Sie sind auf Seite 1von 7

1. Sebutkan contoh industry hilir yang kamu ketahui?

Jawab :

 Industri pangan (susu, minyak goreng, margarin, terigu, dan lain sebagainya).
 Industri tekstil (benang, tenun, zat pewarna).
 Industri kimia (cat, sabun, dempul, sepatu karet).
 Industri alat listrik dan logam (mesin jahit, lemari es, lampu, telepon, hand phone, mesin
obras, mesin bordir, kamera).
 Industri alat tulis (pensil, pen, bollpoint, penghapus).
 Industri alat-alat musik (gitar, piano, biola, organ, dan lain-lain).
 Industri bahan bangunan dan umum (kayu lapis, asbes, keramik, marmer, konstruksi
bangunan, dan lain-lain).
 industri pesawat terbang
 industri konveksi
 industri otomotif
 industri meubeler.

2. Berikan contoh perusahan industrI hilir ?


Jawab :
Nama Perusahaan: SUMBER PANGESTU, PT
Alamat:Raya Jember, Jl Desa Kalibaru Kulon
Kota:Banyuwangi
Provinsi: Jawa Timur
Komoditas: Kopi Ose & Kakao Kering
Kelompok Industri: Pengupasan dan pembersihan kopi

3. Bagaimana industri hilir memberikan devisa kepada negara ?


Jawab :
Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, cukai mempunyai konstribusi yang sangat
penting dalam APBN khususnya dalam kelompok Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan cukai
dipungut dari 3 (tiga) jenis barang yaitu; etil alkohol, minuman mengandung etil alkohol dan
hasil tembakau terhadap penerimaan negara yang tercermin pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun anggaran 1990/1991,
penerimaan cukai hanya sebesar Rp 1,8 triliun atau memberikan kontribusi sekitar 4 persen dari
penerimaan dalam negeri, pada tahun anggaran 1999/2000 jumlah tersebut telah meningkat
menjadi Rp 10,4 triliun atau menyumbang sebesar 7,3 persen dari penerimaan dalam negeri.[5]
Pada tahun anggaran 2003, penerimaan cukai ditetapkan sebesar Rp 27,9 triliun atau sebesar
8,3 persen dari penerimaan dalam negeri. Indonesia menyumbang 2,1% dari persediaan
tembakau di seluruh dunia.
Industri Hasil Tembakau berkontribusi bagi penerimaan negara melalui cukai. Dari sisi
penerimaan negara berupa devisa, nilai ekspor tembakau dan hasil tembakau juga memegang
peranan yang cukup penting. Industri Hasil Tembakau memiliki sumbangan yang besar terhadap
penyerapan tenaga kerja juga sebagai salah satu objek yang dapat dijadikan sumber penerimaan
Pendapatan Asli Daerah yang berkaitan dengan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau. Lebih
khusus, Industri Rokok telah memberikan kontribusi terbesar terhadap APBN Indonesia dengan
nilai kontribusi cukai selama setahun sebesar 35 trilyun rupiah dengan total produksi sebesar
180 miliar batang (Data Gapri ytd September 2008).
Industri rokok cukup menjanjikan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5-7%/ tahun (TEMPO
Interaktif, 10 Desember 2008).Dengan jumlah produksi sebesar itu bila dikonversikan dengan
jumlah konsumen maka terdapat sekitar 41 juta orang (dengan asumsi rata-rata perokok
menghabiskan 1 bungkus/hari).

4. Bagaimana industry hilir memberikan keuntungan nilai tamabah?


Jawab :
analisis nilai tambah(value added) yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan
produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk selama proses
didalam perusahaan. Semua biaya yang non-value added akan dihilangkan dan perusahaan
fokus pada hal-hal yang mempunyai nilai pada produk. Konsep ini mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan karena analisisnya terlalu lambat dimulai, analisis dimulai saat bahan baku dibeli
dan tidak memperhatikan saat pembentukan nilai yang terjadi pada aktivitas yang dilakukan
pemasok bahan baku tersebut; dan terlalu cepat selesai, analisis berakhir saat produk selesai
diproses dan mengabaikan proses distribusi produk ke tangan produk dan penanganan setelah
itu (Shank dan Govindarajan, 1992). Hal ini mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan
(missed opportunities) untuk mengeksplorasi hubungannya dengan pemasok dan konsumen
untuk memantapkan posisinya dalam persaingan pasar. Survey yang dilakukan terhadap para
manajer di Selandia baru menunjukan perusahaan mereka mempunyai kelemahan dalam hal :
Kualitas bahan baku yang kurang bagus, saat pengantaran bahan baku yang tidak tentu,
manajemen bahan baku yang masih kurang dang penanganan kepuasan konsumen yang masih
kurang (Robb, 2001).
Kelemahan ini terjadi karena perusahaan tidak mengekplorasi hubungan dengan pemasok dan
konsumen. Hubungan yang baik dengan pemasok dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan bakku, waktu pengantaran bahan baku yang
tepat dan biaya yang lebih rendah. Sedangkan hubungan dengan konsumen dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dalam loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dilain
pihak analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik
yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.

Contoh Kopi
Kopi arabika merupakan satu dari tujuh komoditas unggulan Provinsi Bali. Daerah sentra kopi
arabika berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk memba-ngun subsektor
perkebunan, ter­masuk kopi arabika, pemerintah memperkenalkan konsep “Kawas­an Industri
Masyarakat Perkebun­an” (Kimbun). Kini telah ada empat Kimbun di Bali, salah satunya Kimbun
kopi arabika. Kimbun ini dirintis melalui agroindustri skala kelompok.
Sebagian besar kopi arabika di Bali diusahakan oleh perkebunan rakyat. Kualitas kopi tergolong
ren-dah karena umumnya petani me-metik buah secara asalan dan mengolahnya secara kering.
Dinas Perkebunan setempat bekerja sa-ma dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (PPKK) terus
membina dan menyosialisasikan petik merah dan pengolahan secara basah. Me-lalui upaya ini,
mutu kopi arabika makin baik. Mutu kopi harus terus ditingkatkan mengingat makin ketatnya
persaingan pasar.

Agroindustri kopi arabika ber-tujuan meningkatkan nilai tambah produk sehingga petani
memper-oleh harga jual kopi lebih tinggi. Kegiatan yang tercakup meliputi penyediaan bahan
baku, pengolah-an, penyediaan produk akhir, dan pemasaran. Setiap mata rantai tersebut saling
terkait dan mem-pengaruhi. Agroindustri melibatkan petani, pedagang, subak pengolah,
koperasi, eksportir, mediator (Dinas Perkebunan dan PPKK), dan lem-baga permodalan.
Dengan menerapkan inovasi petik merah, harga kopi meningkat 30% dibanding kopi petik
asalan. Pengolahan basah memberikan nilai tambah Rp10.000/kg, dan peng-olahan kopi bubuk
dari kopi ose memberikan nilai tambah Rp15.000/ kg. Nilai tambah yang tidak dapat dihitung
adalah meningkatnya ke-sempatan kerja, pengetahuan dan keterampilan SDM, akses informasi
harga, dan aset subak, terutama peralatan untuk mengolah kopi.

Peningkatan nilai tambah (Value added) atau penurunan biaya dapat dicapai dengan cara
mencari prestasi yang lebih baik yang berkaitan dengan supplier, dengan mempermudah
distribusi produk, outsourcing (yaitu mencari komponen atau jasa yang disediakan oleh
perusahaan lain), dan dengan cara mengidentifikasi bidang-bidang dimana perusahaan tidak
kompetitif.
Analisis aktivitas nilai dapat membantu mengidentifikasi aktivitas dimana perusahaan dapat
menambah nilai secara siginifikan untuk pelanggan, contohnya, merupakan hal yang umum
sekarang ini bagi pabrik-pabrik pemrosesan makanan dan pabrik pengepakan untuk mengambil
lokasi yang dekat dengan pelanggan terbesarnya supaya dapat melakukan pengiriman dengan
cepat dan murah. Serupa dengan hal tersebut, perusahaan pengecer seperti Wal-Mart
menggunakan teknologi yang berbasis komputer untuk melakukan koordinasi dengan para
supplier tokonya. Dalam industri perbankan, ATM diperkenalkan untuk meningkatkan pelayanan
kepada pelanggan dan mengurangi biaya pemrosesan. Sekarang ini bank mengembangkan
teknologi komputer on-line untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan untuk
memberikan peluang lebih lanjut akan adanya penurunan biaya. c. Mengidentifikasi peluang
untuk mengurangi biaya.

Studi terhadap aktivitas nilai dan cost driver dapat membantu manajemen perusahaan
menentukan pada bagian mana dari value chain yang tidak kompetitif bagi perusahaan.
Contohnya, Intel Corp pernah memproduksi computer chips dan computer board, seperti
Modem, tetapi untuk berbagai alasan perusahaan meninggalkan porsi dalam industri dan
sekarang lebih memfokuskan pada terutama pada pembuatan prosesor. Serupa dengan hal
tersebut, beberapa perusahaan mungkin mengubah aktivitas nilainya dengan tujuan
mengurangi biaya. Contohnya, Iowa Beef Processors memindahkan pabrik pemrosesan menjadi
lebih dekat dengan feedlots di negara bagian Southwest dan Midwest, sehingga dapat
menghemat biaya transportasi dan mengurangi kerugian karena menurukan berat badan ternak
yang biasanya menderita selama pengangkutan. Singkatnya analisis value chain mendukung
keunggulan kompetitif stratejik pada perusahaan dengan membantu menemukan peluang
untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan biaya produk atau jasa.
Lebih lanjut, analisis value chain dapat dipergunakan untuk menentukan pada titik-titik mana
dalam rantai nilai yang dapat mengurangi biaya atau memberikan nilai tambah (value added).
Sebaliknya dalam perolehan bahan baku atau proses advertensi dan promosi, Langkah pertama;
dalam value chain untuk pemerintah atau organisasi yang tidak berorientasi pada laba adalah
membuat pernyataan tentang misi social organisasi tersebut, termasuk kebutuhan masyarakat
spesifik yang dapat dilayani. Tahap Kedua; adalah mengembangkan sumber daya untuk
organisasi, baik personel maupun fasilitasnya. Tahap ketiga dan Tahap keempat; adalah
melakukan operasi organisasi dan memberikan jasa kepada masyarakat.
Dalam suatu rantai produk yang lengkap, supplier, manufaktur dan pemasaran serta
penanganan purna jual dilakukan oleh perusahaan yang berbeda. Bahkan mereka bisa saja
independen antara satu dengan yang lain. Akan tetapi, aktivitas yang dilakukan oleh masing-
masing tahap harus dilihat dalam konteks yang luas. Aktivitas-aktivitas ini memang terpisah tapi
mereka mempunyai suatu hubungan yaitu pembentukan nilai untuk produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, aktivitas-aktivitas tersebut tidak independen tapi interdependen. Masing-
masing pihak memerlukan nilai dari pihak lain untuk memaksimalkan nilai produk yang
dihasilkan. Perusahaan harus mengidentifikasi posisi perusahaan pada rantai nilai tersebut,
apakah berada dibagian supplier, manufaktur, bagian pemasaran atau penaganan purna jual.
Hal ini penting untuk memahami karakteristik industri tersebut dan saingan yang ada.

5. Bagaimana industrI hilir mendorong pertumbuhan ekonomi ?


Jawab :
"Kajian KEIN (KOMITE EKONOMI INDUSTRI NASIONAL) membuktikan bahwa pertumbuhan
ekonomi berdasarkan wilayah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5,3
persen," ujarnya.
Salah satu daerah yang dijadikan studi kasus dalam kajian KEIN adalah Kalimantan Timur.
Provinsi ini termasuk wilayah dengan pertumbuhan yang sangat berfluktuasi, bahkan dalam
enam tahun terakhir terus melemah. Dari 6,30 persen pada tahun 2011, menjadi minus 0,3
persen di tahun 2016.
Di antara penyebab utamanya, hingga saat ini perekonomian Kaltim sangat tergantung pada
sektor pertambangan dan penggalian serta kinerja ekspor. Sekitar 90 persen sumber daya alam
Kaltim diekspor dalam bentuk mentah.
Saat harga komoditas mengalami tekanan di pasar internasional akibat permintaan yang
menurun, perekonomian Kaltim langsung ikut tertekan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
struktur ekonomi Kaltim masih belum stabil.
Oleh karena perlu upaya pengelolaan kekayaan sumber daya alam Kaltim yang baik sehingga
dapat mendorong itu pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
"Diperlukan kebijakan afirmatif dari pemerintah di sektor-sektor unggulan di luar sektor
pertambangan dan penggalian," ungkap Arif.
Saat ini, berdasarkan hasil kajian KEIN ada sejumlah tantangan yang dihadapi Kaltim. Tantangan
itu antara lain komoditas

Pada saat bersamaan, proses hilirisasi komoditas unggulan belum berjalan. Di saat harga
komoditas tersebut menurun, Provinsi Kaltim ikut mengalami kontraksi.
"Kondisi seperti ini banyak terjadi di provinsi lain, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional," ungkap Arif.
Untuk itulah, model pertumbuhan di wilayah memerlukan alternatif, dengan tidak bergantung
pada satu komoditas utama yang tidak terdiversifikasi. Tak kalah pentingnya yakni mendorong
pertumbuhan dari potensi ekonomi lain yang ada di masing-masing wilayah.
Pada kasus Kaltim, Arif memaparkan, strategi jangka pendek yang dapat dilakukan khusus di
Kaltim, antara lain mengembangkan industri olahan makanan dan minuman berbasis agro,
karena provinsi tersebut memiliki potensi yang sangat besar. Selain itu, Pemprov Kaltim juga
dapat memaksimalkan potensi yang ada di delapan kawasan strategi di wilayahnya.
Solusi lainnya adalah optimalisasi sumber daya perikanan, percepatan industri hilir kelapa sawit
dan percepatan proyek strategis nasional di Kaltim. Tak kalah pentingnya, hasil kajian KEIN juga
menyebutkan perlunya mengembangkan kapasitas industri pengolahan dan barang dari kayu
serta industri bahan kimia organik.
Jika hasil kajian KEIN tersebut berjalan, Arif memaparkan, berpotensi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 2,90 persen, jauh dari kondisi sekarang yang minus.
"Bahkan dapat mendorong perekonomian nasional hingga sebesar 0,3 persen," tegas Arif.
Karena itulah, Arif menambahkan, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasiskan kekuatan
wilayah menjadi sangat penting. Selain mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional secara maksimal, target pemerataan seperti yang kerap disampaikan oleh Presiden
dapat tercapai mengingat terjadinya redistribusi aset ke daerah-daerah

Das könnte Ihnen auch gefallen