Sie sind auf Seite 1von 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP KESEHATAN

REPRODUKSI DENGAN PRAKTIK SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWI


KEBIDANAN DI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG

Ahmad Teguh 1, Dra. V.G. Tinuk Istiarti, M.Kes2,


Dr. Laksmono Widagdo, SKM, M.Hped2

1.
Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Pre-marital sexual behavior to cousesunexpected pregnancies, abortions and
other reproduction helath problems. Based on the previous survey on February
2011 at Obstertrics Academy of polytechnic of health Departement at Semarang,
it was found that 3 students had experienced pregnancy. Based on the survey, it
showed that there was a supposition of a link among pre-marinatal sexual
practice to reproduction helath knowledge, attitude to reproduction, friends’
attitude to reproduction health and parents attitude to reproduction health. This
research was aimed to find out the relation of knowledge, attitude to reproduction
health, attitude of friends of the same age and parents to reproduction health to
pre-marital sexual practice of Obstetrics female students in HealthPolytechnic
Department Semarang. This research was conducted at October 2011 to May
2012 at Obstetrics female students in Health Polytechnic Department Semarang.
The kind of research conducted was Analytic Survey with Cross Sectional
approach. The population and sample in this research were the second year
female students of Obstetrics female students in Health Polytechnic Department
Semarang, who did not live at Semarang with their parents or renting rooms to
stay in, with total of 43 students. After the test analysis of Chi Square with CI =
95% (α = 0.05) was conducted, it obtained a result that p velue of variable of
friends attitude to reproduction health was (p = 0.006) and was conducted, it
obtained a result that p velue of variable of parents attitude to reproduction health
was (p = 0,005) hereby, it can be concluded that there actually was a relation
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

sexual practice of the female students of Obstetrics female students in Health


Polytechnic Department Semarang.

