Sie sind auf Seite 1von 27

Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

PENGARUH ZIS (ZAKAT, INFAK, SEDEKAH) DAN ZAKAT


FITRAH TERHADAP PENURUNAN KEMISKINAN DI
INDONESIA PERIODE 1998 - 2010

Jumadin Lapopo
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
Email : lapopo@yahoo.com

Abstract

Poverty is being a problem in all developing countries including Indonesia. Among


goverment programs, poverty has become the center offattention in policy at both
of the regional and national levels. Looking at thephenomenon of poverty, Islam
present with solution to reduce poverty through Zakat.
This study aims to analyze the effect of ZIS and Zakat Fitrah against poverty in
Indonesia in 1998 until 2010, data used in this study is secondary data and uses
time series data, for the dependent variabel is poverty and for independent variables
are ZIS and Zakat Fitrah. The analysis tools used in this study is to use multiple
regression analysis model and the assumptions of classical test using the software
Eviews-4.
In this study also concluded that the ZIS variables significantly affect to the reduction
of poverty in Indonesia although the effect is very small. In the variable Zakat
Fitrah not significantly affect poverty reduction in Indonesia because of the nature
of Zakat Fitrah is for consumption and not for long-term needs.
The results of this study can be used for the management of zakat to be able to
develop the management and to get a better system for distribution of zakat so that
the main purpose of zakat can be achieved to reduce poverty.

Keywords : Poverty, Zakat Fitrah, ZIS.

83
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

PENDAHULUAN hanya dilihat dari satu sisi, baik itu ekonomi
maupun  sosial  saja.  Masalah  kemiskinan
Kemiskinan  telah  menjadi  isu  utama adalah masalah yang saling terintegrasi satu
pembangunan  diberbagai  negara,  tidak sama lain, tidak terpisahkan.
terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang Dalam salah satu penelitiannya tentang
melanda  Indonesia  tahun  1997  telah kemiskinan,  Subagio    (Dompet  Dhuafa,
memporak-porandakan ketahanan ekonomi 2010)  membagi  kemiskinan  kedalam  dua
yang menyebabkan jumlah penduduk miskin kategori.  Pertama,  ke-miskinan  yang
meningkat hingga 23,4% pada tahun 1999, ditimbulkan  oleh  faktor  alamiah,  yaitu
sebagai  dampak  dari  banyaknya  peng- kondisi  lingkungan  yang  miskin,  ilmu
hentian  kegiatan  ekonomi  oleh  perusahan pengetahuan yang tidak memadai, bencana
atau  sentra-sentra  ekonomi  sehingga alam dan lain-lain. Kedua, kemiskinan yang
bertambahnya jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan karena faktor non alamiah, yaitu
menyebabkan  pada  awal  tahun  1997, adanya  kesalahan  kebijakan  ekonomi,
pendapatan perkapita masyarakat Indonesia korupsi,  kondisi  politik  yang  tidak  stabil,
menjadi  $400.-USA.  Telah  banyak kesalahan  pengelolaan  sumber  daya  alam
kebijakan  yang  dikeluarkan  pemerintah dan  lain-lain.  Oleh  sebab  itu  diperlukan
untuk  mengentaskan  kemiskinan,  namun suatu instrumen lain yang berpotensi sangat
kemiskinan  masih  saja  selalu  menjadi besar dalam proses pembangunan bangsa.
pekerjaan  utama  pemerintah  di  tiap Tak  heran  kemiskinan  menjadi  pekerjaan
periodenya. Jika dilihat dari sebabnya maka rumah di tiap negara. PBB melalui MDG’s
kemiskinan  dapat  beraneka  ragam  salah (Millenium
satunya adalah kebijakan pemerintah yang Development Goals)  mencoba  untuk
kurang  berpihak  pada  rakyat  kecil  yang merumuskan suatu formula jangka panjang
merupakan  kantong-kantong  sumber didalam  mengentaskan  ke-miskinan.
kemiskinan. Banyak penelitian serta kajian- Setidaknya  ada  8  agenda  yang  akan
kajian  ilmiah  yang  mencoba  untuk dilakukan dalam deklarasi yang dilakukan
membicarakan masalah kemiskinan, namun oleh  189  negara  anggota  PBB  tersebut
sekali  lagi  hanya  berkutat  pada  pen- (BPS), yakni :
defenisian dan pengkategorian, pengukuran
1.  Menanggulangi  Kemiskinan  dan
serta  pengidentifikasian    sebab  dari
Kelaparan,
kemiskinan  itu sendiri. Tidak banyak dari
2. Mencapai  Pendidikan  Dasar  untuk
kajian  tersebut  yang  dapat  mengentaskan
semua,
kemiskinan  secara  signifikan  ini  lebih
3.  Mendorong  Kesetaraan  Gender,  dan
disebabkan  karena  masalah  kemiskinan
Pemberdayaan Perempuan,
adalah masalah yang kompleks, tidak bisa
4. Menurunkan Angka Kematian Anak,

84
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu, melepas  tanggung  jawab  atas  terjadinya


6. Memerangi  HIV/AIDS,  Malaria  dan fluktuasi  kemiskinan  yang  terjadi  di
Penyakit Menular Lainnya, Indonesia.  Masalah  kemiskinan  dan
7. Memastikan  Kelestarian  Lingkungan pengangguran  merupakan  masalah  yang
Hidup, dan serius,  dalam  hal  ini  pemerintah  sudah
8. Membangun  Kemitraan  Global  untuk berusaha  menekan  angka  kemiskinan  ini
Pembangunan. dengan  meluncurkan  program-program
pengentasan kemiskinan, mulai dari bahan
Dengan keikutsertaan Indonesia dalam bakar  dan  tarif  dasar  listrik  bersubsidi,
program MDG’s tersebut, maka  Indonesia pemberian  BLT,  penyediaan  RASKIN,
telah  berkomitmen  untuk  mengurangi PNPM  Mandiri,  KUR  (Kredit  Usaha
kemiskinan pada 2015 separuh dari proporsi Rakyat) dan lainnya. (BAPPENAS 2009).
penduduk  dunia  yang  berpenghasilan Zakat  yang  pada  hakekatnya  dapat
kurang dari 1 dollar AS perhari. Akan tetapi mengentaskan  kemiskinan,  di  Indonesia
jika kita melihat data yang dilansir oleh BPS masih dianggap sebelah mata. Padahal jika
tahun  1998,  jumlah  penduduk  miskin melihat  pertumbuhan  zakat,  infak  dan
(penduduk  yang  berada  di  bawah  Garis sedekah  dari  tahun  ke  tahun  mengalami
Kemiskinan di Indonesia pada Bulan Maret peningkatan. Menurut Hafidhuddin (Antara,
1998  sebesar  49,50  juta  orang  (24,23 2010  ),  pada  2007  dana  zakat  yang
persen).  Hal  ini  jika  bandingkan  dengan terkumpul  di  Baznas  mencapai  Rp450
jumlah penduduk miskin pada Bulan Maret miliar,  2008  meningkat  menjadi  Rp920
1999  sebesar  47,96  juta  orang  (23,43 miliar,  dan  pada  2009  tumbuh  menjadi
persen)  itu  artinya  kemiskinan  hanya Rp1,2  triliun.  untuk  tahun  2010,  dengan
mengalami  penurunan  sebesar  0,8  persen berbagai  program sosialisasi,  Baznas  bisa
sepanjang tahun 1998 - 1999. Sementara itu terkumpul mencapai Rp1,5 triliun. Dengan
jika  dilihat  jumlah  penduduk  miskin semakin  meningkatnya  zakat  yang
didaerah  pedesaan  justru  mengalami terkumpul,  maka  secara  tidak  langsung
peningkatan sebesar 0,43 juta orang, hal ini berdampak  pada  penurunan  jumlah
berbeda  dengan  jumlah  penduduk  miskin kemiskinan.  Hal  ini  tentunya  bukanlah
didaerah perkotaan yang justru meng-alami sekadar  harapan  semata.  Dari  zaman
penurunan  sebesar  1,96  juta  orang.  Ini Rasulullah Muhammad SAW sampai pada
berarti  bahwa  beberapa  program  yang zaman  setelahnya,  terbukti  bahwa  zakat
dicanangkan pemerintah belum menyentuh memiliki peran yang sangat penting dalam
daerah pelosok. meningkatkan kesejahteraan umat. Dan saat
Melihat  fenomena  kemiskinan  yang ini,  sebuah  kenyataan  bahwa  pelaksanaan
terjadi,  Pemerintah  tidak  serta  merta riba  terbukti  selalu  menghancurkan

