Sie sind auf Seite 1von 9

BAB VII

LINGKUNGAN DAN K3 PERTAMBANGAN

A. Lingkungan

Suatu pertambangan yang lokasinya jauh dari masyarakat atau daerah

industri bila dilihat dari sudut pencemaran lingkungan lebih menguntungkan

daripada bila berada dekat dengan permukiman masyarakat umum atau daerah

industri. Selain itu jenis suatu tambang juga menentukan jenis dan bahaya yang

bisa timbul pada lingkungan. Akibat pencemaran pertambangan batubara akan

berbeda dengan pencemaran pertambangan mangan atau pertambangan gas dan

minyak bumi. Keracunan mangan akibat menghirup debu mangan akan

menimbulkan gejala sukar tidur, nyeri dan kejang – kejang otot, ada gerakan

tubuh diluar kesadaran, kadang-kadang ada gangguan bicara dan impotensi.

Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas,

yaitu mulai dari pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral

serta penelitian deposit bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin

sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan gangguan pada

lingkungan, maka perlu adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya

pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor

yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.

Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai

eksplorasi, eksploitasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta

42
43

kemudian menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti bahaya kebakaran,

pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang

mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan

bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/ uap-uap ke udara pada proses

pemurnian dan pengolahan.

Dalam rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran

lingkungan dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada di

lingkungan pertambangan ataupun berada diluar lingkungan pertambangan,

maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap :

1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan

Sumber daya bumi di budang pertambangan harus dikembangkan

semaksimal mungkin untuk tercapainya pembangunan. Dan untuk ini perlu

adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para alhi agar

menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian baik secara

ekonomi maupun secara ekologis.

Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara

lebih luas perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan

pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat

pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab

melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya.

Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti

perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati seefisien


44

mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat

menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.

2. Penyehatan lingkungan pertambangan

Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan

hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan

kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan

kesehatan.

Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:

a. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar

b. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan

c. Pengendalian dampak risiko lingkungan

d. Pengembangan wilayah sehat.

3. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul

Pertambangan memang sangat berperan penting bagi jaman

sekarang. Soalnya semua kehidupan di bumi ini menggunakan bahan-bahan

yang ada di pertambangan.

Seperti yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas pasti disitu

ada kerusakan lingkungan. Dan kerusakan lingkungan di pertambangan

adalah ;
45

a. Pembukaan lahan secara luas

Dalam masalah ini biasanya investor membuka lahan besar-

besaran,ini menimbulkan pembabatan hutan di area tersebut. Di

takutkan apabila area ini terjadi longsor banyak memakan korban jiwa.

b. Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui

Hasil petambangan merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat

diperbarui lagi. Ini menjadi kendala untuk masa-masa yang akan datang.

Dan bagi penerus atau cicit-cicitnya.

c. Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi risih

Biasanya pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang

dapat memecahkan telinga. Dan biasanya kendaraan berlalu-lalang

melewati jalanan warga. Dan terkadang warga menjadi kesal.

d. Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya

Dari sepenggetahuan saya bahwa kebanyakan pertambangan

banyak membuang limbahnya tidak sesuai tempatnya. Biasanya mereka

membuangnya di kali,sungai,ataupun laut. Limbah tersebut tak jarang

dari sedikit tempat pertambangan belum difilter. Hal ini mengakibatkan

rusaknya di sector perairan.

e. Pencemaran udara atau polusi udara

Di saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan bahan

mentah,biasanya penambang tidak memperhatikan asap yang di buang

ke udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya ozon.


