Sie sind auf Seite 1von 6

RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

PEMBERIAN ANTIPIRETIK PADA ANAK


Andi Cahyadi, dr. SpA

Demam adalah salah satu gejala dan salah satu mekanisme sistem pertahanan tubuh kapan
atau pada suhu berapa kita bisa memberikan Obat demam.

Demam pada anak sebenarnya adalah gejala klinis yang umum pada anak dan
seringkali menajdi alasan utama orang tua membawa anaknya ke dokter baik dokter umum
maupun dokter anak. Banyak orang tua memberikan antipiretik walaupun anak hanya
demam ringan atau bahkan tidak demam untuk menjaga suhu tubuh anak tetap normal.
Demam, bagaimanapun juga bukan penyakit utama tetapi merupakan proses fisiologis yang
bermanfaat dalam melawan infeksi. Jadi tujuan utama mengobati demam pada anak adalah
memperbaiki rasa nyaman anak lebih dari hanya fokus pada menormalkan suhu tubuh.
Maksudnya adalah lebih baik membuat anak nyaman walaupun dengan panas misalnya
dengan mengobservasi tanda penyakit serius dan memberikan nutrisi dan cairan yang
cukup. Dengan demikian antipiretik seringkali tidak diperlukan lagi.

Setiap obat demam memiliki khasiat menurunkan demam, kapan kita memilih
obat pct sirup dan kapan menggunakan ibufropen syrup dan berapa dosis
maksimal, Kapan kita pilih obat peroral , peranal dan perinfus mana yang lebih
baik dan adakah kontra indikasi pemberian ya setiap obat demam. (Dokter
irmansyah) Ada berapa macam jenis obat penurun demam? (Dokter irmansyah)
Kapan saatnya kita memberikan paracetamol infus, suppos atau tablet? (Dr.
Wahyudi Irwan) Kapan sebaiknya diberikan terapi parasetamol infus/drip untuk
tatalaksana demam pd anak ?
Beberapa pertanyaan di atas akan kita bahas secara bersamaan karena hampir sama
dan sejalan. Terlepas dari mekanisme yang mendasari demam, banyak dokter baik dokter
umum maupun dokter anak tetap mengunakan antipiretik untuk semua jenis demam.
Mereka beranggapan bahwa antipiretik bermanfaat bahwa penurunan suhu tubuh akan
memberikan kenyamanan pada anak dan orang tua, sehingga peningkatan aktivitas anak
kembali serta anak mau makan minum kembali. Seringkali kita juga melupakan bahwa
demam adalah proses fisiologi untuk melawan infeksi.
Obat demam atau antipiretik yang dapa digunakan banyak sekali macamnya.
Antipiretik sebenarnya merupakan golongan non steroid anti-inflammation drug atau sering

