Sie sind auf Seite 1von 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan
memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasi-komplikasi ini bila
dapat dideteksi lebih awal maka akan dapat ditangani dengan baik. Blighted ovum
atau kehamilan kosong merupakan salah satu komplikasi atau kelainan dalam
kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan dalam kehamilan trimester dini.
Sebuah blighted ovum (kehamilan kosong) merupakan salah satu jenis
keguguran yang terjadi pada awal kehamilan. Disebut juga anembryonic pregnancy,
blighted ovum terjadi ketika telur yang dibuahi berhasil melekat pada dinding rahim,
tetapi tidak berisi embrio, hanya terbentuk plasenta dan kulit ketuban. Sebagian besar
kasus blighted ovum akan dikeluarkan secara alamiah, tetapi kadang-kadang jaringan
dalam rahim memerlukan tindakan medis. Blighted Ovum umum terjadi pada
kehamilan. Bahkan, terjadi sedikitnya 60% dari semua keguguran dari setiap
trimester kehamilan. Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak
menyadari bahwa mereka sedang hamil ketika mereka menderita blighted ovum.
Akibatnya banyak wanita tidak sadar akan kondisinya.
Pada ibu hamil dengan blighted ovum, kantung uterus akan berhenti
perbesarannya. Pada waktu itu embrio tiada lagi berkembang lalu mati. Kemudian,
gugurlah bahan-bahan atau produk kehamilan. Proses keguguran itu bisa berlangsung
berminggu-minggu, dimulai dengan hadirnya bercak-bercak kecoklatan hingga
perdarahan dalam jumlah banyak. Tak jarang keguguran berlangsung secara spontan.
Berdasakan penelitian, hamil yang keguguran spontan sekitar 50% merupakan
kehamilan blighted ovum. Jadi janin memang tidak berkembang dan mekanisme
tubuh secara alami mengeluarkannya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi
tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah
pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium hasilnya pun positif.

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya
gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes
kehamilan menjadi positif. Blighted ovum biasanya terjadi pada trimester pertama.

2.2 Etiologi

Hampir 60% kehamilan kosong disebabkan adanya kelainan kromosom dalam


proses pembuahan sel telur dan sel sperma. Meskipun presentasenya tidak terlalu
besar, infeksi rubella, infeksi TORCH, diabetes melitus yang tidak terkontrol,
rendahnya kadar β-hcG serta faktor imunologis seperti adanya antibody terhadap
janin juga dapat menyebabkan terjadinya blighted ovum (kehamilan kosong).

Semakin tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang
dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong. Kadang-
kadang blighted ovum disebabkan rendahnya kadar hormon dalam tubuh, akan tetapi
penyebab utama kondisi ini nampaknya karena faktor kromosom. Blighted Ovum

2
terjadi ketika kromosom – kromosom yang membentuk janin rusak atau terganggu,
mengakibatkan kerusakan genetik yang parah. Kemudian tubuh anda mengenali
abnormalitas kromosom ini dan secara alami berusaha untuk mengakhiri kehamilan.

2.3 Patogenesis

Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma.
Perkembangan dimulai dengan tumbuhnya villi korionik pada permukaan luar
blastokist dan berimplantasi ke dinding rahim. Villi memproduksi gonadotropin yang
merangsang pituitary melepaskan lutenizing hormone (LH), yang berperan memicu
corpus luteum di ovum membentuk progesterone dalam jumlah banyak. Normalnya,
pada tingkat ini, masa inner cell mulai membelah dan berdiferensiasi menjadi organ
organ. Sekitar 6 minggu, fetus mulai mengembangkan sirkulasinya, dan setelah 8
minggu villi khorealis mengatur sisrkulasi membentuk plasenta. Namun, pada
blighted ovum, kantong amnion tidak berisi fetus yang disebabkan berbagai factor
maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan
hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan saja.

Meskipun demikian, plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta


menghasilkan hormone HCG dimana hormone ini akan membeikan sinyal pada
indung telur dan oak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di
dalam rahim. Hormone ini nantinya menyebabkan munculnya gejala gejala
kehamilan seperti mual, muntah, dan tes kehamilan yang positif.

