Sie sind auf Seite 1von 12

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 19, No 2, Desember 2015 (110-121)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

PENGESAHAN NILAI KEUTAMAAN PENGETAHUAN DAN


KEBIJAKSANAAN
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Wahyu Hidayat, Jamil Bin Ahmah, Isa Bin Hamzah


Measurement and Evaluation, Faculty of Education, Universiti
Kebangsaan Malaysia
p78095@siswa.ukm.edu.my

Abstrak
Pengetahuan dan kebijaksanaan adalah nilai keutamaan tentang fungsi
kognitif. Di mana pengetahuan didapatkan dan digunakan. Dalam
konteks pendidikan karakter bangsa, nilai kreatif, rasa ingin tahu dan
gemar membaca merupakan faktor kekuatan karakter yang
membangun nilai keutamaan pengetahuan dan kebijaksanaan. Kajian
ini bertujuan untuk memeriksa struktur nilai-nilai karakter bangsa
yang menjadi bahagian daripada nilai keutamaan pengetahuan dan
kebijaksanaan Kajian ini melibatkan 780 responden pelajar. Dapatan
kajian menunjukkan bahwa terbentuk tiga faktor kekuatan karakter
iaitu kreatif, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Ketiga faktor
tersebut merupakan faktor yang dapat membangun nilai keutamaan
pengetahuan dan kebijaksanaan.

Kata kunci: Pengetahuan dan Kebijaksanaan, pendidikan karakter


bangsa

VALIDITING OF KNOWLEDGE AND WISDOM VALUES IN THE


CONTEXT NATIONAL CHARACTERS EDUCATION

Wahyu Hidayat, Jamil Bin Ahmah, Isa Bin Hamzah


Measurement and Evaluation, Faculty of Education, The National
University of Malaysia
p78095@siswa.ukm.edu.my
Abstract
Knowledge and wisdom are the value of virtue cognitive function.
Where knowledge is acquired and used. In the context of national's
character education, creative values, curiosity and reading habits are
characteristic of character strengths that build the value of knowledge
and wisdom (Peterson and Selignman 2004). This aim of this study was
to examine the structure of the character of the nation's character
which is part of the knowledge and wisdom priorities. The study
involved 780 student respondents. The findings of the study show that
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
p-ISSN: 1410-4725, e-ISSN: 2338-6061
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

there are three factors of character strength that are creative, curiosity
and love to read. These three factors are factors that can build the
value of knowledge and wisdom

Keywords: Knowledge and Wisdom, National Character Education

2 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan program pendidikan


Isu pendidikan karakter telah karakternya. Di negara-negara
muncul pada masa tahun 1990- Barat lebih dikenali dengan
an. Kemunculan isu pendidikan istilah pendidikan nilai,
sebagai jalan keluar daripada manakala di sebahagian negara
fenomena-fenomena yang Asia lebih popular dengan istilah
melibatkan pelajar. Kajian Kibler pendidikan moral. Indonesia
et al. (2008, p.319) menyebutkan awal mulanya menggunakan
salah satu faktor buruknya istilah pendidikan moral
tingkah laku remaja adalah kemudian diubah menjadi
disebabkan rendahnya kekuatan pendidikan karakter bangsa.
karakter mereka. Dalam kajian
Josephson (2006, pp.1-3), 82% Program pendidikan
pelajar pernah berbohong karakter di Indonesia bermula
kepada orang tua dan 60% pada tahun 2010, kemudian
pelajar pernah menyontek dikukuhkan pada kurikulum
(cheating)dalam ujian. Hasil 2013. Kementerian Pendidikan
kajian Hart & Carlo (2005, Indonesia menetapkan program
p.224) menyebutkan 75% pendidikan karakter bangsa yang
masalah remaja adalah mengandungi 18 nilai karakter
disebabkan rendahnya moral. bangsa yang perlu diajarkan dan
diamalkan dalam pengajaran dan
Beberapa kajian pendidikan di sekolah. Antara
menyebutkan karakter nilai karakter yang digariskan
menyumbang kepada ialah keagamaan, kejujuran,
keberhasilan pelajar. Seligman toleran, berdisiplin, bekerja
(2006, pp.96-97) mengutarakan keras, kreatif, memiliki
orang yang optimis dengan kemandirian, demokratik,
kompetensi rendah lebih berhasil memiliki rasa ingin tahu,
dalam bidang pekerjaan memiliki semangat kebangsaan,
berbanding dengan orang yang mencintai tanah air, menghargai
pesimis dengan memiliki prestasi, berahabat atau
kompetensi tinggi. Begitu juga berkomunikatif, cinta
pelajar yang senatiasa optimis perdamaian, gemar membaca,
dalam bidang akademik memberi peduli alam sekitar, peduli sosial
pengaruh terhada pencapaian dan bertanggung jawab (Pusat
belajar (Bevell & Roxanne, 2012, Kurikulum 2009, pp.9-10).
pp.780-782; Chang, 2011, Pendidikan karakter merupakan
pp.491-515). satu daripada metode dalam
membina akhlak mulia dan
Pentingnya moral dan kebiasaan baik bagi pelajar
karakter generasi muda (Schwartz, 2007, pp.1-23).
menyebabkan beberapa negara
maju menjadikan pendidikan Nilai adalah satu set
karakter sebagai program tingkah laku wajar dengan
pendidikan kebangsaan. mengikuti mana ia adalah baik
Beberapa negara menggunakan untuk individu dan juga
istilah yang berbeza dalam masyarakat (Schwartz, 1994,
pp.19-45). Asas nilai ini

