Sie sind auf Seite 1von 6

KONSEP TERMOREGULASI

Definisi termoregulasi diartikan sebagai regulasi panas.Termoregulasi membutuhkan fungsi


normal dari proses produksipanas. Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme yang
merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh. Produksi panas adalah produk tambahan
metabolisme yang
utama. Bila metabolisme meningkat, panas tamabahan akan diproduksi. Ketika metabolisme
menurun, panas yang diproduksi lebih sedikit.

MEKANISME TERMOREGULASI
Organ Pengatur Suhu Tubuh. Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus,
Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hypothalamus terdiri
dari :
a. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan
panas
b. Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya
penyimpanan panas
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit –> Reseptor perifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –
> Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –>
kehilangan/pembentukan panas

SUMBER PANAS
1. Metabolisme
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh.
2. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5
kalinya.

PELEPASAN PANAS
1. Penguapan (evaporasi)
Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat,
melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi
disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible
water loss).
2. Radiasi
Permukaan tubuh : Bila suhu di sekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila di
sekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.
3. Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut
turut dari energi kinetik. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali
menyiram dengan air).
4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Biasanya ini kurang
berperan dalam pertukaran panas.
PENGATURAN SUHU TUBUH DALAM KEADAAN PANAS
1. Fisik
- Penambahan aliran darah permukaan tubuh
- Terjadi aliran darah maksimum pada anggota badan
- Perubahan (shift) dari venous return ke vena permukaan. Proses ini terutama efektif pada
keadaan temperatur kurang/dibawah 34 derajat Celcius.

2. Keringat

- Pada temperatur diatas 34°C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana
pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam
keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).

- Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodik memompa tetesan cairan
keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif.

FISIOLOGI TERKAIT DENGAN MEKANISME PENGATURAN SUHU


Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan
hilangnya
panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/POA) berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine
dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang
membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan
suhu tubuh ke arah normal.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERMOREGULASI

a. Usia
Kembali ke homeostasis ketika suhu tubuh kembali normal. Pada bayi, mekanisme kontrol suhu
masih imatur (Produksi panas meningkat seiring dengan pertumbuhhan bayi memasuki masa
anak-anak) . Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan.
Regulasi suhu tidak stabil sampai anak-anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun
secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu
tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Namun, rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 36° C.
lansia terutama sensitif terhadap suhu yang ekstrem karena kemuduran mekanisme kontrol,
terutama pada control vasomotor (kontrol vasokontriksi dan vasodilatasi), penurunan jaringan
subkutan atau dikenal dengan jaringan hypodermis ( Hipodermis adalah salah satu lapisan dari
bebarapa lapisan yang terdapat pada kulit. Hipodermis ini merupakan lapisan kulit lemak atau
jaringan ikat yang merupakan rumah dari kelenjar keringat dan lemak dan juga sel-sel kolagen),
serta penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.

b. Olahraga/aktivitas
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidat dan lemak. Hal
ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat
meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Aktivitas selain merangsang
peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 –
40,0 °C.

c. Jenis kelamin
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Hal
ini berkaitan dengan variasi hormonal pada siklus menstruasi dan masa subur dimana melibatkan
hormon progesteron.

d. Irama sirkadian
Suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Pola suhu tidak secara otomatis berubah pada
orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari.

e. Stress
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan. Peruban fisiologi tersebut yang kemudian akan meningkatkan tubuh.

f. Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap suhu tubuh seseorang. Hal ini berkaitan dengan regulasi suhu
tubuh melalui pelepasan panas sehingga suhu tubuh dapat meningkat atau menurun. Suhu tubuh
dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau
berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan
dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

g. Kerusakan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan
kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme
pengaturan suhu tubuh terganggu.

h. Kecepatan metabolisme basal (kebutuhan energi untuk mempertahankan kehidupan atau


energi yang mendukung proses dasar kehidupan)
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah
panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian
sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

i. Hormon pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

j. Hormon tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100%
diatas normal.
k. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-
15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi
suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesterone
pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal
(suhu terendah yang dicapai tubuh selama istirahat, dalam keadaan tidur).

l. Demam (peradangan)
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar
120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

m. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%.
Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk membuat
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal
cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup
baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang
lain.

