Sie sind auf Seite 1von 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

TN. B DENGAN RESIKO BUNUH DIRI


DI RUANG MAWAR RSJ HB. SA’ANIN PADANG

Tgl MRS : 5 Januari 2016


Tgl Pengkajian : 10 April 2016
Ruang : Mawar

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama Lengkap : Tn. B


Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Alamat : Siteba

2. Alasan Masuk
Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien

3. Faktor Predisposisi
Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat
ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan
jiwa.

4. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja
Masalah Keperawatan:
1. Resiko bunuh diri
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun
dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N:
80x/mnt, TD 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.

6. Psikososial
Genogram :
7. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.
2. Identitas
Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.
3. Peran Diri
Klien adalah kepala rumah tangga dengan 3 orang anak yang masih kecil-kecil
4. Ideal Diri
Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien bingung harus mendapat
pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana membangun keluarganya
seperti dulu.
5. Harga diri
Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

8. Hubungan Sosial
Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. M teman sekamar yg satu
agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam,
menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan
teman yang lain, sangat sensitive.

9. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering mempersalahkan
Tuhan atas hal yang menimpanya.
b. Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

10. Status Mental


Penampilan:
pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut tidak pernah
tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest,
kurang mendengarkan.
Pembicaraan:
Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek
datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam,
terkadang terjadi blocking.
Aktivitas Motorik:
Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas
Interaksi selama wawancara:
Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi.
Memori
Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.

11. Kebutuhan Persiapan Pulang.


12. Mekanisme Koping
Mal adaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan
support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya, klien tidak mau
melakukan aktifitas.
13. Pohon masalah \

Resiko Perilaku kekerasan

Resiko Bunuh Diri


Resiko Bunuh Diri

Hargadiri
Harga Dirirendah
Rendah
14. Analisa data

Diagnosa Data mayor Data minor


Resiko Subyektif: Subyektif:
bunuh diri - -Mengatakan hidupnya tak berguna - - Mengatakan ada yang
lagi menyuruh bunuh diri
- - Inggin mati - - Mengatakan lebih baek mati
- - Menyatakan pernah mencoba bunuh saja
diri - - Mengatakan sudah bosan hidup
- - Mengancam bunuh diri Obyektif:
Obyektif: - - Perubahan kebiasaan hidup
- - Ekspresi murung - - Perubahan perangai
- - Tak bergairah
- - Ada bekas percobaan bunuh diri

Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1. Perilaku bunuh diri


DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

2. Koping maladaptif
DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Bunuh Diri


2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga Diri Rendah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
No KEPERAWA KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
TAN EVALUASI
1 Harga diri 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016
rendah 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan umum : Setelah 2 kali Bina hubungan saling Hubungan saling percaya merupakan
Pasien memiliki interaksi, pasien percaya dengan dasar untuk hubungan interaksi
konsep diri yang menunjukkan menggunakan prinsip selanjutnya.
positif eskpresi wajah komunikasi terapeutik
bersahabat, :
Tujuan khusus: menun-jukkan rasa 1. Sapa pasien
1. Pasien dapat senang, ada dengan ramah
membina kontak mata, mau baik verbal
hubungan saling berjabat tangan, maupun non
percaya dengan mau menyebutkan verbal.
perawat. nama, mau 2. Perkenalkan diri
menjawab salam, dengan sopan.
pasien mau duduk 3. Tanyakan nama
berdampingan lengkap dan
dengan perawat, nama panggilan
mau mengutarakan yang disukai
masalah yang pasien.
dihadapi. 4. Jelaskan tujuan
pertemuan.
5. Jujur dan
menepati janji.
6. Tunjukan sikap
empati dan
menerima pasien
apa adanya.
7. Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
pasien.

12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016


09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali 1. Diskusikan Menilai realitas, kontrol diri atau
2. Pasien dapat interaksi pasien dengan pasien integritas ego diperlukan sebagai dasar
mengidentifikasi menyebutkan: tentang: asuhan keperawatannya, reinforcement
aspek positif dan 1. Aspek positif a. Aspek positif positif akan meningkatkan harga diri
kemampuan yang dan yang dimiliki pasien, dan pujian yang realistik tidak
dimiliki. kemampuan pasien, menyebabkan pasien melakukan
yang dimiliki keluarga, kegiatan hanya karena ingin
pasien. lingkungan. mendapatkan pujian.
2. Aspek positif b. Kemampuan
keluarga. yang dimiliki
3. Aspek positif pasien.
lingkungan 2. Bersama pasien
pasien. buat daftar
tentang:
a. Aspek positif
pasien,
keluarga,
lingkungan.
b. Kemampuan
yang dimiliki
pasien.
3. Beri pujian yang
realistis,
hindarkan
memberi
penilaian negatif.

12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016


09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB
Tujuan khusus: Prasarat untuk berubah dan mengerti
Setelah 2 kali 1. Diskusikan
3. Pasien dapat tentang kemampuan yang dimiliki dapat
menilai interaksi pasien dengan pasien memotivasi pasien untuk tetap
kemampuan yang menyebutkan kemampuan yang mempertahankan penggunaannya
dimiliki untuk kemampuan yang dapat
dilaksanakan dapat dilaksanakan dilaksanakan.
dan mengikuti 2. Diskusikan
rehabilitasi kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.
3. Motivasi dan ikut
sertakan pasien
untuk mengikuti
rehabilitasi

12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016


09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
1. Rencanakan Pasien adalah individu yang bertanggung
Tujuan khusus: Setelah 2 kali
bersama pasien jawab terhadap dirinya sendiri, pasien
4. Pasien dapat interaksi pasien
aktivitas yang perlu bertindak secara realistis dalam
merencanakan membuat rencana
dapat dilakukan kehidupannya, dan contoh peran yang
kegiatan sesuai kegiatan harian
setiap hari sesuai dilihat pasien akan memotivasi pasien
dengan
kemampuan untuk melaksanakan kegiatan.
kemampuan yang
pasien:
dimiliki
2.
a. Kegiatan
mandiri.
b. Kegiatan
dengan
bantuan.
3. Tingkatkan
kegiatan sesuai
kondisi pasien.
4. Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat pasien
lakukan.

12 April 2016 08 Desember 2014 12 April 2016 12 April 2016


09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Setelah 2 kali 1. Anjurkan pasien Reinforcement positif dapat
Tujuan khusus:
interaksi pasien untuk meningkatkan harga diri kllien dan
5. Pasien dapat
melakukan melaksanakan memberikan kesempatan kepada pasien
melakukan
kegiatan sesuai kegiatan yang untuk tetap melakukan kegiatan yang
kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat telah biasa dilakukan
rencana
direncanakan.
2. Pantau kegiatan
yang
dilaksanakan
pasien.
3. Beri pujian atas
usaha yang
dilakukan pasien.
4. Diskusikan
dengan pasien
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.

12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016 12 April 2016


09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB
1. Bantu keluarga Mendorong keluarga akan sangat
Tujuan khusus: Setelah 1 kali
memberikan berpengaruh dalam mempercepat proses
6. Pasien dapat interaksi pasien
dukungan selama penyembuhan pasien dan meningkatkan
memanfaatkan memanfaatkan
pasien di rawat peran serta keluarga dalam merawat
sistem pendukung sistem pendukung
2. Beri pendidikan pasien di rumah.
yang ada. yang ada di
kesehatan pada
keluarga
keluarga tentang
cara merawat
pasien dengan
harga diri rendah
3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah
D. CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

NO TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN EVALUASI


KEP
1. 10/4/2016 Resiko Bunuh Sp I Pasien
PK.10.00 Diri 1. Membina hubungan saling
WIB percaya dengan klien
2. Mengidentifikasi benda-benda
yang dapat membahayakan pasien
3. Mengamankan benda-benda yang
dapat membahayakan pasien.
4. Melakukan kontrak treatment
5. Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri

Sp II Pasien

1. Mengidentisifikasi aspek positif


pasien
2. Mendorong pasien untuk berfikir
positif terhadap diri sendiri
3. Mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai individu
yang berharga

Sp III Pasien
1. Mengidentisifikasi pola koping
yang biasa diterapkan pasien
2. Menilai pola koping yng biasa
dilakukan
3. Mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
5. Menganjurkan pasien menerapkan
pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian

Sp IV Pasien
1. Membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien
melakukan kehiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis

SP 1 Keluaga
1. Mendiskusikan massalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. Menjelaskan pengertia, tanda dan
gejala resiko bunuh diri, dan jenis
prilaku yang di alami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien resiko bunuh diri yang
dialami pasien beserta proses
terjadinya.

SP II Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekan
cara merawat pasien dengan
resiko bunuh diri
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
resiko bunuh diri.

SP III Keluarga
1. Membantu keluarga membuat
jadual aktivitas dirumah termasuk
minum obat\
2. Mendiskusikan sumber rujukan
yang bias dijangkau oleh keluarga
2. Resiko
Perilaku
Kekerasan
3. Harga Diri
Rendah
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. cetakan kedua (edisi revisi). Bandung: PT Refrika Aditama
Mustofa, Ali. 2010. Asuhan Keperawatan Psikiatri Berbasis Klinik. Mataram
Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan,
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen