Sie sind auf Seite 1von 41

b.

Riwayat Penyakit Sekarang


Sembilan bulan yang lalu pasien mengalami
kecelakaan. Pasien dibawah kerumah sakit ternyata ada
pendarahan pada kepalanya. Pasien dirawat di RSUD
SALATIGA selama 5 hari setelah pasien sadar pasein
merasakan tubuh sebelah kananya sulit dan berat untuk
digerakkan setelah itu pasien dirujuk di fisioterapi untuk
menjalankan terapi seminggu 3 kali.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah mengalami kecelakaan
d. Riwayat Penyakit Penyerta:
Hipertensi (-)
Diabetes Militus (-)
Kolestrol (-)
e. Riwayat Pribadi:
Pasien adalah pekerja wiraswasta dengan satu istri dan tiga
orang anak.
f. Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit
yang sama dengan pasien

g. Anamnesis System:
System Keterangan
Kepala dan leher Tidak ada keluhan
Kardiovakuler Dalam batas normal
Respirasi Tidak ada keluhan
Gastrointestinalis Dalam batas normal
Urogenital Dalam batas normal. BAK
terkontrol
Musculoskeletal Pasien merasakan nyeri pada
lutut, siku dan bahu kanan.
Adanya keterbatasan gerak,
penurunan kekuatan otot
tubuh sebelah kanan ,
spasme pada pada bahu
kanan
Nervorum Pasien merasakan
kesemutan pada tubuh
kanan

Tabel 3.1 anamnesis system


2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan vital sign.
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Denyut nadi : 87 kali/menit
c) Pernafasan : 20 kali/menit
d) Temperature : 36,5º C
e) Tinggi badan : 168 cm
f) Berat badan : 62 kg
b. Inspeksi:
1) Statis
a) Tidak terlihat menahan sakit saat diam
b) Tidak terlihat odema pada AGA dan AGB
c) Terlihat pasien menyeret kakinya saat berjalan
2) Dinamis
a) Terlihat pasien menahan sakit saat dilakukan gerakan pada
tungkai dan lengan (secara aktif).
b) Terlihat pola gait abnormal, hilangnya fase swing.
c. Palpasi
1) Tidak ada pitting oedema
2) Tidak ada nyeri tekan
3) Teraba suhu lokal normal
d. Perkusi
Tidak dilakukan.
e. Auskultasi
Tidak dilakukan.
f. Pemeriksaan Gerak Dasar
1) Gerak aktif dilakukan dengan kesimpulan pasien dapat
melakukan gerakan pada ekstremitas atas dan bawah
dengan tidak full ROM dan disertai nyeri.
2) Gerak pasif dilakukan dengan kesimpulan pasien dapat
melakukan gerakan pada ekstremitas atas dan bawah
dengan tidak full ROM dan disertai nyeri.
3) Gerak isometric dilakukan dengan kesimpulan pasien
mampu melawan tahanan minimal pada tubuh sebelah
kanan
g. Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal:
1) Kognitif :Pasien dapat menjelaskan kronologi
terjadinya penyakit kepada terapis dengan baik.
2) Intrapersonal :Pasien mempunyai keinginan dan
semangat yang kuat untuk sembuh.
3) Interpersonal :Pasien dapat berkomunikasi dan
melaksanaan instruksi terapis pada saat melakukan terapi.
h. Kemampuan Fungsional & Lingkungan Aktivitas :
1) Kemampuan Fungsional Dasar:
Pasien belum mampu menggerakkan AGA dan AGB pada
tubuh sebelah kananya
2) Aktivitas Fungsional:
a) Pasien belum mampu atau belum bisa mandiri pada saat
menggunakan toilet jongkok
b) Pasien belum mampu mandiri pada saat naik turun tangga.
c) Pasien belum mampu mandiri pada saat menggunakan
baju.
3) Lingkungan Aktivitas:
Aktivitas pasien hanya dirumah dan kesehariannya hanya
melakukan akitivitas ringan. Pasien juga sudah tidak aktif
dalam bekerja.
i. Pemeriksaan Spesifik :
1) Pemeriksaan Sensasi Protektif
Pasien bisa merasakan tes-tes tajam tumpul dan mampu
merasakan sentuhan ringan.
2) Pemeriksaan nyeri dengan VAS
Nyeri diam: 0