85
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

perekonomian.  Lain halnya dengan zakat, konteks yang sama akan tetapi dalam ayat
selain mengangkat fakir miskin, juga akan berbeda, yaitu Surat Al- Mukminun ayat 2
menambah  produktifitas  masyarakat dengan ayat 4 (Qardhawi, Fiqh Zakat, 1973).
sehingga  meningkatkan  lapangan  kerja Banyak ayat Alquran yang  berisi perintah
sekaligus  meningkatkan  pula  tabungan mengerjakan shalat diiringi dengan perintah
masyarakat  (Muhammad,  2000  :  20). membayar  zakat,  diantaranya  adalah.
Bahkan  dimasa    pemerintahan  Khalifah Artinya :
Umar  bin Abd Aziz,  sudah  tidak  ada  lagi “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat,
yang menerima zakat, sehingga zakat yang dan ruku’lah bersama orang-orang yang
dimiliki  diberikan  kepada  masyarakat rukuk’ (Q. S. Al-Baqarah : 43)
negara lain.
Zakat  memiliki  peranan  yang  sangat Dalam  sejarah  Islam  kewajiban
strategis  dalam  upaya  pengentasan membayar zakat telah dimulai sejak zaman
kemiskinan  atau  pembangunan  ekonomi. Nabi  Ibrahim  AS  yang  kemudian
Berbeda  dengan  sumber  keuangan  untuk disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW
pembangunan  yang  lain,  zakat  tidak mengenai kewajiban, kadar serta harta yang
memiliki dampak balik apapun kecuali ridha wajib dizakatkan dan hal ini diteruskan oleh
dan  mengharap  pahala  dari Allah  SWT para sahabat hingga sampai sekarang.  Islam
semata.  Namun  demikian,  bukan  berarti datang  dengan  membawa  kabar  gembira
mekanisme  zakat  tidak  ada  sistem sekaligus  menawarkan solusi bagi manusia
kontrolnya. Nilai strategis zakat dapat dilihat yang berlaku secara universal dengan dua
melalui:  Pertama, zakat  merupakan ciri    yaitu  kebahagiaan  dan  kesejahteraan
panggilan agama.  Ia  merupakan cerminan hidup  di  dunia  serta  kebahagiaan  dan
dari  keimanan  seseorang.  Kedua, sumber kesejahteraan  hidup  di  akhirat.  Sebagai
keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. negara  yang  memiliki  penduduk  muslim
Artinya orang yang membayar zakat, tidak terbesar di dunia, pengelolaan zakat sangat
akan pernah habis dan yang telah membayar dibutuhkan  sebagai  penyalur  dana  dari
setiap tahun atau periode  waktu yang lain muzakki kepada mustahik, agar dana zakat
akan terus membayar. Ketiga, zakat secara yang  terkumpul  dapat  disalurkan  dengan
empirik  dapat  menghapus  kesenjangan baik  dan  benar,  maka  dibutuhkan  suatu
sosial  dan  sebaliknya  dapat  menciptakan lembaga  khusus  yang  dapat  menangani
redistribusi  aset  dan  pemerataan pendistribusian  dana  zakat  tersebut.
pembangunan (Ridwan, 2005). (Takidah, 2008).
Dalam Alquran  terdapat  82  ayat  yang   Ibadah zakat apabila ditunaikan dengan
mensejajarkan  shalat  dengan  kewajiban baik  maka  akan  meningkatkan  kualitas
zakat,  dan  satu  kali  disebutkan  dalam keimanan, membersihkan dan mensucikan

86
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

jiwa,  dan  mengembangkan  serta  mem- penurunan  proporsi  penduduk  miskin  di


berkahkan harta yang dimiliki. Dari sisi lain, Indonesia  selama  periode  1998  –  2010.
zakat merupakan salah satu bentuk ibadah Permasalahan  umum  tersebut  dapat
yang  mengedepankan  nilai-nilai  sosial dijabarkan dalam rincian masalah sebagai
disamping membawa pesan-pesan ritual dan berikut :
spiritual  (Suma,  2003:  55).   Sumbangsih 1.  Bagaimana  pengaruh  ZIS  terhadap
dari  kelompok  orang  mampu  dalam penurunan proporsi penduduk miskin di
mendistribusikan sebagian hartanya kepada Indonesia ?
kelompok  kurang  mampu  dapat  dijadikan 2.  Bagaimana  pengaruh  Zakat  Fitrah
satu dari sekian upaya penanggulangan ke- terhadap penurunan proporsi penduduk
miskinan.  Sudah  merupakan  kodratnya miskin di Indonesia ?
bahwa  tingkatan  sosial  seseorang  tidak
sama, ada yang berkelimpahan dan ada yang TINJAUAN PUSTAKA
kekurangan.  Filosofi  inilah  yang  terdapat
pada  zakat  yakni  terdapat  sebagian  harta Kemiskinan Menurut Konvensional
orang  lain  pada  harta  yang  kita  miliki, Kemiskinan  adalah  kondisi  di  mana
sehingga sudah sepantasnya harta tersebut seseorang atau sekelompok orang, laki-laki
dikeluarkan  zakatnya  untuk  menolong dan  perempuan,  tidak  mampu  memenuhi
orang-orang yang kurang mampu. hak dasarnya untuk mem-pertahankan dan
Berdasarkan fenomena  ke-miskinan di mengembangkan  kehidupan  yang
Indonesia  dan  potensi  zakat  di  Indonesia bermartabat.  Hak-hak  dasar  masyarakat
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun desa  antara  lain,  terpenuhinya  kebutuhan
yang tentunya berdampak pada pengentasan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
ke-miskinan, maka penulis menganggap hal perumahan,  air  bersih,  pertanahan,
tersebut perlu kajian yang mendalam dalam sumberdaya  alam  dan  lingkungan  hidup,
sebuah skripsi yang berjudul  “Pengaruh ZIS rasa  aman  dari  perlakuan  atau  ancaman
(Zakat,  Infak,  Sedekah)  dan  Zakat  Fitrah tindak  kekerasan,  dan  hak  untuk
Terhadap  Penurunan  Kemiskinan  di berpartisipasi  dalam  kehidupan  sosial-
Indonesia Periode 1998 - 2010 “ politik, baik bagi perempuan maupun laki-
laki.  Untuk  mewujudkan  hak  dasar
Perumusan Masalah masyarakat  miskin  ini,  Bappenas
       Berdasarkan latar belakang yang telah menggunakan beberapa pendekatan utama,
diuraikan sebelumnya, maka per-masalahan antara  lain  pendekatan  kebutuhan  dasar,
yang  akan  di  teliti  dan  dibahas  dalam pendekatan  pendapatan,  pendekatan
penelitian  ini  adalah  bagaimana  pengaruh kemampuan dasar, dan pendekatan objektif
dari  ZIS  dan  Zakat  Fitrah  terhadap dan subjektif. (BAPPENAS: 2004).

87
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Bank  Dunia  mengelompokkan benda  yang  menunjukkan  perihal  miskin.


Kemiskinan  dalam  dua  kategori,  yaitu Al-Qur’an  banyak  menyoroti  kemiskinan
kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. sebagai persoalan manusia atau sifat yang
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set berhubungan  dengan  diri  manusia.
standard yang konsisten, tidak terpengaruh Pengertian  kata  miskin  dari  segi  leksikal
oleh  waktu  dan  tempat/negara.    Sebuah sebagaimana dikemukakan di atas mengacu
contoh  dari  pengukuran  absolut  adalah pada  dimensi  ekonomi  atau  kemiskinan
persentase  dari  populasi  yang  makan materi.
dibawah  jumlah  yang  cukup  menopang
kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000- Penyebab Kemiskinan Menurut
2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Perspektif Islam
Bank  Dunia  mendefinisikan  Ke- Muttaqin  (2006)  dalam  Mariyanti
miskinan  absolut  sebagai  hidup  dengan (2011:16)  kemiskinan  dapat  digolongkan
pendapatan  dibawah  USD  $1/hari  dan dalam  kemiskinan  struktural,  kemiskinan
kemiskinan  menengah  untuk  pendapatan kultural  dan  kemiskinan  natural.
dibawah $2 per hari. (Chandra : 2010) Kemiskinan  struktural  disebabkan  oleh
kondisi  struktur  perekonomian  yang
Kemiskinan Menurut Islam timpang  dalam  masyarakat,  baik  karena
Ada  beberapa  term  yang  berkaitan kebijakan ekonomi pemerintah, penguasaan
dengan pengertian miskin dalam terminologi faktor  produksi  oleh  segelintir  orang,
Islam, antara lain : monopoli,  kolusi  antara  pengusaha  dan
a. Al-Maskanat. Menurut  Al-Ashfahaniy & pejabat dan lain-lainnya. Intinya kemiskinan
Arraiyyah (2007)  (dalam Yusuf, 2008: 30), struktural  ini  terjadi  karena  faktor  buatan
kata  al-maskanat dari  segi  bentuknya, manusia.
termasuk  al-shifat almu-syabbbahat  (kata Adapun  kemiskinan  kultural  muncul
yang menunjukkan keadaan dan tidak terikat karena  faktor  budaya  atau  mental
dengan waktu) dan menunjukkan pada orang masyarakat  yang mendorong orang hidup
yang tidak mempunyai harta benda. Kata ini miskin,  seperti  perilaku  malas  bekerja,
dibentuk dari fi’il madhi (kata kerja bentuk rendahnya    kreativitas  dan  tidak  ada
lampau)  sakana  yang  berarti  diamnya keinginan  hidup  lebih  maju.  Sedangkan
sesuatu  sesudah  bergerak,  dan  bertempat kemiskinan natural adalah kemiskinan yang
tinggal. Bentuk masdarnya adalah maskanat terjadi  secara  alami,  antara  lain  yang
(kemiskinan). Pemakaian kosakata miskin, disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas
al-Qur’an lebih banyak menggunakan kata sumber  daya  manusia  dan  terbatasnya
sifat atau orang yang menyandang sifat itu sumber  daya  alam.  Dari  ketiga  kategori
dibanding menggunakan masdar atau kata kemiskinan  tersebut,  pada  dasarnya

