,7)
Kons. Alkohol
mengkonsumsi 2 (10) 9 (30) 2,797 3,481 0,094
Tidak 18 (90) 21(70)
1. Hubungan Usia dengan kadar asam urat normal dan 15 orang (30%)
urat mengalami hiperuricemia. Dari 26
Dari 50 responden, jumlah responden yang berumur lebih dari 50
responden yang berusia dibawah 50 tahun terdapat 11 orang (22%)
tahun adalah 24 orang (48%) dan berkadar asam urat normal dan 15
responden yang berusia ≥ 50 tahun orang (30%) mengalami hiperuricemia..
adalah 26 orang (52%). Kemudian dari Kemudian analisis bivariat menunjukan
24 orang yang berusia kurang dari 50 variabel umur terhadap kadar asam
tahun, 9 orang (18 %) berkadar asam urat mempunyai nilai P =0,279 , hal ini
28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
menurunkan kadar asam urat dalam asan laktat dalam darah akan
darah. konsumsi buah-buahan yang menyebabkan penurunan pengeluaran
pada umumnya mengandung air dan asam urat oleh ginjal. kenaikan kadar
sedikit bahkan tidak mengandung purin asam laktat tidak dapat diukur secara
juga berpengaruh terhadap kadar asam pasti karena kita tidak bisa memastikan
urat dalam darah (Vitahealth, 2004). kapan otot-otot tubuh berkontraksi
4. Hubungan aktivitas dengan kadar secara anaerob. Hal inilah yang
asam urat mungkin menyebabkan ativitas tidak
Analisis univariat menunjukan dari berpengaruh signifikan terhadap kadar
30 responden yang berkadar asam urat asam urat dalam darah. Mayoritas
diatas normal 16 responden (53,3%) responden mengaku melakukan
melakukan aktivitas rendah, sedang aktivitas berat tetapi tidak tentu
dan berat dan 14 responden (46,7%) frekuensinya, sebagian mengakui rutin
hanya melakukan aktivitas rendah dan melakukan olah raga dan fitness tetapi
sedang. Kemudian dari analisis bivariat tidak dilakukan setiap hari.
dengan chi square didapatkan hasil
variable aktivitas mempunyai nilai P = SIMPULAN DAN SARAN
0,908. Hal ini menunjukan bahwa Mayoritas pekerja kantor (60%)
aktivitas tidak berpengaruh secara mengalami hiperuricemia kemudiantidak
signifikan terhadap kadar asam urat ada hubungan antara intake purin,
pada pekerja kentor di desa Karang konsumsi alcohol, aktivitasa dan umur
Turi Kecamatan Bumiayu Kabupaten dengan kadar asam urat pada pekerja
Brebes. kantor di desa Karang Turi Kecamatan
Aktivitas yang dilakukan oleh Bumiayu Kabupaten Brebes.
manusia erat kaitanya dengan kadar Bagi tenaga kesehatan yang
asam urat yang terdapat dalam darah. bekerja di Puskesmas hendaknya selalu
Beberapa pendapat menyatakan memberikan pelayanan pada penderita
bahwa aktivitas yang berat dapat penyakit asam urat dan melakukan promosi
memperberat penyakit gout atau kesehatan khususnya tentang asam urat
penyakit asam urat yang ditandai dengan media-media yang mudah difahami
dengan peningkatan kadar asam urat oleh masyarakat. Walaupun pada penelitian
dalam darah. Olah raga atau gerakan ini tidak terdapat hubungan antara konsumsi
fisik akan menyebabkan peningkatan purin, konsumsi alkohol, aktivitas dan umur
kadar asam laktat. Meningkatnya kadar dengan kadar asam urat, peneliti
asam laktat dalam darah maka menyarankan kepada masyarakat beberapa
pengeluaran asam urat mengalami hal yang berkaitan dengan asam urat, yaitu
penurunan sehingga kandungan asam kurangi konsumsi daging, jeroan dan
urat dalam tubuh meningkat. Hal ini seafood untuk menurunkan kadar asam
diperkuat dengan pendapat dari urat, perbanyaklah minum air putih dan
Mayers (2003) yang mengatakan mengkonsumsi buah-buahan yang
bahwa asam laktat terbentuk dari mengandung cairan dan konsumsi
proses glikolisis yang terjadi di otot. karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
Jika otot berkontraksi didalam media ubi jalar dan lain-lain untuk menurunkan
anaerob, yaitu media yang tidak kadar asam urat dan hindari stress dan
memiliki oksigen maka glikogen yang berolah raga ringan yang teratur untuk
menjadi produk akhir glikolisis akan menurunkan kadar asam urat.
menghilang dan muncul laktat sebagai
produksi akhir utama. Peningkatan
30
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4 No.1 Maret 2009
31