Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
a
'A$,,'
Pengatur*n
Fungsional
T$.buh kfdnusia
d n Pengatu
1 gkunganDalam*
Tqjuan itmu, ibal ad*lah rrrenjela$kan.berbagai,f,aktar'
fisik dan kimiarvi yang bertanggung jawab atas asal
us*l, p.g1kEmban$an, dan kernajua:r hidup, $etlgp je-
nis kehidupan, mulai dari virus yang sederhana sampai
pohon yang terbesar atau manusia yang paling rumit,
mempunyai karakteristik firngsionalnya sendiri-sen-
,diri CIleh karena itu;, bidang flsiolsgi yarig, sangat ,
Unit dasar kehidupan pada rubuh manusia dalah sel. Setiap organ merupakan kum-
.,prdpri, sa,4.banyak sel berbeda yang disatukan oleh berbagai strukt*r penunjang an-
tarsel.
Setiap jenis sel beradaptasi secara khusus unruk melakukan satu atau beberapa
fungsi tenentu. Misalnya. sel darah merah yang jumlah seluruhlya 25 triliun, meng-
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Walaupun sel darah merah berjumlah pi-
,,.liugr,lianyak.di ante jenis:jenis-,sel tubuh I'alrg,laiq, rnasih ada sekitar 75 triliun sel
jenis lain yang melaksanakan fi.urgsi yang berbeda dari lungsi sel darah merah. Jadi,
jumlah seluruh sel di dalam tubuh manusia kira-kira I00 triliun.
3
UNIT I lntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Walaupun sel tubuh yang banyak tersebut sering kali bedaan konsentrasi ion tersebut di antara cairan ekstrasel
sangat berbeda satu sama lain, semua sel tersebut mem- dan intrasel. Proses transport ini dibahas di Bab 4.
punyai karakteristik dasar tertentu yang serupa. Misalnya,
di dalam semua sel, oksigen bereaksi dengan karbohidrat,
lemak, atau protein untuk melepaskan energi yang dibu- Mekanisme ff Homeostatiktt
tuhkan untuk fungsi sel. Lebih lanjut, mekanisme kimia- pada Berbagai Sistem
wi umum yang dipakai untuk mengubah nutrien menjadi Fungsional Utama
energi pada dasamya sama di semua sel, dan semua sel
melepaskan produk akhir reaksi kimianya ke dalam cairan
disekelilingnya.
Homeostasis
.
Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan un- lstilah homeostasis digunakan oleh ahli fisiologi untuk
tuk bereproduksi sehingga menghasilkan sel lain dari je- menjelaskanp emelihat,aan anekct kondisi yang hampir se-
nis yang sama. Untunglah, bila sel dari tipe tertentu rusak lalu konstqn di lingkungan dalam. Pada dasamya, semua
oleh suatu sebab, sel yang tersisa dari jenis yang sama organ danjaringan tubuh melaksanakan aneka fungsi un-
biasanya akan membentuk sel-sel baru sampai persediaan tuk membantu mempertahankan kondisi yang konstan ini.
sel itu menjadi cukup kembali. Misalnya, paru menyediakan oksigen bagi cairan ekstra-
sel untuk menggantikan oksigen yang dipakai oleh sel,
Gairan Ekstrasel- ginjal mempeftahankan konsentrasi ion agar konstan, dan
r'Lingkungan Dalamtt sistem gastrointestinal menyediakan nutrien.
Banyak bagian dalam buku ini membahas peran tiap-
Kira-kira 60 persen tubuh manusia dewasa berupa cair- tiap organ atau jaringan dalam membantu mempertahan-
an, terutama berupa suatu larutan ion dan zat-zat lain di kan homeostasis. Untuk mengawali pembahasan ini, bab
dalam medium air. Meskipun sebagian besar cairan ini ini menguraikan berbagai sistem fungsional di dalam tu-
terdapat di dalam sel dan disebut cairan intrasel, kira-kira buh dan kontribusinya pada homeostasis; selanjutnya kita
sepefiiganya berada di ruang-ruang di luar sel dan dise- akan membahas secara ringkas teori dasar mengenai sistem
buI cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel ini terus-menerus pengendalian tubuh yang memungkinkan keserasian kerja
bergerak ke seluruh tubuh. Cairan ini dengan cepat diang- berbagai sistem fungsional tersebut satu sama lain.
kut di dalam sirkulasi darah dan selanjutnya tercampur di
antara darah dan cairanjaringan dengan berdifusi melalui
dinding kapiler. Sistem Pencampuran dan
Di dalam cairan ekstrasel, terdapat berbagai ion dan Transpor Cairan Ekstrasel-
nutrien yang diperlukan oleh sel untuk mempertahankan Sistem Sirkulasi Darah
kehidupan sel. Dengan demikian, pada dasarnya semua
sel hidup di dalam lingkungan yang sama-cairan ekstra-
Cairan ekstrasel diangkut ke seluruh bagian tubuh dalam
sel. Dengan alasan ini, cairan ekstrasel juga disebut se- dua tahap. Tahap pertama adalah pergerakan darah ke se-
bagai lingkungan dalam tubuh, atau milieu intdrieur, is- luruh tubuh di dalam pembuluh darah, dan tahap kedua
adalah pergerakan cairan antara kapiler darah dan ruqng-
tilah yang dicetuskan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh
ru ang antars el di antara sel-sel jaringan.
seorang ahli fisiologi Perancis abad ke-19 yang terkenal;
yaitu Claude Bernard. Gambar 1-1 menuniukkan sirkulasi darah secara
Sel mampu hidup, tumbuh, dan melaksanakan berba-
umum. Semua darah di dalam sirkulasi melintasi seluruh
jalur sirkulasi dengan kecepatan ratatata satu kali setiap
gai fungsi khususnya selama di lingkungan dalam terse-
menit pada saat istirahat dan sebanyak enam kali per me-
but tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino,
lemak, serta unsur-unsur pokok lain dalam konsentrasi nit bila seseorang sangat aktif.
yang tepat. Sewaktu darah melewati kapiler darah, terjadi pertu-
karan cairan ekstrasel yang kontinu di antara plasma da-
Perbedoon ontoro Coiron Ekslrosel don lntro- rah dan cairan interstisial yang mengisi ruang-ruang an-
sel. Cairan ekstrasel mengandung banyak ion natrium, tarsel. Proses ini ditunjukkanpada Gambar l-2. Dinding
klorida, dan bikarbonal plus berbagai nutrien untuk sel, kapiler bersifat permeabel terhadap kebanyakan molekul
seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam amino. yang ada di dalam plasma darah, kecuali terhadap molekul
Cairan ekstrasel juga mengandung karbon dioltsida yang protein plasma yang besar. Oleh karena itu, banyak sekali
diangkut dari sel ke paru untuk diekskresi, ditambah ber- cairan dan zat-zat yang terlarut di dalamnya berdfusibo-
bagai produk sampah sel lainnya yang diangkut ke ginjal lak-balik di antara darah dan ruang-ruang di dalam jaring-
untuk diekskresi. an, yang ditunjukkan dengan anak panah. Proses difusi
Cairan intrasel sangat berbeda dari cairan ekstrasel; ini terjadi akibat gerakan kinetik molekul yang terdapat
secara spesifik, cairan intrasel rnengandung banyak sekali di dalam plasma maupun cbiran interstisial. Yaitu, cairan
ion kalium, magnesium, dan fosfat daripada ion natrium dan molekul yang terlarut di dalamnya terus-menerus
dan klorida yang banyak ditemukan di dalam cairan bergerak dan bolak-balik ke segala arah di dalam plasma
ekstrasel. Berbagai mekanisme khusus untuk pengangkut- dan cairan di ruang antarsel, dan juga menembus pori-
an ion melalui membran sel akan memperlahankan per- pori kapiler. Beberapa sel ber.jarak lebih dari 50 mikro-
BAB 1 Pefigaturan Fungsional rubuh Manusia dan pengaturan ,'Lingkungan Dalam',
Pembuangan
Produk Akhir Metabolik
Pembuongon Kqrbon Dioksido oleh poru. pada
saat darah mengambil oksigen di paru, karbon dioksida
dilepaskan dari darah ke dalam alveoli paru; dan perge-
rakan udara masuk dan keluar paru sewaktu respirasi akan
membawa karbon dioksida tersebut keluar ke atmosfer.
Karbon dioksida merupakan produk akhir metabolisme
yang paling banyak jumlahnya.
asam urat; demikian juga kelebihan ion dan air yang ber- membantu memperlahankan homeostatis dengan cara
asal dari makanan, yang mungkin menumpuk di dalam menghasilkan generasi baru guna menggantikan orang
cairan ekstrasel. yang telah meninggal. Kelihatannya penggunaan istilah
Ginjal melaksanakan fungsinya dengan cara menya- homeostasis ini tidak tepat, tetapi pada kesimpulan akhir-
ring lebih dahulu plasma yang melalui glomeruli ke nya, tergambarkan dengan jelas bahwa pada hakikatnya
dalam tubulus dalam jumlah besar dan kemudian mere- semua struktur tubuh itu tersusun sedemikian rupa agar
absorbsi zat-zat yang dibutuhkan tubuh ke dalam darah, masing-masing membantu mempertahankan kehidupan
seperti glukosa, asam amino, air dalam jumlah cukup, dan yang berlangsung secara otomatis dan langgeng.
banyak ion. Sebagian besar zat lain yang tidak dibutuhkan
tubuh, khususnya produk akhir metabolisme seperti urea,
sangat sedikit direabsorbsi dan terus melewati tubulus re- Sistem Pengatur Tubuh
nalis menjadi urin.
Tubuh manusia mempunyai beribu-ribu sistem pengatur.
Sistem pengatur yang paling rumit adalah sistem pengatur
Pengaturan Fungsi Tubuh genetik yang bekerja di dalam semua sel untuk membantu
mengatur fungsi intrasel dan fungsi ekstrasel. Masalah ini
Sistem Sqrof. Sistem saraf terdiri atas tiga bagian po-
akan dibicarakan di dalam Bab 3.
kok'. bagian sensorik ("input"), sistem saraf pusat (atau
Banyak sistem pengatur lain bekerja di dalam organ
bagian integrasi), dan bagian motorik ("output"). Resep-
untuk mengatur fungsi masing-masing bagian organ ter-
tor sensorik mendeteksi keadaan tubuh atau keadaan ling-
sebut; sistem pengatur yang lain bekerja di seluruh tubuh
kungan sekitar. Misalnya, reseptor di kulit akan memberi-
untuk mengatur hubungan qntarorgan. Misalnya, sistem
tahukan kepada kita setiap kali sebuah benda menyentuh
kulit di mana pun tempatnya. Mata merupakan organ sen-
respirasi-yang bekerja sama dengan sistem saraf-
mengatur konsentrasi karbon dioksida di dalam cairan eks-
sorik yang membuat seseorang mendapatkan gambaran
trasel. Hati dan pankreas mengatur konsentrasi glukosa
visual tentang lingkungan sekitamya. Telinga juga meru-
pakan organ sensorik. Sistem sarafpusat terdiri atas otak
di dalam cairan ekstrasel dan ginjal mengatur konsentrasi
hidrogen, natrium, kalium, fosfat, dan ion-ion lain di da-
dan medula spinalis. Otak dapat menyimpan informasi,
lam cairan ekstrasel.
menghasilkan pikiran, menciptakan ambisi, seda menen-
tukan reaksi yang dilakukan oleh tubuh sebagai respons
terhadap aneka sensasi. Sinyal yang sesuai kemudian Contoh-Contoh
dihantarkan melalui bagian motorik sistem saraf untuk
Mekanisme Pengatur
melaksanakan keinginan kita.
Sebagian besar segmen sistem saraf disebut sebagai Pengoturon Konsenlrqsi Oksigen dqn Korbon
sistem otonom. Sistem ini bekerja pada tingkatan bawah Dioksido di Coiron Ekstrosel. Karena oksigen meru-
sadar dan mengatur banyak fungsi organ dalam, terma- pakan salah satu zat utama yang dibutuhkan untuk reaksi
suk seberapa besar aktivitas pemompaan jantung, perge- kimia di dalarn sel, sangat menguntungkan bahwa tubuh
rakan traktus gastrointestinal, dan sekresi banyak kelenjar mempunyai mekanisme pengatur khusus untuk memper-
dalam rubuh. tahankan konsentrasi oksigen di dalam cairan ekstrasel
agar selalu konstan dan hampir tepat sama. Mekanisme ini
Pengoturon oleh Sislem Hormon. Di dalam tubuh,
terutama bergantung pada sifat-sifat kimiawi hem o gl ob i n,
terdapat delapan kelenjar endokrin utama yang menyekresi
yang terdapat di dalam semua sel darah merah. Sewaktu
zat-zat kimia yang disebut hormon. Hormon diangkut me-
darah melewati paru, hemoglobin mengikat oksigen. Se-
lalui cairan ekstrasel menuju seluruh bagian tubuh untuk
lanjutnya, sewaktu darah melewati kapiler jaringan, he-
membantu mengatur fungsi sel. Misalnya, hormon tiroid
moglobin tidak akan melepaskan oksigen ke dalam cairan
meningkatkan kecapatan sebagian besar reaksi kimia di jaringan bila oksigen sudah terlalu banyak di sana, karena
dalam semua sel, dengan demikian hormon tiroid mem-
afinitas kimiawinya sendiri terhadap oksigen cukup kuat.
bantu mengatur tempo aktivitas tubuh. Insulin mengatur
Namun, bila konsentrasi oksigen di dalam cairan jaringan
metabolisme glukosa; hormon-hormon korteks adrenal
sangat rendah, oksigen akan dilepaskan secukupnya agar
mengatur ion natrium, ion kalium, dan metabolisme pro-
konsentrasi oksigen dapat kembali mencukupi. Jadi pada
tein; dan hormon paratiroid mengatur kadar kalsium dan prinsipnya, pengaturan konsentrasi oksigen di dalamjaring-
fosfat tulang. Jadi, hormon merupakan sistem pengatur
an, pada prinsipnya, terutama sudah m€nyatu dengan sifat
yang melengkapi sistem saraf. S istem saraf terutama men g-
kimiawi hemoglobin itu sendiri. Pengaturan iti disebut se-
atur aktivitas otot dan aktivitas sekresi, sedangkan sistem
b agai fun gs i p e /D) an gg a h e m o g I o b i n t e r h a d ap o ks i ge n.
hormon terutama mengatur banyak fungsi metabolisme.
Konsentrasi karbon dioksida di dalam cairan ekstrasel
diatur dengan cara yang jauh berbeda. Karbon dioksida
Reproduksi merupakan produk akhir utama reaksi oksidasi di dalam
sel. Bila seluruh karbon dioksida yang terbentuk di dalam
Adakalanya, reproduksi tidak dianggap sebagai salah sel terus-menerus ditimbun di dalam cairan jaringan,
satu fungsi homeostatik. Namun, reproduksi sebenarnya efek massal penimbunan karbon dioksida itu sendiri akan
BAB 1 Pdngaturan Fungsional Tubuh Manusia dan Pengaturan "Lingkungan Da!am', 7
segera menghentikan semua reaksi penghasil-energi yang sampai dua kali atau lebih dari nilai normal, otot jantung
terjadi di dalam sel. Untungnya, konsentrasi karbon diok- kemungkinan akan mengalami tekanan berat. Demikian
sida dalam darah yang melebihi normal akan merangsang juga, bila konsentrasi ion kalsium turun sampai kira-kira
pusat respirasi sehingga orang tersebut akan bernapas di bawah setengah kadar normal, seseorang kemungkinan
cepat dan dalam. Respirasi seperti ini akan meningkat- akan mengalami kontraksi otot tetanik di seluruh tubuh
kan ekspirasi karbon dioksida sehingga kelebihan karbon akibat pembangkitan impuls spontan secara berlebihan
dioksida dibuang dari darah dan cairan jaringan. Proses di saraf perifer. Bila konsentrasi glukosa turun sampai di
ini akan berlangsung terus menerus sampai konsentrasi bawah setengah nilai normal, seseorang sering mengalami
karbon dioksida kembali ke nilai normal. iritabilitas mental yang berat dan bahkan kadang-kadang
mengalami kejang.
