Sie sind auf Seite 1von 5

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN SAP 3


PERSEKUTUAN: LIKUIDASI

Oleh :
KELOMPOK 3

1. NI PUTU MITA ARDIYANTI (1607531007)


2. PUTU ADHISTY PRAJNA PUTRI (1607531030)
3. GRACIELLA IMANUELITA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2017/2018
Disosiasi, Pembubaran, Terminasi, dan Likuidasi Persekutuan
Pengunduran diri atau Disosiasi (dissociation)

Pengunduran diri atau disosiasi (dissociation) adalah konsep hokum


mengenai pengunduran diri sekutu karena

1. Sekutu meninggal
2. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri (misalnya pension)
3. Keputusan pengadilan meliputi; a) sekutu terlibat dalam tindakan yang
melanggar hokum yang secara signifikan berakibat negative bagi
persukutan, b) sekutu melanggar perjanjian persekutuan, c) sekutu
menjadi debitur dalam kebangkrutan, dan d) sekutu individual sudah
tidak mampu melaksanakan tugasnya berdasarkan perjanjian
persekutuan.

Pembubaran (Dissolution)

Pembubaran (dissolution) merupakan pengakhiran persekutuan. Pada saat


pembubaran, persekutuan memulai proses terminasi bisnis persekutuan.
Kejadian yang menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan
adalah:

1. Dalam persekutuan sewaktu-waktu, seorang sekutu dapat mengeluarkan


pemberitauan pengunduran dari persekutuan. Hanya dalam bentuk
pemahaman secara lisan di antara para sekutu dan tidak ada ketentuan
pasti atau tindakan spesifik yang diambil.
2. Pada persekutuan yang didirikan dengan batas waktu dan tujuan
tertentu, pembubaran dapat terjadi; a) seorang sekutu meninggal atau
mengundurkan diri karena melakukan kesalahan, paling tidak terdapat
setengah sekutu yang tinggal memutuskan menghentikan bisnis
persekutuan, b) ketika semua sekutu setuju untuk menghentikan
persekutuan atau c) ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah
terpenuhi atau selesai.
3. Suatu peristiwa yang merupakan pelanggaran hukum jika diterapkan
pada bagian penting suatu kemitraan bisnis.
4. Adanya keputusan pengadilan bahwa a) tujuan ekonomis persekutuan
tampaknya dapat tercapai, b) seorang sekutu terlibat dalam suatu
tindakan terkait dengan bisnis persekutuan yang membuat bisnis
persekutuan tidak mungkin dilanjutkan secara praktik atau c) ketika tidak
memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik
sejalan dengan perjanjian persekutuan.

Terminasi (Winding Up) dan Likuidasi (Liquidation)

Terminasi dan likuidasi dimulai setelah pembubaran persekutuan.


Persekutuan beroperasi untuk tujuan khusus yaitu penyelesaian proses
penghentian bisnis. Proses terminasi mencakup transaksi-tranksaksi yang
diperlukan untuk melikudiasi persekutuan.

Pinjaman dari sekutu. Liabilitas terhadap sekutu atas pinjaman yang


dilakukan kepada persekutuan memiliki status yang sama dengan liabilitas
persekutuan kepada kreditor pihak ketiga. Jadi tidak ada saling hapus antara
liabilitas dengan akun modal sekutu. Liabilitas persekutuan ke sekutu individual
ini harus dibayar selama proses terminasi persekutuan.

Defisit akun modal sekutu. Dalam proses likuidasi, tiap-tiap sekutu yang
memiliki akun modal defisit melakukan kontribusi kepada persekutuan untuk
memulihkan defisit modal tersebut.

Laporan Realisasi dan Likuidasi Persekutuan

Untuk mengarahkan dan meringkas proses likuidasi persekutuan,


sebuah laporan realisasi dan likuidasi persekutuan harus disiapkan atau sering
disebut dengan laporan likuidasi. Laporan likuidasi adalah dasar pembuatan
ayat jurnal untuk mencatat likuidasi.

Likuidasi Lumsum

Likuidasi lumsum (lump-sum liquidation) merupakan suatu proses


likuidasi di mana seluruh asset dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang
sangat pendek, kreditor dibayar, dan pembayaran tunggal secara lumsum
dilakukan kepada para sekutu atas kepentingan modalnya.

Realisasi Aset

Pada umumnya, sebuah perusahaan mengalami kerugian ketika menjual


assetnya. Persekutuan dapat melakukan penjualan “cuci gudang karena akan
tutup” di mana persediaan diturunkan nilainya sehingga mencapai di bawah
harga jual normal dengan maksud untuk mendorong penjualan dengan segera.