Keyword : pre-marital sexual practice, reproduction health

PENDAHULUAN membina hubungan baik dengan


Di Indonesia sejak awal 1980-an anggota kelompok yang berlainan jenis
telah terjadi perubahan pandangan (pacaran). pacaran dianggap sebagai
terhadap seksualitas, yang ternyata pintu masuk hubungan yang lebih
juga mengakibatkan perubahan dalam dalam lagi, yaitu hubungan seksual pra
perilaku seksual, termasuk dikalangan nikah dengan bebas sebagai wujud
remaja. Remaja didefinisikan sebagai kedekatan antara dua orang yang
masa peralihan dari masa kanak- sedang jatuh cinta.
kanak ke masa dewasa. Batasan usia Pendidikan seks yang telah
remaja menurut WHO (World Health diperoleh di pendidikan sebelumnya
Organization) adalah 12 sampai 24 hanya sekedar anatomi tubuh manusia
tahun. Remaja sebetulnya berada dan bagaimana cara bereproduksi,
dalam periode/fase yang tidak jelas. tanpa memperhatikan faktor-faktor
Mereka sudah tidak termasuk dalam yang dapat mempengaruhi kesehatan
golongan anak-anak, tetapi belum juga reproduksi secara fisik, mental dan
diterima secara penuh untuk masuk sosial. Perilaku seksual pranikah
kegolongan orang dewasa. Namun, merupakan segala tingkah laku yang
yang perlu ditekankan di sini adalah didorong oleh hasrat seksual. Perilaku
bahwa fase remaja merupakan seksual terjadi mulai dari beberapa
perkembangan yang tengah berada tahapan yaitu mulai menunjukkan
pada masa amat potensial, baik dilihat perhatian pada lawan jenis, pacaran,
dari kognitif, emosi, maupun fisik. berkencan, lips kissing, deep kissing,
Beberapa tugas perkembangan remaja genital stimulation, petting hingga
yang akan dibahas secara khusus sexual intercourse. Hasil survey
dalam penelitian ini yaitu berhubungan terakhir BKKBN yang dilakukan di 33
dengan kesehatan reproduksi remaja. provinsi tahun 2008, sebanyak 63%
Tugas perkembangan tersebut adalah remaja mengaku sudah mengalami
mampu menerima dan memahami hubungan seks sebelum menikah.
peran seks usia dewasa dan mampu Usia mahasiswa adalah masa-masa
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang paling rawan dalam masa hidup yang berasal dari berbagai daerah
seseorang dan identik dengan seks. menempuh pendidikan di Kota
Kebutuhan akan seks pada masa ini Semarang, hal ini menyebabkan
kemudian dapat terealisasi dengan mereka harus berpisah dengan orang
minimnya pengawasan dari orang tua, tuanya dan umumnya mereka tinggal
masyarakat dan pembinaan yang di tempat kost yang dekat dengan
seharusnya mereka dapatkan. kampus. Departemen Sosial Republik
penelitian yang dilakukan oleh Indonesia (Depsos RI) pada tahun
Suryoputro pada tahun 2004 yang 2007 di sebuah kota di pulau Jawa
melibatkan 1000 mahasiswa di Jawa tentang KTD (kehamilan tidak
Tengah sebagai responden, diinginkan) pada remaja dengan
mengatakan bahwa lebih dari 75% populasi penelitian berdasarkan tingkat
responden umur pertama kali pendidikan, remaja yang mengalami
melakukan hubungan seksual adalah KTD terbanyak adalah yang memiliki
>18 tahun. Mahasiswa sebagai remaja pendidikan di Perguruan Tinggi.
akhir, memiliki tugas perkembangan Semakin banyaknya hubungan
dan fase perkembangan seksualnya seksual pranikah di kalangan remaja
yang mendorong mereka untuk turut mendukung berkembangnya
menjalin relasi heteroseksual (seperti penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Pada
pacaran). ciri perilaku heteroseksual pertengahan 2010, jumlah kasus
remaja masa kini yaitu sikap terhadap HIV/AIDS di Indonesia mencapai
perilaku seks yang jauh lebih lunak 21.770 kasus AIDS positif dan 47.157
dibanding remaja generasi kasus HIV positif dengan prosentase
sebelumnya, maka tak heran jika 48,1% pengidap adalah usia 20-29
ancaman pola hidup seks bebas di tahun. Sedangkan di Kota Semarang,
kalangan mahasiswa berkembang berdasarkan data dari Dinas
semakin serius Kesehatan Kota Semarang hingga
Kota Semarang sebagai ibukota Mei 2010, tercatat jumlah kumulatif
Propinsi Jawa Tengah termasuk 5 pengidap baru virus HIV adalah 99
besar kota yang mempunyai jumlah penderita.
penduduk terbesar di Jawa Tengah, Remaja yang mengalami KTD
terdapat 4 Perguruan Tinggi Negeri berada pada suatu kondisi yang sulit
(PTN) dan 59 Perguruan Tinggi untuk dihadapi bagi seorang remaja,
Swasta (PTS). Banyak mahasiswa sehingga remaja cenderung untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ingin melakukan aborsi. Badan pengetahuan tentang kesehatan


