Sie sind auf Seite 1von 6

1

ANALISIS DAYA SAING KLASTER INDUSTRI MINYAK ATSIRI


BERBASIS KOMODITAS CENGKEH DI JAWA TIMUR DENGAN
PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
Rifatul Mufianah, Dr. Ir. Srigunani Partiwi, M.T
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: rifatulmufianah@hotmail.com ; srigunani@ie.its.ac.id

ABSTRAK – Industri Kecil dan Menengah memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian
Indonesia. Namun daya saing IKM Indonesia di pasar internasional tergolong rendah. Salah satu kegiatan
penguatan IKM adalah pengembangan klaster IKM, dimana salah satu komoditi yang sedang dikembangkan
adalah minyak atsiri. Dengan pengembangan klaster industri minyak atsiri diharapkan daya saing industri ini
dapat menguat. Penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap klaster industri minyak atsiri komoditas cengkeh di
Jawa Timur, dimana daya saing dipilih sebagai parameter analisisnya. Klaster industri bersifat macro level, less
detail, dan strategic level sehingga pendekatan penelitian yang digunakan adalah sistem dinamik. Dengan sistem
dinamik, akan dianalisis kebijakan-kebijakan yang diambil dalam klaster. Selain itu, tinjauan aspek makro-
ergonomi dalam sistem dinamik dapat digunakan untuk optimalisasi peran dan fungsi stakeholder klaster industri
serta pengembangan klaster industri secara partisipatoris.
Stakeholder yang terlibat dalam klaster industri minyak atsiri komoditas cengkeh di Jawa Timur adalah
pengumpul daun cengkeh, penyuling, pengepul, eksportir, lembaga-lembaga pemerintah, lembaga penelitian, dan
asosiasi terkait. Stakeholder- stakeholder tersebut berinteraksi secara horizontal maupun vertikal untuk
membentuk daya saing klaster industri. Faktor-faktor daya saing yang paling relevan, yaitu modal dasar, ukuran
perusahaan, diversifikasi, nilai keluaran, nilai tambah, biaya tenaga kerja, aset tetap, produktivitas, cakupan
ekspor, faktor intensitas, teknologi, nilai ekspor, pangsa di pasar dunia, keunggulan komparatif, dinamisasi
ekspor, struktur pasar impor dunia, dan struktur persaingan dunia. Melalui simulasi sistem dinamik, diketahui
bahwa nilai daya saing klaster industri tersebut adalah 4,117 pada tahun 2013 dan terus meningkat dari tahun ke
tahun hingga mencapai nilai 4,369 pada tahun 2025. Adanya peningkatan ini menunjukkan kemajuan positif pada
daya saing klaster industri minyak cengkeh. Untuk optimalisasi peningkatan daya saing klaster industri, skenario
kebijakan terbaik yang didapatkan adalah dengan meningkatkan kontribusi stakeholder dalam klaster industri.

KATA KUNCI : Daya Saing, IKM Minyak Atsiri, Klaster Industri, Makro Ergonomi, Sistem Dinamik

PENDAHULUAN dengan negara lain. Di sisi lain, Indonesia tercatat


memiliki nilai impor yang besar. Rendahnya kualitas dan
Industri kecil menengah merupakan jenis usaha yang kuantitas produksi minyak atsiri Indonesia menyebabkan
sangat berkembang pada tahun-tahun terakhir dan volume ekspornya rendah. Selain itu, ekspor minyak atsiri
memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia ke pasar internasional sebagian besar masih
Indonesia. Namun, walaupun IKM memiliki manfaat berupa produk setengah jadi, sehingga nilai ekspornya pun
penting dalam perekonomian, daya saing IKM di pasar rendah. Dari fakta-fakta mengenai kondisi pasar minyak
internasional tergolong rendah. Hal ini dikarenakan sifat atsiri yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa Indonesia
IKM itu sendiri yang merupakan industri informal, memiliki potensi yang luas dan terbuka lebar untuk
berskala kecil, dengan banyak pelaku bisnis dan aktivitas mengembangkan industri minyak atsiri [1]. Namun
yang menyebar, serta segala keterbatasannya dalam pengembangan industri minyak atsiri di Indonesia
mengakses teknologi dan sumber daya. Memperhatikan berjalan lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai
sifat-sifat IKM ini, dilakukan pengembangan klaster IKM permasalahan yang sebagian besar berasal dari lingkup
sebagai salah satu program untuk meningkatkan daya klaster industri minyak atsiri indonesia sendiri [2]. Oleh
saing IKM. Dan salah satu komoditas yang sedang karena itu, pendekatan klaster pada IKM Minyak Atsiri
dikembangkan adalah komoditi minyak atsiri. diharapkan dapat digunakan untuk men-trigger para
Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagai volatile pelaku industri di dalam klaster supaya dapat menunjang
oil, atau essential oil, adalah cairan pekat yang tidak larut terciptanya kerjasama yang sinergis antara satu sama lain.
air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal Dengan terciptanya kerjasama tersebut diharapkan kualitas
dari berbagai tanaman. Minyak atsiri digunakan secara dan kuantitas ekspor minyak atsiri dapat meningkat dan
luas pada parfum, kosmetik, perasa makanan dan daya saing IKM Minyak Atsiri Indonesia di pasar dunia
minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. juga meningkat.
Dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar Peningkatan daya saing klaster industri dapat
dunia, Indonesia dapat menghasilkan 40 jenis minyak diwujudkan apabila industri memiliki keunggulan
atsiri. Namun yang sudah memasuki pasar dunia hanya 13 kompetitif, dimana keunggulan kompetitif ini dapat
jenis. Data dari DITJEN IKM menunjukkan nilai ekspor diperoleh dari pengelolaan aktivitas yang efektif. Oleh
minyak atsiri Indonesia mengalami peningkatan dari tahun karena itu diperlukan analisis rantai nilai di level rantai
ke tahun, walaupun nilai ekspor Indonesia ini masih kalah produksi dan efektivitas fungsi dan peran stakeholder yang
2