88
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

kemiskinan  berpangkal  pada  masalah pengaruhnya  adalah  kemiskinan


distribusi kekayaan yang timpang dan tidak struktural.  Sebab,  dampak  kemiskinan
adil.  Karena  itu  Islam  menekankan yang ditimbulkan bisa sangat luas dalam
pengaturan  distribusi  ekonomi  yang  adil masyarakat.
agar  ketimpangan  di  dalam  masyarakat Sukarni (1999) dalam Mariyanti (2011:
dapat dihilangkan. 16), menurut dia bahwa kemiskinan terjadi
Gavin  (2006)  dalam  Mariyanti akibat  adanya  jumlah  pengangguran  yang
(2011:16),  menurut  dia  muslim  di tinggi yang dipicu oleh adanya pertumbuhan
Afganistan, Turki, Lebanon serta Yordania ekonomi yang rendah disuatu negara seperti
kemiskinan di negara tersebut dikarenakan yang terjadi pada tahun 1998 di Bangladesh
pendapatannya rendah yaitu dibawah $1000 bahwa  kemiskinan  akibat  adanya
pertahun, dan mereka kebanyakan bekerja pengangguran yang besar di negara tersebut
disektor  informal,  tidak  memperhatikan akibat  krisis  ekonomi  yang  terjadi  pada
tentang  kesehatan  rumah  tangganya,  dan tahun itu.
mereka  juga  berpendidikan  rendah
(Cockburn, 2001) dalam Mariyanti (2011: Zakat
16) Ditinjau  dari  segi  bahasa,  kata  zakat
Suyudi (2008) dalam Mariyanti (2011: mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu
16) mengatakan bahwa ada tiga sebab utama ’keberkahan’, al-namaa’ pertumbuhan dan
kemiskinan: perkembangan’  ath-thaharatu  ‘kesucian’,
1. Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan dan ash- shalahu  ‘keberesan’.  Sedangkan
yang  disebabkan  oleh  kondisi  alami secara  istilah,  meskipun  para  ulama
seseorang;  misalnya  cacat  mental  atau mengemukkan  dengan  redaksi  yang  agak
fisik, usia lanjut sehingga tidak mampu berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi
bekerja dan lain-lain. pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu
2. Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan adalah bagian dari harta dengan persyaratan
yang disebabkan oleh rendahnya kualitas tertentu  yang  Allah  SWT  mewajibkan
SDM,  akibat  kultural  masyarakat kepada  pemiliknya,  untuk  diserahkan
tertentu,  misalnya  rasa  malas,  tidak kepada yang berhak menerimanya, dengan
produktif,  bergantung  pada  harta persyaratan tertentu pula (Hafidhudiddin: 7).
warisan dan lain-lain. Ditinjau  dari  segi  bahasa,  kata  zakat
3. Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan merupakan kata dasar (masdar) dari  zakat
yang  disebabkan  oleh  kesalahan yang berarti berkah, tumbuh bersih dan baik.
sistemyang  digunakan  negara  dalam Sesuatu  itu  zaka,  berarti  tumbuh  dan
mengatur urusan rakyat. Dari tiga sebab berkembang, dan seorang  itu zaka, berarti
utama  tersebut,  yang  paling  besar orang itu baik. Menurut Lisan al- Arab arti

89
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

dasar  dari  kata  zakat,  ditinjau  dari  sudut pemerintahan,  dan  hal  ini  diisyaratkan
bahasa,  adalah  suci,  tumbuh,  berkah  dan dengan bagian (para muallaf yang dibujuk
terpuji:  semuanya  digunakan  didalam hatinya)  dan  (dalam  menegakkan  agama
Alquran  dan  hadist.  Tetapi  yang  terkuat, Allah).
menurut  Wahidi  dan  lain-lain,  kata  dasar 1. Zakat dan tanggung jawab sosial
Zaka  berarti  bertambah  dan  tumbuh, Pada  sasaran  ini  ada  yang  bersifat
sehingga bisa dikatakan, tanaman itu zaka identitas sosial, seperti menolong orang
artinya tumbuh, sedangkan tiap sesuatu yang yang mempunyai kebutuhan, menolong
bertambah disebut zaka artinya bertambah. orang-orang lemah, seperti fakir, miskin,
Bila satu tanaman tumbuh tanpa cacat, maka orang yang berutang dan ibnu sabil.
kata zaka disini berarti bersih. (Qardhawi, 2. Zakat dan segi ekonominya
1973: 34) Zakat  dilihat  dari  segi  ekonominya
adalah  merangsang  si  pemilik  harta
Tujuan dan Dampak Zakat dalam kepada amal perbuatan untuk mengganti
Kehidupan Masyarakat apa yang telah diambil dari mereka. Ini
Sesungguhnya  sisi  sosial  dari  sasaran terutama  jelas  sekali  pada  zakat  mata
zakat  (Qardhawi,  73:876),  jelas  tidak uang,  dimana  Islam  melarang
diragukan  lagi.  Cukuplah  kita  memper- menumpuknya,  menahannya  dari
hatikan  pada  mustahik  zakat,  dengan peredaran dan pengembangan.
pandangan yang sekilas saja, agar jelas bagi 3. Zakat dan tegaknya jiwa
kita hakikat ini, yaitu seperti jelasnya terang Diatas  semua  itu,  bahwa  zakat  itu
pada  waktu  pagi  bagi  orang  yang mempunyai  sasaran-sasaran  dan
mempunyai  mata. Apabila  kita  membaca dampak-dampak  dalam  menegakkan
ayat Allah (Quran, 9:60) yang berbunyi: akhlak  yang  mulia  yang  diikuti  dan
 “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah dilaksanakan  oleh  umat  Islam  serta
untuk orang-orang fakir, orang-orang dalam  memelihara  ruh  dan  nilai  yang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para ditegakkan  oleh  umat,  dibangun
muallaf yang dibujuk hatinya untuk kesadarannya dan dibedakan dengan itu
(memerdekakan) budak, orang-orang yang kepribadiannya.
berutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, Infak
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Ayubi  (2008)    Kata  Infak  adalah  kata
Allah; dan Allah Maha Mengetahui Lagi serapan dari bahasa Arab: al-infaq. Kata al-
Maha Bijaksana,” infaq  adalah  mashdar  (gerund)  dari  kata
 Maka jelas bagi kita, berdasarkan ini, ada anfaqa–yunfiqu–infaq[an]. Kata  anfaqa
sasaran yang mempunyai entitas  agama dan sendiri merupakan kata bentukan; asalnya

90
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

nafaqa–yanfuqu–nafâq[an]  yang  artinya: Ramadhan.  Disebut  pula  dengan  sedekah


nafada  (habis),  faniya  (hilang/lenyap), fitrah.  Lafas  (sedekah)  menurut  syara’,
naqasha  (berkurang),  qalla  (sedikit), dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan;
dzahaba (pergi), kharaja (keluar). Karena sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
itu, kata al-infaq secara bahasa bisa berarti dalam Quran dan Sunah. Dipergunakan pula
infad  (menghabiskan),  ifna’  (pelenyapan/ sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah –olah
pemunahan), taqlîl (pengurangan),  idzhab sedekah  dari  fitrah  atau  asal  kejadian,
(menyingkirkan) atau ikhraj (pengeluaran). sehingga  wajibnya  zakat  fitrah  untuk
mensucikan  diri  dan  membersihkan
Sedekah perbuatannya. Yang dimaksud dengan zakat
Inoed  dkk  (dalam  Sholihin,  2010:  42) fitrah adalah nama bagi sejumlah makanan
sedekah  berasal  dari  kata  shadaqa yang pokok  yang  dikeluarkan  oleh  seorang
berarti  benar,  dan dapat  dipahami  dengan muslim  setelah  berlalunya  bulan  suci
memberikan  atau  mendermakan  sesuatu Ramadhan. Zakat  ini disebut  juga dengan
kepada  orang  lain.  Dalam  konsep  ini, zakat badan atau zakat jiwa. (Depag, 2010 :
sedakah  merupakan  wujud  dari  keimanan 45)  Zakat  fitrah  adalah  zakat  yang
dan    ketaqwaan  seseorang,  artinya  orang diwajibkan  karena  berbuka  dari  bulan
yang  suka  bersedekah  adalah  orang  yang Ramadhan (Sabiq: 203)
benar  pengakuan  imannya.    Dalam  istilah
syari’at  Islam,  shadaqah  sama  dengan Penelitian Terdahulu
pengertian infaq, termasuk juga hukum dan 1. M.Soekarni, Firmansyah, M.Toha, Sairi
ketentuan-ketentuannya. Sisi perbedaannya Erfanie,  Toerdin  S.  Usman    dan  Yeni
hanya  terletak  pada  bendanya.  Infaq Saptia (2008) tentang potensi dan peran
berkaitan  dengan  materi,  sedangkan zakat  dalam  mengurangi  kemiskinan
shadaqah berkaitan dengan materi dan non yakni penelitian yang menggunakan data
materi, baik dalam bentuk pemberian uang primer  dan  sekunder.  Data  primer
atau benda, tenaga atau jasa, menahan diri dikumpulkan  dengan  cara  wawancara
untuk  tidak  berbuat  kejahatan,  meng- mendalam  (indepth interview)  dan
ucapkan takbir, tahmid, tahlil, bahkan yang kuesioner. Hasil penelitian menunjukan
paling sederhana adalah tersenyum kepada bahwa secara umum zakat  belum mampu
orang lain dengan ikhlas. mengurangi jumlah orang miskin secara
signifikan.  Tingkat  keber-hasilan
Zakat Fitrah lembaga-lembaga  pengelola  zakat,
(Qardhawi,  1973:  920).  Makna  zakat terutama BAZIS DKI Jakarta, BAZDA
fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya Banjarnegara,  BAZ  Pekasiran  dan
adalah  futur  (berbuka  puasa)  pada  bulan LAZIS Baitul Makmur Kepakisan, baru