Pengoluron Tekqnon Doroh Arleri. Beberapa sistem Contoh-contoh ini akan memberikan kepada kita
turut membantu pengaturan tekanan darah arteri. Salah pandangan mengenai nilai ekstrem dan perlunya banyak
satunya adalah sistem baroreseptor yang merupakan con- sistem pengatur yang dapat menjaga tubuh agar telap
toh sederhana dan sangat baik tentang mekanisme penga- bekerja dengan sehat; bila tidak terdapat salah satu di
tur yang bekerja cepat. Di dinding daerah bifurkasi arteri antara sistem pengatur ini, dapat timbul malfungsi tubuh
karotis di leher, dan juga di arklrs aorta di daerah dada, yang berat atau kematian.
terdapat banyak reseptor saraf yang disebut b arores eptor,
yang dapat terangsang oleh regangan dinding arteri. Bila
tekanan arteri terlalu tinggi, baroreseptor akan mengirim- Sifat-sifat Sistem Pengatur
kan rentetan cetusan impuls saraf menuju ke medula otak.
Contoh-contoh mekanisme pengatur homeostatik yang
Di tempat ini, impuls-impuls tersebut akan menghambat
pus at v as omot or, yang selanjutnya akan mengurangi jum-
telah diutarakan sebelumnya, sebenamya hanya meru-
pakan beberapa contoh di antara beribu-ribu mekanisme
lah impuls yang dihantarkan dari pusat vasomotor terse-
yang ada di dalam tubuh, dan secara umum semuanya
but ke jantung dan pembuluh darah melalui sistem saraf
mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat ini akan dijelas-
simpatis. Bila impuls dari pusat vasomotor ini berkurang,
kan pada par agr af-par agraf berikut ini.
akan terjadi penurunan aktivitas pompa jantung dan juga
dilatasi pembuluh darah perifer, sehingga aliran darah
melalui pembuluh darah dapat bertambah. Kedua efek ini Sifat Dasar Umpan Batik Negatif
menurunkan tekanan arteri kembali ke normal. pada Sebagian Besar Sistem Pengatur
Sebaliknya, penumnan tekanan arteri di bawah nor-
Sebagian besar sistem pengatur tubuh bekerja dengan
mal akan menurunkan tegangan pada reseptor regang, se-
umpan balik negatif, yang dapat diterangkan secara lebih
hingga pusat vasomotor menjadi lebih aktif daripada bia-
jelas dengan melihat kembali beberapa sistem pengatur
sanya-dengan demikian menyebabkan vasokonstriksi
dan peningkatan kerja pompajantung-dan tekanan arteri
homeostatik yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam
pengaturan konsentrasi karbon dioksida, tingginya kon-
akan meningkat kembali menjadi normal.
sentrasi karbon dioksida di dalam cairan ekstrasel akan
meningkatkan ventilasi paru. Selanjutnya, peningkatan
Kisaran Normal dan Sifat Fisik ventilasi ini akan menurunkan konsentrasi karbon dioksi-
Berbagai Komponen Penting da cairan ekstrasel karena paru mengeluarkan karbon diok-
di dalam Gairan Ekstrasel sida dalam jumlah yang lebih banyak dari dalam tubuh.
Tabel 1-1 memuat daftar komponen yang penting dan Dengan kata lain, tingginya konsentrasi karbon dioksida
sifat fisik cairan ekstrasel, bersama dengan nilai normal, memicu peristiwa-peristiwa yang menurunkan konsentrasi
kisaran normal, dan batas maksimum yang tidak menim- menjadi normal, dan peristiwa tersebut bersifat negatif
bulkan kematian. Perhatikan betapa sempitnya kisaran (berlawanan) terhadap rangsangan awal. Sebaliknya, bila
normal untuk setiap4<tlmponen. Nilai di luar kisaran ini konsentrasi karbon dioksida turun terlalu rendah, akan tim-
biasanya disebabkan oleh kondisi sakit. bul umpan balik untuk meningkatkan konsentrasi. Respons
Yang paling penting adalah batas-batas yang dapat ini juga bersifat negatifterhadap rangsangan awalnya.
menyebabkan kematian bila dilampaui. Contohnya, ke- Dalam mekanisme pengaturan tekanan arteri, tekanan
naikan suhu tubuh hanya sebesar l1"F (7'C) di atas nor- yang tinggi menyebabkan serangkaian reaksi yang me-
mal dapat menimbulkan lingkaran setan peningkatan micu penurunan tekanan darah, atau tekanan yang ren-
metabolisme sel yang akan merusak sel. Perhatikan juga dah mencetuskan serangkaian reaksi untuk meningkatkan
kisaran keseimbangan asam-basa tubuh yang sempit, tekanan. Kedua contoh di atas merupakan efek negatif
dengan nilai pH normal sebesar 7,4 dan nilai letal hanya terhadap rangsangan awalnya.
berkisar 0,5 di luar batas normal. Faktor lain yang penting Oleh karena itu, pada umumnya, bila beberapa faktor
adalah konsentrasi ion kalium, karena bila konsentrasinya menjadi berlebihan atau terlalu kurang, suatu sistem peng-
turun sampai kurang dari sepertiga nilai normal, pasien atur akan menjalankan umpqn balik negatif, yang terdiri
kemungkinan akan mengalami kelumpuhan akibat keti- atas serangkaian perubahan untuk mengembalikan fak-
dakmampuan saraf untuk menjaiarkan sinyal saraf. Ke- tor tersebut ken.Sali ke nilai rata-raIa tertentu, sehingga
mungkinan lain, bila konsentrasi ion kalium meningkat mempertahankan homeostasis.
I UNIT I lntroduksi Terhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
TABEL 1-1. Komponen yang Penting dan Sifat Fisik Cairan Ekstrasel
Oksi$en ,,. ,
,,:40 :
'35-45 , ,10-1000 mrn.Hg
Karbon dioksida ' 40 ',,' 35,45 ,.'- 5-80 : t'
:::: mm llg
lon natrium 142'::,' 1 38-1 46. ' .'11s.i7s ,,, mmol/L
loh kalium I
A2 3;8-5,6 ''" 1,5:9,0 ':,. mmol/L
lon kalsium -:. 1rZ't.,:- 1 ,0-1 ,4 0;5-2,0 ,:' mmoVL
lon klorida : 108 ., 103-112 70;1 30 mmol/L
lon bikarbonat ,.28...-, 24-32 ,'
. 8,45' mmol/L
,
:
mempertahankan homeostasis. Hubungan timbal balik ini Guyton AC, Taylor AE, Granger HJ: Dynamics and Control of
the Body Fluids. Philadelphia: WB Saunders, 1975.
menghasilkan keotomatisan tubuh secara terus-menerus
Hoffman JF, Jamieson JD: Handbook of Physiologt: Cell Physi-
sampai satu atau beberapa sistem fungsional kehilangan ' ology. Bethesda: American Physiological Socieb), 1997.
kemampuannya untuk ikut berperan. Bila terjadi keadaan
Krahe R, Gabbiani F: Burstfring in sensory systems. Nat Rev
ini, semua sel tubuh akan menderita. Disfungsi yang eks- Neurosci 5: I 3, 2001.
trem akan menyebabkan kematian, sedangkan disfungsi Lewin B: Genes VII. New York: Oxford University Press, 2000.
sedang menyebabkan penyakit. Masoro EJ (ed): Handbook of Physiotogy, Sec 1l: Aging.
Bethesda: American Physiological Society, I 995.
Milhom HT: The Application of Control Theory to Physiologi-
Kepustakaan cal Systems. Philadelphia: llB Saunders., 1966.
Orgel LE: The origin aflife on the earth. Sci Am 271:76, 1991.
Adolph EF: Physiological adaptations: lrypertrophies and su-
Smith HW: From fsh to Philosopher New York: Doubleday,
perfunctions. Am. Sci., 60 : 608, I 972.
196t.
Bernard C: Lectures an the Phenontena of Life Common to Ani-
Thomson RC: Biomaterials Regulating Cell Function andTissue
mals and Plants. Springfield, IL: Charles C Thomas, 1974.
Development. Warcendale, PA: Materials Research Society,
Cabanac M: Regilation and the ponderostat. Int J Obes Relat I 998.
Metab Disord 25(Suppl 5):57, 2001
Qian R; Molecular machines that control genes. Sci Ant 272:5 4,
Cannon WB.: The Wisdom of the Body. New York, lll4 Norton.,
I 995
r932.
ffiAffi 2
SeX dan Feangsfn'rya
S*rs*rnan $eE
Sebuah sel yairg kiras, seperr-i yang terlihat melalui niikroskop cohaya, diperlihatkan
pada $arntrar 2-1. $el trrsebut mempunyai dua bagian utaaia yaihr nukleus dan sita,
pittsntc.t. l{rikleus dipisahkan riari sitoplasrre rsleh rnembran nrikleus, dan sitoplasma
ilrpisahkan dari eairan di seki;ar sel oleh wentbran ser/. yang disebut jugamembran
pie:sm*.
*i:t'tragai lracam zat -vang furut membentuk sel secara keselunrhan disebut proto-
Stlasma. Proloplasrua terulama tereliri atas lirna zat drrsar : air, elektrolit, protein, lipid
rJan harbciliiirar.
Air. Arr nrerupakan *rediurn cair yang utarua bagi s*1. yang terdapar i:acla sebagian
i:esar snl. kecuali untuk sel l*mak, ciengaa konsentiasi a*tara 70 sampai 85 persen.
Banyah lrahan ki*ria sel yeng larui dalam air. Bahan-bahan iain terdapat dalam air
sehagai i:artikcl padat. Reaksi-reaksi kimia terjacli di antara bahan-bahan kimia yang
terlar"ul- par{a ltermiikaan partikei padat tcr'.sei:ut atau pada lnembran.
'rXau
l€n. {on t*peniing dalaru sc1 adalah kaJiunt, wtagnesiunt, Jitsfat, sutfat, bikarb{}nat,
dar yang terelapat dalarn juiniah yang l*bih sed,ikit : notrium, kJttritia, drn kalsium.
Setnua ion tersebut akan dibahas letrih rinci di Bab 4, dengan rnemperhatikan hubung-
an saling bediait;,rn'antara cairan intrascl dengan cairan ekstrasel.
)i611g;
Icp merupalcur baharn kilnia inorganik dalam reaksi se}. Ion juga diperlukan untuk
.menjalankan beberapa lnekanisme pengatllran sei. Mi,sainya, icn yang bekerja pada
membran sel diperlukan untuk penjalaran in:puls elel';.trakimia pada serabut saraf dan
{)tilt.
Frgfei*. Selaiti air, zat yang sangaf berlimpah pada sebagian besar sel aclalah protein,
yang dalirm ke*daan ncrmai jumlahnya 10 sampai 20 persen ilassa sel. protein dapat
dibagi dalani d*a jenis: prr:tein struktural dan p*:tein./ung,sional.
Prate itt straktural t*rdapat dalam sel terntaara dalam bentuk filamen panlang yang
merupakan polimer dari banyalc unit rnolekui prctein. Salah satu kegunaair filamen in-
trasel tersebut yang penting adalah rmtuk memben&rkmikrotttbwlus yaugmerupakan
"sitoskeleron" organel sel sepeiti silia, akson saraf, gelendong mitosis pada sel yang
11
12 UNIT I Introduksi Terhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Sentriol
Granula
sekretoris Aparatus
Golgi
Mikrotubulus
Glikogen
Ribosom
Lisosom
Sqwqr Lipid Membrqn Sel Menghombot Mo- berhubungan dengan cairan intrasel dan sisi luar yang
suknyq Air. Gambar 2-3 memperlihatkan struktur mem- berhubungan dengan cakan ekstrasel.
bran sel. Struktur dasarnya adalah sebuah tapisan lipid Lapisan lipid di bagian tengah membran bersiiat im-
ganda, yang merupakan lapisan tipis, sebanyak dua buah permeabel terhadap zat yarrg biasanya lartit dalam air,
lapisan lipid-setiap lapisan memiliki ketebalan hanya seperti ion, glukosa, dan urea. Sebaliknya, zatyanglarut
satu molekul-yang terbentang di seluruh permukaan sel. dalam lemak seperti oksigen, karbon dioksida dan alko-
Malekul protein globulus yang besar tersebar di lapisan hol, dapat dengan mudah menembus bagian membran
lipid tersebut tersebut.
Struktur dasar lapisari lipid ganda dibentuk oleh mo- Molekul kolesterol pada membran sel sebenarnya
lekul-molekul fosfolipid. Salah satu gugus dari setiap juga merupakan lipid karena inti steroidnya sangat mudah
molekul fosfolipid tersebut larut dalam air; disebut hidro- larut dalam lemak. Molekul ini larut dalam kedua perrnu-
Gagus satunya lagi hanya larut dalam lemak, disebut
filik. kaan membran. Molekul kolesterol terutama membantu
hidrofobik. Gugus fosfat dari fosfolipid bersifat hidrofilik, menentukan derajat permeabi litas (atau impermeabilitas)
dan gugus asam lemaknya bersifat hidrofobik. kedua lapisan membran terhadap bahan larut-air dari cair-
Karena gugus hidrofobik molekul fosfolipid tersebut an tubuh. Kolesterol ini juga mengatur banyak sifat cair
menjauhi molekul air, sedangkan antara satu gugus hiro- (fluidity) membran.
fobik di lapisan lipid yang pertama dan gugus hidrofobik
di lapisan yang kedua saling tarik menarik, maka kedua Prolein Membron Sel. Gambar 2-3 memperlihatkan
lapis gugus hidrofobik tersebut memiliki kecenderungan massa globulus yang mengapung dalam lapisan lipid gan-
untuk saling bertemu di bagian tengah membran, seperti da. Massa ini merupakan protein membran, yang sebagian
yang tampak dalam Gambar 2-3. Dengan demikian, gugus besar merupakan glikoprotein. Terdapat dua jenis protein
fosfat yang bersifat hidrofilik membentuk dua permukaan membran yait:u: protein integral yang menembus mem-
membran sel yang utuh, yaitu sisi dalam membran yang bran sepenuhnya dan protein perifer yang hanya melekat
14 UNIT I Introduksi Terhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Karbohidrat
pada satu sisi atau perrnukaan membran dan tidak me- sarana penyampaian informasi mengenai lingl<ungan di
nembus membran sepenuhnya. luar sel ke dalam sel.
Banyak protein integral yang berperan sebagai kanal Moiekrrl protein perifer seringkali meiekat pada
struktural (atau pori-pori) yang dapat dilewati oleh mole- protein inteeral. Protein perifer ini liampir sepenuhnya
kul air dan zat larut-air, khususnya ion, yang dapat berdi- berfungsi sebagai enzim atau sebagai pengatur lalu-lintas
fusi antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Kanal pro- zat y ailg melaiui p ot, i-p ori membran sel.
tein ini juga memiliki kemampuan memilih zatyang akan
lewat sehingga memungkinkan zat tertentu lebih mudah Korbohidrct Mernbron-"Glikokqliks" $el. Kar-
berdifusi daripada zaL lain. bohidrat membran hampir selalu terdapat dalam bentuk
Protein integral lain berfungsi sebagai protein peng- kombinasi dengan protein atau lipid sebagai moiekul
angkut (carrier) untuk membawa zat yang jika tidak giil"oprotein atau glikolipid. Pada kenyataannya, seba-
diangkut, tidak akan bisa menembus lapisan lipid ganda. gian besar prorein integral merupakan glikoprotein, dan
Kadang-kadang terjadi pengangkutan zat-zat ke arah yang kira-kira sepersepuluh molekul-molekul lipici membran
berlawanan dengan arah difusi yang seharusnya, yang di- merupakan glikolipid. Gugus "glil<o" dari molekul terse-
sebut "transpor akiif." Protein integral iaimya berperan but hampir selalu menonjol keiuar dari sei, yang teruntai
sebagai enzim. bebas ke aralt luar dari permukaan sel. Banyak senyawa
Protein integral membran juga dapat berperan seba- karbohidrat lain, yang dtsebut proteoglikan-yang secara
gai reseptor untuk zat kimia yang larut-air seperti hor- khusus merupakan zat karbohidrat yang terikat pada inti
mon peptida yang tak dapat menembus membran sel prctei- kecil-juga teruntai bebas dari permukaan luar
dengan mudah. Interaksi reseptor dengan /lgar spesifik sel,.Ja'i, seluruh pemukaan luar sel tersebut seringkali
yang menempel pada reseptor, mengakibatkan perubahan dilapisi oleh suatu selubung karbohidrat longgar yang
bentuk protein reseptor. Hal tersebut selanjutnya meng- rlisebut glikokaliks.
aktivasi bagian dalam protein integral atau menginduk- Bagian karbohidrat yang melekat di permukaan iuar
si terjadinya interaksi antara reseptor dan protein yang sel ruempunyai beberapa fungsi penting: (1) Banyak
terdapat dalam sitoplasma, yang berperan sebagai secand ka'bohidrat tersebut bennuatan listrik negatil yang me-
messenger. Oleh karena itu, sinyal dapat diteruskan dari nyebabkan sebagian besar sel mempunyai suatu muatan
bagian luar reseptor ke dalam sel. Dalam hal ini, protein keseluruhan permukaan sei yang negatif sehingga dapat
integral yang tersebar di membran sel berfungsi sebagai menolak benda-benda bermuatan negatif yang iain. (2)
BAB 2 Sel dan Fungsinya 15
Aparatus
Golgi
Vesikel RE
GAMBAR 2-5, Sebuah aparatus Golgi yang khas dan hubungan- Membran luar
nya dengan retikulum endoplasma (RE) dan nukleus.
