Sie sind auf Seite 1von 7

ANTENATAL CARE

No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/7


Ditetapkan,
STANDAR OPERASIONAL (Penanggung jawab)
PROSEDUR Tgl. Terbit :

ANTENATAL CARE ( TTD dan Nama jelas)

DEFINISI Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang


bersifat prefentiv care untuk mencegah terjadinya masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan
upaya kesehatan perorangan ynag memperhatikan precisi dan kualitas
pelayanan medis yang diberikan. Agar dapat melalui persalinan
dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu,
sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal. Keadaan
kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
janin yang dikandungnya.
TUJUAN 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
social ibu
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
KEBIJAKAN Tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan )
PERSIAPAN ALAT & 1. Alat
BAHAN
a. Leanec
b. Doppler / spekulum corong
c. Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
d. Meteran pengukur LILA
e. Selimut
f. Reflex Hammer
g. Jarum suntik disposibel 2,5 ml
h. Air hangat
i. Timbangan Berat Badan dewasa
j. Tensimeter Air Raksa
k. Stetoscope
l. Bed Obstetric
m. Lampu halogen / senter
n. Kalender
2. Bahan
a. Sarung tangan
b. Kapas steril
c. Kassa steril
d. Alkohol 70 %
e. Jelly
f. Sabun antiseptik
g. Wastafel dengan air mengalir
h. Vaksin TT
i. Safety box (kotak pengaman)
j. Tempat sampah
k. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)
l. Buku register ANC
m. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
n. Buku ANC
PROSEDUR 1. PERSIAPAN.
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
b. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas
dengan air mengalir dan keringkan.
2. PELAKSANAAN:
a. Anamnesa:
1) Riwayat perkawinan.
2) Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
3) Status wayat Haid, HPHT.Menentukan taksiran
persalinan.
4) Riwayat imunisasi Ibu saat ini
5) Kebiasaan ibu.
6) Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan
buat taksiran persalinan.
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum.
a) Keadaan umum Bumil : keadaan gizi, kelainan bentuk
badan, kesadaran,
b) Ukur TB, BB, Lila.
c) Tanda vital : Tekanan darah, Nadi, RR, Suhu
d) Pemeriksaan laboratorium sederhana : Hb, Golda,
Urine rutin)
2) Pemeriksaan khusus.
a) Inspeksi ( Periksa pandang)
 Kepala dan leher : rambut, oedema dan cloasma di
wajah, conjungtiva dan sclera di mata, bibir, lidah
dan gigi, pembesaran vena jigularis, kelenjar limfe,
tiroid dan tonsil
 Dada
Bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan
putting susu (simetris atau tidak), keluarnya
kolostrum ( UK > 28 minggu).
 Perut
Membesar kedepan atau kesamping (ascites),
keadaan pusat, linea alba, gerakan janin, kontraksi,
strie gravidarum, luka bekas operasi.
 Vulva
Keadaan perineum, varices, tanda chadwick,
flouralbus dan condyloma.
 Anggota bawah
Varices, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha.
b) Palpasi (Periksa raba)
Palpasi: Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi
kerjanya sbb: Pemeriksa berada disisi kanan bumil,
menghadap bagian lateral kanan.
 Leopold 1.
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak
fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong
uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus
bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi atas simfisis).
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala
ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan
kanan secara bergantian.
 Leopold 2.
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian
geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian
yang kecil (ekstremitas).
 Leopold 3.
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut bersamaan atau bergantian untuk
menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat
dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
 Leopold 4.
Kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba
dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri
dan kanan (konvergen/divergen)
Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher
dan bila presentasi bokong, upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
c) Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk
mendengarkan bunyi jantung janin, frekuensi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising Rahim,
bunyi aorta dan bising usus.
d) Pemeriksaan Tambahan: Hb, HbsAg, GDS, USG.
3) Akhir pemeriksaan :
a. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, maka
dapat ditegakkan diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui :
Hamil/ tidak, Primi/ multigravida, usia kehamilan, Janin
hidup/ mati, janin tunggal/ kembar, letak anak, anak intra/
ekstrauterin, keadaan jalan lahir dan keadaan umum
penderita.
1) Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.
2) Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien.
3) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang
meliputi : usia kehamilan, letak janin, posisi janin,
Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau
adanya penyakit lain.
4) Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
Pemeriksaan antenatal ulangan
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap
kunjungan pemeriksaan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan pemeriksaan antenatal pertama.
Kunjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteks
komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran,
dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik
yang terarah, serta penyuluhan bagi ibu hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
a) Riwayat kehamilan sekarang:
1) Gerak janin
2) Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
3) Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan
4) Kekhawatiran-kekhawatiran lain
b) Pemeriksaan fisik
1) BB, TD, TFU (setelah kehamilan 12
minggu dengan palpasi, setelah kehamilan
22 minggu dengan pita ukuran).
Menghitung TBJ.
2) Palpasi abdomen untuk deteksi kehamilan
ganda (setelah 28 minggu). Leopold untuk
deteksi kedudukan abnormal (setelah
kehamilan 36 minggu)
3) DJJ ( setelah kehamilan 18 minggu)
c) Pemeriksaan laboratorium
Khususnya terhadap protein dalam urine.
Pemeriksaan laboratorium lainnya, dilakukan
bilamana ada indikasi.
5) Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan
hasil pemeriksaan
6) Jelaskan pentingnya imunisasi
7) Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
8) Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit

Das könnte Ihnen auch gefallen