Beban Likuidasi

Proses likuidasi biasanya dimulai dengan menjadwalkan asset dan


liabilitas persekutuan yang telah diketahui. Sebagaimana umumnya terjadi
kreditor yang belum terjadwal akan diketahui selama proses likuidasi. Proses
likuidasi juga melibatkan beberapa beban seperti biaya hukum, dan akuntansi
tambahan. Persekutuan juga menanggung biaya pelepasan usaha, seperti
biaya iklan khusus dan biaya mencari agen penjualan peralatan yang khusus.
Beban ini dialokasikan kea kun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba
dan rugi.

LIKUIDASI BERTAHAP
Likuidasi bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum memerlukan
beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran secara
periodik, cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi.
Likuidasi bertahapa mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum
likuidasi aset sepenuhnya dilakukan. Berikut panduan yang dapat digunakan
untuk membantu akuntan dalam menentukan pembayaran bertahap yang aman
kepada para sekutu :

1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh


kewajiban dan beban likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan
atau telah dicadangkan seperlunya.
2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi
sebelum menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh
masing-masing sekutu :
a. Asumsikan bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan
dihapuskan sebagai kerugian, yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat
direalisasikan dari penghapusan aset.
b. Asumsikan bahwa defisit timbul pada akun modal para sekutu
akan didistribusikan kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa
defisit tersebut tidak akan dihapuskan oelh kontribusi modal
tambahan para sekutu.
c. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat
terjadi, maka sisa saldo kredit pada akun modal menunjukkan
distribusi aset dan kas yang aman yang dapat didistribusikan kepada
masing-masing sekutu dalam jumlah yang terkait.
Untuk menentukan pembayaran kas yang aman yang hendak dilakukan kepada
para sekutu, pihak akuntan harus membuat beberapa asumsi mengenai
likuidasi aset tersisa di masa depan. Sebelum melakukan distribusi kas kepada
para sekutu, akuntan menyusun skedul pembayaran aman kepada para
sekutu dengan menggunakan asumsi kasus terburuk.

Skedul ini dimulai dengan saldo modal dan pinjaman secara logika
menggunakan akun-akun modal yang berasal dari persamaan akuntansi : Aset
– Kewajiban = Saldo Modal Sekutu. Skedul pembayaran aman kepada para
sekutu ini mencakup seluruh informasi yang diperlukan agar para sekutu
mengetahui berapa besar kas yang akan diterima pada setiap tanggal distribusi
kas.

Asumsi kasus terburuk berupa kerugian total atas aset nonkas dan beban
likuidasi, menimbulkan total pembebanan yang harud didistribusikan terhadap
akun modal para sekutu. Jika asumsi ini menghasilkan perkiraan defisit dalam
akun modal salah satu sekutu, maka itu bukan defisit aktual yang harus ditutup.
Hal tersebut hanyalah hasil dari penerapan asumsi kasus terburuk.
.

Pertimbangan Tambahan

Inkorporasi Persekutuan

Seiring dengan persekutuan yang terus berkembang, maka para sekutu


dapat memutuskan untuk menginkorporasikan/meleburkan usaha untuk
memiliki akses pendanaan ekuitas tambahan, membatasi tanggung jawab
pribadi, mendapatkan keuntungan pajak tertentu, atau untuk mencapai tujuan
usaha lain yang lebih kuat. Pada inkorporasi, persekutuan dihentikan, serta
asset dan liabilitas direvaluasi dengan nilai pasarnya. Keuntungan atau
kerugian revaluasi dialokasikan ke akun modal para sekutu. Entitas bisnis
terpisah dari persekutuan harus menutup catatan akuntansinya dan perseroan,
sebagai entitas bisnis baru, harus membuka catatan akuntansi yang baru untuk
mencatat penerbitan modal saham kepada para sekutu sebelumnya.

Ikhtisar Konsep Penting

Proses terminasi dan likuidasi sebuah persekutuan sering kali


menimbulkan trauma bagi sekutunya. Terminasi dan likuidasi dapat dihindari
dengan menyusun perjanjian persekutuan secara hati-hati yang memungkinkan
kelanjutan usaha apabila sekutu baru diterima atau seorang sekutu berhenti.

Lampiran 16A Laporan Keuangan Pribadi Para Sekutu

Pada awal proses likuidasi, para sekutu biaanya meminta laporan keuangan
pribadi untuk menentukan kemampuan membayar utang (solvensi) dari
seorang sekutu. Pedoman untuk menyiapkan laporan keuangan pribadi
terdapat di Statement of Position 82-1, “Personal Financial Statement” SOP 82-
1:

 Laporan kondisi keuangan, atau laporan posisi keuangan pribadi yang


menyajikan asset dan liabilitas sekutu tersebut pada waktu tertentu.
 Laporan perubahan kekayaan bersih, atau laporan laba rugi pribadi,
yang menyajikan sumber utama perubahan kekayaan bersih sekutu
tersebut.

Das könnte Ihnen auch gefallen