Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Tabel 4.3
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL Kemudahan
Dikerjakan
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur
beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi
1. Alluvial dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, 5
kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah
dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah
cekungan (depresi). (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan
2. Andosol 3
profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh
berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat
licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak,
agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi
sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka
terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu
atau tuf vulkanik. (Suhendar, Soleh)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison tanah
belum terlihat secara jelas. Tanah entisol umumnya
3. Gleisol dijumpai pada sedimen yang belum terkonsolidasi, seperti 4
pasir, dan beberapa memperlihatkan horison diatas
lapisan batuan dasar. (Djauhari, Noor)
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil,
agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai
(granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di
lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan
plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak,
4. Grumosol umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas 2
absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis
ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau
tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim
sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun. (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi
horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur
remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak
5. Latosol teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya 2
di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 –
1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik,
breksi batuan beku intrusi. (Suhendar, Soleh)
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil,
batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras,
kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-
kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop).
Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya
6. Litosol 4
berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan
batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol
dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh)
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang
7. Mediteran 1
hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur
gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah,
pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya
absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi,
berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf
vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst
dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus
tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi Karst
disebut terra rossa. (Suhendar, Soleh)
8. Non Cal 3
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi
horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal,
konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan
9. Regosol sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik 4
piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah
lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan
gumuk-gumuk pasir pantai. (Suhendar, Soleh)
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2016
Tabel 4.4
Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan
Peta
SKL
Peta Peta Peta Peta Jenis Penggunaan
No. Kemudahan Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Tanah Lahan
Dikerjakan
Eksisting
Kemudahan
g Pertanian kurang
tanah kering
semusim
Kemudahan
1000 – Semak
3. Berombak 8 – 15 % Andosol dikerjakan 3
2000 m belukar
sedang
Tegalan, Kemudahan
500 – 1000
4. Landai 2 – 8% Regosol Tanah dikerjakan 4
m
kosong cukup
Kemudahan
Pertanian,
Perkebunan,
500 – 1000 < 1000
4 Landai 2–8% Pertanian Aman 4
m mm/tahun
tanah kering Kestabilan lereng
semusim tinggi
Permukima Aman
5 Datar 0–2% 0 – 500 m Latosol 5
n
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
4. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi
Tujuan analisis SKL Kestabilan Pondasi adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta
jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Dalam analisis ini
membutuhkan masukan berupa peta SKL kestabilan lereng, peta jenis tanah, peta
kedalaman efektif tanah, peta tekstur tanah, peta hidrogeologi dan peta penggunaan
lahan eksisting dengan keluaran peta SKL Kestabilan Pondasi dan penjelasannya.
Sebelum melaksanakan analisis SKL Kestabilan pondasi, harus diketahui terlebih
dahulu sifat faktor pendukungnya terhadap analisis kestabilan pondasi meliputi jenis
tanah.
Tabel 4.9
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis Kestabilan Pondasi
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium,
tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur ,
konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH
1. Alluvial 1
bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai,
dataran aluvial pantai dan daerah cekungan
(depresi). (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
2. Andosol 2
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam,
kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang,
kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka
terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk
abu atau tuf vulkanik. (Suhendar, Soleh)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison
tanah belum terlihat secara jelas. Tanah entisol
umumnya dijumpai pada sedimen yang belum
3. Gleisol 2
terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa
memperlihatkan horison diatas lapisan batuan dasar.
(Djauhari, Noor)
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan
profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur
kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga
pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat
lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah
retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan
4. Grumosol 3
basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas
lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu
kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik
bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub
humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun. (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi
diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur
lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi
gembur hingga agak teguh, warna coklat merah
5. Latosol 5
hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter,
batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi
batuan beku intrusi. (Suhendar, Soleh)
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan
profil, batuan induknya batuan beku atau batuan
sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)
bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan
induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan
6. Litosol pada umumnya berpasir, umumnya tidak 4
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh)
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum
sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga
lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi
teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak
7. Mediteran basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, 3
permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari
batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis
bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari
2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan,
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di
bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah –
kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.
(Suhendar, Soleh)
8. Non Cal 3
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral,
kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material
9. Regosol 2
vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya
di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting
pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai. (Suhendar,
Soleh)
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2016
Tabel 4.10
Analisis SKL Kestabilan Pondasi
Pertanian,
Perkebunan,
4. Daya dukung dan 4
Kestabilan lereng Pertanian tanah kestabilan
Halus (liat) pondasi
tinggi kering semusim
tinggi
5. Latosol Permukiman 5
Peta
Peta Peta Peta Peta Jenis Penggunaan Peta Curah
No. SKL Ketersediaan Air Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Tanah Lahan Hujan
Eksisting
Berbukit,
2000 – 3000 < 1000 Ketersediaan air
2 Bergelomban 15 – 40 % Alluvial Semak belukar 2
m mm/tahun rendah
g
Pertanian,
Perkebunan,
1500 –3000
4 Landai 2–8% 500 – 1000 m Pertanian 4
mm/tahun
tanah kering
Ketersediaan air tinggi
semusim
> 3000
5 Datar 0–2% 0 – 500 m Andosol Permukiman 5
mm/tahun
Peta
Peta
Peta Peta Peta Peta Jenis Penggunaa SKL
No. Curah Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Tanah n Lahan Drainase
Hujan
Eksisting
Permukima
1 Bergunung > 40 % >3000 m Andosol 5
n
Drainase
Berbukit, < 1000 Tegalan, tinggi
2000 – Alluvial,
2 Bergelomb 15 – 40 % mm/ta Tanah 4
3000 m Regosol
ang hun kosong
Pertanian,
1000 – Perkebunan
1000 – 1500 , Pertanian Drainase
3 Berombak 8 – 15 % Mediteran 3
2000 m mm/ta tanah cukup
hun kering
semusim
1500 –
500 – 3000
4 Landai 2–8% Hutan 2
1000 m mm/ta
hun Drainase
kurang
> 3000
Semak
5 Datar 0–2% 0 – 500 m Latosol mm/ta 1
belukar
hun
Tabel 4.18
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Terhadap Erosi
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
1. Aluvial Jenis-jenis tanah yang tidak peka terhadap erosi: 5
2. Andosol Aluvial 2
3. Gleisol Gleisol 5
Jenis tanah yang agak peka erosi:
4. Grumosol 2
Latosol
5. Latosol 4
Jenis tanah dengan kepekaan sedang:
6. Litosol Non Cal 1
7. Mediteran Mediteran 3
8. Non Cal Jenis tanah yang peka terhadap erosi: 3
Andosol
Grumosol
Jenis tanah yang sangat peka erosi:
9. Regosol Regosol 1
Litosol
Peta
Peta Peta Peta Jenis Peta Tekstur Peta Curah Penggunaan
No. SKL Erosi Nilai
Morfologi Kelerengan Tanah Tanah Hujan Lahan
Eksisting
> 3000
1 Bergunung > 40 % Regosol Semak belukar Erosi tinggi 1
mm/tahun
Pertanian,
1000 – Perkebunan,
Sedang
3 Berombak 8 – 15 % Mediteran 1500 Pertanian Erosi sedang 3
(lempung)
mm/tahun tanah kering
semusim
Sumber: Citarik
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2016
Tabel 4.22
Analisis SKL Pembuangan Limbah
Peta Peta
No Peta Peta Peta Peta Curah SKL Pembuangan
Jenis Penggunaan Nilai
. Morfologi Kelerengan Ketinggian Hujan Limbah
Tanah Lahan Eksisting
> 3000
1 Bergunung > 40 % >3000 m Regosol Hutan 1
mm/tahun
Kemampuan lahan
Pertanian, untuk
Berbukit, pembuangan
2000 – 3000 1500 –3000 Perkebunan,
2 Bergelomban 15 – 40 % Andosol 2
m mm/tahun Pertanian tanah limbah kurang
g
kering semusim
Kemampuan lahan
1000 – 2000 Meditera 1000 – 1500 untuk
3 Berombak 8 – 15 % Permukiman 3
m n mm/tahun pembuangan
limbah sedang
Peta Peta
Peta Peta
No Peta Peta Peta Jenis Penggunaan Peta Curah Kerentana SKL Bencana
Kelereng Tekstur Nilai
. Morfologi Ketinggian Tanah Lahan Hujan n Gerakan Alam
an Tanah
Eksisting Tanah
Tegalan, sangat
> 3000
1 Bergunung > 40 % >3000 m Regosol Tanah rawan 1
mm/tahun
kosong Kasar Potensi bencana
(Pasir) alam tinggi
Berbukit,
15 – 40 2000 – 3000 Semak 1500 –3000
2 Bergelomban Andosol rawan 2
% m belukar mm/tahun
g
1000 –
1000 – 2000 Sedang Potensi bencana
3 Berombak 8 – 15 % Mediteran Hutan 1500 agak rawan 3
m (lempung) alam cukup
mm/tahun
Pertanian,
Perkebunan,
500 – 1000 < 1000
4 Landai 2–8% Latosol Pertanian Aman Potensi bencana 4
m mm/tahun Halus (liat)
Tanah Kering
alam kurang
Semusim
Bobo 10 2 10 6 10 10 6 0 10 64
tx 15 3 15 9 15 15 9 0 15 96
Nilai 20 4 20 12 20 20 12 0 20 128
25 5 25 15 25 25 15 0 25 160
Dari total nilai dibuat beberapa kelas yang memperhatikan nilai minimum dan
maksimum total nilai. Dari angka di atas, nilai minimum yang mungkin diperoleh
ada;ah 32 sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 160. Dengan
demikian, pengkelasan dari total nilai ini adalah:
1) Kelas a dengan nilai 32 – 58
2) Kelas b dengan nilai 59 – 83
3) Kelas c dengan nilai 84 – 109
4) Kelas d dengan nilai 110 – 134
5) Kelas e dengan nilai 135 – 160
Setiap kelas lahan memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti pada tabel:
Tabel 4.27
Tabel Klasifikasi
Kelas Kemampuan
Total Nilai Klasifikasi Pengembangan
Lahan