Sie sind auf Seite 1von 15

ASUHAN KEPERAWATAN

Ilustrasi Kasus
Seorang klien Ny.K (40 th) datang ke puskemas dengan keluhan mata terasa nyeri, gatal, dan
merasa ada benda asing. Hasil pengkajian Ners Ema didapatkan data kelopak mata dan
sekitarnya odema, konjugtiva hiperemis dan ada sekret mukopurulen, kornea tampak hiperemis
dan S=390 C. TD=130/80 mmH, N= 78 x/menit, R= 20 x/menit. Ny.K memiliki riwayat penyakit
menular seksual, klien pernah memiliki bayi yang mengeluarkan kotoran dari matanya 1 hari – 2
minggu setelah bayi lahir. Kelopak mata anaknya membengkak, merah dan menangis bila
ditekan.

1) Pengkajian

1. Biodata :

Nama : Ny. K
Umur : 40 Thn
TTL : Medan, 21 Juni 1973
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Dx Medis : Konjungtivitis

2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama :
Keluhan mata terasa nyeri, gatal, dan merasa ada benda asing
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata,
epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.

c) Riwayat Kesehatan Dahulu


Riwayat penyakit menular seksual, klien pernah memiliki bayi yang mengeluarkan kotoran dari
matanya 1 hari – 2 minggu setelah bayi lahir.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga.


Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis)
I. Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien tahu sedikit mengenai penyakit yang diderita, pasien mengatakan keadaanya ingin segera
membaik dan tidak bertambah parah.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum dirawat, pasien makan 3x dalam sehari, dengan diit biasa. Minum air putih 6 gelas
dalam sehari. Selama dirawat, klien makan 3x dalam sehari, mengalami mual dan muntah saat
pertama kali dirawat. Muntah 2x dalam 1 hari pertama. Dengan diit rendah gula, porsi sedikit
tapi sering, minum 4 gelas dalam sehari.
c. Pola aktivitas dan latihan
Klien adalah seorang perempuan, anak ke 3 dari 3 bersaudara, terbiasa melakukan dan aktivitas
secara mandiri.
d. Pola eliminasi
Sebelum dirawat pola eliminasi klien dalam keadaan normal, BAB 1X dalam sehari, BAK 3X
dalam sehari. setelah dirawat BAK klien tidak ada gangguan namun BAB ada gangguan pola
yaitu klien mengatakan sudah 3 belum BAB.
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum dan saat dirawat pola istirahat pasien tidak terganggu, klien tidur dari jam 22.00-05.00
f. Pola sensori dan kognitif
Saat sakit pada Ny. K mengalami penurunan kemampuan sensasi penglihatan,
Skala: 6, keluhan dirasakan.
g. Pola konsep diri
Klien terlihat kooperatif selama perawat atau petugas kesehatan melakukan pengkajian, dan
merespon pertanyaan-pertyanyaan perawat. Terkadang klien juga bertanya tentang penyakit yang
diderita.
h. Pola hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang lain baik, tidak ada masalah.
i. Pola reproduksi seksual
Klien adalah seorang wanita sudah menikah, dan selama dirawat belum melakukan hubungan
seksual.
j. Pola mekanisme koping
Jika klien mempunyai suatu masalah, biasanya diselesaikan dengan musyawarah, dan sharing
suami dan anaknya.
k. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Klien adalah seorang muslim, sebelum dirawat klien melakukan sholat 5 waktu, setelah dirawat
ibadah klien terganggu karena kondisi yang lemah, dan hanya melakukan sholat dengan posisi
tidur.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitis yang meliputi:
kelopak mata dan sekitarnya odema, konjugtiva hiperemis dan ada sekret mukopurulen, kornea
tampak hiperemis dan S=390 C. TD=130/80 mmHg, R= 20 x/menit, N= 78 x/menit.

4. Analisa Data
NO HARI,
DX TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Senin, DS : Bakteri , Klamidia, Perubahan
16/5/2013 Klien mengatakan Virus, Jamur, Parasit, kenyamanan (nyeri)
nyeri pada area mata alergi
DO:
-Klien tampak Kontak pada mata
gelisah (konjungtiva)
-Tekanan darah:
130/80 mmHg, suhu:
Sel-sel radang bermigrasi
39 ° C, nadi: 78 kali
permenit, RR: 20 kali
Peradangan konjungtiva,
permenit.
edema, priritus

Nyeri
2 Senin, DS : Bakteri , Klamidia, Gangguan
16/5/2013 -Pasien mengeluh Virus, Jamur, Parasit, peningkatan suhu
badannya terasa alergi tubuh.
demam.
DO : Kontak pada mata
-suhu tubuh pasien (konjungtiva)
terasa hangat
TTV :
Sel-sel radang bermigrasi
TD : 130/80 mmHg,
N : 78 x/menit, S
Peradangan konjungtiva,
: 390 C, R: 20
edema, priritus
x/menit.

peningkatan suhu tubuh


3 Selasa, DS : - Bakteri , Klamidia, Gangguan konsep
17/5/2013 DO : Virus, Jamur, Parasit, diri (body image
TD : 130/80 mmHg, alergi menurun)
N : 78 x/menit, S
: 390 C , R : 20 Kontak pada mata
x/menit (konjungtiva)

Sel-sel radang bermigrasi

Peradangan konjungtiva,
edema, priritus

perubahan pada kelopak


mata

konsep diri (body


image) menurun
4 Selasa, DS: Bakteri , Klamidia, Ansietas
17/5/2013 Pasien mengatakan Virus, Jamur, Parasit,
khawatir akan alergi
penyakitnya
bertambah parah Kontak pada mata
DO: (konjungtiva)
TD : 130/80 mmHg,
N : 78 x/menit, S
Sel-sel radang bermigrasi
: 390 C , R : 20
x/menit
kurang pengetahuan

ansietas
5 Rabu, DS : Bakteri , Klamidia, Resiko terjadinya
18/5/2013 - Virus, Jamur, Parasit, penyebaran infeksi
DO : alergi
TD : 130/80 mmHg,
N : 78 x/menit, S Kontak pada mata
: 390 C , R : 20 (konjungtiva)
x/menit
Sel-sel radang bermigrasi

Peradangan konjungtiva,
edema, priritus

Resiko terjadinya
penyebaran infeksi

2) Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan peradangan konjungtiva, edema, dan
pruritus.
2. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d proses peradangan/ konjungtivitis
3. Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan adanya perubahan pada
kelopak mata
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya
5. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan.

3) Intervensi

NO Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


DX Keperawatan Hasil

1 Perubahan Tujuan : 1. Mandiri : -Untuk menentukan


kenyamanan (nyeri) Setelah dilakukan2. -Kaji tingkat pilihan intervensi yang
berhubungan dengan tindakan nyeri yang tepat.
peradangan keperawatan nyeri dialami oleh
konjungtiva, edema, berkurang atau klien. -Berguna dalam
dan pruritus. terkontrol. intervensi selanjutnya
KH: -Ajarkan klien
Sk-skala nyeri 0-1 metode distraksi
o -Pasien tampak ceria selama nyeri, -Melepaskan eksudat
o -Klien dapat seperti nafas yang lengket pada tepi
beradaptasi dengan dalam dan palpebra.
keadaan yang teratur.
sekarang. -Kompres tepi
o -Mengungkapkan palpebra ( mata
peningkatan dalam keadaan
kenyamanan di tertutup ) dengan
daerah mata. larutan salin
o -Berkurangnya lecet selama kurang-Mempercepat
karena garukan. lebih 3 menit. penyembuhan pada
 -Penyembuhan area Kolaborasi : konjungtivitis infekstif
mata yang telah -Kolaborasi dalamdan mencegah infeksi
mengalami iritasi. pemberian sekunder pada
 -Berkurangnya Antibiotik dan
konjungtivitis viral.
kemerahan analgesik Tetes mata diberikan
pada siang hari dan
2. salep mata diberikan
pada malam hari untuk
mengurangi lengketnya
kelopak mata pada
siang hari.analgesik
digunakan untuk
mengurangi /
menghilangkan nyeri
2 Gangguan Tujuan : setelah Mandiri : .
peningkatan suhu dilakukan tindakan -Kaji saat -Untuk mengidentifikasi
tubuh b/d proses keperawatan Suhu timbulnya demam pola demam pasien.
peradangan/ tubuh normal 36 –
o

