Sie sind auf Seite 1von 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, sereh dapur, merupakan
keluarga Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah Cymbopogon citratus (DC.)
Stapf. Tanaman sereh yang banyak dijumpai di Indonesia adalah dari species yang
dikenal sebagai West Indian Lemongrass. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.
diperkirakan merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian selatan,
Srilangka, dan Malaysia (Sumiartha, dkk., 2012).

Cymbopogon citratus adalah tanaman menahun dengan tinggi antara 50-100 cm.
Memiliki daun tunggal berjumbai yang dapat mencapai panjang daun hingga 1 m
dan lebar antara 1,5-2 cm. Tulang daun sejajar dengan tekstur permukaan daun
bagian bawah yang agak kasar. Batang tidak berkayu dan berwarna putih keunguan.
Memiliki perakaran serabut. Tanaman ini tumbuh berumpun (Sumiartha, dkk.,
2012).

Sereh termasuk jenis tanaman perenial yang tumbuh dengan cepat (fast growing).
Tinggi tanaman dewasa dapat mencapai sekitar 1 meter. Tanaman tropis ini dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 10-33°C dengan sinar matahari yang
cukup. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat dipereoleh pada daerah dengan
curah hujan berkisar antara 700-3000 mm dengan hari hujan tersebar cukup merata
sepanjang tahun. Tanaman sereh dari species Cymbopogon citratus dapat tumbuh
dengan optimal hingga ketinggian 1000 meter dpl. Penanaman pada tanah dengan
pH antara 5-7 dan memiliki drainase yang baik merupakan kondisi yang cukup
ideal bagi sereh (Sumiartha, dkk., 2012).
Sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan .Minyak sereh
adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan
tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik
berupa tanaman ataupun berupa minyaknya (Ridha, 2011).

Minyak sereh wangi yang sering juga disebut sebagai minyak sitronellal,
merupakan minyak hasil ekstraksi dengan metode destilasi uap dari daun dan
batang tanaman Cymbopogon winterianus Jowitt. Tanaman ini merupakan tanaman
asli Indonesia dan dibudidayakan serta dapat tumbuh liar di pekarangan. Tanaman
ini memang berasal dari selatan India atau Srilanka, dan sekarang sudah banyak
tumbuh di Asia, Amerika dan Afrika (Fatimah, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Bagimana cara mendapatkan minyak sereh kasar dari daun sereh?

1.3 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan minyak sereh kasar dari daun sereh
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sereh

Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan
sereh wangi (sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh
yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella
oil) yang biasanya terdapat dalam komposisi minyak tawon dan minyak gandapura
(Ridha, 2011).

Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus (Cymbopogon


Flexuosus) dan sereh citratus (Cymbopogon Citratus). Dalam dunia perdagangan
minyak atsiri, minyak sereh flexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass
oil (minyak sereh dapur India Timur). Sedangkan sereh citratus dikenal
dengan West Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India Barat). Keduanya
dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun yang terbanyak adalah jenisWest
Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya terletak pada sifat-sifat minyak
atsiri yang dihasilkan. Minyak sereh India Timur lebih berharga dari pada India
Barat, terutama karena kandungan sitralnya yang lebih tinggi (Ridha, 2011)

Gambar 1. Tanaman Sereh (Ridha, 2011)


Menurut Muhlisah (1999), tanaman serai dapur memiliki klasifikasi sebagai
berikut,
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classs : Liliopsida
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon citratus (DC.) Stapf

Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman serai antara lain pada daun serai
dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,
sitronelol (66-85%), ߙ-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, ߚ-felandren, psimen,

limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, ߙ-terpineol,


geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon,
bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, dan ߚ-
kariofilen oksida (Rusli dkk., 1979).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ewansiha dkk (2012), dengan


menggunakan metode kromatografi lapis tipis diketahui bahwa kandungan
fitokimia yang terdapat pada serai dapur adalah tanin, flavonoid, fenol, karbohidrat
dan minyak esensial.

2.2 Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan minyak yang bersifat mudah menguap (volatil) pada
suhu kamar, yang biasa disebut juga minyak eteris atau minyak esensial karena
memiliki bau yang khas seperti bau tanamanya, yang terdiri dari campuran yang
mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak
atsiri mengandung campuran dari bahan-bahan hayati, diantaranya adalah aldehid,
keton, alkohol, ester dan terpen (Robinson, 1995).

