Sie sind auf Seite 1von 6

ATAS NAMA

Biar ku jelaskan pada engkau


Tentang rasa ini
Tentang sakitnya hati
Tentang beratnya memikul beban pikiran

Andai ku tahu sejak pertama


Jika engkau memang bukan untukku
Jika engkau memang bukan bagian tulang rusuk ku
Dan jika engkau memang bukan belahan jiwaku
Tak akan aku sejauh ini rasa yang hinggap
Tak akan sedalam ini ku rasakan arti kehilangan

Di tiap hari
Teringat, terus teringat engkau
Walau sebatas mimpi
Walau sebatas rasa yang tak berwujud

Ku ingat ketika dulu saat masih berdua


Saat tak ada yang engkau kenal selain aku
Saat duduk bersama
Menikmati embusan angin malam
Menikmati sekotak Hok lo pan Akhiong
Sederhana memang, tapi akan tetap selalu terkenang

Karena,
Atas nama cinta
Atas nama kasih
Atas nama sayang
Atas nama rindu
Atas nama kau yang terpatri di hatiku
Semua mampu ku jalani hingga kini
Walaupun aku tak tahu sampai kapan
Dirimu akan tetap selalu di hatiku

Cepu, 2018
YANG AKU TAKUTI

Andai dapat ku tentukan


Ku ingin kau menjadi milikku
Tak penting seberapa jauh jarak terbentang
Kalau sudah ku putuskan
Pasti aku akan menjadi milikmu

Ku tak takut walaupun harus ku tunggu jawabanmu nanti


Entah esok, lusa, minggu depan, atau sampai kapan pun itu
Aku tak takut

Ku tak apa jika harus menanggung rindu ini


Walau harus terkurung di antara rasa ini
Ku tak akan takut
Aku hanya takut pada satu : Tuhan
Ku takut Tuhan tak menakdirkan kita tuk bersama

Cepu, 2018
TAK SAMA

Diriku memang tidak seperti Dilan


Yang pandai merayu
Yang pandai membuat engkau selalu tersenyum
Yang selalu mengingatkan kau untuk jangan begadang
Aku tidak seperti itu

Aku tak pandai menyusun kata


Aku tak pandai mengukir rasa
Aku tak pandai menanggung rindu
Aku tak pandai
Dan aku tidak seperti itu

Tapi,
Aku bisa menuntun mu
Aku bisa mengajari mu
Aku bisa selalu bersamamu
Membangun mahligai

Menuntun bukan berarti engkau buta


Mengajari bukan berarti engkau bodoh
Dan selalu bersamamu bukan berarti aku harus disampingmu
Tapi ku modalkan kau kepercayaan
Sebab kepercayaan jauh lebih utama

Cepu, 2018
TERIMA KASIH CINTA

Malam terus lenyap


Beriringan dengan dinginnya angin yang menghujam tubuh
Sunyi, sepi
Semua diam
Kucoba untuk tetap menutup mata
Mencoba melupakan semua problema diriku

Ku rasakan hatiku kini benar-benar hancur


Benar-benar ku rasakan diriku berubah
Tapi, jujur bukan aku yang mau semua ini
Siapa orang yang mau terbelenggu diantara rasa seperti ini?
Rasa sakit, rasa kesal, rasa murka
Terperangkap di antara rasa yang tak berujung

Tapi, aku harus bagaimana?


Hati ini tak cukup kuat memendam dahsyatnya kabar darimu
Hati ini tak cukup kuat melihat realita,
Bahwa kau bukan jodohku
Bahwa kau tak kan menjadi milikku

Tapi, kenapa?
Jika memang ingin seperti ini
Kenapa tak bilang sedari awal?
Jika ini skenario mu
Diriku bukan superhero, bukan robot
Hatiku bukan dari baja
Diriku lemah, begitupun hatiku

Walau begitu, tetap ku ucapkan terima kasih padamu


Terima kasih telah memberikanku kesempatan bagaimana merasakan cinta
Walau cinta yang ku terima tak seindah yang lainnya
Setidaknya aku bisa merasakan
Bagaimana rasanya duduk bersama
Bagaimana rasa khawatir datang jika engkau sakit
Bagaimana aku harus berpikir lelucon apalagi yang ingin diceritakan

Terima kasih banyak,


Terima kasih cinta

Cepu, 2018
KATA-AKU-DIRIMU

Bukan dengan kata ku gambarkan dirimu


Bukan. Bahkan lebih dari itu
Bukan dengan buaian ku lukis sayangku padamu
Bukan. Bahkan lebih dari itu

Tak peduli seberapa banyak kata tersedia


Seberapa pun yang ada
Bagiku, tak kan cukup melukiskan dirimu
Tak cukup, dan memang tak kan cukup

Bukan karena kau terlalu bagaimana-bagaimana


Aku hanya tak ingin memberikanmu tandingan walau dengan jabaran kata
sekalipun
Aku tak ingin itu
Karena ku tahu kau lah pemenangnya

Luasnya samudera
Lebih luas rasa ini kepada mu
Di tiap transisi waktu
Di tiap heningnya malam

Di tiap lirih ku
Di tiap riang ku
Ku ingin kita akan tetap bersama
Walau tak jarang kerikil masalah bermunculan
Ku ingin kita hadapi itu bersama
Demi satu kata
Hidup bahagia!

Cepu, 2018
BIODATA PENULIS

Assalamualaikum. Salam literasi untuk seluruh masyarakat


Indonesia. Saya Eza Yulianto Saputro, 17 tahun, seorang
mahasiswa. Saya pemuda Indonesia, jelasnya saya lahir
di Sungailiat-Bangka Belitung, 25 Juni 2000.

Saat ini, saya sedang kuliah di Politeknik Energi Mineral


Akamigas Cepu (PEM Akamigas) dan mengambil program studi
Teknik Instrumentasi Kilang dan Elektronika. Memang banyak yang
mengatakan sangat bertolak-belakang jurusan saya dengan hobi
saya yang ini : menulis. Tapi itulah sastra, tak bisa dipisahkan.

Hobi saya menulis dan mencari bahan-bahan yang bisa saya


lakukan riset. Saya sangat berharap walaupun jurusan saya berbeda. Semoga passion sains dalam
diri saya terus tumbuh dan tumbuh.

Sahabat dapat menghubungi saya melalui beberapa akun media sosial saya seperti, Instagram :
@eza_ys, Facebook ; Eza Yulianto Saputro, dan Email ; ezayulianto.saputro25@gmail.com.

Terima kasih, Salam literasi dari anak Bangka.

Wassalamuaikum.

Das könnte Ihnen auch gefallen