91
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

sampai pada tingkat mengurangi beban index  (H).  Untuk  tingkat  kedalaman


hidup  orang  miskin  kenyataan  ini rumah  tangga  miskin,  digunakan  rasio
disebabkan  oleh  program  penyaluran poverty gap  (  P1)  dan  income gap  (I).
zakat lebih banyak diarahkan untuk hal- Sementara  indeks  Sen  (P2)  dan  indeks
hal yang bersifat  konsumtif.  Selain itu, FGT (Foster, Greer dan Thorbecke) atau
nilai bantuan yang diberikan juga relatif P3, digunakan untuk mengukur dampak
kecil karena dana yang terkumpul masih zakat terhadap tingkat keparahan rumah
terbatas,  sedangkan jumlah  orang yang tangga  miskin.  Sedangkan  dari  sisi
dibantu  sangat  banyak.  Sementara kesenjangan pendapatan, rasio Gini dan
pengelolaan zakat oleh Dompet Dhuafa Kurva  Lorenz  digunakan  sebagai  alat
Republika  dan  Pos  Keadilan  Peduli analisa  dalam  melihat  fenomena  yang
Ummat  telah  memberikan  kontribusi ada.  Penelitian  ini  menggunakan  data
yang  cukup  berarti  bagi  pengurangan primer, dimana sampel sebanyak 1.195
jumlah orang miskin. rumah  tangga  penerima  zakat  dipilih
2. Beik (2010) tentang peran zakat dalam secara  acak  dari  total  populasi  yang
mengentaskan  kemiskinan  dan berjumlah  26.403  rumah  tangga
kesenjangan.  Penelitian  ini  mencoba penerima zakat yang berada di wilayah
membuktikan  bahwa  dana  zakat  yang DKI  Jakarta.  Berdasarkan  hasil
telah dihimpun dan disalurkan selama ini, penelitian,  dana  zakat  yang  telah
memiliki  dampak  positif  terhadap disalurkan  mampu  meningkatkan
pengurangan  angka  kemiskinan  dan pendapatan rumah tangga mustahik rata-
kesenjangan  pendapatan  rumah  tangga rata  9,82  persen.  Sedangkan  proporsi
mustahik, dengan mengambil studi kasus zakat sendiri terhadap total pendapatan
di  Provinsi  DKI  Jakarta,  sebagai rumah  tangga  mustahik  adalah  8,94
barometer perekonomian nasional. Oleh persen  kontribusi  zakat  terhadap
karenanya,  maka  penelitian  ini pendapatan yang paling besar terjadi di
menggunakan sejumlah indeks yang telah Jakarta  Barat  (11  persen)  dan  Jakarta
digunakan secara masif diseluruh dunia, Selatan (10,16 persen), sedangkan yang
dengan  tiga  aspek  yang  akan  diukur. terendah  adalah  di  Jakarta  Utara  &
Yaitu,  jumlah  kemiskinan  mustahik, Kepulauan  Seribu  (5,49  persen).  Ini
tingkat kedalaman kemiskinan mustahik, menunjukkan bahwa secara umum, zakat
dan  tingkat  keparahan  kemiskinan mampu  memperbaiki  taraf  kehidupan
mustahik, dengan satuan ukuran rumah mustahik.
tangga. Untuk mengukur dampak zakat Perumusan Hipotesa
terhadap penurunan jumlah rumah tangga Berdasarkan  kerangka  pemikiran  dan
miskin mustahik,  digunakan headcount teori yang telah dikemukakan serta merujuk

92
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

pada  perumusan  masalah,  maka  dapat Variabel dan Pengukurannnya


dirumuskan hipotesa sebagai berikut : Adapun variabel tersebut yakni :
H1 :  ZIS  /  kapita  mempunyai  pengaruh 1. Variabel  tidak  Bebas  dalam  penelitian
negatif  terhadap  penurunan  proporsi ini  adalah  Kemiskinan. Kemiskinan
penduduk miskin di Indonesia adalah  proporsi  penduduk  miskin  di
H2 :    Zakat  Fitrah  /  kapita  mempunyai Indonesia yang didapatkan  dari jumlah
pengaruh  negatif  terhadap  penurunan penduduk  miskin  di  Indonesia  dibagi
proporsi penduduk miskin di Indonesia jumlah penduduk Indonesia pada tahun

Kerangka Konseptual

ZIS (ZAKAT, Infak, 
Sedekah) 
Kemiskinan 

Zakat Fitrah 

Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2

METODOLOGI PENELITIAN tertentu  dikali  100%  dari  tahun  1998-


2010.  Proporsi  penduduk  miskin
Rancangan  penelitian  yang dilambangkan dengan (MISKIN). 
dilakukan  dalam penulisan  ini  merupakan 2. Variabel  Bebas  yang  pertama  dalam
sebuah  penelitian  yang  berbentuk  tes penelitian  ini  adalah  ZIS.  ZIS  (Zakat,
hipotesis.  Dalam  penelitian  ini  menguji Infak, Sedekah) memiliki definisi yaitu
hipotesis  mengenai  pengaruh  ZIS  (Zakat, jumlah zakat per 1000 penduduk miskin
Infak, Sedekah) dan Zakat Fitrah  terhadap di Indonesia dari tahun 1998-2010.
proporsi penduduk miskin. Selain itu juga
3. Variabel  Bebas  yang  kedua  dalam
dalam penelitian ini akan melihat variabel
penelitian ini adalah Zakat Fitrah, yakni
mana  yang  lebih  berpengaruh  terhadap
jumlah zakat yang diperoleh dari total
kemiskinan.  Data-data  yang  digunakan
penduduk  yang  beragama  Islam  dikali
dalam penelitian ini adalah data time series
3,5  liter  beras  di  bagi  total  penduduk
yang  merupakan    data  runtut  waktu  dari
miskin. Harga beras diperoleh dari harga
tahun  ke  tahun  yang  diperoleh  dari  BPS
beras rata-rata pertahun dikali 3,5 liter.
Jakarta (Pusat) dan beberapa lembaga Zakat
Atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
di Indonesia.

93
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Definisi Operasional Variabel Teknik Pengolahan Data


Bertujuan untuk mendefinisikan setiap  Data yang digunakan dalam penelitian
variabel  dalam  penelitian,  baik  variabel ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
dependent  maupun  variabel  independent BPS Jakarta (Pusat) dan beberapa lembaga
berdasarkan model yang digunakan dalam zakat  di  Indonesia.  Data  yang  digunakan
penelitian ini. Adapun definisinya sebagai dalam penelitian ini adalah data time series
berikut : yaitu data runtun waktu yang dimulai dari
1. Variabel  Tidak  Bebas  dalam  definisi tahun  1998  sampai  dengan  tahun  2010.
operasional variabel adalah kemiskinan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
Kemiskinan  yang  dimaksud  dalam lembaga  amil  zakat  yang  terdapat  di
penelitian ini adalah Penduduk Miskin, Indonesia  yang  masih  beroperasi  sampai
yaitu  penduduk yang memiliki rata-rata sekarang.  Dalam  pengolahan  data  pada
pengeluaran perkapita perbulan dibawah penelitian  ini  dengan  melakukan  proses
garis  kemiskinan.  Garis  Kemiskinan sebagai berikut :
(GK)  merupakan  penjumlahan  dari 1.  Pengumpulan  data  melalui  Laporan
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Statisitik  Indonesia  Tahunan  dan
Garis  Kemiskinan  Non  Makanan Laporan  Penerimaan  Zakat  Tahunan
(GKNM). oleh  beberapa  lembaga  zakat  di
2. Variabel  Bebas  yang  pertama  dalam Indonesia  dimulai  tahun  1998  sampai
definisi operasional variabel adalah ZIS dengan tahun 2010.
(Zakat,  Infak,  Sedekah).  Zakat,  Infak, 2.  Penelitian  dan  studi  pustaka  dengan
Sedekah  (ZIS)  memiliki  pengertian membaca  buku,  tesis,  jurnal,  majalah,
sebagai jumlah penerimaan zakat, infak, dan  artikel  yang  berkaitan  dengan
dan  sedekah  yang  dibayarkan  kepada penelitian ini.
orang miskin. 3. Mengunduh data-data dan jurnal terkait
3. Variabel Bebas yang kedua adalah Zakat melalui website www.google. com dan
Fitrah yang dapat di defenisikan sebagai www.bps.go.id.
zakat yang wajib dibayarkan oleh setiap
individu  baik  pria  maupun  wanita Metode Analisis Data
muslim sesuai dengan syarat-syarat yang
Metode  analisis  data  yang  digunakan
telah  ditentukan.  Biasanya  dengan
dalam penelitian ini adalah  analisis  regresi
memberikan 3,5 liter beras kepada yang
berganda dengan menggunakan program E-
berhak menerimanya.
VIEWS  4.0.  Analisa  regresi  digunakan
Penduduk muslim 3,5 liter beras untuk menjelaskan perilaku suatu variabel
Zakat Fitrah = (yakni,  variabel  tak  bebas)  sehubungan
Penduduk miskin dengan perilaku satu atau lebih variabel lain

94
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

(dalam  hal  ini,  variabel  bebas),  dengan MISKIN= Proporsi Penduduk Miskin


memperhitungkan  fakta  bahwa  hubungan ZIS = Total ZIS (Zakat, Infak, Sedekah)
antara semua variabel tersebut bersifat tidak
ZFITRAH= Total Zakat Fitrah
pasti  (Gujarati,  2006:  7).  Gujarati  (2006)
mendefinisikan  analisis  regresi  sebagai É = Faktor Kesalahan (error term)
kajian terhadap hubungan satu variabel yang
disebut sebagai variabel yang diterangkan Pengujian Hipotesa
(the explained variable)  dengan satu  atau        Pengujian hipotesis bertujuan untuk
dua  variabel  yang  menerangkan  (the mengetahui  ada  atau  tidaknya  hubungan
explanatory). serta  pengaruh  antara  variabel  bebas
Sebelum menganalisa hipotesa, terlebih terhadap  variabel  terikat.  Pengujian  –
dahulu  menentukan  model  ekonome- pengujian  hipotesa  yang  dilakukan  pada
trikanya, melakukan pengujian hipotesa dan teknik OLS meliputi :
melakukan  pengujian  asumsi  klasik. a. Uji Individu (Uji – t )
Tahapan- tahapan metode analisis data yang Uji–t  digunakan  untuk  menguji
digunakan dalam penelitian ini, antara lain hubungan regresi parsial. Pengujian ini
meliputi : dilakukan  untuk  mengukur  tingkat
signifikansi  setiap  variabel  bebas
Menetukan Model Ekonometrika terhadap  variabel  terikat  dalam  suatu
Penelitian  ini  merupakan  penelitian model regresi (Gujarati, 2006).
kuantitatif  dengan  meng-gunakan  model b. Uji serentak (Uji F)
regresi berganda dengan metode ordinary Uji F adalah uji yang digunakan untuk
least square (OLS ). Inti metode OLS adalah membuktikan  keberadaan  pengaruh
mengestimasi  suatu  garis  regresi  dengan yang  berarti dari variabel-variabel bebas
jalan  meminimalkan  jumlah  dari  kuadrat secara  keseluruhan  terhadap  variabel
kesalahan  setiap  observasi  terhadap  garis terikatnya dalam sebuah analisa regresi
tersebut (Hatani:2008). (Gujarati, 2006).
Model  regresi  untuk  hubungan  antara c. Interpretasi Hasil Regresi Adjusted
variabel-variabel  bebas  (ZIS  dan R-squared
ZFITRAH)  dengan  variabel  tidak  bebas Nilai  R²  yang  sudah  disesuaikan.
(MISKIN), secara umum membentuk fungsi: Semakin banyak variabel independen yang
dimasukkan  ke  dalam  persamaan,  akan
MISKIN = f (ZIS, FITRAH)...................... (1)
semakin memperkecil nilai r² ini.(Winarno
Sehingga  diperoleh  model  ekonometrika : 2009). Nilai R-squared besarnya antara 0
(Gujarati, 2006) sebagai berikut:
(nol) persen sampai 100 (persen) (0%  < r²
MISKIN= β0-β1ZIS-β2ZFITRAH +é ..........(2) <  100%).  Jika  perhitungannya  semakin

95
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

mendekati nilai 100%, maka model tersebut a. Uji Normalitas


semakin  baik,  karena  variabel-variabel
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
bebas yang dimaksud memang benar-benar
apakah dalam model regresi, variabel terikat
mem-berikan pengaruh/kontribusi terhadap
dan variabel  bebas,  keduanya  mempunyai
variabel tidak bebas.
distribusi  normal  ataukah  tidak.  Model
d. Koefisien Determinasi (R²)   regresi yang baik adalah yang mempunyai
Imam  Ghozali  (2002)  menyatakan distribusi  normal  atau  mendekati  normal
bahwa koefisien determinasi (R²) mengukur (Ghozali,  2005).  Ada  beberapa  metode
seberapa  jauh  kemampuan  suatu  model untuk  mengetahui  normal  atau  tidak
dalam menerangkan variasi variabel terikat gangguan (µ) antara lain J-B test dan metode
Analisa  terhadap  koefisien  variabel, grafik.  Pengujiannya  dilakukan  dengan
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar membandingkan nilai probabilitas JB-hitung
perubahan  yang  terjadi  terhadap  variabel terhadap nilai kritis (a = 5%).
tidak  bebas,  sebagai  akibat  adanya
perubahan  dari  masing-masing  variabel b. Multikolinearitas
bebas, jika mengalami perubahan sebesar 1
Ghozali  (2005)  menyatakan  bahwa
(satu)  satuan,  dengan  asumsi  cateris
multikolinearitas  mempunyai  pengertian
paribus.
bahwa  ada  hubungan  linear  yang
“sempurna”  atau  pasti  diantara  beberapa
Metode Pengujian Asumsi Klasik
atau  semua  variabel  independen  (variabel
        Pengujian asumsi klasik diperlukan yang menjelaskan) dari model regresi. Uji
untuk  mengetahui  apakah  hasil  estimasi multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji
regresi  yang  dilakukan  benar-benar  bebas apakah  dalam  model  regresi  ditemukan
dari  adanya  gejala  heteros-kedastisitas, adanya  korelasi  antarvariabel  bebas
gejala  multikolinearitas,  dan  gejala (independen)  Pengujiannya  dilakukan
autokorelasi.  Model  regresi  akan  dapat dengan  membandingkan nilai  probabilitas
dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika f-hitung terhadap nilai kritis (= 5%).
telah  memenuhi  persyaratan  BLUE  (best
Jika prob fstat >  multikolinearitas, maka
linear unbiased estimator)  yakni  tidak
terdapat  heteroskedastistas,  tidak  terdapat Ho : diterima dan/atau Ha : ditolak, artinya
multikolinearitas,  dan  tidak  terdapat tidak ada multikolinearitas.
autokorelasi (Sudrajat, 1988 : 164).  Dalam
Jika prob fstat <  multikolinearitas, maka
metode  ini,  yang  digunakan  adalah
pengujian  normalitas,  multikolinearitas, Ho : ditolak dan/atau Ha : diterima, artinya
heteroskedastisitas dan autokorelasi dimana: ada multikolinearitas

96
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

c. Heteroskedastisitas sebelumnya.  Meskipun  demikian  tetap


Heterokedastisitas  (Triton  :  2005) dimungkinkan auto-korelasi dijumpai pada
adalah  varian  residual yang  tidak  konstan data yang bersifat antar objek (cross section)
pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi (Winarno : 2009).
menjadi  meragukan.  Hetero  kedastisitas
Pengujiannya  dilakukan  dengan  mem-
dapat  diartikan  sebagai  ketidaksamaan
bandingkan nilai probabilitas Observasi R-
variasi  variabel  pada  semua  pengamatan,
squared  terhadap  nilai  kritis  (  =  5%),
dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan
dimana :
hubungan  yang  sistematis  sesuai  dengan
besarnya  satu  atau  lebih  variabel  bebas Jika prob Obs R – squared > ,  maka
sehingga  kesalahan tersebut  tidak random Ho : diterima dan/atau Ha : ditolak. Artinya
(acak).  Residu  pada  heterokedastisitas tidak ada autokolerasi. 
semakin besar apabila pengamatan semakin Jika  prob  Obs  R  -  squared  <  ,  maka
besar. Ho : diterima dan/atau Ha : ditolak. Artinya
Menurut  Gujarati  (2006)  bahwa  masalah ada autokorelasi.
heteroskedastisitas  nampaknya  menjadi
lebih  biasa  dalam  data  cross section Analisis Pembahasan
dibandingkan  dengan  data  time series.
Uji Pelanggaran Asumsi Klasik
Pengujiannya  dilakukan  dengan  mem-
bandingkan nilai probabilitas Observasi R-
1. Uji Normalitas
squared terhadap nilai kritis ( = 5%)
Jika prob Obs R – squared > ,  maka Uji  normalitas  menunjukan  hasil  yang
Ho : diterima dan/atau Ha : ditolak. Artinya tidak signifikan. Besarnya nilai signifikansi
tidak ada heteroskedastisitas. adalah 0,407139 yang lebih besar dari 0,05.
Jika prob Obs R – squared < ,  maka Hal  ini  berarti  Ho  diterima  dan  dapat
Ho : ditolak dan/atau Ha : diterima. Artinya disimpulkan  data  residual  berdistribusi
ada heteroskedastisitas. normal. Ini juga dapat berarti bahwa residual
tidak  hanya  bertumpuk  pada  salah  satu
d. Autokorelasi variabel  akan  tetapi  menyebar  di  setiap
Autokorelasi  (autocorrelation)  adalah variabelnya.
hubungan  antara  residual  satu  observasi
dengan    residual  observasi  lainnya. Uji Multikolinearitas
Autokorelasi lebih mudah timbul pada data Berdasarkan  hasil  pengujian  multi
yang  bersifat  runtut  waktu,  karena kolinearitas  menunjukan  bahwa  tidak  ada
berdasarkan  sifatnya,  data  masa  sekarang variabel  yang  mengandung  Multi
dipengaruhi  oleh  data  pada  masa-masa kolinearitas.  Dimana  varibel  ZIS  dan

97
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Tabel 1
Hasil Uji Multikolinearitas

MISKIN ZIS ZFITRAH


MISKIN  1.000000  -0.756345  -0.491125 
ZIS  -0.756345  1.000000  0.623953 
ZFITRAH  -0.491125  0.623953  1.000000 
Sumber: Lampiran

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas

ZFITRAH menunjukan variabel yang tidak Uji Heteroskedastisitas


terdapat  multikolinearitas  ini  bisa  terlihat Heteroskedastisitas menunjuk-kan bahwa
dari angka yang kurang dari 0,7 maka  Ho varian dari setiap error bersifat heterogen
diterima  dan  Ha  ditolak  artinya  tidak yang berarti melanggar asumsi klasik yang
terdapat Multikolinearitas. Secara ekonomi meng-isyaratkan  bahwa  varian  dari  error
dapat  berarti  bahwa  variabel  ZIS  dan harus bersifat homogen.
ZFITRAH tidak saling berhubungan ini bisa Dari  hasil  uji  white  diatas  hasil
terlihat dari sisi pembayaran zakat, dimana probability  Obs*R-squared  sebesar
ZIS  bisa  dibayarkan  kapan  saja  dan  tidak 0.446902 > 0.05, Ho diterima artinya model
harus diikuti oleh zakat fitrah karena untuk tersebut tidak terdapat hetero-kedastisitas.
pembayaran  zakat  fitrah  hanya  dilakukan Data  antara  Kemiskinan  dengan  ZIS  dan
sekali  setahun  pada  saat  idul  fitri. ZFITRAH  menunjukan  fluktuasi  yang
Pembayaran  ZIS  tidak  berimplikasi  pada hampir sama dimana peningkatan ZIS dan
pembayaran  zakat  fitrah  karena  keduanya ZFITRAH  akan  berimpilikasi  pada  data
berbeda waktu penyerahannya. kemiskinan itu sendiri.

