Sie sind auf Seite 1von 64

BAHAN AJAR

MANAJEMEN KONSTRUKSI I

Oleh :
Ir. Putu Hermawati
I G A Istri Mas Pertiwi, ST

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BALI
2003
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….......... I-1


1.1 Pengertian……………………………………………………………………………………………………….. I-1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………… I-2
I.3 Ruang Lingkup………………………………………………………………………………………………….. I-2

BAB II MANAJEMEN DALAM INDUSTRI JASA KONSTRUKSI…………………………………………………………........ II-1


2.1 Sarana dalam Manajemen……………………………………………………………………………………….. II-1
2.2 Perkembangan Manajemen Konstruksi………………………………………………………………………….. II.1
2.3 Penerapan Manajemen…………………………………………………………………………………………… II.2

BAB III PROYEK………………………………………………………………………………………………………………......... III-1


3.1 Tahapan Proyek………………………………………………………………………………………………….. III.1
3.2 Unsur-unsur Proyek……………………………………………………………………………………............... III.2
3.3 Hubungan Kerja antar Unsur-unsur Proyek……………………………………………………………………… III.4
3.4 Tugas dan Kewajiban Unsur-unsur Proyek………………………………………………………………………. III.5
3.4.1 Tugas dan Kewajiban Pemilik Proyek………………………………………………………………….. III.5
3.4.2 Tugas dan Kewajiban Konsultan Studi dan Perencana…………………………………………………. III.5
3.4.3 Tugas dan Kewajiban Konsultan Pengawas……………………………………………………………. III.6
3.4.4 Tugas dan Kewajiban Kontrtaktor………………………………………………………………………. III.7
3.5 Organisasi Proyek………………………………………………………………………………………………… III.8
3.5.1 Pengertian Umum……………………………………………………………………………………….. III.8
3.5.2 Bentuk/Tipe Organisasi………………………………………………………………………………….. III.8
3.5.3 Tugas dan Kewajiban Personil dalam Organisasi……………………………………………………….. III.15

BAB IV DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK………………………………………………………………………………................ IV.1


4.1 Dokumen Pengadaan/Tender/Lelang……………………………………………………………………………… IV.1
4.2 Dokumen Penawaran……………………………………………………………………………………………… IV.4
4.3 Dokumen Kontrak………………………………………………………………………………………………… IV.5
4.4 Dokumen Pelaksanaan Proyek……………………………………………………………………….................... IV.7

BAB V PENGADAAN BARANG DAN JASA…………………………………………………………………………………......... V.1


5.1 Pengertian…………………………………………………………………………………………………………. V.1
5.2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa………………………………………………………………………………… V.1
5.3 Persyaratan Peserta Lelang………………………………………………………………………………………….V-5
5.4 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pemborongan/jasa lainnya…….…………………………………………….V-6

BAB VI KONTRAK………………………………………………………………………………………………………………......... VI.1


6.1 Pengertian…………………………………………………………………………………………………………. VI.1
6.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………………………….. VI.1
6.3 Landasan Hukum Kontrak………………………………………………………………………………………… VI.1
6.4 Keabsahan Kontrak……………………………………………………………………………………………….. VI.1
6.5 Isi Kontrak………………………………………………………………………………………………………… VI.2
6.6 Sistem Kontrak…………………………………………………………………………………………................. VI.4
6.6.1 Kontrak Lum Sum………………………………………………………………………………………. VI.5
6.6.2 Kontrak Harga Satuan…………………………………………………………………………………… VI.5
6.6.3 Kontrak Gabungan lum sum dan harga satuan………………………………………………………….. VI.5
6.6.4 Kontrak Terima Jadi…………………………………………………………………………………….. VI.5
6.6.5 Kontrak Persentase.……………………………………………………………………………………... VI.5
6.6.6 Kontrak Tahun tunggal……………………………………………………………………………………. VI.5
6.6.7 Kontrak Tahun jamak……………………………………………………………………………………...VI-5
6.6.8 Kontrak Tahun Pengadaan tunggal……………………………………………………………………......VI-6
6.6.9 Kontrak Tahun Pengadaan Bersama.……………………………………………………………………...VI-6
6.7 Pemutusan Kontrak……………………………………………………….………………………………………..VI.6

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Contoh Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
B. Contoh Bentuk Surat Perjanjian (Kontrak)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Manajemen Proyek Konstruksi dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) kata yaitu
Manajemen, Proyek dan Konstruksi
Manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola pekerjaan
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang.
Secara umum Manajemen dapat artikan sebagai suatu Ilmu dan Seni
- Manajemen dalam pengertian sebagai Ilmu : karena Manajemen bisa dipelajari
sama seperti ilmu pengetahuan lain umumnya
- Manajemen dalam pengertian sebagai Seni : karena Manajemen bersifat abstrak
dimana pengembangan ketrampilan manajemen hanya dimungkinkan dari bakat,
kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan Seni Manajemen
Namun hasil yang terbaik akan diperoleh bila Ilmu dan Seni dalam manajemen itu
bertindak saling melengkapi (complementary).
Jadi pengertian manajemen dalam hal ini adalah seni mengelola kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran yang optimal
Proyek adalah suatu kegiatan berkesinambungan yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk mencapai sasaran yang ditentukan dengan waktu dan
sumber daya yang terbatas di suatu lokasi tertentu
Konstruksi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
membangun suatu bangunan konstruksi

Dengan demikian Manajemen Proyek Konstruksi dapat diartikan bagaimana cara


mengelola suatu proyek pembangunan konstruksi agar diperoleh hasil sesuai dengan
sasaran yang telah ditentukan dengan melibatkan sekelompok orang yang masing-
masing mempunyai kemampuan/keahlian tertentu, sumber daya dan waktu yang
terbatas di suatu lokasi tertentu.
Manajemen Proyek Konstruksi selanjutnya disebut Manajemen Konstruksi saja.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali I-1


Manajemen Konstruksi I
1.2 Tujuan
Tujuan pokok dari Manajemen Konstruksi adalah mengelola pelaksanaan proyek
konstruksi sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sesuai sasaran dengan
memenuhi 4Tyaitu : Tepat Waktu, Tepat Mutu, Tepat Biaya dan Tertib Administrasi.
Penerapan Manajemen yang baik sangat penting dalam pelaksanaan konstruksi
karena menentukan keberhasilan pencapaian sasaran secara efektif dan efisien.

1.3 Ruang Lingkup


Manajemen Konstruksi mempunyai ruang lingkup yang cukup luas karena mencakup
tahapan kegiatan sejak awal pelaksanaan kegiatan proyek sampai akhir pelaksanaan
yang berupa hasil pembangunan (suatu konstruksi).

Kegiatan manajemen dapat dikelompokkan pada bidang-bidang sebagai berikut :


a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasiaan (Organizing)
c. Pelaksanaan (Actuating)
d. Pengawasan (Controlling)

a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari konstruksi yang akan
dibangun, pembuatan gambar rencana dan persyaratan teknis yang diperlukan
b. Pengorganisasiaan (Organizing)
Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun organisasi
yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja
diantara unsur-unsur organisasi
c. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dalam rangka mewujudkan bangunan konstruksi yang akan dibangun. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini perlu diatur hubungan kerja antar pelaksana
pembangunan serta selalu tunduk dan taat pada peraturan dan ketentuan yang
telah disepakati
d. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan dilakukan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali I-2
Manajemen Konstruksi I
BAB II
MANAJEMEN DALAM INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

2.1 Sarana dalam Manajemen


Yang dimaksud dengan sarana manajemen adalah alat yang diperlukan untuk
menggerakkan kegiatan manajemen dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu
(sasaran). Dalam pengertian Manajemen Proyek Konstruksi tersebut di atas terdapat
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Sasaran
2. Kegiatan
3. Cara/Methode
4. Sumber Daya
5. Waktu terbatas
6. Lokasi tertentu
Yang disebut sebagai sarana manjemen adalah Sumber daya dan metode yang dalam
bahasa Inggris disebut 5 M yaitu :
a. Orang (Man)
b. Alat (Machine)
c. Bahan (Material)
d. Biaya (Money)
e. Cara (Methode)
Penggunaan sarana manajemen dilakukan dengan seefisien mungkin berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen untuk mencapai hasil yang optimal.

2.2 Perkembangan Manajemen Konstruksi


Perkembangan Manajemen Konstruksi di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan industri jasa Konstruksi. Pada umumnya industri konstruksi
mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan prasarana dan
sarana fisik dalam bidang pergedungan, bidang transportasi (jalan, jembatan,
drainase), bidang pengairan dan bidang instalasi. Dengan meningkatnya volume
pembangunan maka diikuti pula peningkatan cara pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang berupa perkembangan dalam bidang manajemen konstruksi.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali II-1


Manajemen Konstruksi I
Demikian pula hubungan kerja yang terjadi antara unsur-unsur pelaksana
pembangunan mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan volume kegiatan
untuk masing-masing jenis konstruksi. Sejalan pula dengan kemajuan teknologi
maka dalam pengelolaan pelaksanaan pembangunan menggunakan alat-alat besar,
produksi bahan bangunan yang beraneka ragam serta penggunaan metode dan sarana
teknologi yang mutakhir. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan cara-cara
mekanisasi yang merupakan ciri khas kita di abad modern sekarang ini.
Disamping itu, waktu yang tersedia untuk mencapai hasil karya yang diminta
makin pendek saja yang disebabkan oleh makin cepatnya tempo kehidupan kita,
dimana orang mulai menghargai waktu sebagai suatu dimensi yang penting sekali.
Dengan demikian maka hasil produksi optimal dengan mutu yang memenuhi
persyaratan teknis/ilmiah dan ekonomi di dalam waktu yang minimal merupakan
tuntutan yang wajar.
Makin majunya cara-cara pelaksanaan perwujudan konstruksi saat ini maka
terasa makin perlunya menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sehat di dalam
mencapai sasaran kegiatan.

2.3 Penerapan Manajemen


Penerapan manajemen dalam Konstruksi secara skematis ditunjukkan dalam skema
di bawah ini :

SASARAN

Perencanaan

Pengendalian Pelaksanaan
dan
Pengawasan

Pengukuran
Prestasi

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali II-2


Manajemen Konstruksi I
BAB III
PROYEK

3.1 Tahapan Proyek

Ide

Pra Studi Kelayakan


- menggunakan data-data
meliputi kajian umum tentang :
NON FISIK sekunder,
- aspek sosial
- dikaji dengan analisis
- aspek teknis
umum
- aspek ekonomis
- dilakukan oleh Pemilik
- aspek lingkungan hidup
atau Konsultan

Studi Kelayakan
meliputi kajian lebih mendetail - menggunakan data-data
tentang : primer dan sekunder
- aspek sosial - dikaji dengan analisa
- aspek teknis detail
- aspek ekonomis - dilakukan oleh Pemilik
- aspek lingkungan hidup atau Konsultan

Perencanaan:
 Perencanaan awal
- Pembuatan lay out Proyek Dilaksanakan umumnya
- Penyusunan pedoman persyaratan oleh Konsultan ,
berkonsultasi dengan
 Perenc. detail/Pemb. Dok. Tender Pemilik
- Perencanaan Arsitektur & Gambar
- Perencanaan Struktur & Gambar
- Penyusunan RKS
- Penyusunan RAB

Oleh Pelaksana /
Konstruksi Kontraktor

Pemeliharaan Oleh Pelaksana /


Kontraktor

FISIK
Operasional dan
Oleh Pemilik
Pemeliharaan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-1


Manajemen Konstruksi I
3.2 Unsur-unsur Proyek
Semua orang-orang/Badan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
disebut unsur-unsur proyek. Unsur-nnsur / Pihak yang terlibat dalam proyek adalah :
1. Pemberi Tugas/Owner/Pemilik Proyek
Ialah perorangan/Badan Instansi Pemerintah atau Swasta yang mempunyai ide,
kebutuhan memberikan/menyeruh memberikan pekerjaan pembangunan
(proyek) serta membiayai kegiatan Proyek tersebut.
Contoh : Orang yang akan membangun rumah tinggal, Dep.PU, Dep. P&K,.
Perusahaan akan membuat Hotel, Restaurant, Toko dsb.

