Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
04011281722068
Alpha 2017
Kelompok 6
Ovarium dilapisi oleh satu lapisan sel kuboid rendah atau gepeng yaitu
epitel germinal yang bersambungan dengan mesotelium peritoneum viscerale. Di
bawah epitel germinal adalah lapisan jaringan ikat padat irreguler yang disebut
tunika albuginea.
Ovarium memiliki korteks di tepi dan medula di tengah, tempat
ditemukannya banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Selain folikel,
korteks mengandung fibrosit dengan serat kolagen dan retikular. Medula adalah
jaringan ikat padat tidak teratur yang bersambungan dengan mesovarium,
ligamentum yang menggantungkan ovarium. Pembuluh darah besar di medula
mendistribusikan darah melalui pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar
di seluruh korteks ovarium. Mesovarium dilapisi oleh epitel germinal dan
mesotelium peritoneum.
Folikel ovarium yang paling besar adalah folikel matur. Folikel ini
memperlihatkan struktur sebagai berikut: antrum besar yang berisi likuor folikuli;
kumulus oofurus suatu bukit kecil tempat oosit primer berada; korona radiata
lapisan sel yang langsung melekat pada oosit primer; sel granulosa yang
mengelilingi antrum; lapisan dalam teka interna; dan lapisan luar teka eksterna.
Setelah ovulasi, folikel besar kolaps dan berubah menjadi organ endokrin
sementara, korpus luteum. Sel granulosa folikel berubah menjadi sel lutein
granulosa yang berwarna lebih muda, dan sel teka interna menjadi sel teka lutein
yang berwarna lebih gelap. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum mengalami regresi, degenerasi, dan akhirnya berubah menjadi jaringan
parut yang disebut korpus albikans.
Lamina propria mengandung jaringan ikat padat tidak teratur dengan serat
elastik yang meluas ke dalam tunika muskularis berupa serat interstisial. Jaringan
limfoid difus, nodulus limfoid, dan pembuluh darah kecil terdapat di lamina
propria.
1) labia
a) majora
strukturnya seperti kulit, terdapat banyak jaringan adipose, dan terdapat
kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Berfunsi untuk melindungi
introitus vagina dan meatus urethrae
b) minora
terdapat pembuluh darah, saarf dan glandula sebacea.
2) clitoris
dilapisi epitel squamous stratified dan terdiri dari banyak jaringan syaraf,
pembuluh darah dan jaringan erektil. Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan
dan bisa mengalami ereksi.
Segera setelah spermatozoa masuk ke oosit, sel telur merespons dalam tiga cara:
a) Reaksi korteks dan zona. Akibat pelepasan granula oosit korteks, yang
mengandung enzim lisosom, (1) membran oosit menjadi tidak dapat ditembus
oleh spermatozoa lainnya, dan (2) zona pelusida mengubah struktur dan
komposisinya untuk mencegah pengikatan dan penetrasi sperma. Reaksi ini
mencegah polispermi (penetrasi lebih dari satu spermatozoa ke dalam oosit).
Pembelahan
Sekitar 3 hari sesudah fertilisasi, sel-sel mudigah yang dipadatkan membelah lagi
membentuk morula 16 sel (murbei). Sel-sel bagian dalam morula membentuk massa
sel dalam (inner cell mass), dan sel-sel di sekelilingnya membentuk massa sel luar
(outer cell mass). Massa sel dalam menghasilkan jaringan mudigah yang
sebenarnya, dan massa sel luar membentuk trofoblas, yang kemudian berkembang
menjadi plasenta.
Pembentukan Blastokista
Saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai menembus zona pelusida
masuk ke dalam ruang interselular massa sel dalam. Secara bertahap, ruang
interselular menjadi konfluen, dan pada akhirnya, terbentuk sebuah rongga,
blastokel. Pada saat ini, mudigah disebut blastokista. Sel-sel massa sel dalam, yang
sekarang disebut embrioblas, berada di satu kutub, dan sel-sel massa sel luar, atau
trofoblas, memipih dan membentuk dinding epitel blastokista.
