Sie sind auf Seite 1von 15

TAHUN 16, NO.

3 OKTOBER 2008

MEDIA KOMUNIKASI
TEKNIK SIPIL
BMPTTSSI

PENGARUH PENAMBAHAN PLASTIK LDPE


(LOW DENSITY POLY ETHILEN) CARA BASAH DAN CARA
KERING TERHADAP KINERJA CAMPURAN BERASPAL

Tjitjik Wasiah Suroso1

Diterima 28 Maret 2008

ABSTRACT

To increase the characteristic of asphalt mixture, one of is to add plastik or in chemical


term called polymer into asphalt. Generally plastik is in pellet that is difficult for
mixture with asphalt For kind of this should be use additional equipment where not
available in all region or in Asphalt Mixing Plant Unit. Therefore, solution of that have
to look for method mixture polymer without additional equipment. There are two
kinds of mixing of polymer addition for increasing characteristic asphalt mixture. Is dry
process and wet process. Wet process can be performed by adding polymer into hot
asphalt then mixed uniformly. Mean while, dry process can conducted by adding
polymer into hot aggregate. The purpose of the research is to find out the
performance of asphalt mixture as resulted from polymer LDPE addition both in wet
and dry process at optimum asphalt content of asphalt pen 60 mixture from Marshall
Test and polymer content 3.5% weight of asphalt where is same with polymer content
from wet process. In a dry process, additional polymer to hot aggregate at mixing
temperature and mixed for 35 – 40 second. The research result in laboratory , showed
that dry process method increased The Stability Marshall characteristics, Dynamic
Stability and Resilient Modulus greater than characteristic of asphalt pen 60 mixture
but lower than wet process method. Economically Dry process method is cheaper
because of faster mixing time no additional mixer needed, easily handled compared to
wet process method.
Keywords: Asphalt, dry process, wet process, Optimum Asphalt content, polymer,
characteristic of asphalt mixture.

1
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Jalan Dan Jembatan
Balitbang Departemen Pekerjaan Umum
Jln.Jend A.H Nasution Km 9 No.264, Ujung Berung Bandung
Telp. 022.7802251- 53 ext .171/ Fax.022.7107296

208 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

ABSTRAK

Untuk menaikkan mutu campuran beraspal, salah satunya dengan menambahkan


plastik yang dalam istilah kimianya disebut polimer. Umumnya plastik berbentuk pelet
sehingga untuk mencampur dengan aspal diperlukan tambahan alat. Peralatan ini
tidak selalu tersedia disetiap kota atau Unit Pencampur Aspal. Oleh karena itu perlu
dicari solusinya yaitu bagaimana menambahkan polimer tanpa tambahan peralatan.
Penambahan polimer untuk menaikkan mutu campuran beraspal ada dua cara, yaitu
cara basah (wet process) dimana plastik ditambahkan ke dalam aspal panas dan
dicampur hingga homogen dan cara kering dimana plastik ditambahkan ke dalam
agregat panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh
kedua cara pencampuran plastik mutu rendah jenis LDPE terhadap kinerja campuran
beraspal pada kadar aspal optimum, yang sama dengan kadar aspal optimum hasil
pengujian Marshall aspal pen 60 sebagai pembanding (balnko), sedangkan kadar
plastik adalah 3,5% terhadap berat aspal yang diambil dari hasil pengujian variasi
kadar plastik terhadap mutu aspal yang telah dimodifikasi dengan plastik (cara basah).
Pada cara kering plastik dengan kadar sama dengan cara basah ditambahkan kedalam
agregat panas (pada temperatur campuran) dan diaduk selama 30-45 detik. Dari hasil
yang diperoleh di laboratorium menunjukkan cara kering menghasilkan karakteristik
Marshall, Stabilitas Dinamis dan Resilien Modulus lebih besar dari aspal pen 60, namun
lebih rendah dari cara basah. Dari segi ekonomi cara kering diperkirakan lebih murah
karena waktu pencampuran lebih cepat, tidak memerlukan alat pengaduk (mixer) dan
lebih mudah di handle dari pada cara basah.
Kata kunci : Aspal, cara kering, cara basah, Kadar aspal optimum, polimer, kinerja
campuran beraspal

