Sie sind auf Seite 1von 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton merupakan materi bangunan yang paling banyak digunakan pada konstruksi,
baik kontruksi bangunan maupun jembatan. Hal tersebut didukung oleh kemudahan proses
pembuatan beton yang dapat dibuat oleh berbagai kalangan, baik yang memahamimengenai
mix designbeton maupun yang tidak memiliki pengertian sama sekali tentang beton. Letak
perbedaan keduanya hanya pada kualitas dan mutu beton yang dibuat. Berkaitan dengan hal
tersebut mendorong para engineer khususnya, untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengembangan dan inovasi untuk memperoleh beton yang semakin berkualitas.
Pengembangan penelitian dan inovasi pada beton dilakukan pada elemen-elemen
penyusun beton seperti material penyusun dan bahan tambah (admixture) yang membantu
kinerja beton tersebut. Karena kualitas suatu beton sangat bergantung pada material
penyusunnya. Secara umum kandungan beton terdiri dari semen, agregat, bahan tambahan
(admixture), dan air. Agregat memilki fungsi dan peranan yang penting sebagai pengisi
volume beton. Agregat yang baik adalah agregat yang menyerupai bentuk kubus atau bundar,
bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi. Salah satu inovasi dalam
penggunaan agregat yaitu menggunakan sisa-sisa bahan konstruksi yang masih layak dipakai.
Agregat alam yang digunakan sebagai material penyusun beton merupakan sumber
daya alam yang terus mengalami penurunan volume pada saat ini. Hal tersebut mendorong
adanya inovasi penggantian material agregat alam tersebut dengan bahan yang memiliki
karakteristik hampir sama sehingga bisa mengurangi jumlah volume yang dibutuhkan dalam
pembuatan beton.
Pasir besi merupakan salah satu hasil dari sumber daya alam yang ada di Indonesia
dan keberadaannya saat ini masih jarang dimanfaatkan. Secara umum pasir besi merupakan
salah satu bahan baku dasar dalam industri besi baja yang banyak dijumpai di daerah pesisir
Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Selain sebagai bahan baku industri
besi baja, pasir besi juga dapat dimanfaatkan pada industri semen. Hal ini karena pasir besi
mengandung kadar Fe2O3, SiO2, MgO dan lain-lain. Untuk penelitian teknologi beton sesuai
judul yang telah dipilih oleh penulis, selanjutnya dilakukan inovasi penggunaan pasir besi
sebagai agregat halus bersama pasir alam. Dalam penelitian ini, pasir besi tidak digunakan
sebagai pengganti pasir secara keseluruhan namun hanya digunakan dalam variasiprosentase
dari total volume penggunaan pasir alam pada campuran beton normal.

1
Penambahan pasir besi pada material penyusun beton normaldilakukan dengan
menggunakan prosentase 10%,20% dan 50% dari volume total pasir alam yang digunakan.
Hal ini dilakukan karena pasir besi memiliki berat jenis yang berbeda dengan pasir alam.
Berat jenis untuk pasir alam yaitu 1400 kg/m3 sedangkan pasir besi yaitu ±2000 kg/m3.
Batasan porsentase campuran pasir besi pada beton dilakukan untuk menghindari
berat beton yang berlebih. Selain berpengaruh pada berat, perbedaan berat jenis pada pasir
besi dan pasir alam juga memberikan pengaruh pada segregasi yang akan terjadi. Segregasi
adalah pemisahan agregat kasar dari adukan akibat campuran yang kurang lecak. Salah
satupenyebab timbulnya segregasi adalah perbedaan berat jenis antar agregat halus. Dalam
hal ini, pasir besi memiliki fungsi sama dengan pasir alam yaitu sebagai agregat halus pengisi
celah yang ada diantara agregat kasar. Akan tetapi karena perbedaan berat jenis tersebut maka
akan terjadi perbedaan segregasi, pasir besi akan lebih cepat bersegeregasi daripada pasir
alam.Hal inilah yang mendasari dalam pemilihan porsentase campuran pasir besi pada beton.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah penggunaan material pasir besi pada beton memberikan pengaruh pada kuat
tekan beton ?
2. Berapakah porsentase penambahan material pasir besi dari penambahan 10%, 20%
dan 50% dari volume pasir alam yang paling memberikan peningkatan kuat tekan
beton yang optimal ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian pada beton ini campuran material pasir besi hanya dilakukan untuk mutu
beton f’c = 22.5 Mpa.
2. Kadar campuran pasir besi yang digunakan yaitu 10%, 20% dan 50% dari volume
total penggunaan pasir alam dan sebagai perbandingan digunakan beton normal
(0% pasir besi).
3. Pasir besi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir besi Lumajang.
4. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benda uji silinder dengan
diameter 15 dan tinggi 30 cm.
5. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari.