konjungtivitis 37oC -Tanda vital merupakan


-Observasi tanda acuan untuk mengetahui
KH : vital (suhu, nadi, keadaan umum pasien.
- Wajah tampak tensi, pernafasan) -Peningkatan suhu
ceria setiap 3 jam. tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh
-Anjurkan pasien meningkat sehingga
untuk banyak perlu diimbangi dengan
minum (2,5 asupan cairan yang
liter/24 jam.±7). banyak.
-Dengan vasodilatasi
- Berikan dapat meningkatkan
kompres hangat. penguapan yang
mempercepat
penurunan suhu tubuh.
-Pakaian tipis
-Anjurkan untuk membantu mengurangi
tidak memakai penguapan tubuh.
selimut dan
pakaian yang -Pemberian terapi
tebal. penting bagi pasien
-Kolaborasi dengan suhu tinggi
dengan tim medis
dalam pemberian
anti piretik
3 Gangguan konsep Tujuan : Mandiri :
diri (body image - Klien dapat -Kaji tingkat -Untuk mengetahui
menurun) menghargai penerimaan klien. tingkat ansietas yang
berhubungan dengan situasi dengan dialami oleh klien
adanya perubahan cara realistis mengenai perubahan
pada kelopak mata tanpa dari dirinya.
penyimpangan. -Ajak klien -Membantu pasien
- Klien dapat mendiskusikan atau orang terdekat
mengungkapkan keadaan atau perasaan untuk memulai
dan yang dialaminya. menerima perubahan.
mendemonstrasik -Catat jika ada tingkah
an peningkatan laku yang -Kecermatan akan
perasaanyang menyimpang memberikan pilihan
positif. intervensi yang sesuai
pada waktu individu
menghadapi rasa
duka dalam berbagai
-Jelaskan perubahan cara yang berbeda.
yang terjadi -Memberikan
berhubungan dengan penjelasan tentang
penyakit yang dialami penyakit yang dialami
kepada pasien/orang
terdekat sehingga
-Berikan kesempatan ansietas dapat
klien untuk berkurang.
menentukan keputusan -Menyediakan,
tindakan yang menegaskan
dilakukan. kesanggupan dan
meningkatkan
kepercayaan diri klien
4 Ansietasberhubunga Tujuan : Mandiri :
n dengan kurangnya -tidak ada gejala-Kaji tingkat ansietas -Bermanfaat dalam
pengetahuan tentang ansietas atau kecemasan penentuan intervensi
proses penyakitnya KH : yang tepat sesuai
-Klien dengan kebutuhan
menyatakan klien.
pemahaman -Beri penjelasan -Meningkatkan
tentang prosestentang proses pemahaman klien
penyakitnya penyakitnya. tentang proses
- Klien dapat penyakitnya.
menggambarkan -Beri dukungan moril - Memberikan
ansietas dan polaberupa doa terhadap perasaan tenang
kopingnya. pasien kepada klien
- Menggunakan -Dorong pasien untuk
mekanisme mengakui masalah dan -Memberikan
koping yangmengekspresikan kesempatan untuk
efektif. perasaan pasien menerima
situasi yang
nyata, mengklarifik
-Identifikasi sumber asi kesalahpahaman
atau orang yang dan pemecahan
menolong. masalah
-Memberi penelitian
bahwa pasien tidak
sendiri dalam
menghadapi masalah
5 Resiko terjadinya Tujuan : Mandiri :
penyebaran infeksi -Penyebaran -Bersihkan kelopak -Dengan
berhubungan dengan infeksi tidak mata dari dalam ke membersihkan mata
proses peradangan terjadi. arah luar. dan irigasi maka mata
KH : -Berikan antibiotika menjadi bersih
TTV normal sesuai dosis dan umur. -Pemberian
-Pertahankan tindakan antibiotika
septik dan anseptik. diharapkan
penyebaran infeksi
tidak terjadi
-Beritahu klien -Diharapkan tidak
mencegah pertukaran terjadi penularan baik
sapu tangan, handuk dari pasien ke
dan bantal dengan perawat
anggota keluarga yang maupun dari
lain. perawat ke pasien.
-Ingatkan klien untuk - Meminimalkan
tidak menggosok mata risiko penyebaran
yang sakit atau infeksi
kontak sembarangan
dengan mata.
-Beritahu klien untuk
menggunakan tetes
atau salep mata -Menghindari
dengan benar tanpa penyebaran infeksi
menyentuhkan ujung pada mata yang lain
botol pada dan pada orang lain.
mata/bulumata klien.