2. Konsultan Perencana
Ialah perorangan/badan Hukum yang membuat studi tentang perencanaan atau
perencanaan teknis lengkap dari suatu pembangunan konstruksi berdasarkan ide
dan kebutuhan Pemilik Proyek serta menyesuaikan dengan latar belakang
keahliannya.
Contoh : Atelir 6, PT. Perentjana Djaja, PT. Bina Cipta, Arsitek freelance dsb.

3. Kontraktor
Ialah perorangan/Badan Hukum yang menerima dan melaksanakan pekerjaan
proyek menurut biaya yang tersedia dan sesuai dengan waktu, spesifikasi serta
gambar rencana yang telah ditetapkan.
Contoh : PT. Tunas Jaya Sanur, PT. Hutama Karya, PT. Waskita Karya,
Pemborong dsb.

4. Konsultan Pengawas
Ialah perorangan/ Badan Hukum yang mengadakan pengawasan menyeluruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan yang dilakukan oleh Kontraktor
agar sesuai dengan waktu, spesifikasi dan gambar yang telah ditetapkan.
Contoh : Sama dengan Konsultan Perencana karena umumnya konsultan
perencana juga berfungsi sebagai konsultan pengawas.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-2


Manajemen Konstruksi I
Tingkat Keterlibatan Unsur-unsur Proyek dalam tiap-tiap tahapan proyek

Unsur Studi Kelayakan Operasional


Pemeli-
Tahapan Perencanaan Konstruksi pemelihara
Proyek Pra S.K S.K haraan
a.haraan
Investor
Pemilik Proyek

Konsultan Studi
Konsultan
Perencana
Konsultan Pengawas

Konsultan M.K
Kontraktor

Sub Kontraktor

Supplier

Keterangan :
Keterlibatan langsung
Keterlibatan tidak langsung

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-3


Manajemen Konstruksi I
3.3 Hubungan Kerja antar Unsur-unsur Proyek
Masing-masing unsur-unsur yang terlibat dalam proyek mempunyai tugas
kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan kedudukan serta kegiatan
yang dilakukan. Dalam pelaksanaannya unsur-unsur ini saling berkaitan dan
berhubungan mengikuti pola hubungan kerja yang telah diatur dalam kontrak kerja.
Kontrak kerja ini biasanya disusun berlandaskan pada peraturan yang ditetapkan
pemerintah.
Secara umum Pola Hubungan Kerja Unsur-unsur pokok yang terlibat dalam Proyek
Konstruksi sesuai skema sebagai berikut :

Pemilik Proyek

1
2 1
1 3

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas


4

5
6

Kontraktor

Keterangan :
Garis Kontrak

Hub.kerja langsung

Hub.kerja tidak langsung

Tugas dan Kewajiban : 1. Pembayaran dana sesuai kontrak


2. Dokumen Hasil Perencanaan
3. Jasa Pengawasan dan Laporan Hasil
Pengawasan
4. Bangunan Konstruksi
5. Melaksanakan pengawasan
6. Mematuhi pengawasan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-4


Manajemen Konstruksi I
3.4 Tugas dan Kewajiban Unsur-unsur Proyek
Agar diperoleh hasil konstruksi sesuai dengan yang direncanakan maka koordinasi
dan kerjasama yang serasi antara unsur-unsur proyek sangat diperlukan. Koordinasi
dan kerjasama didasarkan pada ketentuan-ketentuan/ persyaratan baik teknis maupun
administratif yang harus diikuti bersama. Disamping itu semua unsur-unsur proyek
harus melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dengan baik.

3.4.1. Tugas dan kewajiban Pemilik Proyek


(a) Menuangkan kebutuhan dan ide kepada konsultan dari tahap studi kelayakan
hingga perencanaan sehingga dapat dibuatkan perencanaan lengkap sesuai
kebutuhan dan maksudnya
(b) Menyediakan dan membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk stusi,
perencanaan, pengawasan dan pembangunan fisik untuk terwujudnya suatu
proyek.
(c) Menerima dan menyetujui hasil pekerjaan konsultan maupun kontraktor
apabila sudah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
(d) Menentukan Tim Manajemen untuk mengoperasikan proyek yang telah
terwujud.

3.4.2 Tugas dan Kewajiban Konsultan Studi dan Perencana


(a) Pada Tahap Pra Studi Kelayakan
- Mengumpulkan data dan informasi dari pihak lain yang berhubungan
dengan rencana Proyek
- Membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman persyaratan
- Melakukan analisis umum tentang pra kelayakan
- Membantu Owner dalam penilaian/evaluasi umum terhadap kelayakan
Proyek
(b) Pada Tahap Studi Kelayakan
- Mengumpulkan data dan informasi langsung dari lapangan maupun pihak
lain sesuai rencana Proyek
- Membuat rencana tapak/lay out
- Membuat pra rencana dan perkiraan biaya
- Melakukan analisis detail tentang kelayakan proyek

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-5


Manajemen Konstruksi I
- Membantu Owner dalam hal penilaian/evaluasi mendetail terhadap
kelayakan proyek
(c) Pada Tahap Perencanaan
i. Penyusunan Rencana Awal yang meliputi :
- Membuat denah dan tampak konstruksi yang akan dibangun
- Membuat perhitungan strukstur
ii. Penyusunan Rencana Detail meliputi :
- Membuat gambar potongan dan detail untuk Arsitektur, Struktur dan
M&E
- Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Membuat rincian volume pekerjaan
- Membuat RAB
- Menyusun Dokumen Tender/Pelelangan
iii. Persiapan Pelelangan meliputi :
- Mempersiapkan Dokumen Tender
- Membantu panitia pelelangan dalam menyusun jadwal dan program
pelelangan.
iv. Pelelangan meliputi :
- Memberikan penjelasan pekerjaan (Aanwyzing) pada proses pelelangan
- Menyusun Berita Acara penjelasan pekerjaan (Aanwyzing)
- Membantu panitia pelelangan melaksanakan evaluasi penawaran
- Melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila lelang ulang
v. Tahap Kontruksi
- Memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara berkala
- Memberikan penjelasan dan pemecahan masalah desain yang timbul
selama masa konstruksi.

3.4.3 Tugas dan Kewajiban Konsultan Pengawas


(a) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kwalitas dan kwantitas
baik material, alat, tenaga kerja yang akan dipakai dan hasil pekerjaannya.
(b) Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
(c) Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di lapangan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-6


Manajemen Konstruksi I
(d) Menyusun BA pekerjaan tambah kurang bilamana terdapat perubahan volume
pekerjaan
(e) Menyusun BA persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran termin,
pemeliharaan pekerjaan serta serah terima pekerjaan
(f) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dan membuat laporan
harian, mingguan, bulanan untuk pekerjaan pengawasan dengan masukan hasil-
hasil rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
kontruksi yang dibuat oleh kontraktor.
(g) Memeriksa dan menyetujui gambar-gambar kerja (shop drawings) dan gambar
sesuai yang terbangun (as bult drawings)
(h) Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-catat pekerjaan selama
pemeliharaan
(i) Membantu pemilik proyek dalam pendaftaran. sarana untuk umum dan
keamanan Mis ; Hydrant, elevator, genset, listrik dsb.

3.4.4 Tugas dan Kewajiban Kontraktor


(a) Melaksanakan pekerjaan berdasarkan surat perjanjian pekerjaan dan dokumen
kontak yang meliputi gambar-gambar rencana, RKS, BA penjelasan pekerjaan
(Aanwyzing) dan peraturan/syarat-syarat yang ditetapkan
(b) Membuat dan mengajukan gambar-gambar kerja (shop drawing) dan gambar
sesuai yang terbangun (as built drawings) kepada Konsultan pengawas
(c) Mengikuti dan melaksanakan segala petunjuk/perubahan yang diminta oleh
konsultan pengawas maupun owner dan akan dihitung dalam pekerjaan tambah
kurang
(d) Mengikuti rapat lapangan serta melaksanakan semua prosedur administrasi dan
teknis yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
(e) Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan atau
per bagian pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-7


Manajemen Konstruksi I
3.5 Organisasi Proyek

3.5.1. Pengertian Umum


• Organisasi dalam arti statis
Organisasi adalah satu wadah bagi sekelompok orang untuk melakukan kegiatan
bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Organisasi dalam arti dinamis
Organisasi adalah suatu aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang telah mengikatkan diri dalam organisasi baik yang bersifat formal
maupun informal.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui ciri-ciri/karakteristik


dari organisasi yaitu:
1) Ada suatu kelompok orang tertentu
2) Ada kegiatan yang berbeda tapi satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan kesatuan usaha/kegiatan
3) Ada pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan pengawasan
4) Setuiap anggota kelompok memberikan sumbangan usaha/tenaga
5) Ada suatu tujuan tertentu

3.5.2 Bentuk/Tipe Organisasi


Sebelum berbagai bentuk organisasi perlu dikemukakan bahwa kita tidak
dapat mengatakan bahwa suatu bentuk organisasi itu adalah lebih baik daripada
bentuk organisasi yang lainnya, karena segala sesuatunya tergantung dari kondisi
dan kemampuan anggota kelompok organisasi tersebut yang tentunya tidak akan
sama bagi kelompok lainnya.
Sebuah Organisasi disusun berdasarkan tugas yang perlu dilaksanakan dan
bagaimana metode yang dipakai untuk menjalankan tugas itu. Biasanya tugas
dilaksanakan dengan menyelenggarakan beberapa fungsi yang berhubungan dengan
tugas itu, sedang fungsi ini dijalan kan dengan cara membagi-bagikannya kepada
tugas yang terperinci lagi, dan seterusnya. Dalam wadah kegiatan (organisasi),
setiap unsur yang terlibat harus mengetahui dengan jelas dan kewajiban, tanggung
jawab, wewenang, hubungan kerja serta tata kerja organisasi.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-8
Manajemen Konstruksi I
Berdasarkan proses pengembangan organisasi, ada beberapa bentuk struktur
organisasi yang umumnya dipilih atas dasar sifat dan lingkup aktivitas dalam
organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Organisasi garis (Line Organization)
2. Organisasi fungsional (Functional Organization)
3. Organisasi Divisional (Divisional Organization)
4. Organisasi garis dan Staff (Line and Staff Organization)
5. Organisasi panitia (Committee Organizaion)

1) Organisasi Garis
Ciri-ciri organisasi garis :
• Bentuk organisasi sangat sederhana
• Anggota organisasi mempunyai tugas pokok dan bertanggung jawab atas
kegiatan yang secara langsung menghasilkan produk yang diminta oleh
tugas pokok tadi
• Pimpinan organisasi mengawasi semua fungsi yang diperlukan untuk
menjalankan organisasi (seperti tugas perencanaan, pembagian tugas dan
pengawasan)
• Hubungan antara pimpinan dan anggota bersifat langsung
• Lebih cocok untuk menjalankan aktivitas yang sifat dan tujuannya
sederhana dengan volume kegiatan yang relatif kecil.

