Sie sind auf Seite 1von 83

PEMBUATAN MODUL PADA ENGINE

TRAINER K3-VE TOYOTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat


Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Oleh :

Nama : Wahyu Pratama


Nomor Bp : 1401011030
Program Studi : DIII Teknik Mesin
Konsentrasi : Perawatan Dan Perbaikan

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PEMBUATAN MODUL PADA ENGINE


TRAINER K3-VE TOYOTA

Tugas Akhir Ini Telah Diuji Dan Dipertahankan Didepan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesinpoliteknik Negeri
Padang Pada Tanggal 07 Oktober 2017

Tim Penguji :

Ketua/ Penguji I Sekretaris/ Penguji II

Ichlas Nur, ST.,MT Ir. Harfadi, ST.,MT


Nip. 19681111 199303 1 001 Nip. 19580329 198911 1 001

Anggota I/ Penguji III Anggota II/ Penguji IV

Eka sunitra, ST.,MT Dr. Maimuzar, ST.,MT


Nip. 19681016 200212 1 001 Nip. 19610523 198803 1 002
LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PEBUATAN MODUL PADA ENGINE


TRAINER K3-VE TOYOTA
Oleh:

Nama : Wahyu Pratama


Nomor Bp : 1401011030
Program Studi : D III Teknik Mesin
Konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan

Telah lulus sidang pada tanggal : 07 oktober 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Ichlas Nur, ST.,MT Hendri Chandra Mayana, ST.,MT


Nip. 19681111 199303 1 001 Nip. 19691215 199303 1 002

Disahkan oleh :

Kepala Program Studi Kepala Konsentrasi


Teknik Mesin Perawatan Dan Perbaikan

Sir Anderson, ST.,MT Rivanol Chadry, ST.,MT


Nip. 19720818 200003 1 002 Nip. 19691215 199303 1 001

Mengetahui :

Ketua jurusan teknik mesin

Dr. Junaidi, ST.,MT


NIP. 19660621 199203 1 005
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia
Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan
Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan
bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih
cita-cita besarku.

Untuk sepasang insan berharga bagi diriku..


Terima kasih untuk ibu sama ayah yang sudah penuh dengan kasih sayang merawatku dan mendidikku dari
kecil hingga dewasa ini, mungkin sebuah gelarku ini (Amd) adalah sebuah kebahagian bagi ibu sama ayah, tapi itu
tidak sebanding dengan kebahagiaan yang telah diberikan kepadaku selama ini, buat ayah yang telah banting
tulang untuk kerja kesawah dan keladang untuk membawa kayu upahan dari pagi sampai sore, karena ayahlah
yang mampu membuat keluarga ini bahagia. Dan buat ibu, ibu adalah hal yang terbesar yang pernah wahyu miliki
yang telah melahirkan wahyu dan membesarkan wahyu yang kurang berbakti yang selalu membentak jika tidak
mau menerima perkataan yang kurang berkenan sama wahyu, dan ibu selalu ada buat wahyu dan membantu baik
kasih sayang maupun materi yang ibu miliki. Terima kasih terimakasih sunggu terima kasih karna hanya kata itu
yang mampu wahyu ucapkan kepada ayah dan ibu.

Untuk 2 orang bapak yang luar biasa


Untuk pak ihclas sama pak can, terima kasih banyak telah membimbing wahyu selama pengerjaan tugas
akhir ini, sungguh banyak kesabaran yang bapak-bapak berikan, terima kasih dengan ilmu dengan pemahaman
yang telah diberikan

Untuk lokal E teknik mesin PNP


Terima kasih kawan-kawan semua, selama 3 tahun ini telah dilalui bersama, akan banyak kenangan yang
tidak akan terlupakan, kebersamaan, kekonyolan, dan kehebohan yang nggak bisa tertandingi di lokal maupun
diluar kalian luar biasa, kawan yang tak kan terlupakan dengan karakter yang berbeda-beda, unik, asyik,, mantap
jiwa,,.. semoga semua cita-cita kita dapat terwujudkan,,.. aaamiiinn

Untuk Al Furqan
Untuk saudara ana yang sangat ana banggakan, ana kangen sama antum semua dikala ana sendiri, entah
apa yang akan terjadi ketika kita sudah berpencar nantiknya, menggapai cita dan asa masing2 ana doakan kita
sukses semua dengan semua impian kita, ana nggak akan pernah lupa dengan semua kenangan yang telah kita lalui
bersama di jalan ini, sangat pahit memang rasanya, tapi ketika itu semua ana jalani sama antum semua, jalan ini
sangat manis dan semakin menantang rasanya, antum semua adalah orang luar biasa, dan ana rasa angkatan
14(Alfurqan) bukanlah organisasi kampus, tetapi memang saudara yang baru dipertemukan setelah sekian lama
dipisahkan oleh Allah SWT, ana akan kangen antum semua,... ANA UHIBBUKUM FILLAH YA AKHIII

Untuk As shaff dan Al fath


Untuk adek2 yang sedang berat mengemban amanah ini, tetap lah kiat dengan segala rintangan yang ada,,..
jangan pernah menyerah dengan semua kesulitan yang ada, jangan antum minta beban yang ringan, tapi mintalah
punggung yang kuat untuk memikul semua beban ini

Untuk EKTERNAL
Untuk EKSTERNAL yaitu dimana terdiri dari sisno putra, alfandi, bustanul arifin, hendriyanto, yang mana
telah mendirikan sebuah tim tersendiri untuk menjiwakan kader yang tangguh dan bermartabat dengan cita-cita
yang diinginkan.

Untuk Tim Bayangan


Untuk tim bayangan yang telah berkerja sama untuk memajukan JRK porsifol, yang mana untuk mandan
yang telah menjadi patner (MG) dengan jiwa raga yang berkobar untuk menguji lawan pada malam hari.

Untuk IPSA
Untuk anggota IPSA ana mengucpkan terima kasih telah memberikan tompangan tempat tinggal disaat uang
kos udah nunggak, dan IPSA pun adalah suatu maha karya yang terdiri dari sekelompok kader daqwah, yang selalu
mendengarkan ceramah dari usatat abdul shomat.

Untuk leptop azus x454y


Untuk leptop azus x454y yang mana engakau membuat aku geram, karna engkau telah memberikan
tantangan, dimana engkau rusak disaat mau bimbingan, dan disaat sudah bergadang semalaman dengan minum
kopi 3x, kau pun juga ikut minum air teh, sehingga membuat aku prustasi tapi aku mengucapkan juga terimaksih,
ehhh tunggu ngapin gw bilang terimakasih sama benda sihh...
Aduhh yaa allah amuni lah hamba mu ini ya allah...

Dan untuk semua teman dan saudara di politeknik negeri padang saya mengucapkan terimakasih atas motifasi yang
telah kalian berikan.

“Wahyu pratama”
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN FILTER OIL


SENTRIFUGAL
PADA MESIN WARTSILA W34
Oleh :
Wahyu Pratama
BP.1401011030

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) initelah di periksadandisetujuioleh:

Kepala Konsentrasi Dosen Pembimbing

Rivanol Chadry,ST.,MT Ichlas Nur,ST,MT


NIP.19691215 199303 1 002 NIP. 19681111 199303 1001

Ketua Jurusan Kepala Prodi Teknik Mesin

Junaidi,ST.,MT Sir Anderson,ST.,MT


NIP.19660621 199203 1 005NIP.19720818 200003 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas segala rahmat, hidayah, dan karunia yang telah dilimpahkan-
Nya, penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan kerja praktek di PT.
PLN (PERSERO) Pembangkitan sumbangsel sektor pengendalian
pembangkitan Jambi pusat listrik PLTMG Sei Gelam dari tanggal
06Februari 2017s/d 06April 2017.
Besar manfaatnya bagi penulis dalam melaksanakan kerja praktek
ini, karena dengan adanya mata kuliah kerja praktek, penulis dapat
mengetahui lebih dalam lagi ilmu yang telah dipelajari ketika kuliah serta
aplikasinya guna mencari kebenaran ataupun perbandingan antara kuliah di
kampus dengan di lapangan, di samping penyesuaian-penyesuaian dini
sebelum terjun ke dunia kerja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan
selama kerja praktek ini dilaksanakan, antara lain kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan kepada
penulis sehingga dapat melaksanakan segala kegiatan sehari–hari.
2. Kedua orang tua dan seluruh dukungan baik moril maupun materil.
3. PT. PLN (Persero) Sektorpengendalian pembangkitan Jambi pusat
listrik PLTMG Sei Gelam atas kesempatan yang telah diberikan
kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek.
4. Bapak Elvin kurniawan selaku Manager PT. PLN (Persero)
Sektorpengendalian pembangkitan Jambi pusat listrik PLTMG Sei
Gelam
5. Bapak Herianto Sham selaku Pembimbing Lapangan / Supervisor
pemeliharaan PT. PLN (Persero) Sektorpengendalian pembangkitan
Jambi pusat listrik PLTMG Sei Gelam, terimakasih atas semua
penjelasan dan masukan yang diberikan.
6. Bapak ogy prima yuda sebagai pemimbing lapangan
khusus/Supervisor pemeliharaan PT. PLN (Persero)

iii
Sektorpengendalian pembangkitan Jambi pusat listrik PLTMG Sei
Gelam, terimakasih atas semua penjelasan dan masukan yang
diberikan.

7. Terima kasih banyak kepada Karyawan PT. PLN (Persero)


Sektorpengendalian pembangkitan Jambi pusat listrik PLTMG Sei
Gelam atas bimbingan dan ilmunya, khususnya di engine.
8. Kepada seluruh Staf dan Karyawan PT. PLN (Persero)
Sektorpengendalian pembangkitan Jambi pusat listrik PLTMG Sei
Gelam yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih banyak atas kerja samanya.