2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari campuran material pasir besi sebagai agregat halus
bersama pasir alam dalam campuran beton terhadap kuat tekan.
2. Untuk mengetahui besarnya porsentase paling optimal yang memberikan pengaruh
pada kuat tekan beton dengan penambahan material pasir besi 10%, 20% dan 50%
dari volume total pasir alam.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bahwa material pasir besi dapat
digunakan sebagai material penyusun beton sebagai agregat halus bersama pasir alam.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bahwa penggunaan campuran material
pasir besi bersama pasir alam pada beton memberikan pengaruh pada kuat tekan
beton.
3. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui kekuatan beton yang dihasilkan dengan
penggunaan campuran pasir besi 10%, 20% dan 50% dari volume total pasir alam.
4. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui campuran paling optimum dari penggunaan
material pasir besi 10%, 20% dan 50% dari volume total pasir alam terhadap kuat
tekan beton.
5. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan inovasi dalam pembuatan beton.
6. Mendorong munculnya ide baru untuk mencari metode-metode dan inovasi-inovasi
lain yang terbaik.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum


Analisis penelitian diawali dengan tahap persiapan, selanjutnya penelitian
dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian
tentang pasir besiyang difungsikan menjadi pengganti agregat halus pada beton. Prosedur
pelaksanaan penelitian ini diasumsikan sama dengan prosedur penelitian pada beton normal.
Materi yang dibahas yaitu :
- Teori tentang beton
- Material pada beton
- Kuat tekan beton
- Pasir besi

2.2. Teori Tentang Beton


Beton didefinisikan sebagai suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil,batu pecah
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari
semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Adapun formula mengenai campuran
untuk beton sebagai berikut :
Beton = Filler + Binder
Filler = agregat halus + agregat kasar
Binder = semen + air
Agregat adalah material granular seperti pasir, kerikil, batu pecah, dan material lain
yang bisa menggantikan agregat alam yang prosentasenya antara 60-80% dari volume beton.
Dalam penelitian ini digunakan pasir besi sebagai substitusi agregat alam.
2.2.1 Keuntungan Beton
Adapun keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan beton dalam suatu
konstruksi yaitu sebagai berikut :
a) Mudah dicetak. Beton dicor ketika masih cair dan menahan beban ketika sudah
mengeras. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat dibuat berbagai bentuk.
b) Ekonomis. Material yang mudah didapat, kemudahan dalam pelaksanaan,
pemeliharaan yang mudah, dan sebagainya.