98
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

Tabel 3
Hasil Uji White

White Heterokedasticity Test : 
F-statistic  1.000000  -0.756345  -0.491125 
Obs*R-squared  -0.756345  1.000000  0.623953 

Uji Autokorelasi Regresi Linier Berganda


Autokorelasi  menunjukan  bahwa  ada Koefisien determinasi (Uji R²)
korelasi antara error dengan error periode Hasil  R2  sebesar  0.572661  me-
sebelumnya dimana pada asumsi klasik ini nunjukkan  bahwa  perilaku  dari  variabel
tidak  boleh  terjadi.  Pendeteksian bebas  (ZIS  dan  Zakat  Fitrah)  mampu
autokorelasi  sangat  dianjurkan  jika  data mempengaruhi variabel Kemiskinan sebesar
yang  dipakai  adalah  data  time series 57,2661%  sisanya  sebesar  42,7339%
sedangkan  untuk  data  cross section  tidak dipengaruhi  oleh  variabel  lain  yang  tidak
terlalu diperlukan. dimasukkan dalam model penelitian ini.
Dari hasil uji LM diatas hasil probability
Obs*R-squared  sebesar  0.149273  >  0.05, Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Ho  diterima  artinya  model  tersebut  tidak Hipotesa 1 Pengaruh ZIS (Zakat, Infak,
terdapat  autokorelasi.  Data  variabel Sedekah) terhadap Penurunan Kemiskinan
kemiskinan  dan  ZIS  dan  ZFITRAH  tidak      Hipotesis pertama penelitian menduga
menunjukan data ketimpangan pembayaran bahwa  ZIS  (Zakat,  Infak,  Sedekah)
zakat tahun sebelum dan sesudahnya. berpengaruh negatif terhadap kemiskinan.

Tabel 4
Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM-Test)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

F-statistic  1.713959  Probability  0.222909 


Obs*R-squared  2.079667  Probability  0.49273 

99
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Hipotesis  pertama  secara  sistematis  dapat Berdasarkan hasil regresi tersebut bisa


dirumuskan sebagai berikut : dilihat bahwa penerimaan ZIS (Zakat,Infak,
Ho1: ZIS /kapita tidak mempunyai pengaruh Sedekah)  berpengaruh  signifikan  dalam
negatif terhadap penurunan proporsi menurunkan  proporsi  penduduk  miskin,
penduduk miskin di Indonesia namun pengaruhnya masih kecil. Kecilnya
pengaruh  tersebut  disebabkan  belum
Ha1  :  ZIS/  kapita  mempunyai  pengaruh
efisiennya pengumpulan dan pendistribusian
negatif terhadap penurunan proporsi
zakat.  Jika  dilihat  dari  sisi  pengumpulan
penduduk miskin di  Indonesia
zakat,  maka  diketahui  bahwa  masyarakat
belum percaya dan yakin terhadap badan/
Hasil  pengujian  menunjukan  bahwa
lembaga  zakat  yang  menjadi  pengelola
pengujian  terhadap  variabel  ZIS  (Zakat,
zakat.  Ketidakpercayaan  tersebut  lebih
Infak,  Sedekah)  berpengaruh  negatif  dan
disebabkan  oleh  ketidakterbukaan
signifikan terhadap kemiskinan, dengan nilai
(transparansi)  dana  yang  terhimpun  dan
probabilita  sebesar    0,0193/2=0,00965  <
yang  tersalurkan  kepada  mustahik.
0,05  dimana  pengaruh  ZIS  (Zakat,  Infak,
Masyarakat khawatir dana yang terhimpun
Sedekah)  terhadap  kemiskinan  sebesar  -
di  salah  gunakan  dan  tidak  distribusikan
2,725415, artinya apabila penerimaan ZIS
kepada  mustahik.  Kemudian  dalam  hal
(Zakat,  Infak,  Sedekah)  naik  sebesar  Rp1
informasi,  pemahaman  masya-rakat
per 1000 penduduk miskin maka proporsi
terhadap zakat masih terbatas.
penduduk  miskin  akan  turun  sebesar
2,725415 persen.

Tabel 5
Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM-Test)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Variabel  Coefficient  Std. Error  t-Statistic  Prob.  Keterangan 


C  42881921  2125119  20.17860  0.0000  Signifikan 
ZIS  -2.725415  0.978600  -2.785015  0.0193  Signifikan 
ZFITRAH  -0.042873  0.360696  -0.118862  0.9077  Tidak 
Signifikan 
Sumber : Lampiran 
 
Y = 42881921 – 2.725415 ZIS – 0.042873 ZFITRAH + e …. (1) 
Adjusted R – squared – 0.487193 (48,7193%) 

100
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

Keterbatasan tersebut karena kurangnya kurang  mampu  memenuhi  kebutuhan


sosialisasi  dari  badan/lembaga  pengelola terkecilnya. Selain itu hendaknya pemberian
zakat tersebut mengenai kewajiban, kadar modal tidak sebatas pada pemberian uang
dan  jenis  zakat  sehingga  perhatian atau barang konsumtif saja akan tetapi bisa
masyarakat  terhadap  zakat  masih  rendah. berupa  pemberian  alat-alat  untuk
Perhatian  yang  rendah  menyebabkan berproduksi,  mendirikan  usaha  dibawah
minimnya  dana  yang  akan  dibayarkan pengawasan  amil  zakat  kemudian  melatih
muzakki  kepada mustahik. Sedangkan jika sumber  daya  yang  bekerja  pada  usaha
di  lihat  dari  sisi  pendistribusian  zakat, tersebut.  Peran  serta  fakir  miskin  juga
masyarakat  pada  umumnya  lebih  memilih dilibatkan  pada  usaha  tersebut  sehingga
untuk  memberikan  secara  langsung  tanpa pengangguran bisa berkurang
melalui lembaga zakat sehingga zakat yang Hal ini sejalan dengan penelitian yang
tersalurkan  tidak  terdata.  Hal  ini dilakukan oleh Mariyanti (2011) bahwa ZIS
menyebabkan data yang terkumpul melalui (zakat, infak, sedekah) merupakan variabel
amil zakat menjadi kecil nilainya. Selain itu yang  berpengaruh  terhadap  penurunan
penyaluran  yang  tanpa    badan/lembaga kemiskinan,  jika  ZIS  meningkat  maka
menyebabkan  pendistribusian  kurang kemiskinan akan turun. Hal ini juga sesuai
merata dan kurang terkoordinasi sehingga dengan  anjuran  Islam  bahwa  ZIS  bukan
pengaruh zakat terhadap kemiskinan masih hanya  merupakan  instrumen  wajib  dalam
rendah. ekonomi,  terutama  juga  merupakan
Kemudian  sumberdaya  yang  dimiliki instrumen untuk mengatasi kemiskinan.
badan/lembaga  amil  zakat    yang  kurang
berkompeten  dalam  hal  pemahaman  dan Hipotesis 2
manajemen zakat sehingga pendistri-busian Pengaruh Zakat Fitrah terhadap
sering  terjadi  salah  sasaran.  Jika    dilihat Penurunan Kemiskinan
secara keseluruhan dalam hal ini dari segi          Hipotesis kedua penelitian menduga
ekonomi,  maka  zakat    memungkinkan bahwa  penerimaan  Zakat  Fitrah  ber-
terjadinya pelipat gandaan harta masyarakat pengaruh  negatif  terhadap  penurunan
ini  bisa  terlihat  dari  dampak  zakat  dalam kemiskinan.  Hipotesis  kedua  secara
meningkatkan  sisi  permintaan  dan sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
penawaran  masyarakat  di  pasar  yang Ho2 :Zakat Fitrah/kapita tidak mempunyai
kemudian  berdampak  pada  pertumbuhan pengaruh negatif terhadap penurunan
ekonomi  dan  pada  gilirannya  akan proporsi  penduduk  miskin  di
mensejahterkan masyarakat. Bertambahnya Indonesia.
permintaan  dapat  terjadi  karena Ha2:  Zakat  Fitrah/kapita  mempunyai
perekonomian  membantu  golongan  yang pengaruh negatif terhadap penurunan

