Sie sind auf Seite 1von 11

STRATEGI KOMUNIKASI

Hulu-Kapuas Landscape

No. Tahapan
1.
Tujuan Komunikasi (analisa isu dan peran
komunikasi)
2. Target Audiens
a. Primer
b. Sekunder
3. Tantangan/Permasalahan

4.
Perubahan yang Diharapkan
a. Pola Pikir Saat Ini

b. Pola Pikir yang Diharapkan

5. Strategi

6. Pesan Utama
7. Dampak Positif dari Pesan

8. Mitra yang Dilibatkan


9. Metode/Alat Komunikasi untuk
Menyampaikan Pesan

10. Kegiatan Komunikasi

11 Indikator Pencapaian
11 Indikator Pencapaian
Deskripsi
masyarakat paham dalam prosedur, peran dan terlibatan dalam penyusunan rencana
pembangunan

masyarakat desa
Tim RPJMDes, Pemerintah Desa
a. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran, fungsi dan mekanisme
keterlibatan dalam penyusunan RPJMDes
b. Pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam penyusunan RPJMDes
hanya memenuhi persyaratan formal
c. Kapasitas teknis Tim RPJMDes dan Pemerintah Desa
partisipasi meningkat, Tim RPJMDes dan Pemerintah desa memahami prosedur,
mekanisme pelibatan masyarakat dalam penyusunan dokumen RPJMDes
a.1. persepsi masyarakat terhadap RPJMDes hanya sebatas dokumen formalitas
karena tidak dapat mengakomodir kebutuhan mereka
a.2. budaya Transparansi dan tata kelola pembangunan desa tidak perlu dijalankan
a.3. prosedur perencanaan terlalu berbelit-belit
b.1 Pemerintah Desa melibatkan masyarakat dalam setiap prosedur penyusunan
rencana pembangunan.
b.2 masyarakat diberi pemahaman dalam penyusunan rencana pembangunan desa

a. Sosialisasi tujuan perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan desa di tingkat


RT, Dusun dan Desa
b. Pendokumentasian alur proses penyusunan rencana pembangunan berbasis
partisipatif
RPJM menjadi jaminan pembangunan dan pelibatan masyarakat

a. Program pemberdayaan dan Pembinaan masyarakat menjadi bagian dari dokumen


RPJM
b. Masyarakat terlibat mulai dari musyawarah dusun dan desa
c. Tata kelola perencanaan dan pembangunan desa menjadi lebih baik
d. RPJMDes tidak menjadi alat politik kelompok elit di desa
Fasilitator Desa, BPMPD, USPIKA, Lembaga adat, LSM Lokal, SKPD
a. Brosur dan FactSheet Prosedur Penyusunan RPJM
b. Papan Informasi Desa
c. Pembuatan dokumentasi yang bersifat audio (radio) dan visual (video)
Deskripsi
a. Pengumpulan foto, narasi Brosur dan Fact Sheet
b. Pembuatan desain grafis untuk Brosur dan Fact Sheet
c. Paket Informasi dan Desain neonbox papan informasi desa
d. Pelatihan audio visual di 5 Desa
a. 200 factsheet dan 200 brosur tersebar
b. Paket informasi tersedia dan dapat di akses oleh masyarakat
c. Dokumen audio, visual dan cetak terkait proses perencanaan tersedia dan berada
di masyarakat, desa, pemerintah daerah, kecamatan dan lain-lain
challange

rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perencanaan pembangunan desa


potensi besar masih dikelola subsistensi, belum mempertimbangkan mutu dan kualitas produk
penyusunan rencana pembangunan belum partisipatif melibatkan masyarakat
keterbatasan jangkauan pemda dalam mentransfer penyusunan RPJMDes ke pemerintah desa

lemahnya kapasitas masyarakat dalam mengelola dan menggali potensi lokal

kearifan lokal belum menjadi basis perencanaan di tingkat desa


terjadinya tumpang tindih lembaga di satu lokasi yang belum terintegrasi

Waktu PIC Anggaran


minggu 3 September Libby Rp 5,000,000
minggu 3 September Lia Rp 10,000,000
september-oktober Hafiz, Arfan Rp 5,000,000
September Ismu, Jimmy bond Rp 32,000,000.00
kualitas produk

merintah desa pendampingan


STRATEGI KOMUNIKASI
Hulu-Kapuas Landscape

No. Tahapan
1.
Tujuan Komunikasi (analisa isu dan peran
komunikasi)
2. Target Audiens
a. Primer
b. Sekunder
3. Tantangan/Permasalahan