Mitokondria
Seperti yang terlihat pada Gambar 2-2 dan 2-7, mitokon-
dria disebut sebagai "gudang energi" ("powerhouses")
sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat memperoleh
energi yang cukup dari bahan makanan, dan semua fungsi
sel akan berhenti.
Mitokondria terdapat di semua bagian dari setiap si-
toplasma sel, tetapi jumlah total per sel sangat bervariasi,
mulai kurang dari serafus sampai beberapa ribu, tergan-
tung jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing
sel. Selanjutnya, mitokondria terkonsentrasi di bagian sel
yang berperan besar terhadap metabolisme energi sel.
Ukuran dan bentuk mitokondria juga beryariasi. Beberapa
mitokondria berdiameter hanya beberapa ratus nanome-
ter dan berbenfuk globulus, sedangkan mitokondria lain
GAMBAR 2-8. Mikrotubulus yang diambil dari ftagela sebuah
bentuknya memanjang-berdiameter I mikrometer dan sperma. (Diambil dari Walstenholme GEW, O'Connor M, and The
panjangnya 7 mikrometer; sisanya bercabang-cabang dan publisher, JA Churchill, 1967. Figure 4, page 314. Copyright the
berbentuk filamen. Novartis Foundation formerly the Ciba Foundation.)
Struktur dasar mitokondria, seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 2-7, terutama terdiri atas dua lapis mem- elastis bagi membran sel. Dalam sei otot, filamen aktin
bran lipid ganda-protein: sebuah membran luar dan se- dan miosin juga tersusun menjadi suatu mesin kontraktil
buah membran dalann. Banyak lipatan membran dalam khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi otot,
yang membenluk rak-rak (shelves), yang merupakan yang akan dibahas secara rinci di Bab 6.
tempat perlekatan enzim oksidatif. Selain itu, rongga ba- Suatu jenis khusus dari filamen kaku yang tersusun
gian dalam mitokondria juga dipenuhi dengan rhatriks dari molekul tubulin yang berpolimer, berguna di semua
yang mengandung sejumlah besar enzim terlarut, yang sel untuk membentuk struktur tubulus yang sangat kuat,
dibutuhkan untuk mendapatkan energi dari bahan makan- yaitu mikrotubulus. Gambar 2-$ memperlihatkan mikro-
an. Enzim-enzim ini bekerja sama dengan enzim-enzim tubulus khas yang diambil dari flagela sebuah sperrna.
oksidatif yang berada pada rak untuk mengoksidasi zat Contoh lain dari mikrotubulus adalah struktur rangka
makanan, yang dengan cara demikian, akan terbentuk tubulus di bagian tengah setiap silia yang tersusun radier
karbon dioksida dan air serta pelepasan energi pada saat ke atas mulai dari sitoplasma sei sampai ke ujung silia.
yang sama. Energi yang dilepaskan tersebut digunakan Struktur ini akan dibahas kemudian dalam bab ini, dan
untuk menyintesis suatu zat "bercnergi-tinggi" yang di- ditunjukkan dalam Gambar 2-17. Sentriol dan gelendong
sebut adenosin trifosfat @fP) ATP kemudian diangkut mitosis dari sebuah sel yang sedang bermitosis, keduanya
keluar dari mitokondria, dan berdifusi ke seluruh bagian juga tersusun dari mikrotubulus yang kaku.
sel untuk memberikan energinya di mana saja energi ter- Jadi, fungsi utama mikrotubulus adalah berperan se-
sebut dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sel. Rincian bagai sitoskeleton, yang merupakan struktur penunjang
reaksi kimia pembentukan ATP oleh mitokondria dibahas yang kaku untuk bagian tertentrr sel.
dafam Bab 67,tetapi beberapa fungsi dasar ATP dalam sel
dibahas kemudian dalam bab ini.
Mitokondria dapat mereplikasi-diri, yang berarti satu Nukleus
mitokondria dapat membentuk mitokondria yang kedua,
yang ketiga, dan seterusnya, bilamana sel perlu untuk me- Nukleus merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat,
nukleus mengandung sejumlah besar DNA, yang meru-
nambah jumlah ATP. \{itokondria memang mem iliki DNA
pakan gen. Gen tersebut menentukan karakteristik protein
yang mirip dengan DNA yang ditemukan dalam nukleus.
sel, termasuk protein struktural, dan enzim intrasel yang
Di Bab 3, kita akan mengetahui bahwa DNA merupakan
mengontrol aktivitas sitopLasma dan nukleus"
bahan kimia dasar nukleus yang mengatur replikasi sel.
Gen juga mengatur dan memulai proses reproduksi sel
DNA mitokondria memainkan peran serupa, yang akan
mengatur replikasi mitokondria itu sendiri.
itu sendiri. Gen tersebut pertama-tama akan bereproduksi
untuk membentuk dua unit gen yang identik, kemudian
sel akan membelah diri melalui proses khusus yang dise-
Struktur Filamen dan Tubulus Sel but mitosis untuk membentuk dua sei anak, yang masing-
Protein berfibril dari sel biasanya tersusun sebagai filamen masing menerima satu dari dua unit gen DNA yang ter-
atau tubulus. Protein tersebut merupakan molekul protein bentuk tadi. Semua aktivitas nukleus ini dibahas secara
prekursor yang disintesis oleh ribosom dalam sitoplasma. rinci di bab berikutnya.
Molekul prekursor tersebut selanjutnya berpolimerisasi Sangat disayangkan, nukleus yang tampak dengan
membentukf lamen. Contohnya, sejurnlah besar filamen menggunakan mikroskop cahaya tidak dapat memberikan
aktin yang sering terdapat di area luar sitoplasma yang banyak petunjuk mengenai mekanisme nukleus dalam hal
disebut ektoplasma, membentuk struktur penunjang yang pengaturan sel. Gambar 2-9 memperlihatkan sebuah nu-
18 UNIT I lntroduksi Terhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Sitoplasma
Perbandingan Sel Hewani
GAMBAR 2-9. Struktur nukleus.
dengan Bentuk-Bentuk
Kehidupan sebelum
Terbentuknya Sel
kleus dalam fase interfase (periode di antara dua mitosis) Banyak dari kita yang berpikir bahwa sel merupakan
dengan menggunakan mikroskop cahaya, yang memperli- tingkat kehidupan yang paling rendah. Tetapi, sel meru-
hatkan materi kromatin berwarna gelap di seluruh bagian pakan organisme yang sangat kompleks, yang membutuh-
nukleoplasma. Selama mitosis, materi kromatin tersusun kan beratus-ratus juta tahun untuk berkembang dari ben-
dalam bentuk struktur yang lebih kompleks yaitu kromo- tuk kehidupan yang paling awal, yaitu suatu organisme
som, yangdapat dilihat dengan mudah dengan mengguna- yang mirip dengan virus saat-ini, yang muncul pertama
kan mikroskop cahaya, seperti yang diilustrasikan di bab kali di bumi. Gambar 2-10 memperlihatkan ukuran relatif
berikutnya. dari (1) virus terkecil yang diketahui, (2) virus besar, (3)
rickettsia, (4) bakteri, dan (5) sel bernukleus yang berarti
bahwa sel tersebut mempunyai diameter kira-kira 1000
Membran Nukleus kali lebih besar dari virus terkecil dan oleh karena itu,
mempunyai volume kira-kira 1 milyar kali lebih besar dari
Membran nukleus, yang juga disebut selubung nukleus,
virus terkecil. Dalam hal ini, fungsi dan susunan anatomi
sebenarnya merupakan dua lapis membran yang terpisah,
sel juga jauh lebih kompleks dari virus-virus tersebut.
yakni satu membran terdapat di dalam membran yang
Unsur pokok yang menjaga kehidupan virus kecil
lain. Membran luar terhubung dengan retikulum endo- tersebut adalah asam nukleatyatgtersimpan di dalam se-
plasma yang berada di sitoplasma sel, dan ruangan antar
lubung protein. Asam nukleat ini terdiri atas bahan dasar
kedua membran nukleus juga terhubung dengan ruangan
asam nukleat (DNA atau RNA) yang sama dengan bahan
di dalam retikulum endoplasma, seperti yang ditunjukkan
dasar yang ditemukan dalam sel mamalia, dan mampu
dalam Gambar 2-9.
untuk memperbanyak dirinya sendiri dalam kondisi yang
Membran nukleus terseblt ditembus oleh ribuanporl-
sesuai. Jadi, virus memperbanyak keturunannya dari gene-
pori nukleus. Kompleks molekul protein yang besar me-
nempel di tepi pori-pori tersebut sehingga bagian pusat
dari setiap pori hanya berdiameter kira-kira 9 nanometer.
Walaupun demikian, ukuran ini cukup besar untuk me- d$ 15 nm - Mrus kecil
mungkinkan molekul dengan berat sampai 44.000 be-
rat molekul, dapat-levat dengan kemudahan yang dapat m 1sonm-Mrusbesar
dijelaskan. *
350 nm Rickettsia
ffi
Nukleoli dan
Pembentukan Ribosom
Nukleus dari kebanyakan sel memiliki satu atau lebih
struktur yang sangat mudah menyerap zat wama disebut
nukleoli. Nukleolus, tidak seperti organel lainnya yang
dibahas dalam bab ini, tidak memiliki sebuah membran
pembatas. Di pihak lain, nukleoli hanya merupakan suatu
kumpulan yang mengandung sejumlah besar RNA dan
protein yang berjenis sama dengan protein ribosom. Nuk-
GAMBAR 2-10. Perbandingan ukuran organisme sebelum ter-
leoius dapat membesar bila sebuah sel secara aktif me-
bentuknya sel dengan ukuran rata-rata sel yang terdapat dalam
nyintesis protein. Pembentukan nukleoli (dan pembentuk- tubuh manusia.
BAB 2 Sel dan Fungsinya 19
rasi ke generasi dan dalam hal ini, virus adalah suatu berukuran kecil, yang membentuk vesikel yang berisi
struktur hidup yang pada hakekatnya sama dengan sel dan cairan ekstrasel dan bahan partikel di dalam sitoplasma.
manusia yang juga merupakan struktur hidup. Fagositosis berarti pencernaan partikel yang berukuran
Saat kehidupan mengalami evolusi, bahan-bahan sangat besar, seperti bakteri, sel utuh, atau bagianjaringan
kimia selain asam nukleat dan protein sederhana menjadi yang berdegenerasi.
bagian yang tak bisa dipisahkan dari organisme tersebut,
dan fungsi-fungsi khusus mulai berkembang di bagian Pinosilosis. Pada sebagian besar sel, pinositosis seca-
yang berbeda dari virus. Sebuah membran terbentuk di ra berulang-ulang terjadi pada membran sel tetapi pada
sekeliling virus, dan di dalam membran, timbul matriks beberapa sel, terjadi lebih cepat. Contohnya, pinositosis
yang cair. Bahan kimia terlentu berkembang di dalam terjadi sangat cepat pada makrofag sehingga kira-kira 3
matriks yang berhrjuan untuk menjalankan fungsi khusus; persen dari seluruh membran makrofag akan menggelem-
banyak enzim protein yang mampu mengkatalisis reaksi bung dalam bentuk vesikel setiap menit. Meskipun de-
kimia bermunculan dan dengan demikian, menentukan mikian, vesikel pinositotik sangat kecil-biasanya hanya
aktivitas organisme tersebut. berdiameter 100 sampai 200 nanometer-sehingga seba-
Pada bentuk kehidupan tahap berikutnya, khususnya gian besar vesikel pinositotik hanya dapat dilihat dengan
pada tingkat rickettsia dan bakteri, organel-organel mu- mikroskop elektron.
lai terbentuk dalam organisme tersebut, yang merupakan Pinositosis merupakan satu-satunya cara yang dapat
stmktur nyata dari agregat bahan kimia dan menjalankan dipergunakan oleh sebagian besar makromolekul besar
fungsinya dengan cara yang lebih efisien dibandingkan seperti kebanyakan molekul protein, untuk dapat mema-
dengan hasil yang dapat dicapai oleh bahan kimia yang suki sel. Pada kenyataannya, kecepatan pembentukan ve-
tersebar dalam matriks yang cair. sikel pinositotik biasanya meningkat saat makromolekul
Pada bentuk kehidupan tahap akhir, yaitu sel bernu- tersebut menyentuh membran sel.
kleus, organel yang lebih kompleks mulai terbentuk, dan Gambar 2-11 memperlihatkan langkah-langkah pino-
yang terpenting di antaranyaadalah terbenfuknya nukleus sitosis secara berurutan, yang menunjukkan tiga molekul
itu sendiri. Adanya nukleus membedakan jenis sel tersebut protein yang melekat pada membran. Molekul-molekul
dari semua bentuk kehidupan yang lebih sederhana; nuk- ini biasanya melekat pada reseptor khusus pada permu-
leus tersebut merupakan pusat pengatur semua aktivitas kaan membran, yang spesifik untuk jenis protein yang
sel, dan juga mengatur pengembangbiakan dari generasi akan diabsorbsi. Reseptor biasanya terkonsentrasi da-
sel lama ke generasi sel baru, sehingga setiap sel mempu- lam cekungan kecil pada permukaan luar membran sel,
nyai struktur yang hampir sama dengan sel induknya. disebut cekttngan berselubung atau coated pits. Dalam
membran sel, di bawah cekungan tersebut terdapat suatu
jala-jala protein berfibril, yang disebut klatrin, dan prote-
Sistem Fungsional Sel in lain, yang mungkin mencakup fllamen kontraklil aktin
dan miosin. Begitu molekul protein berikatan dengan re-
Dalam sisa bab ini, kita akan membahas beberapa sistem septor, sifat permukaan membran tempat reseptor tersebut
fungsional yang representatifdari sel yang menjadikan sel berada, berubah sedemikian rupa sehingga seluruh bagian
sebagai organisme hidup. cekungan berinvaginasi ke dalam dan protein berfibril di
sekitar cekungan yang berinvaginasi itu akan menyebab-
Pengambilan Makanan kan tepi-tepi cekungan saling bertemu dan menyelubungi
oleh Sel-Endositosis semua protein yang melekat dan sejumlah kecil cairan eks-
trasel. Segera setelah itu, bagian yang berinvaginasi dari
Agar suatu sel dapat hidup, tumbuh, dan berkembang membran memisahkan diri dari permukaan sel, dan mem-
biak, sel harus memperoleh zat makanan dan zat lainnya bentuk sebuah vesikel pinositotik dalam sitoplasma sel.
dari cairan di sekitamya. Kebanyakan zat melewati mem- Hal yang menyebabkan membran sel mengalami per-
bran sel melalui difu{i'dan transpor aktif. ubahan yang diperlukan untuk membentuk vesikel pi-
Difusi merupakan gerakan. sederhana menembus nositotik, masih menjadi sebuah misteri. Proses tersebut
membran yang disebabkan gerakan acak molekul zat membutuhkan energi dari dalam sel; energi ini disuplai
tersebut; zat dapat lewat baik melalui pori-pori membran oleh ATP, suatu zat berenergi-tinggi yang akan dibahas
sel maupun melalui matriks lipid membran bila zat terse- nanti dalam bab ini. Juga, proses ini membutuhkan terse-
but larut-lipid. dianya ion kalsium dalam cairan ekstrasel, yang diduga
'iianspor aktif merupakan proses pengangkutan zat bereaksi dengan filamen protein kontraktil yang terdapat
yang melalui membran oleh suatu struktur protein yang di bawah coated pits, yang akan menghasilkan tenaga un-
dapat menembus membran sepenuhnya. Mekanisme tuk menjepit bagian membran dari vesikel sampai vesikel
transpor aktif akan dibahas secara rinci di Bab 4 karena tersebut lepas dari membran sel.
mekanisme tersebut sangat penting bagi fungsi sel.