Dalam keadaan murni minyak atsiri tidak berwarna, akan tetapi penyimpanan
dalam waktu yang lama dapat teroksidasi dan membentuk resin sehingga
warnanya akan menjadi semakin gelap. Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya perubahan warna pada minyak atsiri adalah dengan menyimpan minyak
atsiri pada botol gelas berwarna gelap dan tertutup rapat serta diusahakan agar
botol terisi penuh agar tidak terjadi interaksi langsung dengan oksigen. Penguapan
minyak atsiri akan semakin banyak seiring dengan kenaikan suhu (Gunawan &
Mulyani, 2004).

Minyak atsiri juga merupakan metabolit sekunder pada tumbuhan tingkat


tinggiyang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh
hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga
mengeluarkan bau-bauan, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Beberapa dari jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai aromaterapi dan
sebagian digunakan sebagai bahan obat herbal, diantaranya adalah sebagai obat
antiseptik, analgetik, antibakteri dan sebagai obat antiradang (Heyne, 1987).

Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal tetapi tersusun dari
berbagai macam komponen yang tergolong dalam kelompok terpenoid dan
fenilpropanoid. Komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu
hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi. Penyusun utama dari hidrokarbon
adalah persenyawaan terpen (Tyler, 1976).

2.3 Minyak Sereh

Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah
diproduksi secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak
sereh dapur (lemongrass oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi
komposisi kimianya, keduanya memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh
wangi kandungan utamanya adalah citronella, sedangkan sereh dapur adalah sitral
(Ridha, 2011).

Senyawa utama penyusun minyak serai adalah sitronelal, sitronelol, dan geraniol.
Gabungan ketiga komponen utama minyak serai dikenal sebagai total senyawa
yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan intensitas bau harum,
nilai, dan harga minyak serai (Wijesekara, 1973).

2.4 Ekstraksi Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrak simplisia dengan beberapa kali pengocokan


atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Miserasi bertujuan untuk
menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun tidak tahan pemanasan.
Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaiaan
konsentrasi pada keseimbangan. Miserasi dilakukan dengan beberpa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan atau kamar (Depkes RI,
2000).

Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan sifat


kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like), penyarian zat aktif yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang
sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari
setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Voight
1994).

2.5 Ekstraksi Sokhlet

Ekstraksi sokhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya


terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut
tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan dengan metode ini
berbentuk padatan. Ekstraksi sokhlet ini juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-
cair (Melwita, dkk., 2014).

Adapun mekanisme kerja ekstraksi soxhlet ini yaitu: pada sokhletasi pelarut
pengekstraksi yang mula-mula ada dalam labu dipanaskan sehingga menguap. Uap
pelarut ini naik melalui pipa pengalir uap dan cell pendingin sehingga mengembun
dan menetes pada bahan yang diekstraksi. Cairan ini menggenangi bahan yang
diekstrak dan bila tingginya melebihi tinggi sifon, maka akan keluar dan mengalir
ke dalam labu penampung ekstrak. Ekstrak yang sudah terkumpul dipanaskan
sehingga pelarutnya menguap tetapi substansinya tertinggal pada labu penampung.
Dengan demikian terjadilah pendaur-ulangan (recycling) pelarut dan bahan tiap
kali diekstraksi dengan pelarut yang baru (Melwita, dkk., 2014).

2.6 Destilasi Uap

Minyak atsiri umumnya diperoleh dengan cara destilasi uap dari bagian tanaman
yang mengandung minyak atsiri. Destilasi uap merupakan metode yang lebih
efisien dalam memperoleh minyak yang memiliki titik didih yang tinggi dan bahan
yang keras seperti batang dan kulit batang. Destilasi uap adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan menguap atau volatilitas
bahan. Komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu (Sastrohamidjojo, 2004).
Prinsip dasar destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik
didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air. Aplikasi dari distilasi uap
adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak sitrus dari lemon
atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak essensial dari sereh wangi. Salah satu
keuntungan isolasi minyak atsiri dengan menggunakan destilasi uap diantaranya
penetrasi uap ke dalam sel-sel tanaman cukup baik dan membagi uap lebih merata
ke seluruh bagian ketel. Selama proses destilasi berlangsung, uap air masuk
menembus jaringan material dan melarutkan minyak yang ada didalam sel. Uap
air menembus dengan cara osmosis yang mengakibatkan pembengkakan membran
dan akhirnya minyak sampai pada permukaan. Minyak langsung diuapkan
bersama-sama dengan uap air. Proses ini berlangsung terus menerus sampai
akhirnya semua minyak yang ada di dalam sel keluar (Sudjadi, 1992).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 23 Maret 2018 pukul 10.30 WITA
sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Palu.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang tanaman sereh, alkohol
95% kertas saring dan alumunium foil

Alat yang digunakan pada prcobaan ini yaitu erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100
mL, labu didih, gelas kimia 500 mL, neraca analitik, corong kaca, kater,
stopwatch, seperangkat alat sokhlet, dan seperangkat alat destilasi.

3.3 Prosedur Kerja

Batang sereh dipotong kecil-kecil, kemudian 350 gram batang sereh di rendam
dalam alkohol selama satu hari satu malam dan 300 gram batang sereh diangin-
anginkan. Disaring batang sereh yang direndam dalam alkohol dan dimasukkan
cairannya ke dalam labu didih. Sedangkan batang sereh yang dianginkan
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat sokhlet lalu labu
didih yang berisi alkohol dipasang dan dilakukan ekstraksi sebanyak tiga kali
selama kurang lebih 4 jam. Hasil ekstraksi selanjutnya di destilasi selama kurang
lebih 1 jam. Diukur minyak sereh yang diperoleh.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil


1. Batang sereh di potong kecil-kecil + Batang sereh yang di rendam dan di
350 g direndam dalam alkohol + 300 anginkan menjadi layu
g diangin-aingkan + di ekstraksi 3
kali selama kurang lebih 4 jam
2. Di saring dan di tamping filtratnya Filtrat berwarna kuning
3. Filtrat di destilasi Filtrat terpisah dengan pelarut
4. Di ukur volume filtrate 194 mL
4.2 Pembahasan
Minyak sereh adalah minyak atsiri yang diperoleh dari daun sereh dan batang sereh
(Cymbapagon rendle) dengan cara destilasi uap. Tanaman sereh terdapat dua jenis
yaitu sereh wangi dan sereh dapur. Dalam minyak sereh terkandung paling tidak
sebelas komponen senyawa organik komponen utama adalah sitronelal, sitronelol
dan geraniol. Komponen-komponen terebut berguna sebagi bahan awal untuk
pembuatan sejumlah parfum/pewangi dan obat-obatan. Campuran antara sitronelol
dan geraniol lazim disebut dengan rhodinol yang memiliki bau yang harum dan
digunakan sebagai bahan parfum mahal (Sastrohamidjojo, 2004).

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mendapatkan minyak sereh kasar dari daun
sereh. Pada percobaan ini digunakan pelarut alkohol 95% karena menurut
Windholz, dkk., (1983) Sitronelal adalah konstituen utama dalam minyak sereh
wangi. Sitronelal berwujud cair, mempunyai titik didih 47°C pada tekanan 1
mmHg, larut dalam alkohol dan sangat sedikit larut dalam air dan kuran larut
dalam alkohol yang kadarnya kurang dari 70%.

Pada perlakuan pertama batang sereh dipotong kecil-kecil untuk memperkecil


ukuran sereh agar lebih mudah diekstraksi, kemudian sereh direndam dalam
alkohol selama 1 malam hal ini bertujuan untuk mengekstrak senyawa-senyawa
yang terdapat dalam batang sereh dan sebagian lagi disimpan dan dianginkan hal
ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada batang tanaman
sereh. Selanjutnya sereh yang direndam dengan alkohol disaring dan cairannya
dimasukkan ke dalam labu didih sedangkan sereh yang kering di bungkus dengan
kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat sokhlet, kemudian labu didih yang
berisi alkohol dipasang dan dilakukan ekstraksi selama 4 jam. Digunakan ekstrasi
sokhletasi untuk menguapkan pelarut alkohol yang terdapat dalam labu didih, pada
sokhletasi pelarut pengekstraksi yang mula-mula ada dalam labu dipanaskan
sehingga menguap. Ekstrak yang sudah terkumpul dipanaskan sehingga pelarutnya
menguap tetapi substansinya tertinggal pada labu penampung. Dengan demikian
terjadilah pendaur-ulangan (recycling) pelarut dan bahan (Melwita, dkk., 2014).

Pada perlakuan selanjutanya hasil ekstraksi di destilasi selama 1 jam. Hal ini
berfungsi untuk memperoleh minyak atsiri yang terdapat dalam sereh. Kemudian
larutan di simpan selama 1 minggu lalu disaring untuk menghilangkan pelarut
alkohol yang masih terdapat pada minyak sereh. Minyak sereh yang diperoleh dari
hasil praktikum sebanyak 194 mL.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa


1. Minyak sereh adalah minyak atsiri yang diperoleh dari daun sereh dan batang
sereh (Cymbapagon rendle) dengan cara destilasi uap.
2. Minyak sereh yang diperoleh pada percobaan ini sebanyak 194 mL.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
serta saat melakukan ekstraksi praktikan lebih telitip agar tidak terjadi kesalahan
saat melakukan praktikum.

Das könnte Ihnen auch gefallen