Sie sind auf Seite 1von 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman belanda,


sehingga farmasetik sebagai salah satu bagian dari ilmu farmasi mengalami dinamika
yang begitu cepat. Farmasetik adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
mengubah sediaan bahan menjadi obat.
Dalam farmasetik kita dapat mempelajari tentang obat dalam bentuk sediaan
apapun, seperti tablet, kapsul, suspensi, cream, emulsi, dan lain-lain. Dalam farmasetik
kita akan mempelajari sedian cair dan sediaan setengah padat.
Di sini kita akan membahas sediaan obat berupa suspensi. Suspensi merupakan
sediaan yang tidak asing lagi kita gunakan, biasanya suspensi digunakan untuk sediaan
yang mengandung bahan aktif yang sukar larut dan untuk menutupi bau dan rasa yang
kurang enak pada obat.
Dalam praktek di sini kita akan mempelajari bagaimana cara pembuatan suspensi
yang baik, selain itu alasan dilakukan praktek yaitu penerapan dari teori yang sudah
didapat.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat membuat rancangan sediaan
2. Mahasiswa dapat membuat fomulir pengkajian praformulasi
3. Mahasiswa dapat membuat prosedur tetap
4. Mahasiswa dapat membuat intruksi kerja
5. Mahasiswa dapat melaksanakan intruksi krja pembuatan suspensi dengan baik
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan
7. Mahasiswa dapat membuat sediaan yang baik
8. Mahasiswa dapat menyusun laporan pembuatan suspensi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Suspensi

2.1.1 Definisi suspensi


Menurut FI III : Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan, endapan
harus segera terdispersi kembali, dapat mengndung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Menurut FI IV : Sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair
Suspesi merupakan sediaan dimana sistemnya tediri dari 2 fase, kontinyu
dan fase tedispersi yang terbuat dari partikel kecil yang tidak larut tetapi terdispersi
seluruhnya ke dalam fase kontinyu.
Secara fisik formula suspensi yang baik :
 Suspensi harus homogen pada suatu perioda
 Endapan yang terbentuk harus mudah didespersikan kembali
 Suspensi harus kental agar mencegah pengendapan
 Partikel suspensi harus kecil dan seragam
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suspensi :
 Ukuran partikel
 Pengunaan pembasah
 Sistem flokulasi dan deflokulasi dari partikel
 Sifat aliran partikel
 Zat pengental
 Bahan tambahan
 Stabilitas suspensi
 Cara pembuatan suspensi
 Bioavoabilitas

2
2.1.2 Tujuan Pembuatan Suspensi
1. Menjamin stabilitas kimia
2. Lebih disukai dibanding bentuk padat
3. Mengurangi rasa yang tidak enak
4. Meningkatkan luas permukaan
5. Mengurangi kontak zat padat dengan zat cair

2.1.3 Stabilitas Suspensi


Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah
cara untuk memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari
partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas
suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel
tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan daya
tekan ke atas merupakan hubungan linier, artinya semakin besar
ukuran partikel, semakin kecil luas penampangnya. Sedangkan
semakin besar luas penampang partikel, daya ke atas cairan akan
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. Sehingga untuk
memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel

2. Kekentalan Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental kecepatan cairan tersebut makin turun.
Hal ini dibuktikan dengan hukum ”Stokes”.
d 2 ( 1   0 )
V 
18

3
3. Jumlah Partikel
Apabila dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
berarti partikel tersebut semakin sulit untuk melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadinya benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut.
Oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar
kemungkinan terjadinya endapan partiekl dalam waktu yang singkat.

4. Sifat dari Partikel


 Viskositas suspensi
 Perubahan viskositas jika wadah dikocok dan dituang
 Kualitas penyebaran suspensi topikal : plastik, pseudoplastik,
tiksotropik.