- Prinsip higienis
perlu ditekankan pada
klien untuk mencegah
replikasi kuman
sehinggaa penyebaran
infeksi dapat dicegah.

4). Implementasi dan Evaluasi


HARI
TANGGAL JAM NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin, 08.30 1 -Mengkaji tingkat nyeri yang dialami S:
16/5/2013 oleh klien. Pasien mengatakan
08.45 -Mengajarkan klien metode distraksi nyerinya berkurang.
selama nyeri, seperti nafas O:
dalam dan teratur. pasien tampak ceria
09.15 -Memberikan kompres tepi palpebra , TD : 120/80
( mata dalam keadaan tertutup ) mmHg, N : 75
dengan larutan salin selama kurang x/menit, R : 18
lebih 3 menit. x/menit , S : 38 °C.
A:
Kolaborasi : Masalah belum
11.00 -Berkolaborasi dalam pemberian teratasi
Antibiotik dan analgesik P:
Intervensi
dilanjutkan.
Selasa, 08.45 2 -Mengkaji saat timbulnya demam S:
17/5/2013 09.00 -Mengobservasi tanda vital (suhu, Pasien mengatakan
nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam. badannya sudah
09.30 -Menganjurkan pasien untuk banyak tidak lagi merasa
minum (2,5 liter/24 jam.±7). demam
10.00 -Memberikan kompres hangat. O:
10.45 -Menganjurkan untuk tidak memakai TD : 120/80 mmHg,
selimut dan pakaian yang tebal. N : 75 x/menit, R :
11.00 -Berkolaborasi dengan tim medis 18 x/menit, S :
dalam pemberian anti piretik 36,5° C.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
Rabu, 08.00 3 -Mengkaji tingkat penerimaan klien. S :
18/5/2013 08.25 -Mengajak klien mendiskusikan -
keadaan atau perasaan yang O:
dialaminya. Pasien tampak
08.30 -Mencatat jika ada tingkah laku yang tenang.
menyimpang A:
09.00 -Menjelaskan perubahan yang terjadi Masalah teratasi
berhubungan dengan penyakit yang P :
dialami Intervensi
09.15 -Memberikan kesempatan klien dihentikan
untuk menentukan keputusan
tindakan yang dilakukan.
Rabu, 08.00 4 -Mengkaji tingkat ansietas atau S :
18/5/2013 kecemasan Pasien sudah tidak
08.45 -Menjelaskan tentang proses lagi merasa cemas
penyakitnya. O:
09.10 -Memberikan dukungan moril berupa Pasien tampak
doa terhadap pasien tenang.
10.00 -Mendorong pasien untuk mengakui A :
masalah dan mengekspresikan Masalah teratasi
perasaan P:
10.45 -Mengidentifikasi sumber atau orang Intervensi
yang menolong. dihentikan
Kamis, 08.20 5 -Membersihkan kelopak mata dari S:
19/5/2013 dalam ke arah luar. -
08.50 -Memberikan antibiotika sesuai dosis O:
dan umur. Tidak ada tanda-
09.15 -Memberitahukan kepada klien tanda infeksi.
mencegah pertukaran sapu tangan, A:
handuk dan bantal dengan anggota Masalah teratasi
keluarga yang lain. P:
10.20 -Mengingatkan klien untuk tidak Intervensi
menggosok mata yang sakit atau dihentikan
kontak sembarangan dengan mata.
11.00 -Memberitahukan klien untuk
menggunakan tetes atau salep mata
dengan benar tanpa menyentuhkan
ujung botol pada mata/bulu mata
klien.