Meskipun embrio sudah terbentuk, tetapi tidak tumbuh dan berkembang


sebagaimana mestinya. Kehamilan hanya berupa kantung rahim yang berisi cairan,
uterus akan berhenti pembesarannya. Kemudian embio juga akan terhenti
perkembangannya lalu mati. Embrio yang nekrosis itu dianggap uterus sebagai benda
asing sehingga uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut
sehingga keluarlah bercak bercak kecoklatan atau bahkan perdarahan dalam jumlah
banyak. Tak jarang pula keguguran terjadi secara spontan. Pada kehamilan normal,
embrio sudah terlihat sejak di USG pada kehamilan 7 minggu.

3
Blighted ovum tidak terkait dengan gangguan kesuburan, sehingga kehamilan
selanjutnya bisa normal, tapi bila blighted ovum kembali pada kehamilan selanjutnya
maka kemungkinan besar terdapat kelainan kromosom menetap pada salah satu dari
suami istri.

2.4 Gejala Klinis


a. Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda
kelainan.
b. Amenore
c. Plano tes positif
d. Keluar darah dari kemaluan berwarna coklat kemerahan
e. Nyeri perut bagian bawah
f. Pertambahan ukuran uterus yang lambat
g. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan
memasuki 7-8 minggu.

2.5 Diagnosis
 Anamnesa
Dari anamnesa dapat untuk mengetahui faktor faktor penyebab walaupun
tidak pasti dalam mendiagnosis untuk blighted ovum. Biasa nya pasien
mengalami tanda tanda kehamilan awal yang diikuti dengan hasil tes
kehamilan yang positif. Pada Blighted Ovum, adanya perdarahan yang
keluar berwarna coklat kemerahan dari kemaluan dan disertai dengan nyeri
perut.
 Pemeriksaan Fisik
Biasanya pemeriksaan ini didapatkan pembesaran dari kehamilan yang
terlambat walaupun pada dasarnya kehamilan bisa diraba pada kehamilan 12
minggu.
Adanya nyeri tekan pada perut karena suatu respon untuk pengeluaran benda
yang dianggap asing oleh tubuh.

4
 Pemeriksaan Penunjang
1. Dengan menggunakan USG kita dapat mendiagnosa pasti Blighted ovum.
USG dapat dilakukan saat usia kehamilan memasuki usia 6-7 minggu.
Sebab saat ini diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16mm
sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari sana nantinya juga akan terlihat
kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosa blighted
ovum ini dapat diregakan bila kantung gestasi berdiameter sedikitnya
25mm dan tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning
telur.

Gambar 1. Gambaran USG pada Blighted Ovum

Gambar 2. Hasil USG pada kehamilan normal

5
2. Pemeiksaan kadar hormon kehamilan
Hormon β-hcG dibentuk oleh plasenta. Normalnya pada pemeriksaan
darah hormon ini dapat dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi, dan pada
tes urin pada hari 12-14. Produksi hormon ini akan menajdi 2 kali liapat
tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumlah tertinggi pada kehamilan
usia 8-11 minggu, lalu menurun. Jika penurunan kadar β-hcG ini terjadi
lebih dini, dapat dicurigai terjadinya blighted ovum.

2.6 Diagnosa Banding


 KET
 Abortus
 Molahidatidosa

Blighted KET Abortus Molahidatidosa


Ovum
Plano test + +/- + +
Amenore Ada Ada Ada Ada
Tanda Ada Ada Ada Ada
hamil
muda
Perdarahan Ada Ada Ada, Ada, gelembung
pervaginam kadang seperti mata ikan
diikuti
keluarnya
jaringan
Warna Coklat Merah Merah Coklat seperti
darah kemerahan kehitaman segar bumbu rujak
Nyeri Ada Ada Ada Ada
abdomen

6
USG Tampak Tampak Tampak Tampak
kantong kantong sisa bayangan seperti
kehamilan kehamilan kantong badai salju
tapi janin dan kehamilan
kosong bagian tidak utuh
bagian lagi dan
janin tampak
diluar sisa
cavum plasenta
uteri
Tabel 1. Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda

2.7 Penatalaksanaan

1. Curettage
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi (curettage).
Hasil curretage akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted
ovum dan kemudian kita akan mengatasi penyebabnya.
Jika karena infeksi, maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang.
Jika penyebabnya adalah akibat antibody, maka dapat dilakukan program
imunoterapi sehingga nantinya bisa hamil sungguhan.
2. Terapi konservatif post curettage
 Antibiotic
 Analgetik
 Anti perdarahan
 Vitamin
3. Lakukan transfusi darah jika hb rendah
4. Istirahat yang cukup

7
2.8 Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan mengosongkan uterus dari sisa sisa hasil
konsepsi
2. Perforasi
Perforafi uterus bisa terjadi saat curettage
3. Infeksi
Infeksi bisa terjadi bila hasil konsepsi tidak dikeluarkan semuanya

2.9 Pencegahan
1. Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella
ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga
kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu
pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan
kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan
kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang
terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.

8
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 38 tahun
Alamat : Tembok
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nomor RM : 133033
Tanggal masuk : 28 Agustus 2016

3.2 Anamnesa
 Keluhan Utama
Seorang pasien usia 38 tahun dating ke PONEK RSUD Solok pada
tanggal 28 Agustus 2016 pukul 12:00 WIB diantar keluarga dengan keluhan
keluar darah dari kemaluan yang membasahi sehelai kain panjang dan
berbongkah-bongkah sejak 2 hari yang lalu yang lalu sebelum masuk rumah
sakit.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluar darah dari kemaluan,membasahi sehelai kain
panjang,berbongkah-bongkah kadang diiringi dengan nyeri perut dan
pinggang sejak 2 hari yang lalu.
 Riwayat keluar jaringan seperti daging (+)
 Keluar jaringan seperti makan ikan (-)
 Badan terasa lemah
 Tidak haid ssekitar ± 2 bulan yang lalu
 HPHT : 28 Mei 2016 TP : 5 Februari 2017
 RHM : mual (+) muntah (+)
 ANC : control ke dokter 3 kali pada awal kehamilan
 RHT : (-)

9
 Riwayat menstruasi : Menarche umur 15 tahun, siklus haid teratur 28
hari lamanya 5-7 hari, banyaknya 1-2 kali ganti duk/hari.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
Hipertensi.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiwaan.
 Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan
G5/A0/P4
 Riwayat Kontrasepsi
Pil Kb
 Riwayat Imunisasi
Tidak ada
 Riwayat kebiasaan
Alkohol (-), narkoba (-), merokok (-)

3.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tinggi : 156cm
BB : 60kg
BMI : 24,6 (Normoweight)
Vital sign :
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Nafas : 20x/menit
 Suhu : 36,7oC

10
Kulit dan Selaput Lendir : Tidak ada kelainan
Kelenjer Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher :
Inspeksi : JVP 5-2 cm H2O
Palpasi : Kelenjer tiroid tidak teraba membesar
: Tidak ada pembesaran KGB
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis terba di RIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur(-)
Pulmo :
Inspeksi : Gerak nafas simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus taktil sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler(+), ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : Status Obstetrikus
Genitalia : Status Obstetrikus
Ekstremitas : Edema (-)

Status Obstetrikus :
Wajah : Chloasma gravidarum : (-)
Mammae : Membesar, areola dan papilla mammae hiperpigmentasi,
kolostrum(-)
Abdomen :
Inspeksi : perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Teraba TFU 1 jari diatas sympisis pubis
: NT (+), NI (-), DM (-)
Perkusi : Tympani

11
Auskultasi : Bising Usus (+)
Genitalia :
Inspeksi : V/U tenang
Palpasi : PPV (+)
VT : Pembukaan tidak ada

3.4 Pemeriksaan Penunjang


 Plano Test : (+)
 Laboratorium :
Hb : 12,7 g/dL
Ht : 38 %
Leukosit : 9,69x103/uL
Trombosit : 255x103/uL
 USG transabdominal :

Gambar 3. Hasil USG pasien dengan blighted ovum

12
Hasil USG :
 GS (+)
 FE (-)
 FHM (-)
3.5 Diagnosa Kerja : G5P4A0H4 gravid 10-11 minggu + Abortus Inkomplit ec
Blighted Ovum
3.6 Sikap :
 Observasi KU, VS, PPV
 Rencana USG
 Rencana Curretage
 Persiapan pre OP

FOLLOW UP

Tanggal / Jam S(Subjective) O(Objective) P (Planning)


