Sie sind auf Seite 1von 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
Kepala Keluarga (KK) : Tn. H
Alamat : Jalan Kelayan A
Pekerjaan KK : Pedagang
Pendidikan KK : SD
Tife Keluarga : Keluarga inti (Nuclear Family)
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Komposisi Keluarga
Hubungan Status Imunisasi
No. Nama JK dengan Umur Ket
BCG POLIO DPT Hep Campak
KK
1. Ny. J P Istri 49th
2. An. K P Anak 19th
Kandung

GENOGRAM

Keterangan:

= Laki-laki

= Perempuan

1
= Penderita

= Keluarga hidup satu rumah

= Meninggal

= Hubungan Keluarga

Narasi:
Keluarga Tn. H memiliki 3 orang anak perempuan. Tn. H tinggal dirumah bersama
dengan istrinya Ny. J dan seorang anak perempuan An. K. Saat ini Tn. H sedang
menderita penyakit paru-paru yaitu adanya penumpukan cairan pada paru-parunya.
Tn. H baru mengetahui penyakitnya sekitar 2 bulan belakangan ini karena adanya
sesak napas dan didiagnosa oleh dokter adanya penumpukan cairan baru 2 minggu
belakangan setelah pemeriksaan dirumah sakit. Penyakit bukan merupakan penyakit
turunan dari kedua orang tua Tn. H.

Status Sosial Ekonomi Keluarga:


Sumber penghasilan keluarga Tn. H didapat dari hasil wiarausahanya, dengan hasil
rata-rata Rp3.000.000,- /bulan.

Aktivitas rekreasi keluarga:


Keluarga Tn. H tidak mempunyai jadwal khusus untuk berkunjung ke tempat-tempat
wisata.
II. Riwayat dan perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga masuk pada tahap VI dimana Tahap ini anak pertama dan kedua Tn. H
sudah meninggalkan rumah orang tuanya karena sudah menikah, sedangkan anak
terakhir masih tinggal serumah dengan Tn. H, karena belum menikah dan masih
kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri Banjarmasin.

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Adapun Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah:


1. Memeprluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.

2
3. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
4. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
5. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Dari tugas perkembangan keluarga diatas maka tugas perkembangan keluarga


pada Tn. H sudah terpenuhi semuanya.

Riwayat kesehatan keluarga inti:

Saat ini Tn. H sedang menderita penyakit paru-paru yaitu adanya penumpukan cairan
pada paru-parunya. Tn. H baru mengetahui penyakitnya sekitar 2 bulan belakangan
ini karena adanya sesak napas dan didiagnosa oleh dokter adanya penumpukan cairan
baru 2 minggu belakangan setelah pemeriksaan dirumah sakit. Dan Tn. H dianjurkan
untuk masuk dan dirawat di rumah sakit, karena bermasalah dengan kesehatannya
tersebut. Jika penyakit tersebut kambuh maka Tn. H. hanya bisa menunda aktivitasnya
untuk menormalkan nafasnya. Sedangkan Ny. J dan An. K saat ini dalam kondisi
sehat.

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

Keluarga Tn. H tidak memiliki riwayat penyakit turunan. Penyakit sesak nafas yang
diderita oleh Tn. H merupakan penyakit baru yang dialami oleh Tn. H. Sedangkan
pada keluarga Ny. J tidak memiliki riwayat penyakit turunan juga.

III. Data Lingkungan


Karakteristik Rumah:
Luas rumah Tn. H 7 x 10 m2 , tipe rumah permanen dengan luas pekarangan 5 x 6 m2.
Lantai rumah terbuat dari kayu dengan atap rumah dari seng. Terdapat ventilasi
dengan pencahayaan yang cukup dan empat jendela dengan status rumah milik
sendiri.
Denah Rumah:
Ruang Kamar 1

Kamar 2

3
Dapur

Ruang Tamu

Karakteristik Tetangga dan Komunitas:


Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah
perkotaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk
setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang
menginap harap lapor pada RT/RW.

Mobilitas Geografis Keluarga:


Sejak Tn. H menikah dengan Ny. J keluarga Tn. H tinggal di Pelangka Raya
Kalimantan Tengah, dan keluarga Tn. H pindah ke Banjarmasin pertama kali yaitu
pada saat usia anak terakhir mereka berusia 5 tahun. Dan sampai sekarang keluarga
Tn. H berdomisili di Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat:


Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat
disekitar.

Sistem Pendukung Keluarga:


Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, kecuali Tn. H yang mempunyai
penyakit sesak nafas sekitar 2 bulan terakhir ini. Antara anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat
tidur, sumber air bersih, dan sepeda motor sebagai sarana transportasi dan kartu
jaminan kesehatan nasional sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Tetangga
sekitar sering membantu kegiatan pada saat melakukan acara dikediaman Tn. H.

4
IV. Struktur Keluarga
Peran ayah:
Tn. H seorang Ayah yang mempunyai peran sebagai suami dari istri dan anak – anak,
berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
Peran ibu:
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
Peran anak:
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Nilai atau norma keluarga:


Keluarga Tn. H mentaati norma/aturan yang berlaku dalam keluarganya, dimana
mereka saling menghargai dan menghormati, serta dalam berperilaku harus sopan
santun.

Pola komunikasi keluarga:


Bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa Banjar. Komunikasi antar anggota
keluarga cukup baik, dimana jika ada masalah dalam keluarga selalu diselesaikan
dengan jalan musyawarah.

Struktur kekuatan keluarga:


Tn. H selalu mengajarkan serta memberi nasehat kepada istri dan anaknya tentang
bagaimana cara berperilaku dengan anggota masyarakat, saling menghormati dan
menghargai antar anggota keluarga. Kekuatan keluarga dipegang oleh Tn. H selaku
kepala keluarga.

5
V. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif:
Keluarga Tn. H saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. H selalu
mendukung apa yang dilakukan keluarganya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar etika dan sopan santun. Diterapkannya musyawarah dalam mengatasi
permasalahan keluarga.
Fungsi Sosialisasi:
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga
memperhatikan norma dan etika dalam berperilaku, baik dalam lingkungan keluarga
maupun di masyarakat.

Fungsi Reproduksi:
Saat ini keluarga Tn. H memiliki 3 orang anak perempuan.

Fungsi Ekonomi:
Tn. H memenuhi kebutuhan sandang dan papan dari pendapatan yang diperoleh
selama sebulan. Tn. H. Berharap dengan penghasilan yang di dapatkannya, dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perawatan Kesehatan:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Tn. H mengatakan bahwa dia sering mengalami sesak nafas pada saat beraktivitas
berat. Kejadian demikian mulai dirasakan Tn. H sekitar 2 bulan yang lalu.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Jika ada anggota keluarga dari Tn. H yang sakit, keluarga membawanya ke
puskesmas.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga dari Tn. H yang sakit maka sebagai seorang istri Ny. J
akan merawat di rumah. Jika sakitnya tidak membaik mereka membawanya ke
Puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut.
d. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini sakit yang masih bisa ditolerir
dan tidak mengharuskan untuk mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan, Tn.
H dan Ny. J hanya membeli obat di kios, tetapi jika keadaan yang cukup dan perlu

6
perawatan layanan kesehatan maka Tn. H dan Ny. J langsung pergi ke puskesmas
atau Rumah Sakit.

VI. Stress dan Koping Keluarga


Stressor jangka pendek dan panjang:
a. Stressor jangka pendek:
Tn. H mengatakan bahwa penyakitnya sering kambuh ketika beraktivitas berat.
b. Stressor jangka panjang:
Tn. H mengatakan bahwa dia stress memikirkan untuk biaya pengobatan
penyakitnya dan biaya untuk anaknya yang sedang kuliah di perguruan tinggi.

Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor:


Untuk mengatasi stressor jangka pendek, Tn. H pergi ke Puskesmas untuk
mendapatkan obat dan kerumah sakit untuk melakukan pengobatan yang lebih serius.
Sedangkan untuk menghadapi stressor jangka panjang Tn. H hanya bisa bekerja keras
untuk bisa melanjutkan sekolah anaknya yang saat ini kuliah diperguruan tinggi
negeri.

Strategi koping yang digunakan:


Jika ada masalah dalam keluarga, selalu didiskusikan antar anggota keluarga
walaupun dalam pengambilan keputusan nanti akan diambil alih Tn. H selaku kepala
keluarga.

Strategi adaptasi disfungsional


Dalam menghadapi masalah, keluarga Tn. H tidak pernah menyelesaikan dengan
kekerasan, melainkan selalu dengan kepala dingin sehingga tidak ada perpecahan
dalam keluarga. Dan untuk menambah penghasilan Tn. H, Ny. J sebagai Istri
membantu dengan cara berjualan nasi pada pagi hari di depan rumahnya.