4. Perubahan yang Diharapkan


a. Pola Pikir Saat Ini

b. Pola Pikir yang Diharapkan

5. Strategi

6. Pesan Utama
7. Dampak Positif dari Pesan

8. Mitra yang Dilibatkan


9. Metode/Alat Komunikasi untuk
Menyampaikan Pesan

10. Kegiatan Komunikasi

11 Indikator Pencapaian
Deskripsi

Potensi yg ada terkelola sesuai dengan kebutuhan pasar dan berkelanjutan

Kelompok masyarakat (sentra kerajinan, sentra karet, sentra beras, kelompok ikan)
Desa, masyarakat umum, KPP
a. Kualitas produk yang belum memenuhi standar ICS dan pasar
b. Kurangnya jaringan pemasaran
c. Kurang maksimalnya peran internal kelompok
Produk yang memenuhi standar ICS dan pasar
a.1. Pemasaran produk masih di tingkat lokal dan mengandalkan pameran
a.2. Kualitas produk sudah baik menurut masyarakat (pengrajin, petani, dll)
a.3. Sulitnya akses informasi dan transportasi menjadi kendala
a.4. Asumsi masyarakat bahwa Kelompok merupakan milik orang-orang tertentu
b.1. Pemasaran produk hingga ke luar daerah dan negara
b.2. Kualitas produk harus dapat bersaing dengan produsen besar
b.3. Perlunya kontrak kerjasama dengan pihak swasta agar produk lebih diakui
b.4. Adanya mekanisme alur transportasi dari produsen ke konsumen
b.5. Kelompok dapat mengakomodir dan bisa mewakili semua kalangan
a. P
b.
meningkatnya ekonomi masyarakat dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi yang ada
di desa
a. masyarakat lebih mandiri secara ekonomi
b. Pengelolaan potensi lokal secara berkelanjutan
c. Inklusi sosial
Pemerintah Desa, LSM lokal, pihak swasta, SKPD
a. Brosur dan FactSheet produk
b. Media sosial (instagram, facebook, web, dsb)
c. Pembuatan dokumentasi yang bersifat audio (radio) dan visual (video)
Deskripsi
a. Pengumpulan foto, narasi Brosur dan Fact Sheet
b. Pembuatan desain grafis untuk Brosur dan Fact Sheet
c. Media sosial (instagram, facebook, web, dsb)
d. Pembuatan dokumentasi yang bersifat audio (radio) dan visual (video)
a. 200 factsheet dan 200 brosur tersebar
b. Paket informasi tersedia dan dapat di akses oleh masyarakat dan pasar
c. Dokumen audio, visual dan cetak terkait dengan produk dan kegiatan ICS tersedia di
kelompok, desa, dan pasar
challange

rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perencanaan pembangunan desa


potensi besar masih dikelola subsistensi, belum mempertimbangkan mutu dan kualitas produk
penyusunan rencana pembangunan belum partisipatif melibatkan masyarakat
keterbatasan jangkauan pemda dalam mentransfer penyusunan RPJMDes ke pemerintah desa
lemahnya kapasitas masyarakat dalam mengelola dan menggali potensi lokal
kearifan lokal belum menjadi basis perencanaan di tingkat desa
terjadinya tumpang tindih lembaga di satu lokasi yang belum terintegrasi
kualitas produk

merintah desa pendampingan

Das könnte Ihnen auch gefallen