Sie sind auf Seite 1von 19

ASUHAN KEPERAWATAN PEDIKULOSIS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : IWANFALEKS BU’ULOLO

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas Berkat dan
Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah saya.
Makalah yang membahas tentang “pedikulosis”, yang merupakan bagian dari pembahasan
Mata Kuliah Sistem Intergumen ini, saya harapkan dapat membantu kita semua untuk
memahami tentang pedikulosis.
Saya sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu saya mengharapkan maklum, kritik, serta saran dari teman-teman dan Dosen bidang
studi.
Akhir kata saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan saya
mengucapkan Terima Kasih.

Medan , Januari 2018

Penyusun
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang :................................................................................................
b. Tujuan penulisan :................................................................................................
c. Manfaat :................................................................................................
BAB II KONSEP DASAR
1. Pengertian :................................................................................................
2. Etiologi :................................................................................................
3. Patofisiologi :................................................................................................
4. Menifestasi klinis :................................................................................................
5. Pemeriksaan peninjauan:.............................................................................................
6. Penatalaksanaan :................................................................................................
7. Komplikasi :................................................................................................
BAB III
1. KASUS :................................................................................................
a. Pengkajian :................................................................................................
b. Riwayat kesehatan lalu:...............................................................................................
c. Riwayat kesehatan keluarga:........................................................................................
d. Riwayat kesehatan sekarang:.......................................................................................
2. diagnosa keperawatan :.................................................................................................
3. intervensi :...............................................................................................
4. implementasi :................................................................................................
5. evaluasi :................................................................................................
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan :............................................................................................................
b. Saran :............................................................................................................
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pedikulosis adalah penyakit infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
dengan pediculus (tergolong family pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini
juga menyerang binatang.
Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit
obligat pediculus humarus.

Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala
pedikulosis semakin bertambah berat.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui konsep dasar dan teori penyakit Pedikulosis.
Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Pedikulosis.

C. Manfaat
Agar lebih mengetahui tentang penyakit Pedikulosis.
Agar terhindar dari bahayanya penyakit Pedikulosis
Agar meningkatkan pengetahuan asuhan keperawatan Pedikulosis bagi perawat.
BAB II
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Pedikulosis adalah penyakit infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
dengan pediculus (tergolong family pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini
juga menyerang binatang. (Adhi Djuanda, 1998)
Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit
obligat pediculus humarus. (Arif Mansjoer, 2000)

a. Pedikulosis capitis
Infestasi kutu yang menyerang rambut di kepala
b. Pedikulosis carporis
Infestasi kutu pediculus humanus carporis pada badan
c. Pedikulosis pubis
Infestasi oleh phthirus pubis yang menyerang daerah genital

2. Etiologi Pedikulosis
a. Pedikulosis capitis
Etiologi dari Pedikulosis capitis adalah pediculus humanus var. capitis. Kutu ini mempunyai
2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan merah jika telah menghisap darah.
b. Pedikulosis carpotis
Etiologi dari Pedikulosis carporis adalah Pedialus humarus var. Carporis Pediculus humarus
var.carporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan betina berukuran panjang 1,2 – 4,2
mm dan lebar kira – kira ½ panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil
c. Pedikulosis Pubis
Etiologi dari Pedikulosis Pubis adalah Phthirus pubis. Kutu ini juga mempunyai 2 jenis
kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan. Panjangnya sama dengan lebarnya
yaitu 1 -2 mm.

3. Patofisiologi
P. Humarus var. capitis dan p. Humarus var.carporis adalah penyebab dari Infeksi kulit
parasitik pedikulosis. P. Humarus var.capitis dan P. Humarus var.carporis berkembang biak
sesuai dengan siklus hidup tuma yaitu telur, larva, nimpa dan akhirnya tumbuh dewasa. Pada
saat bertelur (nits) mereka akan berada disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut
manusia dan cara penularan mereka adalah melalui kontak langsung dan tidak langsung. Pada
masa siklus nimpa, mereka akan turun ke dasar rambut kemudian berkembang biak menjadi
dewasa dan mengeluarkan sekret yang dimasukkan ke dalam kulit sewaktu menghisap darah,
mengakibatkan timbulnya rasa gatal yang hebat dan adanya rasa panas dikulit kepala. Akibat
garukan tersebut maka akan timbul kelainan kulit lainnya seperti erosi, ekskotiasi dan infeksi
sekunder. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi diantaranya Pioderma (
infeksi kulit yang terbebtuk pus ) dan terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Pedikulosis Pubis disebabkan oleh phthirus pubis yang dalam siklus hidupnya
mengalami morfologi yaitu telur, larva, nimpa dan tumbuh menjadi kutu dewasa. Kutu
tersebut masuk melalui kulit / folikel rambut dan menghisap darah dengan mengeluarkan
saliva yang dapat mengubah bilirubin menjadi biliverdin. Hal tersebut menimbulkan makula
pada tubuh, paha, ketiak yang berwarna coklat kemerahan disebut juga makula scrulae
sehingga mengakibatkan rasa gatal yang hebat. Timbullah lesi yang diakibatkan dari garukan
dan adanya bercak hitam yang twerdapat pada celana dalam akibat krusta. Pada akhirnya
mengakibatkan infeksi sekunder dengan pembesaran KGB regional.
Cara penularan
a. Pedikulosis Capitis
Pada lingkungan yang padat, anak-anak, cara penularannya melalui benda perantara,
misalnya : sisir, bantal, kasur, topi, sikat rambut, wig, bantal dan sprei.
b. Pedikulosis Corpotis
Pada orang dewasa dengan hygiene yang buruk (jarang mandi/ganti pakaian), cara
penularannya dapat melalui pakaian maupun kontak langsung.
c. Pedikulosis Pubis
Pada orang dewasa, PMS serta mengenai jenggot dan kumis, pada anak-anak pada alis / bulu
mata. Cara penularannya umumnya kontak langsung, hubungan seks atau dengan benda
seperti pakaian, handuk dan sprei.

4. Manifestasi Klinis
a. Rasa gatal yang hebat terutama daerah oksiput, temporal dan pubis.
b. Rasa panas di sekitar kulit kepala
c. Pruritis
d. Eritema, iritasi dan infeksi sekunder akibat garukan.
e. Kulit kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.
f. Ditemukan kutu atau telur kutu.
g. Rambut akan bergumpal, berbau busuk akibat banyaknya pus dan krusta.
h. Pembesaran kelenjar getah bening regional.
i. Adanya kelainan di kulit berupa garis-garis bekas garukan dan bintik-bintik kemerahan
yang kecil dan khas.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis
Riwayat keluhan penderita, riwayat adanya penyakit yang sama pada keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
1. Ditemukan telur/kutu dengan pemeriksaan secara seksama terutama apabila dicari di
daerah oksiput dan temporal.
2. Telur berwarna abu-abu dan berkilat.
3. Adanya lesi akibat garukan dan kelainan kulit.
4. Pembesaran kelenjar getah bening regional.
c. Pemeriksaan mikroskop
1. Ditemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut.
2. Ditemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.

6. Penatalaksanaan
a. Pedikulosis Capitis
1. Pengobatan yang dianggap terbaik ialah malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk lasio atau
spray
Cara pemakaian : malam sebelum tidur cuci rambut dengan shampo
kemudian oleskan losio malathion dan tutup kepala dengan kain. Keesokan harinya cuci
rambut dengan shampo lalu disisir dengan serit. Pengobatan dapat diulang lagi seminggu
kemudian jika masih terdapat kutu atau telur kutu.

2. Pengobatan lain dan cukup efektif ialah krim gameksan 1%.


Cara pemakaian : setelah dioleskan dan didiamkan selama 12 jam, cuci
dan sisir rambut dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur,
seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat
25%, dipakai dengan cara yang sama.
3. Pada keadaan infeksi sekunder berat, sebaiknya rambut dicukur, diobati dengan antibiotik
sistemik dan topikal, preparat antipruritus, lalu disusul dengan obat di atas dalam bentuk
shampo.
4. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma
atau telurnya harus dicuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering
(dry cleaning) untuk mencegah infeksi silang.
5. Perabot, permadani dan karpet yang berbulu halus sering dibersihkan dengan alat vacum
cleaner.
6. Sisir dan sikat rambut juga harus didesinfeksi dengan shampo.
7. Semua anggota keluarga dan orang yang berhubungan erat dengan pasien harus diobati.

b. Pediculosis Corporis
1. Dengan menggunakan krim gamekson 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan
didiamkan 24 jam, setelah itu mandi, jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian.
2. Pengobatan lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubk malathion 2%.
3. Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu.
4. Jika terdapat infeksi sekunder, obati dengan antibiotik sistemik dan topikal.