2 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

kemudiannya dapat membantu


pembentukan karakter seseorang Kekuatan karakter di
(Lickona, 2012, p.5). Peterson pelbagai negera mempunyai
dan Selignman (2004, pp.13-14) perbezaan (Park, Peterson dan
menghubungkan kekuatan Selignman, 2006, pp.118-129).
karakter dengan nilai kebajikan Kerana ia terkait dengan budaya
kerana menurut mereka dan sistem nilai yang dianut oleh
kebajikan (virtues) dibangunkan suatu bangsa dan negara (Shimai
berdasarkan kekuatan karakter. et al. 2006, pp. 311–322 ). Ini
Kekuatan karakter berkontribusi menunjukkan bahwa kekuatan
dalam mewujudkan potensi dan karakter suatu bangsa boleh
cita-cita seseorang dalam mengikuti sistem nilai yang
kehidupan baik, bermanfaat bagi dianut oleh bangsa tersebut,
orang lain, bangsa dan sebagaimana beberapa kajian
negaranya. Pengetahuan dan yang mengadaptasi ke dalam
kebijaksanaan adalah nilai bahasa Jerman (Ruch et al. 2010,
keutamaan tentang fungsi pp.2-12) dan bahasa Hindi (Singh
kognitif. Di mana bagaimana & Choubisa, 2010, pp.65-76)
pengetahuan didapatkan dan
digunakan. Peterson dan Sekalipun telah tersedia
Selignman (2004, p.29) instrumen VIA-IS (Value in
mengemukakan terdapat lima Action-Inventory Strength) dan
kekuatan yang meliputi VIA-Y (Value in Action-Inventory
pengetahuan dan kebijaksanaan Strength Youth) yang salah
iaitu kreatif, rasa ingin tahu, satunya mengukur nilai
mencintai pembelajaran, berfikir keutamaan pengetahuan dan
kritis dan terbuka serta kebijaksanaan berserta nilai
persfektif. kekuatannnya. Tetapi kedua-dua
instrumen tersebut belum
Dalam konteks teori nilai merangkumi secara keseluruhan
keutamaan dan kekuatan nilai-nilai karakter bangsa
karakter yang dikemukakan oleh Indonesia daripada pendidikan
Peterson dan Selignman karakter bangsa. Instrumen ini
terdapat persamaan diantara merujuk kepada sudut pandang
nilai yang terdapat pada program merujuk kepada sudut pandang
pendidikan karakter bangsa teori Peterson dan Seligman
dengan nilai keutamaan dan (2004). Mereka menyusun
kekuatan karakter. Nilai klasifikasi ini daripada sudut
keutamaan pengetahuan dan pandang teoretikal yang ada di
kebijaksanaan memiliki kekuatan mana-mana dan bukan daripada
yakni kreatif, rasa ingin tahu, perspektif empirikal yang datang
cinta akan pembelajaran, pikiran kemudian. Oleh itu, perlu dibina
yang kritis dan terbuka, dan sebua alat untuk mengukur
perspektif. Maka nilai-nilai karakter yang bersesuaian
karakter bangsa yang boleh dengan bangsa Indonesia dan
merangkumi nilai keutamaan pelajar, khususnya yang
pengetahuan dan kebijaksanaan mengukur nilai karakter bangsa
adalah kreatif, rasa ingin tahu kreatif, rasa ingin tahu dan
dan gemar membaca. gemar membaca.