7
VII. Pemeriksaan Kesehatan tiap anggota keluarga
Pemeriksaan
Tn. H Ny. J An. K
Fisik
TD 120/90 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg
Nadi 80 x/menit 72 x/menit 70 x/menit
Suhu 36 0C 37 0C 36,50C
RR 28 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
Kepala Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal,
rambut hitam dan rambut hitam, rambut hitam,
beruban, lurus, lurus, beruban lurus, pendek dan
bersih panjang dan bersih
bersih
Mata Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak anemis, sklera anemis, sklera
ikterik tidak ikterik tidak ikterik
Hidung Hidung simetris, Hidung simetris, Hidung simetris,
tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip,
tidak sinusitis, tidak sinusitis, tidak sinusitis,
penciuman baik. penciuman baik. penciuman baik.
Telinga Simetris, Simetris, Simetris,
pendengaran pendengaran pendengaran
baik,tidak ada baik,tidak ada baik,tidak ada
serumen dan tidak serumen dan serumen dan tidak
menggunakan alat tidak menggunakan alat
bantu menggunakan alat bantu
bantu
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada I : Bentuk dada I : Pengembangan I : Pengembangan
normal, tampak paru simetris paru simetris
adanya retraksi P : Vokal Premitus P : Vokal Premitus

8
dinding dada. sama sama
P : Vokal Premitus P : Redup P : Redup
sama A : Vesikuler A : Vesikuler
P : Redup
A : wezzing
Abdomen I : Simetris I : Simetris I : Simetris
A : Refluk 15x/mnt A : Refluk A : Refluk 15x/mnt
P : Tidak ada nyeri 15x/mnt P : Tidak ada nyeri
tekan P : Tidak ada nyeri tekan
P : Timpani tekan P : Timpani
P : Timpani
Ekstermitas Tidak ada varises, Tidak ada varises, Tidak ada varises,
tidak ada udema tidak ada udema tidak ada udema

VIII. Harapan Keluarga Kepada Petugas Kesahatan Pelayanan Kesehatan


Keluarga berharap agar petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan yang
baik dan tepat pada siapa saja yang membutuhkan tidak hanya pasien yang di RS
tetapi juga warga masyarakat yang membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan.
Jangan membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat
miskin dengan kaya.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Analisa Data
No. Data Penyebab Masalah
1. DS: Ketidaktahuan keluarga Ketidakefektifan
 Klien mengatakan dalam merawat anggota bersihan jalan
bahwa dia sering keluarga yang sakit. napas
mengalami sesak nafas
pada saat beraktivitas
berat.
DO:
 Tampak adanya retaksi
dinding dada pada

9
klien.
 RR : 28x/m
2. DS: Ketidakmampuan keluarga Ketidakmampuan
 Keluarga klien dalam mengambil atau koping keluarga.
mengatakan tidak memutuskan tindakan yang
mengetahui keputusan tepat bagi keluarga yang
tindakan yang tepat sakit.
untuk memenuhi
tujuan kesehatan.
 Keluarga klien
mengatakan hanya
bisa membiarkan klien
beristirahat pada saat
penyakitnya kambuh.
DO:
 Klien tampak
berbaring pada saat
penyakit kambuh.
 TD: 120/90mmHg
Nadi: 80x/m
Suhu: 360C
RR: 28x/m

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berubungan dengan ketidaktahuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil atau memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang sakit.

10
3. Skoring Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berubungan dengan ketidaktahuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 SifatMasalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Penyakit pada Tn.H
Skala : sudah terdiagnosa
 Tidak/ kurang yaitu adanya
sehat = 3 penumpukan cairan
 Ancaman diparu-paru.
kesehatan =2
 Keadaan
sejahtera =1
2 Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1
Masalah dapat
Masalah
diubah sebagian
Untuk di Ubah
karena keluarga
Skala:
harus mengerti
 Mudah = 2
tentang masalah
 Sebagian =1
penyakit tersebut.
 Tidak dapat =
Dan melakukan
0
pengobatan lebih
lanjut di Rumah
Sakit untuk
dilakukan operasi.

3 Potensi 2 1 2/3 x 1 = Keluarga Tn.H


Masalah 2/3 tampak tidak bisa
Untuk di mendemonstrasikan
Cegah cara perawatan
Skala : anggota keluarga
 Tinggi = 3 yang sakit di rumah
 Cukup = 2
 Rendah = 1

11
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga
Masalah menanggapi
Skala : penyakit asma ini
 Masalah sangat menganggu
berat, harus aktivitas Tn.H
segera
ditangani = 2
 Ada masalah,
tetapi tidak
perlu
ditangani = 1
 Masalah tidak
dirasakan = 0
Total 3 2/3

2. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengambil atau memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang sakit.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = Bila tidak
Skala : 2/3 dilakukan tindakan
 Tidak/ kurang perawatan yang
sehat = 3 benar akan terjadi
 Ancaman resiko kekambuhan
kesehatan =2 penyakit.
 Keadaan
sejahtera =1
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2
Masalah dapat
Masalah
diubah dengan
Untuk di Ubah
mudah apabila
Skala:
keluarga diajarkan
 Mudah = 2
cara merawat klien
 Sebagian =1

12
 Tidak dapat = tersebut.
0
3 Potensi 2 1 2/3 x 1 = Keluarga terbuka,
Masalah 2/3 kooperatif dan mau
Untuk di mengikuti saran
Cegah yang dianjurkan.
Skala : Masalah sesak
 Tinggi = 3 napas dapat diatasi
 Cukup = 2 asal keluarga,
 Rendah = 1 terutama Tn.H bisa
mengatur pola
aktivitas dan
istirahatnya.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga
Masalah menanggapi
Skala : penyakit sesak
 Masalah napas ini sangat
berat, harus menganggu
segera aktivitas Tn.H.
ditangani = 2
 Ada masalah,
tetapi tidak
perlu
ditangani = 1
 Masalah tidak
dirasakan = 0
Total 4 1/3

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Skor
1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan 4 1/3
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil atau
memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang

13
sakit.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berubungan 3 2/3


dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengambil atau memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah Kognitif 1. Keluarga Mampu 1. Kaji pengetahuan
dilakukan mengambil keluarga tentang apa
tindakan keputusan yang saja tindakan yang
keperawatan Afektif tepat bagi harus dilakukan untuk
selama 1 x keluarga yang pertama kali pada saat
60 menit sakit. klien kambuh.
keluarga Psikomotor 2. Keluarga dapat 2. Berikan informasi atau
mampu menyebutkan penyuluhan kesehatan
dalam cara merawat tentang tindakan
mengambil anggota keluarga pertama yang harus
atau yang sakit dilakukan oleh
memutuska 3. Keluarga dapat keluarga terkait
n tindakan memodifikasi/ penyakit klien.
yang tepat memelihara 3. Evaluasi cara – cara
bagi lingkungan untuk perawatan yang baik
keluarga meningkatkan 4. Libatkan keluarga
yang sakit kesehatan terdekat untuk
4. Keluarga dapat memberikan support.
memanfaatkan 5. Berikan kesempatan
fasilitas keluarga untuk
kesehatan bertanya.

14
6. Berikan pujian atas
keputusan yang
diambil oleh keluarga.
7. Kaji pengetahuan
keluarga tentang cara
merawat anggota
keluarga yang sakit
8. Ajarkan keluarga cara
merawat klien.
9. Anjurkan keluarga
untuk memperhatikan
pola istirahat dan
faktor pencetus
kambuhnya sesak
nafas.
10. Anjurkan Tn. H
meminum obat sesuai
aturan.
11. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
12. Berikan pujian atas
keputusan yang
diambil oleh keluarga.
13. Anjurkan keluarga
untuk selalu menjaga
dan memelihara
kebersihan.
14. Berikan pujian atas
keputusan dan
tindakan yang diambil
oleh keluarga.
15. Kaji pengetahuan

15
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
16. Jelaskan kepada
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
17. Anjurkan keluarga
untuk selalu
memeriksakan
kesehatan ke fasilitas
kesehatan untuk
mendapatkan bantuan.
18. Berikan pujian atas
keputusan dan
tindakan yang diambil
oleh keluarga.

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berubungan dengan ketidaktahuan keluarga


dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah Kognitif 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
dilakukan menyebutkan keluarga tentang cara
tindakan cara merawat merawat anggota
keperawatan Afektif anggota keluarga keluarga yang sakit
selama 1 x yang sakit 2. Ajarkan keluarga cara
60 menit 2. Keluarga dapat merawat klien.
keluarga Psikomotor memodifikasi/ 3. Anjurkan keluarga
mampu memelihara untuk memperhatikan
mengatasi lingkungan untuk pola istirahat dan
ketidakefekt meningkatkan faktor pencetus

16
ifan kesehatan kambuhnya sesak
bersihan 3. Keluarga dapat nafas.
jalan nafas memanfaatkan 4. Anjurkan Tn. H
Tn.H fasilitas meminum obat sesuai
kesehatan aturan.
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
6. Berikan pujian atas
keputusan yang
diambil oleh keluarga.
7. Anjurkan keluarga
untuk selalu menjaga
dan memelihara
kebersihan.
8. Berikan pujian atas
keputusan dan
tindakan yang diambil
oleh keluarga.
9. Kaji pengetahuan
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
10. Jelaskan kepada
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
11. Anjurkan keluarga
untuk selalu
memeriksakan
kesehatan ke fasilitas

17
kesehatan untuk
mendapatkan bantuan.
12. Berikan pujian atas
keputusan dan
tindakan yang diambil
oleh keluarga.

