Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Eureka Pendidikan - Perencanaan pembelajaran pada hakikatnya adalah rangkaian isi dan
kebutuhan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis yang digunakan sebagai
pedoman dari guru dalam mengelola proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran
terpadu sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran terpadu itu direncanakan dan
dikemas sesuai dengan kondisi peserta didik seperti minat, bakat, kebutuhan dan
kemampuan peserta didik.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan
belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami (Trianto, 2010:57).
Pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses pembelajaran
dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan
akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di
sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman
terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Secara umum dalam pembelajaran terpadu dikenal 3 cara memadukan kurikulum, yaitu:
perpaduan di dalam satu disiplin ilmu, perpaduan beberapa disiplin ilmu, dan perpaduan di
dalam dan beberapa disiplin ilmu. Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa
(student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, dan (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Adapun menurut Robin
Fogarty(1991; xv), ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit
tematisnya, (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah tipe fragmented, connected, nested,
sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Dari sepuluh
tipe tersebut, tiga tipe pertama yakni fragmented, connected, dan nested, merupakan
perpaduan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu (mata pelajaran). Sedangkan tipe
sequenced, shared, webbed, threaded, dan integrated merupakan perpaduan kurikulum
dalam beberapa disiplin ilmu, dan dua tipe terakhir yakni immersed, dan networked
merupakan perpaduan kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu.
Pembahasan pada makalah ini diarahkan kepada pembelajaran terpadu tipe Immersed dan
Networked. Tipe Immersed dimana pembelajaran dirancang agar setiap individu dapat
memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai
bidang minatnya. Sementara tipe networked pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnnya yang berhubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya, sehingga siswa secara tidak
langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan
kebutuhan para siswa/mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari
minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara internal dan intrinsic dicapai
oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau tanpa intervensi dari luar atau
ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data, ide-ide melalui bidang yang sangat
diminatinya. Pendekatan ini umumnya dilakukan oleh mahasiswa baik mahasiswa S1, S2,
maupun S3.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung
secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan
tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan
dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran,
yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari
pebelajar immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata immersed adalah pencelupan atau
pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan
bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu. Para siswa menyaring
sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan
meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang
dijalaninya.
Tahap Pelaksanaan.
Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Samani (dalam
Lutfiana, 2006; 32) tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik
dalam pembelajaran terpadu. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip pelaksanaan
pembelajaran terpadu meliputi:
1. Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan dalam
proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
perencanaan.
Tahap evaluasi.
Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32)
hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
Penerapan lainnya bagi kelas 5 SD misalnya pada materi pencemaran udara dapat
dijelaskan pada materi pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan Seni Rupa.
Materi tersebut membahas tentang:
IPA : Pernafasan pada manusia
PKN : Peraturan Pemerintah
Bahasa Indonesi : Menceritakan hasil pengamatan
Seni Rupa : Membuat poster sederhana
Pada siswa tingkat menengah, misalkan siswa SMA yang tertarik dengan optik ia
ingin mendalami mengenai lensa, sehingga ia harus memperdalam materi lain
seperti:
Matematika : kalkulus, skala
Fisika : optik, lensa, persamaan lensa
Komputer : program/software (flash, ppt)
Bahasa : menulis, menyampaikan hasil
Pada siswa tingkat menengah, misalkan siswa SMK yang mengambil kejuruan
teknik gambar bangunan untuk memenuhi keingintahuannya, ia harus memperdalam
materi lain seperti:
Matematika : bagan/ grafik data, skala
Fisika : kesetimbangan,
Komputer : software design bangun,
Seni : gambar manual,
Pada mahasiswa geologi, selain mempelajari materi tentang geologi, mereka juga
memerlukan pengetahuan lain diluar bidangnya seperti :
Matematika : tekhnologi komputer, bagan / grafik data, aliran data dan interpretasi
IPA : mineral, gunung berapi, masalah lingkungan dan gempa bumi
Bahasa : membuat pidato, membaca, menulis
IPS : hak asasi manusia, sungai dan implikasi hukum