3
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Indonesia untuk memeriksa


keterbacaan dan frasa ayat
Kajian ini bertujuan untuk instrumen. Skala pengukuran
mengesahkan instrumen item bagi setiap pemboleh ubah
daripada nilai keutamaan adalah dengan menggunakan
pengetahuan dan kebijaksanaan. skala Likert 5 mata (1=sangat
Ujian kesahan bertujuan untuk tidak menggambarkan keadaan
melihat sesuatu instrumen saya hingga 5 = menggambarkan
kepada sejauh manakah sesuatu keadaan saya. Berikut kekuatan
instrumen mengukur apa yang karakter dan indikator daripada
semestinya diukur (Nunnally dan nilai keutamaan pengetahuan
Bernstein, 1994, p.83; Pallant, dan kebijaksanaan. Item-item
2016, pp.90-92). Sesuatu yang dibina dan disahkan ini
instrumen dikatakan mempunyai adalah item-item yang berkaitan
keajegan tinggi apabila tentang nilai karakter bangsa
mempunyai derajat validiti yang kreatif, rasa ingin tahu dan
mengukur apa yang semestinya gemar membaca.
diukur adalah tinggi
(Cohen−Swerdlik, 2009, pp.106- Semua data dianalisis
107). menggunakan analisis faktor
penerokaan (EFA) dan analisis
Metode Penelitian faktor pengesahan konfirmatori
Pelajar (780) mengambil (CFA). Analisis faktor
bahagian dalam kajian ini (480 penerokaan bertujuan untuk
perempuan, 300 lelaki). Sampel melihat item-item yang
di pilihan pada dua bandar iaitu digunakan dijelaskan mengikut
Tanah Toraja (mewakili suku struktur faktor-faktor tertentu
Tator dan agama Kristian) dan (Hair et al. 2010, p.102).
dan Parepare (mewakili suku Manakala analisis CFA
Bugis dan Islam). Bilangan digunakan untuk menentukan
sampel ini telah memenuhi kesahan model hipotesis dengan
kaedah persyaratan analisis kaedah persamaan pemodelan
faktor mengikut pendapatnya struktur. Kesemua analisis
Hair (2010, p.101) dan Pallant dibantu dengan perisai komputer
(2016, p.178). SPSS Versi 23 dan AMOS Versi
20.
Kuesioner dalam bentuk
Inventori Pendidikan Karakter Ujicoba Instrumen (Pilot
Bangsa yang telah dibina oleh study) melibatkan 120 pelajar
pengkaji. Pengesahan bertujuan untuk melihat sejauh
kandungan dilakukan dengan mana item-item memperoleh
mendapatkan pengesahan pakar kesahan. Kesahan konstruk
psikologi, kewarganegaraan, sesuatu instrumen soal selidik
agama Islam, agama Kristian dan boleh diukur dengan
bimbingan kaunseling. menggunakan nilai korelasi
Pengesahan muka telah antara skor setiap item dengan
dilaksanakan dengan meminta jumlah skor berkenaan Nunnally
para pelajar dan guru Bahasa & Bernstein, 1994, p.83). Kaedah