Partikel yang sangat besar dapat memasuki sel karena Fogositosis. Fagositosis berlangsung dengan cara yang
adanya suatu fungsikhusus dari membran sel yang disebut hampir sama dengan pinositosis kecuali bahwa fagositosis
ei ndo t U o t rt. Bentuk utama endositosis adalah p ino s it o s is melibatkan partikel berukuran besar dan bukan molekul.
dan fagositosri. Pinositosis berarti pencernaan partikel Hanya sel tertentu yang memiliki kemampuan fagositosis,
20 UNIT I lntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
GAMBAR 2-11. Mekanisme pinositosis. Regresi Joringon don Autolisis Sel. Jaringan ru-
buh sering beregresi menjadi ukuran yang lebih kecil.
Misalnya, regresi yang terjadi pada uterus setelah keha-
yang paling dikenal yaitu makrofag jaringan dan beberapa milan, otot yang tak terpakai untuk waktu lama, dan ke-
sel darah putih. lenjar payudara pada akhir masa laktasi. Lisosom berpe-
Fagositosis bermula ketika suatu partikel seperti bak- ran besar dalam regresi tersebut. Mekanisme peningkatan
teri, sel mati, atau debrisjaringan berikatan dengan resep- aktivitas lisosom yang disebabkan kurangnya aktivitas di
tor pada permukaan sel fagosit. Pada bakteri, setiap bak- suatu jaringan, masih belum diketahui.
teri biasanya sudah terikat dengan antiLrodi yang spesifik, Peranan khusus lain dari lisosom adalah penghancur-
dan antibodi inilah yang melekat pada reseptor fagosit, an sel yang rusak atau bagian sel yang rusak di jaringan.
dan membawa bakteri bersama dengan sel fagosit. Upaya Kerusakan sel-yang disebabkan panas, dingin, trauma,
penengahan yang dilakukan antibodi ini disebut opsoni- bahan kimia, atau faktor-faktor lain*menyebabkan liso-
sasl, yang akan dibahas di Bab 33 dan Bab 34. som pecah. Hidrolase yang dilepaskan segera memulai
Fagositosis terjadi dengan langkah-langkah sebagai berikut: proses pencemaan zat organik di sekitarnya. Bila keru-
sakan sel yang terjadi sedikit, hanya sebagian dari se-
1. Reseptor membran sel melekat pada permukaan
buah sel utuh yang akan dicerna, diikuti dengan proses
ligan partikel..
perbaikan sel tersebut. Bila kerusakan yang terjadi berat,
2. Tepi membran yang mengelilingi tempat perle-
keseluruhan sel akan dicerna, melalui sebuah proses yang
katan mengalami evaginasi ke luar daiam waktu
disebut autolisis. Dalam hal ini, sel dihancurkan seutuh-
beberapa detik untuk menyelubungi seluruh par-
nya, dan sebuah sel dari jenis yang sama biasanya akan
tikel; kemudian, secara bertahap lebih banyak lagi
dibentuk melalui proses reproduksi mitosis dari sel yang
reseptor membran yang melekat pada ligan parli-
berdekatan untuk menggantikan sel yang sudah dihancur-
kel. Semua proses ini terjadi tiba-tiba dengan cara
kan tersebut.
mirip-ritsleting untuk membentuk sebuah v es i kel
Lisosom juga mengandung bahan bakterisid yang
fagos itik yang tertutup.
dapat membunuh bakteri yang sudah difagosit, sebelum
3. Aktin dan fibril kontraktil lain dalam sitoplasma
meigeiilingi vesikel fagositik dan berkontraksi di
sekitar tepi iuar vesikel, yang mendorong vesikel
ke bagian dalarii sel. r..l;'.,.,,,-
4. Protein kontraktil kemudian akan menjepit bagian 3:-.
il'r,: til
vesikel yang menempel sampai benar-benar lepas
dari membran sel, dan mendorongnya ke bagian
:'I
t
dalam sel dengan carayang sama seperti pemben- qpw 'q..1 Vesikel
pinositotik atau
fukan vesikel pinositotik. '
{ fagositik
!J.i--
9^
yss;kg1
Proses Pencernaan Benda-Benda Asing I rencernaan
Y
dalam Vesikel Pinositotik dan Fagositik
Badan residu
di dalam Sel-Fungsi Lisosom
Tak lama setelah vesikel pinositotik atau fagositik masuk'
ke dalam sel, satu lisasom atau lebih akan melekat pada
vesikel tersebut dan melepaskan hidrolase asam ke da- GAMBAR 2-12. Pencemaan zat dalam vesikel pinositotik atau
lamnya, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2-12. vesikel fagositik oleh enzim yang dihasilkan dari lisosom.
BAB 2 Sel dan Fungsinya 21
bakteri tersebut menimbulkan kerusakan sel. Bahan ini 1. Retikulum endoplasma menyediakan enzim-en-
meiiputi (l) lisozim yang dapat melarutkan membran sel zim yang mengatur pemecahan glikogen pada saat
bakteri; (2) lisoferin yang dapat mengikat besi dan zat glikogen 4kan digunakan sebagai sumber energi.
lain sebelum zat tersebut merangsang pertumbuhan bak- 2. Retikulum endoplasma menyediakan sejumlah be-
teri; dan (3) asam dengan pH kira-kira 5,0, yang dapat sar enzim yang mampu mendetoksifikasi zat-zaI,
mengaktifkan hidrolase dan menginaktifkan sistem me- misalnya obat-obatan, yang mungkin akan meru-
tabolisme bakteri. sak sel. Detoksifikasi ini dapat dicapai oleh retiku-
lum endoplasma dengan cara koagulasi, oksidasi,
hidrolisis, konjugasi dengan asam glukuronat, dan
Sintesis dan Pembentukan Struktur Sel dengan cara yang lain.
oleh Retikulum Endoplasma dan Fungsi Spesifik Aparatus Golgi
Aparatus Golgi Fungsi Sintesis Aporotus Golgi. Walaupun fungsi
utama aparatus Golgi adalah pemrosesan tambahan dari
Fungsi Spesifik Retikulum Endoplasma bahan-bahan yang telah dibentuk di retikulum endoplas-
ma, aparatus Golgi juga memiliki kemampuan rnenyinte-
Pada hakekatnya telah ditekankan mengenai luasnya
sisjenis karbohidrat tertentu yang tidak dapat dibentuk di
penyebaran retikulum endoplasma dan aparafus Golgi,
retikulum endoplasma. Hal ini terjadi terutama pada pem-
dalam sel-sel sekretorik. Struktur-struktur tersebut diben-
bentukan polimer sakarida besar yang berikatan dengan
tuk terutama oleh membran lipid ganda yang mirip de-
sejumlah kecil protein; jenis karbohidrat tersebut yang
ngan membran sel, dan dindingnya terisi dengan enzim
terpenting adalah asam hialuronat dan kondroitin sulfat.
protein yang akan mengkatalisis sintesis banyak zat yang
Sebagian dari sekian banyak fungsi asam hialuronat dan
diperlukan sel.
kondroitin sulfat yang terdapat dalam tubuh adalah se-
Kebanyakan proses sintesis berawal di retikulum en-
bagai berikut: (1) keduanya merupakan komponen utama
doplasma. Bahan yang dihasilkan di retikulum tersebut
dari proteoglikan yang disekresikan ke dalam mukus dan
selanjutnya akan masuk ke aparatus Golgi untuk meng-
sekret kelenjar yang lain; (2) keduanya merupakan kom-
alami proses lebih lanjut sebelum dilepaskan ke dalam
ponen utama darisubstansi dasar (ground substance) yang
sitoplasma. Tetapi pertama-tama, marilah kita perhatikan
berada di luar sel, dalam ruang interstisial, yang bertindak
produk-produk spesiflk yang disintesis pada bagian ter-
sebagai zat pengisi antara serabut-serabut kolagen dan sel;
tentu di retikulum endoplasma dan aparatus Golgi.
dan (3) keduanya merupakan komponen utama matriks
Prolein Dibentuk oleh Retikulum Endoplosmo organik baik di dalam tulang rawan maupun tulang.
Bergronulo. Retikulum endoplasma bergranula ditan-
dai oleh sejumlah besar ribosom yang melekat pada per- Pengolohon Sekrel Retikulum Endoplosmo oleh
mukaan luar membran retikulum. Seperti yang akan kita Aporoius Golgi-Pembentukon Vesikel. Gambar
bahas di Bab 3, molekul protein disintesis dalam struktur 2-13 menjelaskan fungsi utama retikulum endoplasma
ribosom. Ribosom mengeluarkan beberapa molekul pro- dan aparatus Golgi secara skematis. Begitu zat terbentuk
tein yang disintesis langsung ke dalam sitosol, tetapi ribo- di dalam retikulum endoplasma, khususnya protein, zat
som juga mengeluarkan lebih banyak lagi molekul protein tersebut akan diangkut melalui tubulus menuju bagian
melalui dinding retikulum endoplasma masuk ke dalam retikulum endoplasma halus yang terletak paling dekat de-
vesikel dan tubulus endoplasma, yang berarti masuk ke ngan aparatus Golgi. Di tempat tersebut, vesikel transpor
dalam m atr iks endop I as m a. kecil yang tersusun dari sebagian kecil membran retiku-
lum endoplasma halus secara berulang-ulang melepaskan
Sintesis Lipid oleh Retikulum Endoplosmo Holus. diri dan berdifusi ke dalam lapisan terdalam aparatus
Retikulum endoplasma juga menyintesis lipid, khususnya Golgi. Di dalam vesikel ini terdapat protein yang telah
fosfolipid dan kolestefrji Kedua lipid tersebut segera men- disintesis dan produk-produk lain dari retikulum endo-
jadi bagian dari lapisan lipid ganda retikulum endoplasma plasma.
itu sendiri, yang menyebabkan retikulum endoplasma Vesikel transpor segera bersatu dengan aparatus Golgi
tumbuh menjadi lebih besar. Keadaan ini terjadi terutama dan mengosongkan bahan yang terkandung di dalamnya
pada bagian yang halus dari retikulum endoplasma. ke dalam ruang bervesikel di aparatus Golgi. Di sini, gu-
Untuk mencegah retikulum endoplasma agar tidak gus karbohidrat tambahan akan dimasukkan ke dalam se-
tumbuh melebihi kebutuhan sel, vesikel-vesikel kecil kret. Satu lagi fungsi aparatus Golgi yang penting adalah
yang disebut vesikel RE atau vesikel transpor secara beru- untuk memadatkan sekret retikulum endoplasma menjadi
lang-ulang memisahkan diri dari retikulum endoplasma zat berkonsentrasi tinggi. Ketika sekret tersebut melewa-
halus; sebagian besar vesikel tersebut selanjutnya bermi- ti lapisan terluar aparatus Golgi, proses pemadatan dan
grasi dengan cepat ke aparatus Golgi. pengolahan pun berlanjut. Akhirnya, baik vesikel kecil
maupun vesikel besar secara berulang-ulang melepaskan
Fungsi Loin dori Retikulum Endoplosmo. Fungsi diri dari aparatus Golgi, membawa serta zat sekresi yang
lain dari retikulum endoplasma yang penting, terutama sudah dipadatkan, dan selanjutnya vesikel tersebut akan
retikulum endoplasma halus, adalah sebagai berikut: berdifusi ke seluruh bagian sel.
22 UNIT I IntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
dibentuk oleh aparatus Golgi bersatu dengan membran sel Membran sel .jir.
atau dengan membran struktur intrasel seperli mitokondria
dan bahkan retikulum endoplasma sekalipun. Hal tersebut
GAMBAR 2-14. Pembentukan adenosin trifosfat (ATp) dalam
akan meningkatkan perluasan membran struktur-struktur sel, menunjukkan bahwa sebagian besar ATP dibentuk dalam
tersebut dan karenanya akan menyusun kembali membran mitokondria. ADP, adenosin difosfat
BAB 2 Sel dan Fungsinya 23
,( \3 J',1 Fosrat luar dari mitokondria dan selanjutnya keluar dari sel; kar-
tt- bon dioksida pada akhimya akan diekskresikan dari tubuh
OH OH melalui paru-paru.
Ribosa Di pihak lain, atom hidrogen bersifat sangat reaktif,
Adenosin trifosfat dan akan segera bergabung dengan oksigen yang juga
telah berdifusi ke dalarn mitokondria. Keadaan ini akan
melepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar, yang
ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri atas (1) basa akan digunakan oleh mitokondria untuk mengubah se-
niffogen adenin, (2) gula pentosa ribosa, dan (3) tiga ra- jumlah besar ADP menjadi ATP. Proses reaksi tersebut
dikal fosfat. Kedua radikal fosfat terakhir dihubungkan sangat rumit, dan membutuhkan bantuan dari sejumlah
dengan bagian lain molekul oleh ikatan yang disebut se- besar enzim protein yang merupakan bagian integral
bagai ikatan fosfut berenergi-tinggi, yang ditunjukkan r ak-r ak b erm embr an (m em b r anou s s helv es) mitokondria
dalam struktur kimia di atas dengan menggunakan simbol yang menonjol ke dalam matriks mitokondria. Langkah
-. Dalam kondisi kimiawi dan fisik tubuh, setiap ikatan peftamanya adalah pemindahan sebuah elektron dari
berenergi-tinggi ini mengandung energi kira-kira 12.000 atom hidrogen, sehingga atom hidrogen berubah menjadi
kalori per mol ATP, yang jauh lebih besar daripada energi ion hidrogen. Proses akhir adalah penggabungan ion hi-
yang tersimpan dalam ikatan kimia pada umumnya, se- drogen dengan oksigen, yang membentuk molekul air dan
hingga melahirkan istilah i k at a n b e r e n e r g i- t i nggl. Leb ih pelepasan energi dalam jumlah besar ke protein globulus
lanjut, ikatan fosfat berenergi-tinggi bersifat sangat labil, berukuran besar yang disebut IIP sintetase,yang tampak
sehingga dapat dipecah dengan cepat kapanpun energi di- menonjol seperti tombol dari menibran rak mitokondria.
butuhkan untuk mencetuskan reaksi intrasel yang lain. Akhirnya, enzim ATP sintetase menggunakan energi dari
Pada saat ATP membebaskan energinya, sebuah radi- ion hidrogen untuk mengubah ADP menjadi ATP. ATP
kal asam fosfat akan dilepaskan, dan terbentuk adenosin yang baru terbentuk diangkut keluar dari mitokondria ke
dtfosfat (ADP) Energi yang dibebaskan tersebut diguna- seluruh bagian sitoplasma sel dan nukleoplasma, tempat
kan untuk menjalankan hampir semua fungsi lain sei, se- energi tersebut digunakan untuk menjalankan berbagai
perti sintesis zat dan kontraksi otot. fungsi sel.
Untuk membentuk kembali ATP sel yang sudah ter- Keseluruhan proses pembentukan ATP ini disebut
pakai, energi yang dihasilkan dari zat makanan sel akan mekanis me kemi os motik pembentukan ATP. Penielasan
menyebabkan ADP dan asam fosfat bergabung kembali rinci secara kimiawi dan fisika mengenai mekanisme ini
untuk membentuk ATP yang baru, dan seluruh proses ter- disajikan di Bab 67, dan banyak rincian fungsi metabo-
sebut terjadi berulang-ulang. Oleh sebab itu, ATP disebut Iisme ATP di dalam tubuh, disajikan di Bab 67 sampai
sebagai alat tukar energi sel karena ATP dapat dipakai Bab 7l .