adda di dalam kllaster. Klasterr industri berssifat macro leevel, ASIL DAN DISKUSI
HA
leess detail, dann strategic levvel. Di dalamm klaster induustri
terdapat kebijaakan-kebijakann serta faktorr-faktor eksterrnal Ideentifikasi Sisttem Klaster IIndustri
daan internal yaang dapat meempengaruhin nya. Oleh karrena Klaster in ndustri didefiinisikan sebaagai kumpulaan/
ituu, dalam mellakukan analissis klaster ind dustri diperluukan kellompok peru usahaan-perussahaan dan institusi yaang
seebuah pendekatan yang mampu mengakomoodir terkait dalam su uatu bidang ttertentu dan yang
y berdekattan
peerubahan-peruubahan yang ada a di dalam sistem.
s Salah ssatu seccara geografi fis [4]. Penggembangan klaster
k indusstri
peendekatan yang sesuai adalah pen ndekatan sisttem diy
yakini mampu u menciptakann manfaat eko onomi dan daaya
diinamik. Sisteem dinamik dapat melih hat karakteriistik saiing industri yaang berkelanjuutan.
um mpan balik suuatu sistem kllaster industrii. Dengan sisttem a. Sistem Sossioteknik
diinamik, akann disimulasikaan kebijakan n-kebijakan yyang Sistem sosioteknik terd rdiri dari em
mpat komponeen,
diiambil dalam klaster indusstri minyak attsiri Jawa Tim mur yaiitu subsistem m personil, subsistem teknik,
t struktur
seehingga dapatt diketahui variabel-variab
v bel yang palling orgganisasi, serta lingkungaan yang teerbagi menjaadi
mempengaruhi
m klaster induustri serta peeran stakehollder lingkungan inteernal dan linngkungan ek ksternal. Emppat
terhadap klaster. Di sisi lain,, peran dan fu ungsi stakehollder kom mponen tersebut saling berrkaitan dan mendukung
m anntar
dii dalam klasteer industri saangat menunjaang keberhasiilan sattu sama lain. Gambar 1. m menunjukkan hasil
h identifikasi
peengembangannnya. Makkro-ergonomii merupaakan sistem sosiotekn nik dalam kllaster industrri minyak atssiri
peendekatan soosioteknik yaang mempelaajari bagaim mana unttuk komoditass cengkeh di JJawa Timur.
mengoptimalka
m an organisasii dan desaiin sistem ke kerja
deengan mempeertimbangkan variabel man nusia, teknoloogi,
daan lingkungann serta interakksi diantara variabel
v tersebbut.
Tiinjauan aspekk makro-ergoonomi dalam sistem dinam mik
daapat digunakkan untuk opptimalisasi peeran dan funngsi
stakeholder klaaster industri serta pengem mbangan klaaster
ndustri secara ppartisipatoris..
in
Pada pennelitian ini, akan
a dilakukaan analisis ddaya
saaing klaster industri minnyak atsiri untuk u komodditas
ceengkeh di Jaawa Timur. Dengan D sisteem dinamik dan
tinnjauan aspekk makro-erggonomi, akan n disimulasiikan
keebijakan-kebijjakan yang diambil
d dalamm klaster induustri
seehingga dapatt diketahui variabel-variab
v bel yang palling
mempengaruhi
m klaster induustri serta peeran dan funngsi m Sosioteknik paada Klaster Industtri Minyak Atsiri
Gambar 1. Sistem
staakeholder terrhadap klasterr. Dari analisis klaster induustri Komoditas
K Cengkkeh di Jawa Timu ur
in
ni dapat dikeetahui pola peningkatan
p daya saing dan
Dari sistem sosiotekknik, dapat diidentifikkasi
crritical policy ppada industri minyak atsiri.
sta
akeholder-stakkeholder yangg memiliki perran dan fungsii di
dallam sistem, yaitu
y industri penyulingan dan pekerjannya
yanng melakukan n penyulingann sebagai proses pembentukkan
METODOLOG
M GI PENELIT
TIAN
nilai tambah mulai
m dari dauun cengkeh hingga menjaadi
minyak cengkeh h; pengumpull daun cengkeeh yang menjaadi
Tahap aw wal dalam pennelitian ini addalah melakuukan
pemmasok bahan n baku; pengeepul yang memasarkan
m d
dan
id
dentifikasi terhhadap sistem klaster indusstri minyak attsiri
meendistribusikann produk jadadi berupa minyak
m cengkkeh
ko omoditas cenngkeh di Jaw wa Timur. Daalam identifikkasi
keppada konsum men; eksporttir sebagai konsumen dari d
sistem ini diigunakan penndekatan sosioteknik unntuk
pro
oduk industri penyulingann yang juga berperan dalaam
mengidentifika
m si stakeholdeer yang berk kontribusi dallam
meenentukan dem mand minyak cengkeh; lem mbaga penelitiian
sistem dan dilakkukan pemetaaan stakeholdeer tersebut sessuai
yanng melakukaan pengembaangan-pengem mbangan terkkait
peerannya dalam m klaster. Tahhap identifikaasi ini dilakuukan
denngan metode dan teknologgi penyulingan n; asosiasi yaang
melalui
m observvasi secara laangsung, waw wancara, mauppun
meewadahi pemaangku kepentiingan dalam sistem
s sekaliggus
peenggalian refferensi dari data-data sekunder. Taahap
meelakuka pen ngembangan metode dan d teknoloogi
seelanjutnya adaalah melakukkan pemodelaan sistem klaaster
pennyulingan; lemmbaga pendannaan yang meendukung asppek
in
ndustri. Prosees pemodelann ini akan dimulai denngan
fin
nansial untuk berlangsungnnya kegiatan n dalam sisteem;
id
dentifikasi vaariabel dan penyusunan konseptuali sasi
pemmerintah sebaagai pembuatt kebijakan; serta masyarakkat
model
m yang terrdiri dari input – output diagram,
d bataasan
seb
bagai social control dalam m sistem. Peeran dan funggsi
model,
m causal lloop diagram, dan stock an nd flow diagra ram.
sta
akeholder ini saling terkait satu sama lain. Stakeholdeer-
Prroses ini dilakkukan melaluii penggalian reeferensi dan j uga
sta
akeholder terrsebut perlu dikembangkan dalam saatu
brrainstorming dengan paakar. Modell sistem aakan
kessatuan dalam m satu klas aster industrii yang saliing
diisimulasikan dengan softw ware Vensim.. Hasil simuulasi
meendukung.
akkan diuji veriffikasi dan valliditas dengan
n pengujian ppada
b.. Model Stakeholder Klaaster Industrii
sooftware yang digunakan daan juga uji staatistik. Kemuddian
Stakeholdeer yang terridentifikasi dalam sisteem
taahap yang teraakhir adalah peenyusunan desain dan evaluuasi
sossioteknik dapat dikelompookkan berdasaarkan fungsinnya
peerbaikan padaa sistem klaaster industri eksisting. P Pada
dann membentuk k suatu modell klaster induustri. Gambar 2.
deesain dan evaaluasi perbaikkan ini akan disusun
d beberrapa
dib
bawah ini meerupakan moddel stakeholdeer untuk klasster
skkenario yang kemudian disimulasikan
d kembali unntuk
ind
dustri minyak atsiri komodiitas cengkeh di
d Jawa Timurr.
diiamati pola peerubahan dayaa saing yang dihasilkan.
3