Keuntungan :
 Kesatuan komando tampak menonjol karena pimpinan terletak dalam satu
tangan
 Pimpinan langsung berhubungan dengan anggota, sehingga koordinasi
relatif mudah
 Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat
 Pengawasan secara ketat terhadap kegiatan bawahan dapat dilaksanakan
dengan mudah

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-9


Manajemen Konstruksi I
Kerugian :
 Pelaksanaan seluruh aktivitas organisasi hanya tergantung pada satu orang
yaitu pimpinan.
 Pimpinan mempunyai kewenangan mutlak sehingga cenderung bertindak
otoriter
 Anggota Organisasi terutama para bawahan tidak punya kesempatan
berkembang

Contoh Bagan Organisasi garis :

Pimpinan /
Pengawas

Anggota/ Anggota/
Pelaksana Pelaksana

2) Organisasi Fungsional
Ciri-ciri organisasi fungsional :
• Fungsi/tugas dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian di mana masing-
masing bagian diberi kepercayaan untuk mengatur dan menjalankan
fungsinya.
• Kepala suatu bagian adalah orang yang ahli di bidangnya sehingga
diharapkan efisiensi yang maksimal dari pelaksanaan tugas masing-masing
• Masing-masing bagian mempunyai fungsi sebagai pelaksana sehingga bisa
memiliki organisasi pelaksana pula
• Bentuk organisasi ini diterapkan untuk organisasi dengan sifat dan jumlah
aktivitas yang lebih besar dan dapat dikembangkan sesuai dengan
tumbuhnya usaha

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-10


Manajemen Konstruksi I
Keuntungan :
 Tugas pimpinan menjadi lebih ringan karena sudah ada pembagian tugas
sesuai bidang
 Karena tiap bidang dipimpin oleh orang yang ahli di bidangnya maka
diharapkan efisiensi yang maksimal dari pelaksanaan tugas masing-masing
 Kemampuan dan spesialisasi anggota dapat dikembangkan karena
difungsikan secara optimal.

Kerugian :
 Saluran hirarki yang harus dikuasai oleh seorang kepala bagian menjadi
sangat banyak yang bisa melampaui kemampuannya
 Pimpinan tertinggi yang harus melakukan koordinasi, kurang memahami
kegiatan secara terperinci dari masing-masing bagian
 Pelaksanaan alih tugas sulit dilaksanakan tanpa melalui pendidikan khusus

Contoh bagan Organisasi Fungsional :

Pimpinan/
Pengendali

Sekretaris

Administrasi Teknik
& Keuangan

Pengukuran Perencanaan Pelaksanaan


Administrasi Administrasi Teknik Proyek
Kepegawaian Keuangan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-11


Manajemen Konstruksi I
3) Organisasi Divisional
Ciri-ciri Organisasi Divisional :
• Bentuk organisasi ini dititikberatkan pada kemampuan penguasaan
seseorang yang terbatas untuk memperhatikan sejumlah permasalahan
sekaligus.
• Tugas dibagi-bagi kepada beberapa kelompok pelaksanaaan yang umumnya
serupa/identik.
• Masalah keuangan yang rumit tetap dikuasai oleh pimpinan lewat divisi
tersendiri
• Masing-masing kelompok mendapatkan kekuasaan penuh sampai batas-
batas tertentu untuk mengatur dan menjalankan tugasnya

Keuntungan :
 Tiap-tiap Divisi (Kelompok) akan menyelesaikan tugasnya dengan mudah
dan cepat karena apa yang dikerjakan sesuai keahliannya dan telah diberi
tanggung jawab penuh untuk mengatur dan menjalankan tugasnya.
 Mutasi antar divisi bisa dilaksanakan pada posisi jabatan sama atau
meningkat

Kerugian :
 Hanya dapat diterapkan apabila tugas yang diselenggarakan bersifat umum
dan serupa untuk semua bagian
 Pengembangan keahlian sukar dilaksanakan karena tugasnya sebuah
keahlian saja

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-12


Manajemen Konstruksi I
Contoh Bagan Organisasi Divisional :

Pimpinan

Keuangan Proyek Koord.

Sub Proyek Sub Proyek Sub Proyek


I II III

Site Manajer

Logistik Pelaksana Alat Berat


Perkerasan

4) Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff)


Ciri-ciri Organisasi Garis Staff :
• Fungsi administrasi dan fungsi operasional dipisahkan secara tegas
• Fungsi staf adalah bagian yang bertanggung jawab untuk membantu
pimpinan tertinggi di dalam memimpin dan mengendalikan pelaksanaan
tugas pokok organisasi.
• Fungsi garis merupakan bagian yang bertanggungjawab terhadap kegiatan
operasional dan secara berantai semua unsur pelaksana ini berhubungan
garis hirarki dengan pimpinan tertinggi.
• Secara anatomis dapat dikatakan bahwa fungsi staf merupakan otak
organisasi, sedangkan fungsi garis merupakan bagian-bagian tubuh lainnya
yang diperlukan untuk bekerja keras dan menghasilkan produk secara fisik.

Keuntungan :
 Pimpinan dibantu oleh staf ahli sesuai bidangnya masing-masing
 Terdapat pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana
 Kemampuan anggota dapat dikembangkan sesuai keahliannya

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-13


Manajemen Konstruksi I
Kerugian :
 Sering timbul ketidakjelasan arus pemberian perintah dan pengarahan dari
staf pimpinan
 Koordinasi dalam pelaksanaan dan pengawasan lebih kompleks

Contoh Bagan Organisasi Garis dan Staf :

Pimpinan

Adm. & Keuangan Teknik Logistik


- Umum/Personil - Perencanaan - Pembelian
- Operasional - Survei - Gudang
- Keuangan - Studio Gambar - Bengkel
- Hukum - Laboratorium - Peralatan

Koordinator Proyek

Proyek I Proyek II Proyek III

Bagian-bagian fungsional
menurut keahliannya

5) Organisasi Panitia
Ciri-ciri Organisasi Panitia :
• Jangka waktu pelaksanaan tugas/kegiatan relatif pendek
• Volume kegiatan tertentu
• Kepemimpinan dan tanggung jawab dilaksanakan secara bersama/kolektif
• Semua anggota panitia mempunyai tanggung jawab, wewenang dan hak
yang sama
• Para anggota dikelompokkan menurut bidang tugas yang akan dilaksanakan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-14


Manajemen Konstruksi I
Keuntungan :
 Kepemimpinan dilaksanakan dengan lancar
 Keputusan dapat diambil secara tepat
 Pembinaan kerjasama para anggota mudah dilaksanakan

Kerugian :
 Sulit menentukan penanggungjawab apabila terjadi hambatan
 Kemampuan para anggota kurang dapat berkembang

Contoh Bagan Organisasi Panitia :

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Seksi A Seksi B Seksi C

3.5.3 Tugas dan kewajiban Personil dalam Organisasi


Di dalam sebuah organisasi dengan tipe Line & Staff, kita dapat
menetapkan tugas masing-masing personil adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan/Direktur
- Menetapkan kebijaksanaan pelaksana tugas Organisasi
- Menetapkan struktur organisasi pelaksanaan tugas
- Memperinci fungsi manajemen dan mendelegasikan wewenang kepada para
bawahan
- Menetapkan sistem administrasi & prosedur untuk keperluan manajemen
- Menetapkan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugasnya

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-15


Manajemen Konstruksi I
b. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
- Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan dalam mengembangkan
fungsi staf dan penerapan sistem administrasi dan prosedur yang sesuai
dengan keperluan manajemen.
- Mendapatkan personil untuk manajemen yang cukup cakap untuk
menduduki fungsi penting di dalam organisasi.
- Mempersiapkan rencana pembagian tugas (job description) yang
menyangkut wewenang dan tanggung jawab setiap anggota dari manajemen.
- Mempersiapkan suatu buku petunjuk (manual) mengenai sistem dan
prosedur administratif sebagai pegangan bagi semua personil di dalam
organisasi dalam hal administrasi umum dan lainnya yang ada dalam batas-
batas tanggung jawabnya. Dalam rangka ini termasuk juga pengendalian
penyaluran keuangan, pertanggungjawabannya dsb.

c. Kepala Bagian Teknik


- Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Proyek untuk penyelenggaraan
persiapan survey analisa lapangan, design dan gambar pelaksanaan,
spesifikasi dan perkiraan anggaran pembiayaan untuk pelaksanaan.
- Membantu koordinator proyek dalam planning dan programming demikian
juga penyesuaiannya dengan perkembangan situasi pelaksanan proyek
- Memberikan persetujuan kepada semua rencana, spesifikasi dan gambar-
gambar rencana sebelum dikeluarkan untuk dilaksanakan.
- Menyelenggarakan hubungan dengan pihak pemberi perintah kerja dalam
hal yang berkaitan teknik pelaksanaan.
- Memberikan penyelesaian atas usul perubahan desain dari lapangan
berdasarkan persetujuan pemberi perintah kerja supaya tidak menghambat
kemajuan pelakanaan di lapangan.

d. Kepala Logistik
- Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan di dalam menyelenggarakan
kegiatan penyediaan perbekalan dan peralatan untuk proyek.
- Memberikan bantuan dan jasa kepada satuan pelaksana di dalam masalah
yang sifatnya khusus logistik (pergudangan, perbengkelan, angkutan dsb).