ATP__d_ ADP
Gerakan Ameboid
Gerakan ameboid berarti gerakan keseluruhan sel yang di-
tentukan oleh lingkungan sekitamya, seperti gerakan sel
darah putih melalui jaringan. Sebutan gerakan ameboid
Kontraksi otot didapat dari kenyataan bahwa amuba bergerak dengan
cara demikian dan amuba merupakan contoh yang sangat
GAMBAR 2-15. Kegunaan adenosin trifosfat (ATP) (yang di-
bentuk dalam mitokondria) yang menyediakan energi untuk tiga baik untuk mempelajari fenomena tersebut.
fungsi utama sel: transpor membran, srntesls protein, dan kon- Gerakan arneboid yang khas, diawali dengan penonjol-
traksi otot. ADP, Adenosin difosfat. an sebuahpseudopodium dari salah satu ujung sel. Pseu-
dopodium menjulur menjauhi badan sel, dan sedikit demi
sedikit berpindah ke daerah lain. Selanjutnya, bagian sel
lus ginjal-menggunakan sebanyak 80 persen ATP yang yang tersisa bergerak menuju pseudopodium. Gambar 2-
terbentuk hanya untuk tercapainya fungsi transpor ter- l6 menunjukkan proses tersebut, yang memperlihatkan
sebut. sebuah sel yang memanjang, dengan ujung kanan sel seba-
Selain menyintesis protein, sel juga menyintesis fos- gai pseudopodium yang menonjol. Membran dari bagian
folipid, kolesterol, pLrrin, pirirnidin, dan sejumlah besar zat ujung sel tersebut secara terus-menerus bergerak ke de-
lain. Sintesis hampir semua senyawa kimia membutuhkan pan, dan membran dari ujung sel sebelah kiri secara terus
energi. Misalnya, sebuah molekul protein tunggal dapat menerus mengikuti, bersamaan dengan pergerakan sel.
terdiri atas beberapa ribu asam amino yang melekat satu
sama lain meialui ikatan peptida; pembentukan masing- Mekonisme Gerqkqn Ameboid. Gambar 2-16 me-
masing ikatan peptida ini membutuhkan energi yang ber- nunjukkan prinsip dasar gerakan ameboid. Pada dasarnya,
asal dari pemecahan empat ikatan berenergi-tinggi; jadi, gerakan ini timbul karena pembentukan berulang-ulang
beberapa ribu molekul ATP harus melepaskan energinya membran sel yang baru pada ujung terdepan pseudopo-
untuk setiap molekul protein yang dibentuk. Memang, dium dan absorbsi membran yang berulang-ulang di ba-
ada beberapa sel yang menggunakan 75 persen dari semua gian tengah dan belakang sel. Juga, ada dua efek penting
ATP yang dibentuk di sel tersebut hanya untuk menyinte- lain untuk terjadinya gerakan sel ke depan. Efek pertama
sis senyawa kimia yang baru, terutama molekul protein; adalah perlekatan pseudopodium ke jaringan sekitarnya
hal ini khususnya terjadi selama fase perlumbuhan sel. sehingga sel benar-benar melekat pada posisi terdepan-
Kegunaan utama ATP yang terakhir adalah untuk me- nya, sementara sisa badan sel bergeser ke depan menuju
nyuplai energi bagi sel-sol yang dikhususkan untuk mela- tempat perlekatan. Perlekatan tersebut disebabkan. oleh
kukan kerja mekanJk. Kita akan mengetahuinya di Bab 6 protein reseptor yang melapisi bagian dalam vesikel ek-
bahwa setiap kontraksi sebuah serabut otot membutuhkan sositotik. Pada saat vesikel menyatu dengan membran
pemakaian sejumlah besar ATP. Sel-sel lain melakukan pseudopodium, vesikel akan terbuka sehingga isinya da-
kerja mekanik dengan cara yang berbeda-beda, khusus- pat dikeluarkan dan sekarang, reseptor terpapar ke luar
nya dengan gerakan silia dan gerakan ameboid, yang dan melekat dengan ligan di jaringan sekitarnya.
akan dibahas kemudian dalam bab ini. Sumber energi un- Pada ujung sel yang berlawanan, reseptor akan me-
tuk semua bentuk kerja mekanik tersebut adalah ATP. misahkan diri dari ligan dan membentuk vesikel endosito-
Sebagai kesimpulan, ATP selalu tersedia untuk mele- tik yang baru. Kemudian, di dalam sel, vesikel ini berjalan
paskan energinya dengan cepat dan dalam jumlah yang menuju bagian ujung pseudopodium sel, di mana vesikel
besar di bagian sel mana saja energi tersebut diperlukan. tersebut akan dipakai untuk membentuk lagi membran
Untuk dapat mengganti ATP yang terpakai oleh sel, se- yang baru bagi pseudopodium.
jumlah reaksi kimia yang berjaian lebih lambat akan me- Efek penting kedua dari gerakan ameboid adalah pe-
mecah karbohidrat, lemak, dan protein dan akan menggu- nyediaan energi yang diperlukan untuk menarik badan sel
nakan energi yang dihasilkan dari reaksi tersebut untuk ke arah pseudopodium. Beberapa penelitian mengajukan
membentuk ATP yang baru. Lebih dari 95 persen ATP ini pendapat sebagai berikut: Di dalam sitoplasma seluruh sel
BAB 2 Sel dan Fungsinya 25
Kepustakaan
Membran sel
- Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al: Molecular Biology of the
Gerakan ke belakang
Cell. New York: Garland Science, 2002.
Bon[facino JS, Glick BS: The mechanisms of vesicle budding
and fusion. Cell I l 6: 1 53, 200'/.
Akar silia (RootleQ Calakos N, Scheller RH: Synaptic vesicle biogenesis, docking,
andfusion: a molecular description. Physiol Rev 76:1, 1996.
Danial NN, Korsnteyer SJ; Cell death: critical control points.
Cell 116:205,2004.
Deutsch C. The birth ofa channel. Neuron 40.265, 2003.
Drdge II/: Free radicals in the physiological control ofcellfunc-
GAMBAR 2-17. Struktur dan fungsi silia. (Dimodifikasi dari Satir tion. Physiol Rev 82:47, 2A02.
P: Cilia. Sci. Am 204:108, 1961 . Copyright Donald Garber: Execu-
Duchen MR: Roles of mitochondria in health and disease. Dia-
tor of the estate of Bunji Tagawa.) j(Suppl
betes 5 t) : 596, 200'/.
Edidin M: Lipids on the JTontier: a centuty of cell-membrane
bilayers. Nat Rev Mol Cell Biol 1:111,2003.
permukaannya, dan karena semua silia tersebut bergerak Gerbi SA, Boroujagin AV, Lange TS: The nucleolus; a site of
dengan arah yang sama, keadaan tersebut menjadi suatu ribonucleoprotein maturation. Cut'r Opin Celt Biol 15:318,
carayangefektif untuk mendorong cairan dari satu bagian 2003.
permukaan sel ke bagian yang lain. Hamill OP, Martinac B: L:Iolectilar basi.s of ntechanotransduc-
tion in living cells, Plrysiol Rev 81 :685, 2001.
Mekonisme Gerokon Silio. Walaupun belum semua Lange K: Role of microvillar cell surfaces in the regulation of
glucose ttptake and organization of energ1,, metabolism. Am
aspek gerakan silia diketahui, setidaknya kita mengetahui
J Physiol Cell Physiol 282:Cl, 2002.
hal-hal berikut: Pertama, kesembilan tubulus ganda dan
Mattaj IW: Sorting out the nttclear envelope from the endoplas-
dua tubulus tunggal,._semuanya berhubungan satu sama mic reticulum. Nat Rev Mol Cell Biol 5:65, 2004.
lain oleh suatu komflleks ikatan silang protein; keseluruh- lulaxfield FR, McGraw TE: Endocytic recycling. Nat Rev Mol
an kompleks tubulus dan ikatan silang ini disebut aftso- Cell Biol 5.121, 20n.1
nema. Kedua. silia masih dapat menghentak dalam kon- Mazzanti M, Bustamante JO, Oberleithner H: Electrical dimen-
disi yang sesuai sekalipun membrannya sudah dibuang sion oJ.the nuclear envelope. Physiol Rev 81:1, 20()1.
dan terjadi kerusakan pada elemen lainnya kecuali akso- Perrios M: Nuclear Structure and Function. San Diego: Aca-
nema. Ketiga, ada dua keadaan penting yang diperiukan demic Press, 1998.
Ridley AJ, Schwartz MA, Burridge K, et al: Cell migration: inte-
untuk kelanjutan hentakan aksonema setelah struktur silia
grating signals frontfront to back. Science 302:1704, 2003.
yang lain diangkat: (1) ketersediaan ATP dan (2) kondisi
Scholey JM: Intrafagellar transport. Annu Rev Cell Dev Biol
ionisasi yang sesuai, khususnya kesesuaian konsentrasi 19:423,2003.
magnesium dan kalsium. Keempat, ketika silia bergerak Schwab A: Function ancl spatial distribution ofion channels and
maju, tubulus ganda pada tepi depan siiia bergeser ke arah transporters in cell migration. Am J Physiol Renal Physiol
luar dan bergerak menuju ujung silia sementara tubulus 280:F739, 2401.
yang berada di tepi belakang tetap pada tempatnya. Ke- Vereb G, Szollosi J, Matko J, et al: Dynamic, yet structured:
lima, lengan protein multipel, yang terdiri ar?: protein the cell membrane three decades after the Singer-Nicolson
dynein, yang memiliki aktivitas enzim ATPase, menonjol model. Proc Natl Acad Sci U S A 100.8053, 2003.
BAB 3
Pengaturan Genetik
Sintesis Protein,
Fungsi Sel, dan
Reproduksi Sel
Penyusun Bentuk Dosqr DNA. Gambar 3-3 menunjukkan senyawa dasar kimia
yang terlibat dalam pembenfukan DNA. Senyawa tersebut rneliputi (1) asam.fosfat,
{2) suatu gula yang disebut deoksiribosq, dan {3} empat basa nitrogen (dua purin,
yaibt adentn dan guarin, dan dua molekul pirimidin, yzitu timin dan sirosln). Asam
fosfat dan deoksiribosa membentuk kedua untai heliks yang mempakan kerangka
molekul DNA, dan basa-basa nihogen terletak di antara kedua untaian dan menghu-
2+
28 UNIT I lntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Gen (DNA)
Pembentukan RNA
I
I
Pembentukan protein
GAMBAR 3-2. Gen dengan struktur hetiks, untai-ganda. IJn-
tai luar terdiri atas asam fosfat dan gula deoksiribosa. Molekul-
Struktur sel molekul bagian.dalam yang menghubungkan kedua untai hetiks
Enzim adalah purin dan pirimidin; keduanya menentukan ,,kode,' gen.
Lihat Sisipan Gambar Bewarna.
-/
Fungsi sel
GAMBAR 3-1 . Skema umum yang menggambarkan pengaturan
gen terhadap fungsi sel.
Asam fosfat O
il
H-O-P-O-H
I
o
I
H
Deoksiribosa
H H^ I
I lz"-9-o-H
H-O-C-C'
r H6)?_\.
I
I
H
Basa
"-*-" HO
I \ .N_C.//
H
H-c'7N--"'zcs*
ll O:C
/\l
C-C*H
\1--c1roc-H I
\//l
N*C' n
H
/ --
HH
/\
Adenin Timin
H
o \ N-H
il
/
/Nt--c'C-*-,
N:C
t /\
-t.."--4.-*rl-*11 O:C
\/
C* H
N- C'
/\
H HH
Guanin Sitosin
Purin Pirimidin
GAMBAR 3-3. Penyusun bentuk dasar DNA
BAB 3 -Pengaturan Genetik Slnfesls Proteiri, Fungsi Sel, dan Reproduksi Sel 29
H-N-H
Adenin I
//N -clc\tt
H-crt]y-C-*
ll AT
Fosfat zzC:H
I
tt
_P-D- _P*D_
deoksiadenilat
? T ?ro-{-H
H-O-P-O-C-C
Deoksiribosa
Asam Asam deoksitimidilat
I
I
iilii
-d-0-d-0-d-0
ttt -o-d -a-.-old-o-d-o -d -0-d-
rrlrr
s0c v
I
I
I
ccG
lll
-P-D-P-D-P-D
T
_D-PI ? rl f
-D-P-DjP-D-P-D *P -D-
f
I
A
I
bungkan kedua untaian tersebut, seperti diilustrasikan Perhatikan bahwa kerangka dari setiap untai DNA tersu-
pada Gambar 3-6. sun dari asam fosfat dan molekul deoksiribosa secara ber-
gantian. Kemudian, basa purin dan pirimidin terhubung
Nukleotido. Tahap pertama pembentukan DNA adalah ke sisi molekul deoksiribosa. Lalu, dengan bantuan ikatan
menggabungkan satu molekul asam fosfat, satu molekul longgar (garis putus-putus) antara basa purin dan pirimi-
deoksiribosa, dan satu dari keempat basa untuk memben- din, kedua rantai DNA terikat bersama. Tetapi perhatikan
tuk satu asam nukleotida. ladi akan dibentuk empat nu- hal berikut:
kleotida yang terpisah, masing-masing satu untuk keempat
basa'. as am de o lrs i ad enil at, d e o ks i I im i di I at, de o ks i gu ani -
lat, dan deoksisitidilal. Gambar 3-4 menunjukkan struktur
l. Tiap basa purin adenin dari satu rantai selalu ber-
ikatan dengbn basa pirimidin timin dari rantai yang
kimia dari asam deoksiadenilat, dan Gambar 3-5 menun-
lain, dan
jukkan simbol sederhana untuk keempat nukleotida yang
membenfuk DNA.
2. Tiap basa purin guanin selalu berikatan dengan
basa pirimidin s itos in.
Unta! DNA
*o
-d -clI-d -cI
*d*c *d -c *o -d-c *
IEE3V9Vffi%"I -d -c -d-c]-d
r I-d r t"-"_.*^t I
rx>"
CCGUC
ltttt
P_R_P- R_P- R_ P_ R_P-R_P GAMBAR 3-7. Gabungan nuk,
Trifosfat leotida ribosa dengan untai DNA
Molekul RNA untuk membentuk molekul RNA
\? yang membawa kode genetik
dari gen ke sitoplasma. Enzim
RNA polimerase bergerak menyu-
RNA polimerase suri untai DNA dan membentuk
molekul RNA.
trtc Uc
rttl C G GAA
ttt UI
GAMBAR 3-8. Bagian dari molekul RNA,
P*R-P-R-P-R P-R-P-R-r-*f P-R-P-R_P_R_ menunjukkan tiga "kodon," yakni CCG, UC|J,
dan GAA, yang mengatur perlekatan ketiga
Prolin Sertn Y Asam glutamat
asam amino yakni prolin, serin, dan asam glu-
tamat secara berurutan, ke rantai RNA yang
terbentuk.
Untuk meletakkan DNA pada Gambar 3-6 ke dalam hat bahwa ketiga triplet berurutan tersebut bertanggung
gambaran fisik yang sesuai, maka cukup dengan meng- jawab terhadap penempatan ketiga asam amino secara
angkat kedua ujungnya dan memilinnya menjadi sebuah berurutan yaitu prolin, serin dan asam glutamat, dalam
heliks. Sepuluh pasang nukleotida dapat terlihat pada se- sebuah molekul protein yang baru terbentuk.
tiap putaran penuh heliks di dalam molekul DNA, seperti
diperlihatkan oleh Gambar 3-2.
Kode DNA dalam Nukleus Sel
Kode Genetik
Ditransfer ke Kode RNA
dalam Sitoplasma Sel-
Manfaat DNA terletak pada kemampuannya untuk me- Proses Transkripsi
ngendalikan pembentukan protein di dalam sel. DNA me-
lakukannya dengan bantuan sesuatu yang disebut sebagai Karena DNA terletak dalam nukleus sel, dan sebagi-
kode gerretik. Yaitu, saat kedua untai molekul DNA dipi- an besar fungsi sel dilakukan di dalam sitoplasma, ha-
sahkan, maka pemisahdn ini akan memajankan basa purin rus tersedia beberapa cara bagi gen DNA nukleus untuk
dan pirimidin yang menonjol pada tiap sisi untai DNA ter- mengatur reaksi kimia sitoplasma, Hal ini dicapai melalui
sebut, seperti yang ditunjukkan oleh untai atas di Gambar perantaraan jenis asam nukleat lain, RNA, yang pemben-
3-7. Penonjolan basa-basa inilah yang membentuk kode tukannya diatur oleh DNA nukleus. Sepefti terlihat pada
genetik. Gambar 3-7, kode tersebut ditransfer ke RNA; proses ini
Kode genetik terdiri atas "triplet" basa yang berurutan disebut sebagai transkripsi. RNA selanjutnya berdifusi
masing-masing ketiga basa berurutan tersebut dari nukleus melalui pori-pori nukleus ke dalam ruang si-
-artinya,
adalah sebuah kata kode. Triplet yang berurutan tersebut toplasma, tempat RNA mengatur sintesis protein.
akhimya mengatur rangkaian asam amino dalam sebuah
molekul protein yang akan disintesis di dalam sel. Perhati-
kan Gambar 3-6, bahwa untai atas DNA, yang dibaca dari Sintesis RNA
kiri ke kanan, memiliki kode genetik GGC, AGA, CTT, Selama sintesis RNA berlangsung, kedua untai molekul
dan triplet tersebut dalam keadaan terpisah satu sama lain DNA dipisahkan untuk sementara; salah'satu untai di-
oleh anak panah. Bila kita mengikuti kode genetik yang gunakan sebagai cetakan untuk sintesis sebuah molekul
terdapat sepanjang Gambar 3-7 dan 3-8, kita akan meli- RNA. Kode triplet dalam DNA tersebut akan menyebab-
BAB 3 Pengaturan Genetik Slnfesls Protein, Fungsi Sel, dan Reproduksi Sel 31
kan pembentukan kode triplet komplementer (disebut 2. Setelah RNA poiimerase tersebut melekat pada
kodon) pada RNA; kodon ini selanjutnya akan mengatur promotor, RNA poiimerase akan menyebabkan
rangkaian asam amino dalam sebuah yang akan disintesis pelepasan sekitar dua putaran heliks DNA dan me-
di dalam siloplasma sel. misahkan kedua bagian untaian. yang dilepaskan
itu.
