Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
Aferi Adi S.
Ika Tyas Adi S.
Mufarikhatul Binti L.
Shella Elselina P.
Wiwit Setyaningsih
S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang askep Angina Pektoris ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah KMB 1.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Menjelaskan tentang pengertian angina pektoris
2. Menjelaskan tentang etiologi angina pektoris
1
3. Membahas tentang patofisiologi angina pektoris
4. Menyebutkan manifestasi angina pektoris
5. Menjelaskan pemeriksaan diagnosis angina pektoris
6. Menjelaskan penatalaksanaan angina pektoris
7. Membahas asuhan keperawatan angina pektoris
2
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1 Definisi
Angina pektoris adalah sindrom klinis yang ditandai oleh nyeri paroksisme atau
perasaan tekanan pada dada anterior. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan
sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan
rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah
retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri.
Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Penyebabnya adalah
insufisiensi aliran darah koroner. Angina biasanya merupakan akibat dari penyakit
anterosklerosis jantung dan berkaitan dengan obstruksi signifikan pada arteri koroner yang
besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri angina adalah latihan fisik, pemajanan
terhadap dingin, makan terlalu banyak, stress atau setiap stimulasi yang menimbulakan
dampak emosional yang meningkatkan beban kerja miokardinal.
2.2 Etiologi
Penyebab angina pectoris adalah adanya arterosklerosis pada arteri koroner. Adapun
faktor resikonya dibagi menjadi yaitu:
a. Faktor resiko yang dapat dirubah:
- Merokok
- Hipertensi
- Aktifitas fisik
- Obesitas
- Dislipidemia
b. Faktor resiko yang tidak dirubah:
- Umur
- Jenis Kelamin
- Herediter
c. Faktor resiko lainnya:
- Diabetes Mellitus
- Stress
- Alkohol
- Hormon
3
2.3 Klasifikasi
Jenis Angina Pektoris :
Angina Stabil
Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat. Dibedakan
antara lain :
- Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk tegak.
Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
- Angina Dekubitus : Angina saat berbaring
- Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif ischemia (seperti tes pada stress tetapi pasien tidak menunjukkan
gejala)
Angina Tidak Stabil (angina prainfark, angina kresendo)
Frekwensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif. Angina non
stabil di bedakan antara lain :
- Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
Varian angina
- Angina Prinzmetal
Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG, di duga
disebabkan oleh spasme arteri koroner
2.4 Patofisiologi
Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung aterosklerosik dan hamper selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama. Sejumlah factor yang dapat
menimbulkan nyeri angina adalah:
Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung.
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan
darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
Makan makanan yang sulit dicerna akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesenteric untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai
jantung
4
Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,menyebabkan frekuansi
jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalindan peningkatan tekanan darah, dengan
demikian kerja jantung juga meningkat.
Pathway
5
b. Angina tidak stabil
- Ciri khas ketidaknyamanan di dada pada angina ini berupa: nyeri dada
retrosternal atau percordial yang tertekan, sering menyebar ke leher, lengan kiri,
dan bahu.
- Mual, muntah, palpitasi dan sesak napas
- Gejala terjadi pada saat istirahat atau pada saaat beraktifitas ringan
c. Angina Varians
- Ketidaknyamanan retrosternal mungkin menyebar ke lengan, leher atau rahang
biasanya terjadi pada saat istirahat, sering terjadi pada waktu pagi hari.
6
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai
melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau
angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary
angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit
arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah,
penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk
mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang
dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA
sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan
kemunduran proses angina yang diderita pasien.
2.8 Komplikasi
- Stres psikologis
- Unstable angina
- Infark Miokard
- Disritmia/aritmia
- Sudden death (kematian mendadak)
- Gagal jantung
7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
Keluahan yang paling dirasakan oleh pasien saat pengkajian, alasan utama masuk
rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan dan keluha pasien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi
timbulnya serangan, tindakan yang telah dilakukan untuk mengurangi gejala.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien, terutama yang berkaitan dengan
penyakit saat ini.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita yang berhubungan dengan
penyakit pasien saat ini, mengkaji hubungan penyakit secara herediter. Kaji factor
risiko penyakit jantung, seperti berikut ini.
