Sie sind auf Seite 1von 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini sering kita temui berbagai kreativitas dan aktivitas anak-anak

terutama usia remaja, seperti prestasi olimpiade, prestasi di sekolah, prestasi di

bidang olah raga, bahkan hingga tawuran dan mengkonsumsi narkotika. Semua

aktivitas anak bergantung dari bagaimana lingkungan sekitar ia tumbuh dan tentu

saja bagaimana pola asuh orang tua yang diberikan pada anak tersebut.

Pengaruh utama yang paling kuat adalah bagaimana pola asuh orang tua

kepada buah hatinya saat ia kecil hingga menjelang dewasa. Pola asuh pun

beragam, sehingga akan menghasilkan karakteristik anak yang beragam pula.

Namun sayangnya masih ada orang tua yang belum menyadari betapa pentingnya

peran mereka dalam mendidik anak menjadi seseorang yang berbudi baik.

Merujuk dari kasus ini, saya mengambil tema tersebut untuk dijadikan

sebagai objek penelitian. Besar harapan kami agar penelitian ini dapat bermanfaat

dan menambah pengetahuan kita semua serta para orang tua atau calon orang tua

tentang bagaimana mengasuh anak yang baik.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan

adalah:

1. Apa saja macam-macam pola asuh orang tua terhadap anak?

2. Bagaimana pengaruh atau dampak pola asuh orang tua terhadap kepribadian

anak?

3. Pola asuh yang bagaimana yang baik untuk anak?

1.3 ```Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.

1. Macam-macam pola asuh

2. Pengaruh atau dampak pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak

3. Pola asuh yang baik untuk anak

1.4 ```Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian

anak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian yang ingin diperoleh dari penulisan ini untuk dapat

diketahui pola asuh anak untuk bisa memperkuat kepribadian anak

2
1.6 Hipotesis

Dalam hal ini penulis memiliki hipotesis yakni pola asuh orang tua sangat

mempengaruhi pembentukan kepribadian dan karakteristik anak.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pola Asuh

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan

bersifat konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh

anak, dari segi negatif dan positif.

Menurut Baumrind (1967) ada 4 macam pola asuh orang tua. Pertama,

pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak

tetapi tidak ragu untuk mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini kasih

sayangnya cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua

mendasarkan tindakannya pada rasio. Mereka bersikap realistis terhadap

kemampuan anak dan tidak berharap berlebihan. Hasilnya anak-anak menjadi

mandiri, mudah bergaul, mampu menghadapi stres, berminat terhadap hal-hal

baru dan bisa bekerjasama dengan orang lain.

Pola kedua, pola asuh otoriter yang menetapkan standar mutlak yang harus

dituruti. Kadangkala disertai dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan,

tidak akan diajak bicara atau bahkan dicubit. Orang tua seperti itu akan membuat

anak tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar

menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan seringkali menarik diri

dari lingkungan sosialnya.

Yang ketiga, pola asuh permisif atau pemanja. Tipe ini kerap memberikan

pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk

4
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Cenderung tidak

menegur atau memperingatkan anak. Orang tua tipe ini memberikan kasih sayang

berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif, tidak patuh, manja, kurang mandiri,

mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial.

Keempat, pola asuh tipe penelantar. Orang tua memberikan waktu dan

biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Lebih memilih sibuk bekerja.

Karakter yang terbentuk biasanya anak-anak jadi moody, impulsif, agresif, kurang

bertanggungjawab, tidak mau mengalah, harga diri yang rendah dan bermasalah

dengan teman.

2.2 Teori Kepribadian

Istilah “kepribadian” (personality) berasal dari kata latin “persona” yang

berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-

pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau

pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana seseorang

tampak pada orang lain.

Menurut Agus Sujanto dkk (2004), kepribadian adalah suatu totalitas

psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya

yang unik.

Sedangkan Pengertian Kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali

Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang

membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur,

pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki

5
seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh

orang lain.

Allport juga mendefinisikan kepribadian sebagai susunan sistem-sistem

psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang

unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi

kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang

bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan

keadaan fisik anak secara umum.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang

berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks

dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian diri

individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah

lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.

