Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
dikumpulkan ke dalam labu takar, lalu ditera dalam sampel yang tidak tahan panas, tidak
dengan aseton). Sebanyak 20 ml filtrat hasil rusak, dan sampel yang diekstraksi bisa
hidrolisis dan 20 ml akuades dimasukkan ke langsung dalam jumlah yang banyak.
dalam corong pisah, lalu diekstraksi dengan Rendemen dipengaruhi oleh kadar air.
etil asetat (ekstraksi yang pertama dengan 15 Semakin tinggi kadar air sampel, maka
ml etil asetat, ekstraksi kedua dan ketiga semakin tinggi rendemen ekstrak sampel
dengan 10 ml etil asetat). Fraksi etil asetat tersebut.
dikumpulkan dalam labu takar 50 ml, Air dan etanol digunakan sebagai larutan
kemudian ditera dengan etil asetat. pengekstrak karena kedua pelarut ini biasa
digunakan untuk analisis pendahuluan obat
Pengukuran spektrofotometri
dan aman untuk dikonsumsi lebih lanjut.
Sebanyak 10 ml larutan fraksi etil asetat Selain itu, alkohol merupakan pelarut serba
dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml, lalu guna yang sangat baik untuk ekstraksi
direaksikan dengan 1 ml larutan AlCl3 2% b/v pendahuluan karena dapat mengekstraksi
dan ditera dengan larutan asam asetat glasial senyawa polar dan nonpolar (Harborne 1987).
5% v/v dalam metanol. Pengukuran larutan Penggunaan air sebagai larutan pengekstrak
dilakukan pada panjang gelombang 370.8 nm. juga disebabkan oleh air dapat mengekstraksi
Kurva standar dibuat dengan kuersetin murni senyawa-senyawa yang bersifat polar karena
dengan konsentrasi 0, 0.5, 2.5, 5, 7.5, dan 10 air bersifat polar, sedangkan etanol mem-
ppm. Tahap ini dapat dilihat secara jelas pada punyai dua gugus yang berbeda kepolarannya,
Lampiran 8. yaitu gugus hidroksil yang bersifat polar dan
gugus alkil yang bersifat nonpolar. Adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN kedua gugus tersebut pada etanol diharapkan
senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran
Kadar Air dan Ekstraksi yang berbeda akan terekstrak dalam etanol.
Ekstrak ini selanjutnya diuji kandungan
Dengan mengetahui kadar air suatu senyawa metabolit sekunder, toksisitasnya
sampel, maka dapat diperkirakan cara terhadap larva udang, daya inhibisi terhadap
penyimpanan terbaik bagi sampel dan aktivitas lipase pankreas secara in vitro, dan
menghindari pengaruh aktivitas mikrob. Suatu penentuan kadar flavonoid total dari ekstrak
bahan relatif stabil dari serangan mikrob jika terbaik daya inhibisinya.
kandungan air sampel tersebut kurang dari
10%. Kadar air daun asam jawa sebesar 9.2%, Uji Fitokimia
sedangkan kadar air rimpang kunci pepet Uji kualitatif fitokimia terhadap daun asam
sebesar 5.5%(Lampiran 9). Kadar air daun jawa kering, ekstrak kasar air, dan etanol yang
asam jawa dan rimpang kunci pepet yang diperoleh digunakan untuk mengetahui jenis
diperoleh kurang dari 10% sehingga dapat senyawa metabolit sekunder yang terkandung
terhindar dari serangan mikrob selama dalam sampel dan golongan senyawa bioaktif
penyimpanan. Jumlah air yang terkandung yang terkandung di dalam setiap ekstrak
dalam daun asam jawa dan rimpang kunci sampel. Golongan senyawa dalam ekstrak
pepet tentunya tidak menentu karena banyak kasar dapat ditentukan dengan melihat
faktor yang mempengaruhi, yaitu kelembaban perubahan warna setelah ditambahkan
udara, perlakuan terhadap bahan, waktu pereaksi yang spesifik untuk setiap uji
pengambilan sampling, dan besarnya kualitatif.