101
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

proporsi      penduduk  miskin  di 2,5kg - 3,5 kg/orang sesuai dengan takaran


Indonesia yang telah di tentukan sehingga sangat kecil
pengaruhnya terhadap penurunan proporsi
Hasil pengujian hipotesis menunjuk-kan
penduduk miskin.
bahwa  pengujian  terhadap  variabel  Zakat
Penelitian  ini sejalan dengan penelitian
Fitrah  (ZFITRAH)  tidak  mem-punyai
yang  dilakukan  oleh  Waidl  (2011)  yang
pengaruh  negatif  dan  tidak  signifikan
menyatakan  bahwa  Zakat  Fitrah  adalah
terhadap  Kemiskinan,  dengan  nilai
untuk konsumtif sesaat, terutama  faqir dan
probabilita  sebesar  0,9077/2=0,45385  >
miskin.  Zakat  Fitrah  masih  belum  bisa
0,05      dimana  pengaruh  Zakat  Fitrah
dikelola untuk kepentingan jangka panjang
terhadap  Kemiskinan  sebesar  0,042873,
mustahik,  seperti  membangun  sarana
artinya  apabila  Zakat  Fitrah  naik  sebesar
pelayanan  yang  memungkinkan  roda
Rp1  per  penduduk  miskin  maka  proporsi
ekonomi  orang  miskin  berjalan,  training
penduduk  miskin  akan  turun  sebesar
yang  mendukung  ketrampilan,  maupun
0,042873 persen.
memberi  modal  pancingan  untuk  usaha.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat
Lain  halnya  dengan  ZIS  (Zakat,  Infak,
bahwa  pengaruh  Zakat  Fitrah  terhadap
Sedekah)  yang  bisa  digunakan  untuk
penurunan kemiskinan sangat kecil dan tidak
produktif  diantaranya  untuk  kebutuhan
signifikan  jika  dibandingkan  dengan
modal usaha atau sekedar untuk memenuhi
pengaruh  ZIS  (Zakat,  Infak,  Sedekah)
kebutuhan sehari-hari.
terhadap  penurunan  kemiskinan.  Ini
disebabkan  karena  sifat  dari  zakat  fitrah Koefisien determinasi (Uji R²)
adalah  untuk  konsumtif  dan  hanya  sesaat Hasil  R2  sebesar  0.572661  menu-
(temporary)  dimana  zakat  fitrah  hanya  di njukkan bahwa perilaku dari variabel bebas
berikan sekali dalam setahun yakni pada saat (ZIS  dan  Zakat  Fitrah)  mampu
idul  fitri  saja.  Kemudian  barang  yang mempengaruhi variabel Kemiskinan sebesar
disalurkanpun  hanya  untuk  konsumsi  dan 57,2661%  sisanya  sebesar  42,7339%
tidak bisa dijadikan sebagai usaha produktif. dipengaruhi  oleh  variabel  lain  yang  tidak
Mustahik    hanya  menerima  beras  sebesar dimasukkan dalam model penelitian ini.

Tabel Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

F-statistic  Prob (F-statistic)  Kesimpulan 


6,700317  0.014252  Secara bersama-sama variable 
independen mempengaruhi 
variable dependen 

102
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) badan/lembaga  amil  zakat.  Selain  itu
Dari  tabel  diatas  dapat  dilihat  bahwa informasi  yang  dimiliki  masih  rendah
nilai  probabilita  dari    F-statistik  adalah mengenai  kewajiban,  kadar,  jenis  dan
0.014252  <  0.05  maka  Ha  diterima  dan pedoman pembayaran sebagai implikasi
signifikan secara statistik. Atau dengan kata dari kurangnya sosialisasi.
lain,  secara  bersama-sama  variabel 2. Penerimaan Zakat Fitrah
independen  (ZIS  dan  Zakat  Fitrah) Penerimaan  Zakat  Fitrah  dalam
mempengaruhi  variabel  dependen penelitian ini tidak mempunyai pengaruh
(Kemiskinan). yang  negatif  dan  tidak  signifikan
terhadap  proporsi  penduduk  miskin
periode  1998-2010,  hal  tersebut  tidak
SIMPULAN DAN IMPLIKASI sesuai  dengan  hipotesa,  yaitu  Zakat
KEBIJAKAN Fitrah  tidak  mempunyai  pengaruh
negatif dan signifikan terhadap proporsi
            Berdasarkan  hasil  analisa  dan penduduk  miskin.  Hal  ini  disebabkan
pembahasan  dalam  penelitian  ini  dapat oleh  sifat  dari  zakat  fitrah  untuk
diperoleh  kesimpulan sebagai berikut : konsumsi dan hanya sesaat (temporary)
dimana hanya dibayarkan setahun sekali
1. Penerimaan ZIS (Zakat, Infak, Sedekah)
serta  zakat yang  disalurkan jumlahnya
Pada  variabel  penerimaan  ZIS  (Zakat,
kecil yakni hanya  sebesar  2,5kg-3,5kg
Infak,  Sedekah)  dalam  penelitian  ini
beras  sehingga  pengaruhnya  ter-hadap
mempunyai pengaruh yang negatif dan
penurunan  kemiskinan  masih  rendah.
signifikan terhadap penurunan proporsi
Hal  ini  sesuai  dengan  penelitian  oleh
penduduk miskin di Indonesia periode
Waidl (2011) dimana zakat masih belum
1998  –  2010  meskipun  kecil,  hal  ini
bisa dikelola untuk kepentingan jangka
sesuai dengan hipotesa yaitu ZIS/kapita
panjang  mustahik  seperti  membangun
mempunyai  pengaruh  negatif  dan
sarana pelayanan yang memungkinkan
signifikan terhadap proporsi penduduk
roda ekonomi orang miskin berjalan.
miskin.  Kecilnya  pengaruh  tersebut
karena  peran  lembaga  zakat  kurang
Implikasi Manajerial
efisien  dalam  pengumpulan  dan
pendistri-busian  zakat,  dimana Diakhir penelitian ini ada beberapa saran
masyarakat  belum  percaya  dan  yakin yang  diharapkan  dapat  memberikan
terhadap  lembaga  amil  zakat  sehingga masukan dalam pengelolaan zakat dimasa
masyarakat  lebih  memilih  untuk mendatang, yaitu :
menyalurkan  zakat  secara  langsung 1. Jika melihat hasil penelitian dari variabel
kepada  mustahik  daripada  melalui ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) dimana hasil

103
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

yang  ditunjukan  signifikan  dalam c. Data yang dimiliki badan/lembaga amil


mengurangi  kemiskinan.  Hal  ini zakat mengenai jumlah penduduk miskin
tentunya  tidak  terlepas  dari  proses yang kurang akurat/tidak diperbaharui.
penghimpunan dan pendistribusian zakat Sehingga dalam proses pendistribusian
itu  sendiri.  Jika  dilihat  dari  sisi sering  terjadi  salah  sasaran.  Oleh
penghimpunan  dan  pendistribusian karenanya,  data  yang  dimiliki  oleh
setidaknya ada beberapa kendala yang badan/lembaga zakat perlu di perbaharui
menyebabkan  muzakki  masih  enggan secara  berkala  agar  tidak  terjadi  salah
untuk mendistribusikan kekayaannya :  sasaran dalam pendistribusian.
a. Kurangnya  kepercayaan  masyarakat d. Tidak  adanya  tindak  lanjut  atas  zakat
terhadap  badan/lembaga  amil  zakat yang  di  berikan.  Selama  ini  hanya
sehingga  masyarakat  cenderung  untuk bersifat  jangka  pendek  dimana  hanya
menyerahkan  secara  langsung  kepada sebatas  pada  pemberian  sejumlah
mustahik.  Hal  ini perlu diatasi dengan insentif  kepada  mustahik  tanpa
pembenahan  dari  segi  laporan  dana dilakukan  pembinaan  terhadap
zakat. Perlu adanya sebuah transparansi mustahik. Hal ini harus di atasi dengan
dalam menyajikan laporan keungan yang pembinaan, pendampingan, pengarahan
terhimpun dari muzakki. serta pelatihan terhadap mustahik baik
dari  segi  keterampilan  maupun
b. Kurangnya  informasi  yang  dimiliki
kemandirian  yang  pada  akhirnya  akan
masyarakat mengenai konsep fikih zakat
memiliki  usaha  sendiri  sehingga  tidak
yakni mengenai kewajiban, kadar, jenis
hanya bergantung pada dana zakat.
dan  pedoman  pembayaran  zakat.
e. Tidak adanya lembaga independen yang
Sehingga zakat masih dianggap hal yang
mengevaluasi dan mengawasi kegiatan
sepele  karena  pengetahuan  mereka
serta  kemajuan  badan/lembaga  amil
mengenai  hukum,  kewajiban  dan
zakat sehingga lembaga tersebut kalah
perhitungan  membayar  zakat  masih
kredibel  dengan  lembaga  lain.
sangat  minim.  Oleh  karena  itu  Badan/
Monitoring  dan  evaluasi  sangat  di
lembaga  amil  zakat  hendaknya
perlukan agar badan/lembaga amil zakat
melakukan  sosialisasi  secara
tidak  melakukan  penyelewangan  dana
menyuluruh.  Artinya sosialisasi bisa di
zakat yang dihimpun dari muzakki.
lakukan  di  seluruh  media  cetak  dan
f. Manajamen  yang  masih  bersifat
elektronik. Selama ini informasi tentang
tradisional  harus  di  ganti  dengan
kewajiban  zakat  hanya  sebatas  pada
manajemen  yang  efisien  sehingga
penyampaian  di  masjid-masjid  atau
pendistribusian  zakat  bisa  dilakukan
pengajian.
secara cepat dan tepat.