4
c) Awet dan tahan lama.
Beton dapat didesain untuk mempunyai umur rencana yang lama, pada konstruksi
bangunan misalnya dapat memiliki umur rencana antara 20-50 tahun. Hal tersebut
juga diimbangi dengan adanya perawatan yang dilakukan untuk beton.
d) Biaya pemeliharaan yang rendah.
Biaya pemeliharaan untuk beton tergolong rendah dan mudah dilaksanakan. Salah
satu pemeliharaan beton pada saat beton belum berumur 28 hari adalah dengan
menambah air untuk mengurangi terjadinya penguapan pada beton.
e) Kekuatan tekan tinggi.
Beton merupakan material yang mampu menahan tekan dalam kapasitas tinggi
sedangkan lemah terhadap tarik. Kuat tekan beton inilah yang dimanfaatkan secara
maksimal sebagai bahan konstruksi.
f) Dapat dicor ditempat
Keuntungan beton lainnya adalah dapat dicor di tempat (cast in situ). Pengecoran di
tempat akan mampu menyesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan.
g) Rigitasi tinggi
2.2.1 Kekurangan Beton
Selain terdapat keuntungan saat menggunakan beton sebagai salah satu material
konstruksi, beton juga memiliki kekurangan sebagai berikut :
a) Kekuatan tarik rendah. Sekitar 10-15% dari kekuatan tekannya, sehingga mudah
retak.
b) Memerlukan biaya untuk pembuatan bekisting dan perancah yang tidak sedikit.
c) Volume tidak stabil. Beton mengalami rangkak dan susut.

2.3 Bahan Penyusun Beton


2.3.1 Semen Portland
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai
bahan dasar. Pembentuk semen protland terdiri dari bahan-bahan mengandung kapur, silika,
alumina, dan oksida besi. Semen portland memilki sifat-sifat yang dapat meningkatkan
kekuatan beton. Sifat yang paling penting dari semen portland ini adalah mengeras melalui
suatu reaksi kimia dengan air yang disebut hidrasi, dimana hidrasi ini akan menghasilkan
panas. Hidrasi menghasilkan pengikatan yang terjadi pada meukaan butir trikalsium aliminat,
sehingga akan terjadi reaksi rekatan yang kuat antara agregat dalam campuran mortar.

5
Terdapat berbagai macam jenis semen portland yang bisa digunakan sebagai bahan
pembuatan beton. Semen portland dibagi menjadi 5 jenis dimana masing-masing jenis semen
portland tersebut dipilih sesuai dengan jenis konstruksi yang ingin digunakan.
2.3.2 Air
Air berguna untuk melarutkan semen sehingga akan menghasilkan senyawa hidrat
arang yang dapat mengeras. Dalam konstruksi beton, air adalah bahan campuran yang
menentukan mutu dari suatu beton. Oleh sebab itu pemakaian air dalam campuran beton
harus diteliti sehingga nantinya tidak mengurangi mutu beton yang dihasilkan. Jumlah air
yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran
berat dan harus dilakukan dengan tepat.
2.3.3 Agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan
pengisi campuran beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat maupun kualitas beton
sehingga pemilihan agregat merupakan bagian penting dalam pembuatan beton. Agregat
biasanya menempati 60%-80% dari volume total beton. Terdapat 2 agregat yang dibutuhkan
dalam pembuatan beton, yaitu:
a. Agregat halus
Pasir adalah salah satu dari bahan campuran beton yang diklasifikasikan sebagai
agregat halus. Yang dimaksud dengan agregat halus adalah agregat yang lolos saringan no.8
dan tertahan pada saringan no.200. Pasir merupakan bahan tambahan yang tidak bekerja aktif
dalam proses pengerasan, walaupun demikian kualitas pasir sangat berpengaruh pada beton.
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir- butir harus
bersifat kekal, dan tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti hujan atau
terik matahari.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka
agregat harus dicuci terlebih dahulu.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak dan
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat juga dipakai, asal
kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang

6
dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam 3 % NaOH
yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama.
4. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat
 sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat
 sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat
5. Butiran agregat halus berdiameter 0.075 mm hingga 4 mm.
b. Agregat Kasar
Agreagat kasar yang digunakan untuk beton merupakan kerikil hasil disintergrasi dari
batu-batuan atau berupa batu pecah (split) yang diperoleh dair alat pemecah batu, dengan
syarat ukuran butirannya lolos ayakan 38,1 mm dan tertahan di ayakan 4,76 mm. Pada
umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih
dari 5 mm.
Agregat kasar yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1. Agregat kasar adalah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm. Sesuai dengan
syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton maka agregat
kasar harus memenuhi syarat.
2. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih tidak melampaui 20 % dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir kasar harus bersifat kekal yang berarti tidak pecah atau
hancur akibat pengaruh cuaca seperti hujan dan terik matahari.
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.Yang diartikan
dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui/lolos ayakan 0,063 mm.
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang aktif terhadap alkali.
5. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam dan apabila diayak,
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat.
 Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % dan 98 %.
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif ayakan yang berurutan adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % dari berat.