A(Assesment)
Sabtu,28Agusutus A : G5P4A0H4 gravid 10-11 Observasi KU, VS, PPV
2016/ 07.00 WIB minggu + Abortus inkomplit Informed consent
ec Blighted Ovum  IVFD RL drip
Oksitosin 2 amp 20
tpm
 As Mefenamat
3x500 mg
 SF 2x1 PO
 Vit C 3x1 PO
 Gastrul 3x1tab PO
Rencana USG

13
Minggu, 29 Mei S : perdarahan lewat jalan Kontrol KU, VS, PPV,
2016/ 08.00 WIB lahir sedikit, nyeri perut (+), kontraksi
riwayat demam (-), BAK (+),  IVFD RL 2line
BAB (-) drip oksitosin 20 tpm
O : Keadaan umum : sedang drip metergin 1amp 0,125
Kesadaran : CMC 20 tpm
TD : 110/70mmHg  Amoksisilin 3x500
Nadi : 90x/menit mg
Nafas : 20x/menit  Asam Mefenamat
o
Suhu : 36,3 C 3x1
Abdomen : TFU setinggi  Vitamin C 3x1
symphisis pubis, NT (+),NI(-),  SF 3x1
DM (+)
Genitalia : Inspeksi : V/U Hasil USG : Sisa konsepsi
tenang, PPV (+) ± 80 cc (+) ukuran 2,3x1,7 cm
darah bergumpal-gumpal Ks : Abortus Inkomplit
A : G5P4A0H4 gravid 10-11
minggu Abortus Inkomplit ec  Gastrul 2 tab
Blighted Ovum pervaginam

Rencana Curratage tanggal


30 Agustus 2016

14
Minggu,30 Mei 2016/ S : perdarahan lewat jalan Dilakukan curattage ai
08.00 WIB lahir sedikit, nyeri perut Blighted Ovum
(+), riwayat demam (-), Dikeluarkan jaringan ±
BAK (+), BAB (-) 0,5gr
O : Keadaan umum : Perdarahan ± 100cc
sedang A : P4A1H4 post
Kesadaran : CMC curettage ai Blighted
TD : 110/70mmHg Ovum
Nadi : 80x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 37oC
Abdomen : TFU setinggi
symphisis pubis, NT
(+),NI(-), DM (+)
Genitalia : Inspeksi : V/U
tenang, PPV (+) ± 80 cc
darah bergumpal-gumpal

15
A : G5P4A0H4 gravid 10-
11 minggu Abortus
Inkomplit ec Blighted
Ovum

Tabel 2. Follow up pasien selama dirawat

16
BAB IV
ANALISA KASUS
Seorang pasien wanita umur 38 tahun dating ke ponek RSUD Solok pada
tanggal 28iAgustus 2016 pada pukul 12.00 WIB dengan keluhan keluar darah dari
kemaluan berwarna coklat kemerahan, membasahi satu helai kain panjang sejak 2
jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/70mmHg, nadi :
84x/menit, nafas : 20x/menit dan suhu : 36,7oC. pada pemeriksaan abdomen tampak
perut tidak membuncit, TFU 1 jari diatas symphisis pubis. Pada genitalia V/U tenang,
PPV (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 12,7 g/dL, Ht : 38,0%,
Leukosit : 9,69x103/uL, Trombosit : 255x103/uL, plano test (+). Dari USG
transabdominal tampak hasil sisa konsepsi ukuran 2,3x1,7 cm.
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini
didiagnosa dengan G5P4A0H4 gravid 10-11 minggu Abortus Inkomplit ec Blighted
Ovum. Pasien kemudian dikontrol KU, VS, PPV. Tindakan selanjutnya adalah
melakukan curettage jaringan untuk menghentikan perdarahan, membersihkan sisa
sisa jaringan, mencegah infeksi dan rahim siap untuk kehamilan berikutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Cunninggam, MacDonald, Gant, 2013, Obstetri Williams, Edisi 23, Penerbit Buku
Kedokteran ECG, Jakarta.
2. Abdul Bari Saifuddin, 2010, Ilmu Kebidanan Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
3. Anne Jacson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenik Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%ovum.pdf
4. Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic, 5th
Edition.

18

Das könnte Ihnen auch gefallen