LATAR BELAKANG terhadap repetisi beban berat dan


padat.
Dengan pertambahan penduduk
otomatis diikuti pertambahan akan Suatu cara meningkatkan titik lembek
sandang, pangan, dan papan yang aspal adalah dengan menambahkan
sudah tentu diikuti pertambahan lalu plastik yang pada penelitian ini
lintas baik jumlah maupun bebannya. menggunakan plastik mutu rendah jenis
Indonesia terletak di daerah tropis Low Density Polietilen (LDPE).
sehingga faktor temperatur juga Plastik mutu tinggi untuk bahan tambah
menjadi penyebab kerusakan dini, aspal tidak digunakan pada penelitian
untuk itu diperlukan aspal dengan mutu ini karena harganya cukup mahal dan
yang mempunyai titik lembek lebih bentuknya pelet sehingga pencampuran
tinggi agar ketahanan terhadap di AMP membutuhkan alat pengaduk
temperatur, stifness Modulus aspal dan (Mixer). Untuk itu dicari alternatif
campuran beraspal lebih besar dari pencampuran plastik ke dalam
pada aspal konvensional. Dengan campuran beraspal yaitu dengan cara
demikian perkerasan akan tahan menambahkan plastik ke dalam agregat

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 209


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

panas pada temperatur campuran serta terlihat pada rumus (1) dan rumus (2).
membandingkan dengan cara Hal ini akan menghasilkan perkerasan
pencampuran plastik kedalam aspal yang lebih tahan terhadap beban lebih
(cara basah). berat dan padat.

Dasar Teori Bahan untuk menaikkan titik lembek


aspal salah satunya dengan
Aspal sebagai bahan jalan pada memanfaatkan plastik mutu rendah
penelitian ini adalah residu pengilangan jenis polietilen yang tentu saja
minyak bumi. Dengan demikian sifat harganya cukup murah dan mudah
rheologinya sangat tergantung dari didapat. Plastik sudah lama digunakan
kondisi alam/geologi dimana minyak untuk menaikkan mutu aspal/
bumi ditambang serta cara campuran beraspal. Namun plastik
pemrosesannya sehingga kadang- mutu rendah belum banyak digunakan
kadang kurang sesuai dengan secara luas untuk itu pada penelitian ini
peruntukannya. Salah satu perkerasan digunakan plastik mutu rendah.
yang membutuhkan mutu/ karakteristik
Formula/rumus untuk menetukan
aspal yang lebih tinggi dari sifat aspal
Stifness Modulus Aspal Sb seperti pada
konvensional adalah pada lalu lintas
rumus 1.
berat dan padat.
Sb = 1,157x10-7xt-0,368x2,718-Prx(TL-T)5 ...(1)
Pertumbuhan lalu lintas menjadi lalu
lintas berat dan padat ini disebabkan Formula/ rumus untuk menetukan
karena pesatnya pertumbuhan Stifness Modulus campuran Sc seperti
penduduk yang diikuti peningkatan pada rumus 2.
n
akan kebutuhan pangan, papan dan  257,5  2,5VMA  …....…(2)
sandang yang mengakibatkan S mix  S b 1  
 n(VMA  3) 
perkerasan jalan rusak sebelum umur
pelayanan dilalui dimana saat ini ada Dengan :
beberapa ruas perkerasan jalan yang T = waktu pembebanan
ada sudah kurang dapat menampung Pr = Penetrasi Indek Aspal x 0,35
kapasitas/beban kendaraan yang lewat. TL = Titik lembek aspal
Selain itu faktor cuaca juga T = Temperatur perkerasan jalan
mempengaruhi aspal cepat menjadi dimana aspal digunakan.
lapuk akibat adanya oksidasi oleh sinar VMA = Rongga diantara agregat
matahari Sb = Stifness modulus aspal
Smix = Stifness modulus campuran
Untuk itu aspal perlu dimodifikasi, beraspal
dengan maksud untuk menaikkan titik n = 0,83 {log 4x104 / Sb }
lembek aspal sehingga penetrasi Indek
aspal naik dengan demikian aspal tidak Untuk menentukan ketahanan
mudah terpengaruh oleh perbedaan campuran beraspal terhadap deformasi
temperatur. Dengan naiknya Indek dan Stabilitas Dinamis di laboratorium
Penetrasi maka stifness modulus aspal digunakan alat Wheel Tracking Machine
akan naik yang pada akhirnya stifness dimana prinsip kerja alat ini yaitu
modulus campuran akan naik seperti contoh berupa tegel dilalui roda pada