Riwayat penyakit klen seperti diabetes, hipertensi, penyakit vascular, animea
dan lai-lain.
Riwayat kesehatan lain :
Peningkatan kadar kolesterol (ldl dan hdl), trigliserida, hipertriroid, kebiasaan
merokok, konsumsi minuman berakohol, asupan makanan tinggi garam, kafein,
asupan cairan, dan bb.
Obat-obatan : toleransi terhadap obat-obatan dan terapi yang didapat saat
timbul serangan.
Riwayat gangguan saluran pencernaan seperti dyspepsia, astritis, peptic uler,
dan penyakit lain yang menimbulkan keluhan nyeri epigastrium.
Riwayat kesehatan keluarga : riwayat penyakit jantung dan pembuluh dara
(arteri koroner) dalam keluarga merupakan factor risiko bagi klien.
f. Riwayat psikososial
Mengkaji dampak penyakit pasien saat ini terhadap keadaan psikologis pasien dan
kehidupan sosialnya.
8
Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.terbangun bila nyeri dada
Tanda : dispnea saat kerja
Sirkulasi
Gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda : takikardia, disritmia.kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi
Makanan/ cairan
Gejala : mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak,kafein,
minuman keras
Tanda : distensi gaster
Integritas ego
Gejala : stresor kerja, keluarga
Tanda : ketakutan, mudah marah
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas
atas kiri.
Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit)
Tanda : wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan
darah.
Pernapasan
Gejala : dispnea saat kerja, riwayat merokok
Tanda : meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke
Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas
g. Kesan umum
Kaji kondisi pasien secara umum. Secara tidak langsung menentukan tingkat
ketergantuang pasien.
h. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Denyut nadi
Pernapasan
9
Suhu
Tinggi badan
Berat badan
f. Pemeriksaan fisik
Kepala dan leher
- Wajah : mungkin didapatkan pucat, grimace yang menandakan pasien
dalam ketakutan/kecemasan
Pemeriksaan integumen / kulit dan kuku :
- Kulit : kaji tanda adanya sianosis
- Kuku : kaji keadekuatan perfusi dengan crt
Pemeriksaan payudara dan ketiak (bila diperlukan)
Pemeriksaan thorax / dada :
- Inspeksi : bentuk thorax dan pernapasan
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Jantung :
- Inspeksi : letak iktus kordis
- Palpasi : letak iktus kordis, adakah getaran
- Perkusi : letak jantung
- Auscultasi : suara jantung, apakah normal apa tidak
Pemeriksaan abdomen :
- Bising
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) :
Pemeriksaan muskuloskeletal :
Pemeriksaan neurologi :
Kesadaran, gcs
10
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Penurunan curah jantung
c. Defisit pengetahuan
11
terkait dengan gejala sesuai dengan NIC :
nyeri kebijakan tiap Manajemen resiko jantung
9. Melaporkan nyeri yang agen/penyedia (NIC hal: 504)
terkontrol layanan
2. Pastikan tingkat Aktivitas-aktivitas :
(NOC Hal: 247)
aktivitas pasien yang 1. Identifikasi kesiapan
tidak membahayakan pasien untuk
NIC :
curah jantung atau mempelajari gaya
Pemberian analgesik (NIC
memprovokasi hidup yang
hal: 559)
serangan jantung dimodifikasi (diet,
Aktivitas-aktivitas :
3. Instruksikan pasien merokok, minuman
1. Tentukan lokasi,
tentang pentingnya beralkohol, olahraga
karakteristik, kualitas
untuk segera dan kadar kolesterol)
dan keparahan nyeri
melaporkan bila 2. Instruksikan pasien
sebelum mengobati
merasakan nyeri dada dan keluarga
pasien