c. Pediculosis Pubis
1. Harus dicari penyakit menular seksual lain yang mungkin menyertai pedikulosis pubis
sering diderita bersamaan dengan PMS lain, seperti gonorrhea, trikomoniasis, skabies,
kandidosis dan sifilis.
1. Pasangan seks atau anggota keluarga harus diperiksa jika perlu diobati.
2. Pakaian dalam, handuk dan sprei dicuci dengan air panas dan disetrika, atau jangan
dipakai sedikitnya selama 3 hari.
3. Shampo gameksan (Lindare) 1% yang dioleskan selama 4 menit kemudian dicuci.
4. Krim permithrin 1 % yang dioleskan selama 10 menit kemudian dicuci.
5. Salep mata oklusif pada tepi kelopak mata, 2 kali sehari selama 10 hari.
6. Salep mata fisostigmin 0,25%, 4 kali sehari selama 3 hari.
7. Sebaiknya rambut kelamin dicukur.
8. Setelah 1 minggu dilakukan evaluasi, bila masih ditemukan kutu atau telurnya pada
pangkal rambut, maka therapi harus diulang. Untuk rasa gatal yang menetap karena sensitasi,
dapat diberikan anti inflamasi ringan seperti krim hidrokortison 1%, 2 kali sehari.
Pendidikan kesehatan pada klien pedikulosis
9. Adanya penyuluhan dan penjelasan bahwa tuma dapat menjangkit setiap orang dan
keadaan ini menyebar dengan cepat dan terapinya harus segera dimulai.
10. Anjurkan kepada masyarakat untuk tidak memakai sisir, sikat rambut dan topi yang
sama.
11. Perlunya penyuluhan mengenai hygiene perorangan dan cara-cara pencegahan /
mengendalikan infestasi kutu.
12. Untuk pasien dan pasangan seksualnya, harus dilakukan pemeriksaan diagnostik terhadap
penyakit menular seksual.

7. Komplikasi
a. Pruritus yang hebat
b. Pioderma
c. Dermatitis
d. Pembesaran kelenjar getah bening.
BAB III
Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pedikulosis
a. Pengkajian
Identitas Klien:
Nama : Tn. B
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status : Belum menikah
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Suku Bangsa : Jawa
Tgl Masuk : 13 Desember 2017
Tgl Pengkajian : 13 Januari 2018
No. RM : 22055

Penanggung Jawab:
Nama : Ny. F
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Sleman, Yogyakarta
Hubungan : Ibu Kandung

b. Riwayat kesehatan lalu


1. Riwayat personal hygiene yang buruk
2. Sering berganti pakaian secara bersama-sama
3. Penyakit menular seksual : sifilis, gonorrhea.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, sehingga penularan
penyakit dapat terjadi.
2. Keluarga / pasangan yang menderita PMS
3. Hygiene anggota keluarga yang buruk.

d. Riwayat kesehatan sekarang


1. Integritas ego
Gejala : mungkin cemas, ketakutan dan khawatir, menarik diri.
Tanda : gelisah, pucat, kurang percaya diri
2. Nyeri dan kenyamanan
Tanda : gatal pada daerah temporal, occiput dan pubis
Rasa panas di kulit kepala, eritema, iritasi dan kulit kering, bersisik, adanya bekas garukan
dan bintik-bintik kemerahan.
Adanya lesi, krusta akibat garukan.
3. Keamanan
Keadaan pada kulit : adanya lesi, pus dan krusta, pembesaran kelenjar
getah bening.
Keadaan pada rambut : rambut bergumpal dan berbau busuk, infeksi
sekunder akibat garukan, ditemukannya kutu / telur kutu.
4. Interaksi sosial
Tanda : perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perasa-
an malu, dan minder.
5. Penyuluhan / pembelajaran
Tanda : - Ketidaktahuan / ketidakadekuatan mengenai penyebab,
proses penyakit dan pengobatan.
- Riwayat PMS seperti gonorrhea, trikomoniasis, scabies, kandidoasis.
- Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran
lendir.
b. Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
c. Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri.
d. Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer
e. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatan
b.d kurangnya informasi.
3. Intervensi
a. Dx. 1 Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai
pengeluaran lendir
Tujuan : setelah dilakukan intervensi, rasa nyeri klien berkurang
KH : - Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-1
- Klien tampak rileks
- Gatal (-)