210 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

temperatur tertentu dan waktu di AMP apabila tangki aspal akan


tertentu, diamati lendutan atau rutting digunakan untuk keperluan
yang terjadi. Untuk menghitung pencampuran aspal dengan aspal
stabilitas dinamis dan kecepatan konvensional, lebih mudah hanya
deformasi dilakukan perhitungan dengan memasukkan plastik dalam
dengan menggunakan rumus seperti di agregat panas, tanpa membutuh-
bawah ini: kan peralatan lain untuk
(t  t ) mencampur (mixer). Kekurangan
Stabilitas Dinamis  4 x 60 45 ......(3)
( D 60  D 45 ) cara ini adalah harus benar-benar
D  D45 ......(4) dapat dipertanggung jawabkan
Kecepa tan Deformasi  60 kehomogenan dan keseragaman
15 kadar plastik yang dimasukkan/
Dengan : dicampurkan.
t = waktu dalam detik
t60 = waktu enam puluh detik Hipotesa
t45 = waktu empat puluh lima detik
D = Deformasi pada t dalam mm Penambahan plastik baik cara basah
Stabilitas Dinamis dalam maupun cara kering diperkirakan
lintasan/mm menghasilkan karakteristik campuran
beraspal lebih baik dari aspal pen 60.
ada dua cara pencampuran plastik
untuk menaikkan kinerja campuran
beraspal yaitu cara basah dan cara METODOLOGI
kering.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium
­ Cara basah (wet process) yaitu
dengan menggunakan aspal konven-
suatu cara pencampuran dimana
sional (pen 60), plastik LDPE (Low
plastik dimasukkan kedalam aspal
Density Polietilen) mutu rendah dengan
panas dan diaduk dengan
cara basah dimana plastik dengan
kecepatan tinggi sampai homogen.
kadar 3%, 3,5% dan 4% terhadap
Cara ini membutuhkan tambahan
berat aspal dimasukkan kedalam aspal
dana cukup besar antara lain bahan
panas diaduk hingga homogen
bakar, mixer kecepatan tinggi
selanjutnya dilakukan pengujian sifat
sehingga aspal modifikasi yang
rheologi aspal, karakteristik Marshall
dihasilkan harganya cukup besar
campuran beraspal, Stabilitas Dinamis,
bedanya dibandingkan dengan
kecepatan Deformasi dan Resilien
aspal konvensional.
Modulus.
­ Cara kering (dry process) yaitu
suatu cara pencampuran dimana Cara kering dimana plastik dengan
plastik dimasukkan kedalam kadar sama dengan kadar plastik
agregat yang dipanaskan pada optimum cara basah pada setiap kadar
temperatur campuran, kemudian aspal, dimasukkan kedalam agregat
aspal panas ditambahkan. Cara ini panas dengan temperatur sama dengan
lebih murah dikatakan lebih murah temperatur campuran dan diaduk selam
karen tidak perlu ada aspal yang 30-45 detik. Selanjutnya dilakukan
harus dikeluarkan dari tangki aspal pengujian karakteristik campuran
beraspal

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 211


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

Teknik Pengambilan Data HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan–bahan yang digunakan adalah Hasil pengujian mutu bahan yang