5. Zat Pengental
Tujuannya untuk mempertahankan stablitas:
 Golongan polisakarida: Acasia, tragakan
 Golongan selulosa: CMC
 Silikat terhidrotasi: Bentonit, Mg/Al silikat
 Koloid: silikon, dioksid

2.1.4 Macam-macam Suspensi


1. Suspensi Oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar.

4
4. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril mengandung partikel-
partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata.
5. Suspensi injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
ke dalam larutan spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai

2.1.5 Komponen Pembentuk Suspensi


a. Bahan Aktif
b. Bahan Pembawa
 Medium Pendispers
 Air
c. Bahan Pembasah (wetting agent)
Bila sudut kontak > 90o serbuk akan mengambang di atas cairan =
hidrofob. Contoh: Sulfur, Carbon, Mg stearat. Bila sudut kontak < 90o
serbuk akan tercelup di bawah cairan, merupakan serbuk yang mudah
terbasahi oleh air = hidrofil. Contoh: Zno, Talk, Mg Carbonat. Bila tidak
ada sudut kontak (0o) serbuk akan tenggelam. Bahan pembasah yang
digunakan untuk menurunkan sudut kontak antara air dengan bahan
padat antara lain gliserin, propilen glikol.

d. Bahan Pensuspensi (supending agent)


Penggunaan suspending agent dalam suspensi adalah untuk
meningkatkan viskositas, BJ medium, pembasahan dan dispersitas.
Contoh:
 Bahan pensuspensi dari alam, seperti acasia, tragakan, algin,
chondrus.
 Golongan sintesis, seperti CMC, Metil selulosa.

5
e. Pengawet
Bahan pengawet dapat digunakan pada sediaan suspensi karena
digunakan berulang, menggunakan media cair, dan bila suspending agent
yang digunakan berasal dari alam.
Contoh: Methyl Paraben, Propil Paraben.

f. Anti Oksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi

g. Elegensia Farmasi
Meliputi:
 Bahan pemanis (sweetening agent) misal Saccharin Na.
 Bahan pewarna (colouring agent) Misal Sunset yellow fcf,
orange.
 Bahan perasa (flavoring agent) missal raspherry. Elegensia
farmasi digunakan untuk memperbaiki rasa, warna maupun
penampilansediaan farmasi.

2.1.6 Pembuatan Suspensi


a. Metode dispersi
Serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa
dengan bantuan wetting agent maupun suspending agent.

b. Metode kondensasi
Bahan padat dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya etanol, metanol)
lalu ditambah air. Akan tetapi terjadi kristalisasi perlahan dari bahan obat
yang bisa jadi mempengaruhi efektifitas obat.
Contoh: prednisolon yang diperoleh dari pengendapan metanol-air atau
aseton air memiliki bentuk kristal; yang berbeda, dan yang mudah di
suspensi dengan air adalah metanol air.

6
2.1.7 Evaluasi
a. Organoleptis
Meliputi:
 Warna : menggunakan mata
 Bau : menggunakan hidung
 Rasa : menggunakan lidah

b. pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator yang
dicelupkan kedalam larutan suspensi kemudian dibandingkan dengan pH
pada monografi.

c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet

2.2 Data Praformulasi


2.2.1 Data Praformulasi Bahan Aktif

 Kaolin (Kaolinum Levis)

1. Monografi
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau
hampir tidak berbau. (FI ed IV, hal 483)

2.Sifat Fisika dan Kimia


Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.
(FI ed IV, hal 483)

7
 Pektin (Pectinum)

1. Monografi
Pemerian : Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak
berbau, mempunyai rasa mucilage.(FI ed IV, hal 654)

2. Sifat Fisika dan Kimia


Kelarutan : Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air, membentuk cairan
kental, opalesen, larutan koloidal, mudah dituang dan bersifat asam terhadap
lakmus, praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut organik lainnya. Pektin larut
dalam air lebih cepat jika permukaan dibasahi dengan etanol, dengan
gliserin,atau dengan sirupus simpleks, atau jika permukaan dicampur dengan 3
bagian atau lebih sukrosa.(FI ed IV, hal 654)

3. Stabilitas
Disimpan dalam wadah tertutup rapat.

4. Farmakologi Kaolin dan pektin


Kaolin dan pectin merupakan obat antidiare golongan adsorben yaitu dengan
mengadsopsi bakteri, toksin dan gas dalam saluran cerna tetapi daya jerat
(adsorpsi) tidak spesifik sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran
cerna akan dijerat pula. (Ganiswara, 2005, hal: 829).

a. Mekanisme Kerja
Kaolin dan pektin memiliki mekanisme kerja mengadsorpsi senyawa toksin dan
bakteri dalam kolon saluran pencernaan. (Katzung edisi 6, 1998, hal: 996)

b. Penggunaan
Obat ini digunakan sebagai antidiare golongan adsorben (penjerat). (Ganiswara,
2005, hal: 515)

8
Pengobatan untuk meringankan gejala diare dan pengobatan colitis ulseratif
kronik. (ISO Farmakoterapi, 2005, hal: 351)

c. Efek Samping, Kontra Indikasi dan Interaksi Obat


Efek samping: Konstipasi, diare, dan pusing ringan (ISO Vol 43, hal: 383).
Kontra Indikasi: Hipersensitif , jangan diberikan kepada penderita dimana
konstipasi harus dihindari (ISO Vol 43, Hal 383).

Interaksi Obat: Pemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat
lain dapat mempengaruhi absorpsi dari obat-obat lain.(Katzung edisi 6, 1998,
hal: 995)

d. Dosis
Dewasa adalah 2 sendok makan, maksimum 12 sendok makan sehari
Anak-anak
- Di atas umur 12 tahun : 2 sendok makan, maksimum 8 sendok makan sehari
- Antara 6-12 tahun : 1 sendok makan, maksimum 6 sendok makan sehari

2.2.2 Data Praformulasi Bahan Tambahan


1. Aqua Destilata
 Kegunaan : Cairan pembawa.
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak mempunyai rasa.
 Kelarutan : Dapat bercampur atau larut dengan pelarut polar
dan elektrolit.
 Penyimpanan : Di simpan pada wadah yang tertutup baik.

2. Sorbitol
 Kegunaan : Pemanis
 Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, higroskopik. Bentuk
Granul dan kristal mempunyai rasa manis

9
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (1 : 0,45 dalam
air), sukar larut dalam alkohol dan praktis tidak
larut dalam eter.
 PH : Dalam 10% larutan (dalam air) 3,5 – 7,0
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Martindale Ed 36 1965

3. Carboxy methyl cellulose sodium (CMC Na)


 Pemerian :
Bau : tidak berbau
Rasa : Tidak berasa
Warna : Putih, hampir putih
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan
toluen, mudah didispersi pada air sampai 37°C, pada semua
temperatatur.
 PH : 1 % larutan dalam air mempunyai pH 6 – 8,5.
Stabil pada range pH 5 – 10
 Viskositas : 5 – 4000 mPas ( 5- 4000cP ). Viskositas musilago
CMC Na menurun drastis pada pH < 5atau pH > 10. Musilago lebih
peka terhadap perubahan pH daripada metilselulosa.
 Indikasi : Bahan pengikat, penyalut, stabilizing agent,
suspending agent, penambah viskositas.
 Pemakaian lazim : Suspending agent 0,25 - 1 % atau 0,5 - 2 %
 Stabilitas : CMC Na adalah bahan yang stabil dibawah kondisi pada
tingkat kebebasan yang tinggi CMC Na dapat diserap pada
konsentrasi yang besar (750%). Terhadap panas, CMC Na dapat
disterilisasi dalam keadaan kering dengan mempertahankan suhu
pada 160oC selama 1 jam, tetapi akan terjadi penurunan viskositas
secara perlahan-lahan dan sifat-sifat larutan yang dibuat dari bahan
yang telah disterilkan memburuk.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang
dingin dan kering.