4 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

ini merupakan kaedah yang keutamaan pengetahuan dan


paling sering dipergunakan kebijaksanaan sebelum dan
dalam pengujian selepas item-item digugurkan
kebolehpercayaan soal selidik daripada analisis adalah seperti
dan sesuai untuk item dengan pada tabel 1.
skala Likert (Hair et al., 2010,
p.103). Didapati nilai Alpha
Cronbach bagi aspek-aspek nilai-
nilai karakter bangsa pada nilai

Tabel 1. Analisis Pekali Kebolehpercayaan Alpha Cronbach Nilai


Keutamaan Pengetahuan dan Kebijaksanaan

Aspek Nilai Nilai Jumlah Item yang Nilai Alpha


Karakter Alpha digugurkan berdasarkan Cronbach
Cronbac corrected item total (selepas
h correlation < 0.30 digugurkan)
(Pertam
a)

Kreatif 0.756 - -

Rasa Ingin 0.705 2 item 0.721


Tahu

Gemar 0. 596 2 item 0.700


Membaca

Hasil Penelitian dan instrumen berada di atas garisan


Pembahasan lurus bersudut 45 darjah.
Anderson & Gerbing (1988,
Analisis faktor penerokaan
p.411-423) yang
pada kajian ini merujuk pada
mempersyaratkan data bertabur
andaian yang dikemukakan
normal pada peringkat univariat
pakar, sebagaimana tabel 2
adalah diantara + 2 hingga -2.
Secara umum nilai z skewness
dan kurtosis bertabur secara
normal. Mengikut pendapat Hair Tabel 2. Andaian Analisis Faktor
Putaran Panduan
et al. (2010, p.97 ) menyebutkan
Kriteria Analisis Faktor
data bertaburan normal oleh Hair et al. (2010)
sekiranya semua item daripada
Bil Kriteria Kriteri

5
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

a Olkin’s (KMO). Menurut Pallant


1 Ujian Kaiser-Meyer-Olkin 0.5-0.7 (2016, p.182), nilai 0.60 ke atas
(KMO) adalah cukup. Dapatan kajian
2 Ujian Bartlett’s Test of < 0. 05
adalah 0.801 telah memenuhi
Sphericity kriteria minimum yang
disarankan pakar. Nilai ujian
3 Anti-image corelation matrix ≥ 0.05
of items Barlett’s Test of Sphericity
adalah signifikan secara statistik
4 Nilai Komunaliti Pemboleh ≥ 0.05
Ubah
(p < 0.05). Ini menunjukkan
secara keseluruhan korelasi
5 Nilai Muatan Faktor ≥ 0.30 menggunakan correlation matrix
6 Nilai Eigen Fakor > 1.00 signifikan.
7 Peratusan Variance ≥60%
Berikut ini nilai kecukupan
sampel mengikut kaedah Keiser-
Analisis faktor merupakan Meyer-Olkin’s (KMO) untuk nilai
teknik untuk menentukan keutamaan pengetahuan dan
kesahan konstruk instrumen. kebijaksanaan.
Dalam kajian ini pengkaji
menjalankan analisis faktor bagi Tabel 3.Kecukupan Sampel Analisis Faktor
setiap aspek nilai dalam karakter Penerokaan
bangsa. Untuk tujuan Untuk Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling 0,799
tujuan exploratory, kajian ini Adequacy.
Approx. Chi- 1233,0
menggunakan teknik komponen Square 08
Bartlett's Test of Sphericity
prinsipal (principal component) Df 36
Sig. 0,000
orthogonal dengan putaran
varimax. Putaran varimax dipilih
berasaskan andaian item-item Tabel 4 menunjukkan
dari konstruk yang berbeza tidak pembentukan faktor nilai
mempunyai korelasi atau keutamaan pengetahuan dan
hubungan yang baik dan juga ini kebijaksanaan dalam konteks
kaedah mudah ditafsirkan, pendidikan karakter bangsa.
sebaliknya putaran oblik tidak Gemar membaca adalah faktor
dipilih kerana ia mengandaikan pertama, rasa ingin tahu sebagai
item-item atau faktor-faktornya faktor 2 dan keratif sebagai
mempunyai korelasi (Pallant, faktor ketiga.
2016, pp.182-183). Menurut
Pallant, 2016, pp.187-190), Tabel 4 Matriks komponen dengan putaran
putaran varimax bertujuan varimax pemboleh ubah nilai
mengurangkan bilangan faktor keutamaan pengetahuan dan
yang kompleks melalui kebijaksanaan
peningkatan varians yang Faktor Faktor
Ciri-Ciri Faktor 2
dimuatkan pada setiap faktor. 1 3

