Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Aktiva Tetap yang: RUSAK, TERBAKAR atau HILANG, juga merupakan salah satu
alasan penarikan aktiva tetap (Plant Asset Retirement). Di artikel ini akan saya bahas
perlakuannya dan prosedur penghapusannya.
Sangat mungkin salah satu atau lebih dari aktiva tetap yang telah dibukukan hilang (tercuri).
Dalam hal ini aktiva yang hilang tentunya harus dihapus dari buku (catatan) perusahaan.
Pengahapusan buku dilakukan atas dasar bukti “Surat Lapor Kehilangan” kepada pihak
kepolisian.
Kasus:
Pada tanggal 19 April 2008, PT. XYZ kehilangan Handycam merk SONY™ yang dahulu dibeli
pada tanggal 01 Maret 2008 dengan harga perolehan Rp 16,000,000. atas kehilangan tersebut
pihak PT. XYZ telah melaporkannya kepada pihak kepolisian dengan surat lapor no.
120/IV/SLK/POLRI/2008 tertanggal 19 April 2008.
Catatan: Dalam menghitung penyusutannya, PT. XYZ menggunakan metode garis lurus. Umur
ekonomis handycam diperkirakan 4 Tahun, PT. XYZ tidak memperhitungkan salvage value
(nilai residu).
Upadate buku dengan menghitung penyusutan handycam dari tanggal perolehan hingga tanggal
hilangnya handycam.
Kesimpulan : Kerugian diakui sebesar “Nilai Buku” Aktiva Tetap yang hilang.
Kelalaian itu ada berbagai macam kemungkinanya, yang paling sering terjadi adalah:
[-]. Salah mengoperasikan, jika ini yang terjadi biasanya yang bertanggung jawab adalah
operator (yang menggunakan mesin/peralatan) dan supervisornya, tentunya juga tergantung
policy perusahaan. Tanggung jawab diwujudkan dalam bentuk penggantian kerugian.
[-]. Salah instalasi, jika ini yang terjadi maka yang bertanggung jawab adalah technician atau
electrician, jika menggunakan jasa tehnisi dari luar perusahaan (out-sourcing) tentu yang
bertanggung jawab (ganti rugi) adalah pihak yang menyediakan jasa.
Catatan: saya belum tahu, apakah “Huru-hara dan penjarahan” bisa dimasukkan ke dalam
kategori force majeur? Rasanya sangat beralasan, mengingat kerusakan terjadi bukan karena
adanya unsur kesengajaan dar pihak perusahaan atau pihak pegawai. Tetapi yang saya tahu
belakangan ini semakin banyak insurance company yang sudah menyediakan option untuk
category “All Risk Coverage” termasuk huru-hara dan penjarahan. Tentu ini kemajuan yang
menggembirakan mengingat potensi resiko yang semakin complex belakangan ini. Sudah barang
tentu premium untuk jenis ini menjadi lebih tinggi. Tetapi melihat potensi resiko yang begitu
besar, seharunya masih option terbaik.
Semua category force majeur harus dilengkapi oleh bukti lapor ke pihak kepolisian.
Prosedur penghapusannya:
Sama saja dengan kasus kehilangan, hanya saja menjadi sedikit berbeda apabila setelah
kerusakan ada ganti rugi maupun insurance coverage.
Kasus:
Pada tanggal 18 April 2008 Gedung PT. DEF yang diperoleh tanggal 15 Oktober 2004 senilai Rp
500,000,000 mengalami kebakaran, beruntung gedung telah dilindungi oleh asuransi dan
memperoleh uang pertanggungan pada tanggal 19 April 2008 sebesar Rp 400,000,000
Catatan:
- PT. DEF menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyustan gedungnya.
- Gedung diperkirakan memiliki umur ekonomis 30 tahun.
- Posisi Aktiva Tetap Gedung per tanggal 31 December 2007 adalah sebagai berikut: Perolehan
Gedung = Rp 500,000,000 dan Accum Deprec Rp 52,777,778.
Dengan jurnal diatas, maka Accum. Deprec per 18 April 2008 menjadi:
Perolehan = Rp 500,000,000
Accum Deprec = (Rp 58,333,333)
-----------------------------------------
* Nilai Buku = Rp 441,666,667
Step-2: Hapus Aktiva Tetap Gedung
Pada tanggal 18 April 2008, Aktiva Tetap Gedung yang terbakar dihapus dengan jurnal:
Pada tanggal 19 April 2008, penerimaan pembayaran atas claim asuransi sebesar Rp
400,000,000 dicatat dengan jurnal:
Dengan jurnal diatas, maka Saldo Fire Lost per tanggal 19 April 2008 tinggal Rp 41,667,000
saja.
Di akhir periode nanti, Aktiva Tetapnya tentu sudah tidak kelihatan di neraca karena saldo-
nya sudah 0 (nol), sedangkan kerugiannya di masukkan ke dalam kelompok “POS-POS LUAR
BIASA” atau “EXTRA ORDINARY ITEMS”. Dan didalam catatan laporan keuangan sudah
pasti harus diberikan penjelasan mengenai terjadinya Extraordinary Items.
Catatan: Mengenai perlakuan pajaknya, sampai saat ini saya belum menemukan undang-
undang/surat edaran/Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai hal ini, apakah kerugian
tersebut dapat dibebankan?. Jika ada diantara rekan-rekan mengetahui tentang hal ini, mohon
agar dapat dibagi disini. Saya akan sangat mengehargainya.
Dari kasus Aktiva Tetap (Bangunan) terbakar tadi, logika-nya jika bangunan perusahaan
terbakar hingga habis (=ludes?), pastinya habis berikut isi-isinya bukan? Mesin, peralatan kantor,
bahkan inventory-nya. Mesin dan Peralatan kantor tentu bisa dihapuskan dengan cara yang sama
seperti menghapuskan bangunan, Bagaimana dengan Inventory-nya? Apakah caranya sama?,
sebagai clue saja: penghapusan inventory berbeda dengan aktiva tetap, mengapa?, karena itu
terkait dengan harga pokok penjualan. akan saya bahas di posting saya yang lainnya, mudah-
mudahan tidak ada halangan, Semoga bermanfaat, Amin!.