Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
Penambahan pasir besi pada material penyusun beton normaldilakukan dengan
menggunakan prosentase 10%,20% dan 50% dari volume total pasir alam yang digunakan.
Hal ini dilakukan karena pasir besi memiliki berat jenis yang berbeda dengan pasir alam.
Berat jenis untuk pasir alam yaitu 1400 kg/m3 sedangkan pasir besi yaitu ±2000 kg/m3.
Batasan porsentase campuran pasir besi pada beton dilakukan untuk menghindari
berat beton yang berlebih. Selain berpengaruh pada berat, perbedaan berat jenis pada pasir
besi dan pasir alam juga memberikan pengaruh pada segregasi yang akan terjadi. Segregasi
adalah pemisahan agregat kasar dari adukan akibat campuran yang kurang lecak. Salah
satupenyebab timbulnya segregasi adalah perbedaan berat jenis antar agregat halus. Dalam
hal ini, pasir besi memiliki fungsi sama dengan pasir alam yaitu sebagai agregat halus pengisi
celah yang ada diantara agregat kasar. Akan tetapi karena perbedaan berat jenis tersebut maka
akan terjadi perbedaan segregasi, pasir besi akan lebih cepat bersegeregasi daripada pasir
alam.Hal inilah yang mendasari dalam pemilihan porsentase campuran pasir besi pada beton.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah penggunaan material pasir besi pada beton memberikan pengaruh pada kuat
tekan beton ?
2. Berapakah porsentase penambahan material pasir besi dari penambahan 10%, 20%
dan 50% dari volume pasir alam yang paling memberikan peningkatan kuat tekan
beton yang optimal ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian pada beton ini campuran material pasir besi hanya dilakukan untuk mutu
beton f’c = 22.5 Mpa.
2. Kadar campuran pasir besi yang digunakan yaitu 10%, 20% dan 50% dari volume
total penggunaan pasir alam dan sebagai perbandingan digunakan beton normal
(0% pasir besi).
3. Pasir besi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir besi Lumajang.
4. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benda uji silinder dengan
diameter 15 dan tinggi 30 cm.
5. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari campuran material pasir besi sebagai agregat halus
bersama pasir alam dalam campuran beton terhadap kuat tekan.
2. Untuk mengetahui besarnya porsentase paling optimal yang memberikan pengaruh
pada kuat tekan beton dengan penambahan material pasir besi 10%, 20% dan 50%
dari volume total pasir alam.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bahwa material pasir besi dapat
digunakan sebagai material penyusun beton sebagai agregat halus bersama pasir alam.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bahwa penggunaan campuran material
pasir besi bersama pasir alam pada beton memberikan pengaruh pada kuat tekan
beton.
3. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui kekuatan beton yang dihasilkan dengan
penggunaan campuran pasir besi 10%, 20% dan 50% dari volume total pasir alam.
4. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui campuran paling optimum dari penggunaan
material pasir besi 10%, 20% dan 50% dari volume total pasir alam terhadap kuat
tekan beton.
5. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan inovasi dalam pembuatan beton.
6. Mendorong munculnya ide baru untuk mencari metode-metode dan inovasi-inovasi
lain yang terbaik.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
c) Awet dan tahan lama.
Beton dapat didesain untuk mempunyai umur rencana yang lama, pada konstruksi
bangunan misalnya dapat memiliki umur rencana antara 20-50 tahun. Hal tersebut
juga diimbangi dengan adanya perawatan yang dilakukan untuk beton.
d) Biaya pemeliharaan yang rendah.
Biaya pemeliharaan untuk beton tergolong rendah dan mudah dilaksanakan. Salah
satu pemeliharaan beton pada saat beton belum berumur 28 hari adalah dengan
menambah air untuk mengurangi terjadinya penguapan pada beton.
e) Kekuatan tekan tinggi.
Beton merupakan material yang mampu menahan tekan dalam kapasitas tinggi
sedangkan lemah terhadap tarik. Kuat tekan beton inilah yang dimanfaatkan secara
maksimal sebagai bahan konstruksi.
f) Dapat dicor ditempat
Keuntungan beton lainnya adalah dapat dicor di tempat (cast in situ). Pengecoran di
tempat akan mampu menyesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan.
g) Rigitasi tinggi
2.2.1 Kekurangan Beton
Selain terdapat keuntungan saat menggunakan beton sebagai salah satu material
konstruksi, beton juga memiliki kekurangan sebagai berikut :
a) Kekuatan tarik rendah. Sekitar 10-15% dari kekuatan tekannya, sehingga mudah
retak.
b) Memerlukan biaya untuk pembuatan bekisting dan perancah yang tidak sedikit.
c) Volume tidak stabil. Beton mengalami rangkak dan susut.
5
Terdapat berbagai macam jenis semen portland yang bisa digunakan sebagai bahan
pembuatan beton. Semen portland dibagi menjadi 5 jenis dimana masing-masing jenis semen
portland tersebut dipilih sesuai dengan jenis konstruksi yang ingin digunakan.
2.3.2 Air
Air berguna untuk melarutkan semen sehingga akan menghasilkan senyawa hidrat
arang yang dapat mengeras. Dalam konstruksi beton, air adalah bahan campuran yang
menentukan mutu dari suatu beton. Oleh sebab itu pemakaian air dalam campuran beton
harus diteliti sehingga nantinya tidak mengurangi mutu beton yang dihasilkan. Jumlah air
yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran
berat dan harus dilakukan dengan tepat.