seh
hingga dapat memahami keeunggulan ko ompetitif denggan
baiik.
a. Diagnosis Aktivitas Raantai Nilai
Gambar 3. berikut ini m
menunjukkan aktivitas ranntai
nilai yang terjadi pada klaaster industrii minyak atssiri
kommoditas cengk
keh di Jawa TTimur.

Gambar 2. Modeel Klaster Industrii Minyak Atsiri Komoditas


K Cengkkeh

Klaster inndustri meruppakan kelomp pok yang terrdiri


daari beberapa industri terrkait baik secara horisonntal Gambar
G 3. Urutan Aktivitas Pada R
Rantai Nilai Klaster Industri Minyaak
Atsiri Komoditas Cenngkeh di Jawa Tiimur
maupun
m vertikkal dan instittusi pendukun ng lainnya yyang
saaling berinteraaksi untuk menciptakan
m nilai tambah bbaik Sesuai denngan konsep vvalue chain Porter,
P aktivitas
seecara individdu maupun bersama-sama
b a dalam ranngka ind
dustri dibagi menjadi
m dua akktivitas, yaitu aktivitas prim
mer
meningkatkan
m ddaya saing baaik ditingkat nasional
n mauppun dann aktivitas sek
kunder. Aktiviitas primer merupakan uruttan
gllobal [5]. K Konsep klasteer industri seecara horizonntal akttivitas mulaii dari pengaadaan bahan n baku hinggga
beertujuan meniingkatkan dayya saing indu ustri inti di suuatu disstribusi produuk sampai kee tangan kon nsumen. Uruttan
wilayah.
w Sedanngkan konsep klaster industtri secara vertiikal akttivitas primeer pada klasster industri minyak atssiri
addalah kelompook industri-inndustri dari hu ulu ke hilir yyang kom moditas ceng gkeh di Jaw wa Timur dittunjukkan paada
terbentuk kareena nilai tam mbah. Dalam klaster induustri gammbar 3. dan penjelasan
p maasing-masing aktivitas prim mer
minyak
m atsiri komoditas cengkeh dii Jawa Tim mur, dallam klaster diitunjukkan daalam Tabel 2. Selain aktivitas
huubungan yangg bersifat veertikal terdirii dari hubunngan priimer, terdapatt juga aktivitaas sekunder, yaitu aktivitaas-
anntara industrii penyulingaan minyak cengkehc sebaagai akttivitas yang mendukung aktivitas primer. Tabel 3.
in
ndustri inti deengan perkebuunan cengkeh h dan pengum mpul meenjelaskan rincian aktivittas sekunderr pada klasster
daaun cengkeh sebagai supplier bahan baaku serta denngan ind
dustri minyak atsiri komodiitas cengkeh di d Jawa Timurr.
peengepul dan eeksportir sebaagai distributor dan konsum men,
seedangkan hubbungan yang bersifat
b horizontal terdiri ddari Tabel
T 2. Aktivitass Primer pada Raantai Nilai Klasterr Industri Minyakk
huubungan antaara industri penyulingan n minyak attsiri Atsiri Komoditas Cenngkeh di Jawa Tiimur
No. Aktivitas Primer Keterangan
deengan industrii pendukung dan
d lembaga teerkait. 1. Inbound Logistics Pengumpul daunn cengkeh mengambiil daun cengkeh sebbagai
bahan baku darii pemilik perkebunan. Sistem yang digunaakan
c.
c Analisis S SWOT adalah sistem tebbas lahan, dimana pengumpul membayar keppada
Untuk meenggambarkann kondisi eksissting sistem seerta pemilik lahan unttuk mengambil daun ceengkeh di area perkebuunan
selama satu tahunn.
mengetahui
m kenndala dan kebbutuhan sistemm klaster induustri 2. Operations Proses penyulinggan daun cengkeh menjadim minyak cenggkeh.
Tahapan proses ppenyulingan terdiri daari penyiapan bahan bakub
minyak
m atsiri komoditas cengkeh dii Jawa Tim mur, daun cengkeh, penenyiapan ketel suling, penyulingan
p daun cenggkeh,
diiperlukan ideentifikasi koondisi internaal dan konndisi penyaringan hasill sulingan, dan packagiing minyak cengkeh.
3. Outbond Logistics Penyimpanan dann pendistribusian minyak cengkeh ke ekspoortir.
ekksternal dalamm sistem. Idenntifikasi ini dilakukan