10
 OTT : CMC Na tidak bercampur/inkompatibilitas kuat
dengan larutan asam dan larutan dalam garam besi dan beberapa
logam, seperti Al, raksa dan Zinc juga tidak bercampur dengan
xanthgum.
Martindale 28th, 950-951

4. Methyl paraben
 Kegunaan : Antimikroba
 Kadar : 0,015- 2 %
 Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.
 Kelarutan : mudah larut dalam etanol, larut dalam air panas.
 pH :4–8
 Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan pada pH 3 – 6
 OTT : Polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, talcum,
tragakan, sodium alginate, sorbitol dapat mengabsorbsi plastik.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. Asam Sitrat
 Pemerian : tidak berwarna, tidak berbau,
sangat asam.
 Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian
air dan dalam 1,5 bagian etanol p,
sukar larut dalam eter p.
 pH : 2,2
 OTT : Kalium tartrat, alkali
karbonat/bikarbonat, sulfide dan
asetat.
 Indikasi : Pendapar, antioksidan.
 Dosis lazim : 0,12-2%
 Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup baik.

11
6. Sirupus simplex
 Pemerian : Tidak berwarna, cairan jernih, tidak
berbau, dan manis
 Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam eter.
 Indikasi : Pemanis.
 Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

PERUMUSAN KARAKTER SEDIAAN

Syarat sediaan jadi

1 Nama Produk Kaopect Suspensi


2 Nama Bahan Aktif Kaolin + Pectin
3 Bentuk sediaan Suspensi
4 Nama Sediaan Dasar Suspensi Kaolin
Nilai Syarat Rujukan
5 Kadar Bahan Aktif 50 % b/v Keseragam kandungan FI IV
6 Volume per unit 100 ml Volume terpindahkan FI IV
7 Pemerian
- Warna Putih Susu Putih Susu FI IV
- Bau Tidak berbau Tidak berbau FI IV
- Rasa Agak Manis Agak Manis FI IV
8 Karakteristik lain
- Viskositas 1400-1500 Cps 1800-2000 Cps
- pH 4 4,5-7 Martindale
- Sifat Aliran Tiksotropik Tiksotropik Farfis II
Pseudoplastis
- Kec. Sedimentasi Mendekati harga Jika dikocok perlahan,
nol sediaan akan
terdispersi kembali
- Homogenitas Homogen Uji homogenitas
9 Penandaan

 Kemasan Nama produk, Nama produk,


komposisi, komposisi, Indikasi,
Indikasi, Kontraindikasi, aturan

12
Kontraindikasi, pakai, interaksi obat,
aturan pakai, efek samping, No.
interaksi obat, Reg, No. Bacth, Exp.
efek samping, Date
No. Reg, No.
Bacth, Exp. Date
 Wadah Botol Botol

Label

Obat Bebas Obat Bebas

DATA PRAFORMULASI BAHAN AKTIF


Nama Bahan Aktif : Kaolin
No. Parameter Data

13
1 Pemerian Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak
atau hampir tidak berbau.
2 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral
3 pH -
4 OTT -

5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim Maksimal 24gram sehari
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari, 6-
12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan 100 ml, kadar 50%
kadar
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan

Nama Bahan Aktif : Pectin

No. Parameter Data

1 Pemerian Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir


tidak berbau, mempunyai rasa mucilage.
2 Kelarutan Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air, membentuk
cairan kental, opalesen, larutan koloidal, mudah dituang dan

14
bersifat asam terhadap lakmus, praktis tidak larut dalam
etanol atau pelarut organik lainnya
3 pH -
4 OTT
-
5 Cara sterilisasi -
6 Indikasi Anti Diare
7 Dosis lazim
8 Penggunaan lazim/cara
pemakaian Dewasa: 2 sendok makan, max 12 sendok makan / hari, anak-
anak > 12 thn: 2 sendok makan, max 8 sendok makan / hari,
6-12 thn: 1sendok makan, max 6 sendok makan / hari
9 Sediaan lazim dan kadar 100 mg
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
penyimpanan

PENGKAJIAN PRAFORMULASI

Nama Produk : Kaopect Suspensi


Nama Bahan Aktif : Kaolin + Pectin
Alternatif
No Rumusan Masalah Komponen Proses Pengawasan Keputusan
Mutu
1. Sediaan yang cocok untuk Bahan aktif - - Dibuat dalam
dibuat dari bahan aktif kaolin ? bentuk sediaan
suspensi.

15
2. Komponen apa yang Suspending Mixing Mensuspensi CMC-Na yang
digunakan sebagai bahan agent : bahan aktif agar digunakan
pensuspensi karena kaolin CMC-Na, dapat homogen Karena larut
tidak larut dalam air ? poviden, avicell dalam air dan
stabil sebagai
suspending
agent..

3. Pelarut apa yang digunakan Etanol, air, Mixing - Air karena


untuk suspensi ? propilen glikol, CMC-Na
metanol mudah larut
dalam air
panas dan
dingin.

4. Bagaimana agar sediaan tidak Bahan pengawet Mixing Uji mikroba Ditambahkan
ditumbuhi mikroba ? : Na.benzoat, Methyl
methyl paraben, paraben karena
glicerin tidak
berpengaruh
dengan bahan
lain.

5. Suspensi kaolin tidak berasa ? Bahan tambahan Mixing Uji organoleptis Ditambahkan
pemanis : sorbitol karena
Saccharin, tidak
sukrosa, sorbitol berpengaruh
dengan bahan
lain.

6 Kombinasi kaolin dengan Antidiare : Mixing - Pektin,


penambahan zat aktif untuk pektin berfungsi
pengobatan diare ? untuk

16
menyerap
kelebihan
cairan,
mengikat zat
dalam usus dan
menambahkan
massal untuk
tinja.

7 Mengapa menggunakan As, fosfat, Mixing - As.sitrat


pendapar ? As.sitrat, karena aman
As.asetat, As. untuk
Karbonat, As. mengatur pH
borat dan
meningkatkan
kelarutan.

FORMULASI

Nama Sediaan : Kaopect suspensi


Jenis Sediaan : Suspensi
Komponen Bahan
Nama Fungsi Pemakaian Penimbangan Bahan
Farmakologis Unit Batch
Bahan Lazim (%)
Kaolin Bahan aktif 7% 7g 21g
Pectin Bahan aktif 6,6% 6,6g 19,8g
CMC-Na Suspending agent 1% 1g 3g

Methyl Pengawet 0,25% 0,25g 0,75g


paraben

17
Asam Pendapar 2% 2g 6g
sitrat

Sirupus Pemanis 10% 10ml 30ml


simplex
Sorbitol Pemanis/humektan 30% 30ml 90ml

Air Pembawa ad 15ml ad 100ml ad 300ml

PENGAWASAN MUTU SEDIAAN


I. IN PROCESS CONTROL
Suspensi
Parameter Yang
No. Satuan: Cara Pemeriksaan/Pengujian:
Diperiksa/Diuji:
1. Homogenitas Uji Homogenitas
2. Viskositas pcs Uji Viskositas
3. Antimikroba Uji Efektifitas pengawet
4. pH Uji pH
5. Bahan aktif yang Uji Sifat Aliran
didispersikan
6. Uji Penurunan tegangan Uji Penurunan Tegangan Antarmuka
antar muka
7. Laju sedimentasi Uji Laju Sedimentasi
8. Sifat aliran Uji Sifat Aliran

18
II. END PROCESS CONTROL
Suspensi
Parameter Yang
No. Satuan: Cara Pemeriksaan/Pengujian:
Diperiksa/Diuji:
1. pH IK Uji pH Sediaan
2. Penetapan bobot jenis g/ml IK Uji Penetapan Bobot Jenis
cairan Cairan
3. Efektivitas pengawet IK Uji Efektivitas Pengawet
4. Volume terpindahkan IK Uji Volume Terpindahkan
5. Viskositas Cps IK Uji Viskositas