Inovatif .791
Pengkaji juga mengambil
nilai pemberat 0.6 dalam Banyak idea .850
penilaian bilangan sampel
mengikut kaedah Keiser-Meyer-

6 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Inisiatif .792

Ketertarikan .772

Mencari
informasi .619

Terbuka dengan
pengalaman .672

Menyediakan
waktu untuk .728
membaca

Mengunjungi
perpustakaan .640

Mengunjungi Grafik 1. Scree plot pada ujian


toko buku
bacaan
.742 pengesahan

1.97 Mengikut pendapat


Eigen 2.304 2.205
9
Tabachnick dan Fidell (2013,
p.709) sesuatu model dikatakan
% of Variance 25.601 24.497
21.99 memenuhi kriteria ciri-ciri model
1
yang sesuai sekiranya memenuhi
Cumulative % 25.601
72.09 sekurang-kurangnya satu indkes
50.099 0
padanan. Bagi mengukur
Gemar Rasa kesesuaian model, pengkaji
Nilai Karakter Kreati
Bangsa
Memba Ingin
f menggunakan pengukuran
ca Tahu
statistik seperti ujian relatif khi-
kuasa dua (χ2), Root Mean
Seterusnya tampilan scree Square of Error Approximation
plot merupakan penjelasan untuk (RMSEA, GFI (Goodness of Fit
tabel total variance explained Index), AGFI (Adjusted Goodness
dalam bentuk grafik. Diagram of Fit Index), CFI dan TLI. Untuk
scree plot menunjukkan mencapai kesesuaian model, nilai
bagaimana kecenderungan relatif khi-kuasa dua mestilah
penurunan nilai eigen kurang daripada 5.0 manakala
(eigenvalues) yang dipakai untuk nilai CFI dan TLI mestilah
menentukan secara subjektif melebihi 0.9. Bagi RMSEA, nilai
banyaknya faktor yang dipakai. haruslah kurang daripada 0.08
Lihat grafik 1 di bawah ini: bagi membolehkan data diterima
pakai (Schumacker & Lomax
2004, p.261).

Tabel 5. Analisis Faktor


Konfirmatori IPKB
Goodness
Cut of Hasil Keteranga
of fit
Value Model n
Indexs

χ2- Chi
- 60.362
square

7
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Probability ≥ 0.05 0.000


Kurang Tujuan kajian ini adalah
Baik
untuk memeriksa struktur nilai-
RMSEA ≤ 0.08 0.061 Baik nilai karakter bangsa yang
CFI ≥ 0.90 0.927 Baik
menjadi bahagian dari nilai
keutamaan pengetahuan dan
AGFI ≥ 0.90 0.943 Baik kebijaksanaan. Dalam kajian ini
Kurang telah berhasil membuktikan
TLI ≥ 0.90 0.891
Baik bahwa ketiga faktor nilai
GFI ≥ 0.90 0.970 Baik
karakter bangsa yakni, kreatif,
rasa ingin tahu dan gemar
membaca dapat menjadi
Tabel 5 model CFA untuk bahagian daripada pembentuk
pengesahan dengan analisis daripada teori nilai keutamaan
konfirmatori untuk nilai pengetahuan dan kebijaksanaan.
keutamaan pengetahuan dan Mengikut teori keutamaan dan
kebijaksanaan menunjukkan satu kekuatan karakter Peterson dan
model yang sesuai berdasarkan Seligman bahwa nilai keutamaan
indeks padanan. Dapatan pengetahuan dan kebijaksanaan
menunjukkan nilai indeks terbentuk daripada kekuatan
padanan adalah bersamaan karakter kreatif, rasa ingin tahu,
dengan p=.000, nilai relatif khi- mencintai pembelajaran, fikiran
kuasa dua bersamaan adalah terbuka dan presfektif.
60.362, nilai 0.927 bagi CFI, Persamaan kekuatan karakter
nilai 0.943 bagi AGFI, nilai 0.891 untuk nilai nilai keutamaan
bagi nilai TLI, nilai 0.970 bagi pengetahuan dan kebijaksanaan
GFI dan 0.061 bagi nilai RMSEA dalam konteks pendidikan
karakter bangsa, adalah kreatif,
rasa ingin tahu dan gemar
membaca.