d melaalui Kegiatan ini bisaa langsung dari penyuling ke eksportir atau dari
annalisis SWOT T (Strengths, Weaknessess, Opportunitties, penyuling ke penggepul kemudian ke ekssportir.
4. Marketing and
d Pada pengadaann bahan baku : iden ntifikasi kebutuhan daun
d
Thhreats). Tabell 1. berikut inni adalah hasiil analisis SWWOT Sales cengkeh, penjualaan daun cengkeh kepad da penyuling.
Pada pendistribuusian produk jadi : proses pemasaran untuk u
yaang diperoleh.. mendapatkan perjrjanjian kerja sama deengan eksportir untuk jual
beli minyak cenggkeh. Proses ini sang gat mengandalkan jarinngan
yang dimiliki olehh penyuling atau pengeepul.
Tabel 1. Analisis S
SWOT pada Klasster Industri Miny
yak Atsiri Komodditas 5. Services Servis yang diberrikan adalah pengirimaan minyak cengkeh sam mpai
Cengkeh di
d Jawa Timur ke gudang milik eeksportir.
Minyak atsiri
a untuk komoditas cengkeh Indonesia
menguasaai pangsa pasar di duniia
Streengths Terdapat perkebunan cengkeh yang y luas sebagai sumbber
Taabel 3. Aktivitas Sekunder pada R
Rantai Nilai Klaster Industri Minyaak
bahan bakku Atsiri Komoditas Cenngkeh di Jawa Tiimur
Terdapat potensi untuk memban ngun industri hilir No. Aktivitas Keterangan
Industri minyak
m atsiri merupakaan industri kecil yang Sekunder
dijalankaan dengan dana terbatass, sebagian besar belum m 1. Firm Status hukum IIKM, struktur organ nisasi pada IKM, sisstem
KONDISI
K Infrastructure pengendalian dann budaya organisasi yan
ng diterapkan pada IKM M.
memiliki badan usaha, dan kuraang mampu mengaksess bank
IN
NTERNAL
Teknologgi yang digunakan peny yuling belum terlalu m
maju, 2. Human Resource Perekrutan dan m manajemen pegawai attau pekerja IKM, traiining
sehingga kualitas dan kuantitas minyak cengkeh yang Management untuk pegawai ataau pekerja IKM.
Weaaknesses
dihasilkann tidak konsisten 3. Technology Pengembangan te teknologi dan sistem kerja untuk peningkkatan
Jaringan distribusi dari penyulin ng ke pengepul sampaii ke Development produktivitas peny
nyuling. Pada IKM Min nyak Atsiri, teknologi yang
y
eksportir belum terintegrasi den ngan baik dan masih paling berperan ad
adalah teknologi pada alat
a penyulingan.
menganddalkan kepercayaan seh hingga penyuling kecil yang 4. Procurement Pengadaan daun cengkeh sebagai bah han baku, serta perkaakas,
tidak mem miliki link sulit mendisstribusikan produk peralatan, dan baahan penunjang yang dibutuhkan untuk prroses
Konsumssi minyak atsiri masyarrakat Indonesia cukup bbesar. penyulingan.
Pemerintah memberikan dukung gan terhadap pengembbangan
industri minyak
m atsiri melalui prrogram pengembangann
klaster inndustri yang dirancang umtuk industri minyakk atsiri b.. Diagnosis Profit Margiin
Oppoortunities Lembagaa-lembaga penelitian daan juga perguruan tingggi
KONDISI
K memberikkan perhatian dalam peengembangan teknologgi Biaya dan nilai yang dihhasilkan padaa aktivitas dalaam
EK
KSTERNAL proses
Kemajuann teknologi informasi dapat d dimanfaatkan unntuk
ran
ntai nilai akan menentukan pprofit margin bagi industri..
membanggun jaringan yang terin ntegrasi antar pelaku kllaster
Kondisi demografi
d masyarakat di sekitar klaster indusstri,
Th
hreats terutama di sekitar industri inti, merupakan masyarakaat
pedesaann

Id
dentifikasi Raantai Nilai Kllaster Industri
Analisis raantai nilai meerupakan toolss yang digunaakan
un
ntuk menguji proses produuksi dan prosees pendukunggnya
4

meemiliki kepenttingan dalam kklaster industtri minyak atsiiri.


