Sie sind auf Seite 1von 9

TUGAS KELOMPOK

MATERIAL TEKNIK

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Ilmi Ramanda Sitorus (0101516009)

2. Siti Fatimah Zahari (0101516018)

3. Zulfikar Dwi Putra (0101516025)

PROGRAM STUDI : Teknik Industri

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

JAKARTA

2017
1. Explain why Valence (outer) shell usually not filled completely?

Answer:

Kenapa setiap electron terluar biasanya tidak terisi penuh dikarenakan, hanya gas mulia saja
yang electron di kulit terluar yang terisi penuh. Elektron valensi di kulit terluar untuk mencapai
kesetimbangan harus memiliki 8 elektron valensi kecuali Helium karena dengan 2 elektron
valensi/duplet sudah mencapai kesetimbangan. Unsur-unsur lainnya diluar gas mulia memiliki
electron valensi (electron terluar) berjumlah antara 1-7 sehingga unsur-unsur tersebut tidak
stabil, untuk mencapai kestabilan unsure-unsur tersebut diharuskan membentuk suatu ikatan
kimia misalnya ikatan ion dan ikatan kovalen. Jadi, electron terluar sering tidak terisi penuh
karena dari konfigurasi elektronnya dimana hanya gas mulia saja yang electron terluarnya terisi
penuh.

2. Why noble gases are important for Industrial process?

Answer:

Mengapa Gas mulia penting untuk industri karena gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat
dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di
alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan
susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-
unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil
dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He(Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe(Xenon), dan Rn (Radon) yang
bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali He 1s2.

Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak
ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk
Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar,
dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.

Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur radioaktif. Unsur
gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang merupakan komponen ketiga
terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-unsur Gas Mulia, kecuali Radon,
melimpah jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas. Argon terdapat di udara bebas dengan
kadar 0,93%, Neon 1,8×10-3%, Helium 5,2×10-4%, Kripton 1,1×10-4%, dan Xenon 8,7×10-6%.
Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena Helium adalah salah satu
unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas
(Amerika Serikat).Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium.
Udara mengandung gas Mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr) walaupun dalam jumlah yang kecil, gas
mulia di Industri di peroleh sebagai hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan
O2.

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas
titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya nomor
atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

Jari – jari atom yang kecil (dalam satu golongan, semakin keatas semakin kecil) mempunyai
energi ionisasi besar artinya elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih
tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas
ke bawah jari – jari atom makin besar, energi ionisasinya makin kecil atau makin mudah
melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.

Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi suatu
atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi), artinya sukar
untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah atom,
makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang
bermuatan positif.

Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia
akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang,
sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur
yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung
kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi
bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar,
Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan
Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain
adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.

Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C atau 298
K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia,
maka di alam berada dalam bentukmonoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur – unsur gas
mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada
suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.

Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada
ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron
pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan
kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion
positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.

3. Explain thypical character of each following typeof bonds: ionic, covalent, metallic,
polarization, hydrogen, and Van der Walls and give example of each

Answer:

*Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk
ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan
ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan disebut senyawa ion.
Salah satu contoh ikatan ion yang sering kita jumpai sehari-hari adalah garam d apur. Ya, garam
dapur rumus kimianya NaCl (Natrium klorida). Dalam NaCl padat terdapat ikatan antara ion Na+
dan ion Cl–dengan gaya elektrostatik sehingga disebut ikatan ion. Bentuk kristal NaCl
merupakan rangkaian antara ion Na+ dan ion Cl–. Satu ion Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl–
dan satu ion Cl– dikelilingi oleh enam ion Na+.

Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai


keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk antara:

1. Ion positif dengan ion negatif

2.Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron besar
(Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),

3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai


keelektronegatifan besar.

Disebutkan di atas bahwa ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari
satu atom ke atom lain. Ikatan antar unsur akan stabil jika eletron terluar berjumlah 2 dan 8.
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat
padat kristal dengan struktur tertentu. Selain bersifat relatif kuat, ikatan ion juga memiliki sifat-
sifat yang lain, diantaranya adalah sebagai berikut:

Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi. Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ion
tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang
tinggi agar ion-ion memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
Keras tetapi rapuh. Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke segala arah
oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan
gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang
sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Berupa padatan pada suhu ruang. Larut
dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik. Tidak menghantarkan listrik
dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik dalam fasa cair.Zat dikatakan dapat
menghantarkan listrik apabila terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa muatan
listrik.

*Ikatan Kovalen adalah ikatanyang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama
oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang
akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron
tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non logam
cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka
ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya
terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan
cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron
pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Contoh:

1H = 1

9F = 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi. Agar atom H
dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing
memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H
dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

*Logam atau metal mememiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan kilap,
massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang baik, kuat
atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan
(ductile). Ciri-ciri ikatan logam/metal:

1.Dimulai dari lautan elektron valensi yang disumbangkan

2.Obligasi primer untuk logam dan paduannya.


3.Radius atom besar dan IP kecil kemungkinan akan menyebabkan ikatan logam

4.Elektron valensi benar-benar terdelokalisasi untuk membentuk elektro awan, di mana inti ion
positif tertanam
5.Elektron nonvalensi yang tersisa dan bentuk nuklei atom "ioncore ", yang memiliki muatan
positif bersih yang sama besarnya denganmuatan elektron valensi total per atom.

6.Ikatan logam bersifat nondirectional.

7.Ikatan logam ditemukan pada tabel periodik untuk Grup IA dan IIAelemen
.
8.Elektron delokalisasi adalah asal listrik dan termal yang baikkonduktivitas pada logam. (Bahan
ikatan Ionik dan kovalenbiasanya isolator listrik dan termal, karena tidak adanyasejumlah besar
elektron bebas.

*Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul atau gugus
yang memiliki momen dipole. Senyawa polar adalah Senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Ikatan polar dapat terjadi karena
perbedaan elektronegatifitas yang cukup tinggi antara dua atom yang berikatan. Ciri-ciri senyawa
polar:

1.Dapat larut dalam air dan pelarut lain


2.Memiliki kutub + dan kutub -, akibat tidak meratanya distribusi electron memiliki pasangan
elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.

Contoh dari senyawa polar: Alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5

*Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom hidrogen yang terikat
dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan pasangan elektron bebas dari atom sangat
elektronegatif lainnya. Ikatan ini muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat
sangat polar, di mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F). Ikatan hidrogen sebenarnya merupakan gaya dipol-dipol yang
terjadi antara molekul-molekul polar. Namun, ikatan ini dibedakan secara khusus karena
kekuatan gaya interaksinya relatif lebih kuat dibanding gaya dipol-dipol umumnya. Hal ini
dikarenakan atom hidrogen tidak memiliki elektron inti yang dapat melindungi (shielding) inti
atom dan ukurannya cukup kecil sehingga dapat lebih didekati oleh molekul-molekul lain dan
jarak antara hidrogen dan muatan parsial negatif pasangan elektron bebas menjadi sangat dekat.
Akibatnya, energi interaksi dipol-dipol antara hidrogen dan pasangan elektron bebas pada atom
elektronegatif menjadi lebih besar dari energi interaksi dipol-dipol lainnya

Contoh ikatan hydrogen: H20 dan NH3

*Gaya van Der Walls dibagi berdasarkan jenis kepolaran partikelnya :

a. INTERAKSI ION – DIPOL (MOLEKUL POLAR) Terjadi interaksi (berikatan) / tarik


menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang
relatif cukup kuat.

b. INTERAKSI DIPOL – DIPOL Merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol).
Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Berlawanan kutub saling
tarik menarik dan jika kutubnya sama saling tolak – menolak. Partikel penginduksi dapat berupa
ion atau dipol lain

c. INTERAKSI ION – DIPOL TERINDUKSI Merupakan antar aksi ion dengan dipol terinduksi.
Dipol terinduksi merupakan molekul netral, menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan
yang berada didekatnya. Kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada dipol karena muatan
ion >>> (lebih besar) Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil
dari dipol permanen.

d. INTERAKSI DIPOL – DIPOL TERINDUKSI Molekul dipol dapat membuat molekul


netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi antar aksi dipol – dipol terinduksi.Ikatan ini
cukup lemah sehingga prosesnya berlangsung lambat

e. ANTAR AKSI DIPOL TERINDUKSI – DIPOL TERINDUKSI (GAYA LONDON)


MEKANISME :

*Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak
mengelilingi inti.

*Electron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga
molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat.

*Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul –
molekul dipole sesaat.

Contohnya clay and stack of papers

4. Explain the forces and energies of inter-atomic separation (E0) shown by figure A.

Answer :
Dari gambar kurvaa di atas, Saat FA dan FR seimbang maka tidak ada gaya total F A + FR = 0 ,
lalu equilibrium exiss.Kemudian untuk pusat atom akan tetap dipisahkan oleh jarak ekuilibrium
r0.
 Mempertimbangkan interaksi antara dua atom terisolasi sebagai mereka dibawa
mendekat kedekatan dari yang tak terbatas pemisahan. •
 Pada jarak yang lebih jauh, interaksi dapat diabaikan.

1. Lebih mudah bekerja dengan energi daripada kekuatan.


2. Bonding energy (juga disebut energi interaksi atau energi potensial)Antara dua atom
yang terisolasi pada pemisahan r berhubungan dengan gaya
3. Energi total minimum pada titik ekuilibriumpemisahan. Energi ikatan E0 sesuai dengan
energi di ro- theenergi yang dibutuhkan untuk memisahkan dua atom ini menjadi
atompemisahan tak terbatas.
4. Interpretasi: memegang satu atom pada titik asal, atom kedua akan
melakukannyamengusir atom pada pemisahan dan menariknya saat ro <r.

5. Explain why is that TM is lager when E0 is larger?

Transisi Fasa terjadi dari fasa padat menjadi fasa cair, dari fasa cair menjadi fasa gas, dan
sebaliknya. Pada proses transisi ini terjadi perubahan entalpi (dan energi dalam) dimana terjadi
pada temperature tetap yang disebut panas laten. Perubahan entalpi pada fasa yang sama disebut
dengan panas sensible. Titik didih cairan juga berkaitan dengan gaya tarik antarmolekul. Bila
temperatur dinaikan, molekul mendapatkan tambahan energi kinetika sampai akhirnya setelah
mencapai titik didihnya molekul mempunyai energi kinetika yang cukup untuk mengatasi gaya
tarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antarmolekul, titik didih semakin tinggi.Gaya
antarmolekul juga mempengaruhi kelarutan. Pengamatan secara kualitatif terhadapkelarutan
adalah ”like dissollves like”. Artinya molekul polar larut dalam pelarut polar,dan molekul
nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Molekul polar tak dapat larut dalam pelarut nonpolar atau
molekul nonpolar tak dapat larut dalam pelarut polar.

6. Explain why is Coeficient of thermal of expansion is larger with smaller eo?

Answer:

∆𝑙 /𝑙0 = (T2-T1)

Berdasarkan rumus tersebut terlihat bila koefisien muai termal akan semakin besar bila suhunya
akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan suhu yang semakin kecil maka nilai dari
koefisien muai panasnya akan semakin besar dan apabila suhunya dinaikkan nilai koefisien
muainya akan semakin kecil. Koefisien muai thermal berbanding terbalik dengan perubahan
suhu
7. Why coefficient of thermal expansion and melting point are important in engineering design .

Answer :

Sebelumnya pengertian dari koefision thermal expansion adalah besarnya angka pemuaian
volume dari suatu benda per kenaikan suhu yang terjadi disekitarnya. Sedangkan mengenai
melting point merupakan titik leleh padat adalah suhu di mana ia mengubah keadaan dari padat
ke cair.

Kemudian mengapa thermal expansion dan melting point itu penting dalam engineering design
karena salah satunya untuk mengurangi stress dan distorsi . Dan mengapa coefficient of thermal
expansion and melting point are important in engineering design dikarenakan termasuk salah
satu cara untuk pengukuran di dalam pemilihan materials.

Das könnte Ihnen auch gefallen