Kajian ini serupa dengan


beberapa kajian yang
menunjukkan bahwa kreatif, rasa
ingin tahu, mencintai
pembelajaran bagian dari nilai
keutamaan pengetahuan dan
kebijaksanaan (Ruch & Proyer
2015, pp.2-12). Manakala kajian
Macdonald, Bore, Munro (2008,
pp.787-799); memasukkan
kekuatan karakter kreatif, rasa
ingin tahu, mencintai
pembelajaran ke dalam faktor
intelektual dengan nilai loading
factor masing-masing -0.78, -0.61
dan -0.60. Kajian Singh and
Choubisa (2010, pp. 325-332);
Littman-Ovadia and Lavy (2012,

8 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

pp.41-50); Ruch et al. (2010, pp. Chang, I-Hua. (2011). A study of


138-149) memasukkan ke dalam relationship between
faktor Intellectual Strengths. distributed leadership,
Pembentukan kekuatan karakter teacher academic optimism
kreatif, rasa ingin tahu dan and student achievement in
gemar membaca dalam nilai Taiwanese elementary
keutamaan kebijaksanaan dan schools. School Leadership
pengetahuan sesuai dengan and Managament, 31(5),
Peterson dan Selignman. 491-
515.dx.doi.org/10.1080/1363
2434.2011.614945.
Simpulan
Cohen−Swerdlik. (2009).
Dalam nilai keutamaan Psychological Testing and
kebijaksanaan dan pengetahuan Assessment: An Introduction
konteks pendidikan karakter to Tests and Measurement
terbentuk tiga nilai kekuatan (7thed.). USA: McGraw-Hill.
karakter iaitu nilai karakter Hair, J. F., Anderson, R. E.,
gemar membaca, rasa ingin tahu Tatham, R. L., & Black, W. C.
dan kreatif. Item-item dalam (2010). Multivariate Data
kajian ini telah sesuai dengan Analysis (4th ed.). New
ciri-ciri yang dikemukakan oleh Jersey: Prentice Hall.
pengkaji dalam pembangunan Hart, D., & Carlo, G. (2005).
instrumen ini. Moral development in
adolescence. Journal of
Daftar Pustaka Research on Adolescence,
Anderson, J. C., & Gerbing, D. W. 15(3) , 223–233. DOI:
(1988). Structural Equation 10.1111/j.1532-
Modeling in Practice: A 7795.2005.00094.x
Review and Recommended Josephson Institute of Ethics.
Two-Step Approach, (2006). The Ethics of
Psychological Bulletin, American Youth.
103(3), 411-423 http://www.josephsoninstitu
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, te.org/
and Asghar Razaviech. Lickona, Thomas.2012.
(2002). Introduction to Character Matters:
Research in Education (6th Persoalan Karakter, terj.
ed.).Belmont CA: Juma Wadu Wamaungu &
Wadsworth. Jean Antunes Rudolf Zien
Bevel, Raymona K & Mitchell, dan Editor Uyu Wahyuddin
Roxanne M. (2012). The dan Suryani. Jakarta: Bumi
effect of academic optimism Aksara.
on elementary reading Littman-Ovadia, H., & Lavy, S.
achievement. Journal of (2012). Character
Educational Administration, strengths in Israel: Hebrew
50(6), 773-878. adaptation of the VIA
doi.org/10.1108/0957823121 Inventory of Strengths.
1264685 European Journal of
Psychological Assessment,
28, 41-50.

9
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

doi:10.1027/1015- Classification. Oxford:


5759/a000089 Oxford University Press.
Ma, M., Kibler, J. L., Dollar, K. M., Pusat Kurikulum Indonesia.
Sly, K., Samuels, D., (2009). Pengembangan dan
Benford, M. W., Coleman, Pendidikan Budaya
M., Lott, L., Patterson, K., Karakter Bangsa. Jakarta:
& Wiley, F. (2008). The Kementerian Pendidikan
relationship of character dan Kebudayaan republik
strengths to sexual Indonesia
behaviors and related risks Ruch, W., Proyer, R. T. (2015).
among African American Mapping strengths into
adolescents. International virtues: the relation of the
Journal of Behavioral 24 VIA –strengths to six
Medicine, 15(4), 319-327. ubiquitous virtues, journal
doi: Frontiers in Psychology,
10.1080/107055008023655 vol.6, 2-12. doi:
73. 10.3389/fpsyg.2015.00460
Macdonald, C., Bore, M., & Ruch, W., Proyer, R. T., Harzer,
Munro, D. (2008). Values in C., Park, N., Peterson, C., &
Action scale and the Big 5: Seligman, M. E. P. (2010).
An empirical indication of Values in Action Inventory
structure. Journal of of Strengths (VIA-IS):
Research in Personality, 42 Adaptation and validation
(4) 787-799. DOI: of the German version and
10.1016/j.jrp.2007.10.003 the development of a peer-
Merle J. Schwartz. (2008). rating form. Journal of
Effective Character Individual Differences, 31,
Education: A Guidebook 138-149. DOI:
for Future Educators. New 10.1027/1614-
York: McGraw-Hill 0001/a000022
Companies. Schwartz, S. H. 1994. Are there universal
Nunnally J.C. & Bernstein I.H. aspects in the content and structure
(1994). Psychometric
of values? Journal of Social
Theory (3 ed.). New York:
rd

McGraw Hill. Issues, 50, 19-45.


Pallant, J. (2016). SPSS Survival http://dx.doi.org/10.1111/j.1540-
Manual: A Step by Step 4560.1994.tb01196.x.
Guide to Data Analysis
Using IBM SPSS. Sydney: Schwartz, M. J. (2008).
Allen & Unwin. Introduction to character
Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. P. education and effective
2006. Character Strengths in Fifty- principles. In M. J.
Four Nations and the Fifty US Schwartz (ed.), Effective
States. The Journal of Positive
Psychology, 1(3), 118-129. character education: A
Peterson, C. dan Seligman, M. guidebook for future
E. P. (2004). Character educators (pp. 1-23). New
Strengths and Virtues: A York: McGraw-Hill
Handbook and

10 − Volume 19, Nomor 2, Desember 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Shimai, S., Otake, K., Park, N., Address: STAIN Parepare, Amal
Peterson, C., & Seligman, Bakti Street, 18, Parepare, South
M. E. P. 2006. Convergence Sulawesi, Indonesia
of characte strengths in
American and Japanese
young adults. Journal of
Happiness Studies, 7, 311–
322.
Singh, K., & Choubisa, R. (2011).
Psychometrics
Encompassing VIA-IS: A
Comparative Cross
Cultural Analytical and
Referential Reading.
Journal of the Indian
Academy of Applied
Psychology, 37(2), 325-332.
Singh, K., & Choubisa, R. (2010).
Empirical validation of
Values in Action-Inventory
of Strengths (VIA-IS) in
Indian context. National
Academy of Psychology
India Psychological
Studies, 55, 151-158. DOI:
10.1007/s12646-010-0015-
4
Schumacker, R. Lomax, R.
(2004). A Beginner's Guide
to Structural Equation
Modeling (2nded.). Mahwah,
NJ: Lawrence Erlbaum
Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S.
(2013). Using
multivariate statistics
(6th ed.). Boston:
Pearson & Bacon.

Corresponding Author
Wahyu Hidayat (candidate
Ph.D, Faculty of Education,
Universiti Kebangsaan
Malaysia)
wahyuklorida@gmail.com
Whatsapp Number:
+60172330338

11

Das könnte Ihnen auch gefallen