penguapan (evaporasi) (Harjadi 1987). Hasil penapisan fitokimia daun asam jawa
Metode ekstraksi yang digunakan dalam (Tabel 1) menunjukkan bahwa ekstrak air dan
penelitian ini, yaitu maserasi dengan air etanol daun asam jawa hampir semua
deionisasi dan etanol 70% sebagai larutan mengandung senyawa metabolit sekunder
pengekstrak. Metode ini berdasarkan pada yang dianalisis, kecuali triterpenoid.
penelitian Doughari (2006). Rendemen yang Triterpenoid adalah suatu senyawa yang
diperoleh dari ekstrak air dan etanol daun bersifat nonpolar sehingga tidak terdeteksi
asam jawa berturut-turut sebesar 20.5 dan pada air dan etanol karena air dan etanol
12.2%, sedangkan ekstrak air dan etanol bersifat polar. Hasil fitokimia ini sesuai
rimpang kunci pepet sebesar 19.2 dan 16.7% dengan Doughari (2006), tanaman asam jawa
(Lampiran 10). Metode maserasi ini meng- mengandung senyawa tanin, alkaloid, saponin,
gunakan banyak pelarut dan waktu yang lama seskuiterpena, dan flobatamin melalui uji
dalam prosesnya, tetapi memiliki keuntungan, fitokimia. Senyawa metabolit sekunder yang
terekstrak dengan etanol lebih banyak polar sehingga terekstrak dalam pelarut air
daripada yang terekstrak dengan air. Hal ini dan serbuk keringnya. Tidak terdeteksinya
dapat disebabkan oleh sifat alkohol yang tanin pada ekstrak etanol diduga karena tidak
mampu melarutkan senyawa polar dan seragamnya umur daun yang digunakan
nonpolar. sebagai sampel. Daun yang lebih tua akan
mempunyai kadar metabolit sekunder yang
Tabel 1 Hasil uji fitokimia daun asam jawa
lebih banyak dibandingkan dengan yang
Daun asam
muda. Senyawa triterpenoid tidak terdeteksi
Golongan jawa Ekstrak
pada serbuk kunci pepet kering, akan tetapi
Senyawa Kering Air Etanol pada ekstrak etanolnya terdeteksi
Alkaloid + ++ +++ mengandung senyawa triterpenoid. Hal ini
Flavonoid + ++ + disebabkan oleh jumlah triterpenoid yang
Saponin + + +++ terdapat dalam rimpang kunci pepet sangat
Steroid + + + sedikit dan triterpenoid bersifat nonpolar
Triterpenoid - - - sehingga hanya menunjukkan hasil yang
positif pada ekstrak etanol. Kepolaran etanol
Tanin + ++ +++
lebih kecil dibandingkan dengan air sehingga
Keterangan: triterpenoid lebih terekstrak dalam etanol.
+ = terdeteksi mengandung senyawa
metabolit tersebut. Uji Toksisitas terhadap Larva Udang
- = tidak terdeteksi mengandung senyawa
Uji toksisitas larva udang pada penelitian
metabolit tersebut.
ini dilakukan sebagai uji pendahuluan untuk
Tabel 2 Hasil uji fitokimia rimpang kunci mengamati potensi bioaktivitas dan toksisitas
pepet dari masing-masing sampel sehingga dapat
Rimpang ditentukan konsentrasi ekstrak yang aman
Golongan kunci pepet Ekstrak untuk pengujian. Uji ini menggunakan larva
Senyawa kering Air Etanol udang karena uji ini mudah, murah, praktis,
dan cukup akurat. Jumlah larva udang yang
Alkaloid + + + mati akibat pengaruh ekstrak ditunjukkan
Flavonoid + +++ +++ pada Lampiran 11.
Saponin + ++ ++
Steroid - - - Tabel 3 Nilai LC50 ekstrak air dan ekstrak
etanol sampel terhadap larva A.
Triterpenoid - - +++
salina
Tanin + ++ -
Contoh Ekstrak LC50(ppm)
Keterangan:
+ = terdeteksi mengandung senyawa Daun asam jawa Air 550.27
metabolit tersebut. Etanol 176.41
- = tidak terdeteksi mengandung senyawa Rimpang kunci
metabolit tersebut. pepet Air 1140.89
Etanol 504.43
Uji fitokimia terhadap rimpang kunci
pepet (Tabel 2) menunjukkan bahwa ekstrak Suatu ekstrak tanaman akan bersifat
air dan etanol mengandung senyawa alkaloid, bioaktif apabila mempunyai nilai LC50 kurang
flavonoid, dan saponin. Akan tetapi, selain dari 1000 ppm (Meyer et al. 1982).
senyawa-senyawa tersebut, ekstrak air Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
rimpang kunci pepet juga mengandung tanin, ekstrak air daun asam jawa, ekstrak etanol
sedangkan pada ekstrak etanol mengandung daun asam jawa dan rimpang kunci pepet
triterpenoid. Hasil fitokimia ini sesuai dengan berpotensi sebagai senyawa bioaktif dan dapat
Anonim (2008), rimpang kunci pepet dijadikan sebagai obat karena menghasilkan
mengandung minyak atsiri yang berwarna LC50 kurang dari 1000 ppm sehingga pada
kuning muda, alkaloid, saponin, flavonoid, konsentrasi yang rendah telah mampu
dan polifenol. mematikan 50% populasi larva udang A.
Senyawa tanin tidak terdeteksi pada salina, sedangkan ekstrak air rimpang kunci
ekstrak etanol rimpang kunci pepet, pepet mempunyai bioaktivitas yang rendah
sedangkan pada serbuk rimpang kunci pepet karena untuk mematikan 50% pupulasi larva
kering dan ekstrak air terdeteksi mengandung udang diperlukan konsentrasi ekstrak di atas
senyawa tanin. Hal ini disebabkan oleh tanin 1000 ppm.
merupakan senyawa polifenol yang sifatnya
Ekstrak yang memiliki potensi bioaktif inkubasi 45 menit, dan suhu 40°C. Menurut
yang paling tinggi dan bersifat toksik adalah Hadvary et al. (1988), lipase pankreas juga
ekstrak etanol daun asam jawa. Hal ini memiliki aktivitas optimum pada pH 8.
disebabkan oleh ekstrak etanol daun asam Konsentrasi lipase pankreas yang digunakan
jawa memiliki nilai LC50 yang paling rendah, sebesar 1.4 × 10-5 μg/μl, konsentrasi substrat
yaitu 176.41 ppm yang berarti pada yang digunakan sebesar 16.2 μg/μl, dan
konsentrasi yang kecil ekstrak ini dapat panjang gelombang yang menunjukkan
mematikan setengah populasi dari larva udang serapan maksimum sebesar 435 nm sehingga
A. salina. Ekstrak yang memiliki potensi penelitian ini menggunakan kondisi optimum
bioaktif yang tinggi belum tentu mempunyai tersebut. Suhu dan pH optimum dari suatu
daya inhibisi yang tertinggi. Hal ini enzim sangat penting untuk diketahui karena
disebabkan oleh nilai LC50 hanya digunakan pada keadaan tersebut enzim mempunyai
sebagai batas konsentrasi tertinggi pada stabilitas dan aktivitas yang optimum.
penentuan ragam konsentrasi ekstrak dalam Ekstrak dianalisis dengan melarutkan
uji enzimatik sehingga formulasi obat akan ekstrak ke dalam larutan bufer fosfat pH 8.
lebih aman jika konsentrasi yang dibuat di Tujuan ekstrak dilarutkan dalam bufer fosfat
bawah LC50. pH 8, yaitu menghilangkan efek samping
pelarut yang mungkin dapat mempengaruhi
Uji In vitro Ekstrak terhadap Aktivitas
aktivitas lipase pankreas. Penambahan bufer
Hidrolisis Lipase Pankreas
fosfat pH 8 bertujuan mengkondisikan
Penentuan aktivitas lipase pankreas substrat yang akan dihidrolisis dan mem-
dilakukan dengan menggunakan asam oleat pertahankan pH lipase pankreas supaya tetap
dengan konsentrasi 4.25 µmol sebagai standar ber-pH 8 sehingga hidrolisis tetap dalam
dengan nilai serapan sebesar 0.041. Perlakuan keadaan optimum. Penambahan kloroform
standar dimulai pada tahap penambahan bertujuan menghentikan reaksi hidrolisis
kloroform-heptana (1:1) yang selanjutnya substrat oleh lipase pankreas, sedangkan
sama seperti prosedur uji aktivitas hidrolisis penambahan campuran kloroform-heptana
lipase pankreas. Substrat yang umumnya (1:1) bertujuan mengekstraksi asam lemak
digunakan dalam uji in vitro lipase pankreas (asam oleat) yang dihasilkan dari hidrolisis
adalah substrat murni, seperti triolein dan minyak wijen yang terdapat dalam larutan
trilinolein. Menurut Desnuelle dan Savary campuran. Penambahan pereaksi tembaga
(1963), pengujian in vitro terbaik terhadap bertujuan mengikat asam lemak bebas (asam
aktivitas lipase pankreas adalah dengan oleat) hasil hidrolisis lipase pankreas,
menggunakan substrat trigliserida rantai sedangkan natrium dietilditiokarbamat ber-
panjang yang tidak larut dalam air dalam tujuan mengkompleks asam lemak (asam
bentuk emulsi, seperti minyak wijen dan oleat) yang dihasilkan dari reaksi hidrolisis
bimoli. Martatilofa (2008), menguji kan- lipase pankreas.
dungan dari 2 buah substrat, yaitu minyak Seluruh ekstrak diuji aktivitas lipase
bimoli dan wijen yang menunjukkan bahwa pankreas secara in vitro dengan menggunakan
bilangan asam minyak wijen, yaitu 3.8 mg spektrofotometer UV-Vis pada berbagai
KOH/g minyak, jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam menghambat aktivitas
bilangan asam minyak Bimoli sebagai lipase pankreas dan dihitung daya inhibisinya.
pembanding, yaitu 0.43 mg KOH/g minyak. Ragam konsentrasi ekstrak yang digunakan
Bilangan asam menunjukkan kadar asam adalah 100, 150, 200, 250, dan 300 ppm serta
lemak bebas pada minyak. Semakin tinggi masing-masing konsentrasi dilakukan dengan
bilangan asam, maka semakin tengik minyak tiga kali ulangan. Pengujian pada konsentrasi
tersebut. Pengujian aktivitas lipase pankreas bervariasi ini ditunjukkan untuk melihat
pada minyak wijen sebesar 4.1 × 103 pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak
μmol/l.menit, sedangkan pada minyak Bimoli terhadap peningkatan daya inhibisi dan
sebesar 1.0×103 μmol/l.menit. Kandungan penurunan aktivitas lipase pankreas. Selain itu
utama dari minyak wijen adalah asam oleat juga ditunjukkan untuk melihat besarnya daya
dan asam linoleat. Berdasarkan hal tersebut, inhibisi ekstrak pada serangkaian konsentrasi
maka substrat yang digunakan pada penelitian di bawah nilai toksisitasnya (LC50) dan
ini adalah minyak wijen. dilakukan pengamatan aktivitas lipase
Hasil optimasi lipase pankreas yang pankreas tanpa penambahan ekstrak (kontrol
dilakukan oleh Martatilofa dan Silitonga negatif) untuk melihat pengaruh inhibisi
(2008) menunjukkan bahwa enzim ini ekstrak tersebut terhadap aktivitas lipase
memiliki aktivitas optimum pada pH 8, waktu pankreas.
Aktivitas lipase pankreas dengan inhibisi yang paling tinggi dibandingkan
penambahan ekstrak dihitung dengan dengan ekstrak air daun asam jawa dan
membandingkan nilai serapannya dengan kontrol positif terhadap aktivitas lipase
serapan standar, yaitu asam oleat (Lampiran pankreas manusia. Hal ini disebabkan oleh
7), kemudian aktivitas lipase pankreas jumlah kandungan senyawa metabolit
dihitung sebagai μmol asam oleat/l.menit. sekunder yang dimiliki oleh ekstrak etanol
Daya inhibisi ekstrak dilihat dari penurunan lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak air
aktivitas lipase pankreas yang dihitung dari daun asam jawa. Hasil ini senada dengan
selisih nilai aktivitas lipase pankreas kontrol penelitian yang dilakukan oleh Han et al.
negatif (tanpa ekstrak) dengan zat uji. (1999) dan Rahardjo et al. (2005) menyatakan
Pengaruh penambahan ekstrak air dan bahwa ekstrak air tanaman teh oolong dan
etanol 70% daun asam jawa pada berbagai ekstrak etanol daun jati belanda dapat
konsentrasi ditunjukkan oleh Gambar 4. menghambat aktivitas lipase. Hal ini senada
Berdasarkan semua ragam konsentrasi juga dengan Silitonga (2008) yang
memiliki kemampuan sebagai inhibitor lipase menyatakan bahwa ekstrak etanol daun jati
pankreas, daya inhibisinya lebih besar belanda dan rimpang bangle memiliki daya
dibandingkan dengan kontrol positif, dan inhibisi lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan daya inhibisi lipase pankreas ekstrak air. Hal ini sama dengan kemampuan
tidak berbanding lurus dengan peningkatan ekstrak etanol CT-II dari buah Cassia
konsentrasi ekstrak. Artinya, peningkatan nomame yang menunjukkan bahwa ekstrak
konsentrasi ekstrak yang ditambahkan tidak etanol dari buah tersebut mampu menghambat
selalu meningkatkan daya inhibisinya. aktivitas lipase pankreas porsin secara in vitro
Berdasarkan pernyataan di atas tipe inhibitor pada konsentrasi 0.07 sampai dengan 0.1
lipase pankreas ini tidak dapat disimpulkan mg/ml dengan daya inhibisi sebesar 50% dan
karena pada penelitian ini tidak dilakukan triolein sebagai substrat, serta pengaruh
penelitian yang lebih lanjut tentang kinetika antiobesitas pada tikus yang mempunyai
enzim. Kontrol positif memiliki daya inhibisi lemak yang tinggi secara in vivo, sehingga
sebesar 10.6% pada konsentrasi 100 ppm, dapat digunakan sebagai zat tambahan untuk
ekstrak air daun asam jawa memiliki daya pencegahan obesitas dan hipertrigliseridemia
inhibisi yang terbesar pada konsentrasi 300 pada manusia (Yamamoto et al. 2000).
ppm sebesar 39.4%, dan ekstrak etanol 80.00
memiliki daya inhibisi terbesar pada 65.1
konsentrasi 150 ppm sebesar 49.0% (Gambar 60.00
56.2
4). Artinya, ekstrak air dan etanol daun asam
D a y a in h ib is i (% )
41.1 39.4
40.0 -40.00
30.0 24.5 Konsentrasi (ppm)
21.6 21.4
20.0 10.6
Kontrol positif Ekstrak air kunci pepet Ekstrak etanol kunci pepet
10.0 5.8 6.0
A b s o rb a n s
mempengaruhi, yaitu temperatur, sinar UV, 0.6
sinar tampak, nutrisi, ketersediaan air, dan
0.4
kadar CO2 pada atmosfer. Oleh karena itu,
pada penelitian ini perlu dilakukan penentuan 0.2
ekstrak etanol daun asam jawa dan ekstrak air Gambar 7 Kurva standar kuersetin.
rimpang kunci pepet. Metode analisis yang
biasa digunakan untuk menentukan kadar Sebagaimana penelitian yang dilakukan
flavonoid dalam simplisia tanaman obat, yaitu sebelumnya oleh Kurniasari dan
dengan spektrofotometri UV (Codex 1986 Wahyuningrum (2006) dengan metode yang
diacu dalam Nobre et al. 2005), kromatografi sama, kadar flavonoid total daun Meniran
cair kinerja tinggi (KCKT) (Merken & Bantar Kambing, Darmaga, dan Cisarua
Beecher 2000), dan elektroforesis kapiler berturut-turut sebesar 1.6, 1.4, dan 1.1% (b/b),
(Marchart et al. 2003). Metode-metode sedangkan daun Tempuyung Jawa Tengah,
tersebut melibatkan serangkaian tahapan yang Cimanggu, dan Leuwiliang berturut-turut
membutuhkan waktu yang lama dalam sebesar 0.8, 0.6, dan 0.8% (b/b). Kadar
pelaksanaannya. Metode lain yang dapat flavonoid ekstrak etanol daun asam jawa lebih
digunakan untuk menentukan kadar flavonoid, besar dibandingkan dengan ekstrak air
yaitu teknik infra red (IR) yang digabungkan rimpang kunci pepet. Hal ini berarti kadar
dengan kemometrik. Pada penelitian ini flavonoid total daun asam jawa dan rimpang
metode yang digunakan, yaitu metode Codex kunci pepet yang diperoleh lebih kecil di-
(1986) diacu dalam Nobre et al. (2005) bandingkan dengan daun Meniran dan
disebut juga metode AlCl3. Tempuyung. Umar (2008) melakukan
Analisis kadar flavonoid total diawali optimasi penentuan kadar flavonoid total pada
dengan memilih sampel yang memiliki daya daun jati belanda yang diekstraksi meng-
inhibisi terbesar. Setelah didapatkan ekstrak gunakan pelarut etanol dengan metode
sampel yang memiliki daya inhibisi terbesar, refluks. Hasil optimalisasi tersebut adalah
maka dilakukan analisis kadar flavonoid total. kadar flavonoid total daun jati belanda secara
Rendemen ekstrak etanol daun asam jawa dan optimal diperoleh dengan nisbah antara
ekstrak etanol rimpang kunci pepet yang simplisia dengan pelarut adalah sebesar 1:10
diperoleh adalah 12.2 dan 19.2% (b/b). yang direfluks selama 3 jam menggunakan
Berdasarkan metode analisis Chang et al. etanol 70%. Pada penelitian ini ekstrak etanol
(2002), flavonoid total yang terukur termasuk daun asam jawa dan ekstrak air rimpang kunci
dari golongan flavon dan flavonol yang pepet yang diperoleh menggunakan etanol
terdapat pada ekstrak karena kedua golongan 70% dan air deionisasi dengan nisbah 1:5
ini yang dapat membentuk kompleks stabil secara maserasi selama 3×24 jam.
dengan AlCl3. Optimalisasi kondisi ekstraksi sampel pada
Kadar flavonoid total dihitung berdasarkan penelitian ini tidak dilakukan sebelumnya
kurva standar kuersetin sehingga diperoleh sehingga kadar flavonoid ekstrak yang
persamaan regresi linear, yaitu y = 0.1064 x + diperoleh diduga belum optimal.