Penyusun Benluk Dqsor RNA. Susunan bentuk dasar 3. Kemudian polimerase akan bergerak sepanjang
RNA hampir sama dengan DNA, kecuali ada dua per- untai DNA, dan untuk sementara waktu akan me-
bedaan. Pertama, gula deoksiribosa tidak dipakai dalam lepaskan dan memisahkan kedua untai DNA pada
pembentukan RNA. Tempatnya dipakai oleh gula lain setiap tahap pergerakannya. Sewaktu bergerak, po-
yang sedikit berbeda komposisinya, yaitu ribosa, yang limerase akan menambahkan, di setiap tahapnya,
mengandung ion hidroksi tambahan yang menempel pada sebuah nukieotida RNA yang baru teraktivasi pada
struktur cincin ribosa. Kedua, timin diganti oleh molekul bagian akhir rantai RNA yang baru terbentuk me-
pirimidin yang lain, yailu urasil. lalui langkah-langkah berikut ini:
Pembenlukon Nukleolido RNA. Penyusun bentuk a. Pertama, RNA polimerase akan menyebabkan
dasar RNA membentuk nukleotida RNA, tepat seperti sebuah ikatan hidrogen terbentuk di antara basa
yang dijelaskan sebelumnya untuk sintesis DNA. Di sini, akhir untai DNA dan basa sebuah nukleotida
sekali lagi, empat nukleotida terpisah digunakan dalam RNA dalam nukleoplasma.
pembentukan RNA. Nukleotida ini mengandungbasa ade- b. Kenrudian, satu persatu, RNA polimerase akan
nin, guanin, sitosin dan urasil. Perhatikan bahwa basa- memisahkan dua dari tiga radikal fosfat dari
basa ini adalah basa yang sama dalam DNA kecuali urasil rnasing-masing nukleotida RNA ini, dan mem-
dalam RNA menggantikan timin dalam DNA. bebaskan sejumlah besar energi akibatpemecah-
an ikatan fosfat berenergi tinggi; energi ini di-
"Pengoklifon" Nukleotido RNA. Langkah selanjul gunakan untuk membentuk ikatan kovalen dari
nya dalam proses sintesis RNA adalah "pengaktifan" nuk- fosfat yang tertinggal pada nukleotida dengan
leotida RNA oleh suatu enzim, yaitu Rl,ilA polimerase.Ilal ribosa pada bagian ujung dari rantai RNAyang
ini dapat terjadi dengan menambahkan dua radikal fosfat sedang terbentuk.
ekstra paCa tiap nukleotida tersebut untuk membentuk tri- c. Saat RNApolimerase mencapai ujung gen DNA,
fosfat (diperlihatkan pada Gambar 3-7 oleh kedua nukleo- RNA polimerase akan bertemu dengan sebuah
tida RNA di sisi paling kanan selama pernbentukan rantai rangkaian nukleotida DNA baru yang disebut
RNA). Kedua fosfat yang terakhir ini terhubung dengrin rangkaian pemutus rantai (chain-terminating
nukieotida oleh ikatan fosfat berenergi-tinggi yang di- sequence); rangkaian ini akan menyebabkan
dapat dari ATP dalam sel. polimerase dan rantai RNA yang baru terbentuk
Akibat proses pengaktifan ini, tersedia sejumlah besar memisahkan diri dari untai DNA. Kemudian
energi ATP untuk masing-masing nukleotida, dan energi polimerase dapat digunakan berulang kali untuk
ini digunakan untuk meningkatkan reaksi kimia yang me- membentuk kembaii rantai RNA yang baru.
nambah setiap nukleotida RNA baru pada bagian ujung d. Sewaktu untai RNA yang baru itu terbentuk,
rantai RNA yang sedang terbentuk. ikatan hidrogennya yang lemah terlepas dari
cetakan DNA, karena DNA mempunyai afinitas
tinggi yang untuk berikatan kembali dengan un-
Perakitan Rantai RNA dari tai DNA komplementemya sendiri. Jadi, rantai
Nukleotida yang Diaktifkan RNA didesak menjauh dari DNA dan kemudian
dengan Menggunakan terlepas ke dalam nukleoplasma.
Rantai DNA Sebagai Getakan- Jadi, kode yang terdapat pada untai DNA akhirnya di-
Proses'rTrardkri psitt hantarkan dalam bentuk komplementer ke rantai RNA.
Basa nukleotida ribosa selalu bergabung dengan basa
Perakitan molekul RNA dicapai dengan cara seperti yang
deoksiribosa dalam kombinasi berikut ini:
ditunjukkan oleh Gambar 3-7 dalam pengaruh suatu en-
zim, RNA polimerase. Enzim ini merupakan enzim protein
yang sangat besar, yang mempunyai banyak fungsi yang Basa DNA Basa RNA
dibutuhkan untuk pembentukan molekul RNA. Prosesnya
Guanin Sitosin
adalah sebagai berikut: Sitosin Guanin
1. Pada untai DNA tepat di depan gen perlama, di- Adenin Urasil
jumpai serangkaian nukleotida yang disebut se- Timin Adenin
bagai promofor. RNA polimerase mempunyai
struktur pelengkap yang cocok, yang dapat me- Tigo Jenis RNA yong Berbedo. Ada tiga jenis RNA
ngenali promotor tersebut, dan kemudian melekat yang berbeda, dan masing-masing memainkan peranan
padanya. Langkah ini adalah langkah yang penting yang tidak saling bergantung dan berbeda seluruhnya
untuk mengawali pembentukan molekul RNA. pada pembentukan protein :
32 UNIT I Introduksi Terhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan tJmum
1 . RNA messenger, yang membawa kode genetik ke sito- protein" dan tiga kodon mewakili "stop pembentukan
plasma untuk mengatur tipe protein yang dibentuk. molekul protein." Dalam Tabel 3-1, kedua jenis kodon
2. RNA transfer, yang mengangkut asam amino ak- disebutkan CI untuk "pemulai-rantai" dan CT unfuk ,,pe-
tif ke ribosom untuk digunakan dalam perakitan m utus-rantai."
molekul protein.
3. RNA ribosom, yang, bersama dengan kira-kira 75
RNA Transfer
protein yang berbeda, membentuk ribosom, yakni
struktur fisik dan kimia tempat perakitan molekul
-Anti kodon
Suatu jenis RNA yang lain, yang memainkan peran pen-
protein yang sesungguhnya.
ting dalam sintesis protein, disebut sebagai RNA transfer,
karena RNA tersebut mengangkut molekul-moiekul asam
RNA Messenger-Kodon amino ke molekul protein sewaktu protein sedang disinte-
sis. Masing-masing jenis RNA transfer bergabung secara
Molekul RNA messenger merupakan untai tunggal RNA spesifik dengan 1 dari 20 asam amino yang digabungkan
yang panjang, tersuspensi di dalam sitoplasma. Molekul- menjadi protein. RNA transfer kemudian bertindak seba-
molekul ini terdiri atas beberapa ratus sampai beberapa gai suatu pengangkut (catier) untuk mengangkut jenis
ribu nukleotida RNA dalam untai yang tidak berpasangan, asam amino spesifiknya ke ribosom, tempat molekul pro-
dan mengandung kodon yang tepat melengkapi kode tri- tein dibentuk. Dalam ribosom, setiap jenis RNA transfer
plet dari gen DNA, Gambar 3-8 menunjukkan segmen ke- akan mengenali suatu kodon tertentu dari RNA messenger
cil dari sebuah molekul RNA m essenger. Kodonnya ada- (akan dijelaskan nanti) dan oleh karenanya, akan meng-
lah CCG, UCU, dan GAA. Ketiganya adalah kodon untuk hantarkan asam amino yang sesuai ke tempat yang sesuai
asam amino prolin, serin, dan asam glutamat. Transkripsi di dalam rantai molekul protein yang baru dibentuk,
kodon ini dari molekul DNA ke molekul RNA ditunjuk- RNA transfer, yang hanya mengandung kira-kira 80
kan oleh Gambar 3-7. nukleotida. merupakan suatu molekul yang relatif kecil
dibandingkan dengan RNA nessenger. RNA transfer
Kodon-Kodon RNA unluk Berbogoi Asom Ami- merupakan suatu rantai nukleotida yang terlipat, tampak
no yqng Berbedo. Tabel 3-1 mencantumkan kodon- sebagai daun semanggi, mirip dengan yang ditunjukkan
kodon RNA untuk 20 asam amino yang biasa ditemukan oleh Gambar 3-9. Pada satu ujung molekul selalu terdapat
dalam rnolekul protein. Perhatikan bahwa sebagian besar asam adenilat; karena adanya asam ini, asam amino yang
asam amino diwakili oleh lebih dari satu kodon; juga, dihantarkan melekat ke gugus hidroksil ribosa pada asam
satu kodon mewakili sinyal "awal pembentukan molekul adenilat.
TABEL 3-1. Kodon RNA untuk Berbagai Asam Amino dan untuk Mulai dan Berhenti
Alanin
Protein yang sedang dibentuk Sitein
Histidin
Karena fungsi RNA transfer adalah untuk menyebab- Jadi, ribosom bekerja sebagai pabrik manufaktur, tem-
kan pelekatan dari asam amino khusus yang membentuk pat pembentukan molekul protein.
sebuah rantai protein, sangat penting bahwa setiap RNA
transfer juga memiliki spesifi sitas terhadap kodon tertentu Pembentukon Ribosom dolom Nukleolus. Gen
dalam RNA messenger. Kode spesifik dalam RNA trans- DNA untuk pembentukan RNA ribosom terletak dalam
fer yang memungkinkannya mengenali kodon tertentu, lima pasang kromosom dalam nukleus, dan setiap kro-
sekali lagi merupakan suatu triplet basa nukleotida dan mosom ini mengandung banyak duplikat dari gen-gen
disebut sebagai antikodon. Antikodon ini terletak kurang khusus tersebut karena RNA ribosom dibutuhkan dalam
lebih pada bagian tengah molekul RNA transfer (pada ba- jumlah besar untuk fungsi sel.
gian bawah konfigurasi daun semanggi, yang ditunjukkan Setelah RNA ribosom dibentuk, RNA ribosom akan
oleh Gambar 3-9). Selama pembentukan molekul protein, berkumpul di dalam nukleolus, suatu struktur khusus
basa antikodon berikatan secara longgar oleh hidrogen yang terletak berdekatan dengan kromosom. Bila sejum-
yang berikatan dengan basa kodon pada RNA messenger. lah besar RNA ribosom sedang disintesis,.seperti yang
Dengan cara ini, asam amino yang berurutan disusun safu terjadi dalam sel yang memproduksi sejumlah besar
persatu di sepanjang rantai RNA messenger, sehingga protein, nukleolus merupakan suatu struktur yang besar,
membentuk suatu rangkaian asam amino yang sesuai di sedangkan pada sel yang hanya sedikit memproduksi
dalam molekul protein yang baru terbentuk. protein, nukleolus bahkan mungkin tidak terlihat. RNA
ribosom secara khusus diolah di dalam nukleolus, tempat
'RNA ribosom berikatan dengan "protein ribosom" untuk
RNA Ribosom membentuk produk pengendapan granular yang meru-
pakan subunit primordial ribosom. Subunit-subunit ini
RNA jenis ketiga yang terdapat di dalam sel adalah RNA
kemudian dilepaskan dari selubung nukleolus dan dihan-
ribosom; yang mencgkup kira-kira 60 persen dari ribo-
tarkan melalui pori-pori besar selubung nukleolus hampir
soin. Sisa ribosom lain merupakan protein, yang men-
ke seluruh bagian sitoplasma. Setelah subunit masuk ke
eakup kira-kira 75 persen jenis protein yang merupakan
sitoplasma, subunit tersebut dipakai untuk membentuk
protein struktural dan enzim yang diperlukan pada pem-
ribolom fungsional yang matang. Oleh karena itu, pro-
bentukan molekul-molekul protein.
tein dibentuk di dalam sitoplasma sel, dan bukan dalam
Ribosom merupakan suatu struktur fisik di dalam
nukleus sel, karena nukleus tidak mengandung ribosom
sitoplasma, tempat sintesis molekul protein yang se-
yang matang.
sungguhnya. Akan tetapi, RNA ribosom selalu bekerja
bersama dengan dua jenis RNA yang lain RNA transfer
yang menghantarkan asam amino ke ribosom unfuk diga- Pembentukan Protein pada
bungkan ke dalam molekul protein yang sedang dibentuk, Ribosom-Proses "Translasi"
sedangkan RNA messenger menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk mengurutkan asam amino dalam urutan Sewaktu sebuah RNA rnessenger berkontak dengan se-
yang sebenarnya> agar setiap jenis protein spesifik dapat buah ribosom, RNA zessenger akan berjalan di sepanjang
terbentuk. ribosom, bermula pada suatu bagian akhir molekul RNA
34 'UNIT I IntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
Subunit Ribosom
RNA transfer
;flsamamino
, -1 .=.. A[liir'.
;-:::=::::::::-:
tt.
jr'llii I
ii i
+ +
ATP ATP ATP
+ I Y
I
RN$:lfi$t$# 6/f
yang telah ditentukan sebelumnya, yang telah ditentukan yang.ditunjukkan oleh Gambar 3-9 di sebelah kiri bawah
oleh urutan basa RNA yang sesuai, yang disebut sebagai dan Gambar 3-10. Molekul-molekul protein berada da-
kodon "pemulai-rantai." Kemudian, seperti yang ditun- lam tahap perkembangan yang berbeda di setiap ribosom.
jukkan oleh Gambar 3-9; ketika RNA rzessenger berja- Akibatnya, sering terjadi sekelompok ribosom, dengan 3
lan di sepanjang rib-osom, sebuah molekul protein diben- sampai 10 ribosom yang dapat melekat pada sebuah RNA
tuk-sebuah proses yang disebut trqnslasi. Jadi, ribosom messenger pada waktu yang bersamaan. Kumpulan ini di-
membaca kodon RNA messenger dengan cara yang lebih iebut poliribosom.
kurang sama dengan sebuah pita kaset "dibaca" sewaktu Sangat penting untuk diperhatikan bahwa sebuah
pita melewati kepala pemutar (playback head) sebuah R).lA zesserger dapat menyebabkan pembentukan mo-
tape recorder. Kemudian, bila sebuah kodon "berhenti" lekul protein dalam ribosom apa pun; artinya tidak ada
(atau "pemutus-rantai") masuk ke dalam ribosom, bagian spe:sifisitas tersendiri dari ribosom untuk membentuk je-
akhir dari molekul protein disinyalkan dan molekul prc,- nis-jenis protein. Ribosom secara fisik hanya merupakan
tein dibebaskan ke dalam sitoplasma. suatu pabrik manufaktur, tempat reaksi kimia terjadi.
Poliribosom. Sebuah molekul RNA nesserger tung- Bonyok Ribosom Melekot podo Relikulum En-
gal dapat membentuk molekul protein dalam beberapa doplosmo. Di Bab 2, dibahas bahwa banyak ribosom
ribosom pada saat yang bersamaan karena bagian awal melekat pada retikulum endoplasma. Keadaan ini terjadi
dari ujung untai RNA dapat masuk ke ribosom berikut- karena bagian awal dari ujung banyak molekul protein
nya setelah meninggalkan ribosom yang peltama, seperti yang sudah terbentuk memiliki rangkaian asam amino
BAB 3 ' Pengaturan Genetik slntesls Protein, Fungsi set, dan Reproduksi sel 35
Operator Operator
aktifator represor
Operon
I
*
Enzim A
i
Enzim C
lnhibisi
+ t GAMBAR 3-12. Fungsi suatu operon dalam
operator
f+
substrat
mengendalikan sintesls produk intrasel nonpro-
tein, sepefti suatu zat kimia metabolik intrasel.
