Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
g. Anamnesis System:
System Keterangan
Kepala dan leher Tidak ada keluhan
Kardiovakuler Dalam batas normal
Respirasi Tidak ada keluhan
Gastrointestinalis Dalam batas normal
Urogenital Dalam batas normal. BAK
terkontrol
Musculoskeletal Pasien merasakan nyeri pada
lutut, siku dan bahu kanan.
Adanya keterbatasan gerak,
penurunan kekuatan otot
tubuh sebelah kanan ,
spasme pada pada bahu
kanan
Nervorum Pasien merasakan
kesemutan pada tubuh
kanan
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:4
0 4 10
3) Pemeriksaan Spastisitas dengan menggunakan Skala Asworth
Anggota Gerak Atas Anggota Gerak
Bawah
shoulder Fleksi 1 Hip Fleksi 1
Ekstensi 1 Ekstensi 1
Abduksi 1 Abduksi 1
Adduksi 1 Adduksi 1
Elbow Fleksi 1 Knee Fleksi 1
Ekstensi 1 Ekstensi 1
Pronasi 1 Ankle Dorsi 1
fleksi
Supinasi 1 Plantar 1
fleksi
fleksi
Palmar 1 Eversi 1
fleksi
Ulnar 1
deviasi
Radial 1
deviasi
Keterangan :
0 :Tidak ada peningkatan tonus otot.
1 :Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
terasatahanan minimal (catch and release) pada akhir ROM
pada waktu sendi digerakkan fleksi ekstensi.
1+ :Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti dengan
adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara
umum sendi tetap mudah digerakkan.
2 :Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian
besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan.
3 :Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit
dilakukan.
4 : sendi atau ekstremitas kaku atau rigid pada gerakan fleksi
atau ekstensi.
4) Pemeriksaan Keseimbangan
Pastor’s test
a) Mengukur kemampuan mempertimbangkan atau
mempertahankan balance terhadap gangguan eksternal.
b) Procedure : pasien berdiri, mata terbuka berikan dorongan
mendadak kebelakang
c) Penilaian
0 : Tetap tegak tanpa melangkah
1 : Tegak kembali, satu langkah kebelakang (tanpa bantuan)
2: Tegak kembali 2 langkah atau lebih kebelakang (tanpa
bantuan)
3 : Tegak kembali beberapa langkah kebelakang dengan
bantuan
4 : jatuh kebelakang tanpa mencoba melangkah.
d) Hasil test dari pasien dilaporkan hasil
Saat pemeriksaan pastor’s test atau memberikan
dorongan mendadak kebelakang dengn posisi pasien
berdiri, saat pemeriksaan berlangsung pasien tegak kembali
2 langkah atau lebih ke belakang.
e) Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT
j. Diagnosa Fisioterapi:
1) Impairtment :
a) Adanya kelemahan otot pada anggota tubuh sebelah kanan
b) Adanya rasa kesemutan pada anggota tubuh sebelah kanan
c) Adanya penurunan LGS pada AGA dan AGB sebelah kanan
d) Adanya nyeri gerak pada AGA terutama pada bahu dan
siku , AGB pada lutut sebelah kanan
2) Fungtional Limitation:
Pasien belum mampu melakukan jongkok ke berdiri
3) Disability:
Pasien belum mampu melakukan akitivitas social dan
berinteraksi dengan lingkungan. Seperti gangguan dalam
melakukan aktivitas pertemuan RT,kerja bakti dan bekerja.
k. Program / Rencana Fisioterapi:
1) Tujuan
a) Jangka pendek:
(a) Mengurangi nyeri gerak pada AGA dan AGB
(b) Meningkatkan LGS dan Kekuatan otot pada AGA dan AGB
(c) Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan
(d) Menghambat spastisitas
b) Jangka panjang:
(a) Meneruskan program jangka pendek
(b) Meningkatkan aktivitas fisik dan kemampuan funsional
secara mandiri
2) Tindakan Fisioterapi :
a) Teknologi Fisioterapi:
(1) Infra Red (IR)
(2) Short Wave Diathermy (SWD)
(3) Exercise
b) Edukasi :
Saat dirumah pasien disuruh menggerakakan setiap
persendiaan bisa gerakan menekuk dan meluruskan sesuia
yang sudah diajarkan oleh terapis. Jika tubuh yang sakit
tidak mampu bergerak secara mandiri bisa dibantu degan
menggunakan tubuh yang tidak sakit.
3) Rencana Evaluasi:
a) Nyeri dengan VAS
b) LGS dengan goniometer
c) Kekuatan otot dengan MMT
d) Pemeriksaan spesifik dengan protektif dan reflek fisiologis.
l. Underlying process (clinical reasoning)
m. Prognosis :
1) Quo Ad Vitam : Baik.
2) Quo Ad Sanam : Baik.
3) Quo Ad Fungtionam : Baik.
4) Quo Ad Cosmeticam : Baik.
n. Pelaksanaan fisioterapi :
Terapi 1, tanggal 21 juli 2016
1) Infra Red
a) Persiapan alat Infra Red:
b) Persiapan pasien:
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed dengan nyaman.