9. Junaidi ST.MT selaku kepala jurusan teknik mesin.


10. Ichlas Nur,ST,MT selaku dosen pembimbing praktek kerja lapangan.
Atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama
melaksanakan kerja praktek, semoga mendapatkan balasan yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil kerja praktek ini
masih banyak terdapat kekurangan. Segala saran dan kritik yang
membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini sangat membantu
penulis dan para pembaca dimasa yang akan datang.
Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri maupun semua pembacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Sungai Gelam, 15 Maret


2017

Wahyu Pratama

iv
v
No. Alumni Universitas No. Alumni Fakultas
........................... Satriya Setiawan
............................
BIODATA

(a) Tempat/Tgl Lahir: Padang/ 23 februari 1996 (b) Nama Orang Tua: Mendri
(c)Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII Teknik Mesin, Konsentrasi:
Maintenance (e) No.BP: 1401011030 (f) Tanggal Lulus: 07 Oktober 2017 (g)
Predikat Lulus: ............... (h) IPK: ...... (i) Lama Studi: 3 Tahun (j) Alamat
Orang Tua: pati kayu, padang lapai, Kec. 2 x 11 kayutanam, Kabupaten
pariaman, Prov. Sumatera Barat.
PEMBUATAN MODUL PADA ENGINE TRAINER K3-VE TOYOTA
Tugas Akhir D-III Oleh : Wahyu Pratama
Pembimbing I : Ichlas Nur, ST., MT dan Pembimbing II: Hendri Chandra Mayana, ST., MT

ABSTRAK

Perkembangan teknologi bidang otomotif saat ini sangatlah pesat, salah satunya yang banyak
digunakan masyarakat adalah motor bensin. Sistem variable valve timing intelligent (VVT-i)
merupakan sistem yang mengoreksi jalur masuk bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar
dengan mengatur terbukanya katup intake. Tujuan pembuatan modul ini untuk mengetahui dan
menjelaskan sensor-sensor apa saja yang terdapat pada engine trainer KE-VE Toyota, Sistem VVT-i
memanfaatkan overlap atau waktu terbukanya katup intake dan exhaust secara bersamaan. Metode
pengumpulan data yang dilakukan pada engine trainer K3-VE adalah melakukan D.T.C dan Curren
data kemudian dilakukan pencatatan setelah data-data peninjauan terindentifikasi maka dilakuakn
penyelesaian dan tahap ini dapat menganalisa dari kerusakan dan perbaiakan agar kerusakan yang
sama tidak terulang lagi. Pengguanan scanner ini untuk mengetahui dan menjelaskan sensor-sensor apa
saja yang ada pada engine trainer K3-VE. dan setiap sensor pada engine memiliki fungsi dan
kerjanya masing-masing agar engine berkerja secara maksimal.

Kata Kunci : VVT-i, sensor, scanner

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal : 07 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda
Tangan
Nama
Ichlas Nur,ST,MT Ir. Harfadi ST.,MT Eka Sunitra,ST.,M.T Dr. Maimuzar ST.,MT
Terang

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : DR.Junaidi, ST.,MP
Nip. 19661215 199303 1 002 Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumnus :
Petugas Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan
Nomor Alumni Politeknik Nama Tanda Tangan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyususun laporan Tugas Akhir.
Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membuka tabir keilmuan dan membimbing manusia kejalan yang
benar.

Tugas akhir ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa yang mencapai gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Mesin di Politeknik
Negeri Padang. Judul tugas akhir penulis adalah “Pembuatan modul pada mesin
trainer K3-VE toyota ”

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini tidak akan
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak.

1. Ibu, Bapak dan saudara/ri penulis atas dukungan moral maupun materi.
2. Bapak DR.Junaidi ST.,MP selakuketuaJurusanTeknik Mesin.
3. Bapak Ichlas Nur ST.,MT selaku pembimbing I penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Hendri chandra mayana ST.,MT selaku pembimbing II penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh dosen di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang yang
telah mencurahkan ilmunya.
6. Teman-teman seangkatan Jurusan Teknik Mesin angkatan 2014 dan semua
pihak yang telah membantu.

Semoga Allah Subhaana Wa Ta’ala membalas semua jasa baik tersebut dan
menjadi catatan kemuliaan disisi-Nya. Aamiin
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak agar kedepannya laporan ini dapat
menjadi lebih baik. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Lembaran Judul Tugas Akhir


Lembaran Peroleh Gelar
Lembaran Pengesahan Tugas Akhir
Lembaran Penguji Tugas Akhir
Halaman Persembahan
Abstrak.................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
Daftar Gambar......................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah.................................................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Mesin (Machine) dan Motor (Engine)............................................... 4
2.2 Mesin (Machine) ................................................................................................ 4
2.2.1 Mesin Konvensional .................................................................................... 4
2.2.2 Mesin Pembakaran Luar (external combustion engine)............................... 4
2.2.3 Mesin Pembakaran Dalam ........................................................................... 5
2.3 Mesin Injeksi..................................................................................................... 14
2.3.1 AFR............................................................................................................15
2.3.2 Electronic Control Module (ECM/ECU) ...................................................15
2.3.3 VVT-i (variable valve timing intelligent) ..................................................15
2.4 Kelebihan mesin injeksi .................................................................................... 17
2.4.1 Pembakaran menjadi lebih sempurna.........................................................17
2.4.2 Konsumsi BBM Lebih Irit .........................................................................17
2.4.3 Tidak Perlu Repot Melakukan Penyetelan.................................................17
2.5 Scanner.............................................................................................................. 18
2.6 Sensor-Sensor Yang Digunakan........................................................................ 18
2.6.1 Sensor Oxygen atau sensor O2. .................................................................19
2.6.2 Sensor Knock. ............................................................................................19
2.6.3 Sensor IAT atau sensor Intake Air Temperature........................................19
2.6.4 Sensor Camshaft. .......................................................................................20
2.6.5 Sensor TPS (Throttle Position r)................................................................20
2.6.6 Sensor MAP. ..............................................................................................20
2.6.7 Sensor CKP atau CrankShaft Position Sensor. ..........................................20
2.6.7 ISC atau Idle Speed Control Valve. ...........................................................20
2.6.8 ECT atau Engine Coolant Temperature Sensor. ........................................20
2.6.8 OCV atau Oil Control Valve......................................................................21
2.6.9 Fuel Pump atau pompa bahan bakar. .........................................................22
2.6.10 Injektor .......................................................................................................22
2.6.11 Vacuum Switching Valve (EVAP) atau VSV............................................23
BAB III METODOLOGI.................................................................................................24
3.1 Diagram Alir Pembuatan Tugas Akhir.............................................................. 24
3.1.1 Mulai ..........................................................................................................25
3.1.2 Engine Trainer K3-VE Toyota....................................................................... 25
3.1.3 Melakukan Scanner....................................................................................25
3.1.4 Ditemukan gangguan pada engine K3-VE Toyota ....................................25
3.1.5 Menganalisa Komponen-Komponen Engine Trainer K3-VE Toyota....... 25
3.1.6 Memperbaiki Atau Mengganti komponen-komponen pada engine k3-VE
Toyota....... .................................................................................................25
3.1.7 Tes Engine K3-VE Toyota.........................................................................26
3.1.8 Selesai ........................................................................................................26
3.2 Waktu Dan Tempat ........................................................................................... 26
3.2.1 Waktu Pengerjaan ......................................................................................26
3.2.2 Tempat Pembuatan Alat.............................................................................26
3.3 Alat dan Bahan...........................................................................................26
3.4 Metode Pengerjaan............................................................................................ 27
3.4.1 Cara pengambilan data...............................................................................27
3.4.2 Cara menganalisa data. ..............................................................................27
BAB IV MODUL ENGINE TRAINER K3-VE TOYOTA......................................28

4.1 Modul ................................................................................................................ 28


BAB IV PENUTUP................................................................................................62

5.1 KESIMPULAN. .............................................................................................. ..62


4.2 SARAN ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Kerja Motor 2 langkah............................................................7


Gambar 2. 2. Diagram P_V Siklus Otto motor 2 langkah......................................9
Gambar 2. 3. Siklus kerja Motor 4 Langkah.........................................................10
Gambar 2.4 Diagram P_V pada motor 4 langkah................................................11
Gambar 2.5 Langkah Hisap Pada Motor 4 Langkah...........................................12
Gambar 2.6 Langkah Kompresi Pada Motor 4 Langkah......................................14
Gambar 2.7 Langkah Kerja Pada Motor 4 Langkah............................................14
Gambar 2.8 Langkah Buang Pada Motor 4 Langkah...........................................15
Gambar. 2.9 Engine Triner K3-VE........................................................................16
Gambar 2.10 ECU..................................................................................................16
Gambar 2.11 Sistem VVT-i...................................................................................18
Gambar 2.12. Scan hanatech..................................................................................20
Gambar 2.13 sensor-sensor pada engine................................................................21
Gambar 4.1 Komponen sistem bahan bakar EFI .................................................. 32
Gambar 4.2 skema sistem bahan bakar ................................................................. 32
Gambar 4.3 camshaft timing oil control valve...................................................... 33
Gambar 4.4 komponen sistem VVT-i ................................................................... 34
Gambar 4.5 Letak sensor O2 pada engine K3-VE Toyota.................................... 35
Gambar 4.6 Sensor IA T pada engine K3-VE Toyota .......................................... 36
Gambar 4.7 sensor camshaft pada engine K3-VE Toyota .................................... 36
Gambar 4.7 Sensor MAP pada engine K3-VE Toyota ......................................... 37
Gambar 4.8 Sensor ISC pada engine K3-VE Toyota............................................ 33
Gambar 4.9 Sensor ECT pada engine K3-VE Toyota .......................................... 38
Gambar 4.20 Sensor OCV pada engine K3-VE Toyota ....................................... 39
Gambar 4.11 sensor fuel pump pada engine K3-VE Toyota ................................ 40
Gambar 4.11 injektor pada engine K3-VE Toyota ............................................... 40
Gambar 4.12 Engine Trainer K3-VE TOYOTA................................................... 41
Gambar 4.13 Scanner ............................................................................................ 41
Gambar 4.14 Multitester ....................................................................................... 42
Gambar 4.15 Accu (12V)...................................................................................... 42
Gambar 4.16 kabel positif dan negatif engine di hubungkan ke accu .................. 43
Gambar 4.17 ultrascan hanateck ........................................................................... 43
Gambar 4.18 soket OMD II.................................................................................43
Gambar 4.19 kabel OMD II ................................................................................. 43
Gambar 4.20 tampilan awal ultrascan hanatech.................................................... 44
Gambar 4.21 pilih scan lanjut ............................................................................... 44
Gambar 4.22 pilih negara...................................................................................... 45
Gambar 4.23 jenis mobil ...................................................................................... 45
Gambar 4.24 Pilih TOYOTA................................................................................ 45
Gambar 4.25 pilih merek mobil (avanza) ............................................................. 46
Gambar 4.26 pilih engine control.......................................................................... 46
Gambar 4.27 pil8h D.T.C pada select function..................................................... 46
Gambar 4.28 pilih DTC READ............................................................................. 47
Gambar 4.29 hasil kerusakan atau gangguan yang terjadi pada engine................ 47
Gambar 4.30 siklus diagram starter ...................................................................... 48
Gambar 4.31 Pengecekan pada rangkaian starter ................................................. 48
Gambar 4.32 letak kaki relay ............................................................................... 48
Gambar 4.33 pengecekan pada relay .................................................................... 49
Gambar 4.34 tampilan awal ultrascan hanatech.................................................... 49
Gambar 4.35 pilih scan lanjut ............................................................................... 50
Gambar 4.36 pilih negara...................................................................................... 50
Gambar 4.37 jenis mobil ...................................................................................... 50
Gambar 4.38 Pilih TOYOTA................................................................................ 51
Gambar 4.39 pilih merek mobil (avanza) ............................................................. 51
Gambar 4.40 pilih engine control.......................................................................... 51
Gambar 4.41 pilih Current Data pada select function........................................... 52
Gambar 4.42 hasil data Carrent Data .................................................................... 52
Gambar 4.43 Combination Meter ......................................................................... 52
Gambar 4.44 Fan radiator ..................................................................................... 53
Gambar 4.45 Diagram siklus ektrafan radiator ..................................................... 53
Gambar 4.46 Pengecekan kabel-kabel pada rangkaian ektrafen radiator ............. 54
Gambar 4.47 letak kaki relay ................................................................................ 54
Gambar 4.48 Pengecekan pada relay .................................................................... 54
Gambar 4.49 fuse (kanan bagus & kiri rusak ) .................................................... 55
Gambar 4.50 cara pengecekan fuse....................................................................... 55
Gambar 4.50 tampilan awal ultrascan hanatech.................................................... 56
Gambar 4.51 pilih scan lanjut ............................................................................... 57
Gambar 4.52 pilih negara...................................................................................... 57
Gambar 4.53 pilih jeis mobil................................................................................. 57
Gambar 4.54 pilih toyota....................................................................................... 58
Gambar 4.55 pilih merek mobil yang akan di scan............................................... 58
Gambar 4.56 pilih egine control ........................................................................... 58
Gambar 4.57 pilih curren data pada select function.............................................. 59
Gambar 4.58 data keadaan engine normal ............................................................ 59
Gambar 4.59 sensor MAP ..................................................................................... 59
Gambar 4.60 data setelah sensor MAP dilepaskan .............................................. 60
Gambar 4.61 sensor IAT ....................................................................................... 60
Gambar 4.62 data sensor IAT dilepaskan ............................................................ 60
Gambar 4.63 sensor EAT...................................................................................... 61
Gambar 4.64 data sensor EAT dilepaskan ........................................................... 61
DAFTAR TABEL
4.1 Langkah kerja..........................................................................................58
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi bidang otomotif saat ini sangatlah pesat, salah
satunya yang banyak digunakan masyarakat adalah motor bensin. Toyota
merupakan salah satu produsen kendaraan bermotor yang banyak diminati oleh
masyarakat di Indonesia, dengan salah satu produk andalannya yaitu Engine
Trainer K3-VE. Mesin mobil ini memiliki beberapa sistem dalamnya yang
memiliki berbagai keunggulan, salah satunya sistem VVT-i.
Sistem variable valve timing intelligent (VVT-i) merupakan sistem yang
mengoreksi jalur masuk bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar
dengan mengatur terbukanya katup intake. Sistem VVT-i memanfaatkan overlap
atau waktu terbukanya katup intake dan exhaust secara bersamaan. Saat putaran
mesin masih rendah atau konstan maka overlap yang terjadi yaitu timing
terbukanya katup intake akan mundur sehingga katup intake baru terbuka setelah
katup exhaust tertutup penuh sehingga bahan bakar tidak ada yang terbuang ke
katup exhaust. Sedangkan saat mesin sedang membutuhkan tenaga besar maka
timing bukaan katup intake akan maju menyebabkan katup intake terbuka terlebih
dahulu sebelum katup exhaust. Terjadinya overlap dalam katup intake adalah
bertujuan untuk mempercepat masuknya campuran bahan bakar dan udara saat
mesin sedang membutuhkan tenaga sehingga dapat mengoptimalkan kerja mesin
pada setiap kecepatan yang membuat konsumsi 2 bahan bakar menjadi lebih
efisien.
Cara kerja dari overlap VVT-i ini adalah berdasarkan tekanan hidrolik oli
dalam mesin. Cara kerja sistem VVT-i dengan menghitung waktu buka tutup
katup (valve timing) yang optimal, electronic control unit (ECU) menyesuaikan
dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (accelerator) dan
temperatur coolent mesin. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi
camshaft dan crankshaft memberikan sinyal sebagai respon sistem VVT-i akan
terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara.

1
Sehingga jumlah bahan bakar masuk juga disesuaikan dengan pijakan pedal gas
dan kerja mesin agar menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan kecepatan
mesin serta mengatur bahan bakar yang sesuai kebutuhan mesin. Dan pada sistem
VVT-i ini juga mempunyai berbagai sensor yang dapat mempermudah melakukan
perawatan dan perbaikan dengan menggunakan sebuah alat yang dinamakan
pemindai atau biasanya disebut scenner, dimana alat ini berfungsi sebagai alat
bantu untuk mendekteksi pada engine sensor-sensor apa saja yang tidak berfungsi,
maka dari itu kita dapat melakukan perawatan dan perbaikan pada sistem yang
tidak berfungsi atau tidak berkerja.

Dari penjelasan diatas sangat memungkin penulis untuk mengangkat judul


ini sebagai Tugas Akhir yang selain berguna untuk bahan pembelajaran dan juga
dapat mengetahui cara kerja scanner, dengan demikian sangat mungkin penulis
untuk mengangkatkan judul“Pembuatan Modul Pada Engine Trainer K3-VE
Toyota“

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan
masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat modul.
2. Bagaimana cara menggunakan scanner.
3. Apa penyebab sistem tidak berfungsi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui dan menjelaskan sensor-sensor yang ada pada Engine K3-
VE Toyota
2. Mengetahui cara menggunakan scanner.
3. Pembuatan modul.
1.4 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini, Penulis membatasi pembahasan pada “Pembuatan
Modul Pada Engine K3-VE Toyota“. Penulis membatasi masalah dengan hanya

2
membahas sistem apa saja yang tidak berfungsi atau tidak berkerja (menganalisa
kenapa starter tidak hidup).
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir
ini,maka laporan ini akan dibagi dalam beberapa bab. Masing-masing bab akan
membahas hal-hal tertentu. Adapun laporan tugas akhir ini akan ditulis sistematis
dengan pengaturan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan tugas akhir ini,
perumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika
penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini merupakan penjelasan landasan teori dasar yang


berhubungan dengan judul Tugas Akhir yang diangkat.

BAB III METODOLOGI

Pada bab ini berisikan uraian tentang langkah-langkah atau


metodologi penyelesaian masalah materi Tugas Akhir.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Pembuatan Modul Pada


Engine Trainer K3-VE Toyota“.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. Pada tugas
akhir ini juga terdapat daftar pustaka beserta lampiran yang dapat
menunjang.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin (Machine) dan Motor (Engine).


Mesin (Machine) adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia,
yang beroprasi di tempat (diam). Dan sedangakan motor (Engine) secara umum di
defenisikan sebagai penggerak. Atau dengan kata lain motor adalah suatu
perangkat yang terdapat pada suatu benda yang bergerak (berpindah tempat).

2.2 Mesin (Machine)


Mesin dapat di jabarkan dalam bentuk fungsi serta kegunaannya masing-
masing seperti: mesin konvensional, Mesin pembakaran luar, dan mesin
pembakaran dalam.

2.2.1 Mesin Konvensional

Mesin Konvensional adalah sebuah mesin yang memanfaatkan energi listrik


kemudian ditransfer menjadi gerak, baik menjadi gerak berputar atau gerakan
bolak balik. Fungsi utamanya adalah manufaktur secara konvensional terhadap
suatu benda kerja menjadi komponen mekanik. yang mana mesin konvensioanal
ini biasanya di sebuah industri-industri seperti :

1. Mesin Bubut (Turning Machine)


2. Mesin Ketam (Shaping Machine)
3. Mesin Frais (Miling Machine)
4. Mesin Bor (Drilling Machine)
2.2.2 Mesin Pembakaran Luar (external combustion engine)

Mesin pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal


combustion engine (ece), yaitu dimana proses pembakarannya terjadi diluar
mesin. Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran luar yaitu:

4
a. Dapat memakai semua bentuk bahan bakar.
b. Dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah.
c. Cocok untuk melayani beban-beban besar dalam satu poros.
d. Lebih cocok dipakai untuk daya tinggi

Contoh mesin pembakaran luar misalnya pesawat tenaga uap,


pelaksanaan pembakaran dilakukan diluar mesin.mesin pembakaran luar adalah
proses pembakaran bahan bakar terjadi diluar motor itu, sehingga untuk
melaksanakan pembakaran motor tersendiri. panas dari hasil pembakaran bahan
bakar tidak langsung diubah menjadi tenagagerak, tetapi terlebh dulu melalui
media penghantar, baru kemudian diubahmenjadi tenaga mekanik.
Di dalam motor pembakaran luar bahan bakarnya dibakar diruang
pembakaran tersendiri dengan ketel untuk menghasilkan uap, selanjutnya uap
yang dihasilkan digunakan untuk menggerakan sudut-Sudut turbin. Jadi motor
tidak digerakan oleh gas yang terbakar, akan tetapi digarakanoleh uap air.
sedangkan pengertian dari mesin uap itu sendiri adalah motor yangmenggunakan
energi panas dalam uap air dan mengubahnya menjadi energimekanis. Mesin uap
digunakan dalam pompa lokomotif dan kapal laut, dan sangat penting dalam
revolusi industri.

2.2.3 Mesin Pembakaran Dalam


Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor bakar
yang proses pembakarannya dilakukan di dalam mesin itu sendiri. Motor jenis ini
banyak digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan kendaraan darat,
laut maupun udara. Motor pembakaran dalam jika dilihat dari siklus kerjanya
dibagi menjadi dua yaitu motor dua langkah dan motor empat langkah. Motor
empat langkah paling banyak digunakan karena lebih efisien jika dibandingkan
dengan motor dua langkah. Prinsip kerja motor pembakaran dalam yaitu
menghasilkan tenaga dari pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar.
Pada saat langkah kompresi campuran bahan bakar dan udara yang dibatasi
oleh dinding silinder dan torak, sehingga pada saat melakukan langkah kompresi

5
suhu dan tekanan di dalam silinder akan naik. Pada kondisi yang sudah ditentukan
bunga api dipercikkan oleh busi sehingga terjadi proses pembakaran. Pembakaran
bahan bakar dan udara didalam silinder akan menyebabkan fluida didalam silinder
mengembang sehingga terjadi ledakan. Dari pembakaran tersebut terjadi tekanan
ke dinding silinder dan torak, karena dengan konstruksi torak yang sedimikian
rupa maka tekanan hasil pembakaran itu akan mendorong torak dan menghasilkan
tenaga gerak.
Gerakan pada piston berupa gerak translasi yang kemudian dirubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crankshaft). Tenaga gerak inilah yang digunakan
untuk menggerakan mesin.

a. Prinsip Kerja Motor Bakar Dua Langkah


Motor bakar dua langkah adalah mesin pembakaran dalam yang
pembakarannya dalam satu siklus terjadi dua langkah piston, berbeda
dengan putaran empat tak yang mempunyai empat langkah piston dalam
satu siklus pembakaran, meskipun keempat proses intake, kompresi,
tenaga, pembuangan juga terjadi. Mesin dua tak juga telah digunakan
dalam mesin diesel, terutama rancangan piston berlawanan, kendaraan
kecepatan rendah seperti mesin kapal besar dan mesin V8 untuk truk dan
kendaraan berat lainnya.

6
(sumber: siklus otto dn diesel
https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.1. Siklus Kerja Motor 2 langkah

Untuk memahami prinsip kerja, perlu dimengerti istilah baku


yang berlaku dalam tehnik otomotif :

1. TMA (Titik Mati Atas)


TMA (Titik Mati Atas) atau TDC ( Top Dead Centre), posisi
piston berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston
berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada
pada titik palng jauh dari poros engkol (cranksaft).
2. TMB (Titik Mati Bawah)

TMB (Ttik Mati Bawah atau BDC (Botton Dead Centre), posisi
piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston
berada pada titik paling dekat dengan poros engkol (crankshaft).

3. Ruang Bilas
Ruang bilas yaitu ruangan dibawah piston dimana terdapat poros
engkol (crankshaft), sering disebut dengan bak engkol (crankcase)
berfungsi gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa
tercampur lebih merata.

7
4. Pembilasan
Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil
pembakaran dan proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam
ruang bakar.

Adapun langkah kerja mesin 2 tak adalah sebagai berikut :

1. Langkah Kompresi

Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap


gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk
kedalam ruang bias. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau
sistem injeksi. saat melewati lubang pemasukan dan lubang
pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam
ruang bakar. piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar
sampai TMA. Beberapa saat sebelum piston sampai ke TMA, busi
menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi
sebelum piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan
dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston mulai
bergerak dari TMA ke TMB karena proses pembakaran sendiri
memerlukan waktu dari mulai nyala buasi sampai gas terbakar dengan
sempurna.

2. Langkah Expansi

Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan


menekan ruang bilas yang berada dibawah piston. Semakin jauh
piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan diruang bilas
semakin meningkat. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan
melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi
masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya
ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu. Pada
saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas didalam ruang
bakar keluar melalui lubang pembuangan pada saat ring piston

8
melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang bilas
akan terpompa masuk dalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB,
sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang
bakar.

Setiap siklus mesin dengan satu langkah tenaga diselesaian


dalam satu kali putaran poros engkol, tidak seperti pada mesin empat
langkah yang diselesaikan 2 putaran poros engkol. Sistem pemasukan
bahan bakar dan udara ke dalam silinder melalui lubang yang berada
pada sisi silinder, begitu juga pada system pengeluaran gas sisa
pembakaran. Siklus motor bakar dua langkah dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut :

(Sumber: siklus oto dan diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)
Gambar 2. 2. Diagram P_V Siklus Otto motor 2 langkah

Keterangan :
1 – 2 adalah langkah kompresi

9
2 – 3 adalah proses pembakaran
3 – 4 adalah langkah kerja
4– 1 adalah proses pembilasan

b. Prinsip Kerja Motor Bakar Empat Langkah


Pada motor 4 langkah terdapat mekanisme katup yang berfungsi untuk
mengatur keluar masuknya fluida pembakaran pada silinder. Jika pada
motor 2 langkah dilakukan satu kali putaran poros engkol untuk melakukan
langkah usaha atau expansi maka pada motor 4 langkah dilakukan dua kali
putaran poros engkol untuk melakukan langkah kerja atau expansi.

Prinsip Kerja Motor Bakar Empat Langkah :

(Sumber: Toyota Astra Motor. 1995. New Step I Training Manual.)

Gambar 2. 3. Siklus kerja Motor 4 Langkah

Keterangan:

a. Langkah hisap

b. Langkah kompresi

10
c. Langkah kerja

d. langkah buang

Siklus motor bakar empat langkah dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :

(Sumber: siklus oto dan diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.4 Diagram P_V pada motor 4 langkah

Keterangan :
1 – 2 adalah langkah hisap
2 – 3 adalah langkah kompresi
3 – 4 adalah langkah kerja
4 – 1 adalah langkah buang

11
Adapun langkah kerja mesin 4 tak adalah sebagai berikut :

1. Langkah Hisap (Intake Stroke)

(sumber: siklus otto dn diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.5 Langkah Hisap Pada Motor 4 Langkah

Langkah hisap adalah langkah dimana campuran bahan bakar


dan udara dihisap ke dalam silinder. Proses yang terjadi pada langkah
hisap adalah posisi katup hisap terbuka sedangkan katup buang
tertutup, torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati
Bawah (TMB). Gerakan torak menyebabkan ruang didalam silinder
menjadi vakum, sehingga campuran bahan bakar dan udara masuk
kedalam silinder.

12
2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

(sumber: siklus otto dn diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.6 Langkah Kompresi Pada Motor 4 Langkah

Langkah kompresi adalah langkah dimana campuran bahan


bakar dan udara dikompresikan atau ditekan di dalam silinder. Proses
yang terjadi pada langkah kompresi adalah posisi kedua katup yaitu
katup hisap dan katup buang tertutup, torak bergerak dari Titik Mati
Bawah (TMB) menuju ke Titik Mati Atas (TMA). Karena gerakan
torak volume ruang bakar mengecil sehingga membuat terkanan dan
temperatur campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder naik.
Poros engkol sudah berputar satu kali saat torak mencapai TMA.

13
3. Langkah Kerja (Power Stroke)

(sumber: siklus otto dn diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.7 Langkah Kerja Pada Motor 4 Langkah

Langkah kerja adalah langkah melakukan usaha atau energi


hasil dari pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam
silinder. Posisi kedua katup tertutup, beberapa saat sebelum torak
mencapai TMA busi memercikan bunga api pada campuran bahan
bakar dan udara yang telah dikompresi dan terjadilah pembakaran.
Terjadinya pembakaran menimbulkan ledakan yang menyebabkan
fluida yang ada didalam silinder mengembang serta tekanan dan
temperatur naik. Tekanan ledakan akibat pembakaran mendorong
torak bergerak ke TMB, gerakan inilah yang menjadi tenaga motor.

14
4. Langkah Buang (Exhause Stroke)

(sumber: siklus otto dn diesel


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak)

Gambar 2.8 Langkah Buang Pada Motor 4 Langkah

Langkah buang adalah langkah dimana gas sisa pembakaran


dikeluarkan dari ruang silinder. Katup hisap tertutup dan katup buang
terbuka, torak bergerak dari TMB menuju ke TMA, gas sisa hasil
pembakaran akan terdorong ke luar dari dalam silinder melalui katup
buang. Saat torak sudah mencapai TMA poros engkol sudah berputar
dua kali.

2.3 Mesin Injeksi

Mesin injeksi adalah suatu mesin yang yang merupakan suatu metode pencampuran
bahan bakar dengan udara pada kendaraan bermotor untuk menghasilkan pembakaran
yang sempurna. Injeksi membutuhkan perangkat bernama injector, yang bertugas me-
nyuplai campuran bahan bakar dengan udara. Sistem injeksi merupakan teknologi
penerus sistem karburator pada kendaraan bermotor. Apabila pada sistem karburator,
kendaraan membutuhkan penyetelan yang tepat agar bisa mendapatkan campuran bahan
bakar dan udara atau AFR (Air–fuel ratio) yang optimal, sistem injeksi sudah
terprogram secara komputeruntuk mendapatkan rasio AFR yang optimal. Dan
dilengkapi dilengkapi dengan sistem VVT-i (variable valve timing intelligent).
Pada sistem VVT-i ini maka, kita dapat melakukan pengecekan kerusakan-

15
kerusakan sistem pada mobil dengan menggunakan alat bantu yaitu scenner
(ultrascan hanatech).

Gambar. 2.9 Engine Triner K3-VE

2.3.1 AFR

Supaya bisa mendapatkan AFR yang optimal, injektor mengandalkan program


komputer untuk mengontrol AFR nya. Perangkat elektronik yang bertugas untuk
mengontrol kerja injektor ini bernama ECM atau Electronic Control Module.

2.3.2 Electronic Control Module (ECM/ECU)

Electronic Control Module memiliki settingan dan kontrol yang sudah


terstandar dari pabriknya. ECM ini dapat secara otomatis mengontrol besaran
bahan bakar dan udara yang pas pada kondisi – kondisi cuaca tertentu. Pada
motor injeksi terdapat sensor udara, sensor inilah yang nantinya membantu ECM
dalam mengkalkulasi AFR yang tepat sesuai dengan kebutuhan mesin dan udara
sekitar mesin. Kurang lebih seperti inilah gambaran mengenai sistem injeksi pada
motor. Konsepnya sama seperti sistem karburator, karena injeksi merupakan
penyempurnaan dari sistem karburator.

16
Gambar 2.10 ECU

2.3.3 VVT-i (variable valve timing intelligent)

Sistem variable valve timing intelligent (VVT-i) merupakan sistem yang


mengoreksi jalur masuk bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar
dengan mengatur terbukanya katup intake. Sistem VVT-i memanfaatkan overlap
atau waktu terbukanya katup intake dan exhaust secara bersamaan. Saat putaran
mesin masih rendah atau konstan maka overlap yang terjadi yaitu timing
terbukanya katup intake akan mundur sehingga katup intake baru terbuka setelah
katup exhaust tertutup penuh sehingga bahan bakar tidak ada yang terbuang ke
katup exhaust. Sedangkan saat mesin sedang membutuhkan tenaga besar maka
timing bukaan katup intake akan maju menyebabkan katup intake terbuka terlebih
dahulu sebelum katup exhaust. Terjadinya overlap dalam katup intake adalah
bertujuan untuk mempercepat masuknya campuran bahan bakar dan udara saat
mesin sedang membutuhkan tenaga sehingga dapat mengoptimalkan kerja mesin
pada setiap kecepatan yang membuat konsumsi 2 bahan bakar menjadi lebih
efisien.

Cara kerja dari overlap VVT-i ini adalah berdasarkan tekanan hidrolik oli
dalam mesin. Cara kerja sistem VVT-i dengan menghitung waktu buka tutup
katup (valve timing) yang optimal, electronic control unit (ECU) menyesuaikan
dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (accelerator) dan
temperatur coolent mesin. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi

17
camshaft dan crankshaft memberikan sinyal sebagai respon sistem VVT-i akan
terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara.
Sehingga jumlah bahan bakar masuk juga disesuaikan dengan pijakan pedal gas
dan kerja mesin agar menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan kecepatan
mesin serta mengatur bahan bakar yang sesuai kebutuhan mesin.

Sumber: Performansi mesin berteknologi VVT-i. Jurnal dinamis vol. I,


NO.5. https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article.download/35/14

Gambar 2.11 Sistem VVT-i

Dan pada sistem VVT-i ini juga mempunyai berbagai sensor yang dapat
mempermudah melakukan perawatan dan perbaikan dengan menggunakan sebuah
alat yang dinamakan pemindai atau biasanya disebut scafnner, dimana alat ini
berfungsi sebagai alat bantu untuk mendekteksi pada engine sensor-sensor apa
saja yang tidak berfungsi, maka dari itu kita dapat melakukan perawatan dan
perbaikan pada sistem yang tidak berfungsi atau tidak berkerja.

2.4 Kelebihan mesin injeksi


2.4.1 Pembakaran menjadi lebih sempurna

Dengan perbandingan AFR yang lebih baik dan dikontrol oleh perangkat
elektronik, maka motor yang menggunakan teknologi injeksi akan menghasilkan
pembakaran yang jauh lebih baik daripada motor yang menggunakan sistem

18
karburator. Hal ini disebabkan oleh AFR yang dihasilkan sudah sesuai dengan
kebutuhan motor anda, dan dapat berubah ketika terjadi perubahana suhu udara
sekitar karena terdapat sensor udara yang akan menganalisa suhu dan kondisi
udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.

2.4.2 Konsumsi BBM Lebih Irit

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, motor yang menggunakan teknologi


injeksi memiliki pembakaran yang lebih sempurna. Pembakaran yang lebih
sempurna ini akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dari kendaraan
anda. Karena lebih sempurnanya pembakaran, maka proses pembakaran pun akan
menjadi lebih optimal. Pembakaran optimal ini juga akan berpengaruh terhadap
konsumsi bahan bakar kendaraan.Selain itu, injector biasanya memiliki setelan
pemrograman yang sesuai dengan standar pabrik. Pabrik biasanya akan menyetel
ECM pada motor anda hingga akan dicapai konsumsi bahan bakar yang paling
efesien.

2.4.3 Tidak Perlu Repot Melakukan Penyetelan

Apabila sistem pembakaran masih menggunakan sistem karburator, maka


sering terjadi perubahan setelan AFR yang terjadi pada karburator motor.
Biasanya berubahnya setelan ini diakibatkan oleh getaran – getaran yang
dihasilkan oleh mesin, atau kualitas karburator yang semakin menurun. Hal ini
tidak akan terjadi pada sistem pembakaran pada motor injeksi. Pengolahan AFR
yang terjadi pada motor injeksi dikontrol dan diperintahkan oleh sistem komputer
yang bernama Electronic Control Module. Electronic Control Module atau ECM
ini sudah memiliki setelan dan konfigurasi yang fix, yang hanya akan dapat
diubah apabila anda menggunakan software tertentu dengan menggunakan
komputer.

2.5 Scanner

Scanner adalah suatu alat yang di gunakan untuk menscan suatu mobil yang
sudah di lengkapi dengan suatu sistem EFI (elektrik fuel injection), dengan cara

19
mendapatkan data dari ECU suatu mobil tersebut dan di tampilkan di layar
scanner itu sendiri. scanner merupakan Scan/analisa mesin injeksi yang berfungsi
untuk mencari kerusakan pada mesin injeksi dengan cara mensecan data dari ECU
gunit, unutuk kecepatan scan tentu jauh lebih cepat dari berfikir dengan otak kita,
karena engine scanner membaca data error yang di kirim ECU unit dengan cepat
pada system electronic kendaraan terutama yang berhubungan dengan input
sensor.
Dengan cara menggunakan metode DTC (Diagnostic Trouble Code) / Kode
Data kerusakan adalah kode alfanumerik yang dioutput oleh[ komputer (ECU)
ketika terdeteksi ada kerusakan. Dan curren data ( data terkini) adalah sebuah data
yang membaca data-data sistem pada sebuah engine.

Gambar 2.12. Scan hanatech

20
2.6 Sensor-Sensor Yang Digunakan

. (Sumber: Sensor-sensor pada mobil avanza.http://naufalwidodo.blogspot.co.id)

Gambar 2.13 sensor-sensor pada engine

Sensor-sensor yang terdapat pada mobil VVTi dan berbagi fungsinya yaitu

2.6.1 Sensor Oxygen atau sensor O2.

Sesuai dengan namanya yaitu sensor oksigen berfungsi untuk mendeteksi


oksigen yang ada di dalam gas buang dari hasil pembakaran mesin, biasanya
sensor oksigen terletak pada knalpot atau exhaust manifold.

2.6.2 Sensor Knock.

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada ruang


bakar di mesin, matrial dari knock censor ini terbuat dari Piezo Electric Element,
dimana Knock Censor akan menghasilkan tegangan ketika Piezo Electric Element
berubah bentuk, perubahan bentuk dari Piezo Electric Element terjadi akibat block
silinder mengalami vibrasi sebagai hasil dari terjadinya knocking pada ruang
bakar mesin.

21
2.6.3 Sensor IAT atau sensor Intake Air Temperature.

Sensor ini terletak pada filter udara yang berfungsi untuk mendeteksi
keadaan suhu atau temperatur udara yang akan masuk ke ruang bakar mesin
melalui filter udara.

2.6.4 Sensor Camshaft.

Sensor Camshaft ini tentunya berada di dalam mesin tepatnya di dekat


camshaft,sensor ini berfungsi untuk mendeteksi posisi dari camshaft saat mesin
berputar.

2.6.5 Sensor TPS (Throttle Position r).

Sensor ini juga dikenal dengan istilah sensor posisi throttle, letak dari sensor
ini berada pada throttle body atau katup gas, sensor TPS berfungsi ountuk
mengetahui posisi pembukaan maupun penutupan dari throttle valve saat pedal
gas di injak atau dilepaskan di ruang kemudi.

2.6.6 Sensor MAP.

Posisi dari Map sensor terletak dirumah filter udara, didalam MAP sensor
ini terdapat tiga kabel yang berfungsi untuk mendeteksi kevacuuman yang terjadi
pada intake manifold atau saluran masuk udara ke dalam mesin.

2.6.7 Sensor CKP atau CrankShaft Position Sensor.

Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya didekat
crank Shaft atau poros engkol, fungsi dari CrankShaft Position Sensor ini adalah
untuk mendeteksi posisi TOP pada silinder nomor 1

2.6.7 ISC atau Idle Speed Control Valve.

Komponen ini bukanlah merupakan bagian dari sensor, namun Idle Speed
Control Valve merupakan Aktuator yang berfungsi untuk mengatur putaran mesin
saat mesin Idle atau stationer.

22
2.6.8 ECT atau Engine Coolant Temperature Sensor.

Sensor ini berfungsi untuk mengontrol temperatur dari cairan pendingin atau
air radiator pada saat mesin berputar, sehingga temperatur air radiator akan dibaca
oleh sensor Engine Coolant Temperature dan dikirim ke EFI untuk
memerintahkan kipas radiator untuk berutarputar saat mesin sudah mencapai suhu
kerjanya.

2.6.8 OCV atau Oil Control Valve.

Komponen ini juga bukan termasuk jenis sensor, melainkan aktuator. Oil
Control Valve ini berfungsi untuk mengatur oli mesin yang masuk ke VVTi.

2.6.9 Fuel Pump atau pompa bahan bakar.

Komponen ini juga bukan merupakan jenis sensor, pompa bahan bakar
berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum diinjeksikan
oleh injektor ke dalam ruang bakar. Pompa bahan bakar ini umumnya pada mobil
Avanza, Xenia, terios dan Rush terletak didalam tangki bahan bakar.

2.6.10 Injektor

Injektor juga termasuk jenis aktuator yang berfungsi untuk menginjeksikan


atau menyemprotkan bahan bakar kedalam ruang bakar mesin, biasaya ing,jektor
ini terletak di sylinder cop atau kepala silinder dari mesin.

2.6.11 Vacuum Switching Valve (EVAP) atau VSV

Komponen ini juga bukan termasuk jenis sensor melainkan jenis Aktuator.
fungsi dari katup VSV atau Evap ini adalah untuk membuka saluran uap bahan
bakar yang ada di dalam tangki melalui charcoal canister, dimana antara tangki
dan intake manifold atau saluran masuk akan dihubungkan dengan sebuah selang
yang tentunya dijembatani oleh katup VSV ini, uap bahan bakar yang dikeluarkan
dari tangki akan ikut dibakar di dalam ruang bakar mesin. Katup VSV ini bekerja
saat mesin sudah mencapai suhu kerja normal.

23
BAB III

METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Pembuatan Tugas Akhir

Adapun metodologi yang penulis gunakan dalam menganalisa gangguan pada


Engine Trainer K3-VE Toyota sebagai berikut:
Mulai

Engine trainer K3-VE Toyota

Melakukan scanner

Ditemukan gangguan pada


engine K3-VE Toyota

Menganalisa komponen-komponen engine trainer K3-VE Toyota

Memperbaiki
atau mengganti

Masih ada gangguan Lakukan


pengetesan

Tidak ada gangguan(baik)

selesai
Gambar 3.1 Diagram aliran pembuatan tugas akhir

24
3.1.1 Mulai

Awal dari penentuan gangguan atau kerusakan yang ada pada engine
trainer K3-VE Toyota .

3.1.2 Engine Trainer K3-VE Toyota


Engine K3-VE adalah sebuah yang dikeluarkan oleh toyota pada tahun 2006
yang telah menggunakan sistem VVT-i (Variable Valve Timing with
Intelligence)

3.1.3 Melakukan Scanner


Adalah tahap dimana melakukan scanner yaitu gunanya untuk menentukan
atau paling tepat untuk menemukan kendala-kendala kerusakan yang terjadi pada
engine trainer K3-VE Toyota.

3.1.4 Ditemukan gangguan pada engine K3-VE Toyota


Tahap dimna sebelum melakukan perbaikan, kita harus tau dulu gangguan-
gangguan yang terjadi pada engine trainer K3-VE Toyota, dengan menggunakan
alat bantu scan (ultrascan hanatech).

3.1.5 Menganalisa Komponen-Komponen Engine Trainer K3-VE Toyota


Setelah mengaati kondisi dari komponen-komponen pada engine K3-VE
Toyota, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa mengapa komponen
tersebut bisa mengalami gangguan atau kerusakan.

3.1.6 Memperbaiki Atau Mengganti komponen-komponen engine k3-VE


Toyota
Setelah melakukan analisa, langkah selanjutnya adalah menperbaiki
komponen-komponen pada engine K3-VE yang rusak atau menganti komponen
yang tidak bisa diperbaiki.

25
3.1.7 Tes Engine K3-VE Toyota

Setelah komponen yang rusak tadi telah diperbaiki atau diganti, maka hal
yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengetesan. Pengetesan ini
dilakukan untuk mengetahui apakah engine K3-VE Toyota berkerja secara
optimal kembali atau tidak.

3.1.8 Selesai

Akhir dari melakukan pembuatan modul pada engine K3-VE Toyota

3.2 Waktu Dan Tempat

Waktu dan tempat pengerjaan tugas akhir ini dikerjakan dalam beberapa
tahap yaitu sebagai berikut:

3.2.1 Waktu Pengerjaan


Adapun waktu pengerjaan Tugas Akhir ini sejak disetujuinya proposal tugas
akhir oleh ketua konsentrasi Maintenancesampai pembuatan Tugas Akhir ini
selesai.
3.2.2 Tempat Pembuatan Alat

Tempat pembuatan alat akan dilaksanakan di Labor Maitenance Politeknik


Negeri Padang.

3.3 Alat dan Bahan

Pembuatan tugas akhir ini mencakupi alat dan bahan yang akan digunakan.
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan adalah :

1. Engine Toyota K3-VE


2. Ultrascan hanateck
3. Multitester

26
3.4 Metode Pengerjaan
3.4.1 Cara pengambilan data

Data yang diambil dari pembuatan tugas akhir ini dari data-data speak
komponen standar dari spesifikasi komponen tersebut. Cara pengambilan data
dengan menggunakan alat bantu yaitu Ultrascan.

3.4.2 Cara menganalisa daata

Metoda dalam menganalisa data dalam pembuatan tugas akhir ini dengan cara
pengaplikasian secara langsung pada pengerjaan engine K3-VE.

27
BAB IV

MODUL ENGINE TRAINER K3-VE TOYOTA

4.1 Modul
Modul ini dibuat agar bisa digunakan sebagai panduan pada saat praktikum
engine pada trainer K3-VE. Modul ini erdiri dari dua bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang deskripsi modul, petunjuk penggunaan


modul, dan tujuan akhir modul.

BAB II Pelakasanaan Pratikum

Pelaksanaan praktikum berisi tentang tujuan kegiatan belajar, peralatan


yang digunakan pada saat praktikum, langkah-langkah praktikum dan
tugas setelah melakukan praktikum.

Berikut ini merupakan uraian dari bab 1 dan bab 2 dari modul tersebut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Modul Engine Trainer K3-VE TOYOTA ini membahas tentang petunjuk dan cara
penggunaan (pengoperasian) scanner pada engine trainer K3-VE TOYOTA dan
beberapa hal penting yang diketahui agar mahasiswa dapat melakukan pengecekan dan
menganalisa gangguan atau kerusakan yang terjadi pada sensor-sensor sistem engine
trainer K3-VE TOYOTA.
Modul ini terdiri atas dua (2) kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran satu
(1) membahasan tentang cara melakukan scanner pada engine trainer K3-VE Toyota
dengan menggunakan ultrascan hanateck. Kegiatan belajar dua (2) membahas tentang
melakukan pengecekan kerusakan atau gangguan yang terdapat pada engine trainer K3-
VE Toyota.

28
1.2 Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam menggunakan modul ini antara lain, sebagai berikut:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada
kegiatan belajar. Apabila ada materi yang kurang jelas, maka mahasiswa
dapat bertanya kepada dosen atau instruktur.
b. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah
hal-hal berikut:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum , persiapkan peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
4) Gunakan alat sesuat prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, maka harus
menunggu arahan dari dosen atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan peralatan ketempat semula.
c. Jika belum menguasai materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelum atau bertanyalah kepada dosen atau instrukturyang
bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Dosen
Dalam setiap kegiatan belajar dosen atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep dan menjawab
pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar.
c. Membantu mahasiswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
d. Merencanakan seorang ahli atau pendamping dosen dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.

29
1.3 Tujuan Akhir Modul
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul
engine trainer K3-VE ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengecekan pada engine trainer K3-VE Toyota apakah terdapat
gangguan atau kerusakan pada sistem atau komponen-komponen yang lainnya.
2. Mengoperasikan scanner dengan baik dan benar pada engine trainer K3-VE
Toyota.

BAB II PELAKSANAN

2.1 Teori Dasar

Engine Trainer K3-VE Toyota yaitu sebuah motor yang berada di sebuah mobil
avanza, yang berfungsi sebagai alat untuk mengasilkan energi agar mobil bergerak atau
berjalan.

Engine ini sudah memiliki sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection),
yang mana kaburator pada mobil telah diganti menjadi injektor untuk proses pembakaran
pada sebuah engine. Sistem bahan bakar EFI adalah sebuah sistem penyemprotan yang
kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapat nilai campuran udara dan bahan bakar
sesuai dengan kebutuhan motor bakar yang diatur oleh ECU (Electronic Control Unit).
Dan juga memiliki sistem VVT-i (Variable Valve Timing-intelligent) yang mana cara
kerjanya adalah tekanan hidrolik oli dalam mesin, dengan cara menghitung waktu buka
tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU menyesuaikan dengan kecepatan mesin,
volume udara masuk, posisi throttle (accelerator) dan temperatur coolent mesin. Agar
target valve timing selalu tercapai, sensor posisi camshaft dan crankshaft memberikan
sinyal sebagai respon sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar
masuk bahan bakar dan udara.

1. Komponen-Komponen Bahan Bakar Efi


a. Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank)
Tangki bahan bakar (Fuel Tank) berfungsi untuk menyimpan atau
menyediakan bahan bakar dalam kendaraan.
b. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)
Saringan bahan bakar (fuel filter) berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran yang ada di dalam bahan bakar agar nanti kotoran-kotoran ini tidak
mengganggu kinerja komponen-komponen lainnya pada sistem bahan
bakar.

30
c. Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)
Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump) berfungsi untuk memompa bahan bakar
agar dapat bersirkulasi pada sistem bahan bakar.
d. Selang/Pipa Bahan Bakar (Fuel Line)
Selang atau pipa bahan bakar berfungsi sebagai tempat penyalurlan bahan
bakar dari komponen-komponen pada sistem bahan bakar.
e. Pipa Pembagi/ Penyalur (Fuel Delivery Pipe)
Pipa pembagi atau fuel delivery pipe merupakan komponen pada sistem
bahan bakar yang berhubungan dengan injektor. Pipa pembagi bahan bakar
berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke injektor.
f. Pressure regulator
Pressure regulator pada sistem bahan bakar EFI berfungsi untuk menjaga
tekanan pada pipa pembagi agar tekanan tetap stabil. Besar tekanan bahan
bakarnya pada pipa pembagi ini diatur sebesar 2,55-2,9 kg/cm . Apabila
tekanan bahan bakarnya melebihi spesifikasi yang telah ditentukan maka
katup (valve) pada regulator tekanan akan membuka sehingga bahan bakar
akan dialirkan ke dalam tangki.
g. Pultation Damper
Pultation damper berfungsi untuk mencegah terjadinya fluktasi (menyerap
kejutan dna variasi tekanan bahan bakar yang terjadi) tekanan dari bahan
bakar di pipa pembagi. Pultation ini tidak terdapat disemua mesin EFI,
hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.
h. Injector
Injector berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar
kedalam intake manifold (tipe MPI) atau keruang bakar (tipe GDI)
i. Cold Start Injector
Cold start injector atau injektor tambahan ketika start dingin merupakan
komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk
menbantu/menambah penginjeksian bahan bakar ketika kondisi mesin
dalam keadaan dingin. Coil start injector ini tidak terdapat pada semua
mesin EFI, hanya beberapa mesin EFI yang menggunakan komponen ini.
j. Pipa Pengembali Bahan Bakar (Return Pipe)
Pipa pengembali bahan bakar berfungsi untuk sebagai penyaluran bahan
bakar pada pipa pembagi untuk kembali dalam tangki bahan bakar.

31
(sumber: Jurnal dinamis vol. I, NO.5.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article.download/35/14)

Gambar 4.1 Komponen sistem bahan bakar EFI

Gambar 4.2 skema sistem bahan bakar

32
2. Komponen-Komponen VVT-i
a. ECU (Electronic Control Unit)
ECU merupakan sebuah perangkat yang bertugas menerima masukan dari
sensor kemudian dilakulasi untuk mencari kondisi optimum dan memerberi
perintah ke aktuator untuk melakukan fungsinya.
b. Camshaft position sensor
Camshaft merupakan sebuah alat yang digunakan dalam mesin torak untuk
menjalankan valve. Dia terdiri dari batang silinder. Cam membuka dengan
menekannya, atau dengan mekanisme banttuan lainnya, ketika mereka
berputar. Camshaft position sensor (CPS) berguna untuk mengetahui
kedudukan camshaft. Jika ada perubahan beban mesin atau perubahan
putaran mesin yang semuanya diolah oleh ECU dan dihitung mendapatkan
sebesar mungkin efesiensi volumetrik, dari perhitungan ECU ini
didapatkan lah kedudukan camshaft yang harus diubah. ECU ini akan
memerintahkan module VVT-i untuk merubah kedudukan camshaft.
Setelah module VVT-i menerima perintah dari ECU untuk merubah
kedudukan.
c. Camshaft Timing Oil Control Valve
Camshaft timing oil control valve mengendalikan posisi spool valve
berdasarkan sinyal yang dikirim oleh ECU hingga mengalokasikan tekanan
oli ke VVT-i controller untuk sisi maju dan sisi mundur

(sumber: sumber: Jurnal dinamis vol. I, NO.5.


https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article.download/35/14)

Gambar 4.3 camshaft timing oil control valve

33
d. Crankshaft position sensor
Sensor ini memberitahu ECU kecepatan putaran mesin dengan tepat. Pada
sistem penyemprotan bahan bakar, sensor ini juga memberitahu ECU
waktu yang tepat untuk penyemprotan bahan bakar dan diteruskan ke
injektor bahan bakar.

(sumber: sumber: Jurnal dinamis vol. I, NO.5.


https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article.download/35/14)

Gambar 4.4 komponen sistem VVT-i

3. Sensor yang ada pada engine K3-VE Toyota Avanza.


a. Sensor Oxygen Atau O2

Sensor O2 adalah suatu perangkat sistem injeksi yang berfungsi


mendekteksi sisa hasil pembakaran di saluran exhaust untuk menekan gas
buang sehingga lebih ramah lingkungan karena pasokan bahan bakar yang
disesuaikan kebutuhan. Tepatnya setelah sensor O2 memberikan informasi
ke ECU, kemudian ECU memberikan campuran bahan bakar yang ideal
sesuai instruksi sensor O2. Sehingga gas buang yang dihasilkan lebih
ramah lingkungan. Dan alat ini pula yang membuat konsumsi bahan bakar
jadi lebih irit. Cara kerja sensor O2 yaitu sensor O2 akan membandingkan
dari sisa pembakaran dengan O2 udara diluar. Selanjutnya hasil
perbandingan O2 ini dikonversikan oleh ZrO2 (zirkonia electrolyte)
menjadi arus listrik. Dan arus listrik inilah yang akan dikirim ke ECU
sebagai informasi hasil pembakaran yang terjadi pada ruang bakar.

34
Gambar 4.5 Letak sensor O2 pada engine K3-VE Toyota

b. Sensor knock

Sensor knock atau knocking sensor berfungsi untuk mendekteksi jika


terjadi knocking pada mesin. Knocking merupakan getaran yang
berfrekuensi tinggi yang disebabkan oleh terjadinya ledakan atau
pembakaran yang prematur diruang bakar silinder. Cara kerja sensor knock
yaitu ketika mesin mengalami ketukan atau knocking, maka sensor knock
akan mendeteksinya. Kemudian sensor knock akan mengirimkan data ke
ECU bahwa telah terjadi knocking pada mesin. Ketika ECU menerima data
dari sensor knock akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan
beberapa derajat sampai tidak terjadi knocking.

c. Sensor Intake Air Temperatur (IAT)


Sensor IAT berfungsi untuk mendekteksi temperatur udara yang masuk
kedalam intake manifold. Kemudian sensor IAT ini akan mengirimkan
sinyal ke ECU berdasarkan hasil pengukuran temperatur udara yang masuk
kedalam intake manifold. Kemudian sensor ini akan akan digunakan oleh
ECU salah satunya untuk mengatur beberapa banyaknya jumlah
penyemprotan bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh injektor.

35
Gambar 4.6 Sensor IA T pada engine K3-VE Toyota

d. Sensor Camshaft
Sensor camshaft berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU
tentang posisi langkah mesin, untuk menentukan langkah hisap dimana
terjadi pembukaan injektor. Dan sensor ini juga mendeteksi posisi piston
pada angka kompresi melalui putaran sinyal rotor yang diputar langsung
oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake
dan exhaust valve.

Gambar 4.7 sensor camshaft pada engine K3-VE Toyota

e. Throttle Position Sensor (TPS)


Sensor ini berfungsi untuk mengukur sudut buka dan tutuo throttle lalu
mengirim data tersebut ke ECU berupa sinyal DC volt. Cara kerja TPS ini

36
terdiri dari 2 bagian yaitu pada saat pedal gas ditekan dan pada saat pedal
Igas tidak tekan.
1) Pada saat pedal gas ditekan
Plat throttle akan membuka dan TPS akan mengukur beberapa banyak
udara yang masuk dan mengukur sudut bukaan throttle dan
mengirimnya ke ECU, dan ECU akan menyemprotkan lebih banyak.
2) Pada saat pedal gas tidak ditekan
Plat throttle akan menutup dan TPS akan mengukur berapa banyak
udara yang masih masuk dan mengukur sudut saat plat throttle
menutup dan mengirimnya ke ECU, dan ECU akan menyemprotkan
bahan bakar lebih sedikit.
f. Sensor MAP
Sensor MAP berfungsi untuk mengetahui kondisi kevakuman intake
manifoid, cara kerja sensor MAP ini yaitu memberikan informasi tekanan
manifold seketika ke ECU. Data tersebut akan digunakan untuk
menghitung kepadatan udara dan menentukan laju aliran massa udara
mesin, yang pada gilirannya menentukan bahan bakar yang diperlukan
untuk pembakaran yang optimal dan mempengaruhi timing pengapian.

Gambar 4.7 Sensor MAP pada engine K3-VE Toyota

g. Sensor CKP (Crank shaft position)


Sensor ini berada di bagian depan dari mesin bagian bawah tepatnya
didekat crank Shaft atau poros engkol, fungsi dari CrankShaft Position
Sensor ini adalah untuk mendeteksi posisi TOP pada silinder nomor 1

37
h. Sensor ISC (Idle Speed Control Valve)
Sensor ISC berfungsi untuk mengatur volume udara yang masuk kemesin
saat idle atau putaran mesin tanpa beban, idle speed control dipasang pada
bsgian bawah throttle chamber. ECU hanya mengoperasikan katup ISC
untuk membuat idle up dan memberikan umpan balik untuk mencapai
target putaran idling.

Gambar 4.8 Sensor ISC pada engine K3-VE Toyota

i. Sensor ECT ( Engine Coolant Temperature)


Sensor ECT berfungsi mensensor atau me ndekteksi suhu dari air
pendingin. Cara kerja sensor ECT ini yaitu ketika suhu air naik maka
tahanan pada sensor akan menurun dan sebaliknya ketika suhu air turun
maka tahanan pada sensor ini akan naik. Kemudian sinyal sensor ECT
terhubungke ECU, dan ECU akan mengirimkan nilai tahanan pada sensor
ECM kemudian sensor ini akan mengirim data pada ECU yang mana ECU
ini akan digunakan sebagai data masuk untuk mengontrol sensor ECT.

Gambar 4.9 Sensor ECT pada engine K3-VE Toyota

38
j. OCV atau Oil Control Valve.
OCV bertugas untuk mengatur pembukaan katup isap mesin secara
variable sesuai beban mesin. Yang mana cara kerja sensor OCV ini yaitu,
ECU mengendalikan OCV dan memberikan sinyal, berdasarkan input dari
sensor tersebut dari ECU mengatur tekanan hidrolik untuk mengatur kerja
VVT-i controller.

Gambar 4.20 Sensor OCV pada engine K3-VE Toyota

k. Fuel Pump atau pompa bahan bakar.


Komponen ini juga bukan merupakan jenis sensor, pompa bahan bakar
berfungsi untuk meningkatkan tekanan dari bahan bakar sebelum
diinjeksikan oleh injektor ke dalam ruang bakar. Cara kerja sensor ini yaitu
ketika tekanan dari bahan bakar bekurang maka sensor ini akan
menyampaikan atau menyalurkan ke ECU, dan ECU yang menerima data
dari sensor maka ECU akan memerintahkan agar tekanan bahan bakar
dipercepat dan sebaliknya.

39
Gambar 4.11 sensor fuel pump pada engine K3-VE Toyota

l. Injektor
Injektor juga termasuk jenis aktuator yang berfungsi untuk
menginjeksikan atau menyemprotkan bahan bakar kedalam ruang bakar
mesin, biasaya injektor ini terletak di sylinder cop atau kepala silinder dari
mesin. Cara kerja injektor ini yaitu pada saat bahan bakar didalam injektor
kosong, dan injektor akan mengirim berupa sinyal ke ECU dan pada saat
data sudah diterima, maka ECU akan memerintahakan injektor
menyemprotkan bahan bakar keruang bakar sesuai kebutuhannya.

Gambar 4.11 injektor pada engine K3-VE Toyota

40
Kegiatan belajar:
Melakukan Pengecekan Kerusakan Atau Gangguan Yang Terjadi Pada
Engine Trainer K3-VE TOYOTA.
1. Tujuan Kegian Belajar 1
a. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menggunakan scanner (ultrascan
hanatech) pada Engine Trainer K3-VE Toyota.
b. Mahasiswa dapat memeriksa apa kendala apa saja yang ditemukan pada saat
melakukan scanner.
c. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan secara visual pada kendala yang
ditemukan.

2. Peralatan Yang Digunakan


a. 1 unit engine toyota

Gambar 4.12 Engine Trainer K3-VE TOYOTA

b. Ultrascan Hanatech

Gambar 4.13 Scanner

41
c. Multitester

Gambar 4.14 Multitester

d. Accu (12V)

Gambar 4.15 Accu (12V)

3. Pelaksanaan Atau Pengerjaan


a. Proses D.T.C (Diagnostic Trouble Code)
1) Persiapkan peralatan yang digunakan.
2) Pelajari manual book ultrascan hanatech sebelum melakukan pengerjaan.
3) Hubungkan kabel api engine pada katup positif (+) accu, dan kabel masa
engine pada katup negatif (-) accu.

42
Gambar 4.16 kabel positif dan negatif engine di hubungkan ke accu

4) Hubungkan kabel OBD II pada ultrascan hanatech dan pada soket OMD
II yang tertera di engine.

Gambar 4.17 ultrascan hanateck Gambar 4.18 soket OMD II

Gambar 4.19 kabel OMD II

43
Keterangan ujung soket yang berwana biru pada kabel OMD II
dihubungkan pada soket yang tertera pada engine, sedangkan yang ujungnya
yang besi dihubungkan pada soket yang tertera pada ultrascan hanateck.
5) Putarlah kunci kontak pada posisi on.
6) Hidupkan ultrascan dengan menekan tombol power,
7) Pilih scan atau gambar mobil untuk melanjutkan pengerjaan,pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4.20 tampilan awal ultrascan hanatech

8) Pilih scan lanjut untuk melanjutkan pengerjaan dengan menekan tombosl


enter.

Gambar 4.21 pilih scan lanjut

44
9) Pilih negara pembuat mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.22 pilih negara

10) Pilih jenis mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.23 jenis mobil

11) Lanjut pilih Toyota dengan menekan tombol enter

Gambar 4.24 Pilih TOYOTA

45
12) Pilih merek mobil yang akan di scan (Avanza)

Gambar 4.25 pilih merek mobil (avanza)

13) Pilih engine control untuk menentukan metode yang adakn digunakan

Gambar 4.26 pilih engine control

14) Pilih D.T.C (Diagnostic Trouble Code) dengan menekan tombol enter

Gambar 4.27 pilih D.T.C pada select function

46
15) Lanjut dengan memilih D.T.C READ dengan menekan tombol enter

Gambar 4.28 pilih DTC READ

16) Maka akan tambil kerusakan atau gangguan yang terjadi pada mobil

Gambar 4.29 hasil kerusakan atau gangguan yang terjadi pada engine

17) Setelah selesai dan mendapatkan hasil maka keluarkan ke menu awal
dengan menekan tombol ESC. Dan matikan ultrascan hanatech dengan
tombol power.
18) Kemudian periksalah dan pelajarilah siklus sistem starter

47
Gambar 4.30 Diagram siklus sistem starter
19) Lakukan pengecekan pada rangkaian atau kabel-kabel sistem starter

Gambar 4.30 Pengecekan pada rangkaian starter


20) Lakukan lah pengecekan pada relai dengan cara memberikan arus listrik
kepada kaki relay no 85 dan 86, apa bila kaki relay no 30 dan 87
terhubung(berbunyi trak) maka relay masih bagus, dan sebaliknya maka
relay tidak bagus

Gambar 4.31 letak kaki relay

48
Gambar 4.32 Pengecekan pada relay
b. Proses Current Data (data terkini)

1) Putarlah kunci kontak pada posisi on, dan hidupkan engine.


2) Hidupkan ultrascan dengan menekan tombol power,
3) Pilih scan atau gambar mobil untuk melanjutkan pengerjaan,pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4.33 tampilan awal ultrascan hanatech

49
4) Pilih scan lanjut untuk melanjutkan pengerjaan dengan menekan tombol
enter.

Gambar 4.34 pilih scan lanjut

5) Pilih negara pembuat mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.35 pilih negara


6) Pilih jenis mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.36 jenis mobil

50
7) Lanjut pilih Toyota dengan menekan tombol enter

Gambar 4.37 Pilih TOYOTA

8) Pilih merek mobil yang akan di scan (Avanza)

Gambar 4.38 Pilih merek mobil (avanza)

9) Pilih engine control untuk menentukan metode yang adakn digunakan

Gambar 4.39 pilih engine control

51
10) Pilih D.T.C (Diagnostic Trouble Code) dengan menekan tombol enter.

Gambar 4.40pilih Current Data pada select function

11) Maka akan tampil data-data terkini pada saat engine hidup

Gambar 4.41 hasil data Carrent Data

c. Cara memperbaiki atau mengatasi kerusakan atau gangguan yang terjdi


21) Setelah melakukan pengecekan current data maka dapat disimpulkan bahwa
sensor temperatur masih berfungsi.

Gambar 4.42 Combination Meter

52
22) Setelah mengamati gejala yang terjadi pajda heatear circuit, ternyata
penyebabnya adalah kipas(ektrafan) tidak berputar.

Gambar 4.43 Fan radiator


23) Setelah dapat atau mengetahui kerusakan atau kendala yang terjadi pada saat
melakukan scanner maka dilakukan pengecekan secara manual pada
kerusakan yang telah ditera dalam melakukan scanner tadi.
24) Pertama kita harus mengetahui jalur diangam atau siklus ektrafan radiator
pada engine trainer K3-VE TOYOTA tersebut,

Gambar 4.44 Diagram siklus ektrafan radiator


25) Setelah memahami siklus dari rangkaian tersebut, maka lakukan pengetesan
secara mhanual dengan mengguanakan multitester terhadap kabel-kabel
ataupun pada komponen-komponen yang lainnya seperti fuse dan relay.

53
i. Pengecekan kabel-kabel pada rangkaian ektrafen radiator dengan cara
menghubungkan ujung kabel dengan ujung kabel yang lain, tidak ada
beban atau jarum pada multitester bergerak maka kabel-kabel bagus dan
sebaliknya.

Gambar 4.45 Pengecekan kabel-kabel pada rangkaian ektrafen radiator

ii. Lakukan lah pengecekan pada relai dengan cara memberikan arus listrik
kepada kaki relay no 85 dan 86, apa bila kaki relay no 30 dan 87
terhubung(berbunyi trak) maka relay masih bagus, dan sebaliknya maka
relay tidak bagus

Gambar 4.46 letak kaki relay

Gambar 4.47 Pengecekan pada relay

54
iii. Periksalah fuse/sekring dengan cara melihat visual/dengan cara melihat
rusak atau tidaknya,

Gambar 4.48 fuse (kanan bagus & kiri rusak )


iv. Lakukan pengecekan fuse dengan menggunakan multitester dengan cara
menghungkan tiap-tiap ujung,

Gambar 4.49 cara pengecekan fuse


26) Setelah dilakukan pemeriksaan, arus menuju ekstrafan radiator tidak
mengalir dikarenakan relay yang dipakai suadah tidak berfungsi lagi, maka
karena itu relay untuk arus ekstrafan(kipas radiator) harus diganti.
NO LANGKAH KERJA KETERANGAN
1 Lakukan pengecekan voltase baterai Bagus
2 Hidupkan Engine Trainer K3-VE Toyota Tidak hidup
3 Lakukan pemeriksaan Menggunakan scanner
4 Pasanglah scanner Hubungkan kabel OBD II
pada soket
5 Pemeriksaan keseluruhan sistem pada engine Metode DTC(Diagnostic
Trouble Code)
6 Lakukan prosedur kerja penscanan dengan Melihat manual book
benar.
7 Periksalah apakah ada ditemukan kendala Ditemukan 2 buah kendala
atau tidaknya pada saat melakukan scan
8 Lakukan pengcekan secara visual pada Dengan cara membaca siklus
sistem atau komponen yang rusak diagjram pada sistem yang
rusak
9 Lakukan lah pengecekan tiap-tiap komponen Dengan menggunakan

55
pada siklus diagram yang rusak multitester
10 Lakukan tidakan pada komponen-komponen Diganti dengan yang baru
yang rusak
11 Lakukan pengecekan ulang setelah Engine hidup pada saat
komponen yang rusak diganti distater dan ektrafan berputar
dengan normal,

Tabel 4.1 langkah kerja


Kegiatan belajar:2
Pengecekan current data apa bila sensor MAP, sensor IAT, sensor ECT
dilepaskan.
Lakukan pengecekan carrent data pada mobil dalam keadaan normal.
1) Putarlah kunci kontak pada posisi on, dan hidupkan engine.
2) Hidupkan ultrascan dengan menekan tombol power,
3) Pilih scan atau gambar mobil untuk melanjutkan pengerjaan,pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4.50 tampilan awal ultrascan hanatech


4) Pilih scan lanjut untuk melanjutkan pengerjaan dengan menekan tombol
enter.

56
Gambar 4.51 pilih scan lanjut

5) Pilih negara pembuat mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.52 pilih negara

6) Pilih jenis mobil dengan menekan tombol enter

Gambar 4.53 jenis mobil

57
7) Lanjut pilih Toyota dengan menekan tombol enter

Gambar 4.54 Pilih TOYOTA

8) Pilih merek mobil yang akan di scan (Avanza)

Gambar 4.55 pilih merek mobil (avanza)

9) Pilih engine control untuk menentukan metode yang adakn digunakan

Gambar 4.56 pilih engine control

58
10) Pilih Current Data dengan menekan tombol enter

Gambar 4.57 pgilih Current Data pada select function

11) Maka akan tampil data-data terkini pada saat engine hidup dalam
keadaan normal

Gambar 4.58 data keadaan engine normal

i. Sensor MAP dilepaskan


Cara kerjanya sama dengan proses current data, tapi sensor MAP
harus dilepaskan.

Gambar 4.59 sensor MAP

59
Gamabar 4.60 data setelah sensor MAP dilepaskan

Dari data currentdiatas bahwa intake manifold(kevakuman) terlalu besar


(146Kpa-9). Apabila sensor ini MAP ini tidak berkerja (dilepaskan) maka bisa
mengakibatkan borosnya kosumsi bahan bakar dan akan tercium bau bensin
yang tajam dari knalpot, dikarenakan tingkat kevakumannya terlalu tinggi.

ii. Sensor IAT


Cara kerjanya sama dengan proses current data, tapi sensor IAT harus
dilepaskan.

Gambar 4.61 sensor IAT dilepaskan

Gambar 4.62 data sensor IAT dilepaskan

60
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Intake air temperatur tidak terbaca
(10 derjat celcius). Apabila sensor IAT tidak berkerja atau lepas maka engine
akan mengalami perpanjangan engkol pada saat mesin dingin, kurang atau
miskinnya ekonomi bahan bakar, dan spark (busi) mengetuk. Dikarenakan suhu
atau tekana udaranya kecil atau tidak masuk ( tidak tersedot oleh saringan udara).

iii. Sensor ECT


Cara kerjanya sama dengan proses current data, tapi sensor ECT harus
dilepaskan.

Gambar 4.63 sensor ECT dilepaskan

Gambar 4.64 data sensor ECT dilepaskan

Dari data diatas bahwa coolant temperatur tidak terbaca atau rusak.
Apabila sensor ECT rusak (dilepaskan) maka mesin akan menjadi panas atau
bisa menjadi overhead dan bisa mengakibatkan seal-seal bocor, bercampurnya air
dengan oil, cranksaft bisa patah, baretnya cylinder dan piston. Dikarenakan sitem
pendingin yang tidak berkerja, diakibatkan oleh sensor ECT rusak atau lepas.

61
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis tuliskan pada pembuatan laporan
tugas akhir ini meliputi sebagai berikut:
1. Setiap sensor pada engine memiliki fungsi dan kerjanya masing-masing
agar engine berkerja secara maksimal.
2. Setiap sensor yang tidak berkerja bisa mengakibatkan berkurangnya
kinerja engine pada saat dihidupkan.
3. Pada engine K3-VE TOYOTA, mesin ini sudah memiliki sistem VVT-i
yang mana sistem ini merupakan sistem yang mengoreksi jalur masuk
bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar dengan mengatur
terbukanya katup intake, dan ECU sebagai otak untuk mengatur kadar
bahan bakar yang akan disemprotkan atau di injeksikan ke intake.
4. Pada heater circuit merupakan salah satunya sistem untuk mendukung
engine agar tidak terjadinya overhead,
5. Menjelaskan tentang cara penggunaan scanner pada Engine Trainer K3-
VE Toyota Avanza
6. Melakukan perawatan preventife engine trainer K3-VE TOYOTA
sangat dianjurkan agar terhidar apa yang tidak di inginkan pada sistem-
sistem yang sangat sensitif pada engine.
7. Pada saat melakukan penganalisaan pada heater circuit pada suhu 85-
93 derjat celsius seharusnya fan radiator sudah berputar sedangkan pada
saat melakukan pengecekan suhu yang sudah dicapai sudah melebihi
batas(94 derjad celsius) dan fan radiator msih tdak berputar.
4.2 SARAN
Adapun saran yang penulis tulis pada pembuatan laporan ini yaitu sebagai
berikut:

62
1. Perlunya melakukan perawan prefentive agar komponen-komponen
pada setiap sistem pada engine dan sensor-sensor tidak terjadi gangguan
atau kerusakan.
2. Pada saat melakukan pengecekan menggunakan alat scan(ultrascan
hanatach) kita harus dulu cara menggunakan dan mengoperasian alat
dengan benar agar tidak terjadi apa yang tidak diharapkan.
3. Pada saat melakukan pengecekan secara manual kita harus mengetahui
jalur-jarul sistem agar tidak salah uji atau pasang,
4. Pada engine trainer K3-VE TOYOTA kunci kontak yang digunakan
harus sesuai dengan spesifikasi yang sedah ditetapkan (S.O.P)

63
DAFTAR PUSTAKA

Toyota Astra Motor. 1995. New Step I Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor

Pratama anggara. 2006. Siklus otto dan diesel.


https://www.google.co.id/search?q=diagram+siklus4+tak

Diakses pada tanggal 4 agustus 2017

TB Sitorus. 2009. Tinjauan teoritis. Performansi mesin berteknologi VVT-i. Jurnal


dinamis vol. I, NO.5. https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article.download/35/14

Diakses pada tanggal 4 agustus 2017

RH Widodo. 2017. Sensor-sensor pada mobil avanza.http://naufalwidodo.blogspot.co.id

Diakses pada tanggal 4 agustus 2017

Aguspriyanto2016.prinsip kerja motor bensin 4 tak dan 2 tak.


https://aguspriyantoblog.wordpress.com/2016/02/03/prinsip-kerja-motor-bensin-4-tak-
dan-2-tak/

Diakses pada tanggal 4 agustus 2017

Das könnte Ihnen auch gefallen