Intervensi :
1) Kaji keluhan nyeri / gatal, lokasi, frekuensi, intensitas (skala) dan waktu
R/ dengan mengkaji keluhan nyeri / gatal dapat diperoleh data yang
dibutuhkan untuk intervensi selanjutnya.
2) Observasi petunjuk non verbal gatal, misal : menggaruk, ekspresi wajah.
R/ Rasa gatal merupakan petunjuk non verbal dapat membantu meng-
evaluasi rasa gatal dan keefektifan perawatan.
3) Ajarkan klien untuk melakukan tehnik mengurangi nyeri / gatal :
relaksasi dan distraksi, terutama bila keluhan gatal timbul.
R/ tehnik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi nyeri / gatal.
4) Berikan pendkes tentang efek menggaruk dengan benar daerah yang nyeri / gatal,
misalnya dengan menggaruk dengan ujung jari kuku dan garukan yang keras, melainkan
dengan permukaan kuku-kuku jari dan garukan perlahan.
R/ dengan adanya pendkes dapat mencgah terjadinya infeksi yang
lebih akut serta erosi.
5) Anjurkan pada klien untuk menggunakan sarung tangan kain lembut
R/ sarung tangan kain yang lembut dapat mengurangi iritasi akibat
garukan.
6) Bersihkan kutu / telur pada batang rambut menggunakan sisir yang rapat.
R/ mengurangi rasa gatal akibat gigitan kutu.
7) Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika perlu
R/ analgetik dapat mengurangi rasa nyeri.
8) Kolaborasi dalam pemberian obat antipruritus (anti gatal)
R/ anti pruritus dapat mengurangi rasa gatal.
b. Dx. 2 Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi, integritas kulit klien kembali
utuh.
KH : - Lesi (-) - Iritasi (-)
- Pruritus (-) - Erosi (-)
- Eritema (-) - kulit lembut dan elastis.

Intervensi :
1) Kaji keadaan kulit, warna, turgor kulit dan sirkulasi
R/ menentuan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya.
2) Anjurkan kepada klien untuk mempertahankan hygiene kulit, misal dengan mandi
menggunakan sabun antiseptik, kemudian mengeringkannya secara hati-hati dan
menggunakan lotion serta melakukan massase.
R/ mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat men-
jadi barier infeksi. Pembasuhan kulit kering sebagai ganti menggaruk menurunkan resiko
trauma dermal pada kulit yang kering / rapuh. Massase meningkatkan sirkulasi kulit dan
meningkatkan kenyamanan.
3) Anjurkan klin untuk menggunting kuku secara teratur
R/ kuku yang panjang / kasar meningkatkan resiko kerusakan dermal
akibat garukan.
4) Tutup luka dengan pembalut steril apabila lukanya besar lerosi, okskariasi dan infeksi
sekunder.
R/ dapat mengurangi kontaminasi bakteri dan meningkatkan proses
penyembuhan.
5) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan topikal / sistemik sesuai indikasi.
R/ oabt-obatan topikal dapat meningkatkan penyembuhan lesi dan
menghindari kontaminasi silang.
6) Kolaborasi dalam pemberian obat penghilangan kutu (pedytox, grimekson)
R/ pemberian obat menghilang kutu dapat mengurangi kerusakan
integritas kulit karena penyebab kerusakan integritas kulit berkurang / hilang.
7) Kolaborasi dalam pemberian bedak / lotion antiseptik
R/ bedak / lotion antiseptik dapat mengurangi kerusakan integritas
kulit.
c. Dx. 3 Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri
Tujuan : setelah dilakukan intervensi konsep diri klien kembali me-
ningkat
KH : - Percaya diri klien meningkat
- Menarik diri (-)
- Koping individu klien efektif
- Klien dapat berinteraksi sosial dengan baik.

Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya saat merawat klien
R/ dengan terbinanya hubungan saling percaya dapat memudahkan
intervensi selanjutnya.
2) Kaji perasaan yang dialami oleh klien tentang perubahan gambaran tubuhnya.
R/ mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap perubahan gam-
baran tubuhnya.
3) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya dengan pertanyaan terbuka
R / perasaan citra diri yang negatif dapat menunjukkan adanya keke-
cewaan akibat perubahan citra diri yang dialaminya dan membantu klien untuk menerima
masalahnya.
4) Upayakan lingkungan yang aman dan tenang
R/ lingkungan yang tenang dapat menurunkan kecemasan klien yang
berdampak pada konsep diri klien.
5) Jelaskan pada klien tentang perubahan yang terjadi pada dirinya.
R/ dengan adanya informasi yang adekuat dapat mengurangi keemasan
klien.
6) Anjurkan adanya keberadaan anggota keluarga atau orang terdekat di samping klien.
R/ berguna untuk memberikan dukungan kepada klien dan meningkat-
kan support sistem klien.
7) Berikan penguatan positif terhadap upaya-upaya yang dilakukan klien, beri sentuhan
dan kata-kata yang menyejukkan sebagai penguatan.
R/ meningkatkan percaya diri individu terhadap kemampuan sendiri
untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien.
d. Dx. 4 Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer
Tujuan : setelah melakukan intervensi, penyebaran infeksi tidak terjadi
KH : - Tanda-tanda infeksi (-) (tumot (-), rubor (-), kalor (-),
dolor (-), fungsiolaesa (-))
- TTV dalam batas normal : suhu 36,1-37oC
- Tidak adanya kutu maupun telur kutu pada klien.

Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa)
R/ menentukan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya
2) Anjurkan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang kontak
dengan pasien.
R/ mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi
3) Anjurkan klien untuk mencuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu 54oC atau
dicuci kering (dry cleaning) semua barang, pakaian, handuk, perangkat tempat tidur.
R/ mencegah kontaminasi silang, mencegah terpajan dari organisme
infeksius.
4) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan sisir, pakaian, bantal, handuk (alat tenun)
secara bergantian
R/ untuk mengurangi kontaminasi silang
5) Batasi pengunjung, jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu
R/ mencegah kontaminasi silang pada pengunjung masalah resiko
infeksi harus seimbang melawan kebutuhan pasien untuk dukungan keluarga dan sosialisasi.
6) Anjurkan kepada klien untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks
R/ gonta-ganti pasangan seks dapat menyebabkan infeksi silang karena
adanya kontak langsung
7) Anjurkan klien untuk mencukur atau mengikat rambut di sekitar area yang terdapat
kutu.
R/ rambut media yang baik untuk pertumbuhan kutu.
8) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan topikal (salep), shampo gameksan, krim.
R/ dapat mengurangi dan menghambat pertumbuhan kutu.
e. Dx. 5 Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur
pengobatan b.d kurangnya informasi
Tujuan : pengetahuan klien dan keluarga meningkat setelah dilakukan

Intervensi
KH : - Klien dan keluarga dapat memahami tentang proses
penyakit, perawatan dan pengobatan.
- Klien terlihat kooperatif dalam pengobatan /berpartisipasi
- Klien terlihat tidak bertanya-tanya lagi
- Klien melakukan tindakan benar dan dapat menjelaskan alasannya
- Klien melakukan perubahan pola hidup.

Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.
R/ mengetahui sejauh mana klien mengerti mengenai penyakitnya dan
prosedur pengobatan
2) Diskusikan tentang diagnosa penyakit dan cara perawatan berikutnya
R/ menambah pengetahuan klien mengenai penyakitnya
3) Diskusikan tentang pengobatan, nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya
R/ memberi struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani
proses penyakitnya.
4) Anjukan klien untuk mengekspresikan perasaannya
R/ mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap penyakitnya.
5) Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
R/ mengetahui sejauh mana tingkat pengetahun dan pemahaman klien
tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan.
6) Jelaskan pada klien mengenai proses penyakit dan cara pemakaian obat serta efek
samping yang ungkin timbul.
R/ memberikan informasi untuk membentuk klien dalam memahami
dan mengatasi situasi
7) Berikan pendkes mengenai proses penyakitnya, perawatan dan pengobatan, misalnya
meningkatkan personal hygiene.
R/ peningkatan pengetahuan pada klien dapat meminimalkan terjadi-
nya komplikasi.
8) Evaluasi klien dalam pemahaman klien mengenai proses penyakit, perawatan dan
prosedur pengobatannya.
R/ pemantauan sendiri meningkatkan pemahaman klien dalam peme-
liharaan kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi dan kondisi klien

5. Evaluasi
a. Rasa nyaman, nyeri dan gatal klien hilang / terkontrol
b. Integritas kulit klien utuh
c. Konsep diri klien adekuat
d. Penyebaran infeksi tidak terjadi
e. Pengetahuan klien bertambah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pedikulosis adalah Pedikulosis adalah penyakit infeksi kulit/rambut pada manusia
yang disebabkan dengan pediculus (tergolong family pediculidae). Selain menyerang
manusia, penyakit ini juga menyerang binatang.
Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit
obligat pediculus humarus.

Pada beberapa kelompok yaitu: bayi dibawah usia 28 hari dan orang dengan kekebalan tubuh
randah.
B. Saran
Saya sebagai penulis mengharapkan agar kita dapat mengetahui apa itu penyakit pedikulosis
dan cara pencegahannya.
Daftar Pustaka

Brunner dan suddarth 2002 buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8 jakarta EGC
Djuanda Adhi 1993 Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 3 Jakarta Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Mansjoer Arif 2000 kapita selekta kedokteran edisi 3, jilid 3 jakarta: media aesculapius

Das könnte Ihnen auch gefallen