46

Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang dibutuhkan bagi

usaha pertambangan dalam kelanjutan usaha pertambangan yang

berkesinambungan. Sebab usaha pertambangan akan bersinggungan dalam

sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan penambangan. Agar tercipta

tambang yang ramah lingkungan. Berdasarkan UU No 42/1982 tentang

ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986

bertujuan untuk:

a. Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan

lingkungan.

b. Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan.

c. Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan

d. Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling

popular adalah AMDAL atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak

lingkungan yaitu:

a. Meniadakan atau mengurangi resiko

b. Mengoptimalkan hasil pembangunan

c. Meniadakan atau mencegah pertikaian


47

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar

dan berencana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk

meningkatkan mutu hidup dan menjaga keserasian hubungan antar

berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:

a. Kerangka acuan dampak lingkungan

b. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

c. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

d. Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

4. Pengolahan Lingkungan

a. Pengolahan Limbah

Perusahaan harus melakukan penataan konsep pengelolaan

usaha pertambangan yang baik dan benar. Perusahaan mendaftar semua

limbah B3 yang ada di area kerja contoh, oli bekas dan aki bekas. Dan di

lanjutkan evaluasi setiap jenis limbah B3 dan dibuat SOP ( Standar

Operasianal Prosedur ) untuk mengendalikan limbah B3.

b. Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 78

Tahun 2010 tentang reklamasi dan pasca tambang prinsip perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan meliputi :

1) Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan

tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku
48

kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan

2) Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati

3) Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan

penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan

lainnya

4) Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya

5) Memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat

6) Perlindungan terhadap kuantitas airtanah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-unda

c. Penanganan Air Asam Tambang

Air asam tambang adalah air yang bersifat asam (tingkat

keasaman yang tinggi dan sering ditandai dengan nilai pH yang rendah

di bawah 5) sebagai hasil dari oksidasi mineral sulfida yang terpajan

atau terdedah (exposed) di udara dengan kehadiran air.

Kegiatan penambangan, yang kegiatan utamanya adalah

penggalian, mempercepat proses pembentukan AAT karena

mengakibatkan terpaparnya mineral sulfida ke udara, air dan

mikroorganisme.

Dampak yang dapat ditimbulkan dari AAT adalah terhadap biota

perairan, baik secara langsung karena tingkat keasaman yang tinggi


49

maupun karena peningkatan kandungan logam di dalam air (air yang

bersifat asam mudah melarutkan logam - logam).

Pencegahan terbentuknya AAT lebih baik dari pada

mengolahnya (prevention is better than treatment) karena :

1) Lebih andal untuk jangka panjang

2) Meminimalkan risiko

Langkah dari pencegahan identifikasi batuan yang berpotensi

membentuk asam dan yang tidak berpotensi membentuk asam

“karakterisasi”. Dengan mengetahui sebaran jenis - jenis batuan

berdasarkan karakteristiknya dalam pembentukan AAT dapat disusun

perencanaan pencegahan yang baik. Hal ini perlu dilakukan sejak tahap

eksplorasi, perencanaan & perancangan, konstruksi, penambangan, dan

pascatambang.

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Organisai

Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

perusahaan membentuk organisasi dan menunjuk personil yang

bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan program K3 tersebut.

Wadah organisasi tersebut adalah:

a. Kepala Teknik Tambang (KTT).

b. Pengawas operasional.
50

c. Pengawas teknik.

d. Petugas K3 (safety officer).

e. Komite K3 (safety committee).

2. Peralatan

Berlangsungnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik perlu

di perhatikan fasilitas fasilitas standar yang mendukung kegiatan

penambangan dengan aman. Alat pelindung diri (APD) standar seperti helm

proyek, sepatu safety, kacamata dan masker. Lokasi penambangan harus di

lengkapi dengan papan – papan peringatan, rambu lalu lintas, ketentuan

atau peraturan penggunaan peralatan dengan sesuai fungsinya.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan K3 Pertambangan

Langkah-langkah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

yang akan dilaksanakan oleh PT. Bukit Basa adalah :

a. Membuat peraturan perusahaan

b. Program pendidikan dan latihan dasar K3

c. Kesehatan kerja

d. Pengawasan

e. Evaluasi program

Das könnte Ihnen auch gefallen