aspal pen 60 produksi dalam negeri, digunakan, campuran basah dan
plastik (polietilen) mutu rendah, campuran cara kering sebagai berikut:
agregat ex Mesin Pemecah batu milik
PT. Hutama Karya. Pengujian mutu bahan dasar
Urutan pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Aspal dan agregat dilakukan Aspal yang digunakan untuk penelitian
pengujian mutu/karakteristik sesuai ini adalah aspal produksi dalam negeri
yang disyaratkan. yang memenuhi persyaratan sehingga
2) Gradasi Agregat yang digunakan layak digunakan.
adalah AC-WC gradasi yang lewat Agregat yang digunakan diambil dari
bawah Fuller. mesin pemecah batu milik PT. Hutama
3) Untuk mengetahui kestabilan mutu Karya yang memenuhi persyaratan.
aspal plus plastik yaitu dengan
pengujian penetrasi, titik lembek Komposisi Agregat yang sesuai gradasi
dan daktilitas variasi waktu SHRP yaitu gradasi yang tidak
penyimpanan. memotong daerah Fuller. Untuk
4) Penentuan temperatur pencam- percobaan ini digunakan gradasi yang
puran antara plastik dan aspal. lewat bawah daerah Fuller karena
5) Membuat campuran untuk menggunakan polimer dengan maksud
pengujian Marshall dengan cara mendapatkan gradasi yang agak kasar
pencampuran basah (PMA-WP) agar konstruksi lebih kuat.
yaitu aspal plus 3,5% plastik mutu Komposisi agregat :
rendah dan campuran plastik cara - Agregat kasar ; 20 %
kering (PMA-DP) yaitu plastik - Agregat sedang ; 30 %
dicampurkan kedalam agregat - Agregat halus ; 50 %
panas sambil diaduk pada kadar
aspal optimum (KAO) sesuai kadar Pengujian mutu aspal plus plastik
aspal optimum yang diperoleh dari (Penambahan plastik cara basah)
campuran cara basah.
6) Pengujian stabilitas dinamis, Pengujian mutu aspal plus plastik
kecepatan deformasi menggunakan meliputi pengaruh temperatur
alat WTM dan pengujian modulus campuran aspal plus plastik, pengaruh
resilien menggunakan alat UMATTA penambahan plastik terhadap penetrasi
pada kadar aspal optimum yang dan titik lembek aspal.
diperoleh dari pengujian Marshall.
Pengujian-pengujian tersebut sesuai
diagram alir pada Gambar 1.

212 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

Plastik poliethylen mutu


rendah
Aspal pen Agregat
60 rendah
3%, 3½%, 4%

Pencampuran plastik
Cara basah
Pencampuran
plastik cara
% plastik kering
optimum

Pengujian mutu
aspal

Pengujian
Marshall , cara
Pengujian Marshall, cara kering
basah

WTM & UMATTA

hasil

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Pengaruh temperatur temperatur berbeda untuk menentukan


pencampuran temperatur pencampuran tertera pada
Gambar 2.
Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pada temperatur berapa Dari hasil tersebut pada Gambar 2
pencampuran antara plastik dan aspal maka diambil kesimpulan bahwa
agar plastik bercampur sempurna pada pencampuran plastik kedalam aspal
temperatur yang tidak terlampau tinggi, dilakukan pada temperatur 180ºC
sehingga faktor biaya dapat diperkecil karena nilai penetrasi pada temperatur
tanpa mengurangi mutu yang 180ºC berbeda sangat kecil dengan
dihasilkan. Percobaan ini dilakukan nilai penetrasi pada temperature 200 ºC
pada temperatur 180ºC dan 200ºC. (4 poin), perbedaan nilai titik lembek
Hasil pengujian penambahan plastik aspal hanya berbeda 0,6ºC (<2ºC)
kedalam aspal (cara basah) dengan

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 213


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

dengan demikian faktor tambahan dari grafik tersebut terlihat bahwa


biaya bahan bakar dapat diperkecil. penambahan plastik kedalam aspal
meningkatkan titik lembek aspal yang
Pengaruh penambahan plastik
juga otomatis menurunkan nilai
mutu rendah jenis LDPE cara
penetrasi dengan demikian aspal tidak
basah terhadap nilai penetrasi dan
peka terhadap perubahan temperature/
titik lembek aspal
nilai penetrasi indek meningkat
Pengaruh penembahan plastik mutu sehingga stiffness modulus aspal akan
rendah dalam aspal pen 60 variasi meningkat yang pada akhirnya
kadar plastik mutu rendah (3%, 3,5% meningkatkan daya tahan perkerasan
dan 4%) terhadap nilai penetrasi dan terhadap deformasi.
titik lembek tertera pada Gambar 3,