2.3.3 Agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan
pengisi campuran beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat maupun kualitas beton
sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam pembuatan beton. Agregat
biasanya menempati 60%-80% dari volume total beton. Terdapat 2 agregat yang dibutuhkan
dalam pembuatan beton, yaitu:
a. Agregat halus
Pasir adalah salah satu dari bahan campuran beton yang diklasifikasikan sebagai
agregat halus. Yang dimaksud dengan agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no.8
dan tertahan pada saringan no.200. Pasir merupakan bahan tambahan yang tidak bekerja aktif
dalam proses pengerasan, walaupun demikian kualitas pasir sangat berpengaruh pada beton.
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir- butir harus
bersifat kekal, dan tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti hujan atau
terik matahari.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka
agregat harus dicuci terlebih dahulu.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak dan
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat juga dipakai, asal
kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang
6
dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam 3 % NaOH
yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama.
4. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat
sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat
sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat
5. Butiran agregat halus berdiameter 0.075 mm hingga 4 mm.
b. Agregat Kasar
Agreagat kasar yang digunakan untuk beton merupakan kerikil hasil disintergrasi dari
batu-batuan atau berupa batu pecah (split) yang diperoleh dair alat pemecah batu, dengan
syarat ukuran butirannya lolos ayakan 38,1 mm dan tertahan di ayakan 4,76 mm. Pada
umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih
dari 5 mm.
Agregat kasar yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1. Agregat kasar adalah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm. Sesuai dengan
syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton maka agregat
kasar harus memenuhi syarat.
2. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih tidak melampaui 20 % dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir kasar harus bersifat kekal yang berarti tidak pecah atau
hancur akibat pengaruh cuaca seperti hujan dan terik matahari.
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.Yang diartikan
dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui/lolos ayakan 0,063 mm.
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang aktif terhadap alkali.
5. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam dan apabila diayak,
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat.
Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % dan 98 %.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif ayakan yang berurutan adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % dari berat.
7
Adapun susunan ukuran butiran agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton
ditabelkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar
8
penggunaan pasir besi pada struktur. Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai/dasar
sungai atau tambang pasir (quarry) di pegunungan, akan tetapi hanya beberapa pegunungan
di Indonesia yang banyakmengandung pasir besi. Meskipun demikian penambangan pada
daerah pegunungan jarang dijumpai karena transportasi dipegunungan lebih sulit, karena
medannya yangterjal dan berliku-liku. Hal ini yangmenyebabkan penambang pasir besi
lebihmemilih untuk menambang di areal sungai dari pada di pegunungan. Berikut adalah
tabel senyawa yang terkandung dalam pasir besi :
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara eksperimental, yang dilakukan di
Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang. Objek dalam penelitian
ini adalah beton yang menggunakan pasir besi sebagai pengganti pasir alam (agregat halus)
dengan kadar variasi campuran pasir besi sebesar 10%, 20%, dan 50% dari total volume berat
pasir alam tersebut. Sedangkan pengujian terhadap kuat tekan beton dilakukan setelah beton
berumur 28 hari dengan mutu fc’ 22,5 Mpa (beton normal). Pelaksanaan penelitian adalah
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Persiapan bahan (bahan beton dan bahan tambah pasir besi)
2. Alat-alat yang digunakan
3. Pembuatan benda uji
4. Pelaksanaan perawatan
5. Pengujian kuat tekan beton
6. Analisa dan Pembahasan
10
Mulai
Adapun diagram alir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Studi Pustaka
Mulai
Rancangan benda Uji
Studi Pustaka
Tidak
Rancangan benda Uji
YA
Pembuatan
Perawatan Benda
Benda Uji
Uji
Perawatan Benda
Perawatan Benda Uji
Uji
Analisa
Pengujian danTekan
Kuat Pembahasan
Benda Uji
AnalisaKesimpulan
dan Pembahasan
dan Saran
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
Selesai
Diagram 3.1 Flowchart Penelitian
11
d. Agregat halus (pasir alam)
e. Pasir besi (sebagai bahan campuran pasir alam).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ayakan
b. Neraca ukur (timbangan)
c. Ember
d. Cangkul dan skop
e. Concrete mixer (molen)
f. Kerucut Abram
g. Cetakan beton. Dalam percobaan ini digunakan silinder dengan ukuran berdiameter 15
dan tinggi 30 cm
h. Alat uji kuat tekan beton
12
Benda uji tersebut akan diuji kuat tekan beton, sehingga akan diketahui respon beton
jika dilakukan pencampuran dengan variasi prosentase 0% pasir besi yang digunakan sebagai
pembanding, 10%, 20%, dan 50% pasir besi terhadap volume total pasir alam yang akan
digunakan untuk mencari pengaruh pasir besi terhadap kuat tekan beton dan mencari
persentase paling optimum dari variasi campuran tersebut.
Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah kuat tekan beton yang terjadi
pada beton yang diberi variasi campuran terhadap pasir besi sebesar 10%, 20%, dan 50% serta
0% sebagai pembanding.
13
bisa dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan alat yaitu vibrator. Pada
penelitian ini dilakukan dengan cara manual yaitu menusuk-nusuk dengan batang tulangan.
14
tersebut dengan beton normal (0% pasir besi). Analisis dari pengaruh penggunaan campuran
pasir besi terhadap kuat tekan beton dapat menggunakan software metode one-way ANOVA.
Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui signifikansi dari penggunaan campuran pasir besi
terhadap kuat tekan beton. Dari nilai signifikansi tersebut juga dapat diketahui berapa
persentase variasi campuran yang memberikan kuat tekan maksimum pada beton. Dari analisa
dan pembahasan tersebut maka akan didapat kesimpulan dari penelitian ini.
15