0 10
Nyeri tekan:0

0 10
Nyeri Gerak:4

0 4 10
3) Pemeriksaan Spastisitas dengan menggunakan Skala Asworth
Anggota Gerak Atas Anggota Gerak
Bawah
shoulder Fleksi 1 Hip Fleksi 1
Ekstensi 1 Ekstensi 1
Abduksi 1 Abduksi 1
Adduksi 1 Adduksi 1
Elbow Fleksi 1 Knee Fleksi 1
Ekstensi 1 Ekstensi 1
Pronasi 1 Ankle Dorsi 1
fleksi
Supinasi 1 Plantar 1
fleksi

Wrist Dorsi 1 Inversi 1

fleksi
Palmar 1 Eversi 1
fleksi

Ulnar 1

deviasi

Radial 1
deviasi
Keterangan :
0 :Tidak ada peningkatan tonus otot.
1 :Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
terasatahanan minimal (catch and release) pada akhir ROM
pada waktu sendi digerakkan fleksi ekstensi.
1+ :Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti dengan
adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara
umum sendi tetap mudah digerakkan.
2 :Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian
besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan.
3 :Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit
dilakukan.
4 : sendi atau ekstremitas kaku atau rigid pada gerakan fleksi
atau ekstensi.

4) Pemeriksaan Keseimbangan
Pastor’s test
a) Mengukur kemampuan mempertimbangkan atau
mempertahankan balance terhadap gangguan eksternal.
b) Procedure : pasien berdiri, mata terbuka berikan dorongan
mendadak kebelakang
c) Penilaian
0 : Tetap tegak tanpa melangkah
1 : Tegak kembali, satu langkah kebelakang (tanpa bantuan)
2: Tegak kembali 2 langkah atau lebih kebelakang (tanpa
bantuan)
3 : Tegak kembali beberapa langkah kebelakang dengan
bantuan
4 : jatuh kebelakang tanpa mencoba melangkah.
d) Hasil test dari pasien dilaporkan hasil
Saat pemeriksaan pastor’s test atau memberikan
dorongan mendadak kebelakang dengn posisi pasien
berdiri, saat pemeriksaan berlangsung pasien tegak kembali
2 langkah atau lebih ke belakang.
e) Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT

Regio Otot Nilai


Shoulder Fleksor 4
Ekstensor 4
Adductor 4
Abductor 4
Elbow Fleksor 4
Ekstensor 4
Pronator 4
Supinator 4
Wrist Dorsi 4-
fleksor
Palmar 4-
fleksor
Ulnar 4-
deviator
Radial 4-
deviator
Hip Fleksor 4
Ekstensor 4
Adductor 4
Abductor 4
Knee Fleksor 3
Ekstensor 3
Ankle Dorsi 4
fleksor
Plantar 4
fleksor
Inventor 4
Eversor 4

Tabel 3.3 penilaian kekuatan otot.


f) Pemeriksaan ROM dengan menggunakan goneometer
AGA ROM aktif
Bidang Region Dekstra Sinistra
Sagital Shoulder S=20- S=50-
0-120 0-130
Elbow S=5-0- S=5-0-
140 160
Wrist S=50- S=70-0-
0-70 90
Frontal Shoulder F=90- F=110-
0-25 0-40
Wrist F=35-0- F=55-0-
20 20
Rotasi Elbow R=20- R=20-
0-20 0-20
Tabel 3.4 penilaian Range Of Motion aktif AGA.

AGB ROM aktif


Bidang Region Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=35-0- S=50-0-
90 120
Knee S=5-0- S=5-0-
100 130
Ankle S=30- S=50-0-
0-150 180
Frontal Hip F=30- F=45-0-
0-10 30
Ankle F=10-0- F=20-
10 0-10
Tabel 3.5 penilaian Range Of Motion aktif AGB.