160 140
140
120
100 85
nilai uji

80 57.7 57.1
54.5 55
60
40
20
0
pen TL dukt
Jenis pengujian, jenis contohji

A 180C B 220 C

Gambar 2. Pengaruh temperatur pencampuran plastik mutu rendah


jenis LDPE terhadap mutu aspal modifikasi

65
Penetrasi, titik lembek C

60

55

50

45

40
0 1 2 3 4 5
% polimer mutu rendah

pen TL

Gambar 3. Pengaruh penambahan polimer mutu rendah Jenis LDPE


kedalam aspal pen 60 terhadap penetrasi dan titik lembek aspal

214 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

Pengaruh waktu penyimpanan pencampuran cara kering. Hasil


pengujian tertera pada Tabel 1.
Untuk mengetahui bagaimana
kestabilan aspal plus plastik mutu ­ Stabilitas Marshall aspal plus plastik
rendah terhadap waktu penyimpanan mutu rendah jenis LDPE lebih tinggi
dilakukan pengujian mutu aspal plus (22,5%) dari pada stabilitas
plastik mutu rendah variasi waktu campuran aspal pen 60 dengan
penyimpanan antara lain penetrasi, titik demikian campuran beraspal plus
lembek dan daktilitas. Hasil pengujian plastik mutu rendah akan lebih
seperti tertera pada Gambar 4. Dari tahan terhadap beban lalu lintas
hasil tersebut terlihat bahwa aspal plus dibandingkan dengan campuran
plastik mutu rendah relative stabil beraspal dengan aspal pen 60.
karena perbedaan penetrasi aspal Namun apabila penamba-han
kurang dari 4 poin, titik lembek aspal plastik mutu rendah cara kering
per berbedaannya kurang dari 0,5ºC (DP) dibandingkan dengan cara
(<2ºC) serta nilai daktilitas masih diatas basah (WP), maka cara basah
100 cm (tetap 140 cm). mempunyai nilai stabilitas Marshall
yang lebih besar (4%). dari
Pengujian Marshall campuran kering. Hal ini
kemungkinan tidak seluruh plastik
Pengujian karakteristik Marshall tercampur sempurna dengan
dilakukan terhadap campuran beraspal campuran beraspal. Sehingga kadar
dengan aspal pen 60, aspal plus plastik plastik nya lebih kecil dari kadar
(cara pencampuran basah) dan plastik cara basah (WP).
campuran beraspal dengan polimer

150

100

50

0
o hr 1 mg 2 mg 3 mg
penetrasi 56 57.2 57.5 57.6
titik lembek 56.3 56.8 57 57.1
duktilitas 140 140 140 140

Gambar 4. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap nilai uji pen,


Titik Lembek dan daktilitas aspal

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 215


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

­ Rongga dalam campuran aspal plus ­ Rongga terisi aspal campuran


plastik mutu rendah jenis LDPE beraspal plus plastik mutu rendah
(cara basah 4,45%, Cara kering jenis LDPE (Gambar 6) lebih tinggi
4,67%) lebih rendah dari pada (3,3%) dari pada rongga terisi
rongga dalam campuran aspal pen aspal campuran aspal pen 60.
60 (4,90%) namun masih Dengan demikian campuran
memenuhi persyaratan VIM (3,9 – beraspal plus plastik mutu rendah
4,9%). Walaupun lebih kecil dari mempunyai tebal lapisan aspal
campuran beraspal pen 60 namun lebih besar dari tebal lapisan film
tidak akan terjadi sungkur karena aspal campuran dengan pen 60,
tidak kurang dari persyaratan yang berakibat rongga diantara
minimum. Dengan demikian agregat campuran beraspal plus
campuran beraspal plus plastik plastik mutu rendah lebih rendah
mutu rendah akan lebih tahan dari aspal pen 60 sehingga akan
terhadap oksidasi. Namun apabila lebih tahan terhadap oksidasi
penambahan plastik mutu rendah sehingga campuran beraspal akan
cara kering (PMA-DP) dibandingkan lebih awet karena akan lebih tahan
dengan cara basah (PMA-WP) terhadap oksidasi. Namun apabila
dengan persentase penambahan penambahan plastik mutu rendah
yang sama, maka cara basah cara kering (PMA-DP) dibandingkan
mempunyai nilai rongga dalam dengan cara basah (PMA-WP),
campuran yang lebih kecil dari maka cara basah mempunyai nilai
campuran kering. Hal ini rongga terisi aspal lebih tinggi
kemungkinan tidak seluruh plastik (1,2%) dari rongga terisi aspal cara
tercampur sempurna dengan kering dan rongga diantara
campuran beraspal. Sehingga kadar campuran yang lebih kecil dari
plastik nya lebih kecil dari kadar campuran kering.
plastik cara basah (PMA-WP).

