Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,
berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.3
B. Epidemiologi Stroke
Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius dan menduduki peringkat yang
tinggi sebagai penyebab kematian. Di amerika serikat, stroke menduduki peringkat ke-3
sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Di inggris stroke merupakan
penyakit ke-2 setelah infark miokard akut. Di perancis stroke disebut sebagai “serangan otak
(attaque cerebrale)” yang menunjukkan analogi kedekatan syok dengan serangan jantung.2,6
Berdasarkan data dari seluruh dunia, penyakit jantung koroner dan stroke adalah
penyebab kematian tersering pertama dan kedua dan menempati urutan kelima dan keenam
sebagai penyebab kecacatan. Karena kecacatan yang terjadi setelah stroke dapat sangat
merugikan, dan karena perempuan lebih besar kemungkinannya daripada pria, maka the
National Stroke Association memutuskan untuk memprioritaskan pendidikan tentang faktor
resiko dan perawatan darurat, khususnya untuk perempuan.6
C. Klasifikasi Stroke
Stroke dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu, stroke hemoragik dan stroke
iskemik.
1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi
vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga dapat disebabkan
karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi
berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid.6
Stroke hemoragik dapat dibagi menjadi dua subtipe, yaitu perdarahan intraserebral
(PIS) yaitu perdarahan yang langsung ke jaringan otak atau disebut juga sebagai perdarahan
parenkim otak, dan perdarahan subaraknoid (PSA) yang terjadi di ruangan subarachnoid
(antara arachnoid dan piameter).6
Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh
hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus ke dalam jaringan
otak. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebrum paling sering terjadi saat pasien
terjaga dan aktif. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri dalam, ganglia basalis dan
kapsula interna sering menerima beban terbesar tekanan dan iskemia pada stroke tipe ini.
Biasanya perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal
yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam.
Tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna adalah hemiparesis kontralateral dari
letak perdarahan.6
2. Stroke iskemik
a. Stroke Lakunar
Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotromborik atau hialin-
lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus Wilisi, arteria serebri media, atau
arteria vertebralis dan basilaris. Teradapat 4 sindrom lakunar: hemiparesis motorik murni
akibat infark di kapsula interna posterior, hemiparesis motorik murni akibat infark pars
anterior kapsula interna, stroke sensorik murni kibat infark talamus, dan hemiparesis ataksik
atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang canggung akibat infark pons basal.6
c. Stroke Embolik
Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung (stroke kardioembolik).
Trombus mural jantung merupakan sumber tersering: infark miokardium, fibrilasi atrium,
penyakit katup jantung, katup jantung buatan, dan kardiomiopati iskemik. Stroke yang terjadi
akibat embolus biasanya menimbulkan defisit neurologik mendadak dengan efek maksimum
sejak awitan penyakit, biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas.6
d. Stroke Kriptogenik
Stroke kriptogenik adalah stroke iskemik akibat sumbatan mendadak pembuluh
intrakranial besar tetapi tanpa penyebab yang jelas. Namun, sebagian besar stroke yang
kausanya tidak jelas pada pasien yang profil klinisnya tidak dapat dibedakan dari mereka
yang mengidap aterotrombosis.6
Tidak dapat Dapat dimodifikasi & terdokumentasi Dapat dimodifikasi & kurang
dimodifikasi dengan baik terdokumentasi
TIA (Transient Ischemic
Usia Migren
Attack)
Jenis
Hipertensi Konsumsi alkohol
kelamin
BBLR Diabetes Hiperkoagulabilitas
Ras Atrial Fibrilasi Obstructive Sleep
Apnea
Faktor Peningkatan
Patent Foramen Ovale
Genetik lipoprotein
Stenosis arteri carotis Penyalahgunaan obat-
asimptomatik obatan
Sickle Cell Disease Inflamasi dan infeksi
Dislipidemia
Obesitas & distribusi lemak
tubuh
Merokok
Kontrasepsi oral
E. Etiologi Stroke
1. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan intraserebral hipertensif
b. Perdarahan subaraknoid
1) Ruptura aneurisma sakular
2) Trauma kepala
3) Ruptura malformasi arteriovena (AVM)
c. Penggunaan kokain, amfetamin
2. Stroke Iskemik
a. Trombosis
b. Atreosklerosis
c. Vaskulitis: arteritis temporalis, poliartritis nodosa
d. Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
e. Embolisme
Hipertensi kronis
Perdarahan
Aterotrombosis,Em
boli CBF < 10 ml/100 mg/menit
Depolarisasi membran
Kematian sel
1. Stroke Hemoragik
1) Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung
dalam 1 – 2 detik sampai 1 menit.
2) Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan
kejang.
3) Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit
sampai beberapa jam.
4) Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen
5) Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik
perdarahan subarakhnoid.
6) Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi,
banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.7
2. Stroke Iskemik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pembuluh perifer. Lakukan asukultasi pada arteria karotis untuk mencari adanya
bising dan periksa tekanan darah di kedua lengan untuk diperbandingkan.
b. Jantung, lakukan pemeriksaan aukultasi jantung untuk mencari murmur dan disritmia,
serta EKG.
c. Retina, lakukan pemeriksaan ada tidaknya cupping diskus optikus, perdarahan retina,
kelainan diabetes.
d. Ekstremitas, lakukan evaluasi ada tidaknya sianosis dan infark sebagai tanda-tanda
embolus perifer.
e. Pemeriksaan neurologik untuk mengetahui letak dan luasnya suatu stroke.6
1) Fungsi visual, dengan pemeriksaan lapang pandang dan tes konfrontasi
2) Pemeriksaan pupil dan refleks cahaya
3) Pemeriksaan doll’s eye phenomenon (jika tidak ada kecurigaan cedera leher)
4) Sensasi, dengan memeriksa sensai kornea dan wajah terhadap benda tajam
5) Gerakan wajah mengikuti perintah atau sebagai respon terhadap stimuli noxious
(menggelitik hidung)
6) Fungsi faring lingual, dengan mendengarkan dan mengevaluasi cara bicara dan
memeriksa mulut.
7) Fungsi motorik dengan memeriksa gerakan pronator, kekuatan, tonus, kekuatan
gerakan jari tangan atau jari kaki.
8) Fungsi sensoris, dengan cara memeriksa kemampuan pasien untuk mendeteksi
sensoris dengan jarum, rabaan, vibrasi, dan posisi (tingkat level gangguan sensibilitas
pada bagian tubuh sesuai dengan lesi patologis di medulla spinalis, sesuai
dermatomnya)
9) Fungsi serebelum, dengan melihat cara berjalan penderita dan pemeriksaan
disdiadokokinesis
10) Ataksia pada tungkai, dengan meminta pasien menyentuh jari kaki pasien ke tangan
pemeriksa
11) Refleks asimetri (contoh: refleks fisiologis anggota gerak kanan meningkat, yang kiri
normal)
12) Refleks babinski.2
3. Sistem Skoring
Ketiganya
Penurunan atau
Tidak2 PENDERITA
PENURUNAN
Dengan Stroke
dari
kesadaran (+)
(-) Algoritma
KESADARAN Stroke
STROKEatau tanpaiskemik
AKUT perdarahan
akut
ketiganya ada(-)
Nyeri kepala (+)
(+) NYERI KEPALA
Refleks Babinski GadjahREFLEKS
Mada atau
intraserebral
stroke
(+)
(-) BABINSKI infark