DokterPost.com Page 1
RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

kita kenal dengan NSID. Obat dari kelompok NSID bekerja sebagai antiinflamasi, analgetik
(antinyeri) dan antipiretik karena mekanismenya kerjanya hampir sama. Setiap sediaan dan
jenis punya potensi yang berbeda dari ketiga manfaat tersebut. Ada obat dengan efek
antiinflamasi kuat dan obat lain efek antinyerinya kuat dan efek lain yang lemah. Misalnya
parasetamol dengan efek antipiretik dan efek antinyeri lemah tetapi tidak punya efek
antiinflamasi. Paracetamol tidak dapat bekerja dan akan dirusak pada daerah peradangan
atau inflamasi. Prototipe NSID adalah salisilat atau dikenal dengan aspirin yang tidak
diindikasikan untyk digunakan pada kasus anak karena dapat menimbulkan sindroma Reye
yang berbahaya terutama pada kasus anak dengan infeksi virus. Aspirin digunakan sebagai
anti agregasi platelet pada penggunaan katup jantung dan juga pada kasus acute rematic
fever (antiinflamasi kuat). Jadi kita harus bijak dalam memilih.
Untuk anak, pemilihan antipiretik sangatlah terbatas. Hanya dua macam obat saja
yang direkomendasikan secara umum yaitu paracetamol dan ibuprofen. Pemilihan antara
keduanya pun juga harus tepat. Paracetamol mulai banyak digunakan pada anak setelah
aspirin ditinggalkan. Dosis yang secara umum dipakai adalah 10-15 mg/kgBB/kali yang
diberikan setiap 4-6 jam sekali. Onset dari paracetamol adalah 30-60 menit tetapi juga
tergantung pada jenis sediaan dan cara pemberian.
Banyak juga dokter terutama dokter anak merekomendasikan pemberian
paracetamol sebelum pasien menerima imunisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan yang
terkait dengan suntikan dan selanjutnya di tempat suntikan dan untuk meminimalkan
respons demam. Padahal sebenarnya tindakan tersebut kemungkinan dapat menyebabkan
penurunan respons imun terhadap vaksin.
Kapan memilih sediaan oral, supositoria dan injeksi tentu saja berbeda. Prinsipnya
sediaan supositoria lebih baik dihindari karena menimbulkan trauma psikis pada anak.
Supositoria juga berisiko menimbulkan trauma fisik dengan melukai anus dan rectum yang
dapat meningkatkan resiko infeksi terutama pada bayi. Sedian oral yang ada adalah drop
(100 mg/1 cc) dan sirup 120 mg/5 cc (sediaan umumnya 60 cc) serta tablet 500 mg.
Tersedia juga tablet 100 mg tetapi sulit mencari serta sediaan paracetamol forte 625 mg
tetapi sulit mendapatkan. Sediaan sirup pada merek tertentu juga tidak lazim yaitu sirup
yang mengandung 150 mg/5 cc dan 200 mg/5 cc serta sediaan sirup forte. Jadi harus
dibaca dengan benar komposisi obat. Yang paling penting adalah dosisnya harus tepat dulu,
ingatlah pada anak adalah berdasarkan berat badan dan bukan berdasarkan usia. Harus
dipahami hal tersebut. Ingat juga bahwa paracetamol sebenarnya adalah obat yang tidak
larut dalam air tetapi larut dalam alcohol. Oleh karena itu bacalah dengan baik. Pada
sediaan yang mengandung alcohol biasanya warnanya bening dan ada rasa pahit dari

DokterPost.com Page 2
RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

alcohol. Sediaan yang tidak mengandung alkohol biasanya lebih keruh sehingga sebaiknya
dikocok dulu sebelum digunakan, baasanya ditulis alkoloh free. Pasti sejawat selama ini
jarang memperhatikan ya, oleh karena itu jangan tertipu dengan promosi oleh medical
representative (detailer) dari pabrik obat. Bekerjalah dengan hati. Ohya daam memilih sirup
juga perhatikan rasa yang disukai anak, rasa mint lebih tidak disukai oleh anak di Indonesia,
rasa buah lebih disukai.

Manakah yg lebih efektif antara Paracetamol dengan Ibuprofen? Ibuprofen


punya efek samping dispepsia, apakah perlu ditambah antasida? (dr. Hendro
Gunawan). Bagaimana pendapat dokter pemberian ibuprofen pada anak untuk
tatalaksana demam?
Ibuprofen atau masyarakat sering mengenal dengan Proris® telah mulai digunakan
secara uas karena mempunyai efek dalam penurunan suhu tubuh lebih lama. Hasil studi
tentang paracetamol dan ibuprofen baik mana dalam menurunkan suhu bervariasi tetapi
tentu saja keduanya lebih efektif disbanding placebo. Maaf bukan melawan kelompok yang
mendukung paracetamol.
Paracetamol oral dan ibuprofen sama efektifnya dalam waktu tercapainya penurunan
panas yaitu 1-2 jam dengan onset of action sama kurang dari 1 jam. Durasi efek
paracetamol 4-6 jam sedangkan ibuprofen 6-8 jam. Dengan demikian ibuprofen lebih jarang
frekuensi pemberian dalam hariannya. Dosis paracetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali setiap
4-6 jam sedangkan ibuprofen adalah 5-10 mg/kgBB/kali setiap 6-8 jam sekali. Dosis
maksimal harian adalah 90 mg/kgBB/hari untuk paracetamol dan 40 mg/kgBB/hari untuk
ibuprofen.
Konsensusnya adalah kedua obat tersebut lebih efektif daripada plasebo dalam
mengurangi demam. Ibuprofen (10 mg /kgBB per dosis) sama efektifnya dan mungkin lebih
efektif daripada paracetamol (15 mg/kgBB per dosis) dalam menurunkan demam saat
diberikan sebagai dosis tunggal atau berulang. Keamanan ibuprofen dan paracetamol pada
anak sehat usia 6 bulan sampai 12 tahun dengan demam tidak berbeda bermakna. Sama
seperti NSID lain, ibuprofen juga berpotensi menimbulkan gastritis tetapi tidak
memperburuk asma. Jadi pada anak yang intake oralnya kurang, lebih bijak pakai
paracetamol dibandingkan ibuprofen.
Ibuprofen juga berpotensi menimbulkan efek nefrotoksik sehingga harus hati hati
bila diberikan pada demam yang dsertai dengan dehidrasi atau penyakit yang kompleks,
gangguan ginjal, dan penyakit kardiovaskuler. Ohya ibuprofen jangan digunakan pada anak
di bawah 6 bulan karena fungsi ginjalnya masih belum baik sehingga aktifitas farmakokinetik

DokterPost.com Page 3
RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

dan farmakodinamiknya kurang banyak diteliti. Dengan demikian kapan kita memilih
ibuprofen dan kapan kita memilih paracetamol harus dipertimbangkan dengan bijak.

Pasien anak perempuan usia 4thn bb 20kg, keluhan utama demam sejak 3 hari yll,
riwayat kejang demam, suhu 39.7°C menggigil, pasien kemudian saya berikan dumin supp
250mg dan kompres hangat intensif 1 jam kemudian suhu semakin naik 40°C, bagaimana
dok terapi selanjutnya? (Dr. Wahyudi Irwan)
Pada kasus itu hati hati terjadi hiperpireksia yaitu suhu tubuh di atas 41oC. Kompres
tetep diberikan dengan air hangat di tangan dan kaki agar terjadi vasodilatasi perifer. Di
leher dan dahi juga tetap karena dekat dengan pembuluh darah besar. Sebaiknya pasang
infuse karena cairan bisa menurunkan suhu tubuh tetapi tidak dianjurkan infuse dengan
cairan didinginkan. Ohya sebabnya apa dulu. Bila dehidrasi dengan infuse biasanya langsun
turun panasnya. Bila penyebabnya infeksi lain lagi. Kadang kala parcetamol supositoria tidak
langsung bekerja karena mungkin keluar lagi bersama mencret. Bila di rumah sakit juga
dipertimbangkan sediaan antipiretik yang lain intravena atau pemberian steroid misalnya
deksametason. Tentunya ada pertimbangannya.
Paracetamol efektif pada 80 kasus anak, tetapi harus diperhatikan efektif di sini buka
berarti temperature turun sampai normal lho ya. Kadangkala kita juga dapat meberikan
paracetamol dengan dosis tinggi sebagai loading yaitu sediaan oral 30 mg/kgBB per dosis
atau rectal 40 mg/kgBB per dosis. Dosis tersebut sering digunakan untuk anak dengan
hiperpireksia tetapi bukan pada penggunaan rutin. Jadi bisa menjawab pertanyaan
sebelumnya bila dengan dosis standar tidak turun dalam 1-2 jam berarti kita masih punya
space dosis sampai 30 mg/kgBB. Tetapi tetap harus hati hati dengan efek samping
hepatotoksik lho ya. Hepatotoksik dapat terjadi pada pemberian >15 mg/kgBB per kali
dengan interval kurang dari 4 jam atau pemberian yang terus menerus dengan dosis lebih
dari 90 mg/kgBB/hari selama beberapa hari. Ohya tambahan, hati hati penggunaan
paracetamol pada asma anak karena asma bisa dikaitkan dengan pemberian paracetamol
walaupun belum ada bukti lebih jelas. Tetapi lebih baik berikan ibuprofen saja pada kasus
asma dengan demam.

Bolehkah kita memberikan na metamizole injeksi pada kasus hiperpireksia pada


bayi dan anak? (Dr. Shinta Sylvia Nugrahanti) Saya melihat dokter Sp.A
memberikan inj. metamizole 4x1 ditambah pct syr 6x1 (kasus rawatan) jika anak
demam tinggi yang tidak turun mencapai normal dalam 1-2 hari saja. Apa itu
diberbolehkan dok? sekian, terima kasih. (dr. Henky Em)

DokterPost.com Page 4
RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

Ya boleh saja. Antipiretik banyak sekali macamnya. Yang paling direkomendasikan


pada anak adalah paracetamol yang kedua adalah ibuprofen. Untuk bayi pilihannya hanya
paracetamolyang sudah terbukti keamanannya pada usia berapapun. Nah untuk pilihan
kedua pada anak adalah ibuprofen yang masyarakat lebih popular dengan sebutan proris.
Memang sediaan intravena paracetamol baru ada beberapa tahun terakhir di Indonesia
sehingga kurang familiar. Pada dasarnya ada rambu rambu dalam pemilihan obat antipiretik
pada anak karena anak bukan miniature orang dewasa. Ada dokter mengkombinasi
paracetamol dengan asam mefenamat. Ada juga metamizole atau antalgin oral. Pada
prinsipnya kita harus tahu kapan digunakan tiap obat dan tahu efek sampingnya.
Paracetamol dapat diberikan tiap 4 jam dosisnya adalah 10-15 mg/kgBB per kali. Kalau 1-2
jam belum turun ya harus dilihat dulu sediaan yang kita berikan oral (tablet, sirup, drop)
atau supositoria atau intravena. Setiap obat punya onset of action yang berbeda.

Bagaimanakah cara berkomunikasi yang baik atau cara mengedukasi keluarga


pasien tentang demam pada anak (dr. Irmansyah) Selamat malam dokter Saya
memiliki pengalaman beberapa orang anak dengan demam yang tidak turun
dengan pemberian obat oral. Orang tua tentu kembali dan komplain. Itupun
mereka sudah melakukan instruksi saya seperti banyak minum dan kompres
hangat. Pertanyaannya, ada beberapa TS yang menambahkan ibuprofen (lagi)
dosis rendah pada puyer. Apa itu diperbolehkan? (dr. Henky Em)
Sangat penting bagi dokter anak untuk secara jelas menggambarkan penggunaan
antipiretik yang sesuai yaitu mulai formulasi, dosis, dan interval serta dosis yang tepat baik
kepada perawat maupun kepada orang tua. Produk obat batuk yang mengandung
paracetamol dan ibuprofen sebaiknya tidak boleh diberikan kepada anak karena
kemungkinan orang tua mungkin secara tidak sengaja memberi anak mereka dosis simultan
obat antipiretik dan batuk dan pilek yang mengandung antipiretik yang sama. Bagi anak
yang membutuhkan sediaan cair, dokter harus mendorong keluarga untuk hanya
menggunakan 1 formulasi. Paracetamol adalah obat tunggal yang paling umum digunakan.
Dalam memberikan penjelasan kita juga perlu memberikan beberapa data statistic tetapi
harus tepat kepada siapa kita member edukasi, susuaikan dengan tingkat pengetahuan
orang tua juga.
Orangtua sering khawatir suhu tubuh normal pada anak yang sakit padahal
penyebab panas harus difikirkan dengan tepat. Banyak orang tua yang memberikan
antipiretik meskipun demamnya minimal atau tidak sama sekali. Kadangkala orang tua
hanya meraba hangat di dahi atau leher sudah mengatakan anaknya demam tinggi tanpa

DokterPost.com Page 5
RESUME DISKUSI KASUS FASKES PRIMER

mengukur suhunya terlebih dahulu. Ingatlah di leher anak ada pembuluh darah besar maka
wajarlah kalau anak akan selalu hangat di bagian lehernya. Anak sangatlah berbeda dengan
dewasa. Tambahan informasi, jangan heran bila malam hari tubuh anak akan lebih panas
dan berkeringat bahkan saat udara dingin saat hujan atau panas, atau misalnya anak tidak
mau pakai baju serta tidur berhadapan dengan kipas angin. Itu semua normal, anak sedang
tumbuh dan saat tidur malam itulah pertumbuhan terjadi sangat cepat ibarat mesin
sehingga panas dan berkeringat. Orang tua sering kali khawatir dan member obat panas.
Padahal obatnya hanya meningkatkan asupan cairan. Bahkan 85% orang tua
membangunkan anaknya yang sedang tidur nyenyak hanya untuk memberikan obat
penurun panas, suatu tindakan yang berlebihan. Lain halnya rang dewasa lho ya, itu nggak
normal pada orang dewasa.

Semoga Bermanfaat.

DokterPost.com Page 6

Das könnte Ihnen auch gefallen