Parrameter daya saing industrii mengacu pada 23 parameeter
darri Kementerian Perinddustrian. Paarameter yaang
dig
gunakan sebag gai variabel addalah parametter yang relevvan
denngan klaster inndustri minyaak atsiri sesuai dengan tingkkat
keppentingan hassil penilaian ppakar yang kemudian
k diollah
Ketterangan : Profit margin yanng didapatkan untuk 1 kg minyak
m cengkeh
denngan mengg gunakan konnsep pareto chart. Dalaam
Gambar
G 4. Hasil D
Diagnosis Rantai Nilai dan Nilai Tambah
T pada Klasster penngolahan datta tersebut teerdapat 17 parameter
p yaang
Industri Minnyak Atsiri Komoditas Cengkeh di d Jawa Timur
terpilih, yaitu modal da dasar, ukuraan perusahaaan,
div
versifikasi, niilai keluaran, nilai tambah h, biaya tenaaga
Dari diagnnosis rantai nilai
n seperti yang
y ditunjukkkan
kerrja, aset tetap p, produktiviitas, cakupann ekspor, faktor
paada gambar 4., didapatkaan nilai profi fit margin unntuk
intensitas, tekno ologi, nilai ekkspor, pangsa di pasar dunnia,
keeseluruhan ranntai nilai padaa klaster industri minyak attsiri
keuunggulan kom mparatif, dinamamisasi eksporr, struktur passar
ko
omoditas cenngkeh di Jaw wa Timur adaalah sebesar Rp
imp por dunia, daan struktur ppersaingan du unia. Sedangkkan
91
1.010,42 untuuk satu kiloggram minyak cengkeh. Prrofit
unttuk aspek stakkeholder yangg memiliki kep pentingan dalaam
margin
m terbesarr didapatkan oleh penyulin ng, yaitu sebeesar
klaaster industri minyak aatsiri, identiifikasi variabbel
Rpp 63.010,42 uuntuk 1 kg minnyak cengkeh yang dihasilkkan.
did
dapatkan dari identifikasi siistem sosiotekknik pada klasster
Peengelolaan akktivitas primerr dan aktivitaas sekunder yyang
ind
dustri minyak k atsiri dan hasil brainsstoming denggan
baaik akan mengghasilkan proffit margin yan ng lebih optim
mal.
pakkar, terdiri dari
d kontribussi stakeholdeer dalam asppek
leg
galitas, manaajemen, finannsial, produk ksi, pemasaraan,
Konseptualisa
K si Pemodelann Sistem Dinaamik
SDDM, dan pengeembangan tekknologi.
Konseptuaalisasi model merupakan n pemetaan dan
c. Pembatasa an Model
peenyusunan gam mbaran awal untuk
u simulassi sistem dinammik
Pembatasan n model dilaakukan supay ya model yaang
yaang akan dibuuat
dib
buat tidak melebar
m dari sistem yang g diteliti, seerta
a.
a Diagram Input – Outp put
meemiliki cakupan analisis yaang lebih dan n komprehenssif.
Penyusunaan Diagram Innput – Outputt dilakukan unntuk
Pad da penelitian ini, dibatasi bahwa kondiisi ekonomi dan d
mengetahui
m deskripsi sistem
matis sistem input
i dan sisttem
infflasi, serta keb
bijakan perdagagangan luar negeri
n berada di
ouutput dalam sistem klaaster industrii minyak attsiri
luaar sistem.
koomoditas cenggkeh di Jawa Timur. Gamb bar 5. berikutt ini
d. Causal Loo op Diagram
ad
dalah diagram m input-outpuut dari sistem
m klaster induustri
Causal Lo oop Diagram m merupakan diagram yaang
minyak
m atsiri koomoditas cenggkeh di Jawa Timur.
T
dig
gunakan untu uk menggambbarkan interak ksi dan konssep
um
mpan balik anttar variabel daalam sistem. Dari
D causal looop
dia
agram yang disusun
d diperllihatkan bahw
wa tujuan utam ma
pemmodelan adallah untuk m mengetahui po ola peningkattan
dayya saing klaaster industrri minyak attsiri komoditas
cenngkeh di Jawaa Timur. causaal loop diagra am untuk klasster
ind
dustri minyak atsiri komodditas cengkeh di Jawa Tim mur
ditunjukkan pada Gambar 7. ddi bawah ini.