6
BAB III

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian adalah mengisi Liburan Sekolah

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan adalah Kajian Pustaka karena penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pola Asuh Anak yang Baik dan

Tepat

3.3 Jenis Penelitian

- Korelasi yaitu dengan melihat bagaimana hubungan antara orang tua

dan anaknya

- Komparatif yaitu dengan membandingkan antara orang tua yang peduli

dan orang tua yang tidak peduli terhadap anaknya

3.4 Populasi dan Semple

- Populasi dan semple dengan melihat dan mengamati disekeliling

lingkungan rumah, teman dan sekolah

7
3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur Penulisan penelitian ini terbagi atas lima bab. Pembicaraan

dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat latar belakang dan

rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar,

hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika pembahasan.

Selanjutnya, pada bab dua dijabarkan teori-teori tentang macam-macam

pola asuh orang tua dan dampaknya terhadap kepribadian anak (studi

kepustakaan).

Pada bab tiga memuat pelaksanaan penelitian (tentang apa, kapan, di

mana, dan bagaimana, mengapa penelitian itu dilakukan) dan apa saja hasil yang

didapatkan (data mentah).

Pada bab empat merupakan pembahasan dari data yang di dapat dari bab

sebelumnya beserta jawaban terhadap rumusan masalah. Dalam bab ini

dikemukakan pembuktian-pembuktian hipotesis beserta pembahasannya dalam

hal ini empat macam pola asuh dan pengaruhnya terhadap perkembangan

karakteristik dan kepribadian anak. Bab empat ini merupakan bab inti.

Bab lima, bab terakhir merupakan simpulan dari pembuktian-pembuktian

hipotesis dan hasil pembahasan. Pada bab ini dikemukakan juga saran-saran untuk

para orang tua dan calon orang tua agar dapat menjadi orang tua yang sukses

dalam mendidik anak-anaknya dengan baik.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Dari hasil melihat,pengamati, kami memperoleh data sebagai berikut:

Pola asuh permisif. Karena mereka memberikan fasilitas dan kasih

sayang yang berlebihan kepada anaknya. Sehingga anaknya menjadi manja dan

tidak mau mengalah

Pola asuh demokratis. Karena walaupun mereka memberikan fasilitas

yang cukup pada anak, mereka tidak ragu untuk mengendalikan anaknya.

Sehingga anaknya menjadi mandiri dan mudah bergaul

Pola asuh otoriter. Karena ayah dari keluarga ini adalah sorang tentara,

sehingga ia menerapkan peraturan yang tegas untuk anak-anaknya. Ketika anak-

anaknya berbuat kesalahan, ia akan memberikan hukuman. Ini membuat anaknya

menjadi tidak percaya diri, penakut, sulit berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya

Hasil ini membuktikan bahwa teori yang kita gunakan sebagai alat ukur

ternyata terjadi di lingkungan sekitar kita.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi setiap kepribadian yang telah

terbentuk. Segala gaya atau model pengasuhan orang tua akan membentuk suatu

kepribadian yang berbeda-beda sesuai apa yang telah diajarkan oleh orang tua.

Orang tua merupakan lingkungan pertama bagi anak yang sangat berperan penting

dalam setiap perkembangan anak khususnya perkembangan kepribadian anak.

Oleh karena itu, diperlukan cara yang tepat untuk mengasuh anak sehingga

terbentuklah suatu kepribadian anak yang diharapkan oleh orang tua sebagai

harapan masa depan.

Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola

asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi dengan

pengawasan dan pengendalian orang tua. Sehingga terbentuklah karakteristik anak

yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan yang baik

dengan teman, mampu menghadapi stres dan mempunyai minat terhadap hal-hal

baru.

10
5.2 Saran

a. Dalam pengasuhan anak orang tua harus mamperhatikan tingkat

perkembangan anak.

b. Semua perilaku orang tua yang baik atau buruk akan ditiru oleh anak, oleh

karena itu perlunya orang tua untuk menjaga setiap perilakunya sehingga anak

akan meniru sikap positif dari orang tua.

c. Pola asuh orang tua harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak pada

saat itu, ada kalanya orang tua bersikap demokratis, ada kalanya juga harus

bersikap otoriter, ataupun bersikap permisif.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen