Sie sind auf Seite 1von 22

Dipresentasikan pada forum seminar kelas

Program Pascasarjana

Disusun Oleh : Rosmiaty Beddu

Dosen : DR. Muh. Halifah Mustami, M.Pd

POGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2010
 Manusia adalah Makhluk Homosapiens.

 Berpikir adalah salah satu yang digunakan


dalam berfilsafat dan dipelajari sampai
sekarang.

 Berpikir adalah membuahi pengetahuan.

 Alat dalam berfikir dapat berupa : Bahasa,


Tulisan, Lambang-lambang.
 Apa yang dikembangkan? (obyek)

 Bagaimana cara mengembangkannya?

 Apa tujuan filsafat?


 Orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai
pengetahuan, dan berpikir terus-menerus.

 Filsafat >>> Philosophy. Secara etimologis berasal dari


bahasa Yunani “Philosophia” >>>pailein (love) dan
sophia (wisdom). Love of Wisdom dalam arti yang
sedalam-dalamnya adalah “pencinta atau pencari
kebijaksanaan”.

 Mencintai kebijaksanaan dan mendamba pengetahuan.


 1. Keheranan (Plato).

 2. Kesangsian (Rene Descartes).

 3. Kesadaran akan keterbatasan.


 Pengetahuan (knowledge) : Usaha tahu manusia
untuk sekedar menjawab pertanyaan “apa”(what).

 Ilmu (science) : Tidak sekedar menjawab “apa”


(what) melainkan juga menjawab “mengapa”
(why) dan “bagaimana” (how).
 Mempelajari obyek kajian.

 Mempelajari metode atau pendekatan.

 Bersifat universal (mendapatkan pengakuan


secara umum). Ilmu berkembang terus-
menerus, kadang hari ini ilmu itu benar tetapi
suatu saat akan berubah sesuai
perkembangan keilmuan mengikuti
perubahan metode yang digunakan.
 Apakah yang ingin diketahui? Bagaimana wujud
hakiki obyek tersebut? (ontologi).

 Bagaimana sebuah pengetahuan itu dikembangkan?


Atau bagaimana cara kita mengetahui?
(epistemologi).

 Untuk apa pengetahuan tersebut bagi kita?


(aksiologi). Ilmu itu harus bebas nilai. Persoalan
merusak atau tidak tergantung penilaian dari orang-
orang. Manusia-lah yang memberikan kebijakan
moral terhadap ilmu yang ada.
Kaitan antara ontologi, epistemologi, dan aksiologi
dengan ilmu :

 Ontologi membahas tentang hakikat apa yang ingin


kita ketahui atau hakikat tentang kenyataan. Ia
merupakan obyek penelaahan yang jelas.

 Epistemologi menjawab bagaimana cara


mendapatkan ilmu. Ia adalah metode ilmiah.

 Aksiologi menjawab tentang kegunaan dan


manfaat ilmu. Ia adalah nilai dari sebuah ilmu.
 Ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan
melalui metode keilmuan.

 Ilmu juga merupakan pengetahuan keilmuan.

 Ilmu = Ilmu Pengetahuan.


 Tahap Religi

 Tahap Metafisik

 Tahap Positif
 Rasionalisme menggunakan kemampuan berpikir rasional
manusia.
 Kebenaran dibangun lewat berpikir rasional, kebenaran ada
pada setiap orang (solipsistik) konsensus.
 Tidak ada kepastian dasar bagi rasionalisme.

 Adapun Empirisme memperoleh kebenaran dari pengalaman,


bukan dalam berpikir (apriori).
 Benar menurut keilmuan dan kebenaran yang didukung
oleh fakta-fakta empiris.

 Pengujian empirislah yang mengsahkan apakah konsep,


pernyataan yang dikonstruksikan secara rasional itu
dapat diterima atau tidak. “kenyataan, realita, fakta”.

 Semua yang ada di dunia ini adalah fakta (Mantri, 1987).

 Empiris yang dapat dihayati oleh semua manusia


(Noeng Muhajir, 2008).
 Informal : sikap dan kepercayaan yang
diterima secara tidak kritis.
 Formal : sikap kritis atas kepercayaan yang
dijunjung tinggi.
 Spekulatif : hasil berbagai sains dan teknologi
yang ditinjau dari pengalaman kemanusiaan.
 Logosentris : analasisis kata dan konsep.
 Aktual : problem yang berkembang.
 Radikal >>> sampai keakar-akar persoalan.
 Kritis >>> tanggap terhadap persoalan yang
berkembang.
 Rasional >>> sejauh dapat dijangkau akal manusia.
 Reflektif >>> mencerminkan pengalaman pribadi.
 Konseptual >>> hasil konstruksi pemkiran.
 Koheren >>> runtut atau berurutan.
 Konsisten >>> berpikir harus tidak berlawanan.
 Sistematis >>> saling berkaitan.
 Metodis >>> ada cara untuk memperoleh kebenaran.
 Konprehensif >>> menyeluruh.
 Bebas, dan bertanggung jawab (ada dasarnya).
 Absolut >>> tetap.
FILSAFAT IDEOLOGI
1. Sistem Berpikir 1. Sistem Kepercayaan
2. Berawal dari Ragu 2. Berawal dari Keyakinan
3. Landasan Logika 3. Landasan Mistis
4. Tujuannya Wisdom 4. Tujuannya Kesejahteraan
Kelompok
5. Individual 5. Kolektif
 Francis Bacon (1561-1626). Metode induksi dan eksperimental. Cara
mendapatkan pengetahuan harus tampak jelas dan dicapai dengan
mempergunakan induksi, yakni kebenaran dihasilkan dari konsep
eksperimen-eksperimen yang nyata.

 Auguste Comte (1798-1857). Cara berpikir manusia juga di masyarakat


manapun akan mencapai puncaknya pada tahap positif. Olehnya diberi
arti eksplisit dengan muatan filsafati, yaitu menerangkan bahasa yang
benar dan yang nyata haruslah konkrit (fakta), eksak, akurat, dan
memberi kemanfaatan.

 John Stuart Mill (1806-1873). Pengetahuan ilmiah dapat diperoleh


melalui induksi. Tujuan ilmu pengetahuan adalah mengembangkan
pengetahuan ilmiah yang berlaku dan benar dengan cara penarikan
kesimpulan dari premis-premis atau generalisasidari fakta-fakta yang
ada.

 Lingkaran Wina (Vienna Circle). Ini adalah kelompok yang digugat oleh
Moritz Schlick dengan mengundang ilmuwan secara terbatas dari
berbagai negara untuk berdiskusi setiap jum’at malam.
 Karl Raimund Popper (1902-1994). Menurutnya ilmu pengetahuan hanya
berkembang apabila mengungkap bahwa arti terbaik akal dan masuk
akal adalah keterbatasan terhadap kritik dan kesediaan untuk dikritik
dengan keinginan untuk mengkritik diri sendiri. Menurutnya, ilmu
pengetahuan hanya dapat berkembang apabila teori yang diciptakan itu
berhasil ditentukan kebenarannya. Popper mengganti istilah “verifikasi”
dengan “falsifikasi”.

 Thomas Kuhn. Sains pada dasarnya apa yang dicirikan yang


menyertainya. Bagi Kuhn, revolusi sains dan revolusi politik memiliki
karakter yang sama. Keduanya terbentuk dari persepsi yang ada di
masyarakat.

 Inare Lakatos (1922-1974). Teori merupakan gerak maju (linier) yang


saling menyempurnakan tanpa berkeputusan (historical circumstangs),
sebuah teori yang ditolak (difalisifikasi) bukan berarti harus dibuang
atau tidak berguna, selanjutnya diganti dengan teori baru yang terputus
dengan teori lama (ide dasar).
Arti Logika adalah :
 Seni Berpikir
 Sistem Berpikir
 Cara Berpikir
 Proses Berpikir
 Hukum Berpikir
 Hasil Berpikir

 Logos : adalah kata, ucapan, atau pikiran secara utuh.


 Pengetahuan Logika : adalah studi logika atau studi tentang
tipe-tipe berpikir.
 Logos adalah kesesuaian antara subyek yang mengerti dan
obyek yang dimengerti.
 Idea dengan keingatan obyek.
 Masuk Akal (nalar)

2 Jenis Logika :
 Logika Materil
 Logika Formil
 Adalah suatu struktur berfikir berdasarkan hukum-hukum,
sitem, pola berpikir yang berlaku dalam ilmu logika.

Ada 2 sistem silogisme penalaran menurut Aristoteles:


 Premis Mayor
 Premis Minor

Berdasarkan Prosesnya
 Deduktif
 Induktif

Berdasarkan sifat hubungan


 Kategorik
 Hipotetik
Proses dan produk Ilmu Pengetahuan
 Teori
 Hukum
 Hipotesis
 Observasi
 Persepsi bahasa sehari-hari

SAINS SAINTIS
Ilmu Orangnya
Bebas Nilai Tidak terbatas, bebas
mengembangkan
 Ilmu pengetahuan (sains) sering disalah-artikan dalam
hal netralitasnya terhadap sistem nilai.

 Dari segi esensinya semua sains bersifat universal. Saat


ini tidak ada sains yang memihak karena bebas nilai.

 Yang tidak bebas nilai adalah saintisnya, karena tata


nilai yang dianut oleh saintis tidak lepas dari pikiran
atau argumentasi populer, bukan pada argumentasi
ilmiahnya.

 Demi kesahihan argumentasi ilmiah, tata nilai harus


dilepaskan dari pikiran argumentasi populer.

 Pengetahuan tidak boleh salah atau keliru. Saintis


memang tidak boleh salah tapi kalau keliru bisa
dimaklumi. Kemungkinan salah karena dari segi
metode, alat, dan lain-lain sebagainya.

Das könnte Ihnen auch gefallen