Perhatikan bahwa produk yang sudah disintesis
mencetuskan umpan balik negatif untuk meng-
1^ (Umpan balik negatif)
=IJ"T:[f,::,=
j hambat fungsi operon, dan dengan cara ini se-
.*
---- Jl'.5; ; ;; ;-',: - - - - -t cara otomatis produk tersebut mengendalikan
konsentrasinya sendiri.
kan untuk proses sintesis ini sering kali dikendalikan oleh Pengendolion Umpon Bolik Negoiif Operon.
serangkaian gen yang terletak bersisian pada untai kro- Akhirnya, perhatikan pada Gambar 3-12 bahwa adanya
mosom DNA yang sama. Daerah untai DNA ini disebut produk sintesis di sel dalam jumlah teftentu dapat menye-
operon, dan gen yang bertanggungjawab terhadap pem- babkan inhibisi umpan balik negatif operon yang bertang-
bentukan enzim-enzim berikutnya disebut gen struktural. gung jawab terhadap sintesisnya. Produk sintesis tersebut
Pada Gambar 3-12, tiga gen struktural secara berurutan dapat melakukan hal ini baik dengan menyebabkan se-
ditunjukkan pada sebuah operon, dan gambar mendemon- buah protein represor regulator berikatan pada operator
strasikan bahwa gen struktural tersebut mengendalikan represor atau dengan menyebabkan suatu protein akti-
pembentukan tiga enzim secara berurutan yang selanjut- vator regulator memecahkan ikatannya dengan operator
nya menyebabkan sintesis produk intrasel yang spesifik. aktivator. Pada keadaan mana pun, operon akan menjadi
Perhatikan pada gambar, segmen untai DNA yang terhambat. Oleh karena itu, begitu produk sintesis yang
disebut promotor. Promotor merupakan suatu kelompok dibutuhkan sudah cukup banyak untuk fungsi sel yang
nukleotida yang memiliki afinitas khusus terhadap RNA memadai, operon menjadi dorman. Sebaliknya, bila pro-
polimerase, seperti yang dibahas sebelumnya. Polimerase duk sintesis berkurang di dalam sel dan konsentrasinya
harus berikatan dengan promotor ini sebelum dapat mulai menurun, operon sekali lagi menjadi aktif. Dengan cara
berjalan di sepanjang untai DNA untuk menyintesis RNA. ini, konsentrasi produk secara otomatis dikendalikan.
Oleh karena itu, promotor merupakan elemen yang pen-
ting untuk mengaktivasi operon. Mekonisme Loin unluk Mengendolikon Trqns-
kripsi oleh Operon. Variasi mekanisme dasar untuk
Pengendolion Operon oleh Prolein Represor- mengendalikan operon telah ditemukan dengan cepat
"Operolor Represor." Perhatikan juga dalam Gam- pada2 dekade terakhir ini. Tanpa memberi penjelasan le-
bar 3-12 sebuah pita nukleotida tambahan yang terletak bih banyak, mari kita lihat beberapa di antaranya:
di bagian tengah promotor. Daerah ini disebut operator L sebuah operon sering dikendalikan oleh sebuah
represor karena sebliah protein "regulator" dapat berikat- gen regulator yar'g terletak di suatu tempat pada
an di sini dan rnencegah pelekatan RNA polimerase pada kompleks genetik nukleus. Gen regulator menye-
promotor, sehingga menghambat transkripsi gen dalam babkan pembentukan satu protein regulator yang
operon ini. Protein regulator demikian itu disebut protein selanjutnya bertindak sebagai suatu aktivator, atau
represor. suatu substansi represor untuk mengendalikan
operon.
Pengendolion Operon oleh Suoiu "Protein Ak- 2. Kadangkala, banyak operon yang berbeda diken-
tivotor"-" Operotor Akiivolor. " Perhatikan operator dalikan pada waktu yang sama oleh protein regu-
yang lain pada Gambar 3-12, yang disebut sebagai ope- lator yang sama. Pada beberapa keadaan, protein
rator aktivator>yarg terletak berdekatan tetapi sedikit di regulator yang sama berfungsi sebagai suatu akti-
depan promotor. Bila protein regulator berikatan dengan vator untuk safu operon dan sebagai suatu represor
operator ini, maka protein regulator akan membantu me- untuk operon yang lain. Bila berbagai operon di-
narik RNA polimerase menuju promotor sehingga ope- kendalikan secara bersamaan dengan cara ini, se-
rator akan diaktifkan. Oleh karena itu, protein regulator mua operon yang berfungsi bersama-sama disebut
jenis ini disebut protein aktivator. regulon.
BAB 3 Pengaturan Genetik Srnfesls Protein, Fungsi Sel, dan Reproduksi Sel 37
3. Beberapa operon tidak dikendalikan pada titik tifkan enzim tersebut. Seseorang dengan mudah dapat
awal transkripsi untai DNA tetapi lebih jauh di se- memahami manfaat proses penginaktifan enzim yang
panjang untai. Kadang pengendalian bahkan tidak pertama tersebut: penginaktifan tersebut akan mencegah
terjadi pada untai DNA sendiri tetapi terjadi se- pembentukan produk-produk antara yang tidak berguna.
lama pengolahan molekul RNA di dalam nukleus Proses inhibisi enzim merupakan sebuah contoh lain
sebelum dilepaskan ke dalam sitoplasma; atau, le- dari pengaturan umpan balik negatif, proses ini bertang-
bih jarang lagi, pengendalian mungkin terjadi pada gungjawab mengatur konsentrasi intrasel beberapa asam
tahap pembentukan protein di dalam sitoplasma amino, purin, pirimidin, vitamin-vitamin dan zat-zat lain-
selama translasi RNA oleh ribosom. nya.
4. Padasel-selyang bernukleus, DNA nukleus dikum-
pulkan dalam unit struktural yang spesifik, yaitu Aklivosi Enzim. Enzim-enzim yang normalnya tidak
kromosom. Dalam setiap kromosom, DNA dililit aktif, sering dapat diaktifkan bila dibutuhkan. Sebuah
protein kecil yang disebut histon, yang selanjutnya contoh dari hal tersebut terjadi saat sebagian besar ATp
diikat dengan kuat bersama-sama dalam keadaan telah berkurang di dalam sel. Pada keadaan ini, adenosin
berhimpitan oleh protein lain. Selama DNA berada monofosfat siklik (cAMP) dalam jumlah bermakna mulai
dalam keadaan beihimpitan, DNA tidak dapat be- dibentuk sebagai hasil pemecahanATP; adanyacAMP ini
kerja untuk membentuk RNA. Akan tetapi, berba- selanjutnya dengan cepat mengaktifkan enzim pemecah-
gai mekanisme pengendalian mulai ditemukan, glikogen fosforilase, dan membebaskan molekul glukosa
yang dapat menyebabkan beberapa daerah kromo- yang dengan cepat dimetabolisme dan energinya diguna-
som terseleksi mengalami penguraian pada suatu kan untuk mengisi kembali cadangan ATP. Jadi, cAMp
waktu sehingga hanskripsi RNA parsial dapat ber- bekerja sebagai aktivator enzim untuk enzim fosforilase
langsung. Meskipun demikian, beberapa "faktor dan oleh karenanya, membantu mengendalikan konsen-
'transkripsi"
khusus akan mengendalikan kecepat- trasi ATP intrasel.
. ar transkripsi melalui operon yang terpisah dalam Sebuah contoh menarik lain mengenai penghambatan
kromosom. Jadi, terdapat perintah pengendalian enzim dan pengaktifan enzim terjadi pada pembentukan
yang lebih tinggi yang digunakan untuk menca- purin dan pirimidin. Zat-zat ;ri diperlukan sel dalam
pai fungsi sel yang sesuai. Selain itu, sinyal-sinyal jumlah yang kira-kira sama untuk pembentukan DNA
dari luar sel, seperti beberapa hormon tubuh, dapat dan RNA. Bila purin dibentuk, purin akan menghambat
mengaktifkan daeqah kromosom khusus dan faktor enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan purin tambah-
transkripsi spesifi k, sehingga dapat mengendalikan an. Akan tetapi, purin tersebut mengaktiJkan enzim-enzim
mesin kimiawi untuk fungsi sel. untuk pembentukan pirimidin. Sebaliknya, pirimidin
menghambat enzimnya sendiri tetapi mengaktifkan enzim
Karena terdapat lebih dari 30.000 gen yang berbeda di
purin. Dengan cara ini, terdapat suatu proses yang saling
dalam setiap sel manusia, maka tidak mengherankan
menunjang antara sistem pembentukan untuk kedua zat
bila ditemukan sejumlah besar cara pengaturan aktivi-
tas genetik. Sistem pengaturan gen sangat penting untuk
ini, dan menghasilkan jumlah kedua zat yang hampir
sama di dalam sel sepanjang waktu.
mengendalikan konsentrasi asam amino intrasel, derivat
asam amino, dan substrat antara (intermediate substrates)
serta produk metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Ringkoson. Ringkasnya, ada dua metode utama bagi sel
untuk mengendalikan proporsi dan jumlah yang tepat dari
berbagai unsur sel yang berbeda: (l)-mekanisme regula-
Pengendalian Fungsi lntrasel si genetik dan (2) mekanisme regulasi enzim. Gen dapat
Melalui Regulasi Enzim diaktifkan atau dihambat dan sistem enzim juga dapat
diaktifkan ataupun dihambat. Mekanisme pengendalian
Selain pengendalian fungsi sel oleh regulasi generik, be- ini paling sering berfungsi sebagai sistem pengendalian
berapa aktivitas sel dikendalikan oleh inhibitor atau akti- umpax balik yang secara terus menenis mengawasi kom-
.vator intrasel yang bekerja secara langsung pada enzim posisi biokimiawi sel dan membuat perbaikan yang di-
intrasel spesifik. Jadi, regulasi enzim mewakili kategori perlukan. Tetapi kadangkala, zat yang bukan berasal dari
mekanisme kedua yang mengatur fungsi biokimia sel. sel (terutama beberapa hormon yang dibahas dalam buku
ini) juga mengendalikan reaksi biokimia intrasel dengan
lnhibisi Enzim. Sebagian besar zatkimia yang dibentuk mengaktifkan atau menghambat satu atau lebih sistem
di dalam sel mempunyai efek-efek umpan balik langsung kontrol intrasel.
dalam menghambat sistem enzim spesifik yang menyin-
tesis zat kimia tersebut. Produk-produk sintesis tersebut
hampir selalu bekerja pada enzim yang terletak pada Sistem Genetik-DNA juga
urutan pertama dari suatu rangkaian, dan bukan pada Mengendalikan Reproduksi Sel
enzim yang berikutnya, yang biasanya selalu langsung
berikatan dengan enzim tersebut, dan menyebabkan per- Reproduksi sel merupakan suatu contoh lain dari peran
ubahan bentuk alosterik, yang nantinya akan menginak- yang dimainkan oleh sistem genetik-DNA di mana pun,
38 UNIT I lntroduksiTerhadap Fisiologi: Fisiologi Sel dan Umum
dalam seluruh proses kehidupan. Gen dan mekanisme Kecuali pada keadaan khusus dengan reproduksi
pengaturannya menentukan karakteristik pertumbuhan sel yang cepat, faktor-faktor penghambat hampir selalu
sel, dan juga waktu atau jenis sel yang akan membelah memperlambat atan menghentikan siklus hidup sel yang
diri untuk membentuk sel-sel baru. Dengan cara ini, se- tidak terhambat. Oleh karena itu, berbagai sel tubuh yang
mua sistem genetik yang penting dapat mengendalikan berbeda sebenamya memiliki periode siklus hidup yang
setiap tahap perkembangan manusia, mulai dari sel tung- bervariasi dari hanya sekitar I 0 jam untuk sel-sel sumsum
gal ovum yang sudah dibuahi sampai keseluruhan tubuh tulang yang sangat terangsang, sampai seluruh masa hi-
yang berfungsi. Jadi, bila ada tema dasarkehidupan, maka dup tubuh manusia untuk sel saraf.
tema dasar itu adalah sistem DNA-genetik.
Siklus Kehidupon Sel. Siklus kehidupan sel adalah Reproduksi Sel Dimulai
periode dari reproduksi sel sampai reproduksi sel beri- dengan Replikasi DNA
kutnya. Bila sel mamalia tidak dihambat dan diprodulrsi
Seperti halnya hampir semua peristiwa penting lain dalam
secepat kemampuannya, siklus kehidupan ini dapat ber-
sel, reproduksi berawal dalam nukleus itu sendiri. Tahap
langsung sedikitnya 10 sampai 30 jam. Siklus kehidupan
pertama adalah replikasi (duplikasi) semua DNA di dalam
sel ini dihentikan oleh serangkaian kejadian fisik yang
kromosom.Hanya setelah tahap ini dilalui, maka mitosis
berbeda, disebut mitosis, yang menyebabkan pembagi-
dapat berlangsung.
an sel menjadi dua sel anak baru. Peristiwa mitosis ini
DNA mulai berduplikasi 5 sampai l0 jam sebelum mi-
diperlihatkan oleh Gambar 3-13 dan akan dijelaskan ke-
tosis, dan proses ini diselesaikan dalam waktu 4 sampai 8
mudian. Akan tetapi, tahap mitosis yang sesungguhnya,
jam. Hasil akhir dari proses ini adalah d:ua replika dari se-
berlangsung hanya sekitar 30 menit, sehingga lebih dari
mua DNA. Replika ini selanjutnya menjadi DNA dari ke-
95 persen siklus kehidupan sel yang bahkan bereproduksi
dua sel anak yang akan terbentuk sewaktu mitosis. Setelah
dengan cepat pun diwakili oleh interval di antara mitosis,
yang disebut int erfase. replikasi DNA, masih ada waktu I sampai 2 jam sebelum
mitosis dimulai secara serentak. Bahkan selama periode
ini, perubahan-perubahan awal sudah mulai berlangsung
yang nantinya akan menuju pada proses mitosis.
Sentromer Komosom
Peristiwo Kimiowi don Fisik Replikosi.DNA. DNA
direplikasi dengan carayang sebagian besar sama dengan
transkripsi RNA sebagai respons terhadap DNA, kecuali
Nukleolus p;r untuk beberapa perbedaan penting:
l. Kedua untai DNA di setiap kromosom direplikasi,
tidak hanya satu untaian saja.
2. Kedua untai heliks DNA seluruhnya direplikasi
dari ujung-ke-ujung dan bukan hanya beberapa
bagian dari untaian, seperti yang terjadi pada tran-
skripsi RNA.
3. Enzim utama untuk replikasi DNA adalah sebuah
kompleks dari berbagai enzim yang disebut DNI
polimerase, yang sebanding dengan RNA polime-
rase. DNA polimerase melekat dan bergerak
sepanjang untaian cetakan DNA, sementara enzim
lain, DNA ligase, menyebabkan pengikatan nu-
kleotida DNA berikutnya satu sama lain, dengan
menggunakan ikatan fosfat berenergi tinggi untuk
memperkuat perlekatan tersebut.
4. Pembentukan setiap untai DNA baru terjadi secara
bersamaan dalam berafus-ratus segmen di sepan-
jang setiap dua untai heliks sampai seluruh un-
taian direplikasi. Kemudian, bagian akhir subunit
tersebut digabung bersama-sama oleh enzim DNA
ligase.
5. Setiap untai DNA yang baru dibentuk tetap dilekat-
kan oleh ikatan hidrogen longgar dengan untai
DNA asli yang telah digunakan sebagai cetakan.
GAMBAR 3-13. Tahap-tahap reproduksi sel, A, B, dan C, profase; Oleh karena itu, kedua untai heliks DNA masih te-
D, prometafase; E, metafase; F, anafase; G dan H, telofase. (Dari rikat bersama.
Margaret C. Gladbach, milik Mary E. dan Dan Todd, Kansas.)