AGA ROM pasif


Bidang Region Dekstra Sinistra
Sagital Shoulder S=23-0- S=53-0-
125 134
Elbow S=5-0- S=5-0-
142 164
Wrist S=52-0- S=74-0-
73 93
Frontal Shoulder F=90- F=113-
0-26 0-41
Wrist F=37-0- F=57-0-
23 26
Rotasi Elbow R=20- R=20-
0-20 0-20
Tabel 3.6 penilaian Range Of Motion pasif AGA.

AGB ROM pasif


Bidang Regio Dekstra Sinistra
Sagital Hip S=37-0- S=54-0-
98 123
Knee S=5-0- S=5-0-
112 133
Ankle S=32-0- S=52-0-
153 183
Frontal Hip F=33-0- F=47-0-
16 33
Ankle F=10-0- F=20-
10 0-10
Tabel 3.7 penilaian Range Of Motion pasif AGB.

g) Pemeriksaan dengan indeks barthel


Aktifitas Indicator skor Skor
Makan 0: tidak dapat 10
melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan dalam
beberapa hal
10: dapat
melakukan sendiri
Mandi 0: tidak dapat 5
melakukan sendiri
5: dapat
melakukan sendiri
Kebersihan 0: memerlukan 5
diri bantuan
5: dapat
melakukan sendiri
(mencukur, sikst
gigi dll)
Berpakaian 0: tidak dapat 5
melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan minimal
10: dapat
dilakukan sendiri
Defekasi 0: inkontinensia 10
alvi
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Miksi 0: inkontinensia 10
urin/menggunakan
kateter
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Penggunaan 0: tidak dapat 5
toilet melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan
10: mandiri
Transfer 0: tidak dapat 10
melakukan,tidak
ada keseimbangan
5: perlu bantuan
beberapa orang
10: perlu bntuan
minimal
15: mandiri
Mobilitas 0: immobile 15
5: memerlukan
kursi roda
10: berjalan dengn
bantuan
15: mandiri
Naik tangga 0: tidak dapat 5
melakukan sendiri
5: perlu bantuan
10:mandiri
Total 80
Tabel 3.8 penilaian Indeks Barthel.
Keterangan:
0-20 :Ketergantungan penuh
21-60 :Ketergantungan berat
61-90 :Ketergantungan moderat
91-99 :Ketergantungan ringan
100 :Mandiri

j. Diagnosa Fisioterapi:
1) Impairtment :
a) Adanya kelemahan otot pada anggota tubuh sebelah kanan
b) Adanya rasa kesemutan pada anggota tubuh sebelah kanan
c) Adanya penurunan LGS pada AGA dan AGB sebelah kanan
d) Adanya nyeri gerak pada AGA terutama pada bahu dan
siku , AGB pada lutut sebelah kanan
2) Fungtional Limitation:
Pasien belum mampu melakukan jongkok ke berdiri
3) Disability:
Pasien belum mampu melakukan akitivitas social dan
berinteraksi dengan lingkungan. Seperti gangguan dalam
melakukan aktivitas pertemuan RT,kerja bakti dan bekerja.
k. Program / Rencana Fisioterapi:
1) Tujuan
a) Jangka pendek:
(a) Mengurangi nyeri gerak pada AGA dan AGB
(b) Meningkatkan LGS dan Kekuatan otot pada AGA dan AGB
(c) Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan
(d) Menghambat spastisitas
b) Jangka panjang:
(a) Meneruskan program jangka pendek
(b) Meningkatkan aktivitas fisik dan kemampuan funsional
secara mandiri
2) Tindakan Fisioterapi :
a) Teknologi Fisioterapi:
(1) Infra Red (IR)
(2) Short Wave Diathermy (SWD)
(3) Exercise
b) Edukasi :
Saat dirumah pasien disuruh menggerakakan setiap
persendiaan bisa gerakan menekuk dan meluruskan sesuia
yang sudah diajarkan oleh terapis. Jika tubuh yang sakit
tidak mampu bergerak secara mandiri bisa dibantu degan
menggunakan tubuh yang tidak sakit.
3) Rencana Evaluasi:
a) Nyeri dengan VAS
b) LGS dengan goniometer
c) Kekuatan otot dengan MMT
d) Pemeriksaan spesifik dengan protektif dan reflek fisiologis.
l. Underlying process (clinical reasoning)