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-16


Manajemen Konstruksi I
- Memberikan bantuan kepada koordinator proyek dalam hal pengendalian
penggunaan peralatan untuk konstruksi
- Melakukan pengawasan terhadap kondisi dan penggunaan yang tepat dari
peralatan.
- Memberikan data kepada bagian teknik mengenai analisa biaya peralatan
dalam kondisi yang ada dan yang berhubungan dengan kemampuan
produktif beserta biaya operasionalnya.

e. Koordinator Proyek
- Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan dalam mengembangkan
fungsi-fungsi pelaksanaan dan penerapan prosedur konstruksi.
- Mengatur pelaksanaan pekerjaan dari Site Manajer untuk mencapai sasaran
operasional
- Menetapkan planning dan schedulling system untuk keperluan pengendalian
pelaksanaan.
- Mengadakan pertemuan periodik dengan semua Site manajer untuk
mengadakan review terhadap kemajuan pekerjaan masing-masing dalam
hubungannya dengan tugas organisasi dan memberikan petunjuk mengenai
tindakan selanjutnya
- Menginformasikan kebijakan-kebijakan pimpinan yang baru.

f. Site Manajer Proyek


- Bertanggung jawab kepada koordinator proyek dalam hal memimpin
pelaksanaan secara fisik, konstruktif proyek di lapangan berdasarkan
rencana dan spesifikasi yanga ditetapkan.
- Melaksanakan tindakan kepemimpinan untuk sartuan-satuan pelaksana yang
ada di bawahnya agar tugas pokok bisa terlaksana secara nyata di lapangan.
- Membuat laporan secara periodik tentang jalannya pelaksanaan, hasil yang
dicapai serta penggunaan bahan dan keuangan proyek.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali III-17


Manajemen Konstruksi I
BAB IV
DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK

Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen proyek adalah dokumen-dokumen yang


dibuat sejak masa perencanaan sampai masa pelaksanaan proyek. Yang termasuk dalam
Dokumen-dokumen Proyek adalah sebagai berikut :
1. Dokumen Pengadaan/Tender/Lelang
2. Dokumen Penawaran
3. Dokumen Kontrak
4. Dokumen Pelaksanaan Proyek

4.1 Dokumen Pengadaan/Tender/Lelang


Definisi : Dokumen Pengadaan/Tender adalah dokumen yang berisi gambar serta
petunjuk teknis dan administrasi yang dipakai dalam proses pengadaan barang dan
jasa yang mengatur prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk pelaksanaan proyek.

Dokumen Pengadaan terdiri atas :


a. Gambar-gambar Rencana
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c. Daftar kuantitas/Bill of Quantity
d. Keterangan-keterangan lainnya
Dokumen Tender dipersiapkan dan dibuat umumnya oleh Konsultan Perencana pada
masa perencanaan.

a. Gambar-gambar Rencana
Untuk proyek-proyek konstruksi baik Konstruksi Gedung, Transportasi dan
Pengairan gambar-gambar rencana itu meliputi gambar Arsitektur dan Struktur,
yang secara garis besar terdiri dari :
• Gambar Lokasi Proyek
• Gambar Situasi/Denah
• Gambar Tampak (Depan, Samping kanan/kiri , Belakang)

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-1


Manajemen Konstruksi I
• Gambar potongan-potongan (Melintang, memanjang, potongan setiap jarak
tertentu)
• Gambar Detail

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


RKS adalah keterangan tertulis secara terperinci mengenai perencanaan dan
pelaksanaan suatu proyek dari segi teknis dan administratif. Uraian dalam RKS
harus dibuat selengkap mungkin dengan tujuan agar di dalam pelaksanaannya
bisa menjadi pedoman bagi semua unsur Proyek dan bisa menjadi acuan untuk
memecahkan permasalahan/ kesulitan yang timbul.
RKS sekurang-kurangnya memuat :
(i) Syarat Umum
• Keterangan mengenai Pemberi Tugas
• Keterangan mengenai Perencana (Pembuat design)
• Keterangan mengenai Direksi
• Syarat-syarat peserta pelelangan
• Bentuk Surat Penawaran dan cara penyampaiannya
• Besarnya jaminan penawaran
(ii) Syarat Administratif
• Besarnya jaminan pelaksanaan
• Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
• Denda atas kelambatan
• Syarat-syarat pembayaran
• Laporan dan Dokumentasi yang harus dibuat
(iii) Syarat Teknis
• Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Jenis dan mutu bahan
• Peralatan yang harus digunakan
• Jenis dan kemampuan tenaga kerja
• Metode pelaksanaannya
• Pengendalian mutu hasil pekerjaan
• Pengukuran dan Pembayaran

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-2


Manajemen Konstruksi I
c. Daftar Kuantitas/Bill of Quantity/BQ
Daftar Kuantitas memuat jenis pekerjaan, volume dan satuan pengukuran
dari semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Volume pekerjaan ini
dihitung oleh Perencana berdasarkan gambar rencana yang telah disetujui oleh
pemberi tugas. Daftar kuantitas ini bisa diberikan kepada Kontraktor sebagai
bagian dari dokumen tender dan bisa pula tidak tergantung dari sistem
pelelangan yang diterapkan oleh panitia lelang.
Daftar kuantitas yang dikalikan dengan harga satuan pekerjaan merupakan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek yang disusun oleh Perencana. RAB
proyek yang disusun Perencana setelah disesuaikan dengan kemampuan dan
kondisi Pemilik Proyek untuk melakukan pelelangan akan ditetapkan sebagai
”Harga Perkiraan Sendiri” (HPS). HPS akan dipakai pedoman oleh pemilik
proyek (owner) dalam mengevaluasi penawaran dari Kontraktor.
Bila BQ diberikan kepada Kontraktor : akan menjadi pedoman bagi
Kontraktor dalam menyusun RAB penawaran dan akan memudahkan panitia
dalam evaluasi penawaran karena uraian jenis pekerjaan akan sama dan
volumenya sama sehingga hanya perlu mengevaluasi harga satuan dan total
harga. Waktu yang diperlukan untuk pengajuan penawaran juga lebih singkat.
Umumnya untuk jenis kontrak Unit Price.
Bila BQ tidak diberikan kepada Kontraktor maka tiap kontraktor akan
menghitungnya langsung dari gambar rencana yang diberikan sehingga
konsekwensinya akan ada perbedaan interpretasi yang akhirnya akan
menghasilkan perbedaan volume tiap-tiap jenis pekerjaan. Panitia harus
mengevaluasi volume, harga satuan dan total harga. Harus diberikan waktu yang
cukup untuk kontraktor dalam mengajukan penawaran. Umumnya untuk jenis
kontrak lump sum.

d. Keterangan-keterangan lain
Berupa Berita Acara penjelasan mengenai Dokumen Tender yang diberikan
saat pemberian penjelasan pekerjaan (Aanwyzing). Keterangan ini bisa berupa
gambar, tambahan/pengurangan keterangan tentang syarat-syarat Administrasi
maupun Teknis.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-3


Manajemen Konstruksi I
4.2 Dokumen Penawaran
Dokumen Penawaran adalah Dokumen yang diajukan oleh Kontraktor untuk
mengajukan penawaran dalam rangka mengikuti pelelangan suatu proyek. Dokumen
penawaran ini dibuat berdasarkan persyaratan dalam Dokumen Tender dan penjelasan
Panitia Lelang.
Isi Dokumen Penawaran adalah sebagai berikut :
1. Surat penawaran dengan kop perusahaan dan materai Rp. 6.000,-
2. Jaminan Penawaran (1 % - 3 % dari nilai penawaran)
3. Lampiran-lampiran :
a. Neraca Perusahaan Tahun terakhir
b. Daftar susunan pemilikan modal perusahaan
c. Daftar susunan pengurus
d. Akte pendirian perusahaan beserta perubahannya
e. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dengan menunjukkan asli atau copy
yang dilegalisasi.
f. Pengalaman kerja perusahaan di bidang yang sesuai dengan yang akan
dikerjakan (yang disyahkan oleh Instansi yang Berwenang)
g. Daftar peralatan yang akan dipakai
h. Surat Ketetapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan menunjukkan asli
atau copy yang dilegalisasi.
i. Referensi Bank
j. Ijin Kerja dengan menunjukkan asli atau copy yang dilegalisasi
k. Tanda Daftar Rekanan (TDR) dengan menunjukkan asli atau copy yang
dilegalisasi
l. Tanda Anggota Gapensi
m. Surat Jaminan Penawaran yang nilainya sesuai dengan disyaratkan
n. Jadwal pelaksanaan
o. Daftar Personil Lapangan dan pengalaman kerja sesuai bidangnya
p. Surat Pernyataan Direktur bukan Pegawai Negeri Sipil /TNI/POLRI
q. Surat pernyataan berminat ikut lelang
r. Surat pernyataan tunduk bermaterai

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-4


Manajemen Konstruksi I
4. RAB Penawaran dilengkapi Daftar Analisa Harga Satuan beserta Daftar Harga
Satuan Bahan, Upah dan Alat.
5. Dokumen lain yang harus dilampirkan sebagaimana ditetapkan dalam Instruksi
Khusus (bila ada).
6. Surat kuasa khusus bila Penawaran tidak ditandatangani oleh yang tercantum dalam
akte pendirian perusahaan
7. Dokumen pelengkap lainnya (bila dipersyaratkan)

4.3 Dokumen Kontrak


Dalam pelaksanaan Konstruksi, Kontrak adalah Surat Perjanjian antara
Pemberi Tugas (Owner) dengan Penerima Tugas (Kontraktor atau Konsultan), Surat
Perjanjian Pemborongan (kontrak) ini mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
antara Pemberi Tugas dan Penerima Tugas. Kontrak ini dibuat setelah dalam
pengadaan barang/jasa terpilih satu perusahaan sebagai pemenang dan telah pula
melalui proses klarifikasi dan negosiasi akhir.
Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) yang dilampiri dengan dokumen
tender dan lampiran lainnya disebut Dokumen Kontrak. Dokumen Kontrak digunakan
untuk mengatur syarat-syarat administratif, teknis dan keuangan selama masa
pelaksanaan hingga penyerahan Proyek. Isi Dokumen Kontrak adalah sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c. Rencana Anggaran Biaya
d. Gambar-gambar Rencana
e. Berita Acara dan catatan-catatan yang disetujui kedua belah pihak saat klarifikasi
dan negosiasi.
Penjelasan isi tiap-tiap dokumen adalah sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
Isi Surat Perjanjian Pemborongan berupa pasal-pasal yang mengatur tentang :
• Hari, Tanggal, Bulan dan tahun saat diadakan Kontrak
• Nama, jabatan dan Alamat Pihak pemberi Tugas dan Penerima Tugas
• Tujuan kontrak dan scope pekerjaan
• Dasar pelaksanaan pekerjaan (referensi)
• Direksi pekerjaan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-5
Manajemen Konstruksi I
• Wakil Pemborong
• Peralatan, Bahan dan Tenaga Kerja
• Jenis dan Nilai Kontrak
• Pajak
• Cara pembayaran
• Jangka waktu pelaksanaan dan pemeliharaan
• Sub Kontraktor
• Asuransi-asuransi
• Pekerjaan Tambah Kurang
• Keselamatan dan Keamanan Kerja
• Perubahan dan Addendum
• Keadaan memaksa (Force Majeure)
• Tempat Penyelesaian Perselisihan
• Laporan dan Dokumentasi
• Penggunaan Barang dan Jasa Produksi Dalam Negeri
• Kerjasama dengan rekanan golongan ekonomi lemah
• Ketentuan Penutup

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Lihat Dokumen Tender

c. Rencana Anggaran Biaya


RAB Kontrak ini adalah RAB penawaran yang sudah disesuaikan dengan
klarifikasi dan negosiasi yang dilakukan oleh panitia Lelang dengan Pemenang.
Sedang RAB penawaran merupakan daftar kuantitas yang telah diisi harga dan total
harga yaitu perkalian antara volume dengan harga satuan. RAB ini dilengkapi
dengan daftar analisa harga satuan serta daftar harga satuan upah, bahan dan alat.
Nilai RAB Kontrak terhadap RAB penawaran mungkin sama atau berbeda
bila mengalami revisi, penambahan atau pengurangan saat klarifikasi dan negosiasi
sampai disetujui kedua belah pihak (Pemilik Proyek & Kontraktor). Total nilai
RAB yang disetujui kedua belah pihak ini sesudah termasuk PPN dan keuntungan
kontraktor menjadi nilai total kontrak.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-6


Manajemen Konstruksi I
d. Gambar-gambar Rencana
Lihat Dokumen Tender

e. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwyzing)


Merupakan catatan-catatan penting yang disusun dari penjelasan dan tanya jawab
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan. Catatan-catatan ini bisa berupa uraian maupun
gambar.

f. Berita Acara/Catatan-catatan saat Klasifikasi dan Negosiasi


Merupakan kumpulan dari catatan-catatan penting yang disusun saat pihak pemilik
dan Kontraktor/Konsultan pemenang melakukan klarifikasi dan negosiasi. Berita
acara maupun catatan-catatan ini bisa berupa uraian maupun gambar yang disetujui
kebua belah pihak.