Tabel 1. Hasil pengujian Marshall campuran beraspal cara kering (DP)


dan cara basah (WP)
Aspal pen
No Jenis pengujian PMA-DP PMA-WP Persyaratan
60
1 Kadar aspal optimum,% 5,75 5,8 5,70 -
2 Berat jenis,ton/m3 2,323 2,323 3,36 -
3 VMA, % 17,17 17,11 16,60 Min 15
4 VIM, % 4,90. 4,67 4,45. 3,9 – 4,9
5 VBF, % 71,31 72,86 73,36 Min 68
6 Stabilitas Marshall, kg 1007,03 1275,05 1290,9 Min 1000
7 Kelelehan, mm 4,01 4,16 4,11 Min 2
Hasil bagi
8 251,13 300,6 314,089 Min 300
Stabilitas/kelelehan (MQ)
9 Stabilitas sisa, % 94,35 94,75 95,25 Min 75
10 VIM PRD, % 3,0 3,27 3,09

216 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

1400
Stabilitas Marshall (kg) 1200
1000
800
600
400
200
0
Ac 60 PMA-DP PMA-WP
Jenis aspal

Gambar 5. Pengaruh cara pencampuran / penambahan plastik mutu rendah


Jenis LDPE terhadap nilai stabilitas Marshall.

5.1
5
Rongga dalam campuran (%)

4.9
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4
4.3
4.2
4.1
AC 60 PMA -DP PMA-WP
Jenis contoh aspal

Gambar 6. Pengaruh cara pencampuran / penambahan plastik mutu rendah


Jenis LDPE terhadap nilai rongga dalam campuran

Keterangan :
PMA –DP = Aspal polimer dengan PMA-WP = Aspal polimer dengan
pencampuran polimer/ pencampuran polimer/
plastik kedalam agregat plastik kedalam aspal (cara
panas (cara kering, dry basah, wet process)
process)

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 217


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

74

73.5
Rongga terisi aspal (%)

73

72.5

72

71.5

71

70.5

70
AC 60 PMA -DP PMA-WP
Je nis contoh as pal

Gambar 7. Pengaruh cara pencampuran / penambahan plastik mutu rendah jenis


LDPE terhadap nilai rongga terisi aspal (VFB)

17.3
17.2
Rongga diantara agregat (%)

17.1
17
16.9
16.8
16.7
16.6
16.5
16.4
16.3
AC 60 PMA -DP PMA-WP
Jenis contoh aspal

Gambar 8. Pengaruh cara pencampuran / penambahan plastik mutu rendah


jenis LDPE terhadap nilai rongga diantara agregat

Stabilitas Dinamis Dan Kecepatan Dinamis campuran beraspal plus plastik


Deformasi (Gambar 8 dan Gambar 9) baik cara
basah maupun cara kering lebih tinggi
Dari kedua pengujian Stabilitas Dinamis dari aspal pen 60, dengan demikian
dan Kecepatan Deformasi Stabilitas perkerasan diperkirakan akan lebih