m. Prognosis :
1) Quo Ad Vitam : Baik.
2) Quo Ad Sanam : Baik.
3) Quo Ad Fungtionam : Baik.
4) Quo Ad Cosmeticam : Baik.
n. Pelaksanaan fisioterapi :
Terapi 1, tanggal 21 juli 2016
1) Infra Red
a) Persiapan alat Infra Red:
b) Persiapan pasien:
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed dengan nyaman.
Setelah itu terpis memberikan penjelasan mengenai rasa
yang ditimbulka oleh sinar Infra Red adalah hangat.
c) Penatalaksanaan terapi:
Arahkan alat IR pada setiap persendiaan sebelah kanan,
dengan sinar IR tegak lurus,setaiap persendian 5 menit dan
jarak 30 cm,dan nyalakan setiap 5 menit sekali dilakukan
kontrol kepanasan atau tidak, setelah selesai matikan alat
dan rapikan alat Infra Red.
2) Short Wave Diathermy (SWD)
a) Persiapan alat:
Menyiapkan alat, cek alat, cek kabel, sek stopk kontak, cek
pada handuk dan alat fiksasi.Pemanasan alat 5 menit.
b) Persiapan pasien:
Posisi pasien tidur terlentang di atas bed dengan nyaman,
berikan penjelasan mengenai rasa yang ditimbulkan oleh
SWD dan tes sensibiltas denga memberika tes atau
sntuhan panas dan dingin.

c) Penatalaksanaan terapi SWD


Posisiskan alat SWD disamping bed pasien, pasien
terlentang diatas bed berikan lapisan handuk pada bahunya
pasang pad diatas dan dibawah bahu dengan teknik contra
planar, perhatikan kabel elektroda agar tidak bersentuhan,
beri fiksasi diatas pad . Hidupkan alat atur waktu 15 menit
denga intensitas 50 dengan arus continous kemudian
lakuakan pengontrolan setiap 5 menit sekali apaka terlalu
panas atau tidak setelah selesai matika alat, kembalikan
intensitas ke 0 lepaskan pad pada bahu.kemudian rapika
alat, tempat dan posisikan seperti semula.
3) Latihan Passive
a) Pemberian passive excercise dapat diberikan dalam
berbagai posisi seperti tidur terlentang tisur miring, tidur
tengkurap, duduk berdiri, atau posisi denga alat latihan
yang digunakan.
b) Gerakan fleksi bahu
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed terpais memegang
pergelangan tangan dan juga lengan bawah. Lakukan
pengulangan sebanyak 7x atau sesuai denga toleransi
pasien. Latihan ini mampu mengurangi komplikasi akibat
kuarnag gerak pada bahu dan terpeliharanya sifat fisiologis
jaringan pada area bahu dan lengan. Tujuan utamanya
adalah terpeliharanya jarak gerak sendi pada bahu ke arah
fleksi.
c) Abduksi bahu
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, pegangan terapis
pada pergelangan tangan dan lengan atas. Lakukan
pengulangan 7x, latihan ini akan megurangi kontraktur
jaringa pada sendi bahu

d) Fleksi- ekstensi siku


Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, tanga terapis
berada pada pergelangan tangan dan sendi siku. Latihan ini
sangat penting karena ekstremitas atas memiliki peran
dominan.
e) Fleksi ekstendi hip dan knee
Posisi pasien tidur terlentang diatas bed, posisi tanga terapis
pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut insan stroke.
Lakukan 7x pengulangan.
o. evaluasi
1) Nyeri menggunakan VAS
T 1 : 21 juli 2016
Nyeri diam: 0

0 10
Nyeri tekan:0

0 10
Nyeri Gerak:4

0 4 10

T4 :
Nyeri diam: 0

0 10
Nyeri tekan:0

0 10
Nyeri Gerak:3

0 3 10
2) ROM pada AGA dan AGB
AGA ROM T1 21 juli T4 30
aktif 2016 juli 206
Bidang Region Dekstra Dextra

Sagital Shoulder S=23-0- S=35-0-


125 130
Elbow S=5-0- S=5-0-
142 150
Wrist S=52-0- S=60-0-
73 80
Frontal Shoulder F=90-0- F=100-
26 0-30
Wrist F=37-0- F=40-0-
23 25
Rotasi Elbow R=20-0- R=20-0-
20 20
Tabel 3.9 penilaian evaluasi Range Of Motion secara aktif.