BAB III
PEMBAHASAN

Bahan aktif Kaolin dibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Kaolin
berfungsi sebagai antidiare dengan mekanisme menyerap bakteri dan racun dalam
saluran pencernaa. Kaolin umumnya digunakan bersamaan dengan Pectin, dimana
campuran ke 2 (dua) zat ini memberikan efek sinergisme. Karena bentuk bahan aktif
adalah padat, maka agar dapat berubah menjadi bentuk cair dibutuhkan bahan
tambahan.
Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi kaolin ini adalah :
a. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan
tidak toksik.
b. Bahan pensuspensi (suspending agent) yang digunakan adalah CMC-Na.
Karena CMC-Na tidak toksik terhadap zat aktif dan zat tambahan lainnya.
Tujuan penambahan suspending agent di sini adalah untuk :
 Meningkatkan viskositas

19
 Meningkatkan BJ medium
 Meningkatkan pembasahan
 Meningkatkan dispersitas
c. Humektan yang digunakan adalah Sorbitol
Tujuan penambahan humektan di sini adalah jika sediaan suspensi dituang,
obat akan menempel di mulut botol dan jika pelarutnya menguap bahan obat
yang menempel tersebut akan menjadi kristal sehingga terjadi cap locking.
Untuk mencegah terjadinya cap loking dalam pembuatan suspensi, maka
harus ditambahkan humektan. Selain itu sorbitol mempunyai rasa manis
sehingga dapat memberikan rasa sediaan menjadi lebih enak.
d. Bahan pengawet yang digunakan adalah Metil Paraben
Tujuan penambahan pengawet di sini adalah untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, karena menggunakan bahan pembawa air, dimana air merupakan
media pertumbuhan mikroba, sediaan ini juga digunakan untuk dosis ganda
(pemakaian berulang), selain itu juga karena menggunakan suspending agent
yang berasal dari alam yang mudah ditumbuhi mikroba.
e. Bahan pendapar yang digunakan adalah asam sitrat karena suspensi memiliki
rentang pada Ph 6-8 sehingga perlu ditambahkan pendapar.
f. Sirupus simplex dikombinasikan dengan sorbitol, karena selain menambah
rasa manis sorbitol juga dapat berfungsi sebagai caploking.

Masalah-masalah yang muncul dalam pembuatan suspensi Aluminium Hidroksida


ini adalah :
 Suspending agent yang digunakan adalah CMC Na. Tetapi CMC Na dalam
sediaan ini sangat kental sehingga viscositas sediaan menjadi meningkat.
Viskositas sediaan dari hasil evaluasi adalah 1420 Cps.
 Kecepatan sedimentasi baik, namun karena suspensi sangat kental sehingga
agak sulit untuk dituang.
 Ph sediaan yang didapat adalah 4, menurut syarat 4,5-7. Jadi sediian ini
hampir mendekati Ph yang baik karena di formulasi sediaan juga kami
menggunakan pendapat untuk mengatur Ph.

20
Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melaksanakan pembuatan suspensi hendaknya
lebih dulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang lengkap dan harus lebih banyak
nmempelajari bahan-bahan yang akan digunakan, dan memahami tahap-tahap
pembuatan suspensi, agar suspensi yang dihasilkan baik.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi,
dimana serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan
bantuan suspending agent.
Suspensi yang dihasilkan sangat kental yang menyebabkan sediaan suspensi tidak
bagus. Oleh karenanya perlu evaluasi lebih lanjut untuk suspending agent yang
digunakan. Apakah memang harus ganti dengan bahan lain atau penguranga
konsentrasi.

SARAN
 Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan
efisien agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.

21
 Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus
dilakukan dengan cermat.

22

Das könnte Ihnen auch gefallen