218 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

tahan terhadap repitisi beban dan LDPE yang sama, modulus resiliennya
terhadap deformasi permanent, lebih baik dari aspal pen 60 dan lebih
sehingga perkerasan akan mempunyai tahan terhadap perubahan temperatur,
umur lebih lama dari campuran dengan dengan demikian campuran beraspal
aspal pen 60. Namun penambahan dengan penambahan plastik cara kering
plastik dengan cara basah dibandingkan maupun cara basah akan mempunyai
dengan cara kering sedikit lebih tinggi ketahanan terhadap perubahan tempe-
stabilitas dinamisnya dan kecepatan rature yang lebih baik dari campuran
deformasinya lebih rendah. Hal tersebut beraspal dengan aspal pen 60 dan lebih
diakibatkan kemungkinan sebagian kuat karena mempunyai modulus
plastik menempel kewadah pada saat resilien yang lebih baik dari aspal pen
mengaduk sehingga tidak semua plastik 60sehingga diharapkan campuran
yang ditambahkan bercampur dengan beraspal dengan penambahan plastik
agregat (pada jumlah penambahan akan mempunyai umur lebih lama.
plastik yang sama besarnya). Dengan Namun penambahan plastik dengan
demikian kadar plastik dalam campuran cara basah dibandingkan dengan cara
beraspal cara kering menjadi lebih kecil kering sedikit lebih tinggi modulus
dari kadar plastik dalam campuran kekakuannya. Hal tersebut diakibatkan
basah. kemungkinan sebagian plastik menem-
pel kewadah pada saat mengaduk
Modulus Resilien
sehingga tidak semua plastik yang
Modulus resilien campuran beraspal ditambahkan bercampur dengan agre-
dengan penambahan plastik baik cara gat. seperti terlihat dari hasil pengujian
kering maupun cara basah dengan seperti tertera pada Gambar 10.
kandungan plastik mutu rendah jenis

4500
Stabilitas dinamis lint/menit ,

4000
Staabilitas Marshall (kg)

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Pe n 60 PMA-DP PMA-WP
Je nis cam puran be ras pal

Stab.Dinam is Stab.Mars hall

Gambar 9. Pengaruh cara pencampuran/penambahan plastik mutu rendah


Jenis LDPE terhadap nilai stabilitasDinamis campuran beraspal.

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 219


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

0.014
0.012
Kecepatan deformasi,

0.01
mm/menit

0.008
0.006
0.004
0.002
0
Ac 60 PMA-DP PMA-WP
Jenis aspal

Gambar 10. Pengaruh cara pencampuran/penambahan plastik mutu rendah


LDPE terhadap nilai Kecepatan deformasi campuran beraspal.

5000
Modulus kekakuan MPa

4000

3000

2000

1000

0
Ac 60 PMA-DP PMA-WP
Jenis aspal

25C 35C 45C

Gambar 11. Pengaruh cara pencampuran / penambahan plastik mutu rendah jenis
LDPE terhadap nilai modulus resilien campuran beraspal.

Analisa Hasil dapat menaikkan stabilitas dinamis


campuran beraspal. Dari hasil
­ Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa pengujian dilaboratorium stiffnes
penambahan plastik mutu rendah modulus campuran dengan
jenis LDPE kedalam aspal penambahan plastik mutu rendah
menaikkan nilai titik lembek aspal lebih besar dari stabilitas dinamis
dan menurunkan nilai penetrasi campuran beraspal hanya dengan
aspal, dengan demikian penetrasi aspal pen 60.
indek aspal dapat naik sehingga ­ Dari pengujian pengaruh waktu
diperkirakan stiffnes modulus aspal penyimpanan terhadap nilai
akan naik yang pada akhirnya penetrasi dan titik lembek aspal