7
Adapun susunan ukuran butiran agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton
ditabelkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar

2.4 Kuat Tekan Beton


Beton yang baik adalah jika beton tersebut memiliki kuat tekan tinggi, nilai susut
kecil, kepadatan tinggi, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan
beton, yaitu :
a) FAS (Faktor Air Semen). Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari
perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air, dan berbagai jenis campuran lainnya.
Perbandingan dari air terhadap semen merupakan faktor utama didalam penentuan
kekuatan beton.
b) Kepadatan. Kekuatan beton akan berkurang jika kepadatan beton berkurang (rendah)
c) Umur Beton. Kuat tekan beton akan bertambah sesuai degan bertambahnya umur beton.
Peningkatan kekuatan beton mula-mula berjalan cepat, kemudian melambat dan
dianggap tidak naik lagi setelah berumur 28 hari sejak beton dibuat.
d) Jenis dan jumlah semen
Semen memberikan pengaruh terhadap kuat tekan beton. Pemilihan jenis semen akan
menentukan kuat tekan beton yang akan dicapai.
e) Sifat agregat

2.5 Pasir besi


2.5.1 Pengertian Pasir Besi
Pasir merupakan bahan alam yang tersedia sangat melimpah di Indonesia. Pasir biasa
dimanfaatkan untuk bahan bangunan sebagai campuran semen dalam pembuatan tembok
sebagai pelapis batu bata. Salah satu jenis pasir yang akan digunakan dalam penelitian adalah
pasir besi. Pasir besi pada umumnya mempunyai komposisi utama besi oksida (Fe2O3 dan
Fe2O3), silikon oksida (SiO2), serta senyawa-senyawa lain dengan kadar yang lebih rendah.
Senyawa silikon oksida inilah yang nantinya akan memberikan keuntungan terhadap

8
penggunaan pasir besi pada struktur. Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai/dasar
sungai atau tambang pasir (quarry) di pegunungan, akan tetapi hanya beberapa pegunungan
di Indonesia yang banyakmengandung pasir besi. Meskipun demikian penambangan pada
daerah pegunungan jarang dijumpai karena transportasi dipegunungan lebih sulit, karena
medannya yangterjal dan berliku-liku. Hal ini yangmenyebabkan penambang pasir besi
lebihmemilih untuk menambang di areal sungai dari pada di pegunungan. Berikut adalah
tabel senyawa yang terkandung dalam pasir besi :

Tabel 2.2 Komposisi Senyawa Kimia Pasir Besi

2.5.2 Kegunaan Pasir Besi


Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu
tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar
panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu
Fe3O2 ± 75% - 80%. Umumnya saat ini pasir besi digunakan sebagai campuran dalam
pembuatan semen. Namun beberapa penilitian saat ini menggunakan pasir besi sebagai bahan
campuran pembuatan beton karena pasir besi juga mengandung senyawa SiO2. Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa pada pasir besi lebih meningkatkan kuat
tekan dan kuat tarik belah hingga 80 %, hal ini dimungkinkan karena selain sifat filler, sifat
kimiawi pasir besi yang mengandung SiO2 membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat.
Dalam percobaan ini akan diurai lebih dalam lagi mengenai komposisi campuran penggunaan
pasir besi supaya diperoleh kuat tekan maksimum dengan berat beton yang normal, karena
meningat berat jenis pasir besi jauh lebih besar daripada berat jeni pasir alam yang bisa
digunakan.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara eksperimental, yang dilakukan di
Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang. Objek dalam penelitian
ini adalah beton yang menggunakan pasir besi sebagai pengganti pasir alam (agregat halus)
dengan kadar variasi campuran pasir besi sebesar 10%, 20%, dan 50% dari total volume berat
pasir alam tersebut. Sedangkan pengujian terhadap kuat tekan beton dilakukan setelah beton
berumur 28 hari dengan mutu fc’ 22,5 Mpa (beton normal). Pelaksanaan penelitian adalah
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Persiapan bahan (bahan beton dan bahan tambah pasir besi)
2. Alat-alat yang digunakan
3. Pembuatan benda uji
4. Pelaksanaan perawatan
5. Pengujian kuat tekan beton
6. Analisa dan Pembahasan