Setelah itu terpis memberikan penjelasan mengenai rasa
yang ditimbulka oleh sinar Infra Red adalah hangat.
c) Penatalaksanaan terapi:
Arahkan alat IR pada setiap persendiaan sebelah kanan,
dengan sinar IR tegak lurus,setaiap persendian 5 menit dan
jarak 30 cm,dan nyalakan setiap 5 menit sekali dilakukan
kontrol kepanasan atau tidak, setelah selesai matikan alat
dan rapikan alat Infra Red.
2) Short Wave Diathermy (SWD)
a) Persiapan alat:
Menyiapkan alat, cek alat, cek kabel, sek stopk kontak, cek
pada handuk dan alat fiksasi.Pemanasan alat 5 menit.
b) Persiapan pasien:
Posisi pasien tidur terlentang di atas bed dengan nyaman,
berikan penjelasan mengenai rasa yang ditimbulkan oleh
SWD dan tes sensibiltas denga memberika tes atau
sntuhan panas dan dingin.
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:4
0 4 10
T4 :
Nyeri diam: 0
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:3
0 3 10
2) ROM pada AGA dan AGB
AGA ROM T1 21 juli T4 30
aktif 2016 juli 206
Bidang Region Dekstra Dextra
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut catatan rekam medis Pasien bernama Tn S
berusia 51 tahun dengan alamat di banjarsari rt 04 rw 05
reksosari, suruh. Sembilan yang lalu pasien mengalami
kecelakaan, pasien dibawa kerumah sakit RSUD SALATIGA.
Ternyata ada pendarahan di kepalanya . pasien dirawat
dirumah sakit selama 5 hari dan pasien merasakan tubuh
sebelah kananya sulit dan berat untuk digerakan. Setelah itu
pasien dirujuk untuk melakukan tindakan fisioterapi tiga
kali seminggu.
Pasien mendapatkan perawatan dengan medika
mentosa dan intervensi fisioterapi. Pada hari pertama
terapi, intervensi fisioterapi untuk menjaga fisiologis dari
fungsi otot-otot tubuh yang mengalami kelemahan.
Penatalaksanaan fisioterapi :
Intervensi fisioterapi yang diberikan pada kasus ini
adalah lebih pada peningkatan kekuatan otot- otot tubuh
dan lingkup gerak sendi tubuh.
Selama pemberian intervensi fisioterapi pada terapi
pertama tidak harus selalu dengan pemberian modalitas
alat, melainkan bisa juga dengan metode exercise.
Evaluasi yang pertama adalah rasa nyeri dengan
menggunakan VAS. Hasilnya dapat dilihat pada bawah ini,
bahwa ada penurunan rasa nyeri. Dari hasil tersebut
membuktikan bahwa terapi menggunakan modalitas infra
red, SWD dan Exercise dapat menurunkan rasa nyeri.
Hasil Evaluasi Nyeri
T1:
Nyeri diam: 0
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:4
0 4 10
T4 :
Nyeri diam: 0
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:3
0 3 10
TABEL 4.2
Hasil Evaluasi Kekuatan otot pada AGA dan AGB
Regio Otot T1 21 - T4
7-2016 30-7-
2016
Shoulder Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Elbow Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Pronator 4 4
Supinator 4 4
Wrist Dorsi 4 4
fleksor
Palmar 4 4
fleksor
Ulnar 4 4
deviator
Radial 4 4
deviator
Hip Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Knee Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Ankle Dorsi 4 4
fleksor
Plantar 4 4
fleksor
Inventor 4 4
Eversor 4 4
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien Tn S berusia 51 tahun setelah diberikan terapi
sebanyak 4 kali, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Adanya penurunan nyeri pada AGA dan AGB pada sebelah
kanan.
2) Adanya peningkatan Rangge of motion pada AGA dan
AGB kanan.
3) Adanya peningkatan kekuatan otot pada AGA dan AGB
kanan.
4) Adanya peningkatan aktivitas fungsional.
B. Saran
1. Sebaiknya tim rehabilitasi saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
2. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang
diperlukan untuk mendukung kesuksesan terapi dan
memberikan informasi tentang keadaan pasien saat ini
dan memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang
harus dan tidak boleh dilakukan kepada pasien.
3. Untuk fisioterapi
Diharapkan fisioterapi untuk lebih mengetahui betul dan
memahami tentang kasus “Stroke dengan hemiparese
dekstra” sebelum memberikan tindakan terapi agar terapi
yang dilakukan dapat memberikan dampak perbaikan yang
signifikan.
C. Edukasi
Pasien dianjurkan untuk menggerakakan setiap
persendiaan bisa gerakan menekuk kan meluruskan sesuai
yang sudah diajarkan oleh terapis. Jika tubuh yang sakit
tidak mampu bergerak secara aktif bisa dibantu dengan
menggunakan aggota tubuh bagian kiri atau yang tidak
sakit.