BAB 3 'Pengaturan Genetik srnfesls Protein, Fungsi sel, dan Reproduksi set 39
6. Karena heliks DNA di setiap komosom hampir secara berurutan mengelilingi inti satu persatu. Inti histon
6 sentimeter panjangnya dan memiliki berjuta-juta memainkan sebuah peran penting dalam regulasi aktifitas
putaran heliks, kedua spiral DNA yang baru diben- DNA karena selama DNA dikemas dengan erat, DNA ti-
tuk tidak mungkin terurai satu sama lain bila tidak dak dapat berfungsi sebagai cetakan untuk pembentukan
menggunakan mekanisme khusus. Penguraian ini RNA atau replikasi DNA yang baru. Lebih lanjut, bebe-
dapat dicapai oleh enzim yang secara periodik me- rapa protein pengatur dapat merenggangkan kemasan his-
motong setiap heliks sepanjang keseluruhannya, ton terhadap DNA dan memungkinkan segmen-segmen
merotasikan setiap segmen sehingga cukup untuk kecil membentuk RNA pada suatu waktu.
menyebabkan pemisahan, dan kemudian menyam-
bung kembali heliks terqebut. Jadi, kedua heliks
. Beberapa protein nonhiston juga merupakan kompo-
nen utama kromosom, yang berfungsi baik sebagai pro-
yang baru dibentuk menjadi terurai. tein struktural komosom dan, dalam hubungannya de-
ngan mesin pengatur genetik, sebagai aktivator, inhibitor,
Perboiko n D NA, " Ko re ksi - C eto k (pr oof re o di n g),, dan enzim.
DNA, don "Mutosi". Selama beberapa jam di antara Replikasi kromosom secara keseluruhan terjadi se-
replikasi DNA dan dimulainya mitosis, terdapat suatu lama beberapa menit berikutnya setelah replikasi untai
masa terjadinya perbaikan yang sangat aktif, dan ,,ko- heliks DNA terselesaikan; heliks DNA yang baru me-
reksi-cetak Qtroof reading)" pada untaian DNA. Artinya, ngumpulkan molekul-molekul protein baru yang dibutuh-
bila ada nukleotida DNA yang tidak tepat dipasangkan de- kan. Kedua kromosom yang baru terbentuk tetap melekat
ngan nukleotida yang terdapat pada untaian asli, akan ada satu sama lain (sampai waktu mitosis) pada tempat yang
suatu enzim khusus yang akan memotong daerah y4ng disebut sentromer, yang terletak di dekat pusatnya. Kro-
cacat tersebut, dan menggantikannya dengan nukleotii{a mosom yang sudah mengalami duplikasi walau masih
pelengkap yang tepat. Proses ini dilakukan oleh DNA por melekat ini disebut sebagai kromatid.
limerase dan DNA ligase yang sama, yang dipakai pada l
bulus yang meluas di antara kedua pasang sentriol disebut Pengendalian Pertumbuhan Sel
gelendong, dan seluruh perangkat mikrotubulus ditambah dan Reproduksi Sel
dua pasang sentriol disebut aparatus mitosis.
Kita mengetahui bahwa sel-sel tertentu tumbuh dan bere-
Profqse. Tahap pertama dari mitosis, yang disebut pro- produksi setiap waktu, seperti sel-sel pembentuk darah
pada sumsum tulang, lapisan germinativum kulit, dan epi-
fase, diperlihatkan oleh Gambar 3- I 3A, B, dan C. Sewak-
tu gelendong sedang dibentuk, kromosom dalam nukleus tel usus. Akan tetapi, banyak sel lain, seperti sel otot po-
(yang dalam fase interfase terdiri atas untaian kumparan los, mungkin tidak bereproduksi selama bertahun-tahun.
longgar) dipadatkan menjadi bentuk kromosom yang le- Beberapa sel, seperti neuron dan sebagian besar sel otot
bih mantap. lurik, tidak bereproduksi.sepanjang kehidupan seseorang,
kecuali pada awal kehidupan fetus.
Di beberapa jaringan, insufisiensi dari beberapa jenis
Promelqfos€. Selama fase ini (lihat Gambar 3-13D),
sel menyebabkan sel-sel ini tumbuh dan bereproduksi
"duri-duri" mikotubulus yang sedang tumbuh dari as-
dengan cepat sampai jumlah sel yang sesuai tersedia kem-
ter memecahkan pembungkus nukleus. Pada waktu yang
bali. Sebagai contoh, pada beberapa hewan muda, tujuh-
sama, beberapa mikrotubulus dari aster melekat pada
perdelapan hati dapat diangkat melalui pembedahan, dan
kromatid di sentromer, tempat kromatid yang berpasang-
sel-sel sisa yang berjumlah seperdelapan akan tumbuh
an masih berikatan satu sama lain; tubulus kemudian me-
dan membelah sampai massa hati kembali mendekati nor-
narik satu kromatid dari setiap pasang menuju satu kutub
mal. Hal yang sama terjadi pada banyak sel kelenjar, dan
sel dan pasangannya menuju kutub yang berlawanan.
kebanyakan sel sumsum tulang, jaringan subkutan, epitel
intestinal, dan hampir jaringan lain mana pun kecuali sel
Melofose. Selama metafase (lihat Gambar 3-13E), ke- yang berdiferensiasi baik, seperti sel sarafdan sel otot.
dua aster dari aparatus mitosis akan didorong lebih jauh
Kita hanya mengetahui sedikit mengenai mekanisme
lagi. Keadaan ini diyakini terjadi karena duri-duri mikro-
yang mempertahankan jumlah berbagai jenis sel yang
tubulus dari kedua aster, tempat duri-duri tersebut saling
berbeda dalam tubuh dengan tepat. Akan tetapi, peneli-
berinterdigitasi satu sama lain untuk membentuk gelen-
tian telah menunjukkan paling sedikit ada tiga cara dalam
dong mitosis, sebenarnya didorong menjauhi satu sama
mengendalikan pertumbuhan. Pertama, pertumbuhan
lain. Ada alasan untuk mempercayai bahwa sejumlah
s erin g d ikend alikan oleh
fa kt o r -fa kt o r p e r t u m b u h a n y ang
kecil molekul protein kontraktil yang disebut "molekul
berasal dari bagian tubuh yang lain. Beberapa faktor per-
penggerak," yang mungkin terdiri atas protein otot aktin,
tumbuhan ini bersirkulasi dalam darah, tetapi yang lain
meluas di antara duriduri yang berurutan dan, dengan
berasal darijaringan yang berdekatan. Sebagai contoh, sel
menggunakan kerja bertahap seperti di otot, secara aktif
epitel dari beberapa kelenjar, seperti pankreas, gagal ber-
akan menggeser duri masing-masing ke arah yang berla-
tumbuh tanpa faktor pertumbuhan dari jaringan ikat yang
wanan. Secara bersamaan, kromatid ditarik dengan kuat
terletak di bawah kelenjar. Kedua, sebagian besar sel ber-
oleh mikrotubulus ke bagian pusat sel, dan lempeng ekua-
henti tumbuh bila sel tersebut tak memiliki ruang untuk
lorial tersusun membentuk dari gelendong mitosis.
tumbuh. Keadaan ini terjadi saat sel tumbuh dalam kultur
jaringan; sel tumbuh sampai sel berkontak dengan benda
Anofose. Pada fase ini (lihat Gambar 3-13F), kedua padat, dan kemudian pertumbuhan terhenti. Ketiga, sel
kromatid dari setiap kromosom ditarik terpisah pada sen- yang tumbuh dalam kultur jaringan sering berhenti tum-
tromer. Semua 46 pasang kromatid dipisahkan, memben- buh bila sejumlah kecil sekresi sel itu sendiri terkumpul
tuk dua set 46 lvomosom anakyangterpisah. Satu dari set dalam medium kultur. Keadaan ini, juga dapat menjadi
ini $itarik menuju satu aster mitotik dan set lain menuju suatu cara untuk mengatur pertumbuhan melalui umpan
aster yang lain sewaktu kedua kutub sel yang membelah balik negatif.
didorong menjauh.
Pengoluron Ukuron Sel. Ukuran sel ditentukan ham-
Telofose. Pada telofase (lihat Gambar 3-l3G dan H), pir seluruhnya oleh jumlah DNAyang berfungsi di dalam
kedua set kromosom anak secara menyeluruh ditarik nukleus. Rila replikasi DNA tidak terjadi, sel tumbuh
menjauh. Kemudian aparatus mitosis menghilang, dan sampai ukuran tertentu dan selanjutnya bertahan pada
sebuah rnembran nukleus yang baru terbentuk'di sekitar ukuran tersebut. Sebaliknya, dengan menggunakan zat
setiap set kromosom. Membran ini dibentuk dari bagian kimia kolkislr, pencegahan pembentukan gelendong
retikulum endoplasma yang sudah terdapat di dalam sito- mitcisis dapat dimungkinkan dan oleh karena itu, dapat
plasma. Segera setelah itu, sel akan terjepit, pada bagian mencegah mitosis walaupun replikasi DNA berlanjut te-
pertengahan di antara kedua nukleus. Proses ini disebab- rus. Pada kejadian ini, nukleus mengandung jumlah DNA
kan oleh terbentuknya cincin kontralctil mikrofilamen yang jauh lebih besar dari jumlah normal, dan secara pro-
yang terdiri atas aktin dan mungkin miosin (dua protein ' porsional, sel tumbuh lebih besar. Diduga bahwa keadaan
kontraktil otot) pada persambungan sel yang baru ter- ini semata-mata terjadi akibat peningkatan produksi RNA
bentuk, yang menjepit nukleus dan memisahkannya satu dan protein sel, yang selanjutnya akan menyebabkan sel
sama lain. tumbuh lebih besar.
BAB 3 Fengaturan Genetik Slnfesr.s Protein, Fungsi Sel, dan Reproduksi Sel 41
Di dalam semua seljuga ditemukan antionkogen,yang 1. Diketahui dengan baik bahwa radiasi ionisasi, se-
menekan aktivasi onkogen tertentu. Oleh karena itu, hilang- perti sinar-X, sinar gamma, dan partikel radiasidari
nya atau inaktivasi antionkogen tersebut dapat memung- bahan radioaktif, dan bahkan sinar ultraviolet pun
kinkan aktivasi onkogen yang menyebabkan kanker. dapat menjadi faktor predisposisi bagi seseorang
Hanya sejumlah kecil dari sel yang bermutasi di dalam terkena kanker. Pembentukan ion dalam sel-selja-
tubuh pernah menyebabkan kanker. Ada beberapa alas- ringan di bawah pengaruh radiasi tersebut bersifat
an untuk keadaan tersebut. Pertama, sebagian besar sel sangat reaktif dan dapat menghancurkan untaian
yang bermutasi kurang memiliki kemampuan hidup jika DNA, sehingga menyebabkan banyak mutasi.
dibandingkan dengan sel normal dan oleh karena itu, akan 2. Zat kimia dari beberapa jenis teftenfu juga me-
mati. Kedua, hanya sebagian dari sel yang bermutasi dan ' miliki kecenderungan kuat untuk menimbulkan
bertahan hidup menjadi kanker, karena sebagian besar sel mutasi. Telah lama ditemukan bahwa berbagai
yang bermutasi pun masih memiliki kontrol umpan balik derivat bahan pewama anilin cenderung menye-
normal yang mencegah pertumbuhan yang berlebihan. babkan kanker, sehingga pekerja di pabrik kimia
Ketiga, sel-sel yang berpotensi menjadi kanker sering yang menghasilkan bahan seperti itu, bila tidak
kali, bila tidak dapat disebut biasanya, dihancurkan oleh dilindungi, memiliki predisposisi khusus terkena
sistem imunitas tubuh sebelum sel tersebut tumbuh men- kanker. Zatkimia yang dapat menyebabkan muta-
jadi kanker. Hal ini terjadi melalui cara berikut: Sebagian si disebut karsinogen. Karsinogen yang sekarang
besar sel yang bermutasi membentuk protein abnormal di menyebabkan jumiah kematian terbanyak adalah
dalam badan selnya karena terjadi perubahan pada gen, asap rokok. Asap rokok menyebabkan kira-kira se-
dan protein ini mengaktivasi sistem imun tubuh, menye- perempat dari semua kematian akibat kanker.
babkan tubuh membentuk antibodi atau membuat limfosit 3. Bahan iritanfisik juga dapat mengarah pada kan-
tersensitisasi bereaksi melawan sel kanker, yang akan ker, seperli abrasi yang terus berlanjut pada salur-
membasmi sel-sel tersebut. Dukungan terhadap alasan an pencernaan oleh beberapa jenis makanan. Ke-
tersebut adalah bahwa, pada kenyataawrya orang dengan rusakan j aringan dapat menyebabkan penggantian
sistem imun yang telah ditekan, seperti orang yang memi- mitosis yang cepat pada sel. Semakin cepat mitosis,
num obat imunosupres4n setelah transplantasi ginjal atau semakin besar kemungkinan terjadinya mutasi.
jantung, kemungkinan timbulnya kanker menjadi lima 4. Pada banyak keluarga, ada kecenderungan heredi-
kali lipat. ter yang kuat terhadap kanker. Keadaan ini dise-
Keempat, biasanya beberapa onkogen aktif yang babkan oleh kenyataan bahwa sebagian besar kan-
berbeda diperlukan secara simultan untuk menimbul- ker membutuhkan tidak hanya satu mutasi tetapi
kan kanker. Sebagai contoh, satu gen mungkin memacu dua atau lebih mutasi sebelum terjadinya kanker.
reproduksi sebuah sel dengan cepat, tetapi tidak terjadi Pada keluarga teft entu yang memi liki kecenderung-
kanker karena tidak ada gen mutan simultan untuk mem- an terhadap kanker, diduga bahwa satu atau lebih
bentuk pembuluh darah yang diperlukan. gen berkanker sudah bermutasi dalam genom yang
Tetapi apa yang menyebabkan perubahan pada gen diwarisi. Oleh karena itu, mutasi tambahan yang
ini? Dengan mempertimbangkan triliunan sel yang baru jauh lebih sedikit harus terjadi pada anggota ke-
dibentuk setiap tahun dalam tubuh manusia, pertanyaan luarga tersebut sebelum kanker mulai tumbuh.
yang lebih baik mungkin berupa: Mengapa kita semua 5. Pada hewan percobaan, beberapa jenis virus dapat
tidak menghasilkan berjuta-juta atau bertriliun-triliun menyebabkan beberapa macam kankeq terma-
sel mutasi yang cenderung menjadi kanker? Jawaban- suk leukemia. Keadaan ini biasanya diakibatkan
nya adalah adanya suatu ketelitian yang luar biasa pada oleh satu dari dua cara. Pada kasus.virus DNA,
replikasi untai kromosom DNA dalam setiap sel sebelum untai DNA virus dapat menyisipkan dirinya sen-
mitosis dapat berlangsung, dan juga karena proses korek- diri langsung ke dalam salah satu kromosom dan
si-cetak yang mernotong dan memperbaiki setiap untai oleh karenanya, menyebabkan suatu mutasi yang
DNA abnormal s-ebelum proses mitosis diizinkan berlan- menyebabkan kanker. Pada kasus virus RNA, be-
jut. Namun, walaupun terdapat semua upaya pencegahan berapa virus membawa suatu enzim yang disebut
pewarisan sel ini, satu sel yang baru dibentuk dalam se- transkriptase pembalik (rev ers e tr ans cr ipt as e) se-
tiap beberapajuta sel mungkin masih memiliki karakteris- hingga menyebabkan DNA dapat ditranskripsi dari
tik mutan yang bermakna. RNA. Kemudian DNA yang ditranskripsikan ini
Jadi, semata-mata hanya kesempatanlah yang diperlu- menyisipkan dirinya sendiri ke dalam genom sel
kan untuk terjadinya mutasi, sehingga kita dapat berang- hewan, dan menyebabkan kanker.
gapan bahwa sejumlah besar kanker hanya merupakan
hasil dari suatu kejadian yang tidak menguntungkan. Korokteristik lnvqsif Sel Konker. Perbedaan utama
Namun kemungkinan mutasi dapat ditingkatkan ber- antara sel kanker dan sel normal adalah sebagai berikut:
kali-kali lipat bila seseorang terpajan oleh faktor-faktor ( I ) Sel kanker tidak memafuhi batas perlumbuhan sel yang
kimia, fisik, atau biologis tertentu, tetmasuk hal-hal be. biasa; alasan untuk ini adalah bahwa sel kanker mung-
rikut ini: kin tidak membutuhkan semua faktor pertumbuhan yang
BAB 3 Pengaturan Genetik Srntesls Protein, Fungsi Sel, dan Reproduksi Set 43