10
Mulai
Adapun diagram alir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Studi Pustaka
Mulai
Rancangan benda Uji

Studi Pustaka
Tidak
Rancangan benda Uji

Kuat Tekan rencana


fc'=22,5 MPa Tidak

Kuat Tekan rencana


YA
fc'=22,5 MPa

Pembuatan Benda Uji

YA

Pembuatan
Perawatan Benda
Benda Uji
Uji

Perawatan Benda
Perawatan Benda Uji
Uji

Pengujian Kuat Tekan


Perawatan BendaBenda
Uji Uji

Analisa
Pengujian danTekan
Kuat Pembahasan
Benda Uji

AnalisaKesimpulan
dan Pembahasan
dan Saran

Kesimpulan
dan Saran
Selesai

Selesai
Diagram 3.1 Flowchart Penelitian

3.2 Bahan dan Alat Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Air
b. Semen
c. Agregat Kasar (kerikil)

11
d. Agregat halus (pasir alam)
e. Pasir besi (sebagai bahan campuran pasir alam).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ayakan
b. Neraca ukur (timbangan)
c. Ember
d. Cangkul dan skop
e. Concrete mixer (molen)
f. Kerucut Abram
g. Cetakan beton. Dalam percobaan ini digunakan silinder dengan ukuran berdiameter 15
dan tinggi 30 cm
h. Alat uji kuat tekan beton

3.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan benda uji sebanyak 10 buah benda uji. Adapun
rancangan penelitian pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Rancangan Penelitian Campuran Pasir Besi Terhadap Kuat Tekan Beton

Variasi Campuran Pasir Besi


No. Sampel
0% 10% 20% 50%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

12
Benda uji tersebut akan diuji kuat tekan beton, sehingga akan diketahui respon beton
jika dilakukan pencampuran dengan variasi prosentase 0% pasir besi yang digunakan sebagai
pembanding, 10%, 20%, dan 50% pasir besi terhadap volume total pasir alam yang akan
digunakan untuk mencari pengaruh pasir besi terhadap kuat tekan beton dan mencari
persentase paling optimum dari variasi campuran tersebut.
Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah kuat tekan beton yang terjadi
pada beton yang diberi variasi campuran terhadap pasir besi sebesar 10%, 20%, dan 50% serta
0% sebagai pembanding.

3.4 Pembuatan Benda Uji


3.4.1 Tahap Penyediaan bahan dan alat
Tahap yang paling pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian
adalah penyediaan bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dan alat merupakan perlengkapan
paling utama agar penelitian dapat berjalan. Pasir besi yang akan digunakan pada penelitian
adalah pasir besi lumajang sedangkan alat-alat yang digunakan adalah alat yang terdapat di
laboratorium struktur teknik sipil Universitas Brawijaya.
3.4.2 Tahap mix desain
Pada penelitian ini digunakan beton dengan campuran 1PC:2PS:3KR dengan mutu
beton fc’=22,5 Mpa. Untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan rencana maka harus
dilakukan mix desain terlebih dahulu, yaitu dilakukan perencanaan agar mutu beton yang
diinginkan sama dengan mutu beton yang nantinya akan diuji. Pada penelitian ini juga
dilakukan pencampuran pasir besi terhadap pengurangan pasir alam, prosentase dari masing-
masing material yang harus dicampurkan agar memperoleh beton sesuai dengan rencana
ditentukan terlebih dahulu melalui proses desain. Pencampuran pasir besi digunakan
persentase 10%, 20% dan 50% dari total volume pasir alam yang digunakan untuk
pencampuran beton.
3.4.3 Tahap pembuatan benda uji
Setelah melakukan mix desian beton yang sesuai dengan rencana maka dilakukan
pembuatan benda uji. Pembuatan benda uji ini dilakukan dengan bantuan concrete
mixer(molen) supaya pengerjaan lebih mudah, ringan, dan didapatkan hasil yang memuaskan.
Hal ini berkaitan karena proses pembuatan beton juga mempengaruhi kekuatan dari beton
tersebut. Dalam proses pembuatan beton ini, setelah campuran beton dimasukkan kedalam
cetakan maka dilakukan proses pemadatan. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan
betonyang benar-benar padat, tanpa sarang kerikil, tetap homogen, dan pori terisi. Pemadatan

13
bisa dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan alat yaitu vibrator. Pada
penelitian ini dilakukan dengan cara manual yaitu menusuk-nusuk dengan batang tulangan.

3.5 Perawatan Benda Uji


Perawatan benda uji dilakukan dengan merendam benda uji dengan air selama 7 hari.
Hal tersebut dilakukan agar proses hidrasi semen dapat terjadi dengan wajar dan berlangsung
sempurna. Perendaman berfungsi untuk menjaga kelembaban sehingga akan mengurangi
retak-retak pada beton akibat hidrasi tersebut.hal tersebut menghidarikerusakan yang tidak
diinginkan pada beton dan agar diperoleh beton dengan kondisi baik.

3.6 Pengujian Kuat Tekan Beton


Setelah beton berumur 28 hari maka dilakukan pengujian terhadap kuat tekan beton
untuk masing-masing sampel dengan variasi campuran pasir besi yang berbeda yaitu 10%,
20% dan 50% serta 0% pasir besi sebagai pembanding.. Pada pengujian ini dilakukan dengan
memberikan beban secara perlahan terhadap beton sehingga dapat diketahui berapa besar
beban maksimum yang dapat diterima oleh masing-masing beton tersebut. Respon dari
pencampuran variasi pasir beton yang dilakukan dengan uji kuat tekan beton adalah besarnya
beban maksimum yang dapat ditahan oleh beton tersebut sampai dengan hancur.

3.7 Analisa dan Pembahasan


Analisa akan dilakukan setelah terjadi proses pengujian kuat tekan pada masing-
masing beton (benda uji). Dari data hasil pengujian tersebut maka akan dianalisa bagaimana
pengaruh dari pencampuran pasir besi dan bagaimana responnya, serta persentase manakah
yang mempengaruhi kekuatan tekan beton paling besar. Hasil data penelitian uji kuat tekan
beton tersebut akan diperoleh angka-angka yang merupakan besarnya beban maksimum yang
dapat ditahan oleh masing-masing benda uji.
Dengan menggunakan rumus tegangan normal yaitu
σ = P/A
dimana:
P = Beban Maksimum (kg)
A = Luas penampang bidang tekan (cm2),
maka akan didapatkan tegangan normal yang terjadi pada masing-masing beton akibat
beban tekan normal. Dari hasil tegangan tersebut maka dapat diketahui pengaruh dari
pencampuran variasi pasir besi terhadap kuat tekan beton dengan membandingkan hasil

14
tersebut dengan beton normal (0% pasir besi). Analisis dari pengaruh penggunaan campuran
pasir besi terhadap kuat tekan beton dapat menggunakan software metode one-way ANOVA.
Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui signifikansi dari penggunaan campuran pasir besi
terhadap kuat tekan beton. Dari nilai signifikansi tersebut juga dapat diketahui berapa
persentase variasi campuran yang memberikan kuat tekan maksimum pada beton. Dari analisa
dan pembahasan tersebut maka akan didapat kesimpulan dari penelitian ini.

15

Das könnte Ihnen auch gefallen