4.4 Dokumen Pelaksanaan Proyek


Yang dimaksud dengan Dokumen Pelaksanaan Proyek adalah Dokumen Kontrak serta
semua Laporan dan Berita Acara yang dihasilkan selama pelaksanaan Proyek hingga
penyerahan proyek.

Yang termasuk dalam Dokumen Pelaksanaan Proyek adalah sebagai berikut :


a. Dokumen Kontrak
b. Addendum/CCO
c. Time Schedule beserta realisasinya
d. As Built Drawings
e. Laporan Pemeriksaan Laboratorium/Hasil Pengujian
f. Kumpulan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan
g. Laporan Khusus
h. Berita Acara Pembayaran
i. Berita Acara Serah Terima I / PHO
j. Berita Acara Serah Terima II / FHO
k. Laporan Akhir Proyek
l. Catatan Fotografis/Dokumentasi

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali IV-7


Manajemen Konstruksi I
BAB V
PENGADAAN BARANG DAN JASA

5.1 Pengertian
Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperlukan
oleh Instansi Pemerintah ataupun Swasta yang meliputi : pengadaan barang, jasa
pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya. Dalam hal ini akan digunakan
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2000.
Pengertian istilah yang digunakan adalah :
a. Pengadaan Barang adalah Pengadaan benda dalam berbagai bentuk dan uraian
yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, peralatan yang
spesifikasinya ditetapkanoleh pengguna barang/jasa
b. Jasa Pemborongan adalah layanan penanganan pekerjaan bangunan/konstruksi/
wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
pengguna jasa dan pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang/jasa
c. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian professional dalam berbagai bidang
dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti
lunak dan disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang
ditetapkan pengguna jasa.
d. Jasa lainnya adalah segala pekerjaan atau penyediaan jasa selain pengadaan
barang, jasa pemborongan dan jasa konsultansi.

5.2 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa


(i) Pembentukan Panitia Pengadaan
1. Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua pengadaan dengan nilai
diatas Rp 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
2. Untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) dapat dilaksanankan oleh panitia atau pejabat pengadaan.
3. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri, baik dari instansi
sendiri maupun instansi teknis lainnya.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-1


Manajemen Konstruksi I
4. Panitia berjumlah gasal beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa linnya sampai dengan nilai
Rp. 500.000.000,- dan berjumlah 5 (lima) orang untuk nilai di atas Rp
500.000.0000,- yang terdiri atas unsur/unit kerja : Perencana kegiatan,
pengelola keuangan, pengelola barang/jasa, ahli
pengadaan/hukum/adm.kontrak
5. Orang/unit kerja yang berbenturan kepentingan dengan kegiatan pengadaan
dilarang duduk sebagai panitia.(mis:pengguna barang/jasa,Pegawai BPKP)
6. Tugas, wewenang dan tanggungjawab panitia/pejabat pengadaan mulai dari
menyusun jadwal dan menetapkan lokasi sampai dengan membuat laporan
mengenai proses dan hasil pelelangan.
7. Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain, baik dari
unsure-unsur di dalam maupun dari luar instansi yang bersangkutan.

(ii) Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


1. Harga perkiraan sendiri dikalkulasikan secara keahlian yang ditetapkan oleh
pengguna barang/jasa dan disusun oleh panitia
2. HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran harga penawaran
termasuk rinciannya dan untuk menetapkan besaran tambahan nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah.
3. Nilai HPS tidak bersifat rahasia
4. HPS merupakan salah satu acuan dalam evaluasi penawaran
5. Perhitungan HPS harus dilakukan dengan cermat dengan menggunakan data
dasar dan mepertimbangkan :
- Analisis Harga Satuan pekerjaan yang bersangkutan
- Perkiraan RAB oleh konsultan (Engineer Estimate/EE)
- Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS
- Harga kontrak setempat untuk barang/pekerjaan sejenis
- Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan
Pusat Statistik atau Instansi lain yang berwenang yang datanya dapat
dipertanggung jawabkan.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-2


Manajemen Konstruksi I
- Harga/tariff barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen
tunggal/lembaga independen
6. HPS telah memperhitungkan :
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
- Keuntungan yang wajar bagi penyedia barang/jasa
7. HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan
Pajak Penghasilan (PPh) bagi penyedia barang/jasa

(iii) Penentuan Metode Pengadaan


Dengan mempertimbangkan jenis, sifat dan nilai barang/jasa serta kondisi
lokasi, kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada, pengguna
barang/jasa bersama dengan panitia, terlebih dahulu harus menetapkan metode/sistem
pengadaan yang paling tepat atau cocok dengan barang/jasa yang bersangkutan,
meliputi: metode pengadaan, sistem penyampaian penawaran dan kontrak pengadaan
yang akan digunakan.
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dapat dilakukan dengan metode :
1. Pelelangan Umum
Pelelangan adalah pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka untuk
umum dengan pengumuman secara luas tentang adanya pelelangan umum dengan
pascakualifikasiatau prakualifikasi melalui media cetak dan papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum serta bilamana dimungkinkan melalui media
elektronik, sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya.
2. Pelelangan Terbatas
Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan
mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi
kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
3. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah pengadaan barang/jasa tanpa melalui pelelangan dan
hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat, yang dilakukan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-3
Manajemen Konstruksi I
dengan cara membandingkan penawaran dan melakukan negosiasi, baik teknis
maupun biaya serta diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Dapat
dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp 100.000.000,-
Kriteria Pemilihan Langsung :
a. Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat
b. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan
keselamatan negara yang ditetapkan oleh Presiden.
c. Pengadaan barang/jasa yang setelah dilakukan pelelangan ulang, ternyata
jumlah penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi atau yang memasukan
penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta.
4. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah pengadaan barang/jasa dengan cara menunjuk
langsung kepada 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi
baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis
dapat dipertanggungjawabkan.
Penunjukan Langsung dapat dilakukan untuk :
a. Keadaan tertentu, yaitu :
- Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang
pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau harus segera, termasuk
penanganan darurat akibat bencana alam.
- Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut keamanan dan
keselamatan negara yang ditetapkan oleh Presiden.
- Pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan : untuk keperluan sendiri;
teknologi sederhana; resiko kecil; dan dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa usaha perorangan dan atau badan usaha kecil/koperasi kecil.

b. Pengadaan barang/jasa khusus yaitu :


- Pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan oleh pemerintah,
- Pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu
penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten,

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-4


Manajemen Konstruksi I
- Merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin
industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif mantap,
- Jenis pekerjaan yang seluruhnya dilaksanakan oleh kelompok swadaya
masyarakat setempat,
- Pekerjaan kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi khusus dan atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang
mampu mengaplikasikannya.

5.3 Persyaratan Peserta Lelang


a. Memenuhi ketentuan peraturan erudang-undangan untuk menjalankan
usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa.
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang/jasa.
c. Sebagai wajib pajak sudah memeuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir,
dibuktikan dengan melampirkan fotocopy bukti tanda terima penyampaian
Surat Pajak Tahunan SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan
fotocopy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.
d. Dalam kurun wktu 4(empat) tahun terakhir memperoleh pekerjaan
menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa yang baru
berdiri kurang dari 3(tiga) tahun.
e. Memiliki sumberdaya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang/jasa.
f. Secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak pengadaan
barang/jasa.
g. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan atau direksi yang berwenang menandatangani kontrak
atau kuasanya tidak sedang menjalani hukuman pidana.
h. Direksi yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya belum
pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan
dengan kondite profesional perusahaan/perorangan.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-5


Manajemen Konstruksi I
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005 di bidang jasa konstruksi diberlakukan
ketentuan sebagai berikut :
1. Pengadaan dengan nilai di atas Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)
sampai dengan Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) diperuntukkan bagi
usaha menengah jasa pelaksanaan kontruksi, kecualiuntuk paket pekerjaan
yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha
menengah.
2. Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil jasa perencanaan dan pengawasan
konstruksi, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis
yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil.

5.4 Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya


I Pelelangan Umum
1. Pengumuman dan Pendaftaran Peserta Pelelangan
a. Panitia harus mengumumkan secara luas tentang adanya pelelangan melalui
media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta bila
memungkinkan melalui media elektronik.
b. Calon peserta lelang dari propinsi/kabupaten/kota lain tidak dilarang untuk
mengikuti proses lelang di Prop. /Kab./kota dimana pelelangan dilakukan
c. Isi pengumuman lelang memuat sekurang-kurangnya :
- nama dan alamat pengguna barang/jasa yang akan mengadakan
pelelangan
- uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang
akan dibeli
- syarat-syarat peserta lelang
- tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mendaftarkan diri sebagai peserta.
d. Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, apabila peserta lelang
yang memasukkan dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga) maka dilakukan
pengumuman ulang.
e. Dalam hal pelelangan umum dengan prakualifikasi, apabila peserta lelang
yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman
prakualifikasi ulang.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-6
Manajemen Konstruksi I
2. Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi
Pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha
peserta pelelangan umum dilakukan dengan pascakualifikasi. Khusus untuk
pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan prakualifikasi.
a. Panitia meneliti dan menilai data kualifikasi calon peserta lelang dengan
menggunakan ketentuan sebagaimana dalam dokumen Prakualifikasi.
b. Sertifikat penyedia barang/jasa yang dikeluarkan asosiasi perusahaan/profesi
digunakan sebagai salah satu acuan untuk memudahkan panitia melakukan
prakualifikasi.
c. Panitia melakukan penelitian dan penilaian yang meliputi :
- Kemampuan dari segi administrasi dan finansial.
- Kemampuan dari segi peralatan.
- Kemampuan sumber daya manusia.
- Pengalaman dan prestasi kerja.
- Untuk pekerjaan khusus dapat ditambahkan persayaratn lain seperti
peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan dang pengalama
tertentu.
3. Penyusunan Daftar Calon Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan
Pengambilan Dokumen
a. Daftar calon peserta lelang yang akan diundang harus disahkan oleh
pengguna barang/jasa.
b. Bila calon calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga), pelelangan tidak dapat
dilanjutkan dan penyusunan daftar calon peserta lelang harus diulang dengan
mengumumkan kembali untuk mengundang calon peserta lelang yang baru.
c. Bila setelah prakualifikasi diulang ternyata tidak ada tambahan calon peserta
lelang yang baru atau jumlah calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga) maka
panitia harus segeera membuat berita acara dan menyampaikan kepada
pengguna barang/jasa. Selanjutnya panitia mengusulkan melakukan proses
pengadaan dengan cara pemilihan langsung dengan negosiasi atau
penunjukan langsung bila hanya ada 1 (satu) peserta.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-7