4. Evaluasi episode nyeri mengenai tanda dan
2. Cek perintah
dada (intensitas, gejala penyakit
pengobatan meliputi
lokasi, radiasi, durasi jantung dini dan
obat, dosis, dan
dan factor yang perburukan penyakit
frekuensi obat
memicu serta jantung, sebagaimana
analgesik yang
meringankan nyeri mestinya
diresepkan
dada) 3. Instruksikan pasien
3. Cek adanya riwayat
5. Monitor tanda-tanda dan keluarga
alergi obat
vital secara rutin mengenai modifikasi
4. Tinggalkan narkotik
6. Dokumentasikan faktor resiko,
dan obat-obat yang
disritmia jantung sebagaimana
dibatasi, sesuai
7. Catat tanda dan gejala mestinya
dengan aturan rumah
penurunan curah 4. Prioritaskan hal-hal
sakit
jantung yang mengurangi
5. Pilih analgesik atau
8. Monitor status resiko (jantung)
kombinasi analgesik
pernafasan terkait dengan kolabori
yang sesuai ketika
dengan adanya gejala bersama pasien dan
lebih dari satu
gagal jantung keluarga
diberikan
12
6. Tentukan analgesik 9. Monitor abdomen jika 5. Instruksikan pasien
sebelumnya, rute terdapat indikasi dan keluarga untuk
pemberian, dan dosis penurunan perfusi memonitor tekanan
untuk mencapai hasil darah dan denyut
(NIC HAL. 364)
pengurangan nyeri jantung secara rutin
yang optimal dengan berolahraga,
7. Pilih rute intravena sebagaimana
daripada rute mestinya
intramuscular, untuk 6. Berikan dukungan
injeksi pengobatan akan olahraga yang
nyeri yang sering, diindikasikan untuk
jika memungkinkan pasien yang memiliki
8. Tinggalkan narkotik factor resiko jantung
dan obat-obat lain 7. Berikan dukungan
yang dibatasi, sesuai (untuk melakukan)
dengan aturan rumah olahraga rutin harian
sakit selama 30 menit,
9. Berikan analgesic sebagaimana
sesuai waktu mestinya
paruhnya, terutama 8. Instruksikan pasien
pada nyeri yang berat dan keluarga
mengenai strategi
(NIC Hal : 247) untuk membatasi atau
mengurangi merokok
9. Dukung pasien untuk
menjaga asupan
kalori sampai tahap
pencapaian berat
badan yang
diharapkan
13
BAB IV
4.1 Kasus
Kasus :
Bapak.W. usia 53 tahun, agama islam, suku bangsa melayu, pekerjaan PNS, alamat
tinggal Jl. Tarmizi kadir No.16 Thehok Jambi, masuk RS : 6/05/2011, ruangan jantung, kelas
II. Klien masuk RS karena keluhan nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu disertai
dengan sesak napas. Keluhan ini terjadi saat klien membantu tetangganya mengangkat
barang-barang karena pindah rumah. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri dadanya masih
terasa menjalar keleher dan bahu. Leher juga merasa seperti terjepit dan terbakar, nyeri
berlangsung selama ± 30 menit, selama 5 menit klien mengeluh pada saat nyeri dada
nafasnya juga terasa sesak, dari hasil pemeriksaan fisik pada saat pengkajian diperoleh TD :
140/100 mmHg, N : 96 x / menit, RR : 30 x / menit, suhu : 36,5 oc, mukosa bibir klien juga
mengeluh mual namun tidak sampai muntah. Klien mempunyai riwayat merokok sejak
sebelum menikah ± sejak usia 18 tahun yang disertai dengan kebiasaan minum kopi pada
pagi hari. Klien mengeluh nyeri dada ini dirasakan sejak umur 5 tahun yang lalu, yang mana
nyeri sering timbul setelah klien melakukan pekerjaan berat, klien sebelumnya tidak pernah
dirawat dirumah sakit, hanya beberapa kali periksa dengan dokter di puskesmas, selebihnya
klien membeli obat diwarung. Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien
(bapak dan dua orang saudara klien. Mempunyai riwayat hipertensi. Namun keluarga klien
tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti klien ataupun penyakit jantung lainya).
Dari hasil pemeriksaan labor didapatkan Hb : 12gr%, leukosit 1000 ml3.
4.2 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 53 tahun
14
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Nama : Tn. S
C. Data medik
· Saat pengkajia : nyeri dada masih terasa menjalar keleher dan bahu.
Yaitu karena nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu diserta dengan sesak napas.
P : Nyeri dada
S : Skala nyeri 6
15
E. Riwayat Kesehatan Dahulu
Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien ( bapak dan dua orang
saudara klien ) mempunyai riwayat hipertensi.
1. Nutrisi
Sebelum MRS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup dan suka makan di luar rumah,
saat MRS pemenuhan nutrisi bubur kasar satu porsi habis setiap kali makan, kesulitan
menelan tidak ada, keadaan yang menggangu nutrisi tidakada, status gizi yang berhubungan
dengan keadaan tubuh : postur tubuh tinggi besar, keadaan rambut bersih.
2. Pola eliminasi
BAB
Konsistensi : padat
BAK
Frekuensi : 2x / hari
Tidur
16
Keluhan : tidak ada
Istirahat
4. Pola aktivitas
Klien melakukan aktivitas sehari – hari dibantu oleh orang lain dan alat tidak melakukannya
sendiri atau secara mandiri.
Sensori : Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran semuanya baik
G. Pemeriksaan Fisik
TD : 140/100 mmHg,
N : 96 x / menit,
RR : 30 x / menit,
Suhu : 36,5 ˚C
Sistem Integumen
Tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan bersih, tidak botak,
sianosis tidak ada.
Head to toe
1. Kepala
2. Muka/ Wajah
17
Simetris, odema (-), otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis pada circum oris tidak
ada.
3. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik, reflek
cahaya(+), tajam penglihatan normal.
4. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,pendengaran menurun.
5. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obtruksi tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak ada.
7. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jungularis 5+0 cm H2O
8. Thorax/Paru
Gerakan simetris, retraksi supra sternal(-), retraksi intercoste(-), perkusi resonan, ronchi(-),
whezing(-), vocal fremitus kuat dan simetris
9. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan
ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullnes, bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop(-), murmur(-),
CRT 2-3 detik
10. Abdomen
Bising usus(+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah tidak ada,
pembesaran hepar tidak ada.
18
11. Inguinal- Genetalia- Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limpa tidak ada, tidak ada
hemoroid.
12. Ekstremitas
Akral teraba hangat, edema(-), kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari(-).
H. Pemeriksaan diognostik.
1. Laboratorium
Darah :
Hb : 12 gr%
2. pemeriksaan penunjang
a. EKG : Irama sinus, HR 100/ menit, axis normal, hipetropi ventrikel tidak ada, ST
elevasi dan depresi tidak ada, interval PR < 0,20
Program terapi :
1. Obat-obatan
a. Obat pertama :
19
b. Obat alternative.
2. Diet
Memberikan makanan lunak yang mudah dicerna, tidak mengandung kolestrol serta makanan
yang memacu kerja jantung.
RENCANA KEPERAWATAN
Do: ↓
↓
Nyeri akut
20
- kavilerevil: 4 detik,
- klien tampak banyak
berkeringat.