Gambar
G 5. Diagraam Input – Outpuut Pemodelan Sisttem Klaster Indusstri
Minyakk Atsiri Komoditaas Cengkeh di Jawwa Timur

Dalam diaagram input – output ini, variabel-variaabel


yaang ada akann diklasifikasikkan menjadi input terkenddali,
Gaambar 7. Causal Loop
L Diagram M
Model Utama Sistem Klaster Indusstri
in
nput tak terrkendali, outtput terkendali, output tak Minyak Atsiri Komoditass Cengkeh di Jaw
wa Timur
terkendali, dan lingkungan. Variabel
V inpu
ut akan masukk ke
daalam sistem klaster indusstri minyak atsiri komodditas e. Stock and Flow Diagram m
ceengkeh di Jaw
wa Timur dalaam rangka meeningkatkan ddaya Stock and flow
f diagram merupakan diagram
d simulasi
saaingnya yangg dapat dilihaat pada variaabel output ddari sistem yang meenunjukkan alliran materiall atau inform masi
sistem tersebuut. Pengelolaaan pada variabel input dan yanng terjadi di dalam sisteem. Pada pem modelan sisteem
ouutput akan dilakukan unntuk menghaasilkan outcoome klaaster industri minyak atsirii komoditas cengkeh
c di Jaw
wa
beerupa daya saiing industri. Timmur dalam penelitian ini, model utama adallah
b.
b Identifikaasi Variabel penningkatan daaya saing kllaster industrri seperti paada
Variabel yang diidentiifikasi dalam simulasi sisttem Gaambar 8. Mod del utama ini ddibagi menjad
di beberapa suub-
diinamik adalaah variabel-vaariabel yang terkait denngan moodel, yaitu su ub-model moddal dasar (Gaambar 9.), suub-
paarameter dayya saing inddustri dan sttakeholder yyang moodel produktiivitas (Gambbar 10.), sub b-model sumbber
5

daaya (Gambar 11.), serta suub-model dem


mand dan eksspor meenunjukkan kemajuan
k posiitif pada dayya saing klasster
(G
Gambar 12.). ind
dustri minyak k cengkeh. N Namun apabiila dilihat paada
maasing-masing variabel, nnilai daya saing s ini bisa
dio
optimalkan lag gi. Salah satu contohnya ad dalah pada fakktor
div
versifikasi usaaha. Pada koondisi eksistin ng, semua haasil
prooduksi minyak k cengkeh lanngsung didistribusikan kepaada
penngepul dan eksportir sehhingga industtri penyulinggan
tidak terdiversiffikasi. Pengem mbangan div versifikasi usaaha
denngan produkssi produk hiilir akan mem mperbesar niilai
tam
mbah yang diihasilkan olehh rantai nilaii dalam klastter.
Sellain itu, ad danya diverssifikasi juga akan banyyak
meelibatkan stakkeholder dalaam klaster industri.
i Upaaya
penngembangan diversifikassi usaha in ni, dan juuga
penningkatan day ya saing klasster industri pada
p umumnyya,
akaan memberik kan dampak ppada pengem mbangan klasster
ind
dustri itu sendiri.
Gambbar 8. Stock and Flow
F Maps Model Utama Output nillai hasil simuulasi untuk dayad saing dan
d
varriabel-variabel kontrolnya ddapat dilihat pada
p Tabel 4.

Veerifikasi dan Validasi


V
Verifikasi dan validassi model dip perlukan unttuk
meemastikan bah hwa simulasi yang dilakuk kan telah bennar
dan n logis, serta mampu mengggambarkan kondisi
k eksistiing
seccara tepat. Ujji verifikasi ddilakukan den
ngan melakukkan
cheeck model paada software vensim. Sedangkan validasi
mo odel dilakukaan secara bla lack box, yaitu melalui uji
Gambar 9. Stock and Flow Maps
M Sub-model Modal Dasar staatistik terhadaap data kuanttitas ekspor minyak
m cengkkeh
pad da tahun 1998 8–2007 dan daata biaya prod
duksi pada tahhun
200 08–2012. Dari D hasil veerifikasi dan validasi, dappat
dikkatakan bahw wa model sim mulasi dan formulasi yaang
dibbuat telah ben nar dan logis serta dapat mereprsentasik
m kan
kon ndisi eksisting
g.

Deesain dan Eva aluasi Skenarrio Kebijakan n


Desain dan n evaluasi skkenario kebijakan dilakukkan
unttuk menentu ukan kebijakkan-kebijakan n yang dappat
diaambil untuk upaya peninngkatan dayaa saing klasster
Gambar 10. Stock and Flow Maps
M Sub-modell Produktivitas
ind
dustri minyak k atsiri kom moditas ceng gkeh. Skenario
kebbijakan yang dibuat pada ppenelitian ini didasarkan paada
evaaluasi pada hasil simulaasi kondisi eksisting,
e yaaitu
sebbagai berikut.
1. Skenario 1 : Peningkkatan kontribu usi stakeholdder
ustri
klaster indu
2. Skenario 2 : Penambahan an kapasitas prroduksi
Gambar 11. Stock and Flow Maps
M Sub-modell Sumber Daya 3. Skenario 3 : Pembangunnan industri hiilir
Dari hasil simulasi skennario yang diibuat, dilakukkan
perrhitungan perb bandingan pro
rosentase besaarnya perubahhan
yanng terjadi padda masing-maasing skenario o 1, skenario 2,
dann skenario 3 terhadap kondisi eksisting. Haasil
perrbandingannya dapat dilihat
at pada Tabel 5.
5

Gambar 12. Stoock and Flow Mapps Sub-model Deemand dan Ekspoor
KE
ESIMPULAN
N/ RINGKASSAN
Siimulasi Softw ware Vensim
Pada pennelitian ini simulasi dillakukan denngan Kesimpulan yang dapaat ditarik darri penelitian ini
reentang waktu 13 tahun, mulai
m dari tah
hun 2013 hinngga anttara lain yaitu :
taahun 2025. P Peningkatan daya saing klaster induustri 1. Stakeholdeer klaster induustri minyak atsiri
a komoditas
minyak
m atsiri kkomoditas ceengkeh meruppakan akumuulasi cengkeh di Jawa Tiimur terdiri dari indusstri
terbobot dari variabel-varriabel yang mempengarruhi penyulingaan dan pekkerjanya, pen ngumpul daaun
peeningkatan ddaya saing klaster industrri minyak attsiri cengkeh, pengepul,
p ekksportir, lemb
baga penelitiaan,
ko omoditas cenngkeh. Dari akumulasi niilai terbobot ini asosiasi, lembaga
l penndanaan, pem merintah, seerta
diidapatkan nilaai daya saing yang meningk kat dari tahunn ke masyarakatt. Peran dan fungsi stakeh holder ini saliing
taahun, yaitu sebbesar 4,117 pada tahun 2013 dan mencaapai terkait satu
u sama lain daalam hubungaan yang bersiifat
niilai 4,369 paada tahun 20025. Adanya peningkatan ini vertikal dann horizontal. UUpaya optimaalisasi peran dan
d
6

Tabel 4. Nilai Output Hasil Simulasi Peningkatan Daya Saing Klaster Industri Minyak Atsiri Komoditas Cengkeh dan Variabel-Variabel Kontrolnya
TAHUN
VARIABEL BOBOT
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Daya Saing Klaster Industri
Minyak Atsiri Komoditas 1 4,117 4,098 4,091 4,095 4,107 4,126 4,150 4,179 4,211 4,247 4,286 4,326 4,369
Cengkeh
Modal Dasar 890,34 M 967,69 M 1,050 B 1,138 B 1,232 B 1,330 B 1,409 B 1,487 B 1,567 B 1,647 B 1,727 B 1,807 B 1,888 B
0,0638
Ratio Modal Dasar 0,389 0,41 0,4319 0,4548 0,4785 0,5033 0,5329 0,5628 0,5928 0,623 0,6533 0,6838 0,7145
Ukuran Usaha 0,0540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Diversifikasi 0,0507 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai Keluaran 5,952 B 6,937 B 7,971 B 9,054 B 10,18 B 11,34 B 12,24 B 13,13 B 14,02 B 14,92 B 15,81 B 16,70 B 17,60 B
0,0573
Ratio Nilai Keluaran 2,601 2,939 3,277 3,615 3,954 4,292 4,630 4,968 5,306 5,644 5,982 6,320 6,658
Nilai Tambah 3,664 B 4,577 B 5,539 B 6,550 B 7,610 B 8,704 B 9,597 B 10,49 B 11,38 B 12,27 B 13,17 B 14,06 B 14,95 B
0,0589
Ratio Nilai Tambah 1,601 1,939 2,277 2,615 2,954 3,292 3,630 3,968 4,306 4,644 4,982 5,320 5,658
Biaya Tenaga Kerja 159,16 M 164,18 M 169,20 M 174,22 M 179,24 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M 183,96 M
0,0524
Ratio Biaya Tenaga Kerja 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695 0,0695
Aset Tetap 530,8 M 516,82 M 503,50 M 490,80 M 478,69 M 467,15 M 456,14 M 445,65 M 435,64 M 426,09 M 416,98 M 408,29 M 400,00 M
0,0507
Ratio Aset Tetap 0,2319 0,2189 0,207 0,196 0,1858 0,1767 0,1725 0,1685 0,1647 0,1611 0,1577 0,1544 0,1513
Produktivitas 0,0622 2,601 2,939 3,277 3,615 3,954 4,292 4,630 4,968 5,306 5,644 5,982 6,320 6,658
Cakupan Ekspor 0,0573 0,87 0,8699 0,8697 0,8695 0,8694 0,8693 0,8691 0,869 0,8689 0,8688 0,8687 0,8685 0,8684
Faktor Intensitas 2,281 B 2,353 B 2,425 B 2,497 B 2,569 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B 2,636 B
0,0606
Ratio Faktor Intensitas 0,9969 0,997 0,9971 0,9972 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973 0,9973
Teknologi 0,0622 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
Nilai Ekspor 49,45 M 51,71 M 54,01 M 56,37 M 58,77 M 61,23 M 63,74 M 66,29 M 68,90 M 71,55 M 74,26 M 77,02 M 79,82 M
0,0655
Ratio Nilai Ekspor 0,9112 0,9116 0,912 0,9123 0,9127 0,913 0,9133 0,9136 0,9139 0,9141 0,9144 0,9147 0,9149
Pangsa Pasar Minyak Cengkeh 0,0655 0,9112 0,9116 0,912 0,9123 0,9127 0,913 0,9133 0,9136 0,9139 0,9141 0,9144 0,9147 0,9149
Keunggulan Komparatif 0,0573 56,28 54,86 53,68 52,68 51,82 51,07 50,41 49,84 49,32 48,86 48,45 48,07 47,73
Dinamisasi Ekspor 0,0622 0,0147 0,0151 0,0154 0,0158 0,016 0,0163 0,0165 0,0167 0,0169 0,0171 0,0172 0,0174 0,0175
Struktur Pasar Impor Dunia 0,0589 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Struktur Persaingan Dunia 0,0606 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Nilai Output Simulasi Skenario 1, Skenario 2, dan Skenario 3 terhadap Simulasi Kondisi Eksisting
Kondisi Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
VARIABEL
Nilai Output Nilai Output % Perubahan Nilai Output % Perubahan Nilai Output % Perubahan
Daya Saing Klaster Industri Minyak Atsiri
4,185 4,370 4,43% 4,186 0,02% 3,867 -7,58%
Komoditas Cengkeh
Modal Dasar 1.395.386.923 2.720.615.385 94,97% 1.511.487.692 8,32% (293.175.385) -121,01%
Ukuran Usaha 1 1 0,00% 1 0,00% 1 0,00%
Diversifikasi 0,00 0,00 0,00% 0,00 0,00% 0,30 30,00%
Nilai Keluaran 11.988.769.231 16.792.538.462 40,07% 12.932.615.385 7,87% 21.118.461.538 76,15%
Nilai Tambah 9.427.769.231 13.744.153.846 45,78% 10.214.846.154 8,35% 12.646.769.231 34,14%
Biaya Tenaga Kerja 178.283.077 212.241.538 19,05% 189.280.000 6,17% 179.641.538 0,76%
Aset Tetap 459.734.615 459.734.615 0,00% 497.170.000 8,14% 760.997.692 65,53%
Produktivitas 4,630 5,449 17,69% 4,630 0,02% 2,307 -50,18%
Cakupan Ekspor 0,869 0,869 0,00% 0,869 0,00% 0,869 0,00%
Faktor Intensitas 2.554.846.154 3.041.923.077 19,06% 2.712.538.462 6,17% 2.556.461.538 0,06%
Teknologi 0,70 1,00 42,86% 0,70 0,00% 0,70 0,00%
Nilai Ekspor 64.086.154 64.086.154 0,00% 64.086.154 0,00% 64.086.154 0,00%
Pangsa Pasar Minyak Cengkeh 0,913 0,913 0,00% 0,913 0,00% 0,913 0,00%
Keunggulan Komparatif 51,005 51,005 0,00% 51,005 0,00% 51,005 0,00%
Dinamisasi Ekspor 0,016 0,016 0,00% 0,016 0,00% 0,016 0,00%
Struktur Pasar Impor Dunia 1 1 0,00% 1 0,00% 1 0,00%
Struktur Persaingan Dunia 1 1 0,00% 1 0,00% 1 0,00%

fungsi masing-masing stakeholder tidak dapat didapatkan penurunan nilai daya saing sebesar
dilakukan secara parsial. Stakeholder-stakeholder 7,58%. Terjadinya penurunan ini karena perubahan
tersebut perlu dikembangkan dalam satu kesatuan yang dilakukan pada skenario kebijakan 3
dalam satu klaster industri yang saling mendukung. menyebabkan peningkatan yang besar pada biaya
Hubungan antar stakeholder dalam klaster produksi. Oleh karena itu implementasi skenario 3 ini
membentuk suatu rantai nilai, dimana aktivitas dalam perlu didukung dengan modal yang cukup besar.
rantai nilai ini akan membentuk profit margin pada
minyak cengkeh. Pengelolaan aktivitas rantai nilai
yang baik akan menghasilkan profit margin yang DAFTAR PUSTAKA
optimal.
2. Pada simulasi sistem dinamik yang dilakukan, daya [1] Ma’mun & Suhirman, S. (2008), Karakteristik Minyak
saing klaster industri minyak atsiri komoditas Atsiri Potensial, Balai Penelitian Tanaman Obat dan
cengkeh diukur melalui akumulasi nilai terbobot dari Aromatik.
modal dasar, ukuran perusahaan, diversifikasi, nilai [2] Sianipar, M. (2008), “Reorientasi Kebijakan dalam
keluaran, nilai tambah, biaya tenaga kerja, aset tetap, Pengembangan Industri Minyak Atsiri”, Prosiding
produktivitas, cakupan ekspor, faktor intensitas, dalam Konferensi Nasional Minyak Atsiri 2008,
teknologi, nilai ekspor, pangsa di pasar dunia, Surabaya.
keunggulan komparatif, dinamisasi ekspor, struktur [3] Departemen Perindustrian (2009), Peta Panduan
pasar impor dunia, dan struktur persaingan dunia. (Road Map) Pengembangan Klaster Industri
Interaksi dari parameter-parameter ini menghasilkan Prioritas Industri Kecil dan Menengah Tertentu
peningkatan pada daya saing klaster industri minyak Tahun 2010 – 2014, Departemen Perindustrian,
atsiri komoditas cengkeh. Apabila dilihat pada Jakarta.
masing-masing variabel, nilai daya saing ini bisa [4] Porter, M. E. (1998), Clusters and the New Economic
dioptimalkan lagi. of Competition. Harvard Business Review.
3. Pada desain dan evaluasi kebijakan, dirancang 3 [5] Partiwi, S. G. (2011), Perkembangan Klaster Industri
skenario kebijakan. Skenario kebijakan 1 adalah LHE (IKM) Dalam Rangka Memenuhi Order
peningkatan nilai kontribusi stakeholder. Dari Housing Component Oleh PT. Panasonic Lighting
skenario ini didapatkan peningkatan nilai daya saing Indonesia, Surabaya.
sebesar 4,43%. Skenario kebijakan 2 adalah [6] Mufianah, Rifatul (2013), Analisis Daya Saing Klaster
penambahan kapasitas produksi. Dari skenario 2 ini Industri Minyak Atsiri Berbasis Komoditas Cengkeh
adalah didapatkan peningkatan nilai daya saing di Jawa Timur dengan Pendekatan Sistem Dinamik,
sebesar 0,02%. Skenario kebijakan 3 adalah Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri , Institut
pembangunan industri hilir. Dari skenario 3 Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Das könnte Ihnen auch gefallen