Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Artikel TA Fix
Artikel TA Fix
Abstrak
Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi menular yang paling banyak menyerang paru-paru. Indonesia
merupakan negara nomor dua untuk kejadian TB didunia. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian kasus
tuberkulosis, WHO mengeluarkan program END-TB Strategy yang memiliki 3 pilar. Pilar nomor 2 mengenai
pentingnya kerjasama dengan pemerintah, pemangku swasta, dan masyarakat untuk pencegahan penyakit TB salah
satunya dalam bentuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan menjadi hal terpenting untuk memberikan wawasan
kepada anak-anak terutama mengenai penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Penyampaian informasi mengenai
penyakit TB secara langsung sangat membantu menambah pengetahuan anak-anak, namun hasil akhirnya dipengaruhi
oleh metode penyampaian informasi tersebut. Penerapan metode ceramah dan media audiovisual dalam
menyampaikan informasi memiliki beberapa perbedaan dalam proses dan pencapaian terhadap tingkat pemahaman
murid. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas penggunaan metode ceramah dan media audiovisual
dalam menyampaikan informasi. Sebanyak 136 subjek penelitian adalah murid kelas 6 SD di SD Negeri 205
Palembang dan SD Swasta YWKA Palembang dibagi menjadi 2 kelompok dengan jumlah 68 subjek
penelitian masing-masing SD. 68 subjek penelitian di masing-masing SD dibagi lagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok media audiovisual (n = 34) dan kelompok metode ceramah (n = 34). Penyampaian informasi tentang
penyakit TB dilakukan pada satu hari secara bersamaan pada kedua kelompok. Penelitian ini menggunakan desain
quasi experimental dengan teknik nonequivalent pretest-posttest (O X O). Setelah intervensi, tingkat pemahaman
untuk kelompok media audiovisual adalah 87,90 % sementara untuk metode ceramah adalah 83,00 % (efektif bila >
75%) dengan nilai p < 0,05. Disimpulkan bahwa penyampaian informasi mengenai penyakit TB pada murid kelas 6
SD yangh dinilai di dua sekolah baik SD Negeri maupun SD Swasta menggunakan media audiovisual dan metode
ceramah secara signifikan keduanya sama-sama efektif, akan tetapi nilai efektivitas pada media audiovisual lebih tinggi
dibandingkan dengan metode ceramah sehingga media audiovisual dianggap lebih baik dibandingkan metode ceramah.