Manajemen Konstruksi I
4. Penjelasan Lelang (Aanwijziing)
a. Penjelasan lelang dilakukan di tempat dan pada waktu yang ditentukan,
dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar calon
peserta lelang.
b. Dalam acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada calon peserta lelang
mengenai :
- Metode pengadaan/penyelenggaraan pelelangan.
- Cara penyampaian penawaran (satu sampul / dua sampul / dua tahap).
- Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran.
- Acara pembukaan dokumen penawaran.
- Metode evaluasi
- Hal-hal yang menggugurkan penawaran.
- Jenis kontrak yang akan digunakan.
- Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri.
- Ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada usaha kecil
dan koperasi kecil.
- Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan
penawaran.
c. Panitia dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan
d. Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang yang berupa pertanyaan dari
peserta dan jawaban dari panitia sertaketerangan lain termasuk perubahannya
dan peninjauan lapangan harus dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan
yang ditandatangani oleh Panitia Pengadaan dan sekurang-kurangnya 2 (dua)
wakil dari peserta yang hadir

5. Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran


a. Metoda penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus
mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang.
b. Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus
dijelaskan pada waktu acara pemberian penjelasan, yaitu apakah dengan
metoda satu sampul, dua sampul atau dua tahap.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-8
Manajemen Konstruksi I
Metoda penyampaian dokumen penawaran :
(i) Metoda Satu Sampul
Metoda satu sampul lebih tepat digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang
bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan
standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan barang/jasa
yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam
dokumen pengadaan. Cara penyampaian dengan sistem satu sampul adalah
sebagai berikut :
• Keseluruhan dokumen penawaran dimasukkan ke dalam satu sampul,
yang mencakup semua persyaratan dan dokumen sebagaimana diminta
dalam dokumen pengadaan.
• Dokumen penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan
persyaratan administrasi, teknis, dan perhitungan harga yang
ditandatangani oleh calon penyedia barang/jasa sebagaimana disyaratkan
dalam dokumen pengadaan.
• Pada sampul luar hanya dicantumkan alamat pengguna barang/jasa yang
mengadakan pengadaan barang/jasa dan kata-kata “ dokumen penawaran
pengadaan barang/jasa... (yang mencantumkan : jenis pekerjaan, tempat,
hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan)”
• Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul tersebut dimasukkan
ke dalam sampul luar yang hanya mencantumkan alamat pengguna
barang/jasa yang mengadakan pengadaan barang/jasa serta tempat, hari,
tanggal, bulan,, tahun, dan jam pemasukan.
• Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen penawaran harus
dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat/ kotak yang
telah disediakan oleh panitia.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-9


Manajemen Konstruksi I
Langsung
Data Sampul *)
Administrasi

Pos
Sampul luar **)
Data
Teknis
Kotak
Penawaran
Panitia
Data
Harga

(ii) Metoda Dua Sampul


Metoda Dua Sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis
yang lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para
peserta lelang, dan untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai
terpengaruh oleh besarnya penawaran harga.Metoda ini lebih tepat digunakan
untuk pengadaan peralatan dan mesin yang tidak sederhana. Cara
penyampaian dengan sistem dua sampul adalah sebagai berikut :
• Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis yang
disyaratkan dan pada sampul tertulis “ Data Administrasi dan Teknis”.
• Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada sampul
ditulis “Data Harga Penawaran”.
• Sampul pertama dan kedua dimasukkan ke dalam satu sampul (disebut
sampul penutup).
• Sampul penutup hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa dan
kata-kata : dokumen penawaran pengadaan barang/jasa ……….. (yang
mencantumkan : jenis, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam
pemasukan)”
• Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul penutup yang berisi
sampul pertama dan sampul kedua dimasukkan dalam satu sampul,
disebut sampul luar.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-10


Manajemen Konstruksi I
• Sampul luar hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa yang
mengadakan pengadaan barang/jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan,
tahun, dan jam pemasukan.

SAMPUL I

Data Data Adm.


Administrasi dan
Data Teknis

Langsung
Data Sampul
Teknis Penutup
Kotak
Pos Penawaran
Panita
Data Data
Harga Harga

SAMPUL II Sampul
Luar

(iii) Metoda Dua Tahap


Metoda Dua Tahap lebih tepat digunakan untuk pengadaan
barang/jasa berkaitan dengan penggunaan teknologi tinggi, kompleks dan
resiko tinggi dan atau yang mengutamakan tercapainya/pemenuhan kriteria
kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk pertimbangan kemudahan
atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatannya dan atau yang
mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan disain penerapan
teknologi yang berbeda, serta pengadaan barang/jasa yang memerlukan
penyesuaian kriteria teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis diantara
penawar sesuai yang disyaratkan pada dokumen pengadaan. Sebagai contoh :
kontrak terima jadi (turnkey), rancang bangun rekayasa, dan pembangkit
tenaga listrik.
Pemasukan dokumen penawaran pada metoda ini dilakukan dalam dua
tahap sebagai berikut :

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-11


Manajemen Konstruksi I
I. Tahap Pertama
• Pada tahap I dimasukkan sampul yang memuat persyaratan
administrasi dan teknis sebagaimana disyaratkan dalam dokumen
pengadaan barang/jasa dan tidak termasuk usulan harga.
• Pada sampul tahap I hanya dicantumkan alamat pengguna barang/jasa
yang mengadakan pengadaan barang/jasa dan kata-kata “dokumen
penawaran pengadaan barang/jasa tahap I... (yang mencantumkan :
jenis, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam pemasukan)”
• Apabila penawaran disampaikan melauli pos, sampul pertama
dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar.
• Sampul luar hanya memuat alamat pengguna barang/jasa yang
mengadakan pengadaan barang/jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan,
tahun, dan jam pemasukan.

II. Tahap Kedua


 Calon penyedia barang/jasa yang telah dinyatakan lulus oleh panitia
pada evaluasi tahap pertama, diminta memasukkan surat penawaran
harga yang dimasukkan ke dalam sampul kedua.
 Surat penawaran harga tersebut dilampiri rincian analisis biaya, dan
syarat lainnya yang telah disepakati pada tahap pertama.
• Harga penawaran dalam surat penawaran dicantumkan dengan jelas
dalam angka dan huruf.
• Apabila penawaran disampaikan melalui pos, sampul kedua
dimasukkan dalam satu sampul, disebut sampul luar. Sampul luar
hanya memuat alamat pengguna barang/jasa, tempat, hari, tanggal,
bulan, tahun, dan jam pemasukan akan diadakan.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-12


Manajemen Konstruksi I
TAHAP I
Langsung
Data Sampul *)
Administrasi

Pos

Data Sampul luar **)


Teknis
Kotak
Penawaran
Panitia

TAHAP II (hanya bagi yang lulus Tahap I)

Data Harga Langsung


dan analisis Sampul *)
biaya
Pos

Sampul luar **)


Kotak
Penawaran

KETERANGAN :
disampaikan langsung
disampaikan via Pos
*) Pada sampul dicantumkan dicantumkan alamat pengguna
barang/jasa yang mengadakan pengadaan barang/jasa dan
kata-kata “dokumen penawaran pengadaan barang/jasa...
(yang mencantumkan : jenis, tempat, hari, tanggal, bulan,
tahun, jam pemasukan)”
**) Pada sampul dicantumkan alamat pengguna barang/jasa,
tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam pemasukan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-13


Manajemen Konstruksi I
c. Pembukaan dokumen penawaran
Pembukaan Dokumen Penawaran yang masuk dilaksanakan sebagai berikut :
a. Panitia meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua ) wakil dari peserta
pelelangan yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat saksi dari peserta
pelelangan yang hadir, panitia menunda pembukaan kotak/tempat pemasukan
dokumen penawaran sampai dengan waktu tertentu sekurang-kurangnya 2
jam. Setelah sampai waktu yang telah ditentukan wakil peserta lelang tetap
tidak ada yang hadir, acara pembukaan dilakukan dengan disaksikan oleh 2
orang saksi luar panitia yang ditunjuk secara tertulis oleh panitia.
b. Panitia meneliti isi kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran dan
menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (tidak dihitung surat
pengunduran diri) dan bila penawaran yang masuk kurang dari 3 peserta,
pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang, kemudian mengundang
peserta lelang yang baru.
c. Pembukaan untuk setiap sistem dilakukan sebagai berikut :
(i) Untuk Metoda Satu Sampul, panitia membuka kotak dan sampul
dokumen penawaran dihadapan para peserta lelang.
(ii) Untuk Metoda Dua Sampul, panitia membuka kotak dan sampul 1
dihadapan peserta lelang. Sampul I yang berisi data administrasi dan
teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen
penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga tidak boleh
dibuka dan sampulnya dituliskan identitas perusahaan dan diparaf oleh
panitia dan wakil peserta lelang dari perusahaan yang berbeda sebelum
disimpan oleh panitia.
(iii) Untuk Metoda Dua Tahap, panitia membuka kotak dan sampul I
dihadapan peserta lelang. Sampul I yang berisi data administrasi dan
teknis dibuka, dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen
penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga disampaikan
kemudian oleh peserta lelang bilamana telah dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis dan administrasi.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-14


Manajemen Konstruksi I
6. Evaluasi Penawaran
a. Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua
penawaran yang dinyatakan lulus pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi
tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan kriteria,
metode dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang.
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila :
• Syarat-syarat yang diminta menurut dokumen lelang dipenuhi.
• Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang
sehat.
• Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan (penjamin, besarnya
jaminan dan masa berlaku jaminan)
• Surat penawaran ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau
penerima kuasa dari direktur utama atau kepala cabang perusahaan atau
pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili.
• Daftar kuantitas dan harga setiap jenis/item pekerjaan untuk kontrak harga
satuan diisi dengan lengkap kecuali ditentukan lain. Sedangkan untuk
kontrak lumpsum bila diperlukan daftar kuantitas dan harga hanya sebagai
pelengkap.
c. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga
adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu meliputi :
• Total harga yang ditawarkan secara keseluruhan dan atau bagian/unsur-
unsurnya.
• Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf.
• Panitia melakukan koreksi aritmatik terhadap hal-hal sebagai berikut :
- koreksi aritmatik atas kesalahan penjumlahan dan pengalian volume
dengan harga satuan pekerjaan, dengan ketentuan harga satuan tiadak
boleh diubah.
- jenis dan volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
penawaran disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen
lelang.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-15


