Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PERIKANAN B
MUHAMMAD DONNY ERICSON 230110150130
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A
B
Keterangan:
A. Kantong B. Sayap / kaki
a. Kayu perentang (spreder), pj. 1 m;
b. Tali Kendali (Bridle), pj. 3 m;
c. Slamber (Haul line), pj. 150 – 200 m.
2.1.4 Bahan yang Digunakan
Pada prinsipnya pukat pantai terdiri dari bagian-bagian kantong yang
berbentuk kerucut yang bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan
sintetis lain seperti waring karuna, nilon bahan dari plastic maupun polyethylene
(PE). Bagian kaki atau sayap dibuat dari bahan benang katun atau bahan sintetis
lainnya. Pada bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Pelampung ini
kebanyakan terbuat dari bahan sintetis yang bersifat mudah mengapung atau tidak
tenggelam dan biasanya berbentuk silinder. Sedangkan pada ris bawah diikatkat
pemberat yang bisa terbuat dari timah atau dapat pula digunakan rantai besi. Pada
masa dahulu masih digunakan pemberat yang terbuat dari bahan liat maupun batu.
Namun sekarang sudah jarang digunakan karena daya awetnya rendah.
B. Kontruksi Khusus
Keterangan :
A. Kantong
B. Perut
C. Kaki / Sayap
i. Kantong, bahan dari karuna
ii. Ranggamanis, # 1 cm, 700 mata
iii. Rang tetik, # 1,5 cm, 700 mata
iv. Rang petak, # 2 cm, 700 mata
v. Rang bagat, # 7,5 cm, 700 mata
vi. Rang halam, # 4,5 cm, 700 mata
vii. Rang alet, # 6,5 cm, 600 mata
viii. Empat nyare, # 7,5 cm, 500 mata
ix. Klobang, # 8,5 cm, 500 mata
x. Sulam, # 10 cm, 400 mata
xi. Dasar:
- dasar, # 13 cm, 300 mata
- dasar, # 18 cm, 300 mata
C. Gambar Teknis
Tabel 2. Posisi dan Pembagian Tugas Nelayan Payang (sumber: Irnawati, 2004)
Jumlah
No. Posisi Tugas
(orang)
1. Juru Mudi 1 - Memegang kemudi yang membawa perahu dari
fishing base ke fishing ground dan kembali ke
fishing base
- Membantu menarik jaring
2. Pawang 1 - Mencari dan menentukan daerah penangkapan
ikan
- Menjaga posisi perahu sewaktu hauling
3. Tukang 1 Menabur dan menarik jaring
Lepas
4. Tukang 1 - Mengulur jaring waktu operasi
Lomba - Menarik jaring
5. Tukang 1 Memperbaiki posisi jaring di dalam air
Benen
6. Anak 3-7 - Menarik jaring payang
Payang - Menjemur dan mengangkat jaring
Posisi juru mudi biasanya ditempati oleh pemilik perahu atau jika pemilik
perahu tidak ikut melaut, maka sebagai juru mudi adalah orang kepercayaan
pemilik perahu. Untuk menjadi “pawang” dibutuhkan keahlian khusus dan
biasanya didapat dari pengalaman dalam menentukan lokasi keberadaan
gerombolan ikan (Irnawati, 2004).
Keterangan penilaian:
Nilai Ekologi:
+ 2 = operasi alat tangkap telah menyebabkan dampak positif berupa perbaikan
habitat (lebih sehat) dan perbaikan stok sumberdaya
+1 = operasi alat tangkap menyebabkan perbaikan habitat sumberdaya ikan saja atau
stok sumberdaya ikan saja
0 = operasi alat tangkap berdampak netral, baik terhadap habitat maupun sumberdaya
ikan
-1 = operasi alat tangkap menyebabkan kerusakan ekologi karena kerusakan habitat
saja atau penurunan sumber daya (stok ikan) saja
-2 = operasi alat tangkap telah menyebabkan dampak negatif, berupa kerusakan
habitat dan penurunan stok sumberdaya ikan
Nilai Ekonomi:
+ 2 = operasi alat tangkap telah menyebabkan dampak positif yang sangat nyata bagi
rumah tangga perikanan maupun nelayan
+1 = operasi alat tangkap menyebabkan dampak positif namun tidak begitu nyata bagi
rumah tangga perikanan maupun nelayan
0 = operasi alat tangkap berdampak netral, bagi penghasilan rumah tangga perikanan
maupun nelayan (tidak ada perubahan)
-1 = operasi alat tangkap kadang menyebabkan kerugian bagi rumah tangga perikanan
maupun nelayan
-2 = operasi alat tangkap sering kali menyebabkan kerugian ekonomi bagi rumah
tangga perikanan maupun nelayan
Nilai Sosial:
+ 2 = operasi alat tangkap tidak pernah menimbulkan kecemburuan sosial dari
komunitas yang menggunaakan alat lainnya, bahkan penggunakan alat didukung oleh
nelayan lain
+ 1 = operasi alat tangkap tidak menimbulkan kecemburuan sosial dari komunitas
nelauan yang menggunakan alat lainnya, namun tidak disertai dengan dukungan oleh
nelayan lain
0 = operasi alat tangkap berdampak netral secara sosial, bagi rumah tangga perikanan
ataupun nelayan lainnya
-1 = operasi alat tangkap dirasakan merugikan sebagian nelayan atau rumah tangga
perikanan lainnya, sehingga kadang-kadang menimbulkan kecemburuan sosial walaupun
tidak pernah diungkapkan
-2 = operasi alat tangkap sering dirasakan merugikan sebagian besar nelayan lainnya
sehingga sering terjadi konflik antar nelayan ke permukaan
Berdasarkan tabel di atas, dari segi bobot hasil tangkapan dan pemanfaatan
hasil tangkapan alat tangkap ini dikategorikan ramah lingkungan. Berikut adalah
kelebihan alat tangkap gill net millennium dibandingkan dengan alat tangkap
pukat maupun alat tangkap gill net sejenis:
Jaring lebih tahan lama dibandingkan Jaring insang lain
Pada saat melakukan hauling jaring lebih ringan karena tidak menyimpan
air
Hasil tangkapan lebih maksimal karena peluang ikan untuk lepas lebih
kecil
Dapat dipakai bahan untuk penangkapan ikan permukaan maupun ikan
dasar
Ramah lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1975. Fishing Method Diktat Kuliah Ilmu Teknik Penangkapan Ikan.
Bagian Penangkapan. Bogor: Fakultas Perikanan, IPB.
Bintoro, Dr. Ir. Gatut, M. Sc. dan Ir. Sukandar, MP. 2011. Metode Penangkapan
Ikan : Alat Tangkap Jaring Berkantong.
http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4A_2-Alat-Tangkap.pdf
Febriantoni, Penny, Ir. H. Bustari, M. Si, dan Ir. Alit Hindri Yani, M. Sc. 2014.
The Case of Seine Net Fishing Gear Technologu in Korong Toboh
Kanagarian Campago V Koto Kampung Dalam Village, Padang Pariaman
District, West Sumatra. Universitas Riau: Riau.
http://download.portalgaruda.org/
Fuad, S.Pi, MT, Ir. Sukandar, MP, Ir. Dewa Gede Raka W., M.Sc, dkk. 2015.
Tinjauan Akademis Terhadap Peraturan Menteri Kelautan Perikanan No.
2/2015 Tentang Pelarangan Pengguanaan Beberapa alat Penangkapan
Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Universitas Brawijaya: Malang.
http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2015/11/Module-6-Jaring-
Berkantong.doc
Prado, J. dan P.Y. Dremiere. 1991. Petunjuk Praktis bagi Nelayan. Diterjemahkan
oleh : Balai Pengembangan Penangkapan Ikan: Semarang.
http://www.fao.org/docrep/010/ah827o/ah827id04.htm
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian:
Jakarta.
Sudirman. 2008. Deskripsi alat tangkap dogol, analisis By Catch dan komposisi
ikan yang tertangkap di Perairan Takalar. Torani. hlm. 160-170
http://www.bappedakotasibolga.com/index.php/component/content/article/17-
artikel/43-permen-kp
http://www.bpppbelawan.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/profil/maklumat-
pelayanan?id=138
https://www.scribd.com/doc/87631712/KONTUKSI-KAPAL-PERIKANAN-
DAN-UKURAN-UTAMA-DALAM-PENENTUAN-KONTRUKSI-
KAPAL
www.academia.edu
http://pusluh.kkp.go.id/arsip/c/203
http://www.pokorny-site.cz/en/fishing_nets_beach_seine.html
https://www.fao.org/docrep/010/ah827o/ah827id04.htm
http://hkti.org/alat-tangkap-ikan-payang.html
http://pusluh.kkp.go.id/arsip/c/203/?category_id=2
http://pusluh.kkp.go.id/arsip/file/203/bag-8._sni-01-7090-2005.pdf/
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16336/4/Chapter%20II.pdf
http://rizarahman.staff.umm.ac.id/files/2010/03/M_12_Seine-Net.pdf
http://dkp.padangpariamankab.go.id/2014/02/alat-tangkap-ikan-yang-terbuat-dari-
bahan-sintetis/