koordinasi keluarga berencana reproduksi dan seksual lebih baik,
nasional (BKKBN) tahun 2010 dibanding dengan mahasiswa lain
mengatakan bahwa setiap tahun pada umumnya, akan tetapi pada
jumlah aborsi di Indonesia mencapai kenyataanya perilaku seksual mereka
2,4 juta jiwa dan parahnya, 800 ribu di tidak jauh berbeda dengan mahasiswa
antaranya terjadi di kalangan remaja. non kesehatan. kasus seks pranikah
Data Pilar PKBI Jateng menunjukkan, bahkan kehamilan pranikah dan aborsi
dalam sebulan terdapat 8-10 remaja dikalangan mahasiswa tersebut.
datang berkonsultasi dalam keadaan Selama tahun ajaran 2007 – 2008
hamil. Keadaan jauh dari pengawasan kasus kehamilan tidak dikehendaki
orang tua serta pengawasan dari yang tercatat sebanyak 13 orang. Dari
pemilik kos dan masyarakat sekitar penilitian Sri Endang Windiarti
yang longgar memberikan peluang mengenai perilaku seks pranikah
bagi mahasiswa untuk melakukan mahasiswa politeknik kesehatan di
perilaku-perilaku yang mengarah pada Semarang tahun 2009 menujukkan
kebebasan. interaksi dengan 20,4 % dari 250 mahasiswa pernah
lingkungan sebaya turut melakukan hubungan seksual pra
mempengaruhi perilaku seksual nikah, sedangkan aktifitas berkencan
remaja. Pada masa ini, kedekatan yang dilakukan sebagai berikut: kissing
dengan teman sebaya sangat tinggi (66,8)%, necking (52%), petting
bahkan ikatan ini dapat menggantikan (29,2%), oral seks (25,6%), intercouse
ikatan keluarga, karena mereka dapat (20,4%), dan anal seks sebanyak
saling berbagi pengalaman. Tidak (6,8%).
heran jika remaja cenderung Bagi mahasiswa kesehatan
mengambil informasi yang diperoleh khususnya akademi kebidanan sudah
dari teman sebayanya tanpa melihat ada yang pernah melakukan hubungan
apakah informasi itu benar atau tidak. seksual pranikah. Berdasarkan survei
Mahasiswa kesehatan khususnya pendahuluan bulan februari 2011
Politeknik Kesehatan walaupun diperoleh mahasisiwa di Akademi
sebetulnya mereka mendapatkan Kebidanan Poltekes Depkes semarang
materi-materi yang berkaitan dengan yang telah mengalami KTD (kehamilan
kesehatan reproduksi di dalam tidak diinginkan) tercatat sebanyak 3
perkuliahannya sehingga diharapkan orang. Dari data terakhir
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kemahasiswaan Akademi Kebidanan BAHAN DAN METODE


Poltekes Depkes semarang tahun Penelitian ini merupakan
2012 diperoleh 5 orang yang penelitian analitik dengan rancangan
mengalami kehamilan tidak diinginkan Cross Sectional, sesuai dengan
(KTD). Semakin banyaknya hubungan Soekijdo Notoatmojo yang
sesksual pranikah di kalangan mengemukakan bahwa penelitian ini
mahasiswa turut mendukung akan menggambarkan kolerasi antar
berkembangnya penyakit HIV/AIDS faktor-faktor independen dan
serta aborsi. Ada dugaan bahwa ada dependen, dengan cara pendekatan,
keterkaitan praktik seksual pranikah observasi atau pengumpulan data
dengan karakteristik individu, sekaligus pada suatu saat.
pengetahuan keyakinan terhadap Populasi dalam penilitian ini yaitu
hubungan seksual pranikah, sikap mahasiswi tingkat II Kebidanan
terhadap hubungan seksual pranikah, Politeknik Kesehatan Semarang yang
sikap orang tua, dan sikap teman bertempat tinggal tidak bersama orang
sebaya. Perubahan perilaku tua atau mahasiswi yang bertempat
merupakan hasil resultan antara tinggal di tempat kos atau kontrakan
stimulus (faktor eksternal) dengan berjumlah 76 orang. Melalui metode
respon (faktor internal) dalam subjek pengambilan sampel dengan simple
atau orang yang berperilaku, dengan random sampling didapatkan jumlah
kata lain perubahan perilaku sampel sebanyak 43 responden.
seseorang dipengaruhi oleh faktor-
faktor baik dari dalam maupun dari luar n= N Z21-α/2 P (1-P)
subjek. Menurut L. Green kesehatan (N-1)d2 + Z21-α/2 P (1-P)
seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, Keterangan :
yakni faktor perilaku (behavior causes) n : besar sampel
dan faktor dari luar perilaku (non- N : besar populasi (76 orang)
behavior causes). Selanjutnya perilaku P : perkiraan proporsi pada populasi
itu sendiri ditentukan atau terbentuk (50% = 0,5)
dari 3 faktor yakni ; 1) faktor-faktor d: tingkat presisi sebesar (10% = 0.1)
presdispodidi, 2) faktor-pemungkin, 3) Z1-α/2 : nilai standard untuk tingkat
faktor-faktor penguat, 4) faktor kepercayaan (CI) = 95% → Z = 1.96
lingkungan .
Instrument penelitian adalah alat HASIL DAN PEMBAHASAN
yang akan digunakan untuk Perilaku Seksual Pranikah
mengumpulkan data. Instrument responden dalam penelitian ini
penelitian dalam penelitian ini berupa adalah yang melakukan perilaku
kuesioner, observasi, formulir lain yang
seks intercourse. Responden yang
berkaitan dengan pencatatan, data,
melakukan premarital seks
dan sebagainya.
sebanyak ( 11,6 % ).