0.0245 dengan R2 = 0.9932 yang selanjutnya
Day dan Underwood (2001) [AOAC] Association of Official Analytical
mengemukakan bahwa hasil analisis Chemist. 2000. Official Methods of
kuantitatif perolehan analit dapat digolongkan Analysis of AOAC International. Volume
menjadi 3 kelompok, yaitu analit yang ke-1. Ed ke-17. Agricultural Chemicals,
merupakan konstituen utama, konstituen Contaminants, Drugs. Maryland: AOAC
minor, dan konstituen jejak atau runut. International.
Analisis kuantitatif flavonoid pada ekstrak
Backer RT et al., penemu; Eli Lilly and
etanol daun asam jawa menunjukkan
Company. 1 Jan 2008. Melanocortin
keberadaan flavonoid sebagai konstituen
receptor agonist. US patent 7314879.
minor karena kadar yang diperoleh berada di
antara 0.01-1%, sedangkan ekstrak air Bentley JM et al., penemu; Hoffman-La
rimpang kunci pepet menunjukkan ke- Roche Inc, Vernaly Research Limited. 29
beradaan flavonoid sebagai konstituen jejak Jan 2008. Morpholine derivatives as
atau runut karena kadar yang diperoleh kurang 5HT2C receptor agonists for the treatment
dari 0.01%. of obesity. US patent 7323466.
Birari RB, Bhutani KK. 2007. Pancreatic
SIMPULAN lipase inhibitors from natural sources:
unexplored potential. Drug Discovery
Ekstrak air dan etanol daun asam jawa dan Today 12:379-389.
rimpang kunci pepet berpotensi sebagai
antiobesitas karena mampu menghambat Bishop ML, Fody EP, Schoeff LE. 2004.
aktivitas lipase pankreas. Ekstrak air rimpang Clinical Chemistry. Fifth Edition.
kunci pepet memiliki daya inhibisi tertinggi Washington DC: Wolters Kluwer Health..
dari semua ekstrak, yaitu sebesar 65.1% pada Chang CC, Yang MH, Wen HM, Chern JC.
konsentrasi 200 ppm. Daya inhibisi yang 2002. Estimation of total flavonoids
dimiliki oleh ekstrak etanol daun asam jawa, content in propolis by two complementary
ekstrak air rimpang kunci pepet, kontrol colorimetric methods. J Food Drug Anal
negatif, dan kontrol positif secara statistik 10: 178-182.
berbeda nyata. Ekstrak etanol daun asam jawa
memiliki kadar flavonoid dengan konstituen Darusman LK, Rohaeti E, Sulistiyani. 2001.
minor, sedangkan ekstrak air rimpang kunci Kajian senyawa golongan flavonoid asal
pepet memiliki kadar flavonoid dengan tanaman bangle sebagai senyawa peluruh
konstituen jejak atau runut. lemak melalui aktivitas lipase. Bogor:
Pusat Studi Biofarmaka Lembaga
SARAN Penelitian, IPB.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Day RA, Underwood AL. 2001. Analisis
untuk mengetahui senyawa aktif yang Kimia Kuantitatif. Iis Sopyan. Penerjemah.
terkandung di dalam ekstrak, yang secara Terjemahan dari: Quantitative Analysis.
khusus berpotensi menghambat aktivitas Sixth Edition. Jakarta: Erlangga.
lipase pankreas. Penggunaan substrat murni
perlu dilakukan agar hasil reaksi yang Desnuelle P, Savary P. 1963. Specifities of
diperoleh lebih optimum. Selain itu, perlu lipases. J Lipid Res 4:369-384.
dilakukan uji in vivo terhadap hewan uji untuk Digest Otc. 2006. Memilih obat pelangsing.
mengetahui kemampuan senyawa aktif dalam [terhubung berkala]. http://sehat bugar.
sampel yang berpotensi sebagai antiobesitas. multiply.com/journal. [29 Des 2008].