D. Impelmentasi

Tanggal/
Diagnosa keperawatan Implementasi
waktu
Sabtu, Ketidakefektifan koping keluarga 1. Mengkaji pengetahuan keluarga
21-10-2017 berhubungan dengan tentang apa saja tindakan yang

Jam 14.00 ketidakmampuan keluarga dalam harus dilakukan untuk pertama


mengambil atau memutuskan kali pada saat klien kambuh.
WITA
tindakan yang tepat bagi keluarga 2. Memberikan informasi atau
yang sakit. penyuluhan kesehatan tentang
tindakan pertama yang harus
dilakukan oleh keluarga terkait
penyakit klien.
3. Mengevaluasi cara – cara
perawatan yang baik
4. Melibatkan keluarga terdekat
untuk memberikan support.
5. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
6. Memberikan pujian atas
keputusan yang diambil oleh
keluarga.
7. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang cara merawat anggota
keluarga yang sakit
8. Mengajarkan keluarga cara
merawat klien.
9. Menganjurkan keluarga untuk

18
memperhatikan pola istirahat dan
faktor pencetus kambuhnya sesak
nafas.
10. Menganjurkan Tn. H meminum
obat sesuai aturan.
11. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
12. Memberikan pujian atas
keputusan yang diambil oleh
keluarga.
13. Menganjurkan keluarga untuk
selalu menjaga dan memelihara
kebersihan.
14. Memberikan pujian atas
keputusan dan tindakan yang
diambil oleh keluarga.
15. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
16. Menjelaskan kepada keluarga
tentang manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
17. Menganjurkan keluarga untuk
selalu memeriksakan kesehatan
ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan bantuan.
18. Memberikan pujian atas
keputusan dan tindakan yang
diambil oleh keluarga.
Sabtu, Ketidakefektifan bersihan jalan 1. Mengkaji pengetahuan keluarga
21-10-2017 napas berubungan dengan tentang cara merawat anggota

Jam 15.00 ketidaktahuan keluarga dalam keluarga yang sakit


merawat anggota keluarga yang 2. Mengajarkan keluarga cara
WIB
sakit. merawat klien.

19
3. Menganjurkan keluarga untuk
memperhatikan pola istirahat dan
faktor pencetus kambuhnya sesak
nafas.
4. Menganjurkan Tn. H meminum
obat sesuai aturan.
5. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
6. Memberikan pujian atas
keputusan yang diambil oleh
keluarga.
7. Menganjurkan keluarga untuk
selalu menjaga dan memelihara
kebersihan.
8. Memberikan pujian atas
keputusan dan tindakan yang
diambil oleh keluarga.
9. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
10. Menjelaskan kepada keluarga
tentang manfaat fasilitas
kesehatan yang ada di
masyarakat.
11. Menganjurkan keluarga untuk
selalu memeriksakan kesehatan
ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan bantuan.
12. Memberikan pujian atas
keputusan dan tindakan yang
diambil oleh keluarga.

20
E. Evaluasi (Catatan Perkembangan Keluarga)

No. Diagnosa Tanggal Jam Evaluasi Paraf


1. Ketidakefektifan Minggu, Jam S:Tn. H mengatakan keluarga
koping keluarga 22-10- 10.00 sudah dapat mengambil
berhubungan 2017 WITA keputusan dengan cepat
dengan
dan benar.
ketidakmampuan
O:Keluarga mampu
keluarga dalam
menyebutkan tindakan apa
mengambil atau
yang tepat dilakukan apabila
memutuskan
Tn. H mengalami sesak nafas
tindakan yang
tepat bagi
A: Masalah teratasi
keluarga yang
sakit.
P: Ingatkan keluarga tentang
tindakan apa yang pertama
kali dilakukan.
2. Ketidakefektifan Minggu, Jam S: Tn. H mengatakan keluarga
bersihan jalan 22-10- 11.00 sudah mengerti cara
napas berubungan 2017 WITA merawat.
dengan
ketidaktahuan
O: - Tn. H sudah membaik,
keluarga dalam
tidak ada tanda-tanda
merawat anggota
sesak nafas.
keluarga yang
- Keluarga mampu
sakit.
menyebutkan apa yang
harus dilakukan apabila
Tn. H mengalami sesak
nafas

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan Intervensi

21

Das könnte Ihnen auch gefallen