Zona pelusida telah menghilang, memungkinkan dimulainya implantasi. Pada
manusia, sel-sel trofoblastik di atas kutub embrioblas mulai menembus di antarasel-
sel epitel mukosa uterus sekitar hari keenam. Studi terbaru menunjukkan bahwa L-
selektin pada sel-sel trofoblas dan reseptor karbohidratnya di epitel uterus
memerantarai perlekatan awal blastokista pada uterus. Selektin adalah protein
pengikat karbohidrat yang terlibat di dalam interaksi antara leukosit dan sel-sel
endotel yang memungkinkan leukosit "tertangkap" dalam aliran darah. Mekanisme
serupa diduga terjadi untuk "penangkapan" blastokista dari rongga uterus oleh epitel
uterus. Sesudah penangkapan oleh selektin, perlekatan dan invasi selanjutnya oleh
trofoblas melibatkan integrin, diekspresikan oleh trofoblas dan molekul matriks
ekstraselular laminin dan fibronektin. Reseptor integrin untuk laminin mendorong
perlekatan, sementara reseptor untuk fibronektin merangsang migrasi. Molekul-
molekul ini juga berinteraksi di sepanjang jalur transduksi sinyal untuk mengatur
diferensiasi trofoblas, sehingga implantasi adalah hasil dari kerja sama trofoblas dan
endometrium. Oleh sebab itu, pada akhir minggu pertama perkembangan, zigot
manusia telah melalui tahapan morula dan blastokista dan telah memulai implantasi
di dalam mukosa uterus.
Keadaan uterus
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada pada fase sekretorik, selama fase ini
kelenjar dan arteri uterus bergelung-gelung dan jaringan menjadi 'tebal-basah'.
Akibatnya, dapat dikenali adanya tiga lapisan di endometrium: lapisan kompaktum
di bagian superfisial, lapisan spongiosum di bagian tengah, dan lapisan basale yang
tipis. Normalnya, blastokista manusia tertanam di dalam endometrium di sepanjang
dinding anterior atau posterior korpus uteri, tempat blastokista itu terbenam di antara
lubang-lubang kelenjar.
3. Anmal
2
a. Apa saja gejala dari kehamilan ? ( perubahan anatomi dan perubahan fisik )
HCG???? (terbentuk darimana plasenta ???)
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada pada fase sekretorik, selama
fase ini kelenjar dan arteri uterus bergelung-gelung dan jaringan menjadi 'tebal-
basah'. Akibatnya, dapat dikenali adanya tiga lapisan di endometrium: lapisan
kompaktum di bagian superfisial, lapisan spongiosum di bagian tengah, dan
lapisan basale yang tipis. Normalnya, blastokista manusia tertanam di dalam
endometrium di sepanjang dinding anterior atau posterior korpus uteri, tempat
blastokista itu terbenam di antara lubang-lubang kelenjar.
Selama 2 bulan pertama kehamilan, sinsitiotrofoblas juga menghasilkan
human chorionic gonadotropin (HCG), yang mempertahankan korpus luteum.
Hormon ini diekskresikan oleh ibu ke dalam urin, dan pada masa awal kehamilan,
keberadaannya digunakan sebagai penanda kehamilan
c. Hormone apa saja yang berubah pada saat kehamilan dan adakah pengaruhnya
pada kehamilan ektopik (jelaskan)?
Pada akhir bulan keempat, plasenta menghasilkan progesteron dalam
jumlah memadai untuk mempertahankan kehamilan jika korpus luteum
diangkat atau gagal berfungsi dengan baik. Kemungkinan besar, seluruh
hormon disintesis di dalam sinsitiotrofoblas.
Selain progesteron, plasenta menghasilkan lebih banyak hormone
estrogen, terutama estriol, hingga tepat sebelum akhir kehamilan, saat
kadar maksimumnya tercapai. Kadar estrogen yang tinggi ini merangsang
pertumbuhan uterus dan perkembangan kelenjar mamaria.
Selama 2 bulan pertama kehamilan, sinsitiotrofoblas juga menghasilkan
human chorionic gonadotropin (HCG), yang mempertahankan korpus
luteum. Hormon ini diekskresikan oleh ibu ke dalam urin, dan pada masa
awal kehamilan, keberadaannya digunakan sebagai penanda kehamilan.
Hormon lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah somatomamotropin
(dulu disebut laktogen plasenta). Hormon ini adalah substansi mirip
hormon pertumbuhan yang memprioritaskan glukosa darah ibu untuk janin
dan menyebabkan ibu agak menjadi diabetogenik. Hormon ini juga
mendorong perkembangan payudara untuk menghasilkan susu.
Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus saat orgasme dan
posterior selama melahirkan; merangsang kontraksi sel mioepitel kelenjar
mamma, membantu pengeluaran air susu.
Aktivin merangsang proliferasi sel granulosa
b) genitalia eksternal
vulva:
1) labia (majora dan minora)
2) clitoris
4