104
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

g. Peranan pemerintah sangat diperlukan. Dalam    penelitian  ini  zakat,  infak  dan


Dalam  hal  ini  kewajiban  untuk sedekah  di  hitung  secara  bersamaan.
membayar bisa di terapkan sama dengan Diharapkan  untuk  penelitian  selanjutnya
kewajiban  membayar  pajak.  Dimana dalam    menghitung  ZIS  (zakat,  infak
harus ada sanksi apabila ada mustahik dansedekah) bisa dilakukan secara terpisah
yang enggan membayar zakat. Selain itu agar  bisa  terlihat  variabel  mana  yang
juga bisa dilakukan melalui pemotongan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
gaji karyawan atau melalui mekanisme penurunan  kemiskinan.  Diharapkan
yang sama dengan pajak yakni ada wajib penelitian  selanjutnya  tidak  hanya
pajaknya.  Kemudian  perlu  adanya memfokuskan  pada  pengaruh  zakat
insentif  bagi  wajib  zakat  yang  juga terhadap  kemiskinan  akan  tetapi  pada
merupakan  wajib  pajak,  sehingga penyebab mengapa pengaruh zakat terhadap
keinginan masyarakat membayar zakat kemiskinan masih sangat kecil dalam hal ini
menjadi semakin baik. proses  pengumpulan  dan  pendistribusian
zakat, sebab jika dilihat dari potensinya yang
2.    Dalam  penelitian,  hasil    penerimaan
sangat  besar,  maka  perbaikan  manajemen
Zakat Fitrah tidak mempunyai pengaruh
dan distribusi perlu di teliti agar zakat yang
negatif  serta  tidak  signifikan  terhadap
disalurkan  tepat  sasaran.  Dan  bisa
Kemiskinan,  hal  tersebut  dikarenakan
menurunkan kemiskinan dimasa mendatang.
sifat  dari  zakat  fitrah  adalah  untuk
Untuk  penelitian  selanjutnya  juga
konsumtif dan hanya sesaat (temporary)
disarankan menggunakan  data  primer  dan
sehingga  pengaruhnya  masih  sedikit.
sekunder  agar  hasil  penelitian  yang
Penulis  melihat  ada  beberapa  kendala
diperoleh  lebih  akurat  dan  baik.
yang  perlu  di  benahi  dalam
Penambahan  variabel  diperlukan  untuk
pengumpulan dan pendistribusian zakat
melihat  dampak  zakat  secara  keseluruhan
fitrah: Sebaiknya  muzakki tidak mem-
dan tidak hanya melihat  dari dua variabel
berikan  zakat  fitrah  secara  langsung
yakni ZIS dan Zakat Fitrah saja, sebab zakat
kepada  mustahik  karena  akan
memiliki  beberapa  jenis  dan  pengukuran.
berdampak pada pemerataan distribusi
Dalam  penelitian  ini  hanya  meneliti  dari
zakat  fitrah.  Muzakki  hendaknya
tahun  1998-2010,  diharapkan  untuk
memberikan zakat fitrah secara langsung
penelitian  selanjutnya  untuk  menambah
kepada  pengelola  zakat  agar  seluruh
jumlah periodenya karena belum mewakili
mustahik  bisa  menerima  zakat  fitrah
dampak zakat terhadap kemiskinan secara
yang  disalurkan  oleh  muzakki  melalui
kolektif.
badan/amil zakat.

105
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

DAFTAR PUSTAKA Dompet Dhuafa (2010) Peta Kemiskinan:


Data Mustahik, Muzakki dan
Al-Quran dan Al-Hadits. Potensi Pemberdayaan Indonesia.
Antara News.2010.Potensi Zakat Nasional Jakarta.
Rp 100 Triliun per Tahun http:// Fokkus Babinrohis Pusat,  Ringkasan
www.a n t a r an e ws . co m/ b e r i t a / Mengapa dan Bagaimana
281524190/potensi-zakat-nasional- Membayar Zakat, Jakarta, 2004.
rp100-triliun-per-tahun. Gujarati,  Damodar  (2006).  Ekonometrika
Badan  Pusat  Statistik.2008. Berita Resmi Dasar. Jakarta :Erlangga.
Statistik,  No.37/07/Th.XI,  1  Juli Hafidhudin,  Didin  (2008).  Zakat dalam
2008. Perekonomian Modern,  Gema
Badan  Pusat  Statistik.2011.  Berita Resmi Insani, Jakarta
Statistik,  No.45/07/Th.XIV,  1  Juli               .(2007). Agar Harta Berkah dan
2011. Bertambah, Gema Insani, Jakarta.
Bappenas.Pengembangan  Program Hartoyo,  Sri;  Purnamasari,  Nia  (2010).  “
Pengentasan Kemiskinan 2009 http:/ Pengentasan Kemiskinan Berbasis
/www.bappenas.go.id/node/116/ Zakat: Studi Kasus di Garut”, Jurnal
2437/pengembangan-program- Iqtishodia Juli 2010.
pengentasan-kemiskinan. Hatani. (2008). Metode Kuantitatif dalam
Bappenas,  BPS  –  Target pengentasan Bisnis, Kendari Unhalu 2008.
Kemiskinan MDG’s tercapai HTI.2009.  Syariat  Islam  Menyelesaikan
December 25th, 2007 in New Watch. Kemiskinan
Beik,  Irfan  Syauqi.  (2010).  “Peran Zakat  http://m.hizbut-tahrir.or.id/?p=2042
Mengentaskan Kemiskinan dan Journal  UII.  2009.  Pengaruh Pendaya
Kesenjangan”, Jurnal Iqtishodia Juli gunaan Zakat Produktif terhadap
2010. Pemberdayaan Mustahik pada LAZ
Departemen Agama,  Fiqh Zakat  (2010), Yayasan Solo Peduli Surakarta
Direktorat  Pemberdayaan  Zakat journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/view/
Direktorat  Jenderal  Bimbingan 163/128.
Masyarakat  Islam  Kementrian M. Ali  Hasan,  Zakat dan Infak, Jakarta,
Agama Republik Indonesia, Jakarta. Prenada Media Group, 2006.
             . Pedoman Zakat (2006), Direktorat Mariyanti,  Tatik  (2011).  Faktor Sosial
Pemberdayaan  Zakat  Direktorat Ekonomi Yang Mempengaruhi
Jenderal  Bimbingan  Masyarakat Penurunan Kemiskinan Di
Islam Kementrian Agama Republik Indonesia dalam Perspektif Islam,
Indonesia , Jakarta. Jakarta IEF Trisakti 2011.

106
Pengaruh Zis (Zakat, Infak, Sedekah) Dan Zakat Fitrah Terhadap Penurunan Kemiskinan Di Indonesia

Muhammad  Daud Ali,  Sistem Ekonomi http://www.setneg.go.id/.php?  option  =


Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI- com.content  &task  =  view  &  id=
Press, 2000. 4044 &Itemid=29.
Muhammad  Ridwan  (2005).  Manajemen Sholihin  (2010).  Model Pemberdayaan
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), cet Ekonomi Masyarakat Melalui
2. (Yogyakarta: UII Press), hlm. 189- Pengelolaan Zakat, Infaq dan
190. Shodaqah (ZIS) (Studi Pada Amil
Narullita, V.A.(2008). Analisa Faktor-faktor Zakat Kota Malang), UIN Maulana
yang Mempengaruhi Tingkat Malik Ibrahim Malang 2010.
Kemiskinan di Propinsi Jawa Sianto,  F.Y.(2010).  Analisis Faktor-faktor
Tengah Periode 1999-2005, Jakarta yang Mempengaruhi Kemiskinan di
Trisakti 2008. Kabupaten/ Kota Propinsi Jawa
Peraturan Dirjen Pajak No PER-33/PJ/2011 Barat, Jakarta Trisakti 2010.
Tentang  Badan/Lembaga  Yang Soekarni,  M;  Firmansyah;  Thoha,  M;
Dibentuk  atau  Disahkan  Oleh Erfanie, Sairi; Usman, Toerdin S dan
Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Saptia,  Yeni.  (2008).  Potensi dan
Penerima  Zakat  atau  Sumbangan Peran Zakat dalam Mengurangi
Keagamaan  yang  Sifatnya  Wajib Kemiskinan.
yang  Dapat  Dikurangkan  dari Sudrajat,  S.W.M.,  1998,  Mengenal
Penghasilan Bruto www.pajak.go.id Ekonometrik Pemula, Edisi Kedua,
Peraturan  Pemerintah  Nomor  60  Tahun CV. Armico, Bandung.
2010 tentang Zakat dan Sumbangan Sulekale,  DD.,  (2003).  Pemberdayaan
Keagamaan  yang  Sifatnya  Wajib Masyarakat Miskin di Era Otonomi
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat,
Bruto. www.pajak.go.id Artikel  Th.  II  No.  2, April  2003.
Qardhawi,  Yusuf  .(1987).  Hukum Zakat www.ekonomirakyat.org
(terjemah),    Litera  Antar  Nusa, Suma,  M.A  (2003).  Jaminan Perundang-
Jakarta. undangan Tentang Eksistensi
Sabiq, Syikh as- Sayyid  (2005). Panduan Lembaga Keuangan Syariah Di
Zakat Menurut Al-Quran dan As Indonesia, Jurnal al-Mawarid, Edisi
Sunnah(terjemah),  cet  2.  (Bogor: X.
Pustaka Ibnu Katsir). Syahatah, Husein. 2004. Akuntansi Zakat,
Setneg.  (2009).  Upaya  Pengurangan Panduan Praktis Penghitungan
Kemiskinan Zakat Kontemporer. Alih Bahasa A.
Syakur,  Lc.  Pustaka  Progressif.
Jakarta.

107
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Syofyan,  Syofriza  2005,  Modul


Ekonometrika. Trisakti.
Takidah,  E.  (2008).  Analisis Pengaruh
Kualitas Jasa Badan Amil Zakat
Nasional Pada Kepuasan dan
Kepercayaan Muzakki, Jurnal Eksis
Eksis  Volume  4  No.2  (April-Juni
2008) Edisi XI.
Taqiyuddin an-Nabhani, Nidzamul Iqtishadi
fil Islam,. Daarul Ummah. Cetakan
ke-4, 1990.
Waidl, Abdul.  (2011).  Islam dan Upaya
Mendorong Pro Poor Budget.  http:/
/jombang.nu.or.id/islam-dan-upaya-
mendorong-pro-poor-budget/
Wanita Mustanir. 2008. Apakah Infak Yang
Sebenarnya.
  http://www.wanitamustanir.com/2008/12/
apa-itu-infak.html.
Yusuf, Jhoni (2008). Pemikiran Muhammad
Yunus  Tentang  Pengentasan
Kemiskinan  dalam  Perspektif
Hukum  Islam,  Muhammadiyah
Surakarta 2008.

108

Das könnte Ihnen auch gefallen