Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NIM : 142150171
BAB 4
TEORI PENGUKURAN
Pengertian Pengukuran
Campbell mendefiniskan pengukuran adalah: penentuan angka-angka yang
menggambarkan sifat-sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada
hukum yang mengatur tentang sifat-sifat. Sedangkan menurut Stevens, pengukuran
(measurement) adalah: pelekatan suatu angka kepada objek atau peristiwa menurut
aturan tertentu. Artinya, Campbell melihat pengukuran sebagai suatu sistem
sedangkan Stevens melihatnya sebagai objek atau peristiwa.
Sterling sendiri tidak sependapat dengan keluasan definisi Stevens, dia
berpendapat bahwa, “dibutuhkan pembatasan pada aturan yang dapat digunakan”.
Jika tidak, setiap penempatan angka dapat disebut pengukuran, tentu saja
bertentangan dengan pemahaman yang kita miliki dari istilah tersebut.
Skala
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika
aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada
objek atau kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka,
sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung
kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan
secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.
1) Skala Nominal (nominal scale)
Dalam skala nominal, nomor hanya digunakan sebagai sebuah label.
Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang tidak
sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan: “Dalam
pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat
kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu
sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada
objek atau kelompok dari objek.”
2) Skala Ordinal (ordinal scale)
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya
sehubungan dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat
3 kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut
diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini. Kelemahan skala
ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa tentang
perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3) Skala Interval (interval scale)
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal.
Tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara
interval skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu
ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur
suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22
derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat
mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui
bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A. Kelemahan
skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
4) Skala Rasio (ratio scale)
Skala rasio adalah skala yang:
Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian.
Interval antar objek diketahui dan sama.
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek
terakhir diketahui.
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter
dan panjang B adalah 20 m, kita tidak hanya bisa mengatakan bahwa B 10
meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjang dari A.
Tipe-Tipe Pengukuran
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan
pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan
tentang perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis:
fundamental dan turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika
ada konfirmasi teori-teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe
pengukuran yang lebih jauh, pengukuran formal, yang diungkapkan oleh Togerson,
menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan
Campbell.
a) Pengukuran Fundamental (fundamental measurement)
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak
bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang,
hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur.
Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum
dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada
benda-benda yang sudah ada.
a) Sumber kesalahan
1. Operasi Pengukuran tidak tetap
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri
dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara
akurat dan oleh karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.
Sebagai contoh misalnya, perhitungan pendapatan mencakup berbagai
operasi seperti klasifikasi dan alokasi antara asset dan pengeluaran yang
sering diinterpretasikan secara beragam oleh akuntan yang lain. Salah
satu alasan lainnya adalah tidak jarang kesesuaian operasi matematik
tidak selaras dengan hubungan actual sifat-sifat yang diukur.
2. Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, sehingga menjadi bias,
atau menerapkan atau membaca instrumen secara tidak benar.
3. Instrumen
Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris
atau termometer atau barometer, yang mempunyai kelemahan. Terdapat
potensi kesalahan sekalipun apabila instrument bukan peralatan yang
berbentuk fisik, kecuali misalnya bagan, grafik, tabel jumlah atau indek
harga.
4. Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi
hasil.