Manajemen Konstruksi I
- jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dalam penawaran
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan
harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. Sedangkan
jenis pekerjaan tersebut harus tetap dikerjakan sesuai dengan volume
yang tercantum dalam dokumen lelang.
- Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran
semula.
d. Dalam mengevaluasi kewajaran harga dapat pula dilakukan klarifikasi
bilamana terdapat harga satuan jenis pekerjaan timpang yang nilainya lebih
besar dari 110% dari HPS atau apabila harga penawaran yang terlalu rendah.
7. Pembuktian Kualifikasi
Terhadap peyedia barang/jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan
pemenang cadangan, diklakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi
yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta rekaman atau asli
dokumen yang sah dn bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan instansi
terkait.
8. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan
a. Panitia membuat kesimpulan dari hasil evaluasi harga dan dituangkan dalam
berita acara hasil pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan
pelelangan, termasuk cara penilaian, rumus-rumus yang digunakan, sampai
dengan penetapan urutan pemenangnya berupa daftar peserta pelelangan yang
dimulai dari harga penawaran terendah. BAHP ditandatangani oleh ketua dan
semua angggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah
anggota panitia.
b. BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut :
• Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan atau harga
penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta lelang.
• Metode evaluasi yang digunakan
• Unsur-unsur yang dievaluasi
• Rumus yang digunakan
• Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-16
Manajemen Konstruksi I
• Tanggal dibuatnya berita acara serta jumlah peserta yang lulus dan tidak
lulus pada setiap tahapan evaluasi
• Penetapan urutan dari 3 (tiga) calon pemenang lelang. Apabila tidak ada
penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus mencantumkan
pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan harus segera
dilakukan pelelangan ulang.
9. Penetapan Pemenang Lelang
a. Panitia menetapkan calon pemenang lelang yang memasukkan penawaran
yang menguntungkan bagi negara dalam arti :
• Penawaran secara administratif dan teknis dapat dipertanggung jawabkan
• Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang responsive.
• Telah memperhatikan peenggunaan semaksimal mungkin produksi dalam
negeri
• Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang memenuhi
syarat
b. Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan penawaran dalam sistem
satu sampul, atau setelah pembukaan sampul II pada sistem dua sampul atau
dua tahap.
c. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang mengajukan harga penawaran
yang sama, maka panitia meneliti kembali data kualifikasi peserta yang
bersangkutan, dan memilih peserta yang menurut pertimbangannya
mempunyai kemampuan yang lebih besar dan dicatat dalam berita acara.
d. Panitia membuat dan menyampaikan laporan kepada pengguna barang/jasa
atau kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan.
10. Pengumuman Pemenang Lelang
Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia kepada para peserta
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya Surat Penetapan
Pemenang Pengadaan Barang/Jasa (SPPBJ) dari pejabat yang berwenang
11. Sanggahan Peserta Lelang
a. Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-17


Manajemen Konstruksi I
lambatnya dalam waktu lima hari kerja setelah pengumuman pemenang
lelang.
b. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang lelang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan
c. Sanggahan diajukan oleh peserta lelang baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lain yang merasa dirugikan, bila :
- Pantia dan atau pejabat yang berwenang menyalahgunakan wewenangnya,
dan atau
- Pelaksanaan pelelangan menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan
dalam dokumen lelang, dan atau
- Terjadinya praktek KKN diantara peserta lelang dan atau dengan anggota
panitia/pejabat yang berwenang, dan atau
- Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan
tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat

12. Penerbitan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ)


a. Pengguna barang/jasa mengeluarkan SKPPBJ sebagai pelaksana pekerjaan
yang dilelangkan dengan ketentuan :
- Tidak ada sanggahan dari peserta lelang
- Sanggahan yang diterima pejabat berwenang dalam masa sanggah
ternyata tidak benar atau sanggahan diterima melewati masa sanggah
b. Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib menerima
Keputusan tersebut. Apabila mengundurkan diri dan masa penawarannya
masih berlaku, hanya dapat dilakukan berdasarkan alas an yang dapat
diterima secara obyektif dan jaminan penawarannya dicairkan serta
disetorkan ke kas negara
c. Terhadap Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa yang
mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa
penawarannya masih berlaku, disamping jaminan penawarannya dicairkan
serta disetorkan ke kas negara juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk
mengikuti pengadaan barang/jasa di Instansi Pemerintah selama satu (1) tahun
d. Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia
barang/jasa mengundurkan diri, maka penetapan pemenang dilakukan kepada
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-18
Manajemen Konstruksi I
calon pemenang urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya.
Demikian juga ditetapkan kepada calon pemenang urutan ketiga bila
pemenang urutan kedua mengundurkan diri. Pemenang yang mengundurkan
diri tetap dikenakan sanksi sesuai no. b dan c di atas.
13. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang
1. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :
a. Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang
kurang dari 3 (tiga)
b. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga)
c. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen
lelang
d. Tidak ada penawaran yang harga penawarannya dibawah atau sama dengan
pagu dana yang tersedia
e. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam
dokumen lelang ternyata benar
f. Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN terhadap calon pemenang
lelang urutan 1,2 dan 3 ternyata benar
g. Calon pemenang lelang urutan 1,2 dan 3 mengundurkan diri dan tidak
bersedia ditunjuk
h. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan Dokumen Lelang atau
prosedur yang berlaku
i. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan lelang
ternyata benar.
2. Pelelangan Ulang
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pengguna barang/jasa/pejabat yang
berwenang memerintahkan pelelangan ulang dengan prosedur :
a. Pelelangan gagal karena pada butir 1)a), 1)b), 1)e) dilakukan pelelangan
ulang dengan cara mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta
lelang yang baru selai calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar
calon peserta lelang.
b. Pelelangan gagal karena butir 1)c), 1)d), 1)h) dilakukan pelelangan ulang
dengan cara mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam
daftar calon peserta lelang untuk mengajukan penawaran ulang secara
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-19
Manajemen Konstruksi I
lengkap (administrasi, teknis, dan harga). Bilamana perlu dapat diundang
calon peserta lelang yang baru.
c. Pelelangan gagal yang disebabkan pada butir 1)f), 1)i) dilakukan sbb :
1) Apabila panitia tidak terbukti terlibat KKN, panitia mengundang ulang
semua peserta yang tercantum dalam daftar calon penyedia barang/jasa
untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap. Bilamana perlu
diundang calon peserta yang baru tetapi tidak boleh mengundang peserta
lelang yang terlibat KKN dan mengenakan sanksi berdasarkan ketetntuan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Apabila panitia terbukti terlibat KKN, maka panitia dikenakan sanksi
sesuai ketentuan perundang0undangan yang berlaku, dan dibentuk
panitia lelang yang baru. Panitia baru dilarang mengikutsertakan peserta
lelang yang terbukti terlibat KKN.
d. Pelelangan gagal yang disebabkan pada butir 1)g), dilakukan pelelangan
ulang denga cara sbb :
1) mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan
penawaran harga yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat
sama atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang mengundurkan
diri).
2) mengumumkan kembali/mengundang peserta lelang yang baru dan lama
yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawaran apabila peserta
yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk
peserta yang mengundurkan diri).
e. Apabila dalam pelelanga ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) maka :
1) dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua), maka
proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung.
2) dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka
proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.
f. Dalam hal pengguna atau panitia pengadaan meneukan indikasi kuat adanya
KKN diantara para penyedia barang/jasa, maka :
1) Panitia meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien
dan harga satuan dasar upah, bahan, dan alat dan membandingkan
dengan harga satuan pekerjaan sejenis terdekat.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-20
Manajemen Konstruksi I
2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN.
3) Apabila hasil penelitian dan pemeriksaan pada butir 1) dan 2) mengarah
kepada terjadinya KKN, maka pengguna atau panitia wajib
menghentikan proses pelelangan untuk diperiksa instansi yang
berwenang.
g. Apabila dalam pelaksanaan lelang ulang terjadi KKN, maka pengguna
barang/jasa wajib menghentikan proses pengadaan dan pejabat yang
berwenang mengusulkan pemindahan alokasi dananya untuk pekerjaan lain.

14. Penandatanganan Kontrak


Setelah SPPBJ diterbitkan, pengguna barang/jasa menyiapkan dan menandatangani
kontrak pelaksanaan pekerjaan apabila dananya telah cukup tersedia dengan
ketentuan sbb :
a. Penandatanganan dilakukan paling lambat 14 (emapt belas) hari setelah
diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminanj
pelaksaan dengan ketentuan sbb :
1) Nilai jaminan pelaksanaan dengan jaminan bank 5% dari nilai kontrak
2) Untuk nilai pengadaan kecil sampai dengan Rp 50.000.000,- tanpa jaminan
pelaksanaan.
3) Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatangan kontrak sampai dengan 14 hari setelah masa pemeliharaan
berakhir berdasarkan kontrak.
b. Apabila penyedia barang/jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani kontrak,
maka pengguana membatalkan SPPBJ, mencairkan jaminan penawaran, dan
penyedia barang/jasa dikenakan sanksi dilarang mengikuti pelelangan instansi
pemerintah selama 2 tahun.
II Pelelangan Terbatas
a. Proses pelelangan terbatas pada prinsipnya sama dengan proses pelelangan umum
kecuali dalam pengumuman dicantumkan criteria peserta dan nama-nama penyedia
barang/jasa yang akan diundang.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-21


Manajemen Konstruksi I
b. Apabila setelah diumumkan ternyata ada penyedia barang/jasa yang tidak
tercantum dalam pengumuman dan berminat serta memenuhi kualifikasi, maka
wajib untuk diikutsertakan dalam pelelangan terbatas.
III Pemilihan Langsung
a. Penetapan Calon Peserta
1. Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi.
2. Prakualifikasi harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.
b. Undangan, permintaan penawaran, dan evaluasi
1. Panitia /pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya calon peserta yang
lulus prakualifikasi.
2. Apabila penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi kurang dari 3, maka
dilakukan pengumuman ulang.
3. Apabila setelah pengumuman ulang, yang lulus prakualifikasi hanya 2, maka
proses pemilihan langsung dilanjutkan.
4. Apabila setelah pengumuman ulang, yang lulus prakualifikasi hanya 1, maka
dilakukan proses penunjukan langsung.
5. Atas dasar pengajuan penawaran yang dilakukan secara terpisah dari masing-
masing peserta pemilihan langsung, panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi
administrasi, teknis dan harga.
6. Klarifikasi dan negosiasi dilakukan kepada peserta yang menawarkan harga
terendah sampai terjadi kesepakatan.Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh dihadiri
oleh peserta pemilihan langsung lainnya.
7. Penetapan pemenang
Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang.Hasil penetapan pemenang pemilihan langsung diumumkan
kepada seluruh peserta pemilihan langsung.
8. Sanggahan dan pengaduan
Mekanisme dan prosedur sanggahan dan pengaduan mengikuti ketentuan seperti
pada proses pelelangan.
9. Penunjukan Pemenang
Pengguna barang/jasa menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk
melaksanakan pekerjaan.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-22
Manajemen Konstruksi I
10.Penandatanganan Kontrak
Pengguna barang/jasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan
pekerjaan mengikuti ketentuan seperti pada proses pelelangan.
IV Penunjukan Langsung
a. Penilaian Kualifikasi
Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap penyedia barang/jasa
yang akan ditunjuk untuk pekerjaan kompleks.
b. Permintaan penawaran dan negosiasi harga dilakukan sebagai berikut :
1. panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk mengajukan
penawaran secara tertulis.
2. panitia/pejabat pengadaan melukan evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi teknis dan
harga terhadap penawaran yang diajukan penyedia barang/jasa berdasarkan
dokumen pengadaan.
3. panitia/pejabat pengadaan membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi, dan
negosiasi.
c. Penetapan penunjukan langsung
Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi
kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan.
d. Penunjukan penyedia barang/jasa
Berdasarkan surat penetapa dari pejabat yang berwenang, panitia/pejabat
pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum
atas penetapan penyedia barang/jasa yang ditunjuk dan kemuian pengguna
barang/jasa menerbitkan SPPBJ kepada penyedia barang/jasa.
e. Pengaduan
Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses penunjukan
langsung dipandang tidak transparan, tidak adil, dan indikasi KKN.
f. Penandatanganan Kontrak
Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam proses
pelelangan.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-23


Manajemen Konstruksi I
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali V-24
Manajemen Konstruksi I
BAB VI
KONTRAK

6.1 Pengertian
Kontrak adalah suatu perjanjian/ kesepakatan resmi yang tertulis antara dua
pihak atau lebih untuk saling mengikatkan diri secara hukum dan bersama-sama
semua pihak yang terikat dalam kontrak tersebut menjalankan hak dan kewajiban
sesuai ketentuan yang tercantum dalam perjanjian tersebut

6.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penyusunan dan pelaksanaan kontrak adalah untuk
menyamakan pola pikir, pengertian, dan memberi pedoman sehingga memudahkan
bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak untuk menyusun, memeriksa, dan
melaksanakan perjanjian yang dibuat sehingga sesuai dengan ketentuan peraturan
perudang-undangan yang berlaku di tempat tersebut.