Table 1. Distribusi Frekuensi Premarital Seks mahasiswa Akademi Kebidanan


Politeknik Kesehatan Depkes di Kota Semarang

No Perilaku Seksual Pranikah N %

1. Melakukan seks intercourse 5 11,6

2. Tidak melakukan seks intercourse 38 88,4

Total 43 100.0

Tabel 2. Rekapitulasi Uji Chi-square terhadap kesehatan reproduksi dan


seksualitas mahasiswi kebidanan dengan praktik seksual pranikah mahasiswa
Akademi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes di Kota Semarang

No. Variabel P Keterangan


1. Pengetahuan responden 0,714 Tidak signifikan
2. Sikap responden 0,432 Tidak signifikan
3. Sikap teman 0,006 Signifikan
4. Sikap orang tua 0,005 Tidak signifikan

Dari hasil Uji Chi square dengan pengetahuan kesehatan reproduksi


tingkat signifikansi α = 0,05 dan seksualitas dengan perilaku
menunjukkan nilai p-value sebesar seksual pranikah mahasiswa
0,714 dimana nilai p-vaue > α (0,714 kebidanan. Pengetahuan merupakan
> 0,05) untuk pengetahuan responden, hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah
diperoleh tidak ada hubungan antara seseorang melakukan pengindraan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

terhadap suatu objek tertentu, Untuk mewujudkan agar sikap dapat


pengetahuan atau kognitif merupakan menjadi perbuatan nyata dan sesuai
domain yang sangat penting dalam diperlukan faktor pendukung lain. Pada
membentuk tindakan seseorang. masa remaja terdapat beberapa factor
Sehingga sangat diperlukan sekali yang mempengaruhi perlikau seksual
adanya peningkataan pengetahuan selain sikap remaja, yaitu pengaruh
mahasiswi mengenai kesehatan lingkungan (teman sebaya),
reproduksi, kehamilan, dan akibat perubahan hormonal, kurangnya
reproduksi dari perilaku seskual informasi mengenai seks peran orang
pranikah yang tidak bertanggung tuan yang kurang dan adanya situasi
jawab untuk membimbing mahasiswi yang mendukung. Untuk itu perlunya
kebidanan agar dapat berperilaku informasi tentang pemenuhan
seksual yang tidak beresiko. Hali ini kebutuhan remaja melalui program
sejalan dengan Green bahwa perilaku yang tepat termasuk pendidikan dan
seseorang dapat dipengaruhi oleh konseling, perlindungan remaja
pengetahuan yang dimilikinya. Apabila terhadap kekerasan, hubungan
pengetahuan mahasiswi kebidanan seksual yang aman, pelayanan KB,
mengenai kesehatan reproduksi baik kesehatan reproduski, PMS, prevensi
maka mahasiswi kebidanan akan HIV/AIDS, program prevensi dan
melakukan perilaku seksual pranikah perawatan pelecehan seksual remaja,
yang lebih bertanggung jawab. sehingga remaja/mahasiswa tenaga
Hasil uji statistik dengan kesehatan khususnya akademi
menggunakan Chi Square dengan kebidanan tidak ragu-ragu dalam
tingkat signifikansi α = 0,05 bersikap terhadap kesehatan
menunjukkan nilai p-value sebesar reproduksi dan seksualitas sendiri
0,432 dimana nilai p-vaue > α (0,432 ataupun orang lain.
> 0,05) maka terjadi penerimaan Ho Hasil penelitian diketahui bahwa
dan penolakan Ha. Sehingga dapat sebagian besar sikap teman terhadap
disimpulkan tidak ada hubungan kesehatan reproduksi dan seksualitas
antara sikap responden terhadap (74,4%) bersikap permisif.
kesehatan reproduksi dan seksualitas Berdasarkan perhitungan uji Chi
dengan perilaku seksual pranikah square pada responden diketahui p
mahasiswi Kebidanan Politeknik =0,006 (p<0,05) berarti ada hubungan
Kesehatan Depkes di Kota Semarang. yang signifikan antara sikap teman
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan perilaku seksual pranikah hal tabu ataupun aib bagi mereka.
mahasiswi. Demikian besarnya Sehingga permasalahan seksual
pengaruh dari teman sebaya sehingga remaja atau mahasiswi kebidanan ini
mempengaruhi juga perilaku seksual harus mendapatkan perhatian yang
mahasiswi kebidanan. Teman sebaya lebih terutama dengan teman
mempunyai pengaruh terhadap sikap, sebayanya.
pembicaraan, minat, penampilan dan Hasil uji statistik dengan
tingkah laku mahasiswi kebidanan menggunakan Chi Square dengan
daripada pengaruh keluarga maupun tingkat signifikansi α = 0,05
orang tua. Sebagaimana yang menunjukkan nilai p-value sebesar
dikemukakan oleh Jackie Robinso, 0,005 dimanan nilai p-vaue > α (0,005
sumber dukungan emosional penting > 0,05) maka terjadi penerimaan Ha
sepanjang transisi masa remaja yang dan penolakan Ho. Sehingga dapat
kompleks adalah peningkatan disimpulkan ada hubungan antara
keterlibatan remaja dengan teman peran orang tua responden dengan
sebayanya. Maka tidak heran bila perilaku seksual mahasiswi Kebidanan
remaja mempunyai kecenderungan Politeknik Kesehatan Depkes di Kota
untuk mengadopsi informasi yang Semarang. Tekanan yang terlalu
diterima oleh teman-temanya, tanpa banyak dapat membuat remaja
memiliki dasar informasi yang menjadi stress, berpikiran labil dan
signifikan dari sumber yang lebih dapat mencoba-coba hal yang seharusnya
dipercaya. Sebagian besar mahasiswi tidak dilakukan. Kurangnya
kebidanan mempunyai teman dengan komunikasi secara terbuka antara
perilaku seksual yang beresiko untuk orang tua dan anak dalam
terjadinya kehamilan yang tidak membicarkan masalah seksual dapat
diinginkan. Data tersebut juga bias mendorong remaja untuk melakukan
lebih banyak dari yang sebenarnya perilaku seksual pranikah, jadi
atau kebalikannya, hal ini dikarenakan walaupun orang tua bersikap baik
penelitian ini merupakan penelitian terhadap kesehatan reproduksi dan
yang sensitif dimana tidak semua seksualitas apabila terdapat hambatan
responden atau mahsiswi kebidanan dalam penyampaian atau
dapat berterus terang dang mengkomunikasikan dengan anak
menganggap bahwa membicarakan karena berbagai penyebab misalnya
masalah seksual adalah merupakan masih merasa tabu, merasa tidak
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

mampu dan tidak menguasai tentang teman tidak permisif terhadap


kesehatan reproduksi dan seksualitas kesehatan reproduksi dan seksualitas
dan sebagainya maka pada akhirnya sebesar 72,1 %. Responden yang
mendorong sang anak yang beranjak mempunyai sikap orang tua yang baik
dewasa pada masa remaja untuk terhadap kesehatan reproduksi dan
mencari tahu sendiri tentang seksualitas sebesar 97,6 %.
keingintahuan mereka mengenal Responden yang melakukan praktik
seksualitas. Dengan demikian seksual pranikah ( Intercouse )
hendaknya orang tua agar sedini sebesar 11,6 %. Tidak ada hubungan
mungkin memberikan pembekalan antara pengetahuan kesehatan
pendidikan seksual kepada anaknya reproduksi dan seksualitas dengan
agar remaja dapat memperoleh perilaku seksual pranikah mahasiswa
informasi yang benar sejak dini Akademi Kebidanan Politeknik
sebelum mereka memperoleh dari Kesehatan Depkes Semarang. ( p=
lingkungannya. Dengan dasar 0,714 ). Tidak ada hubungan antara
pemahaman dan konsep seksualitas sikap kesehatan reproduksi dan
yang benar maka remaja akan mampu seksualitas dengan perilaku seksual
menyaring informasi yang pranikah mahasiswa Akademi
diperolehnya dari lingkungan sehingga Kebidanan Politeknik Kesehatan
akan mencegah terjadinya perilaku Depkes Semarang. ( p= 0,432 ). Ada
seksual pranikah. hubungan antara sikap teman
terhadap kesehatan reproduksi dan
KESIMPULAN seksualitas mahasiswa Akademi
Responden yang semester II yang Kebidanan Politeknik Kesehatan
berumur 19 tahun sebesar 83 %, yang Depkes Semarang. ( p= 0,006 ). Ada
memiliki uang saku Rp751.000 - Rp hubungan antara sikap orang tua
1.000.000 sebesar 53,5 %. Responden terhadap kesehatan reproduksi dan
yang mempunyai pengetahuan baik seksualitas dengan perilaku seksual
tentang kesehatan reproduksi dan pranikah mahasiswa Akademi
seksualitas sebesar 97,3 %. Kebidanan Politeknik Kesehatan
Responden mempunyai sikap permisif Depkes Semarang. ( p= 0,005 ).
terhadap kesehatan reproduksi dan
seksualitas sebesar 74,4 %.
Responden yang mempunyai sikap
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

UCAPAN TERIMAKASIH 5. Anonim. Kenakalan Remaja, 50


Terimakasih disampaikan kepada Persen Remaja Melakukan Seks
Seluruh staff dan jajaran Akademi Pranikah (Online). (Diakses
Kebidanan Politeknik Kesehatan tanggal 30 Desember 2010).
Semarang atas izin dan kesediaannya Diunduh
bagi peneliti untuk melakukan dari:http://www.cintapendidikan.co.
penelitian di isntansi tersebut. Dan cc/2010/11/kenakalan-remaja-50-
terimakasih pula pada rekan – rekan persen-remaja.html
yang telah membantu selama proses 6. Sri, E.W.”Perilaku Seksual
penelitian. Pranikah Mahasiswa Politeknik
Kesehatan di Kota
DAFTAR PUSTAKA Semarang”.Program Pascasarjana
1. World Health Organitation. Universitas Diponegoro, 2009
Coming of Age. From Facts to 7. Notoatmodjo, S. Metodologi
Action for Adolescents Sexual and Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.
Reproductive Health. Geneva : Jakarta : Rineka Cipta, 2003
World Health Organitation ; 1997 8. Riwidikdo, Handoko. Statistik
2. Poerwandari K. Pendekatan Kesehatan. Jogjakarta: Mitra
Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Cendikia Press, 2007.
Manusia. Jakarta: Fakultas 9. Surbakti, EB. Kenakalan Orang
Psikologi Universitas Indonesia; Tua Penyebab Kenakalan
2001. Remaja. Elex Media Komputindo.
3. Glantz eI. Health Behaviour and Jakarta. 2008
Health Education; Theory, 10. Emilia, O. Promosi Kesehatan
Researh and Practise. San Dalam Lingkup Kesehatan
Fransisco-Oxfor: Jossey-Bass Reproduksi. Pustaka Cendekia
Publishers; 1990. Prees. Yogyakarta.2008
4. Arikunto S. Prosedur Penelitian. 11. papalia, D et Al. Human
Revisi ed. Jakarta: PT. Rineka Development (psikologi
Cipta; 2002. perkembangan). Edisi ke
Sembilan. Kencana. Jakarta. 2008

Das könnte Ihnen auch gefallen