Gangguan termoregulasi adalah terganggunya fungsi pengaturan suhu tubuh yang akan
mengakibatkan peningkatan atau penurunan suhu tubuh. Manifestasi dari gangguan suhu tubuh
dapat berupa hipertermi (demam) dan hipotermi.

Latihan ( Tempat Panas/Respon)


Toleransi terhadap panas meningkat dengan aklimatisasi (tubuhmerupakan suatu upaya
penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang
akan dimasukinya). Diperlukan cukup waktu untuk terjadinya hal ini bila seseorang harus
melakukan olahraga di tempat panas, setelah bermukim di tempat dingin. Proses ini
meningkatkan respons sirkulasi dan pengeringatan yang memfasilitasi pembuangan panas dan
memperkecil peningkatan suhu tubuh. Secara khusus, aklimatisasi dicirikan oleh meningkatnya
efisiensi mekanisme pengeringatan. Perbaikan kapasitas berkeringat dan kemampuan berkeringat
lebih awal adalah gejala umum, disertai dengan distribusi keringat yang lebih merata pada
permukaan .
Gejala dan Pertolongan Terhadap Cedera Panas
-Kejang panas (Heat cramps)
Kejang panas disebabkan oleh karena berkeringat banyak dan lama dan/atau asupan garam yang
tidak cukup. Kejang terjadi pada otot-otot yang aktif. Kejang dapat disembuhkan dengan istirahat
dalam lingkungan yang sejuk, mengganti cairan (yang mengandung garam),dan menambah-kan
garam dalam makanan.
-Pingsan panas (Heat syncope)
Vasodilatasi perifer yang menyertai suhu lingkungan yang tinggi, diikuti dengan penimbunan
darah di vena-vena, menyebabkan terjadinya gangguan pada sirkulasi. Hal ini dapat
menyebabkan syncope dan collapse, terutama pada usia lanjut dengan tonus vasomotor yang
jelek. Kondisi itu disertai dengan kelemahan, kelelahan dan hipotensi dan paling sering terjadi
segera setelah olahraga oleh karena terhentinya mekanisme pompa otot. Penyembuhan dilakukan
dengan membaringkan penderita di ruangan yang dingin, meninggikan kaki dan memberinya
minum setelah sadar.
-Kelelahan panas (Heat exhaustion) dan Kegawatan panas (Heat stroke)
Kelelahan panas dan kegawatan panas merupakan satu kontinum (kesinambungan) yang
disebabkan oleh karena keluar keringat yang banyak dan lama dalam lingkungan panas dengan
asupan cairan yang tidak adekuat atau tanpa waktu aklimatisasi yang cukup. Gejala-gejalanya
adalah pusing, sakit kepala, mual, nadi cepat, suhu tubuh meningkat dan gangguan koordinasi.
Penderita dapat menjadi tidak sadar yang merupakan tanda kegawatan panas yang berat. Tanda-
tanda awal kegawatan panas yang terjadi pada gerak jalan yang panjang adalah menurunnya
secara progresif kemampuan mengeluarkan keringat, disertai dengan bingung, delirium, collapse,
coma dan kulit yang kering dan panas. Tetapi Sutton et al. (1972) menjumpai terjadinya
kegawatan panas pada lari gembira untuk jangka pendek dengan suhu rectal 42-43°C, tanpa ada
dehidrasi yang jelas pada penderita yang kulitnya dingin dan lembab, sehigga mengacaukan
gambaran klinisnya (Gb 6.3). Pertolongan harus meliputi upaya segera menurunkan suhu tubuh.
Cara terbaik yaitu dengan memberi cairan intra vena dan kompres dingin.
-Stroke
Terjadi karena kegagalan sistem pengaturan suhu panas tubuh akibat terkena tekanan panas yang
berlebihan. Gejalan-gejalanya termasuk suhu tubuh yang tinggi, kulit kering dan panas, tidak
terkendali dan tidak adanya kesadaran. Serangan ini dapat fatal apabila tidak dirawat secara
tepat.
Dan pada saat melakukan aktivitas atau latihan pada suhu yang tinggi akan menyebabkan
kehilangan banyak cairan, oleh karena itu tubuh akan menjalankan beberapa mekanisme
fisiologis mengeluarkan panas untuk menstabilkan suhu inti tubuh, dengan tetap memperhatikan
dan menjalankan usaha-usaha untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar dengan membawa
serta mineral tubuh baik secara internal maupun dengan usaha eksternal.

Das könnte Ihnen auch gefallen