AGB ROM T1 21 juli T4 30 juli


aktif 2016 2016
Bidang Region Dekstra Dextra
Sagital Hip S=37-0- S=45-0-
98 100
Knee S=5-0-112 S=5-0-
120
Ankle S=32-0- S=40-0-
153 160
Frontal Hip F=33-0- F=39-0-
16 20
Ankle F=10-0- F=10-0-
10 10
Tabel 3.9 penilaian evaluasi Range Of Motion secara pasif.

3) Kekuatan otot pada AGA dan AGB


Regio Otot T1 21 - T4
7-2016 30-7-
2016
Shoulder Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Elbow Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Pronator 4 4
Supinator 4 4
Wrist Dorsi 4- 4
fleksor
Palmar 4- 4
fleksor
Ulnar 4- 4
deviator
Radial 4- 4
deviator
Hip Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Knee Fleksor 3 3+
Ekstensor 3 3+
Ankle Dorsi 4 4
fleksor
Plantar 4 4
fleksor
Inventor 4 4
Eversor 4 4
Tabel 3.10 penilaian evaluasi kekuatan otot.
4) Spastisitas dengan menggunakan Skala Asworth
T1 21 juli 2016 dan T6 30 juli 2016
AGA T T AGB T1 T
1 6 6
Shoulde Fleksi 1 1 Hip Fleksi 1 1
r Ekstensi 1 1 Ekstensi 1 1
Abduksi 1 1 Abduksi 1 1
Adduksi 1 1 Adduksi 1 1
Elbow Fleksi 1 1 Knee Fleksi 1 1
Ekstensi 1 1 Ekstensi 1 1
Pronasi 1 1 Ankl Dorsi 1 1
e fleksi
Supinas 1 1 Plantar 1 1
i fleksi
Wrist Dorsi 1 1 Inversi 1 1
fleksi
Palmar 1 1 eversi 1 1
fleksi
Ulnar 1 1
deviasi
Radial 1 1
deviasi
Tabel 3.11 penilaian evaluasi spastisitas.

5) Pemeriksaan indeks barthel


Aktifitas Indicator skor T1 T4
21- 30-7-
2016
7-
2016

Makan 0: tidak dapat 10 10


melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan dalam
beberapa hal
10: dapat
melakukan sendiri
Mandi 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: dapat
melakukan sendiri
Kebersihan 0: memerlukan 0 5
diri bantuan
5: dapat
melakukan sendiri
(mencukur, sikst
gigi dll)
Berpakaian 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan minimal
10: dapat
dilakukan sendiri
Defekasi 0: inkontinensia 10 10
alvi
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Miksi 0: inkontinensia 10 10
urin/menggunakan
kateter
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Penggunaan 0: tidak dapat 5 5
toilet melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan
10: mandiri
Transfer 0: tidak dapat 10 15
melakukan,tidak
ada keseimbangan
5: perlu bantuan
beberapa orang
10: perlu bntuan
minimal
15: mandiri
Mobilitas 0: immobile 15 15
5: memerlukan
kursi roda
10: berjalan dengn
bantuan
15: mandiri
Naik tangga 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: perlu bantuan
10:mandiri
Total 80 85
Tabel 3.12 penilaian evaluasi Indeks Barthel.

p. hasil evaluasi akhir


Pasien atas nama Tn. S umur 51 tahun dengan
diagnosa hemiparase dextra setelah mendapatkan terapi
sebanyak 4 kali mendapatkan hasil sebagai berikut :
1) Adanya penurunan nyeri pada AGA dan AGB pada sebelah
kanan.
2) Adanya peningkatan Rangge of motion pada AGA dan
AGB kanan.
3) Adanya peningkatan kekuatan otot pada AGA dan AGB
kanan.
4) Tidak adanya peningkatan spastisitas otot.
5) Adanya peningkatan aktivitas fungsional.

BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut catatan rekam medis Pasien bernama Tn S
berusia 51 tahun dengan alamat di banjarsari rt 04 rw 05
reksosari, suruh. Sembilan yang lalu pasien mengalami
kecelakaan, pasien dibawa kerumah sakit RSUD SALATIGA.
Ternyata ada pendarahan di kepalanya . pasien dirawat
dirumah sakit selama 5 hari dan pasien merasakan tubuh
sebelah kananya sulit dan berat untuk digerakan. Setelah itu
pasien dirujuk untuk melakukan tindakan fisioterapi tiga
kali seminggu.
Pasien mendapatkan perawatan dengan medika
mentosa dan intervensi fisioterapi. Pada hari pertama
terapi, intervensi fisioterapi untuk menjaga fisiologis dari
fungsi otot-otot tubuh yang mengalami kelemahan.
Penatalaksanaan fisioterapi :
Intervensi fisioterapi yang diberikan pada kasus ini
adalah lebih pada peningkatan kekuatan otot- otot tubuh
dan lingkup gerak sendi tubuh.
Selama pemberian intervensi fisioterapi pada terapi
pertama tidak harus selalu dengan pemberian modalitas
alat, melainkan bisa juga dengan metode exercise.
Evaluasi yang pertama adalah rasa nyeri dengan
menggunakan VAS. Hasilnya dapat dilihat pada bawah ini,
bahwa ada penurunan rasa nyeri. Dari hasil tersebut
membuktikan bahwa terapi menggunakan modalitas infra
red, SWD dan Exercise dapat menurunkan rasa nyeri.
Hasil Evaluasi Nyeri
T1:
Nyeri diam: 0
0 10
Nyeri tekan:0
0 10
Nyeri Gerak:4
0 4 10

T4 :
Nyeri diam: 0
0 10

Nyeri tekan:0
0 10

Nyeri Gerak:3
0 3 10

Evaluasi yang kedua adalah ROM dengan menggunakan


goneometri. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 bawah ini,
bahwa ada peningkatan pada ROM. Dari hasil tersebut
membuktikan bahwa terapi menggunakan modalitas infra
red, SWD dan Exercise dapat meningkatkan ROM.
TABEL 4.1
Hasil evaluasi ROM pada AGA dan AGB
AGA ROM T1 21 juli T4 30
aktif 2016 juli 206
Bidang Region Dekstra Dextra

Sagital Shoulder S=23-0- S=35-0-


125 130
Elbow S=5-0- S=5-0-
142 150
Wrist S=52-0- S=60-0-
73 80
Frontal Shoulder F=90-0- F=100-
26 0-30
Wrist F=37-0- F=40-0-
23 25
Rotasi Elbow R=20-0- R=20-0-
20 20

AGB ROM T1 21 juli T4 7


aktif 2016 oktober
2017
Bidang Region Dekstra Dextra

Sagital Hip S=37-0- S=45-0-


98 100
Knee S=5-0-112 S=5-0-
120
Ankle S=32-0- S=40-0-
153 160
Frontal Hip F=33-0- F=39-0-
16 20
Ankle F=10-0- F=10-0-
10 10

Evaluasi yang ketiga adalah kekuatan otot dengan


menggunakan MMT. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2
bawah ini, bahwa tidak ada peningkatan pada kekuatan
otot.

TABEL 4.2
Hasil Evaluasi Kekuatan otot pada AGA dan AGB
Regio Otot T1 21 - T4
7-2016 30-7-
2016
Shoulder Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Elbow Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Pronator 4 4
Supinator 4 4
Wrist Dorsi 4 4
fleksor
Palmar 4 4
fleksor
Ulnar 4 4
deviator
Radial 4 4
deviator
Hip Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Adductor 4 4
Abductor 4 4
Knee Fleksor 4 4
Ekstensor 4 4
Ankle Dorsi 4 4
fleksor
Plantar 4 4
fleksor
Inventor 4 4
Eversor 4 4

Evaluasi yang keempat adalah Spastisitas dengan


menggunakan Skala Asworth. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.3 bawah ini, bahwa nilai spastisitas masih sama.
TABEL 4.3
Hasil Evaluasi Spastisitas menggunakan Skala Asworth
T1 21 juli 2016
AGA T T AGB T1 T
1 6 6
Shoulde Fleksi 1 1 Hip Fleksi 1 1
r Ekstensi 1 1 Ekstensi 1 1
Abduksi 1 1 Abduksi 1 1
Adduksi 1 1 Adduksi 1 1
Elbow Fleksi 1 1 Knee Fleksi 1 1
Ekstensi 1 1 Ekstensi 1 1
Pronasi 1 1 Ankl Dorsi 1 1
e fleksi
Supinas 1 1 Plantar 1 1
i fleksi
Wrist Dorsi 1 1 Inversi 1 1
fleksi
Palmar 1 1 eversi 1 1
fleksi
Ulnar 1 1
deviasi
Radial 1 1
deviasi

Evaluasi yang kelima adalah kemampuan fungsional


dengan menggunakan Indeks Bartel. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.4 bawah ini, bahwa nilai kemampuan
fungsional masih sama.
TABEL 4.4
Hasil evaluasi indeks barthel
Aktifitas Indikator skor T1 T4
30-7-
21- 2016
7-
2016

Makan 0: tidak dapat 10 10


melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan dalam
beberapa hal
10: dapat
melakukan sendiri
Mandi 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: dapat
melakukan sendiri
Kebersihan 0: memerlukan 0 5
diri bantuan
5: dapat
melakukan sendiri
(mencukur, sikst
gigi dll)
Berpakaian 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan minimal
10: dapat
dilakukan sendiri
Defekasi 0: inkontinensia 10 10
alvi
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Miksi 0: inkontinensia 10 10
urin/menggunakan
kateter
5: kadang terjadi
inkontinensia
10: tidak terjadi
inkontinensia
Penggunaan 0: tidak dapat 5 5
toilet melakukan sendiri
5: memerlukan
bantuan
10: mandiri
Transfer 0: tidak dapat 10 15
melakukan,tidak
ada keseimbangan
5: perlu bantuan
beberapa orang
10: perlu bntuan
minimal
15: mandiri
Mobilitas 0: immobile 15 15
5: memerlukan
kursi roda
10: berjalan dengn
bantuan
15: mandiri
Naik tangga 0: tidak dapat 5 5
melakukan sendiri
5: perlu bantuan
10:mandiri
Total 80 85

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasien Tn S berusia 51 tahun setelah diberikan terapi
sebanyak 4 kali, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Adanya penurunan nyeri pada AGA dan AGB pada sebelah
kanan.
2) Adanya peningkatan Rangge of motion pada AGA dan
AGB kanan.
3) Adanya peningkatan kekuatan otot pada AGA dan AGB
kanan.
4) Adanya peningkatan aktivitas fungsional.
B. Saran
1. Sebaiknya tim rehabilitasi saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
2. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang
diperlukan untuk mendukung kesuksesan terapi dan
memberikan informasi tentang keadaan pasien saat ini
dan memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang
harus dan tidak boleh dilakukan kepada pasien.
3. Untuk fisioterapi
Diharapkan fisioterapi untuk lebih mengetahui betul dan
memahami tentang kasus “Stroke dengan hemiparese
dekstra” sebelum memberikan tindakan terapi agar terapi
yang dilakukan dapat memberikan dampak perbaikan yang
signifikan.
C. Edukasi
Pasien dianjurkan untuk menggerakakan setiap
persendiaan bisa gerakan menekuk kan meluruskan sesuai
yang sudah diajarkan oleh terapis. Jika tubuh yang sakit
tidak mampu bergerak secara aktif bisa dibantu dengan
menggunakan aggota tubuh bagian kiri atau yang tidak
sakit.

Das könnte Ihnen auch gefallen