.
1. I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KONJUNGTIVITIS
KASUS

Tn. S (40 tahun) datang ke poli dengan keluhan nyeri pada kedua matanya. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan mata klien tampak hiperemia, berair dan kotor. Klien mengatakan
saat bangun tidur matanya lengket, terdapat purulen, pandangan klien sedikit kabur.

ANALISA DATA

DS:

– Klien mengatakan saat bangun


tidur matanya lengket, terdapat purulen,
pandangan klien sedikit kabur.

DO:

– Mata klien tampak hiperemia,


berair dan kotor. Perubahan penerimaan
sensori, transmisi, dan atau
Gangguan Persepsi Sensori integrasi.

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi, dan
atau integrasi ditandai dengan mata klien tampak hiperemia, berair dan kotor, klien mengatakan
saat bangun tidur matanya lengket, terdapat purulen, pandangan klien sedikit kabur.
INTERVENSI

No. Tujuan dan kriteria


Tgl Dp hasil Intervensi Rasional

1. Monitor
keadaan mata
pasien.

1. Pasien mengalami gangguan


penglihatan sehingga
disorientasi terhadap keadaan
ligkungan sekitar. Barang-
barang yang dapat melukai
pasien perlu dijauhkan.
Gangguan persepsi
sensori dapat teratasi 1. Monitor
setelah dilakukan perubahan 1. Pasien dengan gangguan
tindakan keperawatan fungsi penglihatan membutuhkan
selama 5 x 24 jam penglihatan cahaya yang cukup untuk
dengan kriteria hasil: pasien. mmbantu fungsi peglihatannya.

– Pupil tidak berwarna


putih lagi. 1. Jauhkan barang-
barang yang
– Mata klien dapat melukai/ 1. Konjungtivitis sangat menular,
tidak lengket dan tidak membahayakan pasien perlu diberi pendidikan
terdapat purulen pasien. tentang pencegahan penularan
konjungtivitis agar peradangan
– Pandangan tidak semakin meluas.
klien tidak kabur. 1. Tingkatkan
jumlah stimulus
yang dapat
15 – Mata klien tdak merangsang
Jan tampak hiperemia, penglihatan.
2013 tidak berair dan kotor.

07.00 1 1. Berikan
pendidikan
kesehatan pada
keluarga pasien
tentang 1. Membersihkan palpebra dari
perawatan purulent tanpa menimbulkan
konjungtivitis nyeri dan meminimalkan
dan pencegahan penyebaran mikroorganisme.
penularanny
2. Usap purulent
secara perlahan
dengan kapas
yang sudah
dibasahi sekali
usap.
3. Kolaborasi 1. Mempercepat penyembuhan
pemberian pada konjungtivitis infekstif dan
antibiotik mencegah infeksi sekunder pada
konjungtivitis viral.

1. Analgetik dapat mengurangi


nyeri yang dirasakan pasien.

1. Kolaborasi
pemberian 1. Purulent menyebabkan
analgetik lengketnya kelopak mata, obat
2. Kolaborasi tetes mata dapat mengurangi
pemberian obat lengketnya kelopak mata.
tetes mata
1. Bakteri yang
menyerang
konjungtiva
menyebabka
n timbulnya
proses
peradangan
dengan
tanda dan
gejala
seperti
timbulnya
purulen,
mata berair
dan kotor.
2. Purulen dan
hiperemia
menyebabka
n mata
menjadi
tertutup dan
penglihatan
menjadi
kabur.

Das könnte Ihnen auch gefallen