Sie sind auf Seite 1von 5

a.

Geometri Peledakan

1) Burden (B)

Dalam penentuan burden harus dilakukan penyesuaian dari aspek batuan

dan bahan peledak yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan

kondisi lapangan.

Data-data yang diketahui :

Densitas Batuan Standar = 160 lb/ft³ = 2,5632 Ton/m3

SG Handak Standar = 1,2

VOD Handak Standar = 12.000 ft/s

KB Standar = 30 50

SG handak ANFO = 0,85

VOD handak ANFO = 3600 m/s = 11.800 ft/s

Densitas Batuan Gravel = 2,26 Ton/m3 = 141,087 lb/ft³

Maka :

a) Faktor penyesuaian terhadap bahan peledak (AF1)


1
 SG ANFO x (VOD ANFO )  2 3
AF1 =  2 
 SG Std x (VOD Std ) 
1
 0,8 5 x (11.800) 2  3
=  2 
 1,2 x (12.000) 
= 1,02

b) Faktor penyesuaian terhadap densitas batuan (AF2)

1
 D std  3
AF2 =  
 D 
1
 160  3
=  
141,087 
= 1,043

Sehingga, Nisbah burden yang telah dikoreksi


Kb = Kb std x AF1 x AF2
= 30 x 1,02 x 1,043 = 31.9158
Maka,

Kb x De
Burden (B) =
12

31.9158 x 6.5
= = 17.29 ft ≈ 5,27 m
12

51

2) Spacing (S)

Harga nisbah spacing (Ks) berkisar antara 1.0 – 2.0. Pada lokasi peledakan

terdapat struktur geologi seperti rekahan, perlapisan maka nilainya berkisar antara

1,2 – 1,8. Untuk menghasilkan fragmentasi batuan yang lebih kecil dan seragam

maka harga Ks yang dipakai adalah 1,5. Sehingga besarnya spacing yang

digunakan untuk perbaikan ialah:

S = Ks x B

= 1,5 x 5,27 m

= 7,905 m

Burden dan spacing yang diterapkan di lapangan saat ini rata-rata 5,08 m x

5,09 m untuk usulan percobaan perusahaan disarankan menggunakan burden dan

spacing ialah 3,5 m x 5,3 m dengan menggunakan ukuran spacing dan burden
tersebut diharapkan distribusi energi bahan peledak akan maksimal sehingga

fragmentasi batuan hasil peledakan relatif seragam.

3) Stemming (T)

Nilai nisbah stemming (Kt) berkisar antara 0,7 – 1. Nilai Kt yang dipakai

adalah 1 agar air blast dan stress balance dapat dikontrol.

T = Kt x B

= 1 x 5,27 m

= 5,27 m 52

Kenyataanya selalu terjadi flyrock yang mencapai jarak terjauh ±300 m

dengan ukuran maksimal 30 cm. Dengan dimensi burden yang baru maka

penggunaan Stemming dengan tinggi 3,5 m akan mengatasi masalah tersebut.

4) Subdrilling (J)

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukannya tonjolan –

tonjolan hasil peledakan (toe) pada permukaan lapisan tanah penutup dengan

tinggi toe hingga mencapai 0,3 m, sehingga sangat berpengaruh terhadap laju alat

berat yang sedang beroperasi. Agar batuan bisa meledak secara full face

sebagaimana yang diharapkan maka penulis menyarankan kepada perusahaan

untuk menggunakan subdrilling sebesar 1 m (Kj = 0,085 B).

5) Kedalaman lubang ledak (H)


Penulis menyarankan kepada perusahaan untuk menerapkan kedalaman

lubang ledak (H) sebesar 6 m, sesuai dengan kemampuan alat bor.

6) Tinggi Jenjang (L)


L =H–J
= 11 m – 1 m
= 10 m
7) Panjang kolom isian (PC)
PC = H – T
= 11 m – 5,27 m
= 5,73 m
b. Volume Peledakan 53
V = B x S x L = 5,27 m x 7,905 m x 10 m = 416,6 BCM/lubang

Untuk mendapatkan volume yang sesuai dengan target produksi dimana

sebesar 10.000 BCM/Peledakan maka perlu dilakukan perhitungan jumlah lubang

yang digunakan yaitu dengan persamaan berikut:

Volume yang ditargetkan/peledakan


Jumlah Lubang/Peledakan =
Volume per lubang

10.000 BCM
= = 95 Lubang
105,735 BCM
c. Pemakaian bahan peledak

1) Densitas Pengisian Bahan Peledak

de = ¼ x π x (De)2 x 1000 x Dhandak

= 0,785 x (0,165)² x 1000 x 0,85

= 18,165 kg/m

2) Berat Total Isian ANFO

E = de x PC

= 18,165 kg/m x 5,73 m

= 104,09 kg/lubang

PF = Volume batuan yg diledakan/ banyak anfo yang digunakan

=4582,6(2,1)/1.144,9
=0,12

Das könnte Ihnen auch gefallen