3. Ds: Suplai O2 ke miokard Defisit pengetahuan
berkurang (tidak
- Klien sebelumnya tidak
adekuat)
pernah dirawat dirumah
↓
sakit, hanya beberapa kali
Perubahan status
periksa dengan dokter di
kesehatan
puskesmas
- Klien membeli obat ↓
diwarung. Kurang pengetahuan
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Nyeri akut NOC : NIC :
Kontrol nyeri (NOC hal 645) Pemberian analgesik (NIC
Dipertahankan pada : 3 hal: 559)
Ditingkatkan ke : 4 Aktivitas-aktivitas :
Indikator: 1. Tentukan lokasi,
1. Mengenali kapan nyeri karakteristik, kualitas
terjadi dan keparahan nyeri
2. Menggambarkan factor sebelum mengobati
penyebab pasien
3. Menggunakan jurnal 2. Cek perintah
harian untuk pengobatan meliputi
memonitor gejala dari obat, dosis, dan
waktu ke waktu frekuensi obat
4. Menggunakan tindakan analgesic yang
pencegahan diresepkan
5. Menggunakan 3. Cek adanya riwayat
analgesik yang alergi obat
21
direkomendasikan 4. Tinggalkan narkotik
6. Melaporkan perubahan dan obat-obat yang
terhadap gejala nyeri dibatasi, sesuai dengan
pada professional aturan rumah sakit
kesehatan 5. Pilih analgesik atau
7. Menggunakan sumber kombinasi analgesik
daya yang tersedia yang sesuai ketika
8. Mengenali apa yang lebih dari satu
terkait dengan gejala diberikan
nyeri 6. Tentukan analgesik
9. Melaporkan nyeri yang sebelumnya, rute
terkontrol pemberian, dan dosis
untuk mencapai hasil
(NOC Hal: 247)
pengurangan nyeri
yang optimal
7. Pilih rute intravena
daripada rute
intramuscular, untuk
injeksi pengobatan
nyeri yang sering, jika
memungkinkan
8. Tinggalkan narkotik
dan obat-obat lain
yang dibatasi, sesuai
dengan aturan rumah
sakit
9. Berikan analgesic
sesuai waktu
paruhnya, terutama
pada nyeri yang berat
22
Penurunan curah NOC : NIC :
jantung Keefektivan pompa jantung Perawatan jantung (NIC
(NOC Hal: 650) Hal: 564)
Dipertahankan pada : 3 Aktivitas – Aktifitas :
Ditingkatkan ke: 4 1. Secara rutin
Indikator: mengecek pasien baik
1. Tekanan darah sistol secara fisik dan
2. Tekanan darah diastole psikologis sesuai
3. Denyut jantung apical dengan kebijakan tiap
4. Indeks jantung agen/penyedia
5. Denyut nadi perifer layanan
6. Ukuran jantung 2. Pastikan tingkat
7. Suara jantung aktivitas pasien yang
abnormal tidak membahayakan
8. Angina curah jantung atau
9. Kelelahan memprovokasi
serangan jantung
(NOC Hal : 115)
3. Instruksikan pasien
tentang pentingnya
untuk segera
melaporkan bila
merasakan nyeri dada
4. Evaluasi episode nyeri
dada (intensitas,
lokasi, radiasi, durasi
dan factor yang
memicu serta
meringankan nyeri
dada)
5. Monitor tanda-tanda
vital secara rutin
6. Dokumentasikan
disritmia jantung
23
7. Catat tanda dan gejala
penurunan curah
jantung
8. Monitor status
pernafasan terkait
dengan adanya gejala
gagal jantung
9. Monitor abdomen jika
terdapat indikasi
penurunan perfusi
24
dan keluarga
(NOC HAL. 394)
mengenai modifikasi
factor resiko,
sebagaimana
mestinya
4. Prioritaskan hal-hal
yang mengurangi
resiko (jantung)
dengan kolabori
bersama pasien dan
keluarga
5. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
memonitor tekanan
darah dan denyut
jantung secara rutin
dengan berolahraga,
sebagaimana
mestinya
6. Berikan dukungan
akan olahraga yang
diindikasikan untuk
pasien yang memiliki
factor resiko jantung
7. Berikan dukungan
(untuk melakukan)
olahraga rutin harian
selama 30 menit,
sebagaimana
mestinya
8. Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai strategi
25
untuk membatasi atau
mengurangi merokok
9. Dukung pasien untuk
menjaga asupan
kalori sampai tahap
pencapaian berat
badan yang
diharapkan
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina Pektoris
merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung. atau nyeri dada
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina Pektoris
merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang
menyalurkan darah ke otot-otot jantung.
5.2 Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai
dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga
dengan klien yang menderita angina pektoris.
27
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC
28