220 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


Tjitjik Wasiah Suroso
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE

plus plastik mutu rendah KESIMPULAN


(Gambar 4) perbedaan nilai uji
tidak terlalu besar sehingga dapat Dari hasil pengujian campuran beraspal
dikatakan aspal plus plastik mutu baik karakteristik Marshall (lebih tinggi
rendah relatif stabil terhadap waktu 22,5%), Stabilitas Dinamis (lebih tinggi
penyimpanan. 250%), kecepatan deformasi (24%
­ Dari pengujian pengaruh tem- lebih rendah), modulus resilien di
peratur pencampuran 180ºC dan laboratorium menunjukkan bahwa
200ºC (Gambar 2), terhadap nilai campuran aspal plus plastik mutu
penetrasi, titik lembek dan rendah jenis LDPE cara kering maupun
daktilitas. Nilai uji daktilitas pada cara basah lebih baik dari aspal
temperatur 200ºC (140 cm) lebih konvensional seperti ditunjukkan dari
tinggi dari nilai daktilitas pada nilai density, Stabilitas Marshall, MQ,
temperatur 180ºC (85cm), namun VFB lebih besar dari campuran beraspal
karena pada aspal plastik jenis dengan aspal konvensional.
plastomer persyaratan nilai uji Kecepatan Deformasi lebih kecil (35 %)
daktilitas adalah 50 cm sehingga dari campuran beraspal dengan aspal
untuk menghemat pemakaian pen 60 (aspal konvensional) untuk itu
bahan bakar serta waktu disarankan dapat dicoba pada
penghamparan maka pada peneli- perkerasan dengan lalu lintas padat dan
tian ini digunakan dan disarankan berat. Namun kinerja pencampuran
menggunakan temperatur pencam- cara basah lebih baik dari cara kering
puran maksimum 180ºC. Stabilitas duinamis campuran basah
­ Dari hasil percobaan laboratorium (lebih tinggi 7,1%), kecepatan
baik cara kering maupun cara deformasi campuran cara basah 20%
pencampuran basah mempunyai lebih rendah dari campuran cara basah
mutu dan karakteristik campuran al ini kemungkinan disebabkan pada
beraspal (Stabilitas Marshall, campuran secara basah plastik yang
Stabilitas Dinamis (Gambar 9), ditambahkan seluruhnya dapat
Kecepatan Deformasi (Gambar 10), bercampur dengan aspal. Hal ini
Modulus resilien (Gambar 11) lebih kemungkinan tidak seluruh plastik
baik dari campuran dengan aspal bercampur dengan agregat (sebagian
pen 60, sehingga diperkirakan umur menempel ke wadah tempat
pelayanan akan lebih baik dari pencampuran sehingga kadar plastik
campuran dengan aspal pen 60. yang ditambahkan pada cara kering
Namun dari seluruh pengujian cara lebih rendah dari cara basah).
basah lebih baik dari cara kering hal
ini disebabkan pencampuran plastik Keuntungan pencampuran plastik cara
kedalam aspal (cara basah) lebih kering diperkirakan mempunyai nilai
homogen sehingga seluruh plastik ekonomis lebih murah dari campuran
yang ditambahkan benar-benar basah karena tidak memerlukan
berfungsi menaikkan kinerja peralatan khusus (alat pengaduk)
campuran beraspal. seperti yang diperlukan apabila
menggunakan pencampuran cara
basah.

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 221


TAHUN 16, NO. 3 OKTOBER 2008

Tabel 5. Resume perbandingan kinerja campuran beraspal penambahan plastik


mutu rendah Jenis LDPE cara kering dan cara basah
Uraian Aspal pen 60 Cara kering Carabasah
Stabilitas Marshall, kg 1007,03 1275,05 1290,9
MQ 251,13 300,6 314,089
Stabilitas dinamis 1150 3500 4050
Kecepatan Deformasi 0,0133 0,012 0,010
Resilien Modulus pada 25ºC 3393,5 4007 4319,5
Pengaduk (Mixer) Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan dibutuhkan
Kebutuhan energi normal Lebih tinggi Lebih tinggi

DAFTAR PUSTAKA tions and method for preparation


thereof”, Toronto, Ontario M6S, Canada
Engineering and Spesification Division
AAS-200, (1994). “Polymer Modified Joanne Mc Entire, (2004). “Ricycle
Asphalt”: Engineering Brief No.51. Plastik materials and uses in road
Constraction”.
Fouad M Bayomy, Glem D Carraux,
(1993). “Modification of Hot Mix Asphalt Oliver J.W.H, (1999). “Proceeding
Concrete using an Ethylen Based National Workshop on Polimer Modified
Copolymer”. Binder”, Australian Road Research
Board, Victoria, Australia.
H.Fred Waller, (1993). “Used of Waste
materials in Hot mix Asphalt”, ASTM Tjitjik WS, (2003). “Laporan Penelitian
Publication, STP 1193. pengaruh penambahan plastik terhadap
mutu aspal”, Laporan Teknis Intern.
IRE, (1998). “Specification Section 6.3-
Hot Asphalt Mixture”, Institut of Road Tjitjik WS, (2004). “Meningkatkan mutu
Engineering, Bandung aspal dengan daur ulang plastik mutu
rendah”, Laporan penelitian th 2004.
John Kight, Rachel Johnson, (1994).
”Stabilised Bitumen–Polymer composi-

222 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Das könnte Ihnen auch gefallen