6.3 Landasan Hukum Kontrak


Setiap negara mempunyai undang-undang yang mengatur kontrak dan
transaksi. Undang-undang inilah yang menjadi landasan hukum dari suatu perjanjian
pemborongan. Setiap tindakan yang dilakukan dan setiap transaksi antara dua
individu atau lebih akan berlangsung dalam batasan-batasam hukum yang termuat
dalam undang-undang tersebut.

6.4 Keabsahan Kontrak


Persyaratan utama dari segi hukum yang menentukan keabsahan sebuah
kontrak adalah sebagai berikut :
1) Keseimbangan
Di dalam hukum, Kontrak adalah suatu kesepakatan unuk mempertukarkan
sesuatu benda/jasa dengan benda/jasa lainnya yang seimbang. contoh : sebuah
bangunan jadi ditukarkan dengan imbalan sejumlah uang atau pengadaan barang-
barang juga ditukar dengan sejumlah uang).

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-1


Manajemen Konstruksi I
2) Legalitas
Kontrak hanya dapat dibuat untuk suatu tujuan yang tidak melanggar
hokum (legal). Jika yang terjadi sebaliknya maka kontrak tersebut dengan
sendirinya batal (tidak berlaku).
3) Niat dan Kesungguhan
Pihak-puhak yang terlibat dalam kontrak harus secara sadar mempunyai niat
dan bersungguh-sungguh mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian.
4) Status
Semua pihak mengikatkan diri dalam suatu perjanjian harus berstatus jelas
secara hukum misalnya : yang bersangkutan sudah dewasa serta sehat jasmani
dan rohani.
5) Kesepakatan
Pihak-pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak harus mempunyai
kesepakatan terhadap isi kontrak dan tidak boleh atas dasar pemaksaan atau
penipuan.
6) Tidak ada kesalahan prinsip
Kesalahan yang prinsip dapat mempengaruhi keabsahan suatu kontrak dan
bisa membatalkan kontrak, misalnya : identitas/status pihak yang terlibat salah.
7) Pernyataan Palsu
Bila salah satu pihak memberikan keterangan/pernyataan yang tidak
benar/palsu akan mempengaruhi keabsahan kontrak.

6.5 Isi Kontrak


Pada dasarnya isi kontrak harus disusun dengan terperinsi, lengkap dan jelas
sehingga semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat dapat terlindungi dan
masing-masing pihak dapat memahami kewajiban-kewajiban serta hak-haknya
sehingga selanjutnya bisa melaksanakan kontrak.

Berdasarkan Keppres No. 18 Tahun 2000, Bab V Surat Perjanjian/Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut :
1. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan
jumlahnya.
2. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-2
Manajemen Konstruksi I
3. Nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran
4. Persyaratan dan Spesifikasi teknis yang jelas dan terinci
5. Tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan demgan disertai jadwal
waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.
6. Jaminan teknis/hasil pekerjaan yang dilaksanakan
7. Sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajibannya
8. Penyelesaian perselisihan
Kontrak terdiri dari :
1. Surat Perjanjian
Kerangka surat perjanjian pengadaan Barang/jasa terdiri dari :
a. Pembukaaan
Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi :
1) Hari, Tanggal dan Bulan serta Tahun Kontrak ditanda tangani
2) Identitas dari pihak yang menandatangani Kontrak
3) Jenis pekerjaan yang akan dikontrakkan
b. Isi
1) Pernyataan kesepakatan para pihak untuk membuat kontrak
2) Pernyataan kesepakatan para pihak mengenai harga kontrak
3) Pernyataan bahwa seluruh ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai
arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak
4) Pernyataan lampiran dokumen apa saja yang dianggap sebagai yang tidak
terpisahkan dari kontrak
5) Pernyataan apabila terjadi pertentangan pada dokumen satu dengan
dokumen lain dalam kontrak maka yang dipakai adalah dokumen
berdasarkan urutan yang telah disebutkan dalam kontrak
6) Pernyataan kesepakatan dari para pihak untuk melaksanakan kewajiban
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
7) Pernyataan jangka waktu pelaksanaan kontrak
8) Pernyataan efektifnya kontrak
c. Penutup
Penutup adalah bagian kontrak yang ditandatangani oleh para pihak
2) Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentusn sbb:
a. para pihak yang menandatangani kontrak
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-3
Manajemen Konstruksi I
b. pokok pekerjaan yang diperjanjikan
c. hak dan kewajiban para pihak
d. nilai atau harga kontrak
e. persyaratan dan spesifikasi teknis
f. tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan
g. jaminan teknis/hasil pekerjaan
h. ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi
i. ketentuan mengenai pemutusan kontrak
j. Ketentuan mengenai keadaan memaksa
k. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak
l. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja
m. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan
n. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan
Contoh Surat perjanjian/Kontrak dapat dilihat pada lampiran bab ini, yang diambil
untuk pelaksanaan pembangunan konstruksi. Surat perjanjian ini merupakan salah satu
komponen dari Dokumen Kontrak yang sudah dibahas pada Bab IV.

6.6 Sistem Kontrak


Berdasarkan Keppres RI No 80 tahun 2003, Kontrak pengadaan barang/jasa
dibedakan atas :
a. berdasarkan bentuk imbalan
1. Lum Sum
2. Harga Satuan
3. Gabungan lum sum dan harga satuan
4. Terima jadi (turn key)
5. Persentase
b. berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
6. tahun tunggal
7. tahun jamak
c. berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa
8. kontrak pengadaan tunggal
9. kontrak pengadaan bersama

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-4


Manajemen Konstruksi I
6.6.1 Kontrak Lum Sum
Kontrak Lum Sum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan
tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
tersebut sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
6.6.2 Kontrak Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti
dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu.,
yang volume pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara sedangkan
pembayarannya akan didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
6.6.3 Kontrak gabungan lum sum dan harga satuan
Kontrak gabungan lum sum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan
gabungan lum sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
6.6.4 Kontrak Terima Jadi
Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti
dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun
penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
6.6.5 Kontrak persentase
Kontrak persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang
konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai
pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut.
6.6.6 Kontrak tahun tunggal
Kontrak tahun tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat
dana anggaran untuk masa 1 tahu anggaran.
6.6.7 Kontrak tahun jamak
Kontrak Jangka Panjang adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat
dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas
persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-5
Manajemen Konstruksi I
untuk pengadaan yang dibiayai oleh APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk
pengadaan yang dibiayai oleh APBD Kabupaten/Kota
6.6.8 Kontrak pengadaan tunggal
Kontrak pengadaan tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek
denga n penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelessaikan pekerjaan tertentu
dalam waktu tertentu
6.6.9 Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa Unit Kerja atau
beberapa Proyek dengan Penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas
dari masing-masing Unit Kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam
kesepakatan bersama.

6.7 Pemutusan Kontrak


Pemutusan kontrak yang telah dibuat dengan sah dapat terjadi karena hal-hal sebagai
berikut :
1. Pekerjaan telah diselesaikan
Adalah merupakan cara terbaik untuk mengakhiri kontrak yaitu bila kedua belah
pihak telah melaksanakan kewajibannya dan telah menerima hak-haknya
sebagaimana tercantum dalam kontrak. Misalnya dalam pekerjaan konstruksi,
pihak kontraktor telah menyelesaikan seluruh pekerjaan konstruksi serta
menyerahkannya kepada pemilik dan sebaliknya pemilik membayar jasa
kontraktor sebagaimana telah diatur dalam kontrak.

2. Kesepakatan bersama
Pemutusan kontrak sebelum berakhirnya masa kontrak dilakukan atas dasar
kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Kondisi
semacam ini bisa saja terjadi karena hal-hal tertentu, misalnya akibat terjadi
perang atau gangguan keamanan lainnya.

3. Ketidakmampuan pelaksanaan kontrak


Apabila salah satu pihak tidak mampu untuk melaksanakan atau meneruskan
kontrak maka pihak lainnya dapat memutuskan Kontrak dengan memberikan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-6
Manajemen Konstruksi I
sanksi kepada yang diputuskan kontraknya sesuai isi surat perjanjian yang
disepakati. Oleh karena itu sebelum penandatanganan kontrak, kedua pihak harus
memperhitungkan segala kemungkinan yang dapat mempersulit pelaksanaan
pekerjaan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian atas sanksi yang diberikan.

4. Pelanggaran kontrak
Pelanggaran kontrak terjadi apabila salah satu pihak yang terlibat dalam kontrak
lalai atau tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kontrak. Dalam kondisi
demikian, pihak yang dirugikan berhak menuntut pihak lain melalui jalur hukum.

Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali VI-7


Manajemen Konstruksi I
DAFTAR PUSTAKA

1. Paulus Nugraha, Ishak Natan, R. Sitjipto, Manajemen Proyek Konstruksi 2, Penerbit


Kartika Yudha.
2. KRMTP, Persiapan Pelaksanaan Konstruksi, Bahan Bacaan dan Referensi Pengawasan
Pekerjaan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pekerjaan Umum
3. Soegeng Djoyowirono, Ir., Manajemen Konstruksi I, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1984
4. Anonim, Manajemen Proyek Konstruksi, Institut Pendidikan dan Pembinaan
Manajemen, 1992
5. Sukanto Reksohadiprodjo M.Com, Ph.D, Prof. , Manajemen Proyek, BPFE –
Yogyakarta edisi 3, Juli 1995
6. Tubagus Haedar Ali, Prinsip-Prinsip Network Planning, PT. Gramedia Jakarta, 1992

Das könnte Ihnen auch gefallen