Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1.2 Tujuan Pembuatan Suspensi
1. Menjamin stabilitas kimia
2. Lebih disukai dibanding bentuk padat
3. Mengurangi rasa yang tidak enak
4. Meningkatkan luas permukaan
5. Mengurangi kontak zat padat dengan zat cair
2. Kekentalan Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental kecepatan cairan tersebut makin turun.
Hal ini dibuktikan dengan hukum ”Stokes”.
d 2 ( 1 0 )
V
18
3
3. Jumlah Partikel
Apabila dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
berarti partikel tersebut semakin sulit untuk melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadinya benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut.
Oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partiekl dalam waktu yang singkat.
5. Zat Pengental
Tujuannya untuk mempertahankan stablitas:
Golongan polisakarida: Acasia, tragakan
Golongan selulosa: CMC
Silikat terhidrotasi: Bentonit, Mg/Al silikat
Koloid: silikon, dioksid
4
4. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril mengandung partikel-
partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata.
5. Suspensi injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
ke dalam larutan spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai
5
e. Pengawet
Bahan pengawet dapat digunakan pada sediaan suspensi karena
digunakan berulang, menggunakan media cair, dan bila suspending agent
yang digunakan berasal dari alam.
Contoh: Methyl Paraben, Propil Paraben.
f. Anti Oksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi
g. Elegensia Farmasi
Meliputi:
Bahan pemanis (sweetening agent) misal Saccharin Na.
Bahan pewarna (colouring agent) Misal Sunset yellow fcf,
orange.
Bahan perasa (flavoring agent) missal raspherry. Elegensia
farmasi digunakan untuk memperbaiki rasa, warna maupun
penampilansediaan farmasi.
b. Metode kondensasi
Bahan padat dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya etanol, metanol)
lalu ditambah air. Akan tetapi terjadi kristalisasi perlahan dari bahan obat
yang bisa jadi mempengaruhi efektifitas obat.
Contoh: prednisolon yang diperoleh dari pengendapan metanol-air atau
aseton air memiliki bentuk kristal; yang berbeda, dan yang mudah di
suspensi dengan air adalah metanol air.
6
2.1.7 Evaluasi
a. Organoleptis
Meliputi:
Warna : menggunakan mata
Bau : menggunakan hidung
Rasa : menggunakan lidah
b. pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator yang
dicelupkan kedalam larutan suspensi kemudian dibandingkan dengan pH
pada monografi.
c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet
1. Monografi
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau
hampir tidak berbau. (FI ed IV, hal 483)
7
Pektin (Pectinum)
1. Monografi
Pemerian : Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak
berbau, mempunyai rasa mucilage.(FI ed IV, hal 654)
3. Stabilitas
Disimpan dalam wadah tertutup rapat.
a. Mekanisme Kerja
Kaolin dan pektin memiliki mekanisme kerja mengadsorpsi senyawa toksin dan
bakteri dalam kolon saluran pencernaan. (Katzung edisi 6, 1998, hal: 996)
b. Penggunaan
Obat ini digunakan sebagai antidiare golongan adsorben (penjerat). (Ganiswara,
2005, hal: 515)
8
Pengobatan untuk meringankan gejala diare dan pengobatan colitis ulseratif
kronik. (ISO Farmakoterapi, 2005, hal: 351)
Interaksi Obat: Pemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat
lain dapat mempengaruhi absorpsi dari obat-obat lain.(Katzung edisi 6, 1998,
hal: 995)
d. Dosis
Dewasa adalah 2 sendok makan, maksimum 12 sendok makan sehari
Anak-anak
- Di atas umur 12 tahun : 2 sendok makan, maksimum 8 sendok makan sehari
- Antara 6-12 tahun : 1 sendok makan, maksimum 6 sendok makan sehari
2. Sorbitol
Kegunaan : Pemanis
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, higroskopik. Bentuk
Granul dan kristal mempunyai rasa manis
9
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1 : 0,45 dalam
air), sukar larut dalam alkohol dan praktis tidak
larut dalam eter.
PH : Dalam 10% larutan (dalam air) 3,5 – 7,0
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Martindale Ed 36 1965
10
OTT : CMC Na tidak bercampur/inkompatibilitas kuat
dengan larutan asam dan larutan dalam garam besi dan beberapa
logam, seperti Al, raksa dan Zinc juga tidak bercampur dengan
xanthgum.
Martindale 28th, 950-951
4. Methyl paraben
Kegunaan : Antimikroba
Kadar : 0,015- 2 %
Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol, larut dalam air panas.
pH :4–8
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan pada pH 3 – 6
OTT : Polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, talcum,
tragakan, sodium alginate, sorbitol dapat mengabsorbsi plastik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Asam Sitrat
Pemerian : tidak berwarna, tidak berbau,
sangat asam.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian
air dan dalam 1,5 bagian etanol p,
sukar larut dalam eter p.
pH : 2,2
OTT : Kalium tartrat, alkali
karbonat/bikarbonat, sulfide dan
asetat.
Indikasi : Pendapar, antioksidan.
Dosis lazim : 0,12-2%
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup baik.
11
6. Sirupus simplex
Pemerian : Tidak berwarna, cairan jernih, tidak
berbau, dan manis
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam eter.
Indikasi : Pemanis.
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
12
Kontraindikasi, pakai, interaksi obat,
aturan pakai, efek samping, No.
interaksi obat, Reg, No. Bacth, Exp.
efek samping, Date
No. Reg, No.
Bacth, Exp. Date
Wadah Botol Botol
Label
13
1 Pemerian Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak
atau hampir tidak berbau.
2 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral
3 pH -
4 OTT -
5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim Maksimal 24gram sehari
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari, 6-
12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan 100 ml, kadar 50%
kadar
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan
14
bersifat asam terhadap lakmus, praktis tidak larut dalam
etanol atau pelarut organik lainnya
3 pH -
4 OTT
-
5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari,
6-12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan kadar 100 mg
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan
PENGKAJIAN PRAFORMULASI
15
2. Komponen apa yang Suspending Mixing Mensuspensi CMC-Na yang
digunakan sebagai bahan agent : bahan aktif agar digunakan
pensuspensi karena kaolin CMC-Na, dapat homogen Karena larut
tidak larut dalam air ? poviden, avicell dalam air dan
stabil sebagai
suspending
agent..
4. Bagaimana agar sediaan tidak Bahan pengawet Mixing Uji mikroba Ditambahkan
ditumbuhi mikroba ? : Na.benzoat, Methyl
methyl paraben, paraben karena
glicerin tidak
berpengaruh
dengan bahan
lain.
5. Suspensi kaolin tidak berasa ? Bahan tambahan Mixing Uji organoleptis Ditambahkan
pemanis : sorbitol karena
Saccharin, tidak
sukrosa, sorbitol berpengaruh
dengan bahan
lain.
16
menyerap
kelebihan
cairan,
mengikat zat
dalam usus dan
menambahkan
massal untuk
tinja.
FORMULASI
17
Asam Pendapar 2% 2g 6g
sitrat
18
II. END PROCESS CONTROL
Suspensi
Parameter Yang
No. Satuan: Cara Pemeriksaan/Pengujian:
Diperiksa/Diuji:
1. pH IK Uji pH Sediaan
2. Penetapan bobot jenis g/ml IK Uji Penetapan Bobot Jenis
cairan Cairan
3. Efektivitas pengawet IK Uji Efektivitas Pengawet
4. Volume terpindahkan IK Uji Volume Terpindahkan
5. Viskositas Cps IK Uji Viskositas
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan aktif Kaolin dibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Kaolin
berfungsi sebagai antidiare dengan mekanisme menyerap bakteri dan racun dalam
saluran pencernaa. Kaolin umumnya digunakan bersamaan dengan Pectin, dimana
campuran ke 2 (dua) zat ini memberikan efek sinergisme. Karena bentuk bahan aktif
adalah padat, maka agar dapat berubah menjadi bentuk cair dibutuhkan bahan
tambahan.
Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi kaolin ini adalah :
a. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan
tidak toksik.
b. Bahan pensuspensi (suspending agent) yang digunakan adalah CMC-Na.
Karena CMC-Na tidak toksik terhadap zat aktif dan zat tambahan lainnya.
Tujuan penambahan suspending agent di sini adalah untuk :
Meningkatkan viskositas
19
Meningkatkan BJ medium
Meningkatkan pembasahan
Meningkatkan dispersitas
c. Humektan yang digunakan adalah Sorbitol
Tujuan penambahan humektan di sini adalah jika sediaan suspensi dituang,
obat akan menempel di mulut botol dan jika pelarutnya menguap bahan obat
yang menempel tersebut akan menjadi kristal sehingga terjadi cap locking.
Untuk mencegah terjadinya cap loking dalam pembuatan suspensi, maka
harus ditambahkan humektan. Selain itu sorbitol mempunyai rasa manis
sehingga dapat memberikan rasa sediaan menjadi lebih enak.
d. Bahan pengawet yang digunakan adalah Metil Paraben
Tujuan penambahan pengawet di sini adalah untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, karena menggunakan bahan pembawa air, dimana air merupakan
media pertumbuhan mikroba, sediaan ini juga digunakan untuk dosis ganda
(pemakaian berulang), selain itu juga karena menggunakan suspending agent
yang berasal dari alam yang mudah ditumbuhi mikroba.
e. Bahan pendapar yang digunakan adalah asam sitrat karena suspensi memiliki
rentang pada Ph 6-8 sehingga perlu ditambahkan pendapar.
f. Sirupus simplex dikombinasikan dengan sorbitol, karena selain menambah
rasa manis sorbitol juga dapat berfungsi sebagai caploking.
20
Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melaksanakan pembuatan suspensi hendaknya
lebih dulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang lengkap dan harus lebih banyak
nmempelajari bahan-bahan yang akan digunakan, dan memahami tahap-tahap
pembuatan suspensi, agar suspensi yang dihasilkan baik.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi,
dimana serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan
bantuan suspending agent.
Suspensi yang dihasilkan sangat kental yang menyebabkan sediaan suspensi tidak
bagus. Oleh karenanya perlu evaluasi lebih lanjut untuk suspending agent yang
digunakan. Apakah memang harus ganti dengan bahan lain atau penguranga
konsentrasi.
SARAN
Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan
efisien agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.
21
Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus
dilakukan dengan cermat.
22